Anda di halaman 1dari 6

MENGGALAKKAN KEGIATAN MENULIS

DALAM BIDANG BIOLOGI

Oleh : Dra. Retno Ernayanti


(Guru Biologi SMA Negeri Grujugan Bondowoso)

ABSTRACT
In each execution of Race Masterpiece Write Eruditely of Biological Area Study of
Storey; Level of SMA in Sub-Province of Bondowoso only getting respond which a few that is
about 30 % just which deliver its proxy. So much invited participant candidate, but so a
few/little incoming fulfill invitation. Why? Small so student enthusiasm to race? Too difficult
write something determined by theme is race committee? Is there any fear to write among
student of SMA? Whether/ what is insufficient of time which available to doing/conducting an
research of field and or study of literature before writing down him it to follow LKTI? Do all
Biological teacher do not key up its student to follow race? Still a lot of question of which can
raised. Answers to the questions come home at readers. Writing down this lift some idea
concerning possibility of cause of debility. Expectation with is cause of such debility can
overcome.

A. Pendahuluan
Dalam setiap pelaksanaan Lomba Karya Tulis Ilmiah Bidang Studi Biologi Tingkat SMA
di Kabupaten Bondowoso hanya mendapat respon yang sedikit yaitu sekitar 30 % saja yang
mengirimkan wakilnya.
Begitu banyak calon peserta yang diundang, tetapi begitu sedikit yang datang memenuhi
undangan. Mengapa? Begitu kecilkah minat siswa untuk berlomba? Terlalu sulitkah menulis
sesuatu tema yang ditentukan panitia lomba? Adakah ketakutan untuk menulis di kalangan
siswa SMA? Apakah tidak cukup waktu yang tersedia untuk melakukan suatu penelitian
lapangan ataupun studi literature sebelum menuliskannya untuk mengikuti LKTI? Apakah
para guru Biologi tidak menggiatkan siswanya untuk mengikuti lomba? Masih banyak sekali
pertanyaan yang dapat diajukan. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut terpulang pada
para pembaca.
Tuliskan ini mengetengahkan beberapa pemikiran mengenai kemungkinan penyebab
kelesuan tersebut. Harapan bersama adalah penyebab kelesuan semacam itu dapat diatasi.

B. Pembahasan
1. Mitos Mengenal Kegiatan Menulis
Banyak mitos yang salah mengenai kegiatan menulis, yang menyebabkan “menulis”
menjadi suatu kegiatan yang tidak alamiah, yang sulit dilakukan oleh siswa (Smith, 1982).
Beberapa mitos disajikan di bawah ini dengan harapan agar para guru (dan siswa)
mengetahuinya dan tidak menjadi korban mitos itu.
a. Kegiatan menulis itu ditujukan untuk menyampaikan informasi
Dalam mitos ini dilupakan dua fungsi penting kegiatan meulis, yaitu untuk
menciptakan pengalaman dan menjelajahi dunia ide. Siswa mugkin tidak punya
banyak pengetahuan baru untuk disampaikan kepada orang lain; akan tetapi mereka
dapat menggunakan segala bentuk bahasa, termasuk kegiatan menulis, apabila
disadarai potensi kegiatan ini, yaitu menciptakan dunia pengalaman dan dunia ide yang
dapat dijelajahi dan dinikmati secara pribadi, dan kemudian dikenalkan pula pada
orang lain.
b. Kegiatan menulis itu adalah alat komunikasi
Bagi seorang siswa komunikasi bukanlah alat satu-satunya tujuan yang utama
kegiatan menulis. Penulisnya selalu menjadi atau sebagai pembaca pertama tulisan,
dan seringkali menjadi satu-satunya pembaca (untuk Buku Harian, catatan dan
sebagainya).
c. Kegiatan menulis berarti memindahkan buah pikiran ke atas kertas.
Dalam kegiatan menulis dapat diciptakan ide dan pengalaman diatas kertas
yang mungkin tidak pernah ada sebelumnya dalam pikiran. Buah pikiran itu dapat
tercipta pada saat dilakukan kegiatan menulis. Menulis bukanlah berarti menuliskan
apa yang didiktekan oleh penulisnya; tetapi lebih bersifat sebagai diskusi dengan orang
lain yang sangat responsif dan reflektif.
d. Kegiatan menulis itu sifatnya permanen, percakaan bersifat sementara.
Kegiatan menulis mempunyai berbagai perbedaan dengan percakapan. Sekali
diucapkan, perkataan itu seringkali tidak direvisi; akan tetapi karya tulis dapat
dipikirkan kembali, diubah dan dihapuskan.
e. Sebelum dapat melakukan kegiatan menulis, perlu belajar menulis.
Kegiatan membaca maupun menulis hanya dapat dipelajari dengan
melaksanakannya. Kelancaran dan kemudahan diperoleh dengan cara menulis sesuatu
jika diperlukan, bukan dengan latihan berulang-ulang ataupun latihan-latihan khusus
yang sengaja diadakan terlebih dahulu. Siswa perlu mencoba menulis dan dibantu
diperbaiki tulisannya, tidak usah terlebih dahulu mengikuti “matapelajaran menulis”.
Cara termudah untuk mempelajari bagaimana menulis adalah dengan melihat dan
membaca tulisan mengenai apa yang ingin dikatakan.
f. Kegiatan menulis hanya dipelajari dengan cara menulis.
Tidak seorang pun pernah cukup banyak menulis, terutama di sekolah,
sehingga mempunyai cukup banyak kesalahan yang dapat diperbaiki dalam belajar
dengan cara coba-coba menulis. Satu-satunya sumber pengetahuan yang cukup kaya,
dan dapat diandalkan untuk mempelajari mengenai bahasa tulisan, adalah tulisan yang
telah dibuat oleh orang lain. Seorang dapat mempelajari cara menulis dengan jalan
membaca. Pada dasarnya cara menulis tidak dapat dipelajari hanya dengan menulis
tanpa membaca.
g. Seseorang harus punya sesuatu yang dapat dikatakan sebelum dapat memulai menulis.
Seringkali seseorang perlu menulis sesuatu agar punya sesuatu untuk dikatakan.
Buah pikiran akan muncul pada saat menulis, dan menulis tidak akan pernah dilakukan
apabila ditunda sampai benar puas karena merasa bahwa kita punya sesuatu yang dapat
dikatakan. Singkatnya “Tulislah dahulu, baru kemudian lihatlah apa yang dapat kamu
katakan”.
h. Menulis itu mudah.
Seringkali menulis itu merupakan pekerjaan yang sulit. Namun hal itu tidak
boleh menyebabkan siswa tidak berani mencobanya. Hanya kerja yang tidak ada
tujuannya yang sia-sia.
i. Pertama kali menulis itu harus betul.
Umumnya menulis itu memerlukan banyak sekali draft dan revisi sebelum
sampai ke bentuk yang memuaskan penulisnya. Adalah tidak pada tempatnya
berangan-angan tulisan pertama yang dihasilkan langsung sempurna.
j. Orang yang tidak senang dan tidak terbiasa menulis dapat mengejar siswa mengenai
bagaimana caranya menulis.
Ini mitos yang paling utama. Pada kenyataanya, sesorang ingin mengajar siswa
bagaimana menulis harus mendemonstrasikan apa yang dapat terjadi dalam suatu
kegiatan menulis dan bagaimana cara melakukannya. Seorang “guru” yang tidak suka
atau takut menulis, akan menunjukkan bahwa kegiatan menulis itu sulit, atau perlu
ditakuti. Seorang guru yang hanya menulis untuk memberi komentar atas pekerjaan
siswanya, atau membuat laporan untuk orang tua mereka, atau membuat catatan, alau
latihan, untuk kegiatan dalam kelas, akan menunjukkan bahwa kegiatan menulis itu
hanya untuk tujuan-tujuan administratif dan dalam kelas. Siswa akan menulis dan
menyukainya hanya dengan hadirnya guru (atau orang dewasa lain) yang memiliki
kegemaran menulis dan benar-benar melakukannya.

2. Perlunya Menggalakkan Kegiatan Menulis dalam Bidang Biologi


Sebagaimana hanlnya dalam bidang lainnya, dalam bidang biologipun seorang penulis
dapat menjadi satu-satunya pembaca atas tulisannya sendiri. Dengan membaca tulisannya
sendiri dapat berpikir dan belajar, lebih memahami topik yang ditulisnya, dapat memeriksa
apa yang telah diketahui dan apa yang tidak diketahui (Strauss dan Fulwiler, 1987).
Bahan tulisan dapat dipakai untuk memenuhi keinginan dan kepuasan diri sendiri yaitu
menjelajahi dunia pengalaman dan dunia ide selain dapat pula dipakai untuk bahan diskusi
dengan orang lain mengenai topik yang ditulis.
Dalam kerangka berpikir ini guru perlu memperlakukan “kegiatan menulis sebagai suatu
alat/cara, bukan sebagai suatu tujuan”, yaitu sebagai metode untuk mengajarkan materi
biologi, bukan sebagai bahan/materi pengajaran (Madigan, 1987).
Biologi, yang merupakan salah satu cabang IPA, ternyata mempunyai ciri keunikan
dibandingkan dengan cabang IPA yang lain.
Faktor yang mungkin mempengaruhi hal belajar Biologi, yaitu bahwa biologi
“berkomunikasi dengan menggunakan kata benda”. Menurut Fisher, dkk (1986) istilah
khusus Biologi sangat berbeda dibandingkan bahasa secara umum karena 99% dari istilah
biologi berupa kata benda.
Mempelajari Biologi meliputi pemerolehan pengetahuan dan keterampilan. Namun
keseimbangannya lebih banyak pada pemerolehan pengetahuan (belajar mengenai),
dibandingkan pemerolehan ketrampilan (belajar melakukan sesuatu) (Fisher, dkk., 1986).
Belajar mengenai suatu subyek termasuk belajar Biologi mempersyaratkan orang untuk
mempelajari kosakata, konsep dan ide-ide khusus, serta jaringan-jaringan keterhubungan
antar kosakata, konsep dan ide-ide khusus.
Wandersee (1985) mengatakan bahwa kata yang kita pergunakan itu adalah alat untuk
mencapai tujuan, bukanlah merupakan tujuannya, karena itu “konsep“ yang ditunjukkan
dengan kata-kata merupakan alat dengan apa kita berpikir.
Melalui kegiatan menulis itulah siswa dapat belajar memutuskan kosakata atau istilah yang
mana yang secara konsepsual lebih baik untuk dipilih dan dipelajari, tidak menggunakan
terlalu banyak sinonim, tidak berusaha menjelaskan masing-masing topik dengan
kedalaman yang sama, tetapi belajar menjelaskan etimologi (asal-usul kata), membedakan
kata-kata yang merupakan homonim (sembunyi) tapi berbeda artinya, dan berlatih cara
menuliskan kata secara benar. Oleh karena itu kegiatan menulis dapat dikatakan sebagai
salah satu cara yang efektif untuk mengajarkan materi biologi (tidak hanya untuk menguji
atau mentes biolosi).

3. Bagaimana Cara Menggalakkan Kegiatan Menulis


Terdapat beberapa cara untuk menggalakkan kegiatan menulis dikalangan siswa. Beberapa
cara yang dapat dilakukan adalah dengan (a) penulisan jurnal/buku harian sekolah, (b)
penulisan bebas, (c) penulisan tema mini dan (d) penulisan abstrak. Di bawah ini disajikan
secara singkat masing-masing cara tersebut.
a. Penulisan Jurnal/Buku Harian Sekolah (BHS)
Jurnal yang dimaksud di sini adalah semacam “perkawinan” antara catatan
sekolah dengan buku harian. Siswa mencatat informasi pelajaran dan reaksi pribadinya
di dalam BHS tersebut. Dengan menulis jurnal, siswa secara aktif mengikuti isi
pelajaran. Guru dapat menyisihkan 5 menit dari 45 menit pelajaran untuk meminta
siswa menulis jurnal. Waktu dan fokus pengisian jurnal dapat bervariasi, disesuaikan
dengan keperluan tiap siswa dan keperluan akademis. Sebagai contoh misalnya,
sebelum berlibur panjang atau awal masuk sekolah siswa diminta untuk menulis
mengenai hal-hal yang menggangu konsentrasi mereka, dapat pula sebelum tes, siswa
ditanya mengenai pola belajar mereka, atau setelah tes, bagaimana reaksinya terhadap
nilai/angka yang diperoleh. Jurnal dapat pula digunakan untuk meningkatkan
konsentrasi jiwa, misalnya dapat memberitahu siswa pada awal pelajaran bahwa
setelah 20 menit guru akan berhenti mengajar, dan meminta mereka menulis 3 hal
penting yang baru saja dibahas. Jurnal semacam ini dapat dikumpulkan dibaca guru
selama satu semester.
b. Penulisan Esei Bebas
Penulisan jurnal membantu siswa memperjelas pemikiran mereka mengenai isi
pelajaran, namun belum meningkatkan cara penulisan suatu esei ataupun cara
penulisan laporan praktikum. Dalam hubungan ini, diperlukan penulisan esei bebas.
Penulisan esei bebas merupakan semacam “jembatan” untuk membantu siswa
menyeberang ke dunia sel, molekul, biokimia, dan sebagainya. Satu contoh penulisan
esei bebas misalnya, siswa diminta menggabungkan informasi biologis dari buku teks
dan catatan di kelas. Dalam hubungan ini perlu diusahakan agar tugas penulisan ini
menantang dan jika telah selesai memuaskan penulisnya. Penilaian terhadap tulisan
mengacu pada kreativitas penulisan dan ketepatan ilmiah uraian.
c. Penulisan Tema Mini
Tema mini yang dimaksud disini adalah suatu esei pendek mengenai suatu
tema. Ambron (1987) menyatakan bahwa paling mudah menyusun tugas penulisan
tema mini yang berhubungan dengan kebingungan seseorang, dan tema mini semacam
ini juga paling disukai siswa. Satu contoh tema mini dikemukakan sebagai berikut.
Bapak Adi yang baik,
Saya bersama isteri akhir-akhir ini sedang mengalami stress berat yang
mungkin dapat menyebabkan perceraian. Masalah kami adalah sebagai berikut: pada
tanggal 12 Juni yang lalu isteri saya melahirkan seorang laki-laki seberat 3 kg 4 ons.
Golongan darah bayi tersebut O dan Rh positif. Golongan darah saya A, Rh negatif,
dan golongan darah istri saya B, Rh positif. Saya tidak pernah merasa menjadi siswa
yang baik dalam pelajaran genetika, saya ingin menjelaskan, mungkinkah ayah
biologis bayi tersebut adalah saya? Saya sangat mengharapkan penjelasan secepatnya.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Bapak Bingung

Tugas anda adalah menulis jawaban kepada Bapak Bingung mengenai genetika
golongan darah ABO dan faktor Rh. Dengan menggunakan segala kombinasi yang
mungkin, jelaskan apakah Bapak Bingung tersebut adalah ayah biologis bayi tersebut.
d. Penulisan Abstrak
Tugas untuk menulis abstrak merupakan tugas penulisan yang dapat dianggap
paling “sulit” dilakukan oleh seorang pemula, karena sebelum menulis abstrak tersebut
siswa harus membaca, mengerti/memahami, menginterpretasi dan menganalisis suatu
artikel dari suatu jurnal atau bacaan ilmiah. Dalam penulisan abstrak ada 3 hal yang
utama yang harus dilakukan yaitu : menyitir sumber bacaan, menulis ringkasan bacaan
dan menguraikan hasil analisis mengenai artikel tersebut.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh siswa dengan penulisan abstrak ini.
Keuntungan adalah bahwa pertama penulisan abstrak membantu siswa
mengembangkan kemampuan menulis. Siswa dilatih menulis kalimat deklaratif
pendek, yang berisi ringkasan tentang apa yang ditulis pengarang, yang berarti berlatih
mengevaluasi karya orang dengan hati-hati, cermat dan obyektif. Keuntungan kedua
yaitu siswa harus membaca artikel dari bacaan ilmiah yang mungkin memperluas
wawasan atau menumbuhkan minatnya terhadap pelajaran tersebut. Keuntungan ketiga
yaitu siswa harus memikirkan informasi yang telah dibaca dan dianalisisnya dalam
konteks apa yang telah dipelajari. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman siswa
mengenai metode ilmiah dan karya ilmiah. Keuntunga terakhir yang diperoleh siswa
adalah berkembangnya rasa percaya diri, siswa lebih berani berpartisipasi dalam
diskusi di kelas, tentang topik yang telah dibaca dan ditulis abstraknya.

C. Penutup
Demikianlah uraian mengenai pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO). Diharapkan tulisan
ini bermanfaat untuk kita semua, karena pembuatan VCO dengan menggunakan cara
fermentasi tidak membuat kandungan gizi dalam VCO berkurang, dan juga memiliki
keunggulan atau kelebihan lebih banyak dibandingkan dengan cara lain. VCO mengandung
bahan-bahan yang dapat menyembuhkan penyakit dalam tubuh dan menjaga vitalitas tubuh
serta dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Bambang dan Surip Prayoga. Membuat VCO yang berkualitas tinggi. Jakarta, Penebar
Swadaya, 2006.
f
J. Kuncoro Sukartin, MM, MBA dan Maloedyn Sitanggang, Gempur Penyakit dengan VCO,
Jakarta, Agromedia Pustaka, 2006.

Anda mungkin juga menyukai