Anda di halaman 1dari 115

PEDOMAN PELAYANAN

BAGIAN REKAM MEDIS

RS. JARAGA SASAMEH

TAHUN 2018

RS. JARAGA SASAMEH


Jl.Patianom No.6 Buntok Barito Selatan, Hilir Sper, Dusun Sel.,
Kalimantan Tengah, 73751
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................. i


Daftar isi .......................................................................................... ii
BABI.PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1. Latar BelakangRekamMedis............................................... 1
1.2. Ruang Lingkup................................................................... 8
1.3. FalsafahRekamMedis.......................................................... 8
1.4. PengertianRekamMedis ...................................................... 8
1.5. TujuanRekamMedis ............................................................ 9
1.6. KegunaanRekamMedis ....................................................... 10
1.7. Batasan Operasional........................................................... 12
1.7.1. ManagemenRekammedis .................................................... 12
1.7.2. Rekam Medis ...................................................................... 12
1.7.3. Admission ........................................................................... 13
1.7.4. Registrasi............................................................................. 13
1.7.5. Tracer .................................................................................. 13
1.7.6. ICD X ................................................................................. 13
1.7.7. Kartu Berobat ...................................................................... 13
1.7.8. Landasan Hukum ................................................................ 13
1.7.9. AspekPersyaratanHukum.................................................... 16
1.8. PemilikanRekamMedis ....................................................... 17
1.9. KerahasiaanRekamMedis ................................................... 20
1.10. Persetujuan Tindakan Medis(InformedConsent) ................ 22
1.11. PemberianInformasikepadaOrang/BadanYang
Mendapat Kuasa.................................................................. 26
1.12. Rekam MedisDi Pengadilan ............................................... 31

ii
BAB II.STANDARKETENAGAAN ............................................ 34
2.1. Kualifikasi SumberDayaManusia ............................................. 34
2.2. DistribusiKetenagaan................................................................ 36
BAB III.STANDARFASILITAS.................................................... 39
3.1. Denah Ruang InstalasiRekamMedis......................................... 39
3.2. StandarFasilitasInstalasiRekamMedis ...................................... 41
BAB IV. TATALAKSANAPELAYANAN ................................... 44
4.1. Pelayanan PendaftaranRawatJalan ........................................... 45
4.2. Pelayanan PendaftaranRawatInap ............................................ 48
4.3. Sistem IdentifikasiDanPenomoran ........................................... 52
4.4. Simbol danTandaKhusus .......................................................... 55
4.5. PenyelesaianDanPengembalianRekamMedis .......................... 56
4.6. PenghapusanRekamMedis ........................................................ 61
4.7. Perekam KegiatanPelayananMedis .......................................... 64
BABV.LOGISTIK .......................................................................... 94
BAB VI.KESELAMATANPASIEN .............................................. 98
BAB VII.KESELAMATANKERJA .............................................. 103
BAB VIII.PENGENDALIANMUTU............................................ 106
6.1. Definisi Indikator ...................................................................... 106
6.2. Indikator DanStandarPelayanan ............................................... 108
6.3. Uraian StandarPelayananMinimal ............................................ 108
BABIX.PENUTUP ......................................................................... 113

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang RekamMedis.


Lahirnya rekam medis berjalan sejajar dengan lahirnya ilmu kedokteran

karenanya sejak Zaman (Paleolithic) lebih kurang 25.000 SM di Spanyol rekam

medis telah ada, tetapi dalam bentuk yang primitif sekali berupa pahatan pada

dindinggua.

Pada zaman Mesir Kuno (Egyptian Period) telah dikenal Dewa Thoth ahli

pengobatan yang dianggap Dewa Kebijaksanaan dikenal sebagai dewa berkepala

iblis.Ia mengarang 36 buah – 42 buku. Diantaranya 6 buku mengenai masalah

kedokteran (tubuh manusia, penyakit, obat-obatan penyakit mata dankebidanan.

Imhotep adalah dokter yang pertama menjalankan rekam medis. Hidup di

zaman Piramid 3.000-2.500 SM. Ia adalah pegawai negeri tinggi, Kepala Arsitek

Negri serta penasehat Medis Fira’un, kemudian ia dihormati sebagai medical

demiggod seperti Aesculapius : Ia membuat Papyrus (dokumen ilmu kedokteran

kuno yang berisi 43 kasuspembedahan).

Papyrus ini selama berabad-abad menghilang dan baru diketemukan pada

abad XIX oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Edwin Smith, hingga

kemudian dinamakan :Edwin Smith Papyrus. Papyrus ini saat ini disimpan di

New York Academy of Medicine,USA.

Lembaran papyrus lain diketemukan pada tahun 1972 di kaki mumi di

Necropolis ditulis sejak tahun 1550 SM, yang kemudian dijual pada seorang

archeolog Jerman bernama Georg Ebers hingga kemudian dikenal sebagai

PapyrusEbers.

1
Sebelum perang dunia ke II papyrus ini berada di University of

Leipzing.Di Leipzing (Polandia) isi Papyrus Ebers diketahui adalah observasi

yang cermat mengenai penyakit dan pengobatan yang dikerjakan secara teliti

danmendalam.

Pada zaman Yunani dikenal Aesculapius yang dianggap sebagai dewa

kedokteran dan mempunyai tongkat dililit ular yang hingga kini masih dipakai

sebagai simbol ilmu kedokteran diseluruh dunia. Aesculapius melakukan praktek

ilmu kedokteran di Delphi, bekas reruntuhan kuilnya berada di dekat gunung

ParnaZeus.

Ilmu kedokteran di Yunani disebarkan oleh sepuluh dokter yang disebut

Aesclepadae sedang kuil tempat penderita disebut Aesculapia (1134 SM). Selain

kuil tersebut pengobatan lainnya di kota Epidaurus (Secred Grove) atau disebelah

BaratAlthena.

Pada 460 SM dikenal Hippocrates yang hingga kini disebut sebagai Bapak

Ilmu Kedokteran.Ia yang mulai mengenyampingkan ramalan dan pengobatan

secara mistik dengan praktek kedokteran secara ilmu pengetahuanmodern.

Hipocrates yang membuat sumpah Hipocrates dan banyak menulis tentang

pengobatan penyakit, dengan observasi penelitian yang cermat dan sampai kini

dianggap benar.Hasil pemeriksaan pasiennya (rekam medis) diajarkan pada Putra

Hipocrates Thesalius, Racon, dan Dexxippus yang hingga kini masih dapat dibaca

oleh para dokter. Kecermatan cara kerja Hipocrates dalam pengelolaan rekam

medisnya sangat menguntungkan para doktersekarang.

Galen yang hidup 600 tahun sesudah Hipocrates (130-121 SM) di kota

Roma adalah orang pertama yang memperkenalkan fungsi sesungguhnya dari

arteri (pembuluh darah) dan dalam salah satu buku karangannya ia

2
menggambarkan rasa sakit yang diakibatkan serangan ginjal. Di zaman ini telah

mempunyai majalah kedokteran bernama Romana ActaDiurna.

Orang yang pertama kali menyebutkan perkataan rumah sakit (Hospital)

atau Hopitalia dalam bahasa latin(Hosper = Host = Tamu) adalah Santo Jerome.

Istilah tersebut ia pergunakan sewaktu menulis mengenai rumah sakit yang

didirikan oleh Pabiola di Roma Tahun390.

Pada zaman Byzantium ilmu kedokteran hanya mencapai 3 abad pertama

walaupun zaman ini lebih dari 1000 tahun. Pengarang buku ilmu kedokteran pada

zaman ini adalah : Aetius, Alexander, Oribasius dan Paul satu-satunya pekerjaan

rekam medis yang dilakukan yaitu catatan para rahib (dokterkuno).

Pada zaman Yahudi ilmu kedokteran telah tertera di dalam kitab Injil dan

Talmud, dua kitab agama Kristen dan Yahudi.Bangsa Hibrani termasuk pencipta

dari Prophylaxis. Buku Leviticus berisi sanitasi dan higiene seperti : efek

menyentuh benda kotor, jenis makanan yang harus dimakan dan mengandung gizi

tinggi, dan cara membersihkan ibu yang barumelahirkan.

Pada zaman Islam dikenal dokter-dokter yang beragama Islam dan praktek

di rumah sakit Persia (Iran) antara lain Imam Gozali (Rhazes) tahun 865 – 925

SM, yang telah menulis banyak buku kedokteran, antara lain mengenai

pengobatan penyakit cacar “Treatise on Smallpox and Measles” yang merupakan

buku pertama yang membahas penyakit menular. Ia juga merupakan dokter

pertama yang menggunakan alkohol dan usus kambing untuk menjahitluka.

Kemudian Ibnu Sina (Avicena) hidup 980–1037 M yang bekerja

berdasarkan tulisan Hipocrates dan menggabungkan dengansumber-sumber

3
kedokteran lainnya yang ia dapat. Ia telah menggunakan sistem pencatatan klinis

yang baik.

Rumah Sakit ST Jaraga Sasameh di London merintis hal-hal yang harus

dikerjakan oleh suatu medical record management. Rumah sakit ini yang

memulai membuat catatan (record) dari para penderita yang dirawat di rumah

sakitnya. Pada tahun 1667 rumah sakit ini mempelopori pendirian perpustakaan

kedokteran.Rumah sakit ini masih berdiri dan beberapa rekam medis pasiennya

yang pernah dirawat ditahun 1137 masih ada.Pendiri rumah sakit ini bernama

Rahera.Rumah sakit ini mengeluarkan buku bernama Book of Foundation yang

berisi riwayat dari 28 kasus penyakit.ST Jaraga Sasameh mendapat dukungan dan

perhatian pemerintah atas usaha usahanya yang telahdijalankan.

Andreas Vesalius hidup pada tahun 1514 – 1554, adalah seorang

berkebangsaan Belgia, dokter yang mempelajari ilmu anatomi melalui

pembedahan mayat orang kriminal dengan cara mencuri mayat, hal yang dilarang

keras oleh gereja Khatolik. Hasil pembedahan mayat menjadi pengetahuan

Anatomi yang sangat bermanfaat.Ia juga selalu membuat rekam medis atas segala

hal yang dijumpainya. Hasil rekam medis tersebut dibukukan dengan

namaFabrica (1543). Kemudian ia menjadi profesor pada University of

Padua(Italia).

Dokter William Harvey adalah seorang dokter yang bekerja di RS ST

Jaraga Sasameh yang menekankan dimana dokter harus bertanggung jawab atas

segala catatan rekam medisnya.Setiap dokter harus mencatat laporan instruksi

medis daripasien.

4
Kapten Jhon Grant adalah orang yang pertama kali mempelajari Vital

Statistik pada tahun 1661. Ia melakukan penelitian atasBilis of Mortality

(angkaKematian).

Pada abad XVIII Benyamin Franklin dari USA mempelopori berdirinya

rumah sakit Pennsylvania di Philadelpia (1752).Rekam medis sudah ada pada

tahun 1873 dan indeks pasien barudisimpan.

Tahun 1771 Rumah Sakit New York dibuka, pada tahun 1793 register

pasien dikerjakan. Tahun 1862 mulai dicoba menggunakan indeks penyakit.

Pada tahun 1914 istilah-istilah kepenyakitan baru dapatditerangkan.

Pada tahun 1801 Rumah Sakit Umum Massacussect di Boston dibuka

memiliki rekam medis dan katalog lengkap.Tahun 1871 mulai diinstruksikan

bahwa pasien dirawat harus dibuat KIUP (Kartu Indeks UtamaPasien).

Tahun 1870-1893 Library Bureu mulai mengerjakan penelitian katalog

pasien. Tahun 1895 -1867 Ny. Grece Whiting Myerors terpilih sebagai Presiden

pertama dari Association of Record Librarian of North America.Ia adalah ahli

medical record pertama di rumahsakit.

Pada abad XX rekam medis baru menjadi pusat perhatian secara khusus

pada beberapa rumah sakit, perkumpulan ikatan dokter/rumah sakit di negara-

negarabarat.

Tahun 1902 American Hospital Association untuk pertama kalinya

melakukan diskusi rekam medis.Tahun 1905 beberapa buah pikiran dokter

diberikan untuk perbaikan rekam medis. Tahun 1905 Dokter George Wilson

seorang dokter kebangsaan Amerika dalam rapat tahunan American Medical

Associationke56membacakannaskahnya:“AclinicalChartforTheRecordof

5
Patient in Small Hospital “ yang kemudian diterbitkan dalam Journal of

American Association terbit 23-9-1905. Isi naskah itu adalah tentang pentingnya

nilai medical record yang lengkap isinya demi kepentingan pasien maupun bagi

pihak rumahsakit.

Berikut adalah perkembangan selanjutnya:

a) Tahun 1935 di USA muncul 4 buah sekolah RekamMedis.

b) Tahun 1955 berkembang menjadi 26 sekolah terdapat 1000lulusan.

c) Tahun 1948 Inggris membuat 4 sekolah rekammedis.

d) Tahun 1944 Australia membuat sekolah rekam medis oleh seorang ahli

RM dari Amerika yang bernama Ny. Huffman, di Sydney dan

Melbourne.

Dengan demikian dunia internasional sudah menyadari bagaimana

pentingnya tulisan-tulisan serta catatan mengenai penyakit seseorang sehingga

harus disusun dengan sebaik-baiknya dan catatan medis inilah yang kita namakan

dengan rekammedis.

Semenjak masa pra kemerdekaan rumah sakit di Indonesia sudah

melakukan kegiatan pencatatan, hanya saja masih belum dilaksanakan dengan

penataan baik, atau mengikuti sistem yang benar, penataan masih tergantung pada

selera pimpinan masing-masing rumahsakit.

Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1960, kepada

semua petugas kesehatan diwajibkan unatuk menyimpan rahasia kedokteran,

termasuk berkas rekam medis.Kemudian pada tahun 1972 dengan Surat

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.034/Birhup/1972, ada kejelasan bagi rumah

sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan medical record. Bab I ps3

6
menyatakan bahwa guna menunjang terselenggaranya rencana induk (master plan)

yang baik, maka setiap rumahsakit:

a. Mempunyai dan merawat statistik yang up todate.

b. Membuat medical record yang berdasarkan ketentuan ketentuan yang

telahditetapkan.

Maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah agar di institusi

pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit, penyelenggaraan rekam medis dapat

berjalan dengan baik. Pada tahun 1972-1989 penyelenggaraan rekam medis

belum berjalan sebagaimana yangdiharapkan.

Maka dengan diberlakukannya Permenkes No.749a menkes/per/XV/tahun

1989 tentang rekam medis / medical record yang merupakan f semua tenaga

medis dan para medis di rumah sakit yang terlibat dalam penyelenggaraan rekam

medis harusmelaksanakannya.

Dalam pasal 22 sebagai salah satu pasal permenkes No. 749a tahun 1989

tersebut disebutkan bahwa hal-hal tehnis yang belum diatur dan petunjuk

pelaksanaan peraturan ini akan ditetapkan oleh Direktur Jenderal sesuai dengan

bidang tugas masing-masing. Sejalan dengan pasal 22 tersebut maka Direktorat

Jenderal Pelayanan Medik telah menyusun Petunjuk Pelaksanaan

Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record di Rumah Sakit dengan Surat

Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. 78 Tahun 1991 tentang

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis di RumahSakit.

Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008 menyempurnakan permenkes

sebelumnya sebagai dasar pengelolaan Rekam Medis diRS.

7
Dengan adanya perkembangan akan kebutuhan dengan mengantisipasi

perkembangan pelayanan maupun IPTEK dilakukan penyempurnaan petunjuk

tentang pengelolaan rekam medis rumahsakit.

1.2. Ruang Lingkup.

Ruang lingkup Instalasi Rekam Medis RSUD JARAGA SASAMEH

meliputi managemen rekam medis danad mission&registrasi.

1.3. Falsafah RekamMedis.

Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan diberikan

oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini merupakan

cerminan kerjasama lebih dari satu orang tenaga kesehatan untuk menyembuhkan

pasien. Bukti tertulis pelayanan yang dilakukan setelah pemeriksaan tindakan,

pengobatan sehingga dapatdipertanggungjawabkan.

Proses pelayanan diawali dengan identifikasi pasien baik jati diri, maupun

perjalanan penyakit, pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis lainnya yang

akan dijadikan dasar di dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya

pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang pasien

yang datang ke rumah sakit..Jadi falsafah Rekam Medis mencantumkan nilai

Administrasi, Legal, Finansial, Riset, Edukasi, Dokumen, Akurat, Informatif dan

dapat dipertanggungjawabkan (ALFREDAIR).

1.4. Pengertian RekamMedis.


Membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan dikemukakan arti

dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis disini diartikan sebagai “keterangan

baikyangtertulismaupunterekamtentangidentitas,anamnese,penentuanfisik

8
laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan

kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun

yang mendapatkan pelayanan gawat darurat”. Kalau diartikan secara dangkal,

rekam medis seakan-akan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang

keadaan pasien, namun kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai makna

yang lebih luas dari pada hanya sekedar catatan biasa, karena di dalam catatan

tersebut sudah tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan

dijadikan dasar di dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan

maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang pasien yang

datang ke rumah sakit dalam hal ini ke datang ke rumah sakit.

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar

kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai satu sistem

penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya

merupakan salah satu kegiatan daripada penyelenggaraan rekam medis.

Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai

pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data

medik pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit dan

dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi

penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan

untuk melayani permintaan/peminjaman oleh pasien atau untuk keperluanlainnya.

1.5. Tujuan RekamMedis.


Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib

administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit

Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang

9
baik dan benar, mustahil tertib administrasi di RS.akan berhasil sebagaimana yang

diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang

menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

1.6. Kegunaan RekamMedis.


Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antaralain:

- Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya

menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab

sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan

kesehatan.

- Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan

tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorangpasien.

- Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya

menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar

keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan

bahan tanda bukti untuk menegakkankeadilan.

- Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya

dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran

pelayanan di rumah sakit. Tanpa adanya bukti catatan

10
tindakan/pelayanan, maka pembayaran pelayanan di rumah sakit tidak

dapatdipertanggungjawabkan.

- Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai penelitian, karena isinya

mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

- Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya

menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dari

kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien.Informasi

tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi di bidang profesi si

pemakai.

- Aspek Dokumentasi.

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya

menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai

sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumahsakit.

Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut di atas, rekam medis

mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara

pasien dengan pemberi pelayanansaja.

Kegunaan rekam medis secara umumadalah:

a) Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang

ikut ambil bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan,

perawatan kepada pasien.

11
b) Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus

diberikan kepada seorangpasien.

c) Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan

penyakit, dan pengobatan selama pasienberkunjung/dirawat di RS.

d) Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi

terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepadapasien.

e) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien,rumah sakit maupun

dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

f) Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan

penelitian danpendidikan.

g) Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik

pasien.

h) Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta sebagai

bahan pertanggung jawaban danlaporan.

1.7. Batasan Operasional.


1.7.1. Managemen Rekam Medis.

Adalah kegiatan penyelenggaraan rekam medis di RS.yang terdiri dari

koding, indeksing, assembling, penyimpanan rekam medis, pendistribusian rekam

medis dan pelaporan rekammedis.

1.7.2. Rekam Medis.

Adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,

anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan

medik yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap,

rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat”.

12
1.7.3. Admisssion.

Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawatinap.

1.7.4. Registrasi.

Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawatjalan.

1.7.5. Tracer.

Adalah pembatas rekam medis atau pengganti dari rekam medis yang

sedang dipinjam.

1.7.6. ICDX.

Adalah kepanjangan dari International Classification of Disease Ten

Revision. ICD X digunakan untuk mengkode diagnosa penyakit pasien rawat

jalan maupun rawatinap.

1.7.7. Kartu Berobat.

Adalah kartu yang diberikan kepada pasien dimana isi kartu tersebut adaalah

nomor rekam medis dan nama pasien. Kartu tersebut digunakan untuk

mempermudah pencarian kembali rekam medis pasien yang akanberobat.

1.7.8. Landasan Hukum.


Instalasi Rekam Medis di RS. adalah merupakan bagian yang harus

terselenggara sesuai dengan:

1. UU44 BABVIII pasal 29tahun 2009tentang RumahSakit.

2. Undang-undang Tenaga Kesehatan pasal2 (LembaranNegaraTahun1963

No.78).

3. Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia

kedokteran.

13
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

269/Menkes/Per/III/2008 tentang RekamMedis.

5. Peraturan PemerintahNo.32tahun1996 tentang tenaga rekam medis.

6. Surat Keputusan Menkes RI No.034/BIRHUP/1972. Ada kejelasan bagi

rumahsakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan rekam

medis dengan kegiatannya menunjang pelayanan medis yang diberikan

kepada pasien, meliputi membuat rekam medis berdasarkan ketentuan

yang telah ditetapkan,serta merawat statistik yang telah uptodate.Melalui

peraturan- peraturan tentang rekam medis, diharapkan rumah sakit dapat

menyelenggarakan rekam medisberjalan sebagaimana yang diharapkan.

5. SK Dir Jen Yan Medik tahun 1991, Nomor

:78/Yan.Med/RS.Um.Dik/YMU/I/91 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penyelenggaraan Rekam Medis di RumahSakit.

6. Kebijakan Direktur Rumah Sakit :

a. Setiap pasien memiliki satu nomor rekam medis.

b. Penyimpanan rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap

disimpan dalam satu tempat.

c. Setiap pasien yang pulang rawat inap dibuatkan Ringkasan

Perawatan Pasien(Resume).

d. Kegiatan pelayanan medis dilaksanakan dengan membuat sensus

harian.

e. Seluruh pelayanan dokumen rekam medis dilaksanakan oleh petugas

rekammedis.

f. Setiap pasien yang masuk ke RS. dientry melalui Admission.

14
g. Permintaan rekam medis hanya bisa diberikan untuk kepentingan

pengobatan pasien dan untuk kepentingan lain harus sesuai aturan

dan peminjaman harus mengisi buku register dan tanda tangan

peminjam pada waktu pengembalian.

h. Petugas Rawat Inap bertanggung jawab atas dokumen rekam medis

pasien rawat inap yang keluar perawatan dalam waktu tidak lebih

dari 2 x24 jam sebelum diambil petugas Rekam Medis.

i. Semua profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada

pasien diwajibkan menulis seluruh pelayanan yang diberikan pada

lembar rekam medis yang sudah ditentukan, dilengkapi dengan tanda

tangan/paraf dan inisial nama.

j. Penanggung jawab Dokumen Rekam Medis bertanggung jawab atas

pengembalian dan pendistribusian dokumen rekam medis.

k. Dokumen rekam medis yang telah dikembalikan ke Instalasi Rekam

Medis yang belum lengkap, wajib dilengkapi oleh profesi tenaga

kesehatan yang bersangkutan.

l. Instalasi Rekam Medis bertanggung jawab atas laporan berkala yang

telah ditetapkan,baik untuk kepentingan eksternal maupun internal.

m. Seluruh hasil pemeriksaan pelayanan penunjang wajib ditempelkan pada

lembar rekam medis yang telah ditetapkan.

n. Instalasi Rekam Medis bertanggung jawab atas tersedianya informasi

kegiatan pelayanan dan indikator rumah sakit yang telah ditetapkan.

o. Seluruh pelayanan rekam medis wajib berorientasi pada kepuasan

dan kebutuhanpelanggan.

15
p. Instalasi Rekam Medis RS. menerima kegiatan magang

mahasiswaterkait.

q. Bagi pasien yang memerlukan data rekam medis, dapat diberikan

resumeatauringkasanperawatanpasien, hasil pemeriksaan dan riwayat

pelayanan yang telahdiberikan.

1.7.9. Aspek Persyaratan Hukum.


Rekam medis harus memenuhi obyek persyaratan hukum(Peraturan

Menteri Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008)yaitu:

1. Rekam medis tidak ditulis denganpensil.

2. Tidak ada penghapusan.

3. Coretan,ralatan sesuai dengan prosedur,tanggal dan tanda tangan.

4. Tulisan jelas,terbaca.

5. Ada tanda tangandan namapetugas.

6. Ada tanggal dan waktu pemeriksaantindakan.

7. Ada lembar persetujuantindakan.

Dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008,

tentang Rekam Medis serta keputusan Ditjen Yan Med Nomor 78/Yan Med/RS

UMDIK/YMU/1/91 maka tenaga yang berhak mengisi rekam medis di RS.adalah:

1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter spesialis yang

melayani pasien di RS. .

2. Dokter tamu yang merawat pasien di RS. .

3. Tenaga paramedis perawatan dan non perawatan yangterlibat

langsung dalam pelayanan antara lain ; Perawat, Perawat Gigi, Bidan,

Tenaga

16
Laboratorium Klinik, Gizi, Anastesi, Penata Rontgen, Rehabilitasi

Medis, Rekam Medis atau petugas Admission dan lain sebagainya.

4. Dalam hal dokter ke luar negeri maka yang melakukan

tindakan/konsultasi kepada pasien yang mengisi rekam medis adalah

dokter yangditunjuk oleh Direktur RS. .

1.8. Pemilikan Rekam Medis.


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008 bahwa

kepemilikan dan pemanfaatan Rekam Medis di jelaskan bahwa:

- Dokumen Rekam Medis adalah milik Rumah Sakit, artinya Direktur

Rumah Sakit bertanggung jawab atas: Hilangnya, rusaknya atau

pemalsuan Rekam Medis, penggunaan oleh badan/orang yang tidak

berhak.

- Isi Rekam Medis adalah milik Pasien yang wajib di jaga

kerahasiaanya dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

o Hanya petugas Rekam Medis yang diizinkan masuk ruang

penyimpanan Dokumen Rekammedis.

o Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi Rekam Medis untuk

badan-badan perorangan, kecuali yang telah ditetapkan oleh

peraturan perundang-undangan yangberlaku.

o Selama penderita dirawat, Dokumen Rekam Medis menjadi

tanggung jawab perawat ruangan dan menjagakerahasiaanya.

- Pemanfaatan di pakai sebagai:

- Sumber informasi medis dari pasien yang berobat yang berguna untuk

keperluan pengobatan dan pemeliharaan kesehatanpasien.

17
- Alat komonikasi antara dokter dengan dokter lainnya atau dengan

paramedis dalam usaha memberikan pelayanan kesehatanpasien.

- Bukti tertulis tentang pelayanan kesehatan dan lainnya yang telah

diberikan padapasien.

- Alat analisa dan evalusi terhadap kualitas pelayanan yang di berikan

oleh RumahSakit.

- Alat untuk melindungi kepentingan hukum bagi pasien, dokter dan

tenaga kesehatanlainya.

- Penelitian danpendidikan.

- Perencanaan dan pemanfatan sumberdaya.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian bagi para petugas pelayanan

kesehatan yang terlibat pada pelayanan kesehatan kepada pasien:

a. Tidak diperkenankan untuk membawa berkas rekam medis keluar dari

instansi pelayanan kesehatan, kecuali atas izin pimpinan dan dengan

sepengetahuan kepala Instalasi Rekam Medis, yang peraturannya

digariskan oleh Pimpinan RS. .

b. Petugas Rekam Medis antara lain bertanggung jawab penuh terhadap

kelengkapan dan penyediaan berkas yang sewaktu-waktu dapat dibutuhkan

olehpasien..

c. Petugas ini harus betul-betul menjaga agar berkas tersebut tersimpan dan

tertata dengan baik dan terlindung dari kemungkinan pencurian berkas

atau pembocoran isi berkas rekammedis.

d. Itulah sebabnya maka Petugas Rekam Medis harus menghayati berbagai

peraturan mengenai prosedur penyelesaian pengisian berkas bagi para

18
aparat pelayanan kesehatan maupun tata cara pengolahan berkas secara

terperinci, yang kesemuanya dilakukan demi menjaga agar berkas rekam

medis dapat memberikan perlindungan hukum bagi rumah sakit, petugas

pelayanan kesehatan maupunpasien.

Dalam kaitan ini boleh ataupun tidaknya pasien mengerti akan isi daripada

rekam medis adalah amat tergantung pada kesanggupan pasien untuk mendengar

informasi mengenai penyakitnya yang dijelaskan oleh dokter yangmerawatnya.

Hal ini tidak berarti bahwa pasien diperkenankan untuk membawa

berkasnya pulang. Resume pasien yang dikeluarkan oleh dokter rumah sakit serta

diteruskan kepada dokter rujukan sudah dianggap memadai. Apabila dokter

rujukan menghendaki informasi mengenai penyakit pasien yang lebih terperinci

maka pihak rumah sakit diperkenankan untuk memfotocopy dan melegalisir

halaman-halaman yang difotocopy tersebut serta meneruskan kepada dokter

rujukan tersebut.Harus diingat bahwa Rumah Sakit wajib memegang berkas asli,

kecuali untuk resep obatpasien.

Dengan adanya minat pihak ketiga seperti badan-badan asuransi, polisi,

pengadilan dan lain sebagainya terhadap rekam medis seorang pasien maka

tampak bahwa rekam medis telah menjadi milik umum. Namun pengertian umum

disini bukanlah dalam arti bebas dibaca masyarakat, karena walaupun bagaimana

rekam medis hanya dapat dikeluarkan bagi berbagai maksud/kepentingan

berdasarkan otoritas pemerintah/badan yang berwenang yang secara hukum dapat

dipertanggung jawabkan. Bila mana peraturan secara khusus belum ada maka

perihal penyiaran atau penerusan informasi kepada pasien, dokter, orang lain yang

ditunjuk adalah bersifat administratif, pihak Rumah Sakit akan memperhatikan

19
berbagai faktor yang terlibat sebelum menjawab permohonan pasien atau pihak

lainnya untuk melihat berkas rekam medis. Dalam hal ini Rumah Sakit

bertanggung jawab secara moral dan hukum sehingga karenanya berupaya untuk

menjaga agar jangan sampai terjadi orang yang tidak berwenang dapat

memperoleh informasi yang terdapat dalam rekam medis pasien.Pengamanan

harus dimulai sejak pasien masuk, selama pasien dirawat dan sesudah pasien

pulang.

1.9. Kerahasiaan Rekam Medis.


Secara umum telah disadari bahwa informasi yang didapat dari rekam

medis sifatnya rahasia. Tetapi kalau dianalisa, konsep kerahasiaan ini, akan

ditemui banyak pengecualian. Yang menjadi masalah disini ialah ”Bagi siapa

rekam medis itu dirahasiakan dan dalam keadaan bagaimana rekam medis

dirahasiakan. Informasi di dalam rekam medis bersifat rahasia karena hal ini

menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien dan dokter yang wajib

dilindungi dari pembocoran sesuai dengan kode etik kedokteran dan peraturan

perundangan yangberlaku.

Pada dasarnya informasi yang bersumber dari rekam medis ada dua

kategori:

1. Informasi yang mengandung nilaikerahasiaan.

2. Informasi yang tidak mengandung nilaikerahasiaan.

Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan:

Yaitu laporan atau catatan yang terdapat dalam berkas rekam medis sebagai

hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi atau wawancara dengan pasien.

Informasi ini tidak boleh disebarluaskan kepada pihak-pihak yang tidak

20
berwenang, karena menyangkut individu langsung si pasien. Walaupun begitu

perlu diketahui pula bahwa pemberitahuan keadaan sakit si pasien kepada pasien

maupun keluarganya oleh orang rumah sakit selain dokter yang merawat sama

sekali tidak diperkenankan. Pemberitahuan kepenyakitan kepada pasien/keluarga

menjadi tanggung jawab dokter dan pasien, pihak lain tidak memiliki hak sama

sekali.

Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan:

Jenis informasi yang dimaksud disini adalah perihal identitas (nama,

alamat, dan lain-lain) serta infomasi lain yang tidak mengandung nilai medis.

Informasi jenis ini terdapat dalam lembaran paling depan berkas rekam medis

rawat jalan maupun rawat nginap (Ringkasan Riwayat Klinik ataupun Ringkasan

Masuk dan Keluar). Namun sekali lagi perlu diingat bahwa karena diagnosa akhir

pasien mengandung nilai medis maka lembaran tersebut tetap tidak boleh

disiarkan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang. Walaupun begitu petugas

tenaga bantuan, perawat, petugas perekam medis maupun petugas Rumah Sakit

lainnya harus berhati-hati bahwa ada kalanya identitas pasienpun dianggap perlu

disembunyikan dari pemberitaan, misalnya apabila pasien tersebut adalah orang

terpandang di masyarakat ataupun apabila pasien adalah seorang tanggungan

polisi (buronan). Hal ini semata-mata dilakukakan demi ketenangan si pasien dan

demi tertibnya keamanan Rumah Sakit dari pihak-pihak yang mungkin

bnermaksud mengganggu. Oleh kaena itu dimanapun petugas itu berdinas tetap

harus memiliki kewaspadaan yang tinggi agar terhindar dari kemungkinan

tuntutan kepengadilan.

21
Sumber hukum yang bisa dijadikan acuan di dalam masalah kerahasiaan

suatu sumber informasi yang menyangkut rekam medis pasien dapat dilihat pada

Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1966 yaitu mengenai “Wajib Simpan

Rahasia Kedokteran”.Dengan adanya Peraturan Pemerintah itu maka siapapun

yang bekerja di rumah sakit, khususnya bagi mereka yang berhubungan dengan

data rekam medis wajib memperhatikan ketentuantersebut.

Pasal 1:

Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang

diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama

melakukan pekerjaannya dalam lapangankedokteran.

Pasal3:

Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1ialah:

a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang Tenaga Kesehatan

(Lembaran Negara Th. 1963 No.78)

b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan,

pengobatan dan / atau perawatan & orang lain yang ditetapkan oleh

MenteriKesehatan.

1.10. Persetujuan Tindakan Medis (InformedConsent).


Sesuai dengan PERMENKES No:290/MEN.KES/PER/III/2008 tentang

Persetujuan TindakanKedokteran.

Persetujuan Tindakan Medik/Informed Consent adalah:

Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar

penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien

tersebut.Tindakanmedikadalahsuatutindakanyangdilakukanterhadappasien

22
berupa diagnostik atau terapeutik. Semua tindakan medis yang akan dilakukan

terhadap pasien harus mendapat persetujuan. Persetujuan dapat diberikan secara

tertulis maupunlisan.

Setiap pasien yang mendapat pelayanan di rumah sakit mempunyai hak

untuk memperoleh atau menolak pengobatan.Bila pasien dalam perwalian maka

walilah yang mengatasnamakan keputusan hak tersebut padapasien.

Di RS. hal mengenai keputusan pasien (atau wali) dapat dikemukakan

dengan 2 cara, yang lazim dikenal dengan persetujuan meliputi:

- Persetujuanlangsung.

Berarti pasien / wali segera menyetujui usulan pengobatan yang

ditawarkan pihak rumah sakit. Persetujuan dapat dalam bentuk lisan atau

tulisan.

- Persetujuan secara taklangsung.

Tindakan pengobatan dilakukan dalam keadaan darurat atau

ketidakmampuan mengingat ancaman terhadap nyawapasien.

Selain kedua jenis persetujuan di atas terdapat pula suatu jenis persetujuan

khusus dalam hal mana pasien / wali wajib mencantumkan pernyataan bahwa

kepadanya telah dijelaskan suatu informasi terhadap apa yang akan dilakukan oleh

tim medis, resiko dan akibat yang akan terjadi bilamana suatu tindakan diambil.

Persetujuan ini dikenal dengan istilah informed consent, hanya diperlukan

bilamana pasien akan dioperasi atau akan menjalani prosedur pembedahan

tertentu. Pemberian persetujuan atau penolakan terhadap perlakuan yang akan

diambil tersebut menjadi bukti yang syah bagi rumah sakit, pasien, dandokter.

23
Demi menjaga kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul-timbul maka

pihak Rumah Sakit melakukan dua kali pengambilan persetujuan (apabila ternyata

kemudian ada tindakan khusus)yaitu:

a. Disaat pasien akan dirawat : Penandatanganan dilakukan setelah pasien

mendapat penjelasan dari petugas penerima pasien di tempat

pendaftaran. Penandatanganan persetujuan disini adalah untuk pemberi

persetujuan dalam pelaksanaan prosedur diagnostik, pelayanan rutin

rumah sakit dan pengobatan medisumum.

b. Persetujuan khusus (Informed Consent) : sebelum dilakukannya suatu

tindakan medis di luar prosedur a. di atas misalnyapembedahan.

Ini sesuai PERMENKES No:575/Men.Kes/Per/IX/1989 pada pasal 3

bahwa setiap tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus dengan

persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan

persetujuan.

Dan pada pasal 4 disebutkan informasi tentang tindakan medik harus

diberikan kepada pasien, baik diminta maupun tidakdiminta.

Dokter yang menangani pasien harus menjelaskan hal-hal yang akan

dilakukannya secara jelas. Dalam hal ini, dokter jangan sekali-kali memberi

garansi kesembuhan pada pasien, tetapi didiskusikan dan dijelaskan keuntungan

yang diharapkan sehingga pasien dapat berpikir dan menetapkan keputusannya.

Dokter dapat meminta persetujuan kepada suami/isteri pasien , apabila pasien

karena mempengaruhi fungsi seksual atau reproduksi pasien atau tindakan yang

dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan. Keputusan ini diambil

sebagai upaya hubungan kemanusiaan dan tidak mutlak untuk mengobati pasien.

24
Dalam masalah persetujuan ini rumah sakit sering menghadapi

permasalahan seperti untuk kasus otopsi dan adopsi.Pada dasarnya otorisasi

untuk otopsi, adopsi adalah sama seperti untuk operasi/pembedahan. Dalam hal

ini rumah sakit harus betul-betul terjamin keselamatannya melalui bukti-bukti

tanda tangan dari orang-orang yangberhak.

Berkas dari pasien yang akan diotopsi harus memiliki lembaran perintah

otopsi.

Perintah pelaksanaan otopsi dapat ditinjau dalam duakejadian:

a. Otopsi atas permintaan keluarga pasien, dimana didalamnya terdapat

tanda tangan keluargapasien

b. Otopsi atas permintaan polisi untukpembuktian

Adanya permintaan akan jenasah pasien, bagian tubuh tertentu, kremasi

ataupun pernyataan bahwa jenasah tidak diambil keluarga dan lain sebagainya

harus senantiasa dikuatkan oleh tanda tangan dari berbagai pihak termasuk

didalamnya saksi I, II sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dalam kaitan ini

selain instansi kamar jenasah maka dalam berkas rekam medispun juga harus

memiliki dasar penguat dalam bentuk formulir persetujuan yang telah di tanda

tangani oleh pihak pihak yang bersangkutan tersebut. Dalam hal kasus adopsi

pihak-pihak yang bersangkutan harus benar-benar bertanggung jawab untuk

segera menandatangani formulary atau keterangan adopsi. Pihak rumah sakit

harus melibatkan unsur saksi sebagai penguat disamping adanya pernyataan resmi

secara tertulis dari pihak yang menerima. Dalam hal mana seorang anak tidak

diambil oleh keluarganya maka pihak rumah sakit dapat meneruskannya kepada

yayasan atau badan resmi yang berwenang dan dianggap sah oleh negara.Segala

25
korespondensi yang terjadi dalam hal adopsi harus amat dijaga kerahasiaannya.

Pihak Instalasi Rekam Medis harus dapat menjamin bahwa berkasnya telah

lengkap.Bilamana dirasakan perlu untuk menyendirikan laporan adopsi dari

berkas pencatatan pasien maka Kepala Instalasi Rekam Medis dapat mengambil

kebijaksanaan tersebut dan memberi kode tertentu dalam berkas rekam medis

pasien tersebut. Selanjutnya surat adopsi tersebut disimpan dalam tempat khusus

yang terkunci danaman.

1.11. Pemberian Informasi Kepada Orang/Badan Yang MendapatKuasa.


Berbicara tentang pemberian informasi, kadang-kadang membingungkan

bagi seorang petugas rekam medis, karena harus mempertimbangkan setiap situasi

bagi pengungkapan suatu informasi dari rekam medis. Permintaan terhadap

informasi ini banyak datang dari pihak ketiga yang akan membayar biaya, seperti :

asuransi, perusahaan yang pegawainya mendapatkan perawatan di rumah sakit,

dan lain-lain. Disamping itu pasien dan keluarganya, dokter dan staf medis,

dokter dan rumah sakit lain yang turut merawat seorang pasien, lembaga

pemerintahan dan badan-badan lain juga sering meminta informasi tersebut.

Meskipun kerahasiaan menjadi faktor terpenting dalam pengelolaan rekam medis,

akan tetapi harus diingat bahwa hal tersebut bukanlah faktor satu-satunya yang

menjadi dasar kebijaksanaan dalam pemberian informasi. Hal yang sama

pentingnya adalah dapat selalu menjaga/memelihara hubungan baik dengan

masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya ketentuan-ketentuan yang wajar dan

senantiasa dijaga bahwa hal tersebut tidak merangsang pihak peminta informasi

untuk mengajukan tuntutan lebih jauh kepada rumahsakit.

26
Seorang pasien dapat memberikan persetujuan untuk memeriksa isi rekam

medisnya dengan memberi surat kuasa. Orang-orang yang membawa surat kuasa

ini harus menunjukkan tanda pengenal (identitas) yang syah kepada pimpinan

rumah sakit, sebelum mereka diijinkan meneliti isi rekam medis yang diminta.

Badan-badan pemerintah seringkali meminta informasi rahasia tentang seorang

pasien.Apabila tidak ada undang-undang yang menetapkan hak satu badan

pemerintah untuk menerima informasi tentang pasien, mereka hanya dapat

memperoleh informasi atas persetujuan dari pasien yang bersangkutan

sebagaimana yang berlaku bagi badan-badan swasta. Jadi patokan yang perlu dan

harus senantiasa diingat oleh petugas rekam medis adalah : “Surat persetujuan

untuk memberikan informasi yang ditandatangani oleh seorang pasien atau pihak

yang bertanggungjawab, selalu diperlukan, untuk setiap pemberian informasi dari

rekam medis, terutama dalam keadaan belum adanya peraturan perundangan yang

mengatur hak tersebut.” Pada saat ini makin banyak usaha-usaha yang bergerak

di bidang asuransi, diantaranya ada asuransi sakit, kecelakaan, pengobatan

asuransi tenaga kerja dan lain-lain. Untuk dapat membayar klaim asuransi dari

pemegang polisnya perusahaan asuransi terlebih dahulu memperoleh informasi

tertentu yang terdapat dalam rekam medis seorang pasien selama mendapat

pertolongan perawatan di rumah sakit. Informasi ini hanya dapat diberikan

apabila ada surat kuasa/persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh pasien yang

bersangkutan. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan

jasa asuransi sehingga makin banyak jumlah pemegang polis, rumah sakit harus

mampu mengadakan satu formulir standard yang memberikan perlindungan

maksimum kepada pasien dan mempercepat waktu pengisiannya olehpetugas

27
rumah sakit. Untuk melengkapi persyaratan bahwa surat kuasa/persetujuan harus

ditandatangani oleh yang bersangkutan, Rumah Sakit menyediakan formulir surat

kuasa, dengan demikian tanda tangan dapat diperoleh pada saat pasien tersebut

masukdirawat.

Pimpinan rumah sakit dengan Instalasi Rekam Medis dan Komite Rekam

Medis, menetapkan suatu peraturan yang mengatur pemberian informasi yang

berasal dari rekam medis itu.Peraturan-peraturan tersebut disebarluaskan ke dalam

lingkungan kerja rumah sakit maupun perorangan atau organisasi- organisasi yang

sering berhubungan dengan nstalasi Rekam Medis untuk meminta informasi yang

berkaitan dengan rekammedis.

Ketentuan-ketentuan berikut secara umum dapat dijadikan pedoman kecuali

jika ada ketentuan-ketentuan khusus yang ditetapkan oleh peraturan perundangan

yangberlaku.

Ketentuan-ketentuan yang dimaksud ialah:

1. Setiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki Rumah Sakit tidak

boleh disebarkan oleh pegawai Rumah Sakit, kecuali bila pimpinan

Rumah Sakitmengijinkan.

2. Rumah Sakit tidak boleh dengan sekehendaknya menggunakan rekam

medis dengan cara yang dapat membahayakan kepentingan pasien,

kecuali jika rumah sakit sendiri akan menggunakan rekam medis

tersebut bila perlu untuk melindungi dirinya ataumewakilinya.

3. Para asisten dan dokter yang bertanggungjawab boleh dengan bebas

berkonsultasi dengan Instalasi Rekam Medis dengan catatan yang ada

hubungan dengan pekerjaannya. Andaikata ada keragu-raguan dipihak

28
staf rekam medis, maka persetujuan masuk ketempat rekam medis itu

boleh ditolak dan persoalannya hendaknya diserahkan kepada

keputusan pimpinan rumah sakit. Bagaimanapun salinan rekam medis

tidak boleh dibuat tanpa persetujuan khusus dari kepala Instalasi Rekam

Medis, yang akan bermusyawarah dengan pimpinan rumah sakit jika

ada keragu-raguan. Tidak seorangpun boleh memberikan informasi

lisan atau tertulis dari pihak pimpinan rumah sakit (perkecualian :

mengadakan diskusi mengenai kemajuan dari pada kasus dengan

keluarga atau wali pasien yang mempunyai kepentingan yangsyah).

4. Dokter tidak boleh memberikan persetujuan kepada perusahaan

asuransi atau badan lain untuk memperoleh rekammedis.

5. Badan-badan sosial boleh mengetahui isi data sosial dari rekam medis

apabila mempunyai alasan-alasan yang syah untuk memperoleh

informasi, namun untuk data medisnya tetap diperlukan surat

persetujuan dari pasien yangbersangkutan.

6. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi mengenai catatan

dirinya diserahkan kepada dokter yang bertugasmerawatnya.

7. Permohonan secara lisan, permintaan informasi sebaiknya ditolak,

karena cara permintaan harustertulis.

8. Informasi rekam medis hanya dikeluarkan dengan surat kuasa yang

ditandatangani dan diberi tanggal oleh pasien (walinya jika pasien

tersebut secara mental tidak kompeten) atau keluarga terdekat kecuali

jika ada ketentuan lain dalam peraturan. Surat kuasa hendaklah juga

29
ditandatangani dan diberi tanggal oleh orang yang mengeluarkan rekam

medis dan disimpan di dalam berkas rekam medistersebut.

9. Informasi di dalam rekam medis boleh diperlihatkan kepada perwalian

rumah sakit yang syah untuk melindungi kepentingan rumah sakit

dalam hal-hal yang bersangkutan denganpertanggungjawaban.

10. Informasi boleh diberikan kepada rumah sakit, tanpa surat kuasa yang

ditandatangani oleh pasien berdasarkan permintaan dari rumah sakit

yang menerangkan bahwa si pasien sekarang dalam perawatanmereka.

11. Dokter-dokter dari luar rumah sakit yang mencari keterangan mengenai

pasien di rumah sakit, harus memiliki surat kuasa dari pasien tersebut.

Tidak boleh seorang beranggapan bahwa karena pemohon seorang

dokter ia seolah-olah lebih berhak untuk memperoleh informasi dari

pemohon yang bukan dokter. Rumah sakit dalam hal ini akan berusaha

memberikan segala pelayanan yang pantas kepada dokter luar, tetapi

selalu berusaha lebih memperhatikan kepentingan pasien dan

rumahsakit.

12. Ketentuan ini tidak saja berlaku bagi Instalasi Rekam Medis, tetapi juga

berlaku bagi semua orang yang menangani rekam medis di Bagian

Perawatan, bangsal-bangsal danlain-lain.

13. Rekam medis yang asli tidak boleh dibawa keluar rumah sakit , kecuali

bila atas perintah pengadilan, dengan surat kuasa khusus tertulis dari

pimpinan rumah sakit.

14. Rekam medis tidak boleh diambil dari tempat penyimpanan untuk

dibawakebagianlaindarirumahsakit,kecualijikadiperlukanuntuk

30
transaksi dalam kegiatan rumah sakit. Apabila mungkin rekam medis

ini hendaknya diperiksa dibagian setiap waktu dapat dikeluarkan bagi

mereka yangmemerlukan.

15. Dengan persetujuan pimpinan Rumah Sakit, pemakaian rekam medis

untuk keperluan riset diperbolehkan. Mereka yang bukan dari staf

medis rumah sakit, apabila ingin melakukan riset harus memperoleh

persetujuan tertulis dari pimpinan rumahsakit.

16. Bila suatu rekam medis diminta untuk dibawa ke pengadilan segala

ikhtiar hendaklah dilakukan supaya pengadilan menerima salinan

fotocopy rekam medis yang dimaksud. Apabila hakim minta yang asli,

tanda terima harus diminta dan disimpan di folder sampai rekam medis

yang asli tersebutkembali.

17. Fakta bahwa seorang majikan telah membayar atau telah menyetujui

untuk membayar ongkos rumah sakit bagi seorang pegawainya, tidak

dapat dijadikan alasan bagi rumah sakit untuk memberikan informasi

medis pegawai tersebut kepada majikan tadi tanpa surat

kuasa/persetujuan tertulis dari pasien atau walinya yangsyah.

Pengesahan untuk memberikan informasi hendaklah berisi indikasi

mengenai periode-periode perawatan tertentu.Surat kuasa/persetujuan itu hanya

berlaku untuk informasi medis yang termasuk dalam jangka waktu/tanggal yang

ditulisdidalamnya.

1.12. Rekam Medis DiPengadilan.


Penyuguhan informasi yang diambil dari rekam medis sebagai bukti dalam

suatu sidang pengadilan, atau didepan satu badan resmi lainnya, senantiasa

31
merupakan proses yang wajar. Sesungguhnya bahwa rekam medis disimpan dan

dijaga baik-baik bukan semata-mata untuk keperluan medis dan administratif,

tetapi juga karena isinya sangat diperlukan oleh individu dan organisasi yang

secara hukum berhak mengetahuinya.Rekam medis ini adalah catatan kronologis

yang tidak disangsikan kebenarannya tentang pertolongan, perawatan, pengobatan

seorang pasien selama mendapatkan pelayanan di rumah sakit.Rekam medis ini

dibuat sebagai suatu prosedur rutin penyelenggara kegiatan rumah sakit.

Penyimpanan dan pemeliharaan merupakan satu bagian dari keseluruhan kegiatan

rumah sakit.

Sebagai satu dalil yang umum dapat dikatakan setiap informasi di dalam

rekam medis dapat dipakai sebagai bukti, karena rekam medis adalah dokumen

resmi dalam kegiatan rumah sakit.Jika pengadilan dapat diyakinkan bahwa rekam

medis itu tidak dapat disangkal kebenarannya dan dapat dipercayai, maka

keseluruhan atau sebagian dari informasi dapat dijadikan bukti yang memenuhi

persyaratan. Apabila salah satu pihak bersengketa dalam satu acara pengadilan

menghendaki pengungkapan isi rekam medis di dalam sidang, ia meminta

perintah dari pengadilan kepada rumah sakit yang menyimpan rekam medis

tersebut. Rumah sakit yang menerima perintah tersebut wajib mematuhi dan

melaksanakannya.

Apabila ada keragu-raguan tentang isi perintah tersebut dapat diminta

seorang sanksi untuk datang dan membawa rekam medis yang diminta atau

memberikan kesaksian di depansidang.

Apabila diminta rekam medisnya saja pihak rumah sakit dapat membuat

fotocopydarirekammedisyangdimintadanmengirimkankepadabagianTata

32
Usaha pengadilan.Dalam suatu kasus mungkin sebagian dari rekam medis atau

mungkin seluruh informasi dari rekam medis dipergunakan.Hakim dan pembela

bertanggungjawab untuk mengatasi setiap perbedaan ketentuan perundangan

dalam hal pembuktian. Tanggung jawab seorang ahli rekam medis adalah

berperan sebagai saksi yangobyektif.

Pihak rumah sakit tidak memperkirakan setiap saat, rekam medis yang

mana yang akan diminta oleh pengadilan. Oleh karena itu, setiap rekam medis kita

anggap dapat sewaktu-waktu dilihat /diperlukan untuk keperluan pemeriksaan

oleh hakim di pengadilan. Konsekuensinya, terhadap semua rekam medis pasien

yang telah keluar dari rumah sakit harus dilakukan analisa kuantitatif secara

seksama. Setiap isian/tulisan di dalam rekam medis yang dihapus, tanpa paraf,

dan setiap isian yang tidak ditandatangani ataupun tidak sesuai dengan ketentuan

rumah sakit harus ditolak dan dikembalikkan kepada pihak yang bersangkutan

untuk diperbaiki/dilengkapi. Kedudukan kepala Instalasi Rekam Medis

memberikan tanggung jawab / kepercayaan khusus di rumah sakit, dengan

demikian harus senantiasa menjaga agar rekam medis semuanya benar-benar

lengkap.Materi yang bukan bersifat medis harus ditinggal apabila rekam medis

diminta untuk keperluan pengadilan, kecuali jikadiminta.

33
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1. Kualifikasi Sumber DayaManusia.


Dalam upaya mempersiapkan tenaga rekam medis yang handal, perlu
kiranya melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya
manusia yang tepat bagiorganisasi.

Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses


mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar
organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif
mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang
sesuai dengan persyaratan jabatan.

Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan


kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan
kontribusi.

Adapun kualifikasi sumber daya manusia di Instalasi Rekam Medis RS.

.adalah sebagai berikut:

34
Tabel Kualifikasi SDM Bagian Rekam Medis RS.

TENAGA
KUALIFIKASI YANG
NAMAJABATAN
FORMAL &INFORMAL DIBUTUHK
AN

Minimal DIII Rekam

Medis. enguasai ICD 10.

enguasai ICD 9CM.


1.16.
enguasai pencatatan dan
pelaporan dengan
menggunakan program MS
Excell

elatihan Pelaporan RS.


Ka. Bagian RekamMedis 1
enguasai program SIRSVI
1.19.
enguasai grafik BARBER-
JOHNSON
1.20.
emiliki STR dari PORMIKI
1.21.
ehat Jasmani maupun
Rohani.
1.22.
emiliki pengalaman kerja
minimal 5 tahun di Rekam
Medis
1. Minimal DIII RekamMedis.
2. Menguasai ICD10.
3. Menguasai ICD 9CM.
4. Menguasai pencatatan dan
pelaporan dengan
menggunakan program MS
Penanggung jawab Sub
Excell
Unit Sensus Harian 1
5. Pelatihan PelaporanRS.
RawatInap
6. Memiliki STR dari
PORMIKI
7. Sehat Jasmani maupun
Rohani.
8. Pengalaman kerja minimal 2
tahun di RekamMedis

35
1. Minimal DIII RekamMedis
2. Menguasai ICD10.
3. Menguasai ICD 9CM.
4. Menguasai pencatatan dan
pelaporan dengan
menggunakan program MS
Penanggung jawab Sub
Excell
Unit Kodefikasi dan 1
5. Pelatihan PelaporanRS.
Indeksing RawatJalan
6. Memiliki STR dari
PORMIKI
7. Sehat Jasmani maupun
Rohani.
8. Pengalaman kerja minimal 2
tahun di RekamMedis
1. Minimal DIII RekamMedis
2. Menguasai ICD10.
3. Menguasai ICD 9CM.
4. Menguasai pencatatan dan
pelaporan dengan
Penanggung Jawab Sub
menggunakan program MS
Unit Kodefikasi Rawat
Excell 1
Inap,Assembling,dan
5. Pelatihan PelaporanRS.
EvaluasiKLPCM
6. Memiliki STR dari
PORMIKI.
7. Sehat Jasmani maupunRohani.
8. Pengalaman kerja minimal 2
tahun di RekamMedis
1. DIII Rekam Medis / SLTA
Plus
2. Menguasai ICD10.
3. Menguasai ICD 9CM.
4. Menguasai pencatatan dan
pelaporan dengan
Penanggung Jawab Sub menggunakan program MS
Unit Administrasi Excell 1
Pemberkasan 5. Pelatihan Rekam Medis bagi
SLTAPlus.
6. Memiliki STR dari PORMIKI
jika dari DIII RekamMedis.
7. Sehat Jasmani maupunRohani.
8. Pengalaman kerja minimal 2
tahun di RekamMedis

36
1. Minimal SLTAPlus
2. Minimal tinggi 160cm
3. Pelatihan RekamMedis
Penanggung Jawab Sub
4. Sehat Jasmani maupun 1
UnitFilling
Rohani

1. Minimal SLTAPlus
2. Menguasai atau bisa program
Penanggung Jawab Sub
komputer
Unit Pendaftaran Pasien
3. Pelatihan CustomerService 6
Rawat Jalan,Inap,dan
4. BerpenampilanMenarik
IGD
5. Sehat Jasmani maupun
Rohani
1. Minimal SLTAPlus
2. Memiliki fisik yangkuat
Penanggung Jawab Sub 2
3. Pelatihan Rekam Medis
Unit Pendistribusian
4. Sehat Jasmani danRohani

Jumlah 13

2.2. Distribusi Ketenagaan.


SDM Bagian Rekam Medis RS. berjumlah 14 orang dan sesuai dengan
struktur organisasi Bagian rekam medis terbagi menjadi 2 bagian yaitu
Managemen Rekam Medis dan Registrasi Dan Admission.
Instalasi rekam medis RS. dikepalai oleh seorang kepala bagian dengan
pendidikan D3 Rekam Medis yang sudah berpengalaman minimal
5 tahun, dan bersertifikat. Adapun pendistribusian SDM bagian rekam medis
adalah sebagai berikut:
1. Managemen RekamMedis
Managemen rekam medis terbagi menjadi beberapa kegiatan yaitu:
o Perakitan /Assembling.
o Indeks Kode Penyakit /koding.
o Penyimpanan /filling.
o Pendistribusian rekamMedis.
o Statistik danpelaporan.
o Adminstrasi /pemberkasan.

37
Tabel Distribusi SDM managemen rekammedis

NAMAJABATAN KUALIFIKASI Waktu JML


FORMAL &INFORMAL Kerja SDM
Ka. Bag.
Managemen
DIII Rekam Medis
Rekam Medis &
(Pengalaman minimal 5 tahun + 1Shift 1
Statistik dan
Pelatihan CustomerService)
Pelaporan Rumah
Sakit
DIII Rekam Medis
Staf Assembling 3Shift 2
(Pelatihan ICD10)
Staf Penyimpanan
DIII Rekam Medis / SLTA Plus
dan Distribusi Berkas 1Shift 1
(Pelatihan RekamMedis)
RM
Staf Indeks Kode DIII Rekam Medis 1
1Shift
Penyakit (Pelatihan ICD10)
Staf Administrasi & DIII Rekam Medis / SLTA Plus
3Shift 1
Pemberkasan (Pelatihan RekamMedis
DIII Rekam Medis / SLTA Plus
Staf DistribusiDRM 1Shift 2
(Pelatihan RekamMedis
Jumlah 8

2. Registrasi DanAdmission

Tabel Distribusi SDM Admission DanRegistrasi

NAMAJABATAN KUALIFIKASI Waktu JML


FORMAL &INFORMAL Kerja SDM
Koordinator
SLTA Plus (Pengalaman
Admission Dan
minimal 2 tahun + Pelatihan 3Shift 1
Registrasi
CustomerService
Staf Admission &
SLTA Plus (Pelatihan Customer
Registrasi 3Shift 5
Service)
Jumlah 6

38
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1. Denah Ruang Instalasi Rekam Medis.


Bagian Rekam Medis terletak sangat representatif, menjadi satu gedung

dengan Instalasi Rawat Jalan, Poliklinik Gigi, Humas, Kasir Rawat Jalan,

Pemasaran, R. Komite Medis dan Instalasi Farmasi Rawat Jalan. Berdampingan

dengan gedung diagnostik Instalasi Laboratorium dan Instalasi Radiologi.

Denah Ruangan Rekam Medis Lantai 1

A B C D

E Q

S
J K
I
F

P P

O
N
G H L M

KETERANGAN DENAH RUANGAN:


A. = Loket 4 (Pendaftaran pasien ASKES Sosial &In-Health).
B. = Loket 3 (Pendaftaran pasien Jamkesmas, Jamkesda, Jampersal danSPM).
C. = Loket 2 (Pendaftaran pasien Umum, Asuransi, PKS &ASSET).
D. = Loket 1 (Pendaftaran pasien IGD, Rawat Inap dan PegawaiRSBB).
E. = MesinFotokopi.
F. = Ruang Kepala Bagian RekamMedis.
G. = UPS Sentral Bagian RekamMedis.
H. = Komputer Sensus Harian.

39
I. = Meja Asembling Dokumen RekamMedis.
J. = Meja PemberkasanAdministrasi.
K. = Komputer Barcode, Evaluasi KLPCM, DPJP & InformedConsent.
L. = Komputer Koding, Indeksing & Print StickerLabeling.
M. = Ruang istirahat /makan.
N. = Ruang gantipakaian.
O. = Kamar Mandi &WC.
P. = Rak formulir Asuransi dan RekamMedis.
Q. = ASKES Center dan Bagian Layanan Perusahaan Asuransi(LPA).
R. = Cerobong untuk menaikkan dan menurunkan Dokumen RekamMedis.
S. = Tangga naik ke lantai 2 (R. Filing, Poli Gigi, R. Pertemuan, R. Komite
Medis, R. Komite Pastoral, R. Bagian Sistem Informasi ManajemenRumah
Sakit)

Denah Ruangan Rekam Medis Lantai 2 (RuangFilling)

I
A B C ID

E Q

S
J K
I
F S
H H H H G G G G G G G G
A S
H H HP H G G G G P G G G
F B A
O
GF B
N
G H L M E
D C
E
R D C RI
RI

40
KETERANGAN DENAH RUANGAN:
A. = Tangga naik /turun.
B. = Rak Rekam MedisBaru.
C. = Komputer CetakTracer.
D. = RakTracer.
E. =Wastafel.
F. = Rak Persiapan Dokumen Rekam Medisdimusnahkan.
G. = Rak Dokumen Rekam Medis aktif (< 5tahun).
H. = Rak Dokumen Rekam Medis In-aktif (> 5 tahun).
I. = RuangPertemuan

3.2. Standar Fasilitas Instalasi RekamMedis.


1. Daftar Inventaris Peralatan di Managemen Admision danRegistrasi.

NO NAMABARANG JUMLAH KETERANGAN


1 Mejapendaftaran 4set Baik
2 CPU Dual Core + Monitor 4set Baik
LCDBenQ
3 Printer Epson LX800 2set Baik
4 Mesin Fotokopi Canon +meja 1set Baik
5 Microphone +Stand 1set Baik
6 Meja printerEpson 2buah Baik
7 Lemari Dokumen Rekam 1buah Baik
Medisbaru
8 Pemotong kertas jungkit 1buah Baik
manual
9 Kursi petugashijau 4buah Baik
10 Kursi pasien di depanloket 4buah Baik
11 White Board Kecil + 1buah Baik
Penghapus
12 Telepon 1buah Baik
13 Numerator 6digit 1buah Baik
14 Stempel Tanggal 4buah Baik
15 Stapler kecil 4buah Baik
16 Tempat sampah 1buah Baik

2. Daftar Inventaris Peralatan di Managemen RekamMedis.

NO NAMABARANG JUMLAH KETERANGAN


1 Mejapanjang 2buah Baik

41
2 Mejakerja 2buah Baik
3 Kursi panjanghitam 3buah Baik
4 Kursi petugashijau 4buah Baik
5 CPU Dual Core + Monitor LCD 3buah Baik
BenQ
6 ScannerBarcode 1buah Baik
7 Printer Laser Canon2970 1buah Baik
8 Printer LaserBrother 1buah Baik
9 Printer EpsonT13 1buah Baik
10 UPS 500VA 3buah Baik
11 UPS sentral 3.000VA 1buah Baik
12 Accu 60Ampere 2buah Baik
13 TPLink 1buah Baik
14 Mesin KetikManual 1buah Rusak
15 Rak Formulir RekamMedis 1buah Baik
16 JamDinding 1buah Baik
17 Telepon 1buah Baik
18 Perforatorkecil 2buah Baik
19 Calculator 1buah Baik
20 Staplerkecil 3buah Baik
21 Staplersedang 2buah Baik
22 Stapler JungkitBesar 2buah Baik
23 Stempel tanggal +pad 1buah Baik
24 Buku ICD10 2set Baik
25 Buku ICD 9CM 2set Baik
26 White boardbesar 1buah Baik
27 Tempat isolasibesar 2buah Baik

3. Daftar Inventaris Peralatan di ruang kepala bagian.

NO NAMABARANG JUMLAH KETERANGAN


1 Meja kerja 1buah Baik
2 Kursi kuning 1buah Baik
3 Kursi panjang hitam 1buah Baik
4 Rak +laci 1buah Baik
5 Rak kecil 1buah Baik
6 Televisi Akari 1buah Baik
7 Rak TV 1buah Baik
8 Papan visi misi RS 1buah Baik
9 Papan StrukturOrganisasi 1buah Baik

4. Daftar Inventaris Peralatan di ruang Filling /Penyimpanan.

NO NAMABARANG JUMLAH KETERANGAN


1 CPU Dual Core + 1buah Baik
MonitorPhillips

42
2 Printertracer 1buah Baik
3 Speaker aktivalarm 1buah Baik
4 Meja berkas 1buah Baik
5 Meja kerja 1buah Baik
6 Rak Dokumen Rekam 9buah Baik
Medisaktif
7 Kursi hijau 3buah Baik
8 Tempat isolasibesar 1buah Baik
9 Tangga kayu 1buah Baik
10 Tangga aluminium 1buah Baik
11 Rak besi untuk 2 buah Baik
persiapan
pemusnahan
12 Rak Dokumen Rekam 4 buah Baik
Medisin-aktif

5. Ruang Istirahat, Kamar Mandi danWC.

NO NAMABARANG JUMLAH KETERANGAN


1 Rak kayu untukformulir 1buah Baik
2 Piring 9buah Baik
3 Sendok 6buah Baik
4 Waterheater 1buah Baik
5 Intercom 1line 1buah Baik
6 Timbaair 1buah Baik
7 Gayung 1buah Baik
8 Rak piring 1buah Baik
9 Mangkuk 3buah Baik
10 Pisau 1buah Baik
11 Gelas 14buah Baik
12 Hiter 1Buah Rusak

43
BABIV
TATA LAKSANAPELAYANAN

Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklinik ataupun yang

akan dirawat adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan RS . Dapat

dikatakan bahwa disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang

pasien saat tiba di rumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa di

dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan baik

ataupun tidak baik dari pelayanan rumah sakit. Tata cara melayani pasien dapat

dinilai baik bilamana dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang ramah, sopan,

tertib dan penuh tanggungjawab.

Dilihat dari segi pelayanan di rumah sakit, pasien yang datang dapat dibedakan

menjadi:

1. Pasien yang dapatmenunggu

- Pasien berobat jalan yang datang denganperjanjian.

- Pasien yang datang tidak dalam keadaangawat.

2. Pasien yang harus segera ditolong (pasien gawatdarurat).

Sedang menurut jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan menjadi:

1. Pasien baru : adalah pasien yang baru pertama kali datang ke RS

untuk keperluanberobat.

2. Pasien lama : adalah pasien yang pernah datang sebelumnya ke RS

untuk keperluanberobat.

Kedatangan pasien ke RS dapat terjadi karena:

1. Dikirim oleh dokter praktek di luarRS

44
2. Dikirim oleh Rumah Sakit lain, Puskesmas, atau jenis pelayanan kesehatan

lainnya.

3. Datang atas kemauansendiri.

4.1. Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan(Registrasi).

a. Pasienbaru

Setiap pasien baru diterima di registrasi dan akan diwawancarai oleh

petugas atau Menunjukkan KTP/SIM/PASPOR guna mendapatkan data identitas

yang akurat dan kemudian akan ditulis diberkas rekam medis dan di entry pada

komputer.

Setiap pasien baru akan memperoleh nomor pasien yang juga akan dicetak

pada kartu pasien atau kartu Indeks Berobat sebagai kartu pengenal, yang harus

dibawa pada setiap kunjungan berikutnya di RS. , baik sebagai pasien berobat

jalan maupun sebagai pasien rawatinap.

Pasien baru dengan berkas rekam medisnya akan dikirim ke poliklinik

sesuai dengan yang dikehendaki pasien. Setelah mendapat pelayanan yang cukup

dari poliklinik, ada beberapa kemungkinan dari setiap pasien:

 Pasien boleh langsungpulang.

 Pasien diberi kartu perjanjian/kartu kembali kontrol oleh petugas

poliklinik untuk datang kembali pada hari dan tanggal yang telah

ditetapkan. Kepada pasien yang diminta datang kembali, harus lapor

kembali keAdmission.

 Pasien dirujuk/dikirim ke rumah sakitlain.

 Pasien harus dirawat.

45
Untuk pasien yang harus dirawat, dokter yang merujuk membuat

Admission Note yang berisi alasan pasien harus dirawat inap, bisa berupa

diagnosa, tindakan medis, ataupun tindakan penunjang lainnya. Jika pasien yang

harus dirawat rekam medisnya akan dikirim keruangperawatan.

b. Pasien lama

Pasien lama datang ke Admission dan akan diwawancarai oleh petugas,

guna mendapatkan informasi nomor rekam medis, dan tujuan berobat. Pasien ini

dapat dibedakan:

 Pasien yang datang dengan perjanjian

 Pasien yang datang tidak dengan perjanjian (atas kemauan sendiri)

Baik pasien dengan perjanjian maupun pasien yang datang tanpa perjanjian

, akan mendapat pelayanan diregistrasi.

Pasien datang dengan perjanjian akan langsung dipersilahkan menuju

poliklinik yang dimaksud karena rekam medisnya telah disiapkan olehpetugas.

Pasien yang datang tidak dengan perjanjian (atas kemauan

sendiri),Mengambil nomor antrian sesuai jaminan pelayanan yang akan digunakan

dan mempersiapkan persyaratan yang dibutuhkan. menunjukan nomor rekam

medis dan tujuan berobat, pasien dipersilahkan menunggu poliklinik yang

dimaksud, sementara rekam medisnya dimintakan oleh petugas registrasi ke

bagian penyimpanan berkas rekam medis. Setelah rekam medisnya dikirim ke

poliklinik, pasien akan mendapat pelayanan di poliklinikdimaksud.

46
c. Pasien Darurat Gawat

Berbeda dengan prosedur pelayanan pasien baru dan pasien lama yang

biasa, disini pasien ditolong terlebih dahulu baru penyelesaian administrasinya,

meliputi pendaftaran pasien baik baru maupun ulang seperti pasien datang tidak

dengan perjanjian.Di RS.pendaftaran pasien darurat gawat dilakukan di Instalasi

Gawat Darurat untuk pasien baru maupun pasien lama. Setelah mendapat

pelayanan yang cukup, ada beberapa kemungkinan dari setiap pasien:

- Pasien bisa langsung pulang.

- Pasien dirujuk/dikirim ke rumah sakit lain.

- Pasien harusdirawat.

a) Pasien yang sudah diseleksi dan membawa surat pengantar untuk

dirawat dapat langsung daftar Rawat Inap ke petugas admission dengan

memilih ruang rawat dahulu sesuai yang diinginkan.Jika Pasien

mempinyai jaminan pembiayayaan sendiri,pasien mendapatkan jatah

kamar sesuai tarif yang diberikan oleh pihak asuransi tersebut.

b) Jika pasien tidak sadar atau lupa alamat ayau identitasnya,dapat di data

sesuai nama dan tempat dimana dia ditemukan jika nama nama pasien

tidak teridentifikasi,dapat menggunakan nama dengan sebutan,MR atau

MRS“X”

c) Petugas rekam medis mendaftar pasien sesuai nomor rekam medis

pasien. Jika pasien lupa membawa kartu berobat,petugas rekam medis

dapat mencarinya melalui bantuan KIUP,dan jika sudah

diemukan,dicocokkan dengan alamat pasien,atau kelahiranpasien.

47
d) Bagi pasien yang pernah berobat/dirawat maka rekam medisnya segera

dikirim ke Instalasi Gawat Darurat yang bersangkutan dan tetap

memakai nomor yang telahdimilikinya.

e) Bagi pasien yang belum pernah dirawat atau berobat di RS. maka

diberikan nomor rekam medisbaru.

4.2. Pelayanan Pendaftaran Rawat Inap(Admission).

Penerimaan pasien rawat inap dilakukan di Admission. Tata cara

penerimaan pasien rawat inap harus wajar sesuai dengan keperluannya. Pasien

yang memerlukan perawatan, dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

- Pasien yang tidak urgen, penundaan perawatan pasien tersebut tidak akan

menambah penyakitnya.

- Pasien yang urgen, tetapi tidak darurat gawat, dapat dimasukkan ke dalam

daftar tunggu.

- Pasien gawat darurat (emergency), langsung dirawat.

Pembinaan dan pelaksanaan pekerjaan penerimaan pasien dengan baik

menciptakan tanggapan yang baik dari pasien-pasien yang baru masuk, menjamin

kelancaran dan kelengkapan catatan-catatan serta menghemat waktu dan tenaga.

Untuk lancarnya proses penerimaan pasien 4 hal berikut ini perlu diperhatikan,

yaitu:

 Petugas yang kompeten.

 Cara penerimaan pasien yang tegas dan jelas (clear cut).

 Ruang kerja yang menyenangkan.

 Lokasi yang tepat dari bagian penerimaan pasien.

48
Untuk memperlancar tugas-tugas bagian lain yang erat hubungannya

dengan proses penerimaan pasien, aturan penerimaan pasien perluditetapkan.

Aturan yang baik harus memenuhi hal-hal berikut:

 Bagian penerimaan pasien bertanggung jawab sepenuhnya mengenai

pencatatan seluruh informasi yang berkenaan dengan diterimanya seorang

pasien di RS. .

 Bagian penerimaan pasien harus segera memberitahukan ke Instalasi terkait

setelah diterimanya seorang pasien dan setelah melalui pemeriksaan disetujui

untuk dirawat,dan telah selesai di lakukan admission rawat inap.

 Semua bagian harus memberitahukan bagian penerimaan pasien, apabila

sorang pasien akan melengkapi persyaratan administrasi.

 Membuat catatan yang lengkap, terbaca dan seragam harus disimpan oleh

semua bagian selama pasien dirawat.

 Instruksi yang jelas harus diketahui oleh setiap petugas yang bekerja dalam

proses penerimaan dan pemulangan pasien.

Ketentuan Umum Penerimaan Pasien Rawat Inap

 Semua pasien yang menderita segala macam penyakit, selama ruangan dan

fasilitas yang memadai tersedia dapat diterima di RS. .

 Sedapat mungkin pasien diterima di Admission pada waktu yang telah

ditetapkan, kecuali untuk kasus gawat darurat dapat diterima setiap saat.

 Tanpa diagnosa yang tercantum dalam surat permintaan dirawat, pasien tidak

dapatditerima.

 Sedapat mungkin tanda tangan persetujuan untuk tindakan operasi dan

sebagainya (apabila dilakukan ) dilaksanakan sebelum pasiendirawat.

49
 Pasien dapat diterima, apabila:

- Ada surat rekomendasi dari dokter yang mempunyai wewenang untuk

merawat pasien di rumah sakit.

- Dikirim oleh dokter poliklinik.

- Dikirim oleh dokter Instalasi GawatDarurat.

- Pasien darurat gawat perlu diprioritaskan.

Prosedur pasien untuk masuk untuk dirawat

1. Pasien yang sudah memenuhi syarat atau peraturan untuk dirawat, Perawat

Membuatkan Admision Note yang minimal berisi:

- Labeling nama dan momor rekam medis pasien

- Umur

- Diagnosa pasien

- Dokter DPJP

- Ruangan yangdiperlukan

- Tambahan alat yang dibutuhkan pasien

2. Apabila ruangan sudah tersedia:

(1) Memberi tahu keluarga pasien tersedianya ruang rawat yang

dibutuhkan

(2) Pada saat mendaftar dia akan mendapat penerangan tentang:

- Kapan dapat masuk

- Bagaimana cara pembayaran sertatarif-tarifnya.

- Peraturan selama pasien dirawat.

(3) Di tulis oleh petugas admission di dalam buku register pendaftaran

pasien rawat inap dan dilengkapi dengan lembar ringkasan

keluar

50
masuk,perlengkapan asdministrasi lainnya,dan stiker labeling untuk

ditempel di gelangpasien

(4) Jika pasien pernah berobat ke poliklinik atau pernah dirawat sebelumnya

maka petugas Admission mendaftar sesuai nomor rekam medis pasien

dan mengambil rekam medis pasien di ruang filling dan mengantarnya

ke Instalasi GawatDarurat

(5) Selesai proses administrasi dan admission petugas memberitahukan

petugas instalasi Gawat darurat,jika kamar sudah disiapkan,pasien dapat

segera diantar kekamar

Prosedur selama pasien di ruang perawatan yang berkaitan dengan rekam medis

antara lain:

(1) Pada waktu pasien tiba di ruang perawatan dan diterima oleh perawat

pasien diberi tanda pengenal melalui identitas yang tertempel pada gelang

pasien

(2) Perawat menambah formulir-formulir yang diperlukan oleh dokter maupun

perawatsendiri

(3) Selama perawatan, perawat mencatat semua data perawatan yang

diberikan dari mulai saat pasien tiba di ruang sampai pasien tersebut

pulang, dipindahkan atau meninggal yang di rekap dalam sensus harian

rawat inap

51
4.3. Sistem Identifikasi Dan Penomoran.
1. Sistem Penamaan
Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada

seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien yang satu dangan pasien

yang lainnya, sehingga mempermudah/memperlancar didalam memberikan

pelayanan rekam medis kepada pasien yang datang berobat ke rumah sakit.Di RS.

menggunakan sistem penamaan langsung yaitu yang ditulis dalam data base

adalah nama pasien sendiri berdasarkan kartu tanda pengenal dan dapat

ditambahkan sesuai dengan wawancaraterakhir.

Prinsip utama yang harus ditaati oleh petugas pencatat adalah : nama

pasien harus lengkap, minimal terdiri dari dua suku kata jika nama pasien hanya

terdiri dari satu suku kata dapat diikuti dengan sebutan BINTI (Nama Orang Tua)

jika pasien Perempuan,dan BIN (Nama orang Tua) jika Pasien dengan jenis

kelamin Laki-Laki. Dengan demikian, nama pasien yang akan tercantum dalam

rekam medis akan menjadi satu diantara kemungkinan ini:

- Nama pasien sendiri, apabila namanya sudah terdiri dari dua suku kata

atau lebih.

- Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang tua (biasanya nama

ayah).

- Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga/marga, maka nama

keluarga/marga atau surename didahulukan dan kemudian diikuti nama

sendiri.

Dalam sistem penamaan pada rekam medis, diharapkan:

- Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang

disempurnakan.

52
- Sebagai pelengkap, bagi pasien perempuan diakhir nama lengkap

ditambah Ny. Atau Nn sesuai denganstatusnya.

- Bagi Pasien berjenis kelamin laki laki dan belum menikah di beri

ahkiran,SDR,dan Bagi yang sudah menikah di beri sebutan denganTn.

- Bagi pasien anak,dapan di beriakriran,An

2. Sistem Penomoran

Rekam medis pada RS disimpan menurut nomor, yaitu menggunakan “

Unit Numbering System “ sistem ini memberikan satu unit nomor rekam medis

baik kepada pasien berobat jalan maupun pasien untuk dirawat.inap. Pada saat

seorang penderita berkunjung pertama kali ke RS. apakah sebagai penderita

berobat jalan ataupun untuk dirawat inap, kepadanya diberikan satu nomor

(admitting number) yang akan dipakai selamanya untuk kunjungan seterusnya,

sehingga rekam medis penderita tersebut hanya tersimpan di dalam satu berkas di

bawah satu nomor.

Kepada petugas yang memberikan pendaftaran, diperintahkan agar selalu

mengecek apakah seorang pengunjung sudah pernah berkunjung ke RS. . Seorang

pasien yang sudah pernah berkunjung ke RS. .sebelumnya tidak akan diberikan

nomor baru tetapi data pasien akan dicari melalui Kartu Indexs Utama Pasien

(KIUP).. Kadang-kadang terjadi kekeliruan dimana seorang penderita diberikan

lagi nomor yang baru, padahal ia telah mempunyai nomor, kekeliruan ini dapat

diperbaiki dengan membatalkan nomor baru dan tetap menyimpan rekam

medisnya pada nomor lama.

53
Sistem nomor unit yang digunakan mempengaruhi rencana perkembangan

ruang tempat penyimpanan. Perlu sekali ruang Kosong pada rak penyimpanan

sebesar 25 % karena tempat tersebut berguna untuk menyimpan rekam medis

yang makintebal.

Satu problem yang biasa timbul adalah bertambahnya satu rekam medis

menjadi berjilid-jilid, karena seringnya pasien tersebut mendapat pelayanan

(dirawat) di RS.. Kadang-kadang begitu seringnya seorang penderita di rawat

sehingga rekam medisnya harus dibuat jilid yang baru, karena terlalu tebal jika

hanya satu jilid saja. Untuk mengingatkan petugas penyimpanan tentang hal ini,

maka pada setiap jilid harus dibuat catatan nomor jilid dan jumlah jilidnya,

misalnya : Jilid 1 dari 2; Jilid 2 dari2.

Untuk pengambilan rekam medis yang tidak aktif dari rak penyimpanan

untuk dimusnahkan atau untuk dibuat microfilm, karena menggunakan sistem

unit, nomor-nomor rekam medis tidak menunjukkan tua atau mudanya satu rekam

medis sehingga untuk memilih rekam medis yang tidak aktif harus dilihat satu

persatu, tahun berapa seorang penderita terakhir dirawat atau berkunjung ke

poliklinik.

Untuk sumber nomor RS membuat satu sistim Penomoran terdiri dari

enam angka, menggunakan sistem dua angka akhir (straigt digit) dengan

menentukan nomor dua angka akhir dari belakang 00-00-01 sampai dengan 99-

99-99. Bank nomor dikeluarkan oleh sistem komputer yang secara otomatis akan

mengeluarkan satu nomor baru setiap entry datapasien.

54
4.4. Simbol Dan Tanda Khusus.

I. REKAM MEDIS

1) Nomor RekamMedis

Pada map sudah dicetak kotak untuk menuliskan nomor rekam medis yang

akan diisi oleh petugas rekam medis. Penulisan nomor harus dengan

tulisan yang jelas dan mudah dibaca, dapat dicetak atau ditulis tangan

menggunakan spidol jangan hanya menggunakan pulpen.

2) Label Warna

Pada map tercetak warna-warna berdasarkan sistem angka akhir untuk

memudahkan dalam menyimpan dan menemukan kembali rekam medis,

dengan ketentuan warna sebagaiberikut:

Orange

1 ungu

2 Pink

3 Birumuda

4 Coklat

5 Hijau

6 Merah

7 Kuning

8 ungu

9 Abuabu

3) Tulisan Alergi

Diisi dengan alergi yang diderita oleh pasien Yang ditulis olehperawat.

4) Tulisan Rahasia

55
Tulisan Rahasia pada map rekammedis.

5) Tulisan Tahun KunjunganPasien

Tanggal pertanma Kali kunjungan pasien dapat dilihat pada rekam medis

dimana pasien pertama kali daftar dan pada lembar annamnesapasien.

6) Tempat Menuliskan Nama pasien

Terdapat tempat untuk menuliskan nama pasien dan tertulis pada map

rekam medis dengan cara elektrik

4.5. Penyelesaian Dan Pengembalian Rekam Medis.

1. Pengendalian Rekam Medis(Retrieval)

Permintaan-permintaan rutin terhadap rekam medis yang datang dari

poliklinik umum maupun spesialis setiap hari pada jam tertentu dapat dilakukan

melalui telepon, apabila sistem cetak permintaan secara komputerisasi sedang

rusak. Untuk melayani pasien perjanjian yang datang pada hari tertentu bertugas

mengisi ‘Buku Permintaan’. Petugas harus menulis dengan benar dan jelas nama

penderita dan nomor rekammedisnya.

Petugas dari bagian lain yang meminjam rekam medis harus datang sendiri

untuk mengambil rekam medis yang dipinjam ke bagian rekam medis. Surat

permintaan berbentuk satu formulir yang berisi nama peminjam, untuk keperluan

apa, waktu peminjaman, nomor rekam medis, nama pasien, umur, tanggal rawat,

kelas/kamar, nama orang yang meminjam dan tanda tangan. Formulir tersebut

dibuat rangkap dua.Lembar 1 untuk rekam medis dan lembar 2 untuk yang

meminjam.Pada saat rekam medisnya kembali lembar 1 diberi tanda silang yang

artinya rekam medis sudahkembali.

56
A. Sistem Sentralisasi

Sistem penyimpanan yang digunakan di RS.adalah sistem sentralisasi.

Dengan cara sentralisasi terjadi penggabungan antara dokumen rekam medis

rawat jalan dan rawat inap dalam satu tempat. Karena semua pasien baik rawat

jalan maupun rawat inap hanya memiliki satu nomor rekammedis.

Kebaikan dari system sentralisasi adalah:

1) Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan

penyimpanan rekam medis , sehingga pasien dapat dilayani lebih

cepat.

2) Mengurangi jumlah biaya yang digunakan untuk peralatan dan

ruangan.

3) Tata kerja Dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis

mudahdistandarisasikan.

4) Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugaspenyimpanan.

5) Mudah menerapkan sistem unitrecord.

Kekurangan dari system sentralisasi adalah:

1) Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat

jalan Dan unit rawatinap.

2) Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 24jam.

B. Sistem Angka Akhir

Sistem penjajaran berkas rekam medis menurut nomor yang dipakai adalah

sistem dua angka akhir.Penjajaran dengan sistem angka akhir lazim disebut

“Straigt digite system”. Disini digunakan nomor-nomor dengan 6 angka, yang

57
dikelompokkan menjadi 3 kelompok masing-masing terdiri dari 2 angka. Angka

pertama adalah kelompok 2 angka yang terletak paling kanan, angka kedua adalah

kelompok 2 angka yang terletak ditengah dan angka ketiga adalah kelompok 2

angka yang terletak palingkiri.

04 75 64

angkaketiga angka kedua angkapertama

(tertiary digits) (secondary digits) (primarydigits)

Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir (terminal digit filling

system) ada 100 kelompok angka pertama (primary section) yaitu 00 sampai

dengan 99.Pada waktu menyimpan, petugas harus melihat angka-angka pertama

dan membawa rekam medis tersebut ke daerah rak penyimpanan untuk kelompok

angka-angka pertama yang bersangkutan. Pada kelompok angka pertama ini

rekam medis-rekam medis disesuaikan urutan letaknya menurut angka kedua,

kemudian rekam medis disimpan di dalam urutan sesuai dengan kelompok angka

ketiga, sehingga dalam setiap kelompok penyimpanan nomor-nomor pada

kelompok angka ketigalah (tertiary digits) yang selaluberlainan.

Sebagai contoh:

04-75-64 04-75-69

04-75-65 04-76-60

04-75-66 04-76-61

04-75-67 04-76-62

04-75-68 04-76-63

Banyak keuntungan dan kebaikan dari pada sistem penyimpanan angka

akhir,seperti:

58
- Pertambahan jumlah rekam medis selalu tersebar secara merata ke

100 kelompok (section) di dalam rak penyimpanan. Petugas-petugas

penyimpanan tidak akan terpaksa berdesak-desak di satu tempat

(atau section), dimana rekam medis harus disimpan dirak.

- Petugas-petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah

section tertentu misalnya ada 4 petugas masing-masing diserahi :

section 00-24, section 25-49, section 50-74, section75-99.

- Pekerjaan akan terbagi rata mengingat setiap petugas rata-rata

mengerjakan jumlah rekam medis yang hampir sama setiap harinya

untuk setiapsection

- Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan

dari setiap section, pada saat ditambahnya rekam medis baru di

sectiontersebut.

- Jumlah rekam medis untuk tiap-tiap section terkontrol dan bisa

dihindarkan timbulnya rak-rakkosong.

- Dengan terkontrolnya jumlah rekam medis membantu memudahkan

perencanaan peralatan penyimpanan (jumlahrak).

- Kekeliruan menyimpan (misfile)dapat dicegah, karena petugas

penyimpanan hanya memperhatikan 2 angka saja dalam

memasukkan rekam medis kedalam rak, sehingga jarang terjadi

kekeliruan membacaangka.

Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam hal sistem angka

akhir, mungkin lebih lama dibandingkan latihan menggunakan sistem nomor

59
langsung, tetapi umumnya petugas dapat dilatih dalam waktu yang tidak terlalu

lama.

2. Fasilitas Fisik Ruang Penyimpanan

Alat penyimpanan yang baik, penerangan yang baik, pengaturan suhu

ruangan, pemeliharaan ruangan, perhatian terhadap faktor keselamatan, bagi suatu

kamar penyimpanan rekam medis sangat membantu memelihara dan mendorong

kegairahan kerja dan produktivitas pegawai-pegawai yang bekerja disitu.

Alat penyimpan rekam medis yang dipakai adalah Rak Terbuka dan jarak

antara dua buah rak untuk lalu lalang,jarak minimal kurang lebih selebar 90cm

3. Penunjuk Penyimpanan

Pada deretan berkas rekam medis yang disimpan di rak harus diberi tanda

penunjuk guna mempercepat pekerjaan menyimpan dan menemukan rekam

medis. Jumlah penunjuk tergantung dari rata-rata tebalnya sebagian besar map-

map rekam medis tersebut. Untuk berkas rekam medis yang tebalnya sedang

diberi penunjuk setiap 50 map. Makin tebal map-map rekam medis makin banyak

penunjuk harus dibuat.Rekam medis yang aktif lebih banyak memerlukan

penunjuk daripada rekam medis-rekam medis yang kurangaktif.

Alat penunjuk ini, agar dipilih model yang kuat tahan lama dan mudah

dilihat.Pinggir penunjuk ini harus lebih lebar, menonjol sehingga angka-angka

yang dicantumkan disitu gampang terlihat.Pada setiap penunjuk ditulis 2 angka

(untuk sistem terminal digit maupun middle digit). Contoh penunjuk untuk

terminal digit, section 84 ditulis sebagaiberikut:

00 01 02 03 04

60
-- -- -- -- --

84 84 84 84 84

Angka diatas adalah kelompok angka kedua, angka yang dibawah adalah

kelompok pertama. Dalam terminal digit filling, map pertama yang diletakkan

dibelakang penunjuk 00/84 adalah map-map dengan nomor 00-00-84 diikuti 01-

00-84, 02-00-84,03-00-84, dan seterusnya, penunjuk inipermanen.

4. Sampul Pelindung Rekam Medis

Berkas Rekam medis harus diberi sampul pelindung untuk:

1. Memelihara keutuhan susunan lembaran-lemabaran rekammedis.

2. Mencegah terlepas atau tersobeknya lembaran, sebagai akibat sering

dibolak-baliknya lembarantersebut.

Jenis sampul yang digunakan di RS. adalah dalam bentuk map, dimana

map dilengkapi dengan penjepit (fastener) dibagian tengah untuk mengikat

lembaran-lembaran pada map dan bagian tengah map harus diberi lipatan,

sehingga memungkinkan bertambah tebalnya lembaran-lembaran yang disimpan

di dalamnya. Map penyimpan dapat dipesan dengan pencantuman Kartu Induk

Berobat (KIB), sehingga pemakaian map dokumen rekam medis bisa merata

karena dalam pembuatan di dasarkan nomorKIB.

4.6. Penghapusan Rekam Medis.

1. Perencanaan Terhadap Rekam Medis Yang TidakAktif

Satu rencana yang pasti tentang pengelolaan rekam medis yang tidak aktif

(in active records) harus ditetapkan sehingga selalu tersedia tempat penyimpanan

untuk rekam medis yangbaru.

61
Dari segi praktisnya dapat dikatakan, patokan utama untuk menentukan

rekam medis aktif atau tidak aktif adalah besarnya ruangan yang tersedia untuk

menyimpan rekam medis yang baru.Rekam medis dinyatakan tidak aktif

apabila selama 5 tahun terakhir rekam medis tersebut sudah tidak

dipergunakan lagi.Apabila ternyata sudah tidak tersedia lagi tempat

penyimpanan rekam medis aktif, harus dilaksanakan kegiatan menyisihkan rekam

medis yang tidak aktif secara sistematik seirama dengan pertambahan jumlah

rekam medis baru. Rekam medis-rekam medis yang tidak aktif, dapat disimpan di

ruanganlain.

Rak-rak penyimpanan rekam medis tidak aktif dapat diletakkan di ruang

tersendiri yang sama sekali terpisah dari bagian pencatatan medik. Pada saat

diambilnya rekam medis tidak aktif, ditempat semula harus diletakkan tanda

keluar, hal ini mencegah pencarian yang berlarut-larut pada suatu waktu rekam

medis tidak aktif tersebutdiperlukan.

Rumah sakit wajib tetap memelihara indeks, register dan kartu lintasan

yang berisi data-data dasar seperti : tanggal masuk/keluar rumah sakit, nama

dokter yang bertanggung jawab, diagnosa danoperasi.

A. Penyusutan

Penyusutan dokumen rekam medis adalah suatu kegiatan pengurangan

arsip dari rak penyimpanan dengan cara memindahkan arsip rekam medis in aktif

dari rak aktif ke rak in aktif dengan cara memilah pada rak penyimpanan sesuai

dengan tahunkunjungan.

Tujuan:

a. Mengurangi jumlah arsip rekam medis yang semakinbertambah.

62
b. Menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya tempat penyimpanan

berkas rekam medis yangbaru.

c. Tetap menjaga kualitas pelayanan dengan mempercepat penyiapan rekam

medis jika sewaktu-waktudiperlukan.

d. Menyelamatkan arsip yang bernilai guna tinggi serta mengurangi yang

tidak bernilai guna/nilai guna rendah atau nilai gunanya telahmenurun.

B. Jadwal Retensi Dokumen Rekam Medis (JRDRM)

Jadwal retensi DRM merupakan daftar yang berisikan sekurang-kurangnya

jenis arsip dan jangka waktu penyimpanannya sesuai dengankegunaannya.

Penentuan jangka waktu penyimpanan DRM (retensi DRM) ditentukan

atas dasar nilai kegunaan tiap-tiap arsip. Untuk menjaga obyektifitas dalam

menentukan nilai kegunaan tersebut, JRDRM disusun oleh suatu kepanitiaan

yang terdiri dari unsur komite rekam medis dan unit rekam medis yang benar-

benar memahami kearsipan, fungsi dan nilai arsip rekammedis.

Rancangan JRDRM yang merupakan hasil kerja panitia perlu mendapat

persetujuan Direktur Rumah Sakit terlebih dahulu sebelum dijadikan pedoman

resmi jadwal retensi arsip yang diberlakukan. Setiap ada perubahan JRDRM

harus melalui prosedur yang sama dengan penyusunanJRDRM.

2. Pemusnahan Dokumen RekamMedis

Adalah suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik dokumen rekam

medis yang telah berakhir fungsi dan nilai gunanya. Penghancuran harus

dilakukan secara total dengan cara membakar habis, mencacah atau daur ulang

sehingga tidak dapat lagi dikenal isi maupunbentuknya.

63
Tata cara pemusnahan rekammedis:

1. Rekam medis yang telah memenuhi syarat untuk dimusnahkan

dilaporkan kepada Direktur RS. .

2. Direktur RS. membuat Surat Keputusan tentang Pemusnahan Rekam

Medis dan menunjuk tim pemusnah, sekurang- kurangnya

beranggotakan: Ketua Usahaan, Unit Penyelenggara Rekam Medis,

Unit Pelayanan, KomiteMedik.

3. Tim pemusnah melaksanakan dan membuat Berita Acara Pemusnahan

yang disahkan Direktur RS. . Berita Acara dikirim kepada Direktorat

Jenderal Pelayanan Medik dan kepada Yayasan Rumah Sakit

Indonesia.

4.7. Perekam Kegiatan PelayananMedis.

1. Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis

RS.sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang melakukan

pelayanan rawat jalan maupun rawat inap wajib membuat rekam medis.

Sesuai dengan PERMENKES No.749a/MENKES/XII/1989, tentang

Rekam Medis serta keputusan Ditjen Yan Med Nomor 78/Yan Med/RS

UMDIK/YMU/1/91 maka tenaga yang berhak mengisi rekam medis di RS.adalah:

1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter spesialis yang

melayani pasien di RS. .

2. Dokter tamu yang merawat pasien di RS. .

64
3. Tenaga para medis perawatan dan non perawatan yang terlibat langsung

dalam pelayanan antara lain ; Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Tenaga

Laboratorium Klinik, Gizi, Anastesi, Penata Rontgen, Rehabilitasi Medis,

Rekam Medis dan lainsebagainya.

Dalam hal dokter ke luar negeri maka yang melakukan tindakan/konsultasi

kepada pasien yang mengisi rekam medis adalah dokter yang ditunjuk oleh

Direktur RS. .

2. Pencatatan(Recording)

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya

sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu

sistem penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri

hanya merupakan salah satu kegiatan dari pada penyelenggaraan rekammedis.

Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang

dimulai pada saat diterimanya pasien di RS. , diteruskan kegiatan pencatatan data

medik pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit, dan

dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi

penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan

serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani

permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluanlainnya.

Pencatatan disini dimaksudkan pendokumentasian segala informasi medis

seorang pasien ke dalam Rekam Medis. Pada dasarnya pendokumentasian

memuat data, yang akan menjadi bahan informasi. Data pasien dapat

dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, yaitu data sosial dan data medis.Data

sosial didapatkan pada saat pasien mendaftarkan diri ke tempat penerimaan

65
pasien. Data medis baru diperoleh dari pasien, apabila pasien telah memasuki unit

pelayanan kesehatan. Petugas di unit pelayanan adalah dokter dan ahli-ahli

profesi kesehatan lainnya (termasuk penunjangnya, seperti radiologi,

laboratorium, dan lain-lain) serta unitperawatan.

Untuk mendapatkan pencatatan data medis yang baik, ada beberapa hal

yang harus diperhatikan oleh dokter dan ahli-ahli di bidang kesehatan lainnya,

yaitu:

1. Mencatat secara tepatwaktu;

2. Up todate;

3. Cermat danlengkap

4. Dapat dipercaya dan menurutkenyataan

5. Berkaitan dengan masalah dan pokok perihalnya, sehingga tidak

bertele-tele;

6. Bersifat obyektif sehingga menimbulkan kesanjelas.

Kegiatan pencatatan ini melibatkan semua unit pelayanan di rumah sakit

yang memberika pelayanan ataupun tindakan kepadapasien.

Bentuk catatan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu catatan yang

bersifat kolektif dan catatan yang bersifatindividual.

1. Catatan yang Bersifat Kolektif

Ini merupakan kumpulan catatan pasien-pasien yang dating ke unit

pelayanan.Catatan ini dalam bentuk buku yang sering disebut “Buku Register”.

Buku Register ini merupakan sumber utama data kegiatan rumah sakit.

Pemakaian buku register ini perlu dipertimbangkan secermat mungkin dan tetap

memperhatikan efisiensi di bidang pengelolaan datamedis.

66
Buku register yang biasa diperlukan,diantaranya:

a. Buku Register Penerimaan Pasien Rawat Jalan;

b. Buku Register Pelayanan Pasien Rawat Jalan;

c. Buku Register Penerimaan Pasien Rawat inap;

d. Buku Register Pelayanan Pasien Rawat inap;

e. Buku RegisterPersalinan/Abortus;

f. Buku RegisterPembedahan;

g. Buku RegisterTindakan/Terapi/Diagnostik;

h. Buku Register PemeriksaanLaboratorium.

Buku-buku register tersebut dikerjakan oleh petugas-petugas di masing-

masing unit pelayanannya.

Setiap hari petugas di unit pelayanan menyiapkan rekapitulasi yang sering

disebut sensus harian.Sensus ini sangat berguna di dalam pengolahan data medis

selanjutnya yang digunakan sebagai bahan laporan rumahsakit.

5. Catatan yang Bersifat Individual

Catatan ini mendokumentasikan segala tindakan medik yang diberikan

kepada seorang pasien.Bentuk catatan ini berupa lembaran-lembaran yang

dinamakan rekammedis.

Pencatatan data medis ini dilakukan oleh petugas kesehatan yang

memberikan pelayanan/tindakan kepada pasien, yaitu Dokter Perawat/Bidan,

Tenaga Kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan medis kepada pasien,

serta petugas pencatatan medik sendiri.

67
Formulir rekam medis ini meliputi formulir untuk pasien rawat jalan dan

formulir untuk pasien yang dirawat inap. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan

269/Menkes/Per/III/2008, tentang rekam medis/medical record maka:

A. Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

Isi berkas rekam medis untuk pasien rawat jalan memuat identitas pasien,

anamnese, diagnosis dantindakan/pengobatan.

Berkas yang digunakan dapat dalam bentuk kartu yaitu Kartu Pemeriksaan

Pasien (KIP) dimana informasi mengenai identitas pasien, diagnosis dan tindakan

yang dilakukan terhadap pasien seperti anamnese, terapi dicatat didalamkartu.

Data-data tertentu harus ditulis pada saat penderita masuk yang akan

dientry di komputer, dimasukkan pada saat pasien registrasi. Penyimpanan

identitas pasien ini mutlak karena adalah salah satu cara untuk menunjang

kelancaran pelayanan terhadap pasien, karena apabila seorang pasien lupa

membawa kartu berobat maka dengan sistem komputerisasi akan membantu untuk

mencarikan data pasien yang diperlukan dengan cepat. Karena identitas pasien ini

merupakan sumber data yang selamanya harus disimpan, maka harus dibuat

selengkap dan sejelas mungkin. Data yang disimpan harus dibuat secara

terperinci dan lengkap,yaitu:

a. Nama lengkap pasien

b. Nomor rekam medis

c. Alamat

d. Agama

e. JenisKelamin

f. Umur

68
g. StatusPerkawinan

i. Tempat/tanggal lahir

j. Pekerjaan

k. Orang yang dihubungi, bila terjadi sesuatu

l. Tanggal kunjungan poliklinik yang pertama

Bila setelah menikah pasien pindah alamat, maka alamat lama dicoret dan

dicantumkan alamat baru pada tempat yang kosong dan tanggal perubahan

diberkas rekam medis tersebut untuk memudahkan pencarian alamat terakhir.

Berkas rekam medis rawat jalan berisi:

a. Tanggal Kunjungan

b. Poliklinik yang melayani

c. Diagnosis

d. Tindakan yang diberikan

e. Dokter yang menangani

B. Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Isi rekam medis untuk pasien rawat inap memuat identitas pasien,

anamnese, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan laboratorium, diagnosis,

persetujuan tindakan medis, tindakan/pengobatan, catatan perawat, catatan

observasi klinis dan hasil pengobatan, resume akhir dan evaluasi pengobatan.

Berkas Rekam Medis pasien rawat inap terdiri dari lembaran-lembaran

umum dan lembaran-lembaran khusus, serta lembaran-lembaran diagnostik/terapi

lembaran-lembaran Umum,misalnya:

a. Ringkasan Masuk dan Keluar

b. Anamnese dan Pemeriksaan Fisik

69
c. Lembaran Grafik

d. Perjalanan Penyakit/Perkembangan Perintah Dokter dan Pengobatan

e. Catatan Perawat/Bidan

f. Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Rontgen

g. Resume Keluar.

Lembaran-lembaran Khusus,misalnya:

a. LaporanOperasi

b. LaporanAnestesi

c. RiwayatKehamilan

d. Catatan/LaporanPersalinan

e. IdentifikasiBayi

Keterangan

a. Ringkasan Masuk danKeluar

Lembaran Ringkasan Masuk dan Keluar ini sering disebut ringkasan atau

lembaran muka, selalu menjadi lembaran paling depan pada suatu berkas rekam

medis. Lembaran ini berisi informasi tentang informasi tentang identitas pasien,

cara penerimaan melalui cara masuk dikirim oleh serta berisi ringkasan data pada

saat pasienkeluar.

Lembaran ini merupakan sumber informasi untuk mengindeks rekam

medis, serta menyiapkan laporan rumah sakit. Informasi tentang identitas pasien

sekurang-kurangnya mencari hal-hal sebagai berikut:

- Nama Pasien

- Nomor Rekam Medis

70
- Tanggal Lahir

- Pendidikan

- Jenis Kelamin

- Agama

- Alamat

- Pekerjaan

Informasi lain yang perlu dicatat,diantaranya:

- Status perkawinan

- Cara penerimaan pasien,melalui

- Cara masuk, dikirim oleh

- Nama penangung jawab pembayaran dan alamatnya.

- Nama keluarga terdekat dan alamatnya

- Tanggal dan jam masuk ruang rawat inap

- Tanggal dan jam keluar ruang rawat inap

- Bagian/Spesialisasi, Ruang Rawat,Kelas

- Lama dirawat

- Diagnosis akhir (utama, lain-lain dan komplikasi)

- Operasi/Tindakan (jikaada)

- Infeksi Nosokomial dan penyebabnya (jikaada)

- Immunisasi yang pernah didapat

- Immunisasi yang diperoleh selama dirawat

- Transfusi darah (jika ada)

- Keadaan keluar

- Nama dan tanda tangan dokter yang merawat.

71
b. Anamnese dan Pemeriksaan Fisik

Tujuan pokok data anamnese dan pemeriksaan fisik adalah untuk

memberikan bahan pelengkap bagi dokter untuk menetapkan diagnosis yang

menjadi dasar tindakan pertolongan dan perawatan/pengobatan terhadap seorang

pasien.Sebagai tambahan terhadap anamnese dan pemeriksaan fisik ini mungkin

diperlukan berbagai hasil pemeriksaan laboratorium, rontgen, sebelum sampai

pada satu kesimpulan mengenai diagnosis.Untuk lembaran anamnese dan

pemeriksaan fisik dapat dipergunakan formulir kosong atau formulir dengan

catatan penunjuk. Pokok-pokok pengisian anamnese,meliputi:

1. Keluhan utama : pernyataan singkat tentang keadaan dan lamanya gejala

yang timbul yang menyebabkan pasien meminta pertolongan medis,

berdasarkan laporan yang diucapkan oleh pasien sendiri maupun yang

mengantarkan kedokter.

2. Riwayat penyakit sekarang : penjelasan detail secara kronologis tentang

perkembangan penyakit pasien : sejak timbulnya gejala pertama sampai

saatini.

3. Riwayat penyakit yang pernah diderita : satu ringkasan tentang penyakit-

penyakit, seperti infeksi akut, kecelakaan, operasi, laergi, infeksi, mental,

metabolik,dsb.

4. Keadaan sosial . Catatan tentang status perkawinan, kebiasaan, hubungan

sosial, pekerjaan danlingkungannya.

5. Pengamatan ulang sistematik : untuk mengungkapkan gejala-gejala pokok,

yang mungkin terlupakan oleh si pasien atau kelihatannya tidak perlu, ini

72
untuk menentukan seberpa jauh dan teliti pemeriksaan fisik harus

dilakukan.

Pemeriksaan fisik mencakup 4 langkah dasaryaitu:

1. Inspeksi : melihat ke seluruh bagiantubuh.

2. Palpasi : meraba berbagai bagiantubuh.

3. Perkusi : mengetok daerah tertentu pada tubuh dengan jari

tangan/alat ,mendengar suaranya dan meneliti tingkatresistensinya.

4. Auskultasi : Mendengar bunyi yang terjadi

karenaprosesfisiologisatau patologis didalamtubuh.

c. Lembar Grafik

Lembaran grafik memberikan gambaran kepada dokter tentang suhu, nadi,

dan pernafasan seorang pasien.Pengisiannya dilakukan oleh petugas perawat,

dimulai saat pasien mulai dirawat.Dalam lembaran grafik ini juga dicatat data-

data tekanan darah, pemasukan dan pengeluaran cairan, defikasi. Dapat juga diisi

informasi tentang kunjungan dokter, spesimen untuk laboratorium, diet,dll

d. Perjalanan Penyakit, Instruksi Dokter, DanPengobatan

Perintah medis tertulis adalah petunjuk dokter kepada bagian perawatan

dan staf medis /paramedis mengenai semua medikasi dan pengobatan yang

diberikan kepadapasien.

Petugas rekam medis dalam meneliti kelengkapan lembaran perintah

dokter, harus mengamati:

1. Semua perintah harus telah ditandatangani oleh pemberi perintah. Perintah

yang diberikan secara lisan atau lewat telepon harus ditandatangani oleh si

73
pemberi perintah pada kunjungan berikutnya, yang menunjukkan dia

benar-benar bertanggungjawab atas perintah tersebut. Untuk menghindari

kekeliruan, diusahakan agar perintah lisan maupun telepon ini tidak sering

terjadi.

2. Perintah keluar harus ditulis sebelum pasien meninggalkan rumahsakit.

Jika perintah keluar belum ditulis, petugas rekam medis harus meneliti

apakah ada pernyataan yang ditandatangani pasien keluar atas tanggung

jawab sendiri.Pernyataan ini harus disimpan di dalam rekam

medisnya.Dalam hal ini harus ada catatan dari dokternya yang menyatakan

bahwa pasien telah keluar tanpapersetujuan.

3. Hasil-hasil pemeriksaan diagnosis yang diperintahkan/dimintakan oleh

dokter harus ada di dalam rekam medis. Petugas rekam medis harus

berusaha memperolehnya, untuk secepatnya disatukan dengan berkas

rekam medis yangbersangkutan.

4. Catatan medik harus diisi laporan-laporan tindakan/pengobatan yang

diperintahkan kepada paramedis, seperti terapi inhalasi,occupational

therapy, physical therapy, dan sebagainya.

e. Catatan Perkembangan

Lembaran ini mencatat secara spesifik perkembangan penyakit pasien

yang ditulis dan ditandatangani oleh dokter. Catatan pertama dimulai dengan

catatan pada saat pasien masuk, yang seterusnya ditambah selama pasien di dalm

perawatan dan diakhiri pada saat pasien keluar atau meninggal. Catatan pada saat

pasien untuk: mencatat ringkasan keadaan umum pasien pada saat msuk, terutama

fakta-fakta penting yang belum tercatat padaa namnese dan pemeriksaan fisik.

74
Fakta tersebut mungkin didapat dari keluarga pasien, dokter yang mengirim atau

dari rumah sakit lain. Catatan selama pasien dalam perawatan:memberikan

perkembangan ini harus dibuat setiap hari, setiap beberapa jam salama fase

akutnya seorang pasien, dan seterusnya sesuai dengan perkembangan pasien itu

sendiri. Semua tindakan yang dilakukan dicatat jam, tanggal dan jenis

tindakannya. Semua catatan harus ditandatangani oleh dokter pemeriksa

f. Catatan Perawat/Bidan

Catatan Perawat/Bidan digunakan oleh petugas perawatan untuk mencatat

pengamatan mereka terhadap pasien dan pertolongan perawat yang telah mereka

berikan kepada pasien.Catatan ini memberikan gambaran kronologis pertolongan

perawat, pengobatan yang diberikan dan reaksi pasien terhadap tindakan

tersebut.Catatan ini berfungsi sebagai alat komunikasi antara sesama perawat,

antara perawat dengan dokter.

Ada empat kegunaan catatan perawat/bidan ,yaitu:

1. Mencatat keadaan pasien selama tidak dilihat oleh dokter. Ini adalah

catatan hal-hal yang penting oleh perawat yang memberikan gambaran

perspektif yang jelas tentang perkembangan seorang pasien ditentukan

oleh informasi yang dicatat pada lembaran ini. Dengan bantuan catatan

perawat yang ditulis secara seksama, seorang dokter dapat mengikuti

perkembangan pasiennya, meskipun ia mengunjungi pasien hanya sekali

dalam satuhari.

2. Menghemat waktu bagi dokter dan mencegah timbulnya kekeliruan.

Tanpa adanya catatan tersebut, gambaran pasien dari waktu kewaktu,

75
kepada petugas yang harus merawat pasien tersebut harus dijelaskan

sendiri-sendiri keadaan seorang pasien. Hal ini tidak saja makan waktu,

tetapi juga memungkinkan banyak kesalahan dalam pemberian medikasi

danpengobatan.

3. Sebagai bukti pelaksanaan pekerjaan. Sangat perlu sekali setiap perawat

harus mencatat apa-apa tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan

perintah dokter, sehingga dokter dapat melihat hasilnya dan menentukan

tindakan pengobatan selanjutnya. Untuk pembuktian secara hukum,

catatan Perawat/Bidan berguna sebagai bukti pertolongan yang diberikan

maupun bukti reaksi pasien terhadap pertolongantersebut.

4. Sebagai salah satu kelengkapan berkas rekammedis.

Catatan Perawat/Bidan dimulai pada saat pasien masuk ruang perawatan

danmeliputi:

- Tanggal danJam.

- Catatan-catatan tentang keadaan pasien, gejala-gejala yangtampak.

- Pengobatan yangdilakukan.

Selama seorang pasien dirawat di rumah sakit, catatan Perawat/Bidan

harus memuat observasi harian seorang pasien, juga rekam medisasi dan

pengobatan yangdiberikan.

g. Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Rontgen

Lembaran ini dipakai untuk meletakkan formulir-formulir hasil

pemeriksaan laboratorium maupun rontgen yang dilakukan kepada pasien.Cara

meletakkan formulir-formulir hasil pemeriksaan secara kronologis berdasarkan

waktu, dimulai dari bawah, terus keatas.

76
h. Ringkasan Perawatan Pasien (Resume)

Ringkasan dapat ditulis pada lembaran tersendiri yaitu lembar Resume

Medis. Pengecualian bagi Resume Medis ini, terutama untuk pasien yangdirawat

< 24 jam, cukup menggunakan Resume Medis Rawat Jalan, misalnya untuk

kasus-kasus One Dace Care (ODC), Tonsilectomy, Adenoidectomy, kecelakaan

ringan, dansebagainya.

Tujuan dibuatnya resume ini adalah:

1. Untuk menjamin kontinuitas pelayanan medis dengan kualitas yang tinggi

serta sebagai bahan yang berguna bagi dokter yang menerima pasien

apabila pasien tersebut dirawat kembali.

2. Sebagai bahan penilaian staf medis rumahsakit.

3. Untuk memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau perorangan

tentang perawatan seorang pasien, misalnya dari Perusahaan Asuransi

(dengan persetujuan pimpinan)

4. Sebagai bahan informasi bagi dokter yang bertugas dokter yang mngirim

dan konsultan. Hal ini menjadi semacam insentif bagi semua dokter yang

diharuskan menulis resume.

5. Untuk diberikan tembusannya kepada asisten ahli yang memerlukan

catatan tentang pasien yang pernah mereka rawat.

Resume ini harus disingkat dan hanya menjelaskan informasi penting

tentang penyakit, pemeriksaan yang dilakukan dan pengobatannya. Resume ini

harus ditulis segera setelah pasien keluar dan isinya menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut:

77
1. Mengapa pasien masuk rumah sakit (pertanyaan klinis singkat tentang

keluhan utama, dan riwayat penyakit sekarang)

2. Apakah hasil-hasil penting pemeriksaan laboratorium, rontgen dan fisik

(hasil negatif mungkin sama pentingnya dengan hasil positif)

3. Apakah pengobatan medis maupun operasi yang diberikan (termasuk

respon pasien, komplikasi dan konsultasi)

4. Bagaimana keadaan pasien pada saat keluar (perlu berobat jalan, mampu

bergerak sendiri, mampu untuk bekerja)

5. Apakah anjuran pengoatan.perawatan yang diberikan (nama obat dan

dosisnya, tindakan pengobatan lainnya, dirujuk kemana, perjanjian untuk

datang lagi)

Didalam berkas rekam medis, lembaran resume diletakkan sesudah

Ringkasan Masuk dan Keluar, dengan maksud memudahkan dokter melihatnya

apabila diperlukan. Resume ini harus ditandatangani oleh dokter yang merawat,

bagi pasien yang meninggal tidak dibuatkan resume, tetapi dibuatkan Laporan

Sebab Kematian.

i. Ketentuan Pengisian Berkas RekamMedis

Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien

menerima pelayanan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-

lambatnya dalam waktu 1 X 24 jam harus ditulis dalam lembaran medis.

78
2. Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter/ tenaga kesehatan

lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama terangnya serta

diberi tanggal.

3. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya

ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau

oleh dokter pembimbingnya.

4. Catatan yang dibuat oleh Residen harus diketahui oleh dokter

pembimbingnya.

5. Dokter yang merawat, dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan

melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.

6. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan

i. Pengolahan Data Medis

Semua bentuk catatan , baik hasil rekapitulasi harian, maupun lembaran-

lembaran formulir rekam medis merupakan bahan yang perlu diolah untuk

selanjutnya dipakai sebagai bahan laporan RS. Sebelum dilakukan pengolahan,

berkas-berkas rekam medis tersebut diteliti kelengkapannya baik isi maupun

jumlahnya. Rekapitulasi dari sensus harian diolah untuk menyiapkan laporan

yang menyangkut kegiatan rumah sakit, sedangkan formulir-formulir rekam medis

diolah untuk menyiapkan laporan yang menyangkut morbiditas dan mortalitas.

Kegiatan pengolahan yangdilakukan:

1. Perakitan (Assembling ) RekamMedis

A. Perakitan Rekam Medis pasien rawat jalan,meliputi:

1. Pembatas Poliklinik

79
2. Lembar DokumenPengantar

3. LembaranPoliklinik

4. Hasil PemeriksaanPenunjang

5. Lembaradministrasi

B. Perakitan Rekam Medis pasien rawat inap

 Perakitan rekam medis pasien rawat inap untuk kasus anak meliputi:

1. Ringkasan (diisi oleh bagianRM)

2. PembatasMasuk

3. Ringkasan Masuk &Keluar

4. Surat DokumenPengantar

5. InstruksiDokter

6. LembarKonsultasi

7. CatatanPerawat

8. CatatanPerkembangan

9. Grafik Suhu, Nadi danPernafasan

10. PengawasanKhusus

11. Hasil PemeriksaanLaboratorium

12. Hasil PemeriksaanRadiodiagnostik

13. SalinanResep

14. Resume/LaporanKematian

 Perakitan rekam medis pasien rawat inap untuk kasus bedahmeliputi

1. Ringkasan

2. PembatasMasuk

3. Surat DokumenPengantar

80
4. Instruksi Pra/Pasca Bedah

5. Catatan Anastesi

6. Laporan Pembedahan

7. Instruksi Dokter

8. Catatan Perkembangan

9. Lembar Konsultasi

10. Catatan Perawat

11. Grafik Suhu, Nadi dan Pernapasan

12. Pengawasan Khusus

13. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

14. Hasil Pemeriksaan Radiodiagnostik

15. Salinan Resep

16. Resume/Laporan kematian

 Perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus kebidanan meliputi:

1. PembatasMasuk

2. Ringkasan Masuk &Keluar

3. Surat DokumenPengantar

4. LembarObstetrik

5. CatatanPersalinan

6. Lembaran Bayi BaruLahir

7. InstruksiDokter

8. Catatan perkembangan

9. Lembar Konsultasi

10.CatatanPerawat

81
11.Grafik Nifas (Grafik Ibu)

12.Pengawasan Khusus

13.Hasil Pemeriksaan Laboratorium

14.Hasil Pemeriksaan Radiodiagnostik

15.Salinan Resep

16.Resume/Laporankematian

 Perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus bayi lahir meliputi:

1. Pembatas Masuk

2. Ringkasan Masuk &Keluar

3. Riwayat Kelahiran

4. Instruksi Dokter

5. Catatan Perkembangan

6. Lembar Konsultasi

7. Catatan Perawat

8. Grafik Bayi

9. Pengawasan Khusus

10. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

11.Hasil Pemeriksaan Radiodiagnostik

12.Salinan Resep

13.Resume/Laporankematian

82
2. Koding(coding)

Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada di dalam rekam medis

harus diberi kode dan selanjutnya diindeks agar memudahkan pelayanan pada

penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, managemen, dan riset

bidang kesehatan.

Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization)

bertujuan untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera, gejala dan

factor yang mempengaruhi kesehatan.

Sejak tahun 1993 WHO mengharuskan negara anggotanya termasuk

Indonesia menggunakan klasifikasi penyakit revisi-10, International Statical

Clasification Deseasses and Health Problem 10 Revice.ICD 10 menggunakan

kode kombinasi yaitu menggunakan abjad dan angka (alphanumeric).

Kecepatan dan ketepatan Koding dari suatu diagnosis sangat tergantung

kepada pelaksana yang menangani rekam medis tersebutyaitu:

 Tenaga medis dalam menetapkandiagnosis

 Tenaga rekam medis sebagai pemberikode

 Tenaga kesehatanlainnya.

Penetapan diagnosis sorang pasien merupakan kewajiban hak dan

tanggung jawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak boleh diubah oleh

karenanya diagnosis yang ada dalam rekam medis harus diisi dengan lengkap dan

jelas sesuai dengan arahan yang ada pada buku ICD10.

Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode bertanggung jawab atas

keakuratan kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis.

Oleh karenanya untuk halyang kurang jelas atau yang tidak lengkap,sebelum

83
koding ditetapkan, komunikasikan terlebih dahulu pada dokter yang membuat

diagnosis tersebut.

Untuk lebih meningkatkan informasi dalam rekam medis, petugas rekam

medis harus membuat koding sesuai dengan klasifikasi yang tepat. Disamping

kode penyakit, berbagai tindakan lain juga harus dikoding sesuai klasifikasi

masing-masing.

 Koding Penyakit(ICD-10)

 Pembedahan/Tindakan (ICD-9CM)

 KodingObat-obatan

 Laboratorium

 Radiologi

 Dokter (pemberipelayanan)

 Alat-alat

 Danlain-lain

* CARA PENGGUNAAN ICD -10

1. Menggunakan buku ICD - 10 Volume I berisi tentang:

a. Intruduction ( pendahuluan)

b. Kelompok daftar tabulasi

c. Kode kondisi tertentu.

d. Petunjuk yang digunakan dalam daftar tabulasi

e. Kategori karakteristik perintah

2. Menggunakan buku ICD - 10 Volume III berisi tentang:

a. Penggunaan Index Alfabetic

b. Susunan

84
c. Kodeangka

d. Tanda perintah yang ada dalam buku ICD - 10 VolumeI

3. Petunjuk dasarkoding

a. Indentifikasi tipe panyakit/luka atau kondisi lain di dalam buku

ICD-10 Vol.I.

b. Cari kata dasar ( Lead term)

c. Baca dan catat petunjuk kata dasar (di garisbawahi).

d. Rujuk di buku ICD - 10 VolumeIII

e. Rujuk di buku ICD - 10 VolumeI

f. Tentukan kode penyakit tersebut

3. Indeksing

Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat

kedalam indeks-indeks menggunakan kartu indeks. Didalam kartu indeks tidak

boleh mencantumkan nama pasien.

Jenis indeks yangdibuat:

a. Indeks Pasien

Adalah data base komputer yang berisi nama semua pasien yang pernah

berobat di RS. .

Informasi yang ada di dalam data base ini adalah:

- Nama lengkap, jenis kelamin, umur, alamat, tempat dan tgl lahir,

pekerjaan.

- Tanggal berobat jalan maupun rawat inap.

Kegunaan:

Data base ini adalah kunci untuk menemukan berkas rekam medispasien.

85
Cara Penyampaian:

1. Data base tersusun secara alphabet seperti susunan kata-kata dalamkamus.

2. Data base ini digunakan untuk mencari berkas rekam medis pasien yang

tidak membawa kartu berobat sehingga dapat dicari berdasarkan namapasien.

3. Data base di kontrol setiap hari oleh Petugas di Unit Rekam Medis

sehingga data selalu up todate.

b. Indeks Penyakit (Diagnosis) danOperasi

Indeks penyakit dan indeks operasi adalah suatu data base yang

menyimpan kode diagnosa penyakit maupun tindakan operasi setiap pasien yang

berobat di RS.

Informasi yang ada didalam data base iniadalah:

1. Nomor Kode Diagnosa penyakit atau tindakanoperasi.

2. Judul, Bulan,Tahun

3. NomorPenderita

4. JenisKelamin

5. Umur.

Kegunaan:

Data base ini dapat untuk mengindeks penyakit maupun tindakan operasi

sesuai dengan informasi yang diinginkan untuk keperluansbb:

1. Mempelajari kasus-kasus terdahulu dari satu penyakit untuk memperoleh

pengertian tentang penanggulangan terhadap penyakit-penyakit/masalah-

masalah kesehatan pada saatini.

86
2. Untuk menguji teori-teori membandingkan data-data tentang

penyakit/pengobatan dalam rangka penyuguhan tulisan-tulisanilmiah

3. Menyuguhkan data untuk menyusun keperluan alat-alat baru, tempat tidur

danlain-lain.

4. Menilai kualitas pelayanan di RS. Menyuguhkan data pelayanan yang

diperlukan dalam survey kemampuan RS. .

5. Menemukan rekam medis dimana dokternya hanya ingat diagnosa atau

operasinya, sedangkan nama pasien yangn bersangkutanlupa.

6. Menyediakan materi pendidikan untuk mahasiswa kedokteran, perawat,

dll.

Cara penyimpanan:

Dengan sistem komputerisasi yang diback up setiap waktu tertentu secara

periodik sehingga data rusak atau hilang dapatdicegah.

c. Indeks Dokter

Adalah data base yang berisi nama dokter yang memberikan pelayanan

medik kepadapasien.

Kegunaan:

1. Untuk menilai pekerjaandokter.

2. Bank data dokter bagi RS. .

d. IndeksKematian

Informasi yang tetap dalam indekskematian:

1. Nama penderita

2. Nomor Rek Med

87
3. JenisKelamin

4. Umur

5. Kematian : kurang dari sejam postoperasi

6. Dokter yangmerawat

7. HariPerawatan

8. Wilayah.

Kegunaan:

Statistik menilai mutu pelayanan dasar menambah dan meningkatkan

peralatan/tenaga.

Cara penyimpanan indeks kematian : Dalam sistem komputerisasi.

k. Tata Cara Pengambilan Kembali RekamMedis

1. Pengeluaran RekamMedis

Ketentuan pokok yang harus ditaati ditempat penyimpanan adalah:

a. Tidak satupun rekam medis boleh keluar dari ruang Rekam Medis,

tanpa tanda keluar/kartu permintaan. Peraturan ini tidak hanya

berlaku bagi orang-orang diluar rekam medis, tetapi juga bagi

petugas-petugas rekam medis sendiri.

b. Seseorang yang menerima/meminjam rekam medis, berkewajiban

untuk mengembalikan dalam keadaan baik dan tepat waktunya. Harus

dibuat ketentuan berapa lama jangka waktu satu rekam medis

diperbolehkan tidak berada di rak penyimpanan. Seharusnya setiap

rekam medis kembali lagi ke raknya pada setiap akhir hari kerja,

sehingga dalam keadaan darurat staf rumah sakit dapat mencari

informasi yangdiperlukan.

88
c. Rekam medis tidak dibenarkan diambil dari rumah sakit, kecuali atas

perintah pengadilan. Dokter-dokter atau pegawai rumah sakit yang

berkepentingan dapat meminjam rekam medis, untuk dibawa ke ruang

kerjanya selama jam kerja, tetapi semua rekam medis harus

dikembalikan ke ruang rekam medis pada akhir jam kerja. Jika

beberapa rekam medis akan digunakan selama beberapa hari, rekam

medis tersebut disimpan dalam tempat sementara di ruang rekam

medis. Kemungkinan rekam medis dipergunakan oleh beberapa orang

perpindahan dari orang satu ke lain orang ini, harus dilakukan dengan

mengisi “Kartu Pindah Tangan” karena dengan cara ini rekam medis

tidak perlu bolak-balik dikirim ke bagian rekam medis. Kartu pindah

tangan ini dikirimkan ke bagian rekam medis, untuk diletakkan

sebagai penunjuk keuarnya rekam medis, Kartu pindah tangan

tersebut berisi: tanggal, pindah tangan dari siapa, kepada siapa, untuk

keperluan apa dan digunakan oleh dokter siapa.

2. Petunjuk Keluar(Outguide)

Petunjuk keluar adalah suatu alat yang penting untuk mengawasi

penggunaan rekam medis.Dalam penggunaannya “Petunjuk Keluar” ini diletakkan

sebagai pengganti pada tempat map-map rekam medis yang diambil (dikeluarkan)

dari rak penyimpanan.Petunjuk keluar tetap berada di rak tersebut, sampai map

rekam medis yang diambil (dipinjam)kembali.

Petunjuk keluar yang dipakai berbentuk kartu yang dilengkapi dengan

kantong tempel tempat menyimpan surat pinjam. Petunjuk keluar ini dapat diberi

89
warna, yang maksudnya untuk mempercepat petugas melihat tempat-tempat

penyimpanan kembali map-map rekam medis yang bersangkutan. Petunjuk

keluar ini haruslah dibuat dari bahan (kertas) yang keras dankuat.

3. Ketentuan dan Prosedur Penyimpanan Lainnya

Ketentuan dasar yang membantu memperlancar pekerjaan pengelolaan

rekammedis:

a. Pada saat rekam medis dikembalikan ke sub bagian rekam medis,

harus disortir menurut nomor, sebelum disimpan. Hal ini membantu

menemukan rekam medis yang diperlukan tetapi tidak ada dalam

tempat penyimpanan dan memudahkan pekerjaanpenyimpanan.

b. Hanya petugas-petugas rekam medis yang dibenarkan menangani

rekam medis, pengecualian diberikan kepada pegawai rumah sakit

yang bertugas pada sore hari dan malam hari. Dokter-dokter, staf

rumah sakit, pegawai-pegawai dari bagian lain tidak diperkenankan

mengambil rekam medis dari tempat penyimpanannya. Pada waktu

sore hari petugas-petugas kamar darurat atau pengawas perawatan,

harus menyimpan rekam medis yang telah dikembalikan pada tempat

yang telah ditentukan (di Instalasi Rekam Medis atau bagianlain).

c. Rekam medis yang sampulnya rusak atau lembarannya lepas, harus

segera diperbaiki, untuk mencegah makin rusak/hilangnya lembaran-

lembaran yangdiperlukan.

d. Pengamatan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara periodik,

untuk menemukan salah simpan dan melihat kartu pinjaman yang

rekam medisnya masih belumdikembalikan.

90
e. Rekam medis dari pegawai-pegawai sub bagian rekam medis itu

sendiri atau rekam medis yang berkenaan dengan proses hukum,

jangan disimpan ditempat penyimpanan biasa, harus disimpan

ditempat khusus diruangan pimpinan bagian rekam medis, sedang

ditempat penyimpanan biasa diberi petunjuk.

f. Petugas penyimpanan harus memelihara kerapian dan teraturnya rak-

rak penyimpanan yang menjadi tanggung jawabnya.

g. Rekam medis yang sedang diproses/dipakai oleh petugas sub bagian

rekam medis harus diletakkan diatas meja/rak tertentu dengan maksud

bahwa rekam medis tersebut setiap saat dapat dipergunakan.

h. Rekam medis yang sangat tebal harus dijadikan 2 atau 3jilid.

i. Petugas yang mengepalai kegiatan penyimpanan harus membuat

laporan rutin kegiatan yang meliputi:

- Jumlah rekam medis yang dikeluarkan setiap hari dari rak

penyimpanan untuk memenuhi permintaan.

- Jumlah permintaan darurat

- Jumlah salah simpan

- Jumlah rekam medis yang tidak dapat ditemukan

Data tersebut berguna untuk rencana pengelolaan dan pengawasann

penyimpanan rekammedis.

4. Distribusi RekamMedis

Ada berbagai cara untuk mengangkut rekam medis. Di RS.

pengangkutandilakukandangantangandarisatutempatketempatlainnya,oleh

91
karena itu Bagian Rekam Medis harus membuat satu jadwal pengiriman dan

pengambilan untuk berbagai bagian yang ada di RS. . Frekuensi pengiriman dan

pengambilan ini ditentukan oleh jumlah pemakaian rekammedis.

Petugas Bagian Rekam Medis tidak dapat mengirim satu-satu rekam

medis secara rutin pada saat-saat diminta mendadak. Untuk ini bagian-bagian lain

yang memerlukan (untuk darurat ) harus mengirim petugasnya untuk mengambil

sendiri ke Instalasi RekamMedis.

Distribusi Rekam Medis yang rutin di lakukan petugas Cirkuler di lakukan pada

instalasi:

- Instalasi Rawat Jalan

- Instalasi Rawat Darurat

- Instalasi Laboratorium

- Instalasi Radiologi

l. Otoritas Akses Rekam Medis

Otoritas akses rekam medis bisa diartikan bahwa semua tenaga kesehatan maupun

penunjang kesehatan yang bisa membuka, mengisi, menilai atau meneliti isi dari

dokumen rekam medis, meskipun dalam Peraturan Menteri Kesehatan

269/Menkes/Per/III/2008 telah diatur siapa saja yang boleh mengakses dokumen

rekam medis, meskipun dalam pelaksanaannya amat sulit menerapkan peraturan

tersebut di sebabkan sesuatu hal yang menyangkut proses administrasi sehingga

dengan demikian diperlukan suatu kebijakan khusus dari pemilik rumah sakit

demi kelancaran suatu proses administrasi.Berdasarkan kendala yang dihadapi

92
tersebut, dan menimbang kelancaran suatu proses tersebut maka dibuatlah

kebijakan Direktur Rumah Sakit tentang:

a. Siapa yang berhak mengakses Dokumen RekamMedis:


- Dokter & DokterGigi.
- Perawat.
- Bidan.
- Petugas Rekammedis..
- Petugas InstalasiRadiologi.
- Petugas InstalasiLaboratorium.
Petugas InstalasiGizi.
- Petugas Instalasi KamarOperasi.
- Petugas InstalasiFarmasi.
- Petugas Administrasi Rawat Jalan, GawatDarurat.
b. Tempat mengakses dokumen rekammedis
- Bagian RekamMedis
- Ruang perawatan rawat inap
- Poliklinik / Poliklinik Gigi/IGD
- Kasir
Farmasi
- Kamar Oprasi
- Laborat
- Radiologi

93
BAB V

LOGISTI

Instalasi Rekam Medis RSUD Jaraga Sasameh.setiap bulan

mempunyai permintaan rutin yang terbagi menjadi dua yaitu ATK (Alat

Tulis Kantor) dan ART (Alat Rumah Tangga).ATK dan ART jadwal

permintaannya tidak menentu.Berikut tabel permintaan rutin Instalasi

Rekam Medis RS. :

JUMLAH
NO NAMABARANG
BARANG
1 BOLPOINT STANDART/BIASA 12
2 CLIP(B) 5
3 CLIP(K) 4
4 BUKUEKSPEDISI 3
5 BUKU FOLIO100 3
6 CUTTER(B) 4
7 ISI STAPLES23/10 5
8 ISI STAPLES(B) 1
9 ISI STAPLES(K) 5
10 ISOLASI BENING(K) 12
11 LAKBA NHITAM 24
12 PELUBANGKERTAS 4
13 SPIDOL BOARD MARKHITAM 12
14 SPIDOL MARKERHITAM 12
15 STABILLO 5
16 STAPLER(B) 2
17 TINTA STEMPEL 5
SUB. TOTAL1 118

CETAKAN
JUMLAH
NO NAMABARANG
BARANG
1 BUKU REG. PEND. Px RAWATINAP 2
2 HASIL PEM. LAB./ PEM.RO/PABIRU(R.I) 4.000
94
3 INDETIFIKASI BAYI BARU LAHIR 500
4 PERSETUJUAN TINDAKANMEDIK 1.200
5 PERSETUJUAN TINDAKANPEMBIUSAN 1.200
6 REKAM MEDIS IGD 2.000
7 RESUME KEPER PX PULANG RM18 4.000
8 SURAT PULANG PAKSA (RM02) 100
9 REKAM MEDIS POLI GIGI 2.000
10 FORM PERSETUJUAN PULANG 8
11 LEMBAR OBSERVASI 009AA1 4.000
12 RENCANA ASUHAN KEP.006C 4.000
13 SURAT KET. PENOLAKAN OPNAME 150
SUB TOTAL 39.151

95
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Rekam Medis adalah merupakan pintu pertama dimana seorang pasien

akan menggunakan produk pelayanan kesehatan suatu Rumah Sakit, dimana

pasien siap menggunakan jasa pelayanan yang telah ditawarkan. Dari Rekam

Medis itulah pelayanan tersebut dimulai, apabila dari pertama ada suatu kesalahan

maka yang terjadi akan terjadi kesalahan pula dalam pelayanan berikutnya.

Berdasar kebijakan yang berasal dari:

1. Dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269 / Menkes /

PER / III / 2008 Tentang RekamMedis.

2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 129 / Menkes / SK

/ II / 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal RumahSakit.

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 377 / Menkes / SK

/ III / 2007 Tentang Standar Profesi Perekam Medis Dan Informasi

Kesehatan.

4. Surat Keputusan Direktur RS. Tentang Kebijakan Pelayanan Bagian

RekamMedik.

Keselamatan Pasien sangat di nomor satukan dengan mengacu pada

sasaran yang telah ditetapkan pada bagian Rekam Medis salah satunya yaitu tepat

pengidentifikasianpasien:

PASIEN BARU

1. Tersedianya formulir identitas pasien baru yang harus diisi oleh pasien.

96
2. Petugas rekam medis bertanya kepada pasien:

- Apakah pasien sudah pernah menjalani pengobatan / perawatan di RS.

- Petugas pendaftaran menunjukkan contoh kartu kepada pasien.

- Apakah pasien akan menggunakan Askes, Jamkesmas atau asuransi

lain seperti pada contoh kartu?

3. Pengisian formulir identitas pasien hanya untuk pasien baru / pasien

yang belum pernah berobat di RS. dan tidak mempunyai kartu

identitas.

4. Pengisian nama dan identitas pasien disesuaikan dengan data identitas

diri pasien (KTP / SIM / PASPOR / Kartu Asuransi / KartuPelajar).

5. Pengisian sebutan TN, NY, NN, AN berada di belakang

Nama pasien.

6. Pengisian sebutan untuk bayi yang belum memiliki nama adalah BY.

NY. berada di depan nama pasien.

7. Tidak dibenarkan penulisan gelar pasien.

8. Data identitas diri pasien dipakai sebagai pengisian pada status rekam

medis pasien.

97
9. Beri tulisan ASKES (pasien Askes atau KIS), pada posisi tengah atas

Rekam Medis pasien.

10. Data identitas diri pasien dipakai sebagai pengisian pada komputer

database identitas pasien.

11. Data identitas diri pasien dipakai dalam stiker labeling pasien.

12. Pengambilan berkas rekam medis pasien mengacu pada nomor rekam

medis, kartu identitas pasien, nama lengkap pasien dan alamat pasien

yang tertera pada rekam medis.

13. Petugas pendaftaran memasukan identitas pasien di komputer database

identitas pasien.

14. Petugas pendaftaran melakukan pendaftaran sesuai permintaan pasien.

PASIEN LAMA

1. MEMBAWA KARTU IDENTITAS PASIEN / KARTU KEMBALI

KONTROL.

- Masukkan Nomor Rekam Medis pasien yang ada di Kartu Identitas

Pasien / Kartu Kembali kontrol dalam program admission.

- Lakukan konfirmasi berupa komunikasi lisan dengan pasien dengan

menyebut nama dan alamat pasien.

- Lakukan editing database identitas pasien jika pasien masih belum

memiliki sebutan TN, NY, NN, AN.

100
- Lakukan editing database identitas pasien jika nama pasien masih

memiliki 1 (satu) kata. Contoh: nama Mella, Ny di edit menjadi Mella

Ny.

- Lakukan penyimpanan perubahan pada program admission.

2. TIDAK MEMBAWA KARTU IDENTITAS PASIEN / KARTU

KEMBALI KONTROL.

- Lakukan konfirmasi tulisan identitas pasien dengan mempersilahkan

pasien memberitahu nama pasien, alamat pasien waktu didaftar

dahulu, perkiraan waktu terakhir pasien mendapakan pelayanan dan

dokter atau instalasi waktu terakhir pasien mendapakan pelayanan.

Buka program Cari Pasien dengan memasukkan kombinasi nama

lengkap pasien, nama pasien dengan asal desa pasien, nama pasien

dengan kecamatan asal , nama pasien dengan kota asal pasien.

- Buka file Koding dan indeksing pada waktu terakhir pasien

mendapatkan pelayanan jika masih belum ketemu.

- Buka rekam medis pasien untuk konfirmasi jika data pasien ditemukan

dengan cara manual tracer.

- Lakukan konfirmasi berupa komunikasi lesan dengan pasien dengan

menyebut nama dan alamat pasien jika data identitas pasien

ditemukan.

- Lakukan editing database identitas pasien jika pasien masih belum

memiliki sebutan TN, NY, NN, AN

101
- Lakukan editing database identitas pasien jika nama pasien masih

memiliki 1 (satu) kata. . Contoh: nama Mella, Ny di edit menjadi

Mella Ny.

- Lakukan penyimpanan perubahan pada program admission.

PASIEN BAYI BARULAHIR

1. Pasien bayi baru lahir belum diberi nama oleh orangtuanya.

2. Pasien bayi baru lahir diberi identitas :

BY. NY. NAMA IBUNYA

Contoh:

BY. NY.SUSIANA

3. Masukkan data bayi kedalam database identitas pasien.

4. Umur pasien diisi BBL saat bayi tersebut dilahirkan.

5. Jenis kelamin diisi jenis kelamin bayi.

6. Alamat pasien di isi alamat orang tua bayi.

7. Saat bayi beserta orang tua melakukan kembali control, maka:

- Lihat dalam database identitas pasien.

- Jika masih tertulis BY. NY. NAMA IBUNYA maka beri pasien

formulir isian identitas pasien.

- Isian formulir dimasukkan ke dalam computer database identitas

pasien.

102
BAB VII

KESELAMATANKERJA

UU No 23 tahun 1992 menyatakan bahwa tempat kerja wajib

menyelenggarakan upaya kesehatan kerja adalah tempat kerja yang mempunyai

resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai paling

sedikit 10orang.

Rumah Sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti

disebut diatas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan

kerja.Program keselamatan dan kesehatan kerja di Unit Rekam Medis bertujuan

melindungi karyawan dan pelanggan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di

dalam dan di luar rumahsakit.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa

“Setiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan”.

Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat

manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat,

bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak

sesuai dengan martabatmanusia.

Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari

perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini pegawai Unit Rekam Medis dan

perlindungan terhadap RumahSakit.

103
Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan keselamatan

dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan

produktivitas rumahsakit.

Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan semua

usaha-usaha masyarakat.Pemerintah berkepentingan melindungi masyaraktnya

termasuk para pegawai dari bahayakerja.

Sebab itu Pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan keselamatan

dan kesehatan kerja. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja dimaksudkan untukmenjamin:

a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada

dalam keadaan sehat dan selamat.

b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secaraefisien.

c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpahambatan.

Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat

digolongkan pada tiga kelompok, yaitu:

a. Kondisi dan lingkungankerja

b. Kesadaran dan kualitas pekerja,dan

c. Peranan dan kualitasmanajemen

Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit

akibat kerja dapat terjadi bila:

- Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudahaus;

- Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses

produksi;

104
- Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan

terlalu panas atau terlaludingin;

- Tidak tersedia alat-alatpengaman;

- Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran

dll.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan di bagian penyimpanan rekammedis:

- Peraturan keselamatan harus terpampang dengan jelas disetiap bagian

penyimpanan.

- Harus dicegah jangan sampai terjadi, seorang petugas terjatuh ketika

mengerjakan penyimpanan pada rak-rak terbuka yang letaknya diatas.

Harus tersedia tangga anti tergelincir. Rak rekam medis RS. sudah

didesain sedemikian rupa agar petugas tidak memanjat tangga dalam

mengambil mapun mengembalikan dokumen rekammedis.

- Ruang gerak untuk bekerja selebar meja tulis, harus memisahkan rak-rak

penyimpanan.

- Penerangan lampu yang cukup baik, menghindarkan kelelahan penglihatan

petugas. Pada penerangan di tempat penyimpanan, lampu ditempatkan

ditengah-tengah sela rak agar memudahkan pencarian pada malamhari.

- Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan

debu, dan pencegahan bahayakebakaran.

105
BAB VIII

PENGENDALIANMUTU

Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang

akan ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang

digunakan untuk mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit yaitu:

6.1. DEFENISIINDIKATOR.

Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi.

Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat

perubahan. Indikator yang baik adalah yang sensitif tapi jugaspesifik.

Kriteria:

Adalah spesifikasi dariindikator.

Standar:

 Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang

yang berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang

bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat performance atau

kondisitersebut.

 Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat

baik.

 Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau

mutu.

Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus

memperhatikan prinsip dasar sebagaiberikut:

1. Aspek yang dipilih untuk di tingkatkan.

106
 Keprofesian.

 Efisiensi.

 Keamanan pasien.

 Kepuasan pasien.

 Sarana dan lingkungan fisik.

2. Indikator yangdipilih.

a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada input dan

proses.

b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok

daripada untuk perorangan.

c. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar Rumah

Sakit.

d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih

untukdimonitor.

e. Didasarkan pada data yang ada.

3. Kriteria yangdigunakan.

Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai

indikator, sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu baik

dan mutu tidak baik.

4. Standar yangdigunakan.

Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan:

a. Acuan dari berbagai sumber.

b. Benchmarking (studi banding) dengan Rumah Sakit yang setara.

c. Berdasarkan trend yang menuju kebaikan.

107
6.2. INDIKATOR DAN STANDAR PELAYANAN.

NO INDIKATOR STANDAR

1 Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai 100 %

pelayanan

2 Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi 100 %

yangjelas

3 Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawatjalan ≤ 10menit

4 Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawatinap ≤ 15menit

6.3. URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL.

1. Judul Kelengkapan pengisian rekam medik 24

jam setelah selesaipelayanan

DimensiMutu Kesinambungan pelayanan dankeselamatan

Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter

dalam kelengkapan informasi rekammedik

DefinisiOperasional Rekam medik yang lengkap adalah rekam

medik yang telah diisi lengkap oleh dokter

dalam waktu ≤ 24 jam setelah selesai

pelayanan rawat jalan atau setelah pasien

rawat inap diputuskan untuk pulang, yang

meliputi identitas pasien, anamnesis,

rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak

lanjut dan resume

Frekuensi PengumpulanData 1 bulan

108
PeriodeAnalisa 3 bulan

Numerator Jumlah rekam Medik yang disurvey dalam 1

bulan yang diisilengkap

Denominator Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1

bulan

Sumberdata Survey

Standar 100 %

Penanggung jawab pengumpul Kepala Bagian RekamMedik

data

2. Judul Kelengkapan Informed Concent setelah

mendapatkan informasi yangjelas

DimensiMutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk

memberikan informasi kepada pasien dan

mendapat persetujuan dari pasien akan

tindakan medik yang akandilakukan

DefinisiOperasional Informed Concent adalah persetujuan yang

diberikan pasien/keluarga atas dasar

penjelasan mengenai tindakan medik yang

akan dilakukan terhadap pasientersebut

Frekuensi PengumpulanData 1 bulan

PeriodeAnalisa 3 bulan

Numerator Jumlah pasien yang mendapat tindakan

109
medik yang disurvey yang mendapat

informasi lengkap sebelum memberikan

persetujuan tindakan medik dalam 1bulan

Denominator Jumlah pasien yang mendapat tindakan

medik yang disurvey dalam 1bulan

Sumberdata Survey

Standar 100 %

Penanggung jawab pengumpul Kepala Bagian RekamMedik

data

3. Judul Waktu penyediaan dokumen rekam

medik pelayanan rawatjalan

DimensiMutu Efektifitas, kenyamanan danefisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan

pendaftaran rawatjalan

DefinisiOperasional Dokumen rekam medis rawat jalan adalah

dokumen rekam medis pasien baru atau

apsien lama yang digunakan pada pelayanan

rawat jalan. Waktu penyediaan dokumen

rekam medik mulai dari pasien mendaftar

sampai rekam medis disediakan/ditemukan

olehpetugas

Frekuensi PengumpulanData Tiapbulan

PeriodeAnalisa Tiap 3bulan

110
Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam

medis sample rawat jalan yangdiamati

Denominator Total sample penyediaan rekam medis yang

diamati ( n tidak kurang dari100)

Sumberdata Hasil survey pengamatan di ruang

pendaftaran rawat jalan untuk pasien baru/di

ruang rekam medis untuk pasienlama

Standar Rerata ≤ 10menit

Penanggung jawab pengumpul Kepala Bagian RekamMedis

data

4. Judul Waktu penyediaan dokumen rekam

medik pelayanan rawatinap

DimensiMutu Efektifitas, kenyamanan danefisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam

medis rawatinap

DefinisiOperasional Dokumen rekam medis rawat inap adalah

dokumen rekam medis pasien lama yang

digunakan pada pelayanan rawat inap.

Waktu penyediaan dokumen rekam medik

pelayanan rawat inap adalah waktu mulai

pasien diputuskan untuk rawat inap oleh

dokter sampai rekam medik rawat inap

tersedia di bangsalpasien

111
Frekuensi PengumpulanData Tiapbulan

PeriodeAnalisa Tiap 3bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam

medis rawat inap yangdiamati

Denominator Total penyediaan rekam medis rawat inap

yangdiamati

Sumberdata Hasil survey pengamatan di ruang

pendaftaran rawatjalan

Standar Rerata ≤ 15menit

Penanggung jawab pengumpul Kepala Bagian RekamMedis

data

112
BAB IX

PENUTUP

Puji Syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa.atas terselesaikannya Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis RS..

Buku ini adalah sebagai acuan didalam setiap kegiatan proses pelayanan Rekam

Medis RS demi tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan

pelayanan kesehatan yang prima di RS . Tanpa di dukung suatu sistem

pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil dapat dicapai suatu

pelayanan rekam medis yangrelevan

Tidak lupa juga ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada semua

pihak yang telah memberikan suport dan doanya, terutama kepada semua staf

Rekam Medis dan Pendaftaran RS , juga kepada semua fihak yang tidak bisa

kami sebutkan satu persatu yang terlibat di dalam penyusunan buku Pedoman

Pelayanan Rekam Medik RS. .

Kami Menyadari bahwa penyusunan buku ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat memembangun sangat kami

harapkan demi tercapainya pedoman suatu pelayanan yangoptimal

Semoga Buku ini bermanfaat bagi kita semua. TuhanMemberkati

113
DAFTAR PUSTAKA

Kepmenkes 377/Menkes/SK/III/2007.Standart Profesi Perekam medis. Jakarta


Permenkes RI No 575/Men.Kes/Per/IX/1989 Persetujuan Tindakan Medis.
Jakarta
Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996.Tenaga Rekam Medis, Jakarta Permenkes
Nomor 269/Menkes/Per/III/2008. Tujuan dan Penyelenggaraan
Rekam Medis.Jakarta
SK No78/Yan.Med/RS.Um.Dik/YMU/I/1991 Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Rekam Medis di RumahSakit.Jakarta
SK Menkes RI No.034/BIRHUP/1972.Kewajiban Penyelenggaraan Rekam
Medis.Jakarta
Undang – Undang Republik Indonesia Nomer 44 Tahun 2009. Penyelenggaraan
Rumah Sakit.Jakarta
Undang – Undang Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009. Tentang
Kesehatan.Jakarta

114

Anda mungkin juga menyukai