http://murwatiwidiani.blogspot.com/2019/03/menulis-karya-ilmiah-guru.html
Sebenarnya, banyak guru yang sudah melakukan banyak hal yang layak
ditulis, didokumentasikan, dan dipublikasikan. Banyak hal yang dimaksud adalah
melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dengan
menggunakan pendekatan, media, dan sumber belajar yang menarik. Namun, hal
yang dilakukan belum dimanfaatkan sebagai bahan menulis karya ilmiah. Ada
penyebab apa sebenarnya yang membuat guru belum mau menulis?
Ada tiga alasan yang biasa disampaikan para guru untuk menjawab
pertanyaaan tersebut. Pertama, alasan waktu (sibuk, banyak pekerjaan dan beban
guru); kedua, merasa ragu (tidak ada motivasi, merasa kurang bermanfaat, belum
merasa perlu); dan ketiga, merasa tidak mampu (tidak berbakat, tidak percaya diri,
takut salah, belum tahu cara menulis, tidak tahu mulai dari mana menulis).
Untuk mengatasi permasalahan dan perasaan yang sering dialami para guru,
dalam tulisan ini akan dikupas beberapa tips yang diharapkan mampu memberikan
motivasi dan solusi. Pertama, “Jangan jadikan waktu dan kesibukan sebagai alasan
tidak menulis”. Kedua, “Yakinlah bahwa menulis sangat bermanfaat”. Ketiga, “Cara
menulis karya tulis ilmiah”.
B. Jangan Jadikan Waktu dan Kesibukan sebagai Alasan Tidak Menulis
Benarkah waktu dan kesibukan seseorang adalah penyebab orang tersebut
tidak menulis? Salah besar. Bukankah para penulis, wartawan, kolumnis, guru yang
memiliki hobi menulis untuk dilombakan atau dikirim ke media massa adalah orang-
orang yang sibuk? Bahkan pernyataan terakhir meski belum pernah diteliti, guru-guru
dengan kategori seperti itu adalah orang-orang yang memiliki tugas dan kesibukan
melebihi guru pada umumnya.
Dengan demikian, pikiran bahwa saya tidak menulis karena saya sibuk dan
banyak pekerjaan harus dibuang jauh-jauh mulai sekarang. Jika sudah, berpikirlah
bahwa jika saya menyempatkan menulis di tengah kesibukan, pastilah saya akan
memiliki tulisan. Cobalah. Ada pepatah yang mengatakan “Serahkanlah pekerjaan
pada orang-orang yang sibuk, niscaya pekerjaan itu akan segera terselesaikan”. Apa
makna pepatah itu? Orang bisa sibuk itu karena dia mampu melakukan banyak hal,
mampu membuat manajemen waktu dengan baik, dan memiliki etos kerja yang
baik. Sebaliknya, orang yang lebih banyak menganggur atau melakukan pekerjaan
yang kurang bermanfaat, karena kebiasaannya cenderung tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Sempatkan untuk menulis, misalnya waktu malam saat terbangun, saat
menunggui putra-putrinya mengikuti kegiatan tertentu, atau kapan pun ada waktu
luang. Kurangi kegiatan yang kurang bermanfaat. Misalnya, tenggelam dalam
komunitas media sosial berkepanjangan, “bermain”, atau apa pun kegiatan yang
cukup menghabiskan waktu, namun kurang bermanfaat. Kita semua pasti memahami
kebiasaan kita masing-masing atau orang-orang di sekitar kita. Mulai saat ini,
hilangkan kebiasaan menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.
Tukarkan waktu itu dengan kegiatan menulis.
C. Yakinlah bahwa Menulis Sangat Bermanfaat
Berpikir paling sederhana tentang manfaat menulis, setidaknya sebuah tulisan
akan dapat dibaca, dinikmati, atau dimanfaatkan pembaca, anak cucu kita, bahkan
setelah kita sudah tidak ada karena usia sebuah karya pastilah lebih tua dari pada
usia pemiliknya. Sebuah tulisan juga akan menyimpan kenangan, kejadian,
pengalaman, dan informasi yang bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca.
Menulis karya ilmiah akan memberikan banyak manfaaat. Menurut
Sikumbang (1981) dalam Zaenal Arifin (2008: 4), sekurang-kurangnya ada enam
manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut, yang intinya adalah sebagai berikut.
1. Penulis akan terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum
menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan
topik yang akan dibahas.
2. Penulis akan terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber, mengambil
sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
3. Penulis akan berkenalan dengan kegiatan kepustakaan, seperti mencatat bahan bacaan dalam
katalog pengawang atau katalog judul buku.
4. Penulis akan dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorgani-sasikan dan menyajikan
fakta secara jelas dan sistematis
5. Penulis akan memperoleh kepuasan intelektual.
6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
2. Melaksanakan PTK
Melaksanakan PTK adalah melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan,
melakukan observasi dan interpretasi, serta menganalisis data, evaluasi, dan refleksi.
a. Melaksanakan Tindakan
Analisis data, baik berupa data kuantitatif (angka atau nilai) maupun kualitatif
dari hasil pelaksanaan tindakan dan observasi dilakukan melalui tiga tahap, yaitu
reduksi data, paparan data, dan penyimpulan hasil analisis. Reduksi data adalah
proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi, pengelompokan, dan
pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi bermakna. Paparan data
merupakan upaya untuk menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam
bentuk paparan naratif, tabel, grafik, atau bentuk paparan lainnya yang dapat
memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan. Penyimpulan
merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisasi dalam
bentuk pernyataan atau kalimat singkat, padat, dan bermakna.
Hasil analisis dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses
dan hasil yang dicapai. Guru dan kolaborator dapat menggunakan kriteria
keberhasilan pencapaian pada siklus. Indikator dalam kriteria dapat
berwujud pernyataan kuantitatif dan atau kualitatif. Misalnya indikator keberhasilan
kuantitatif dinyatakan dengan ”Hasil belajar siswa dinyatakan meningkat jika 85%
siswa meraih nilai 75”. Indikator kualitas misalnya ”Proses belajar dikatakan
meningkat jika 95% siswa terlibat dalam proses pembelajaran”.
Kegiatan refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang belum
tercapai, mengapa demikian, apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi
digunakan untuk memperbaiki rancangan tindakan pada siklus berikutnya.
Bagian Awal:
halaman judul;
lembaran persetujuan;
kata pengantar;
daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, dan lampiran;
abstrak atau ringkasan.
Bagian Isi:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN DISKUSI HASIL KAJIAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian Penunjang:
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran (instrumen yang digunakan, RPP, contoh
hasil kerja siswa, contoh isian instrumen, foto kegiatan, surat
ijin penelitian, dan dokumen lain yang menunjang keaslian
PTK).
Bagian penting yang perlu diperhatikan dari bagian awal laporan adalah
abstrak. Abstrak merupakan bentuk ringkas dari penelitian. Biasanya terdiri atas
tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil penelitian. Abstrak ditutup
dengan kata kunci (key words) yang biasanya terdiri atas tiga atau empat kata yang
esensial. Suherli (2007) mengemukakan bahwa abstrak yang bagus hanya terdiri atas
300 kata, namun dapat menyajikan esensi karya tulis ilmiah secara menyeluruh.
Bagian Isi laporan PTK dari Bab I sampai dengan Bab V beserta rinciannya
dapat dijelaskan sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
D. Kemanfaatan Hasil Penelitian
Latar Belakang Masalah berisi paparan kondisi ideal
yang seharusnya, dipertentangkan dengan kondisi nyata yang terjadi di kelas.
Paparan dilanjutkan dengan solusi yang diambil atau pilihan tindakan yang
ditetapkan.
Perumusan Masalah berisi masalah PTK yang telah dipilih, disajikan secara
lugas dan jelas. Perumusan masalah pada umumnya berupa kalimat
pertanyaan. Rumusan masalah tidak sama dengan masalah yang terdapat pada latar
belakang masalah. Rumusan masalah menjadi pedoman atau rujukan yang akan
dijawab pada Bab IV Hasil dan Diskusi Hasil Kajian, dan Bab V Kesimpulan dan
Saran.
Tujuan menyatakan target penelitian yang akan dicapai. Banyaknya tujuan
penelitian tidak harus sama dengan banyaknya masalah dalam rumusan masalah.
Manfaat Penelitian menjelaskan kegunaan penelitian, baik yang bersifat
teoretis maupun praktis. Manfaat dapat dilihat dari sudut siswa, guru, sekolah, atau
teman sejawat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
B. Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Pikir
D. Perumusan Hipotesis Tindakan
Landasan Teori, berisi ringkasan dan tinjauan teori-teori yang berhubungan
dengan masalah atau variabel yang diteliti. Misalnya, untuk judul PTK “Penerapan
Metode ‘DIKSI’ sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Membacakan
Puisi”, maka dalam landasan teori harus ada Pembelajaran Membacakan Puisi dan
Dasar teori metode ”DIKSI” (diskusi, kolaborasi, dan aksi/lomba). Dasar teori metode
“DIKSI” misalnya: (1) teori belajar sosial, (2) cooperatif learning, (3) pembelajaran
kontekstual, (4) kuantum learning, dan (5) teori belajar yang
menyenangkan. Landasan teori berfungsi sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji
permasalahan, dasar untuk mendapatkan jawaban yang diandalkan, dan sebagai alat
yang membantu memecahkan masalah.
Penelitian yang Relevan (jika ada) berisi penelitian terdahulu yang terkait
dengan tindakan yang dipilih pada PTK. Dalam PTK, penelitian yang relevan berfungsi
untuk memantapkan atau meyakinkan bahwa PTK yang dilakukan akan berhasil.
Kerangka Pikir berisi gambaran pola hubungan antara latar belakang dan
teori-teori yang dikemukakan. Kerangka pikir juga merupakan kerangka konseptual
yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, disusun berdasarkan
kajian teoretis yang telah dilakukan. Kerangka pikir merupakan pendapat dan
pandangan penulis terhadap teori yang dikemukakan.
Hipotesis Tindakan berisi rumusan dugaan sementara terhadap keberhasilan
tindakan yang dilakukan. Hipotesis dirumuskan secara singkat, lugas, dan jelas yang
dinyatakan dalam kalimat pernyataan. Hipotesis dalam PTK merupakan keyakinan
akan keberhasilan jika sebuah tindakan dilakukan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Prosedur Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik Analisis Data
Kriteria Keberhasilan Tindakan
Setting Penelitian berisi tempat dan waktu PTK dilakukan, menjelaskan di
kelas berapa, SMP mana, dan kapan penelitian dilakukan (misalnya semester 1
tahun pelajaran 2016/2017).
Prosedur Penelitian berisi langkah-langkah PTK, yakni terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pada bagian ini
dijelaskan juga tentang adanya siklus yang merupakan bagian yang khas dari PTK.
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian menjelaskan cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data, proses pengumpulan data, dan
instrumen yang digunakan. Teknik yang sering digunakan dalam PTK adalah
observasi, wawancara, pemberian angket, dan pemberian tes. Instrumen yang
digunakan disesuaikan dengan teknik pengumpulan data, misalnya lembar observasi,
pedoman wawancara, angket, dan tes.
Teknik Analisis Data berisi berbagai teknik analisis yang dipilih beserta
alasannya. Misalnya teknik analisis data kualitatif, yakni mendeskripsikan data,
menafsirkan, dan menyimpulkan dengan pernyataan-pernyataan,
bukan dengan angka.
Kriteria Keberhasilan Tindakan merupakan bagian yang khas yang harus
ada dalam PTK. Bagian ini berisi ukuran atau indikator yang ditetapkan untuk
menentukan keberhasilan tindakan yang dilakukan. Indikator meliputi indikator
kuantitas atau yang berhubungan dengan angka/nilai dan indikator kualitas atau
yang berhubungan dengan pernyataan untuk menyatakan sebuah keberhasilan
proses.
BAB IV
HASIL DAN DISKUSI HASIL KAJIAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal Pratindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
B. Pembahasan
Hasil Penelitian, berisi informasi awal kondisi siswa atau kelas sebelum
dilakukan tindakan, misalnya bagaimana kemampuan siswa dalam membacakan
puisi, minat dan motivasi belajar siswa terhadap materi puisi, metode yang selama ini
diterapkan guru, dan sebagainya. Pelaksanaan tindakan tiap-tiap siklus terdiri atas
perencanaan, implementasi tindakan, observasi, dan refleksi. Perencanaan
menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam merencanakan tindakan
sesuai dengan permasalahan yang diajukan. Pelaksanaan berisi uraian
tentang langkah-langah yang dilakukan guru dan siswa. Bagian observasi
menjelaskan proses dan hasil observasi, interpretasi hasil observasi untuk
menentukan keberhasilan tindakan. Bagian refleksi berisi hal-hal yang belum
tercapai/berhasil, mengapa demikian, dan apa yang harus dilakukan pada tahap
berikutnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
Simpulan berisi ringkasan hasil penelitian yang dirinci menurut rumusan
msalah pada Bab Pendahuluan. Dengan demikian, simpulan yang ditulis tidak
melebar ke masalah di luar penelitian.
Saran merupakan pernyataan yang dirumuskan peneliti sebagai tindak lanjut
dari simpulan yang dirumuskan. Saran dapat ditujukan untuk siswa, sekolah, guru
sejawat, atau pada peneliti selanjutnya.
Kalimat pertama ambigu atau bermakna ganda, kata “baru” dapat dimaknai
dengan “peserta didik baru”, juga dapat dimaknai “baru mengikuti”. Kalimat kedua
rancu karena ada penggunaan konjungsi yang kurang tepat. Konjungsi “meskipun”
dan “tetapi” harus digunakan salah satu. kalimat ketiga sulit dipahami karena sangat
panjang dan kurang logis.
Cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk menulis karya
ilmiah dapat dipelajari dan diupayakan. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh:
banyak membaca, sering berlatih, sering bertanya, dan sering meminta saran kepada
orang yang lebih tahu.
F. Penutup
Untuk dapat menghasilkan sebuah karya tulis diperlukan kegigihan dan
ketekunan. Orang yang kurang berbakat, namun gigih, memiliki peluang lebih besar
untuk menghasilkan karya tulis daripada orang berbakat, namun kurang gigih.
Jangan menjadikan waktu dan kesibukan sebagai alasan untuk tidak menulis.
Sempatkan menulis, kurangi aktivitas yang kurang bermanfaat.
Menulis karya ilmiah sangat bermanfaat, baik bagi penulis maupun bagi
pembaca. Secara psikologis, menulis akan mendatangkan rasa kepuasan bagi
penulis. Secara sosiologis, dengan menulis orang akan mampu menyampaikan segala
ide, gagasan, kritik kepada masyarakat. Secara ekonomis, menulis akan
mendatangkan poin dan juga koin.
Penelitian pendidikan, khususnya PTK wajib dimiliki oleh guru yang
bergolongan III/d ke atas yang menginginkan kenaikan pangkat. Artikel ilmiah dalam
jurnal ber-ISSN wajib dimiliki guru bergolongan IV/a ke atas yang menginginkan
kenaikan pangkat. Oleh karena itu, mari kita melaksanakan PTK dan menulis karya
tulis di jurnal ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Asul Wiyanto & Mustakim. (2012). Panduan Karya Tulis Guru. Yogyakarta: Pustaka Ghratama.
Iskandar. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi.
Kemendiknas. (2010). Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Angka
Kreditnya. Jakarta, Direktorat Jenderal PMPTK.
Kemendiknas. (2010). Pedoman Penilaian Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB). Jakarta, Direktorat Jenderal PMPTK.
Leo Idra Ardiana. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas, Direktorat Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Mc Niff, Jean. (1988). Action Research: Principles and Practice. Great Britain: Mackays of Chatham.
Suhardjono. 2006. Pengembangan Profesi Guru dan Karya Tulis
Ilmiah. (makalah). http://www.lpmpjabar.go.id. diakses 2 Oktober 2013.
Suherli. (2007). Menulis Karangan Ilmiah, Kajian dan Penuntun dalam Menyusun Karya Tulis
Ilmiah. Depok: Arya Duta.
Sukamto. (2000). Pedoman Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) . Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Tinggi
---- Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya
Sukidin dkk. (2008). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia.
Supardi & Suhardjono. (2013). Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Andi
Offset.
Suyono dkk. (2015). Cerdas Menulis Karya Ilmiah. Malang: Gunung Samudera.
Zaenal Arifin. (2008). Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah . Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
KETENETUAN PENULISAN
JURNAL WAHANA KARYA GURU
1. Naskah belum pernah dimuat/diterbitkan atau dalam proses penerbitan di jurnal/media lain.
2. Naskah diketik dengan memperhatikan kaidah Bahasa Indonesia dan Pedoman Ejaan Umum
Bahasa Indonesia.
3. Naskah diketik 1,5 spasi pada kertas A4 dengan huruf Times New Roman berukuran 9,
sebanyak 11-15 halaman.
4. Judul naskah maksimal 14 kata, ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
5. Abstrak maksimal 200 kata ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dengan 1
spasi.
6. Naskah yang dimuat dalam jurnal ini meliputi hasil penelitian atau
kajian/pemikiran/gagasan atau laporan best practice dalam bidang pendidikan dan
kebudayaan.
7. Naskah hasil penenlitian PTK/PTS memuat judul, nama penulis, alamat lembaga penulis, e-
mail penulis, abstrak, kata kunci dan isi. Isi naskah mempunyai sistematika sebagai berikut.
a. Pendahuluan meliputi latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian.
b. Kajian pustaka yang mencakup teori/pendapat ahli dan hasil penelitian yang relevan,
kerangka pikir, hipotesis, dan indikator keberhasilan tindakan.
c. Metode yang berisi metode penelitian yang digunakan, tempat dan waktu, prosedur
penelitian, teknik pengumpulan dan teknik analisis data.
d. Hasil dan pembahasan menyajikan hasil penelitian sesuai dengan rumusan permasalahan dan
tujuan penelitian, menganalisis/ membahas hasil penelitian dengan teori dan hasil penelitian
yang relevan yang telah dikaji, menghubungkan hasil penelitian dengan kebijakan publik di
bidang pendidikan dan kebudayaan.
e. Simpulan dan Saran. Simpulan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, menjawab
pertanyaan dari rumusan masalah penelitian, bukan ringkasan dari pembahasan. Saran dibuat
berdasarkan simpulan dan berisi rekomendasi yang aplikatif, akademik, atau berimplikasi
pada kebijakan.
f. Pustaka acuan terbitan 10 tahun terakhir, kecuali bahan kajian historis dapat digunakan
pustaka klasik (tua) terbitan lebih dari 10 tahun terakhir.
8. Naskah kajian/pemikiran/gagasan atau best practice memuat judul, nama penulis, alamat
lembaga penulis e-mail penulis, abstrak, kata kunci dan isi. Isi naskah mempunyai sistematika
sebagai berikut.
a. Pendahuluan meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan.
b. Kajian pustaka menyajikan hasil kajian teori sesuai dengan rumusan permasalahan/tujuan
kajian/pengembangan teori/konsep, hasil analisis kajian dihubungkan dengan kebijakan publik
bidang pendidikan dan kebudayaan.
c. Pustaka-pustaka acuan, artikel kajian/pemikiran/gagasan minimal berjumlah 10 pustaka dan
terbitan 10 tahun terakhir, kecuali bahan kajian historis dapat digunakan pustaka klasik (tua)
terbitan lebih dari 10 tahun.
9. Pustaka rujukan dari internet dianjurkan dari acuan yang akuntabel.
10. Penulisan daftar pustaka diurutkan sebagai berikut:
Nama penulis (Khusus Inggris dibalik dengan pemisah tanda koma. Tahun penerbitan dalam
kurung. Judul buku atau tulisan dicetak miring. Kota tempat penerbitan diikuti tanda titik dua.
Nama penerbit.
Setiap pustaka diketik dengan jarak 1 spasi. Antar pustaka diberi jarak 2 spasi setiap pustaka yang
lebih dari 2 baris, baris kedua dan seterusnya diketik masuk dalam sebanyak 5 ketukan.
Borg, Walter, R. & Gall, M., D. (1989). Educational research: an introduction (4th ed). New York
London: Longman.
Estu Miyarso. (2009). Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Sinematografi . Tesis. Yogyakarta:
Program Studi Teknologi Pembelajaran Pasca Sarjana UNY.