Anda di halaman 1dari 21

TUGAS BAHASA INDONESIA

MAKALAH PENELITIAN
“PENJELASAN TENTANG MAKALAH PENELITIAN”

Dosen Pengampu : Elok Triestuning, S.Psi., M.Si

Di Susun oleh :

1. Desy Bulan Purnamasari ( 2101028 )


2. Muh. Fatchul Rahman ( 2101032 )
3. Arya Bimantara ( 2102002 )
4. Angreni Puspitasari ( 2101040 )
5. Aldo Rahmad P ( 2101003 )
6. Aliyah Rahmadani (2101037 )

PROGAM STUDI DIII - KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah “ Penjelasan Dan Contoh Makalah
Penelitian”. Makalah dibuat untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembingbing Ibu Elok
Triestuning, S.Psi., M.Si dan teman-teman yang sudah membantu pengumpulan
referensi dan data. Kami menyadari banyak kekurangan dari makalah kami untuk
itu kami menerima segala kritik dan saran.

Sidoarjo, 4 Oktober 2021

Penulis

2
Makalah Tanggapan

A. Pengertian Makalah Tanggapan


Makalah tanggapan adalah makalah yang sering dibuat siswa atau
mahasiswa untuk memenuhi tugas dari guru atau dosen. Pihak guru atau
dosen memberikan tugas makalah tanggapan ini biasanya untuk melihat
reaksi siswa atau mahasiswa terhadap suatu bacaan atau hasil belajarnya
dalam kurun waktu tertentu. Makalah tanggapan biasanya pendek dan
sederhana, Dalam penulisanya tidak begitu sulit

B. Sistematika Penulisan Makalah Tanggapan


1. Membuat Judul Makalah
Membuat judul yang pendek dan menarik untuk mewakili tema yang
kita angkat dan untuk mengundang minat baca.

2. Pendahuluan Makalah
Pendahuluan berisi pemaparan masalah dan rumusan masalah
dan juga berisi tujuan membuat makalah.

Masalah yang diangkat hendaklah spesifik alias mengkrucut.


Sebab semakin mengkrucut semakain bagus membantu kita untuk
mendalami suatu masalah. Sebenarnya pembahasan tema yang luas
juga tidak apa hanya saja ilmu yang kita dapat tidak mendalam, kita
hanya akan dapat kulit luarnya saja.

Bila kita ingin mengetahui garis besar atau kulit luar suatu
masalah, hendaklah kita mengangkat tema yang umum. Contoh
tema: Asuransi Syariah Dalam Islam; Solusi Pemanasan Global;
Problematika Membuat Skripsi di Kalangan Mahasiswa.
Pembahasan untuk tema seperti ini juga bersifat umum, jadi mudah
dalam pembuatannya dan mudah referensinya.

Dan bila kita ingin menguasai suatu tema dengan mendalam,


hendaklah kita mengangkat tema yang mengkrucut, spesifik.
Misalnya kita ingin mengetahui tentang asuransi Islam lebih
mendalam (seperti pada contoh dibawah), maka kita tulis makalah
tentang pendapat ulama terhadap masalah ini dan perbedaan
pendapat di kalangan mereka.

3
3. Pembahasan
Pembahasan berisi penjabaran atau penguraian masalah.
Menjabarkan poin-poin masalah yang kita angkat satu per satu
sampai tuntas.

4. Kesimpulan
Kesimpulan berisi simpulan dari isi makalah.

C. Cara Menyusun Makalah Tanggapan


Untuk menyusun makalah tanggapan,seseorang atau penulis harus
membaca dan memahami isi sebuah tulisan, lalu menentukan tanggapan
seseorang atau penulis atas isi dari tulisan tersebut. Makalah tanggapan
lebih bersifat analitis daripada argumentatif. Selain itu, meskipun
tanggapan yang diberikan ada tanggapan personal, tulisan haruslah
kredibel dan tidak emosional. Berikut adalah cara dalam menyusun
makalah tanggapn.

1) Memahami Isi Tulisan


a. Membuat catatan secara lengkap. Beri tanda jika ada teks
yang perlu ditanggapi. Dengan memberi tanda, akan lebih
mudah memperhatikan kata-kata dan subjek penting dalam
teks yang dibaca.namun, dengan adanya tanda tidak berarti
langsung mecatat setiap pemikiran awal terkait dengan subjek
tersebut. Masukkan parafrasa dan kutipan dari subjek yang
dibaca dan tentang informasi yang akan di tulis.
b. Mengembangkan pemahaman tentang teks yang dibaca
dengan mengajukan pertanyaan. Memahami tujuan dari
penulisan makalah tanggapan ini terlebih dahulu sebelum
membuat opini subjektif. Makalah tanggapan menuntut
penulis untuk berfokus pada interpretasi yang bersumber dari
pemikiran sendiri, tetapi jika ingin memberikan opini yang
solid, harus memiliki pemahaman dasar tentang tulisan yang
ingin ditanggapi.

4
c. Pertimbangkan untuk menulis makalah sebagai bagian
dari tulisan yang lebih luas, jika mungkin. Langkah ini
tidak selalu diperlukan, tetapi jika ingin belajar menulis dalam
konteks yang lebih luas-- misalnya dengan membandingkan
antara hasil karya seorang penulis dengan penulis lain di
bidang yang sama dan topik yang sama--adanya perbandingan
antara objek tanggapan penulis dengan tulisan orang lain dapat
memperluas pemahaman tentang tulisan yang ingin ditanggapi
dan efektivitas dari penulisan ini.

2) Menyiapkan Penulisan Makalah


a. Tidak menunda-nunda. Waktu yang paling tepat untuk mulai
menulis makalah tanggapan adalah segera setelah selesai
membaca agar ide-ide masih segar dalam ingatan. Jika Anda
tidak bisa langsung menulis, setidaknya mulailah menulis
sedikit saja dulu.
b. Pertanyakan lagi tanggapan. Makalah tanggapan akan
terpusat pada tanggapan personal yang subjektif atas teks yang
dibaca. Meskipun secara umum bisa langsung mengenali
perasaan yang timbul pada saat membaca sebuah tulisan, tetap
harus menganalisis dengan baik setiap perasaan yang muncul
atas teks ini agar dapat mengetahui pemikiran dasar yang
menyebabkan munculnya perasaan tersebut.
c. Tentukan tanggapan yang paling kuat. Meskipun makalah
tanggapan sesungguhnya bersifat personal dan tidak ada
tanggapan yang bisa dianggap sebagai yang “paling benar,”
pengarang tetap harus memberikan yang lebih daripada
sekadar menyatakan opini tentang sebuah tulisan. Opini harus
didukung oleh bukti dari tulisan yang dibaca. Berikan
tanggapan dan pemikiran, tetapi sajikan hanya yang didukung
oleh bukti tertulis yang paling dapat diterima.
d. Pilihlah area yang menjadi sasaran fokus atau argumen
tersusun. Makalah tanggapan bukanlah sebuah esai tesis
biasa, tetapi tetap harus menentukan area atau argumen yang
menjadi fokus dari keseluruhan makalah.

5
3) Menyusun Makalah Tanggapan dengan Format Blok
a. Menyusun kata pengantar. Menyusun kata pengantar untuk
menjelaskan tema-tema utama dari makalah dan
menyampaikan tanggapan atau beberapa tanggapan atas tema-
tema tersebut.
b. Membuatringkasan dari tulisan ini. Makalah tanggapan
tidak harus berfokus hanya pada membuat ringkasan. Masih
ada perdebatan tentang panjang ringkasan yang seharusnya
untuk makalah seperti ini, tetapi pada umumnya, ringkasan
seharusnya tidak lebih dari setengah panjangnya pembahasan
utama.
c. Presentasikan dan diskusikan argumen tersusun. Di sinilah
tempatnya harus menjelaskan bagaimana penulis, dengan
menunjukkan intelektualitas, menanggapi tulisan ini.
Sampaikan tanggapan Anda dalam alinea khusus yang
menjelaskan hal-hal apa saja yang disetujui dan dalam hal apa
tidak setuju, atau berfokus hanya pada pernyataan setuju atau
tidak setuju saja, dan berikan penjelasan yang dibutuhkan
dalam beberapa alinea untuk mendukung tanggapan.
d. Tulislah kesimpulan Anda. Pada tahap ini, Anda harus
menyatakan kembali pandangan Anda kepada para pembaca
dan perlihatkan pentingnya pandangan Anda secara singkat.

4) Menyusun Makalah Tanggapan dengan Format Gabungan


a. Tulislah kata pengantar. Buatlah alinea singkat yang
menjelaskan tema utama dan ide-ide yang ingin tanggapi.
Sampaikan juga atau jelaskan secara singkat tanggapan atas
tema ini.
b. Buatlah ringkasan dan nyatakan sikap setuju atau tidak
setuju atas sebuah pandangan.Dalam format gabungan,
menyampaikan isu satu per satu dan langsung memberikan
tanggapan atas setiap isu yang dibahas. Ringkasan tema dan
pembahasan apakah tulisan ini sesuai dengan temanya tidak
boleh lebih dari sepertiga alinea sebab tanggapan Anda sendiri
yang harus melengkapinya.

6
c. Buatlah ringkasan dan pernyataan setuju atau
ketidaksetujuan atas poin ke dua, dan seterusnya. Jika
menggunakan format ini, membahas sekurang-kurangnya tiga
poin untuk diringkas dan tanggapilah dalam satu paragraf.
d. Tutuplah dengan kesimpulan. Sampaikan lagi pandangan
atau tanggapan dalam alinea singkat. Jika diperlukan atau
kondisinya memungkinkan, jelaskan juga mengapa tanggapan
ini merupakan hal yang penting.

7
MAKALAH
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI MAHASISWA
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN WUHAN OF
UNIVERSITY

Disusun untuk memenuhi Tugas


Materi F ( Makalah Tanggapan )
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Elok Triestuning, S.Psi., M.Si

Kelompok 6 Bhs.Indonesia :

1. Arya Bimantara
2. Deasy Bulan Purnamasari
3. Aliyah Rahmadani
4. Aldo Rahmad
5. Muhammad Fatchul Rahman
6. Anggraeni

POLTEKKES KERTA CENDEKIA SIDOARJO


2021

8
Contoh Makalah Bahasa Indonesia, di dalam Keperawatan

(Sumber: Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Mahasiswa.


Makalah DIII Keperawatan)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., berkat


hidayah serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
“Penggunaan Bahasa Indonesia di Mahasiswa Fakultas Ilmu
Keperawatan Wuhan of University” sebagai tugas Makalah
Kelompok Bahasa Indonesia.

Penulis yakin bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa


bantuan pihak lain. Karena itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak berkut ini:

1. Elok Triestuning, S.Psi., M.Si ,Dosen Bahasa Indonesia


Keperawatan Poltekes Kerta Cendekia

2. Teman Teman Kelompok 6

3. Teman Teman Kelas 1A

Penulis yakin bahwa makalah ini kurang sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa kami perlukan.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat.

Sidoarjo, September 2021

Penulis,

9
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR
ISI...........................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................4
A. Latar
Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan
Masalah...................................................................................................5
C. Tujuan
Masalah...................................................................................................5
D.
Manfaat...................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................6
A. Pengertian Bahasa
Indonesia.................................................................................................6
B. Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar.......................................................................................................8
C. Data
Wawancara............................................................................................11
D. Analisa Data
Wawancara............................................................................................11
BAB III
PENUTUP............................................................................................12
Simpulan dan
Saran......................................................................................................12
Daftar
Pustaka..................................................................................................13

10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Kehidupan di Indonesia, Bahasa Nasional Indonesia


merupakan bahasa yang wajib yang digunakan di berbagai lembaga,
baik resmi maupun tidak resmi. Bahasa Indonesia memiliki peran yang
penting dalam komunikasi sebagai lingua franca. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa resmi yang ada di wilayah Indonesia. Warga
Indonesia yang mempunyai beraneka ragam suku, adat istiadat dan
bahasa daerah, saat ini mampu berbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa pemersatu di Indonesia.

Perkembangan bahasa komunikasi di mahasiswa Fakultas Ilmu


Keperawatan Wuhan of University mengalami perkembangan.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Wuhan of University sering
mencampuradukan bahasa, antara lain bahasa daerah, bahasa Indonesia
dan bahasa gaul. Bahasa yang digunakan mahasiswa Fakultas Ilmu
Keperawatan Wuhan of University juga memiliki kecakapan yang baik.
Kecenderungan dalam komunikasi dalam pengajaran menggunakan
Bahasa Indonesia.

Dengan hal itu, maka penulis akan meneliti perkembangan


Bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan
Wuhan of University, sehingga penulis mengambil judul
“Penggunaan Bahasa Indonesia di Mahasiswa Fakultas Ilmu
Keperawatan Wuhan of University”

11
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan


sebagai berikut :
1. Apa pengertian bahasa Indonesia?
2. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia di mahasiswa
Fakultas Ilmu Keperawatan Wuhan of University?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis bertujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui penggunaan bahasa Indonesia di
mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Wuhan of
University.

D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak
berikut:
1. Dosen
Bagi dosen, makalah ini dapat menjadi bahan masukan
dalam cara pengajaran pada mahasiswa, khususnya
mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Wuhan of
University.
2. Mahasiswa
Bagi mahasiswa, makalah ini dapat digunakan sebagai
bahan refrensi.

12
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa Indonesia

Bila kita ditempatkan di tengah suatu lingkungan masyarakat


yang menggunakan suatu bahasa yang tak kita pahami sama sekali,
serta mendengar percakapan antar penutur bahasa itu, maka kita
mendapat kesan bahwa apa yang merangsang alat pendengar kita itu
merupakan arus bunyi yang di sana sini diselingi perhentian sebentar
atau lama menurut kebutuhan penuturnya. Bila percakapan itu terjadi
antara dua orang atau lebih, akan tampak pada kita bahwa sesudah
seorang menyelesaikan arus bunyi itu, maka yang lain akan
mengadakan reaksi. Reaksinya dapat berupa: mengeluarkan lagi arus
bunyi yang tak dapat kita pahami itu, atau melakukan suatu tindakan
tertentu.

Dari uraian di atas dapat kita menarik kesimpulan bahwa apa


yang dalam pengertian kita sehari disebut bahasa itu meliputi dua
bidang yaitu: bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan arti atau makna
yang tersirat dalam arus bunyi tadi; bunyi itu merupakan getaran yang
merangsang alat pendengar kita, serta arti atau makna adalah isi yang
terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan adanya reaksi itu.
Untuk selanjutnya arus bunyi itu kita namakan arus ujaran.

13
Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap belum bisa dikatakan
bahasa, bila tidak terkandung makna di dalamnya. Apakah setiap arus
ujaran mengandung makna atau tidak, haruslah ditilik dari konvensi
suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat
bahasa, baik kecil maupun besar, secara konvensional telah sepakat
bahwa setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti
tertentu pula. Demikian di dalam suatu masyarakat bahasa
terhimpunlah bermacam susunan bunyi yang satu berbeda dari yang
lain, serta masing-masingnya mengandung suatu maksud tertentu.
Kesatuan-kesatuan arus ujara tadi yang mengandung suatu makna
tertentu bersama-sama membentuk perbendaharaan kata dari suatu
masyarakat bahasa.

Perbendaharaan kata masih merupakan barang mati. Ia belum


hidup. Perbendaharaan kata itu baru mendapat fungsinya yang sebulat-
bulatnya bila telah ditempatkan dalam suatu arus ujaran untuk
mengadakan interrelasi antar anggota-anggota masyarakat. Penyusunan
kata-kata itu pun harus mengikuti suatu kaidah tertentu, dibarengi suatu
gelombang ujaran yang keras lembut, tinggi-rendah, dan sebagainya.
Bila semuanya telah mencapai taraf yang demikian, maka kita sudah
boleh berbicara tentang bahasa.

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa Indonesia,


sebagai mana tersirat dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, sebagai
bahasa negara, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia 1945 Pasal 36, yang dari sudut struktur bahasanya
merupakan ragam bahasa Melayu. Kenyataan tersebut sendiri tercermin
alam hakikat bahasa Indonesia.

Secara Historis, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek


temporal dari bahasa Melayu, yang strukturnya ataupun khazanahnya
sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek temporal
terdahulu, seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno.
Secara sosiologis, dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia baru
dianggap “lahir” atau diterima eksistensinya pada tanggal 28 Oktober
1928. Secara yuridis, bahasa itu secara resmi diakui keberadaannya
pada tanggal 18 Agustus 1945.

14
B. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bila kita memperhatikan batasan tadi, terus tampak pada kita


fungsi dari bahasa itu pada umumnya yaitu: sebagai alat komunikasi
atau alat perhubungan antar anggota-anggota masyarakat; suatu
komunikasi yang diadakan dengan mempergunakan bunyi yang
dihasilkan oleh alat-ucap manusia. Komunikasi antar anggota
masyarakat dapat mengambil bentuk lain berupa: isayarat-isyarat, bunyi
lonceng, peluit, dan sebagainya. Tetapi semua macam komunikasi itu
tidak dapat disebut bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi yang khusus
yang dilangsungkan dengan mempergunakan alat ucap manusia.

Komunikasi dengan mempergunakan bahasa itu adalah


seumumnya. Bila fungsi yang umum tadi kita perinci, maka kita dapat
mengatakan bahawa bahasa mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Untuk tujuan praktis: yaitu untuk mengadakan antar-hubungan
dalam pergaulan sehari-hari.
b. Untuk tujuan artistik: di mana manusia mengolah dan
mempergunakan bahasa itu dengan cara seindah-indahnya guna
pemuasan rasa estetis manusia.
c. Menjadi kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain.
d. Tujuan fisiologis: untuk mempelajari naskah-naskah tua untuk
menyelidiki latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan dan
adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri.

Kriteria yang dipakai untuk melihat pemakaian bahasa yang


benar adalah kaidah bahasa. Kaidah bahasa meliputi aspek
(1) tata bunyi (fonologi)
(2) tata bahasa (kata dan kalimat)
(3) kosakata (termasuk istilah)
(4) ejaan, dan
(5) makna.

15
Perincian fungsi-fungsi sebagai bahasa sebagai telah disebut di
atas merupakan fungsi yang umum bagi bahasa mana saja. Namun
setiap bahasa dapat mengkhususkan fungsinya sesuai dengan
kepentingan nasional dari suatu bangsa.

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Republik Indonesia


juga mempunyai fungsi-fungsi yang khusus sesuai dengan kepentinga
bangsa Indonesia yaitu:
a. Sebagai alat untuk menjalankan Administrasi Negara. Fungsi ini
jelas nampak dalam surat-menyurat resmi, dalam peraturan-peraturan
dan undang-undang, dalam pidato dan pertemuan-pertemuan resmi.
Bahkan dalam unsur-unsur administrasi negara sendiri harus
dipergunakan bahasa Indonesia.
b. Sebagai alat pemersatu pelbagai suku di Indonesia. Indonesia
terdiri dari pelbagai macam suku yang masing-masing memiliki bahasa
dan dialeknya sendiri. Maka dalam mengintegrasikan semua suku
tersebut bahasa Indonesia memainkan peranan yang sangat penting.
c. Dalam pembinaan kebudayaan Nasional yang baru, bahasa
Indonesia memainkan peranan sebagai wadah penampung kebudayaan
yang baru itu, segala ilmu pengetahuan dan kebudayaan harus diajarkan
dan diperdalam dengan mempergunakan bahasa Indonesia sebagai
mediumnya.

Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah ketetapan memilih


ragam bahasa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi dengan
mempertimbangkan di mana, dengan siapa, apa, topik dan tujuan
pembicaraan.

Ada tiga kriteria penting yang perlu diperhatikan jika kita bicara
tentang ragam bahasa. Ketika kriteria itu adalah
(1) media yang digunakan
(2) latar belakang penutur, dan
(3) pokok persoalan yang dibicarakan. Berdasarkan media yang
digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa dibedakan atas
ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan.

16
Dilihat dari segi penataan, ragam bahasa dapat dibedakan
menjadi :
(1) ragam daerah (dialek)
(2) ragam bahasa terpelajar
(3) ragam bahasa resmi.

Bahasa sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terdri


dari dua bagian yang besar yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).
Bentuk bahasa adalah bagian dari abahsa yang dapat diserap
pancaindera entah dengan mendengar atau dengan membaca. Bentuk
bahasa selanjutkan dapat dibagi atas dua bagian yang yaitu unsur
segmental dan unsur-unsur suprasegmental. Unsur-unsur segmental
adalah bagian dari bentuk bahasa yang dapat dibagi-bagi atas bagian-
bagian (segmen-segmen) yang lebih kecil. Sedangkan unsur-unsur
suprasegmental adalah bagian dari bentuk bahasa yang kehadirannya
tergantung dari unsur-unsur segmental.

Unsur-unsur segmental bahasa, secara hirarki dari yang paling


besar hingga ke bagian yang paling kecil adalah: wacana (yang dapat
berujud alinea, rangkaian alinea yang membentuk satu kesatuan anak
bab, bab, suatu karangan utuh), kalimat, klausa, frasa, kata, morfem,
suku kata, dan fonem

Urutan di atas sekalgius menyatakan bahwa sebuah wacana


besar dapat dibagi-bagi atas wacana-wacana yang lebih kecil berturut-
turut: karangan untuh dapat dibagi atas bab-bab, bab dibagi atas anak-
anak bab, anak bab dibagi atas rangkaian alinea-alinea, rangkaian
alinea dibagi atas alinea-alinea sebagai wacana terkecil. Selanjutnya
alinea dibagi atas kalimat-kalimat, kalimat dibagi atas klausa-klausa,
klausa dibagi atas frasa, frasa dibagi atas kata, kata atas morfe, morfem
atas suku-kata, dan suku kata atas fonem-fonem.

17
C. Data Wawancara

Penulis melakukan penelitian dengan cara wawancara kepada


salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan, Wuhan of University
yang bernama Nia Daniaty. Penulis melakukan wawancara dengan
membahas fasilitas di Wuhan of University.

Nia Daniaty merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan,


Wuhan of University. Nia Daniaty bertempat tinggal di desa Kebon
Sari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun. Ketika ditanya tentang
sarana yang ada di Wuhan of University, Nia Daniaty mengatakan
“Saranane kurang Mbak, fasilitase koyoto ruangan kelas, kemarin saja,
kabel LCD hilang.” Ketika ditanya tentang keamanan di Wuhan of
University, Nia Daniaty mengatakan di Universitas ini, karena kemarin,
temanku ada yang kehilangan helm.”

Ketika ditanya tentang harapan untuk membenahi sarana di


Wuhan of University, Nia Daniaty mengatakan “Harapanku itu, Mbak.
Segera dilengkapi kekurangan yang ada. Seharusnya ada data inventaris
supaya gak ilang wae. Sering banget kalau praktek alate sing arep
dibutuhake boten wonten, Mbak.”

18
D. Analisa Data Wawancara

Bahwa dari wawancara di atas, mahasiswa Fakultas Ilmu


Keperawatan, Wuhan of University yang bernama Nia Daniaty sering
memasukkan kata bahasa daerah, dalam wawancara yang dilakukan
oleh Penulis. Hal ini dibuktikan dengan kalimat: “Saranane kurang
Mbak, fasilitase koyoto.....”, “Keamanane kurang mbak, fasilitase
koyoto.......”, fasilitase koyoto,....”, “.....gak ilang wae......”, ...... alate
sing arep dibutuhake boten wonten, Mbak.”

Penulis melihat ada dua puluh dua kata bahasa daerah yang
digunakan dalam wawancara dengan mahasiswa Fakultas Ilmu
Keperawatan Wuhan of University.

19
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Setelah dilakukan penelitian dengan wawancara dengan salah


satu mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan, Wuhan of University,
Penulis menyimpulkan bahwa kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu
Keperawatan , Wuhan of University masih mencampur dengan kata
bahasa daerah.

B. Saran

Berdasarkan yang dilakukan penelitian dengan wawancara


dengan salah satu mahasiswa Setelah dilakukan penelitian dengan
wawancara dengan salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan ,
Wuhan of University, peneliti berharap agar kalangan mahasiswa
Fakultas Ilmu Keperawatan ,Wuhan of University menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

20
DAFTAR PUSTAKA

Moeliono, Anton.1989.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT


Gramedia.

Utami, Sintawati.1997.Bahasa Indonesia untuk


Keperawatan.Jakarta:EGC.

Sadirman.1995.Sejarah Nasional dan Sejarah


Umum.Surabaya:Kendang Sari.

Sugihastuti.2012.Bahasa Laporan Penelitian.Yogyakarta:Pustaka


Pelajar.

Pane, Sanusi.1965.Sejarah Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Keraf, Gorys.1969.Tata Bahasa Indonesia.Jakarta:Nusa Indah.

21

Anda mungkin juga menyukai