Anda di halaman 1dari 23

PORTOFOLIO

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelengkapan Penilaian Dalam Kepaniteraan


Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

CINDY PATAYANG
2008-83-015

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2015

1
PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


NAMA : CINDY PATAYANG
NIM : 2008-83-015

Menyatakan bahwa portofolio yang saya susun adalah hasil pekerjaan saya sendiri
dan bukan menyalin dari sumber lain manapun.
Apabila dikemudian hari didapatkan sebaliknya, saya bersedia mendapatkan
sanksi ketidaklulusan dari kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Ambon, 3 Agustus 2015


Yang membuat Pernyataan

Materai 6000

CINDY PATAYAN5G
2008-83-017

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah mengaruniakan kasih dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan portofolio ini. Maksud dari penyusunan portofolio ini adalah untuk
memenuhi persyaratan dalam stase Ilmu Kesehatan masyarakat, sekaligus sebagai
bahan bacaan yang memberikan kontribusi positif bagi koas dalam menambah
pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa portofolio ini tidak luput dari kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya.
Akhirnya, semoga portofolio ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
pengetahuan khususnya dalam dunia kedokteran dan bermanfaat bagi pembaca.

Ambon, 3 Agustus 2015

Penulis

3
PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan primer oleh WHO merupakan pelayanan kesehatan


esensial yang diselenggarakan berdasarkan tatacara dan teknologi praktis, sesuai
dengan kaedah ilmu pengetahuan serta diterima oleh masyarakat yang dapat
dicapai oleh perorangan dan keluarga dalam masyarakat melalui peran aktif secara
penuh dengan biaya yang dapat dipikul oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tahap perkembangan serta yang didukung oleh semangat
kemandirian dan menentukan diri sendiri.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan primer, dokter layanan primer
yang bertugas di puskesmas maupun praktik dokter keluarga memberikan
pelayanan tingkat pertama yang mengutamakan promotif dan preventif penyakit
tanpa melupakan upaya pengobatan.
Sebagai dokter layanan primer diharapakan mampu memberikan
pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan jenis pelayanan yang ditetapkan. Selain
itu, dokter layanan primer juga diharapkan mempunyai kemampuan dalam
pengaturan manajemen pelayanan kesehatan.

4
PENCAPAIAN KOMPETENSI KLINIK ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT

I. TARGET PENCAPAIAN
N LEARNING AKTIVITAS YANG MEMBANTU FREKUENS
O OUTCOMES MENCAPAI LO I/DURASI
(KOMPETENSI) KEGIATAN
1 a. Memetakan masalah - Mengambil data kependudukan dan Setiap hari
kesehatan pada profil kesehatan masyarakat di Desa selama
masyarakat (rapid Kawa berupa jumlah penduduk dan seminggu
survey) situasi kesehatan termasuk daftar 10
penyakit terbanyak serta mendiskusikan
bersama masalah kesehatan dengan
bidan yang bertugas di Pustu Kawa dan
dokter Puskesmas Piru dan menentukan
imunisasi sebagai masalah kesehatan di
Desa Kawa terkhususnya imunisasi
BCG.
- Melakukan pemetaan penyebaran bayi
dan anak dibawah usia 2 tahun di setiap
daerah di Desa Kawa dan menentukan
jumlah sampel yang akan diteliti.
- Melakukan pengumpulan data dan
survey menggunakan kuisoner dengan
mendatangi rumah yang menjadi sampel.
- Membuat laporan hasil survey cepat.

b. Menganalisis masalah - Menganalisa faktor penyebab kurangnya Setiap hari


kesehatan imunisasi BCG pada bayi dan anak selama
dibawah usia 2 tahun yang menjadi seminggu
masalah kesehatan di Desa Kawa

c. Merencanakan - Melakukan penyuluhan dan pembagian Selama 2 hari


pemecahan terhadap leaflet tentang pentingnya imunisasi
masalah kesehatan pada ibu-ibu di Desa Kawa.
(promotif dan
preventif)

5
d. Merencanakan - Memberitahu jadwal tetap tiap bulan Selama 1 hari
pemecahan masalah imunisasi di Desa Kawa.
kesehatan bersama
masyarakat

e. Evaluasi keberhasilan - Menganalisa pengetahuan masyarakat Selama 1 hari


pemecahan masalah setelah melakukan penyuluhan dengan
kesehatan cara tanya jawab.
- Menganalisis jumlah bayi yang
mengikuti imunisasi sebelum dan
sesudah penyuluhan dan pembagian
leaflet tentang pentingnya imunisasi.

2 a. Penyuluhan - Melakukan penyuluhan tentang dampak Selama 1 hari


seks bebas di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Atap Desa Kawa.
- Melakukan penyuluhan tentang kanker Selama 2 hari
serviks pada pasien di Puskesmas
Karang Panjang dan di Posyandu Bait
Eden di Belakang Soya.

b. Pos pelayanan terpadu - Mengikuti kegiatan posyandu Bait Eden Selama 1 hari
di Belakang Soya yang dijalankan oleh
puskesmas Karang Panjang.

c. Usaha kesehatan - Meninjau kinerja UKS. Belum


sekolah tercapai

d. KIA/KB - Melakukan pemeriksaan ANC, Selama 2 hari


penyuntikan KB, pemberian tablet Fe,
imunisasi TT di Puskesmas Pembantu
Desa Kawa dan Puskesmas Karang
Panjang.

3 a. Aplikasi keterampilan - Melakukan anamnesis, pemeriksaan Setiap hari


klinis (diagnostik fisik, fisik, dan terapi pada pasien yang datang selama di
laboratorium, terapi) di Puskesmas dibawah bimbingan puskesmas
dokter puskesmas.
- Mengikuti kegiatan Puskesmas Keliling Selama 1 hari
yang dilakukan oleh Puskesmas Piru di

6
Desa Kawa dan Dusun Pohon Batu.

b. Aplikasi keterampilan - Ikut serta menyusun rencana program Belum


manajemen kegiatan puskesmas dalam lokarkarya tercapai
mini bulanan yang termasuk dalam
ketrampilam manajemen puskesmas.
- Ikut serta dalam kegitan-kegiatan yang Seminggu, 1
diprogramkan puskesmas termasuk x 8 jam
upaya kesehatan perorangan dan
masyarakat.

c. Aplikasi prosedur - Melakukani prosedur rujukan pasien Belum


rujukan dari pusat yang memerlukan perwatan di fasilitas tercapai
pelayanan primer yang lebih memadai seperti Rumah Sakit
(termasuk konsul dan rujukan balik untuk melajutkan
telemedicine) pengobatan di puskesmas.

4 a. Praktik dokter - Mengikuti kegiatan praktek dokter Setiap hari


keluarga/BPJS keluarga/ BPJS di Klinik Mulia selama 1
- Ikut serta dalam pemeriksaan pasien minggu
yang menjadi anggota dokter keluarga/
BPJS di Klinik Mulia.

b. Home visited dan - Ikut serta dalam kunjungan kerumah Belum


home care oleh dokter keluarga ke rumah pasien tercapai
yang termasuk dalam anggota dokter
keluarga/BPJS.

5 a. Evaluasi berbasis - Menggunakan analisa SWOT dalam Belum


SWOT mengevaluasi kinerja puskesmas. tercapai

b. Laporan kinerja - Melakukan evaluasi laporan hasil Belum


kegiatan program tingkat puskesmas tercapai
melalui pelaksanaan lokakarya mini
bulanan.
- Evaluasi kinerja puskesmas secara
menyeluruh melalui pertemuan dengan
Dinas kesehatan Kota.

c. Rekomendasi hasil - Menyusun rekomendasi hasil evaluasi Belum

7
evaluasi dengan membuat perencanaan program tercapai
kegiatan yang akan dilakukan agar
mencapai target yang ditentukan.

6 a. Aplikasi prinsip - Melakukan wawancara dengan nelayan 2 x 2 jam


keamanan dan penyelam di Desa Kawa dan Negeri
keselamatan dilaut saat Ihamahu mengenai peralatan keamanan
melaksanakan tugas yang dibawa saat melakukan
penyelaman.
- Melakukan pemeriksaan pada ABK 1 x 5 jam
Myanmar di Tantui

b. Identifikasi masalah - Mengidentifikasi masalah yang timbul 2 x 2 jam


kemanan dan akibat tidak menggunakan alat keamanan
keselamatan di laut saat berlaut pada nelayan penyelam di
pada masyarakat Desa Kawa dan Negeri Ihamahu.
pesisir/ pulau

c. Advokasi keamanan - Memberikan arahan singkat mengenai 2 x 1 jam


dan keselamatan dilaut keamanan dan keselamatan selama
penyelaman pada nelayan penyelam di
Desa Kawa dan Negeri Ihamahu.

7 a. Identifikasi kecelakaan - Mengidentifikasi kecelakaan akibat 1 x 3 jqm


penyelaman (simulasi penyelaman pada nelayan penyelam di
jika tidak ada kasus) Negeri Ihamahu serta penyakit akibat
dan penyakit kelautan penyelaman dan faktor resikonya
(marine medicine) dan - Melakukan kunjungan ke rumah dan Selama 1 hari
faktor-faktor resiko melakukan wawancara kepada beberapa
nelayan dan penduduk di Negeri
Ihamahu.

b. Penanganan kasus - Ikut serta dalam menangani kasus Selama 3 hari


penyakit di RUBT penyakit stroke yang diterapi dengan
RSAL Halong terapi oksigen hiperbarik di RSAL
(komplementer dan Halong.
tradisional) dan
pengembangan marine
dan coastal medicine

8
c. Penanganan - Melakukan penanganan kasus-kasus Belum
kedaruratan dilaut kedaruratan dilaut tercapai
(simulasi
kasus/training)

8 a. Pelayanan kesehatan - Merujuk pasien sesuai jenjang rujukan Belum


berbasis gugus pulau berbasis gugus pulau. tercapai

b. Sailing medical service - Ikut serta dalam Sailing Medical Service Belum
(SMS) dengan mengidentifikasi tercapai
kabupaten yang menjadi target dan
masalah kesehatan yang dimiliki serta
kegiatan dan bentuk pelayanan kesehatan
yang diberikan.

II. PERNYATAAN PENCAPAIAN KOMPETENSI


1. Manajemen Masalah Kesehatan
a. Pemetaan masalah kesehatan pada masyarakat (rapid survey)
Rapid survey adalah salah satu bentuk survey alternatif yang banyak
digunakan karena timbulnya pertanyaan mendasar di lapangan yang perlu
jawaban segera namun tetap mempunyai validitas yang tinggi. Rapid
Survey dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang suatu masalah
dalam jangka waktu yang relatif pendek. Dalam melaksanakan suatu
survei cepat maka langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi : 1)
penjabaran secara singkat pilihan masalah kesehatan yang spesifik, 2)
penentuan besar sampel, dan metode penelitian yang akan dilakukan, 3)
mengembangkan cara pengumpulan data, 4) pengorganisasian dan
pelaksanaan survey, 5) analisis dan interpretasi laporan.
Pada kompetensi ini, kami melakukan rapid survey saat
melaksanakan kepanitraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Desa
Kawa Kabupaten Seram Bagian Barat selama kurang lebih satu minggu,
dimana awalanya kami mengumpulkan data mengenai jumlah penduduk,
situasi kesehatan termasuk data 10 penyakit terbanyak di Puskesmas
Pembantu Desa Kawa dan berdiskusi dengan bidan dan dokter pemegang

9
Puskesmas Pembantu Kawa, kemudian dari data tersebut masalah
kesehatan yang kami ambil adalah imunisasi khususnya imunisasi BCG
karena banyaknya bayi dan anak di Desa Kawa yang tidak diimunisasi.
Kemudian kami melakukan pemetaan penyebaran bayi dan anak dibawah
usia 2 tahun serta menentukan besar populasi yang akan menjadi sampel
sebanyak 41 respoden dengan cara cluster sampling. Selanjutnya kami
memulai survey dengan mengumpulkan data menggunakan kuisoner
dengan mendatangi masing-masing rumah yang menjadi sampel kami.
Setelah selesai, kami melakukan analisis dan intepretasi laporan hasil
rapid survey.
b. Analisis masalah kesehatan
Analisis masalah kesehatan adalah kegiatan mengumpulkan dan
memahami informasi tentang situasi kesehatan yang berguna untuk
menetapkan masalah kesehatan di suatu wilayah. Dalam menganalisa
masalah kesehatan di Desa Kawa kami memulai dengan menentukan
imunisasi sebagai masalah kesehatan. Kemudian kami melakukan
pengelompokan data dan pemetaan bayi dan anak dibawah usia 2 tahun
yang tidak diimunisasi BCG. Selanjutnya, kami melakukan analisis
faktor penyebab kurangnya imunisasi BCG serta apa saja program
puskesmas yang dilakukan untuk menanggulangi masalah imunisasi di
Desa Kawa.
c. Perencanaan pemecahan terhadap masalah kesehatan (promotif dan
preventif)
Upaya pemecahan masalah kesehatan berupa upaya promotif
adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat promosi kesehatan
sedangkan preventif merupakan kegiatan pencegahan suatu penyakit.
Pada kompetensi ini, upaya pemecahan masalah kesehatan berupa
kurangnya imunisasi BCG di Desa Kawa yang kami lakukan berupa
upaya promotif dengan cara melakukan penyuluhan dan pembagian
leaflet tentang pentingnya imunisasi serta memberitahukan kepada
masyarakat jadwal tetap tiap bulan imunisasi di Desa Kawa.

10
d. Perencanaan pemecahan masalah kesehatan bersama masyarakat
Perencanaan pemecahan masalah kesehatan bersama masyarakat
yang kami lakukan adalah dengan memberitahukan kepada masyarakat
jadwal tetap tiap bulan imunisasi di Desa Kawa.
e. Evaluasi keberhasilan pemecahan masalah kesehatan
Dalam mengevaluasi keberhasilan dari kegiatan pemecahan
masalah kesehatan yang kami lakukan adalah melakukan tanya jawab
setelah melakukan penyuluhan dan menilai apakah masyarakat telah
memahami isi penyuluhan yang kami berikan, serta menganalisis jumlah
bayi yang mengikuti imunisasi sebelum dan sesudah penyuluhan dan
pembagian leaflet tentang pentingnya imunisasi.

2. Pelayanan Kesehatan Promotif Dan Preventif


a. Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan penambahan
pengetahuan yang diperuntukan bagi masyarakat melalui penyebaran
pesan untuk mencapai tujuan hidup sehat dengan cara mempengaruhi
perilaku masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Pada
kompetensi ini, kami tertarik melakukan penyuluhan mengenai dampak
seks bebas pada siswa-siswi SMP di Desa Kawa. Hal ini dimaksudkan
agar dampak dari seks bebas diketahui sejak usia remaja sehingga dapat
mempengaruhi perilaku para remaja kedepannya. Penyuluhan dilakukan
di SMP Negeri 1 Atap Desa Kawa dengan sasaran kelas 1-3, dengan
menampilkan presentasi penyuluhan diikuti sesi tanya jawab.
Selain itu, saya juga melakukan penyuluhan mengenai kanker
serviks yang ditujukan remaja dan ibu-ibu muda mengingat makin
meningkatnya angka kejadian kanker serviks di Kota Ambon.
Penyuluhan dilakukan pada saat stase di Puskesmas Karpan bertepatan
dengan kegiatan posyandu di posyandu Bait Eden Belakang Soya.
Setelah melakukan penyuluhan, kami melakukan evaluasi dengan
caratanya jawab dengan para peserta penyuluhan.

11
b. Pos pelayanan terpadu
Pos pelayanan terpadu (POSYANDU) merupakan salah satu
bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat.Kegiatan
utama posyandu meliputi; 1) Kesehatan ibu dan anak (KIA) diantaranya
pemberian tabket Fe, imunisasi TT dan pemeriksaan kehamilan, 2) Gizi
diantaranya pemanatauan petumbuhan melalui penimbangan bulanan,
pemberian vitamin A dan makanan tambahan, 3) Imunisasi dasar yang
wajib didapatkan, 4) Pemberian KB dan 5) Penanggulangan diare dengan
pemerian oralit dan pengobatan. Sasaran posyandu adalah seluruh
masyarakat terutama bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, menyusui
dan nifas, pasangan usia subur, remaja dan lanjut usia. Pada kompetensi
ini, kami mengikuti kegiatan posyandu yang dilakukan oleh Puskesmas
Karpan di Posyandu Bait Eden Belakang Soya.
c. Usaha kesehatan sekolah (UKS/UKGS)
Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan
masyarakat yang dijalankan di sekolah dengan anak didik dan
lingkungan hidupnya sebagai sasaran.UKS biasanya dilakukan di ruang
kesehatan suatu sekolah, dengan pedoman yang disebut Trias UKS, yaitu
Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Pembinaan Sekolah
Lingkungan Sehat. Peran kami adalah memantau pelaksanaan UKS di
sekolah apakah telah sesuai dengan standar yang ditentukan.Bersamaan
dengan pelaksanaan penyuluhan di SMP Negeri 1 Atap Desa Kawa kami
juga memantau kinerja UKS namun fungsi dan kinerja UKS di SMP
Negeri 1 Atap Desa Kawa belum berjalan dengan baik.
d. KIA/KB
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, bersalin,
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.Keluarga
Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan jumlah
anak serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi. Pada

12
kompetensi ini, kami juga turut serta dalam pelaksanaan program
KIA/KB diantaranya kami melakukan pemeriksaan ANC, pemberian
tablet Fe dan anti tetanus kepada ibu hamil serta pemberian KB dalam
bentuk pil maupun suntikan pada pasien yang dating di Puskesmas
Pembantu Desa Kawa, Puskesmas Karpan.

3. Pelayanan Kesehatan Primer


a. Aplikasi keterampilan klinis (diagnostik fisik, laboratorium, terapi)
Pada kompetensi ini kami diberi kepercayaan dalam melakukan
dalam anamnesis, pemeriksaan fisik dan pengobatan kepada setiap pasien
yang datang di puskesmas dibawah bimbingan dokter yang bertugas di
puskesmas tersebut.
b. Aplikasi keterampilan manajemen
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas
yang efektif dan efisien. Sistem manajemen puskesmas yakni
perencanaan (P1) yang diselenggarakan melalui mekanisme perencanaan
mikro (micro planning) yang kemudian menjadi perencanaan tingkat
puskesmas, penggerakkan pelaksanaan (P2) yang diselenggarakan
melalui mekanisme lokakarya mini (mini workshop) serta pengawasan,
pengendalian dan penilaian (P3) yang diselenggarakan melalui
mekanisme stratifikasi puskesmas yang kemudian menjadi penilaian
kinerja puskesmas.
Pada kompetensi ini, kami tidak turut serta dalam penyusunan
manajemen puskesmas, namun kami mempelajari alur sistem manajemen
puskesmas mulai dari perencanaan program kegiatan, pelaksanaan
lokakarya mini, serta penilaian hasil kegiatan yang dilaksanakan setiap
bulan di puskesmas. Kami juga turut serta dalam kegiatan yang
diprogramkan puskesmas yang terdiri dari upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat.

13
c. Aplikasi prosedur rujukan dari pusat pelayanan primer (termasuk konsul
telemedicine)
Telemedicine adalah pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan medis jarak jauh termasuk perawatan, diagnosis,
konsultasi, pengobatan dan pertukaran data medis.Pada kompetensi ini,
kami tidak terlibat secara langsung, namun kami mempelajari hal ini saat
dokter yang bertugas di puskesmas melakukan rujukan pasien yang
memerlukan perawatan lebih ke Rumah Sakit. Dokter yangbersangkutan
melakukan rujukan menggunakan surat rujukan. Setelah pasien mendapat
perawatan yang diperlukan di Rumah Sakit maka pasien akan dirujuk
kembali ke puskesmas guna mendapat pengobatan lanjutan.

4. Usaha Kesehatan Perorangan


a. Praktik dokter keluarga/BPJS
Praktik dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang
menyelenggarakan pelayanan primer yang komperhensif, kontinu,
integratif, holistik dan koordinatif dengan mengutamakan pencegahan,
menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya.
Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis
kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga
melibatkan dokter keluarga sebagai penyaring tingkat primer, dokter
spesialis sebagai penyaring tingkat sekunder dan Rumah Sakit sebagai
rujukan. BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan
khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan
kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.Setiap peserta BPJS akan ditarik
iuran yang besarnya ditentukan sesuai tingkatan manfaat yang
diinginkan. Pasien yang terdaftar sebagai anggota BPJS dapat memilih
puskesmas atau dokter keluarga yang diinginkan sebagai pusat pelayanan
kesehatan primer, dan mendapat pelayanan kesehatan tanpa dipungut
biaya. Pasien yang tidak terdaftar sebagai anggota dokter keluarga yang

14
datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan akan dikenakan biaya
sesuai tariff yang ditentukan.
Pada kompetensi ini, kami turut serta mengamati proses
pelaksanaan praktik dokter keluarga di Klinik Mulia. Selain itu, kami
juga turut serta dalam pemeriksaan pasien yang menjadi anggota dokter
keluarga yang datang ke Klinik Mulia.
b. Home visit dan homecare
Home visit adalah segala tindakan yang dilakukan kepada pasien
oleh tenaga kesehatan yang bersifat panggilan. Tindakan ini dilakukan
dirumah tempat tinggal pasien. Praktik dokter keluarga juga menjalankan
program home visit bagi pasien-pasien yang termasuk anggotanya.
Program ini biasanya dilakukan saat pasien memerlukan pelayanan
kesehatan namun tidak dapat datang langsung ke tempat praktik dokter
keluarga sehingga meminta kesediaan dokter untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang diperlukan dirumah pasien. Pada kompetensi
ini, kami belum mencapai target karena selama mengikuti praktik dokter
keluarga di Klinik Mulia kami belum menemukan kegiatan home visit
ini.

5. Evaluasi Kinerja Pelayanan Primer


a. Evaluasi berbasis SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi
yang bersifat deskriptif dengan mengevaluasi kekuatan (strength),
kelemahan (weakness) internal dari puskesmas, serta kesempatan
(opportunity) dan ancaman (threat) dari lingkungan eksternal. Manfaat
dari analisis SWOT yang dilakukan dalam mengevaluasi kinerja
puskesmas adalah untuk melakukan perencanaan masa depan,
menganalisis kesempatan dan kekuatan yang dimiliki, serta mengatasi
ancaman yang akan datang. Pada kompetensi ini, kami belum mencapai
target karena kami tidak melakukan analisis SWOT secara langsung dan
hanya mempelajarinya saat pertemuan ilmiah.

15
b. Laporan kinerja
Evaluasi laporan kinerja pelayanan primer dilaksanakan setiap
bulan oleh puskesmas saat pelaksanaan lokakarya mini bulanan guna
membahas hasil kegiatan program bulanan. Pada pertemuan tersebut
akan dilakukan evaluasi apakah hasil kegiatan telah mencapai target yang
ditentukan oleh standar pelayanan minimal. Jika belum mencapai target
maka akan dibahas permasalahannya kemudian dibuat perencanaan
untuk bulan depan agar dapat mencapai target yang ditentukan.
Sedangkan evaluasi kinerja puskesmas secara menyeluruh akandilakukan
saat pertemuan tahunan bersama Dias Kesehatan Kota. Pada kompetensi
ini, kami belum mecapai target karena tidak turut serta dalam evaluasi
maupun kegiatan lokakarya mini karena keterbatasan waktu yang tidak
bertepatan dengan jadwal lokakarya mini puskesmas.
c. Rekomendasi hasil evaluasi
Rekomendasi hasil evaluasi dimaksudkan untuk perbaikan kinerja
puskesmas di masa mendatang dengan membuat perencanaan kegiatan
program yang akan dilakukan agar mencapai target yang ditentukan
standar pelayanan minimal. Pada kompetensi ini, kami belum mencapai
target karena tidak turut langsung dalam menyusun rekomendasi hasil
evaluasi.Kami hanya mendapat pengetahuan singkat saat berada di
puskesmas.

6. Safety and Survival at Sea


a. Aplikasi prinsip keamanan dan keselamatan di laut saat melaksanakan
tugas
Keselamatan dan keamanan saat melakukan pekerjaan di laut oleh
para nelayan merupakan hal yang penting mengingat banyaknya bahaya
kecelakaan yang akan terjadi saat melaut. Pada kompetensi ini, kami
telah mencapai target dengan turun langsung di pemukiman nelayan di
Desa Kawa dan Negeri Ihamahu dan melakukan wawancara serta
pemeriksaan langsung peralatan keamanan dan keselamatan yang dibawa

16
oleh para nelayan saat melakukan pekerjaanya di laut. Selain itu, kami
juga turut serta bersama anggota pemeriksaan dari Kantor Kesehatan
Pelabuhan melakukan pemeriksaan kesehatan pada para ABK Myanmar
di Tantui.
b. Identifikasi masalah keamanan dan keselamatan dilaut pada masyarakat
pesisir/pulau
Pada kompetensi ini, kami melakukan identifikasi masalah
keamanan dan keselamatan yang timbul saat nelayan melakukan
pekerjaannya dilaut melalui hasil wawancara yang kami lakukan pada
nelayan di Desa Kawa dan Negeri Ihamahu. Dari hasil identifikasi kami
ditemukan banyaknya kecelakaan akibat kerja yang alami akibat sistem
keamanan dan keselamatan yang belum memenuhi standar.
c. Advokasi keamanan dan keselamatan di laut
Setelah melakukan identifikasi kecelakaan akibat kerja karena
masalah keamanan dan keselamatan yang tidak memenuhi standar, kami
melakukan advokasi keamanan dan keselamatan di laut dengan cara
memberikan arahan singkat kepada para nelayan di Negeri Ihamahu
mengenai pentingnya penggunaan alat-alat keamanan dan keselamatan
saat melakukan pekerjaan di laut.

7. Dokter Pulau
a. Identifikasi kecelakaan penyelaman (simulasi jika tidak ada kasus) dan
penyakit kelautan (marine medicine) dan factor-faktor risiko
Pada kompetensi ini, kami melakukan identifikasi kecelakaan
akibat penyelaman dan penyakit kelautan pada saat melakukan
wawancara dengan para nelayan di Negeri Ihamahu. Dari hasil
identifikasi kami menemukan banyak kecelakaan dan penyakit akibat
penyelaman yang terjadi diantaranya penyakit dekkompresi, gangguan
pendengaran, kecelakaan akibat gigitan binatang laut bahkan sampai
kematian. Selain itu, kami juga melakukan kunjungan langsung dan
wawancara ke rumah nelayan dan para penduduk di Negeri Ihamahu.

17
b. Penanganan kasus penyakit di RUBT RSAL Halong (komplementer &
tradisional) dan pengembangan marine & coastal medicine)
Terapi oksigen hiperbarik atau ruang udara bertekanan tinggi
(RUBT) merupakan suatu metode pengobatan dengan cara memberikan
pernapasan oksigen murni 100% kepada pasien dengan penyakit
dekompresi dan penyakit penyelaman lainnya. Prinsip kerja dari RUBT
ini adalah memberikan pernapasan dengan tekanan oksigen murni
sehingga oksigen tersebar secara menyeluruh di seluruh jaringan tubuh
dan menyebabkan meluruhnya gelembung gas nitrogen yang terbentuk
sehingga mengurangi gejala yang ditimbulkan.Pada kompetensi ini, kami
turut langsung melakukan anamnesis dan pemeriksaan pada salah satu
pasien yang datang ke RSAL untuk menjalani terapi RUBT akibat
penyakit stroke yang dialami sejak 2 tahun terakhir dengan kelemahan
badan kiri. Selain itu, kami juga turut langsung mendampingi pasien di
dalam chamber hiperbarik.
c. Penanganan kedaruratan di laut (simulasi kasus/professional training)
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena tidak
adanya kasus kedaruratan yang kami temui. Kami hanya mempelajari
kasus-kasus kedaruratan serta penanganannya melalui pertemuan ilmiah
dengan Dokter Spesialis Kelautan selama menjalani kepanitraan Klinik
di RSAL Halong.

8. Kebijakan Kesehatan Provinsi Maluku


a. Pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau
Provinsi Maluku merupakan daerah maritime dimana sebagian
besar wilayahnya terdiri dari laut.Oleh karena itu, pelayanan kesehatan di
Provinsi Maluku perlu kebijakan khusus, tidak sama dengan daerah-
daerah lain di Indonesia yang merupakan daerah continental. Pelayanan
kesehatan di Maluku adalah berbasis gugus pulau dengan sasarannya
adalah untuk mengatasi keterpencilan dengan prinsip
kemandirian.Tujuan diadakannya pelayanan kesehatan dengan sistem

18
gugus pulau adalah untuk mendekatkan jarak geografis, jarak ekonomi,
serta jarak social budaya yang ditujukan untuk daerah tertinggal,
perbatasan, dan kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan
(DBK).Secara keseluruhan Propinsi Maluku terdiri dari 39 gugus pulau,
dengan kondisi pusat rujukan masih jauh dari persyaratan yang harus
dipenuhi oleh sebuah puskesmas rujukan.Mekanisme kerja dari sistem
gugus pulau yaitu melaksanakan sistem rujukan berjenjang yang dimulai
dari puskesmas jejaring kepada puskesmas pusat gugus kemudian
merujuk ke RS Kabupaten dan terakhir merujuk ke RS Pusat Rujukan di
Kota Ambon.Namun, pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau ini
belum dilaksanakan secara menyeluruh di Provinsi Maluku.Pada
kompetensi ini, kami belum mencapai target karena belum pernah
menyaksikan secara langsung sistem rujukan gugus pulau di puskesmas
karena belum berjalannya sistem gugus pulau di Kota Ambon. Kami
hanya mempelajari sistem pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau
melalui pertemuan ilmiah saat menjalani kepanitraan klinik di Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku.
b. Sailing medical service
Sailing medical service (SMS) adalah pelayanan kesehatan secara
cuma-cuma kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak dijangkau
oleh pelayanan kesehatan atau yang tidak mampu menjangkau fasilitas
kesehatan karena masalah biaya dan akses pelayanan.Pelayanan
kesehatan yang diberikan berupa operasi bedah umum, pelayanan
kesehatan mata termasuk operasi katarak, pelayanan kesehatan umum
dan gigi.Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah yang menjalani
Sailing Medical Service dikarenakan letak geografisnya yang berupa
daerah kepulauan sehingga perlunya panjangkauan pelayanan kesehatan
hingga di pulau-pulau terpencil dan pedalaman.Pada kompetensi ini,
kami belum mencapai target karena tidak turut langsung dalam
pelaksanaan sailing medical service karena tidak bertepatan dengan
jadwal pelaksanaanya. Kami hanya mempelajari system dan proses

19
pelaksanaan sailing medical service melalui pertemuan ilmiah selama
menjalani kepanitraan klinik di Dinas Kesehatan Provinsi Maluku.

III. KOMPETENSI YANG BELUM TERCAPAI


NO LEARNING AKTIVITAS LEVEL DURASI/FREKUENSI TARGET
OUTCOMES YANG KOMPETENSI KEGIATAN KAPAN
(KOMPETENSI) MEMBANTU YANG LEVEL
MENCAPAI LO DICAPAI KOMPETENSI
AKAN
DICAPAI
1 Pelayanan a. Usaha Mempelajari Seminggu, 3 x 3 jam 2016, Pada Saat
Kesehatan kesehatan fungsi dan Internship Di
Promotif Dan sekolah kegiatan UKS di Puskesmas
Preventif sekolah 1 x 2 jam

2 Pelayanan a. Aplikasi Mempelajari Seminggu, 1 x 3 jam 2016, Pada Saat


Kesehatan Primer keterampilan sistem Internship Di
manajemen manajemen Puskesmas
puskesmas
mulai dari
perencanaan
program
kegiatan,
pelaksanaan
lokakarya mini,
dan evaluasi
hasil kegiatan.
b. Aplikasi Mempelajari Seminggu, 1 x 3 jam 2016, Pada Saat
prosedur prosedur Internship Di
rujukan dari rujukan pasien Puskesmas
pusat yang
pelayanan memerlukan
primer perwatan di
(termasuk fasilitas yang
konsul lebih memadai
telemedicine) seperti Rumah
Sakit dan
rujukan balik
untuk

20
melajutkan
pengobatan di
puskesmas.

3 Usaha Kesehatan Home visited dan Mendapat Seminggu, 1 x 3 jam 2016, Pada Saat
Perorangan home care penjelasan Internship Di
singkat selama Puskesmas
mengikuti
praktik dokter
kelurga di
Klinik Mulia

4 Evaluasi Kinerja a. Evaluasi Mempelajari 1 x 2 jam 2016, Pada Saat


Pelayanan Primer berbasis analisis SWOT Internship Di
SWOT pada saat Puskesmas
pertemuan
ilmiah
b. Laporan Mempelajari Seminggu, 1 x 3 jam 2016, Pada Saat
kinerja prosedur analisis Internship Di
laporan kinerja Puskesmas
di puskesmas
c. Rekomendasi Mempelajari Seminggu, 1 x 3 jam 2016, Pada Saat
hasil evaluasi penyusunan Internship Di
rekomendasi Puskesmas
hasil evaluasi
kinerja
puskesmas

5 Dokter Pulau Penanganan Mempelajari Seminggu, 1 x 3 jam 2016, Pada Saat


kedaruratan di kasus-kasus Internship Di
laut (simulasi kedaruratan Puskesmas
kasus/professional dilaut serta
training) penangannya di
RSAL Halong

6 Kebijakan a. Pelayanan Mempelajari Seminggu, 1 x 3 jam 2016, Pada Saat


Kesehatan di kesehatan sistem rujukan Internship Di
Provinsi Maluku berbasis berbasis gugus Puskesmas
gugus pulau pulau di Dinas
Kesehatan

21
Provinsi.
b. Sailing Mempelajari Seminggu, 1 x 3 jam 2016, Pada Saat
medical proses Sailing Internship Di
service Medical Service Puskesmas
(SMS) dengan
mengidentifikasi
kabupaten yang
menjadi target
dan masalah
kesehatan yang
dimiliki.
Mempelajari apa
saja kegiatan
dan bentuk
pelayanan
kesehatan dalam
pelaksanaan
sailing medical
service

22
LAMPIRAN

23

Anda mungkin juga menyukai