Praktikum Aspirin
Praktikum Aspirin
Kelompok : III
NIM : 123711008
A. TUJUAN
Memahami reaksi asetilasi pembuatan aspirin dari asam salisilat dan asam asetat
anhidrad.
B. DASAR TEORI
Aspirin atau asam asetil salisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari
salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau
nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin
sebagai pertolongan pertama untuk mengatasi rasa sakit atau nyeri dan demam tetapi
menjadi pengobat dan pencegah penyakit kardovaskular (jantung dan stroke).
Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis
rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran
penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu
di berbagai wilayah dunia. Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai
oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan
1
Giuliano, R.M, Organic Chemistry (American New York, 2014) hlm. 928
1
berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer
menjadi senyawa asam asetil salisilat yang dikenal saat ini.2
Aspirin merupakan senyawa turunan dari asam salisilat, yang dibuat dengan
proses asetilasi asam salisilat dalam kondisi bebas air. Apabila masih terdapat air,
aspirin yang terbantuk akan terhidrolisi kembali menjadi asam salisilat. Asetilasi
merupakan proses penggantian atom H pada gugus –OH dari asam salisilat dengan
gugus asetil.
Dasar pembuatan aspirin adalah reaksi asetilasi. Senyawa ini dapat dibuat
dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan asam
sulfat pekat sebagai katalisator. Dalam hal ini menggunakan katalis asam, karena
reaksi akan berlangsung dengan baik jika direfluks bersama sedikit asam sulfat atau
asam klorida.4
Pada percobaan ini, sumber gugus adalah asam asetat anhidrat, dengan katalis
asam sulfat. Mengingat sifatnya yang higroskopis , asam sulfat juga berperan sebagai
penyerap air.
2
Firmansyah, Rizal, Petunjuk Praktikum Kimia Organik, Semarang : Laboratorium Pendidikan Kimia Jurusan
Tadris Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo,2014
3
Hart, dkk. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi kesebelas,( Jakarta :Erlangga, 2003) hlm.333
4
Riswiyanto, Kimia Organik ( Jakarta : Erlangga , 2009) hlm. 298
2
O
O O O
H O C CH3
O
H2SO4
+ CH3 C O C CH3 + CH3 C O H
C OH C OH
O O
Asam Salisilat Anhidrat asam asetat Aspirin Asam asetat
3
% unsur penyusun : Mengandung tidak kurang dari 95,0 % C4H6O3
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, berbau tajam,
mengandung kurang dari 95,0 % C4H6O3
Kelarutan : Agak suakar larut dalam air, mudah larut dalam
etanol, dan larut dalam kloroform
Kegunaan umum : Analgetikum dan antipiretikum
Dalam tablet aspirin komersil sering kali masih terdapat asam salisilat di
dalamnya, juga ada tablet yang kadar aspirinnya tidak memnuhi standar karena itu
perlu diujikadarnya dengan cara titrasi asam basa. Pada percobaan ini aspirin komersil
masih mengandung asam salisilat sedangkan kandungannya adalah 66,15 % yang
4
berate telah memenuhi kadar kelayakan aspirin dalam sediaan farmasi oral menurut
standar oral.
Alat : 5. Pengaduk
4. Gelas baker
Bahan: 6. Aquades
5. Alkohol
D. CARA KERJA
Pembuatan Aspirin
5
di gojog sampai merata dengan sempurna. Lalu dipanaskan pada
air mendidih suhu 70-100 oC selama 10 menit
Hasil
Kristal
Hasil
Kristal 1
Hasil
Rekristalisasi
Kristal 2 6
Krital ketiga dilarutkan dengan dengan benzene (sedikit
mungkin) yang panas (dipanaskan dalam penangas air). Saring,
lalu diamkan filtrate pada suhu kamar.
Hasil
Analisis Hasil
PERTANYAAN PENDAHULUAN
Jawab :
O
O O O
O-H
H2SO4 O - C - CH3
+ CH3 - C - O - C - CH3 + CH3 - C - O - H
C - OH C - OH
O O
7
c) Mengapa pada proses pembentukan aspirin harus dalam kondisi
bebas air?
E. Hasil Pengamatan
a) PEMBUATAN ASPIRIN
No PERTANYAAN PENGAMATAN
b) PEMURNIAN
8
Massa Kristal aspirin 1 gram 0,10 -
Titik leleh - - -
% rendemen - - -
c) Rekristalisasi
F. Pembahasan
Aspirim adalah senyawa turunan asam salisilat yang dapat disintesis melalui
reaksi esterifikasi. Asam salisilat dilarutkan pada anhidrat asam asetat sehingga terjadi
substitusi gugus hidroksi (-OH) pada asam salisilat dengan gugus asetil (OCOCH3) pada
anhidrat asetat. Sebagai katalis digunakan asam sulfat (H2SO4). Reaksi ini akan
menghasilkan aspirin sebagai produk utama dan asam asetat sebagai produk sampingan.
Pada percobaan ini yang dilakukan, digunakan asam asetat 10 mL dan 5 gram
asam salisilat sebagai pereaksi. Sesuai yang dilakukan pada praktikum ini, asam salisilat
9
digunakan sebagai pereaksi pembatas. Artinya kalau dilihat secara teoritis, jumlah
aspirin yang dihasilkan adalah setara dengan jumlah aspirin yang direaksikan. Asam
asetat ditambahkan berlebih agar asam salisilat habis bereaksi. Selain itu, dengan
bergesernya kesetimbangan kearah produk, aspirin yang dihasilkan juga lebih banyak
dan ditambahkan H2SO4 pekat 6 tetes.
Setelah 10 menit, kemudian angkat tidak ada endapan yang dihasilkan. Pada
percobaan pertama, kami gagal disebabkan pada saat pemanasan kurang sempurna dan
faktor bahan yang kami gunakan terkontaminasi. Pada percobaan kami gagal dan
mencoba kembali untuk melakukan kembali. Pada percobaan yang kedua, setelah
didinginkan selama 10 menit menghasilkan endapan kecil. Setelah itu disaring
menggunakan kertas saring. Panaskan oven terlebih dahulu dengan suhu 72,9 oC. Residu
yang terdapat pada kertas saring kemudian di oven sampai waktu 10 menit. Kertas saring
kemudian angkat dan ditimbang ada perbedaan massanya.
Kemudian hasil pengeringan residu yang berubah menjadi Kristal berwarna putih
dan berbentuk jarum-jarum yang halus. Untuk membuktikan apakah dalam Kristal amsih
mengandung asam salisilat atau tidak maka untuk membuktikan dengan menggunakan
larutan FeCl3. Dalam teorinya ketika ditambahkan FeCl3 besi (III) klorida beraksi dengan
gugus fenol akan membentuk komplek ungu. Jika teramati warna ungu, berate aspirin
belum benar-benar murni. Jika sudah murni akan berwarna ungu kekuning-kuningan.
Sedangkan jika FeCl3 ditambahkan pada laruta aspirin, tidak akan terbentuk warna ungu.
Hal ini terjadi karena pada aspirin hanya gugus karboksilat yang berikatan dengan ion
kompleks tersebut, gugus asetil tidak berikatan.
10
3+ 2- OH2 1+
OH2 O OH2
OH2
O H 2O Fe
H 2O Fe OH2 + H2 O O
H 2O O O
OH2
O
Menghitung Rendemen
Diket. Massa mula-mula asam salisilat (C7H6O3) = 1 gram
Massa molekul asam salisilat = 138 g/mol
Ditanya. Mol C7H6O3 ?
Mol C7H6O3 = 1 gram = 0,007 mol
138 g/mol
m: 0,007 mol -
S: 0,007 mol
Rendemen = 100%
11
= 100%
= 0,07%
Dari hasil pengolahan data, diperoleh rendemen sebesar 4,37%. Jumlah ini
menyatakan hasil aspirin yang dipraktekkan dengan hasil yang seharusnya diperoleh
dengan teoritis. Presentase 4,37% menunjukkan proses yang dihasilkan dalam
pembuatan aspirin belum murni, karena rendemen yang ideal adalah 100%.
Pada praktikum ini, reaksi antara aspirin, asam asetat, anhidrat asetat, katalis
(H2SO4), dan asam salisilat.
12
Aspirin ini dibuat dengan cara Esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin
yaitu asam salisilat yang direaksikan dengan asam anhidrat atau dapat juga asam
13
asetat glasial. Asam asetat anhidrat ini dapat digantikan dengan asam asetat glasial
karena asam asetat glasial ini bersifat murni dan tidak mengandung air selain itu asam
asetat anhidrat juga terbuat dari dua asam asetat glasial sehingga pada saat peraksian
volumenya semua digandakan.
G. Kesimpulan
i. Aspirin dapat dibuat dengan mereksikan asam salisilat dengan asam asetat
anhidrat serta dengan bantuan katalis H2SO4.
H. Daftar Pustaka
Giuliano, R.M, Organic Chemistry (American New York, 2014) hlm. 928
Hart, dkk. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi kesebelas,( Jakarta
:Erlangga, 2003) hlm.333.
14
Semarang,05 Mei 2014
Mengetahui,
15