Anda di halaman 1dari 20

Osilasi Teredam (Osillation Damped)

17/6/2016

1 Comment

Posted by Naufan

Pada umumnya setiap benda yang berosilasi akan berhenti berosilasi jika tidak digetarkan secara
terus menerus. Benda yang pada mulanya bergetar atau berosilasi bisa berhenti karena
mengalami redaman. Redaman bisa terjadi akibat adanya gaya hambat atau gaya gesekan. Nah,
osilasi yang mengalami redaman biasa disebut sebagai osilasi teredam alias getaran teredam.
Dalam beberapa buku digunakan istilah gerak harmonik teredam. Kalau dirimu bingun dengan
istilah osilasi dan gerak harmonik, silahkan pelajari lagi materigetaran – gerak harmonik
sederhana.
Dalam beberapa pokok bahasan materi getaran sebelumnya, kita selalu meninjau gerak harmonik
sederhana atau osilasi harmonik sederhana. Dalam gerak harmonik sederhana, kita menganggap
benda yang berosilasi tidak mengalami redaman. Ini hanya bentuk ideal saja, mirip seperti kita
menganggap fluida sebagai fluida ideal atau setiap benda dianggap sebagai benda tegar.
Tujuannya untuk mempermudah analisa saja. Dalam kenyataannya setiap benda yang berosilasi
pasti mengalami redaman.

Jika hambatan atau gesekan cukup kecil maka benda tersebut akan mengalami redaman,
sebagaimana ditunjukkan dalam video di bawah. Adanya redaman menyebabkan amplitudo
berkurang perlahan-lahan hingga menjadi nol. Amplitudo berkaitan dengan energi.
Berkurangnya amplitudo osilasi menunjukkan bahwa energi benda yang berosilasi berkurang.
Energi ini berubah menjadi kalor alias panas (kalor ditimbulkan oleh adanya gesekan). Perlu
diketahui bahwa redaman yang dialami oleh benda cukup kecil sehingga untuk kasus seperti ini,
osilasi benda menyerupai gerak harmonik sederhana.

Apabila redaman cukup besar maka osilasi yang dialami benda tidak lagi menyerupai gerak
harmonik sederhana. Dalam hal ini osilasi yang dialami benda termasuk osilasi teredam.
Terdapat tiga jenis redaman (damping) yang dialami oleh benda yang berosilasi, antara
lain redaman terlalu rendah(underdamped), redaman kritis (Critical damping) dan redaman
berlebihan(over damping).

Underdamped
Benda yang mengalami underdamped biasanya melakukan beberapa osilasi sebelum berhenti.
Benda masih melakukan beberapa getaran sebelum berhenti karena redaman yang dialaminya
tidak terlalu besar.
Gambar sebuah bola yang digantungkan pada ujung pegas. Adanya hambatan udara
menyebabkan bola dan pegas mengalami redaman hingga berhenti berosilasi. ConToh ini mirip
seperti video di bawah.
Critical damping
Benda yang mengalami critical damping biasanya langsung berhenti berosilasi (benda langsung
kembali ke posisi setimbangnya). Benda langsung berhenti berosilasi karena redaman yang
dialaminya cukup besar.
Gambar sebuah bola yang digantungkan pada ujung pegas. Bola dimasukkan ke dalam wadah
yang berisi air. Adanya hambatan berupa air menyebabkan bola dan pegas mengalami redaman
yang cukup besar. Contoh ini mirip seperti video di bawah.
Over damping
Over damping mirip seperti critical damping. Bedanya pada critical damping benda tiba lebih
cepat di posisi setimbangnya sedangkan pada over damping benda lama sekali tiba di posisi
setimbangnya. Hal ini disebabkan karena redaman yang dialami oleh benda sangat besar.
Gambar sebuah bola yang digantungkan pada ujung pegas. Bola dimasukkan ke dalam wadah
yang berisi minyak kental. Adanya hambatan berupa minyak yang kental menyebabkan bola dan
pegas mengalami redaman yang besar.

Dibawah ini contoh simulasi osilasi teredam (osillation damped) :


Gerakan osilasi kita telah menganggap sejauh ini untuk sistem yang ideal, yaitu sistem yang
berosilasi tanpa batas selama aksi hanya satu gaya, yaitu gaya pemulih linear. Dalam banyak
sistem nyata, gaya nonkonservatif seperti gesekan atau hambatan udara menghambat gerak.
Akibatnya, energi mekanik dari sistem berkurang terhadap waktu, dan gerak dikatakan teredam.
Kehilangan energi mekanik diubah menjadi energi internal dalam objek dan media perlambatan.
Gambar 15.20 menggambarkan satu sistem seperti: obyek yang melekat pada pegas dan
terendam dalam cairan kental. Foto yang membuka bab ini menggambarkan osilasi teredam
dalam prakteknya. Piston-seperti perangkat bawah bola adalah peredam yang mengubah energi
mekanik dari lingkup berosilasi menjadi energi internal.

Salah satu jenis umum memperlambat gaya adalah dibahas dalam Bagian 6.4, di mana gaya
adalah sebanding dengan kecepatan benda yang bergerak dan bertindak dalam arah yang
berlawanan kecepatan dari objek sehubungan dengan medium. Gaya perlambatan ini sering
diamati ketika sebuah benda bergerak melalui udara, misalnya. Karena gaya perlambatan dapat
dinyatakan sebagai R = -bv (di mana b adalah konstanta yang disebut koefisien redaman) dan
gaya pemulih dari sistem -kx, kita dapat menulis hukum kedua Newton sebagai:

∑Fx = -kx - bvx = max


-kx - b dx/dt = m d2x/dt2 (15.31)

Solusi untuk persamaan ini memerlukan matematika yang mungkin asing bagi Anda, kita hanya
menyatakannya di sini tanpa bukti. Ketika gaya perlambatan kecil dibandingkan dengan gaya
pemulihan maksimal-yaitu ketika b kecil-solusi untuk Persamaan 15.31 adalah:

x = Ae-(b/2m) t cos (t + ) (15.32)

dimana frekuensi sudut osilasi:

= (15.33)
Hasil ini dapat diverifikasi dengan menggantikan Persamaan 15.32 menjadi Persamaan 15.31.
Lebih mudah untuk mengekspresikan frekuensi sudut dari osilator teredam dalam bentuk:

=

di mana 0 = merupakan frekuensi sudut dalam ketiadaan gaya perlambatan (osilator

teredam) dan disebut frekuensi alami dari sistem.

Gambar 15.21 menunjukkan posisi sebagai fungsi waktu untuk sebuah objek berosilasi dengan
adanya gaya perlambatan. Ketika gaya perlambatan kecil, karakter osilator gerak tersebut
dipertahankan tapi amplitudo berkurang secara eksponensial dalam waktu, dengan hasil bahwa
gerak akhirnya menjadi tidak terdeteksi. Setiap sistem yang berperilaku dengan cara ini dikenal
sebagai osilator teredam. Garis hitam putus-putus pada Gambar 15.21, yang menentukan
sampul dari kurva osilasi, merupakan faktor eksponensial dalam Persamaan 15.32. Salpul ini
menunjukkan bahwa amplitudo meluruh secara eksponensial terhadap waktu. Untuk gerak pegas
dengan massa konstan dan objek yang diberikan, osilasi meredam lebih cepat untuk nilai yang
lebih besar dari gaya perlambatan.

Ketika besarnya gaya perlambatan adalah sedemikian kecil yang b/2m<0, sistem ini dikatakan
underdamped. Gerakan yang dihasilkan diwakili oleh kurva biru pada Gambar 15.22. Ketika
nilai b meningkat, amplitudo osilasi menurun lebih banyak dan lebih cepat. Ketika b mencapai bc
nilai kritis sehingga bc/2m = 0, sistem tidak berosilasi dan dikatakan teredam kritis. Dalam hal
ini, sistem setelah dibebaskan dari keadaan diam di beberapa posisi nonequilibrium, mendekati
tetapi tidak melewati posisi kesetimbangan. Grafik posisi terhadap waktu untuk kasus ini adalah
kurva merah pada Gambar 15.22.

Jika media ini begitu kental bahwa gaya perlambatan besar dibandingkan dengan gaya pemulih-
yaitu jika b/2m > 0- merupakan sistem overdamped. Sekali lagi, perpindahan sistem, ketika
bebas bergerak, tidak berosilasi melainkan hanya mengembalikan ke posisi keseimbangannya.
ketika redaman meningkat, interval waktu yang diperlukan sistem untuk mendekati
keseimbangan juga meningkat seperti yang ditunjukkan oleh kurva hitam pada Gambar 15.22.
Untuk sistem teredam kritis dan overdamped, tidak ada frekuensi sudut  dan solusi dalam
Persamaan 15.32 yang tidak sah (Serway, 2010: 451-452).
PENDAHULUA
N Osilasi adalah
suatu gerak
periodik yang
umumnya sering
digunakan sebagai
sinonim osilasi,
pada umumnya
terhadap waktu
dari suatu
hasil pengukuran.
[1]
Pada aplikasinya
osilasi sering kali
ditemui,
contohnya saja
pada pendulum
jam,
shock breaker
pada sepeda dan
mobil, dan lain
sebagainya.
Osilasi harmonik
disebabkan oleh
gaya pemulih atau
gaya balik linier
yaitu resultan
gaya yang
arahnya selalu
menuju titik
keseimbangan
dan besarnya
sebanding dengan
simpangannya,
dimana arah gaya
selalu berlawanan
dengan arah
simpangannya.
[2]
Dalam keadaan
nyata, osilasi lama
kelamaan akan
melemah
(teredam) karena
adanya gaya
gesek. Gaya gesek
akan
mengakibatkan
setiap amplitudo
tiap osilasi secara
perlahan menurun
terhadap waktu.
[3]
Hal tersebut yang
disebut dengan
osilasi
teredam. Namun
pada eksperimen
kali ini yang akan
ditinjau yakni
getaran teredam,
hal ini
dikarenakan
getaran teredam
merupakan
getaran yang
secara nyata ada
karena dialam ini
kebanyakan
getaran suatu
benda itu teredam.
2.

TINJAUAN
PUSTAKA
Osilasi menurut
teori adalah
fenomena alami
yang terjadi
apabila sistem
diganggu dari
posisi
kesetimbangan.
Osilasi ini terjadi
secara terus-
menerus selama
sistem masih
diberi usikan
berupa gaya.
Salah satu gerak
osilasi yang
umum adalah
gerak harmonik
sederhana. Syarat
gerak harmonik
sederhana yaitu
bila percepatan
benda berbanding
lurus dan arahnya
berlawanan
dengan
simpangan, maka
benda akan
bergerak dengan
gerak harmonik
sederhana.
Perumusan
sederhana pada
pegas yaitu :
Fx = -Kx
(Hukum Hooke)
(1) Tanda minus
menunjukkan
bahwa terdapat
gaya pemulih
(gaya yang
menuju posisi
kesetimbangan)
apabila diberikan
gaya simpangan.
Kemudian
hubungannya
dengan percepatan
:
(2)
You're reading a preview. Unlock full access with a free trial.
Pages 2 to 10 are not shown in this preview.

Download With Free Trial

Anda mungkin juga menyukai