Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL 1

NAMA : FIFI NUR HIDAYATI


NIM : 858797368
MATA KULIAH : PDGK4305 / KETERAMPILAN MENULIS

1. Perhatikan ilustrasi dibawah ini !


Ketika menulis sebuah karya ilmiaih yang akan digunakakn sertuifikasi guru, pak Budi
merasa kesulitan emnentukan, merankai, dan menulis kalimat demi kalimat yang
digunakan dalam Penulisan Karya Ilmiah tersebut. Akibatnya, Pak Budi belum
mempunyai gambaran apa pun tentang apa yang akan ditulisnya. Setiap dia menulis
satu lembar, ia merasa kesal karena tulisannya belum jelas. Setiap memulai menulis,
selalu merasa salah dan kertasnya dibuang. Ia merasa tidak berbakat untuk menulis.

Pertanyaan:
a. Setujukan anda terhadap keluah Pak Budi bahwa dia tidak berbakat menulis?
Berikan alasannya !
b. Uraikan pendapat anda terkait paradigma menuilis merupakan suatu profesi !
c. Menurut anda Langkah apa yang seharusnya dialkukan oleh Pak Budi pada saat
akan membuat karya ilmiah ?

Jawab :
a. Menurut saya, menulis bukan soal bakat. Sebab, meskipun seseorang memiliki bakat
menulis, jika tidak terburu-buru menulis, ia tidak akan mampu menghasilkan sebuah
tulisan. Karena menulis adalah soal keterampilan. Sebenarnya belajar menulis itu seperti
orang yang sedang belajar berenang. Orang yang ingin bisa berenang tidak akan bisa
berenang jika hanya membaca atau belajar berenang secara teori. Jika dia ingin belajar
dan bisa berenang, dia harus segera menceburkan diri ke kolam renang atau
semacamnya. Penulisan juga sama untuk Pak Budi. Ya, menulis hanya membutuhkan
tindakan nyata. Tidak perlu banyak berteori atau mempelajari teori ini dan itu tentang
menulis. Terlepas dari segudang teori yang kita ketahui dari berbagai bahan bacaan, kita
tidak akan bisa menghasilkan karya tulis jika kita tidak buru-buru memulai menulis dari
sekarang. Sekali lagi, untuk bisa menulis hanya membutuhkan tindakan nyata. Contoh
sederhana, seseorang yang langsung berlatih atau belajar menulis, pasti akan bisa
menulis lebih cepat daripada orang yang belajar dan atau hanya membaca puluhan buku
teori menulis tanpa memulai belajar menulis.
Graves (1978), salah seorang tokoh yang banyak melakukan penelitian tentang
pembelajaran menulis, menyampaikan manfaat menulis sebagai berikut.
1. Menulis Mengembangkan Kecerdasan
2. Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas
3. Menulis Menumbuhkan Kepercayaan Diri dan Keberanian
4. Menulis Mendorong Kebiasaan serta Memupuk Kemampuan dalam
Menemukan, Mengumpulkan, dan Mengorganisasikan Informasi
b. Menulis adalah kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk tulisan melalui kata-kata
dalam kalimat yang dapat dipahami oleh orang lain. Karena menyampaikan ide,
pemikiran, atau menceritakan kepada orang lain, menulis tidak lepas dari paradigma
yang dianutnya. Paradigma adalah “sudut pandang seseorang dalam melihat realitas”.
Ada beberapa aliran paradigma dalam berpikir yang menjadi pijakan seseorang dalam
menulis:
1. Paradigma Konstruktivis.
Paradigma konstruktivis melihat realitas tergantung pada cara pandang
masing-masing orang. Artinya, realitas tidak dapat dipisahkan dari definisi subjektif
individu. Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda dalam memahami
realitas. Dengan demikian, seorang penulis yang memiliki paradigma ini, menulis
menurut cara pandangnya sendiri, pemahamannya tentang dirinya sendiri, tidak
terikat oleh opini-opini yang beredar di luar. Karena pendapat setiap orang
sebenarnya semua subjektif. Dalam bahasa filosofisnya, kebenaran dan
pengetahuan objektif tidak ditemukan, tetapi diciptakan oleh setiap individu. Karena
yang terlihat nyata, sebenarnya adalah hasil konstruksi pencarian individu.
2. Paradigma Positivis.
Paradigma positivistik memandang realitas sebagai sesuatu yang teratur,
berpola, dapat diamati, dapat diukur, dan sebagainya. Penulis dengan paradigma
positivis memiliki gaya dalam menulis realitas melalui pemahaman “apa adanya”.
Karena penulis model ini percaya bahwa semua realitas bisa menjadi kebenaran
yang layak untuk diamati. Jika paradigma konstruktivis cenderung subjektif, maka
paradigma positivis lebih objektif. Dia berusaha menjaga jarak dari apa yang dia tulis
dan membiarkan kenyataan berbicara apa adanya.

c. Langkah Langkah yang harus dilakukan pak budi saat akan membuat karya ilmiah antara
lain :
1. Tahap Prapenulisan
a. Menentukan topic
b. Menentukan tujuan menulis
c. Memperhatikan sasaran karangan
d. Mengumpulkan informasi pendukung
e. Mengorganisasikan ide dan informasi
2. Tahap Penulisan
a. Mengambil keputusan tentang seberapa dalam dan luas isi tulisan kita, jenis
informasi yang disuguhkan, serta penyajiannya. Tentu saja, keputusan itu harus
diselaraskan dengan topik, tujuan, corak, dan pembaca karangan.
b. Menulis adalah sebuah proses. Tidak banyak orang yang sekali menulis dapat
menghasilkan tulisan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, tulislah dan tulislah
hingga buram (draft) karangan selesai. Abaikan dulu kekurangan dan kesalahan yang
ada. Nanti juga ada waktunya untuk menyunting dan memperbaiki. Sebab, jika
setiap selesai satu atau dua alinea lalu Anda baca, lalu diperbaiki atau bahkan
diganti, maka tulisan Anda tidak pernah utuh dan tidak pernah selesai. Anda dapat
frustrasi. Kalau Anda memiliki ide baru atau tambahan, buatlah catatan pada bagian
mana ide baru atau tambahan tulisan itu dicantumkan
3. Tahap Pascapenulisan
Fase pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan
karangan. Pada fase ini dilakukan kegiatan penyuntingan dan perbaikan.
Penyuntingan mengacu pada aktivitas membaca ulang, memeriksa, dan menilai
ketepatan isi, penyajian, maupun bahasa sebuah buram (draft) karangan. Tujuannya
ialah untuk menemukan informasi mengenai unsurunsur karangan yang masih
memerlukan perbaikan. Sementara itu, perbaikan (revisi) dilakukan berdasarkan
hasil penyuntingan. Kegiatan perbaikan dapat berupa penambahan, penggantian,
penghilangan, pengubahan, atau penyusunan kembali unsur-unsur karangan.

2.Tentukan kesalahan ejaan, tanda baca, dan pilihan kata (diksi) pada kalimat berikut,
sehingga menjadi kalimat efektif :
a. supermarket tahu sekali bagaimana menata berbagai barang barang sehingga sangat
menarik perhatian konsumen.
Jawab : Supermarket tahu bagaimana menata berbagai barang sehingga sangat menarik
perhatian komsumen.

b. Manusia adalah merupakan mahluk monodualisme ciptaan Tuhan yang tidak ada
bedanya dengan ciptaan Tuhan yang lainnya.
Jawab : Manusia adalah Makhluk Monodualisme Ciptaan Tuhan yang tidak ada bedanya
dengan Ciptaan Tuhan yang lainnya.

c. Dengan demikian, tidak ada alasan yangmana untuk merasa bahwa bekerja sendiri
bukan aktivitas yang menjanjikan.
Jawab : Dengan Demikian, tidak ada alasan bahwa bekerja sendiri bukan aktivitas yang
menjanjikan.

d. Kadangkala banyak orang-orang yang memandang bahwa bekerja kantoran lebih


bergengsi.
Jawab : Kadangkala, Banyak Orang – orang yang memandang bahwa bekerja kantoran
lebih bergengsi.

e. Sukses seringkali terjadi dimana tanpa harus bekerja kantoran.


Jawab : Sukses sering kali terjadi dimana tanpa harus bekerja kantoran.

f. Perkawinan manajemen katagori dari supermarket dengan pembuat produk itu memang
terbukti memberikan akibat luar biasa.
Jawab : Perkawinan Manajemen Kategori Supermarket dengan Pembuat Produk itu
terbukti memberikan akibat luar biasa.

g. Area halaman ini juga sangat teduh terpayungi rindangnya pohon Cemara Tua
berukuran besar.
Jawab : Area halaman ini, juga sangat teduh terpayungi rindangnya Pohon Cemara Tua
berukuran Besar.

h. Atmosper etnik sudah terasa saat anda pertama kali memasuki halaman restoran Lara
Djonggrang yang berlokasi di jalan Cik Di Tiro, Menteng, Jakarta Pusat.
Jawab : Atmosper Etnik sudah terasa saat pertama kali memasuki Halaman Restoran
Lara Djonggrang yang berlokasi di Jalan Cik Di Tiro, Menteng, Jakarta Pusat.

i. Didahan-dahannya yang kokoh tergantung sekurangnya 8 lampion raksasa.


Jawab : Didahan-dahan yang kokoh tergantung sekurangnya 8 Lampion Raksasa.

j. Dikedua sisi pagar masuk didominasi warna merah kuning dan hijau.
k. Jawab : Dikedua sisi pagar masuk didominasi Warna Merah, Kuning, dan Hijau.

Anda mungkin juga menyukai