Disusun Oleh :
HELENA WIDYASTUTI
20120320048
Disusun Oleh :
HELENA WIDYASTUTI
20120320048
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
NIM : 20120320048
Helena Widyastuti
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tidak ada alasan untuk kita tidak melakukan hal yang menguntungkan bagi
dari sendiri namun tidak ada alasan pula untuk kita tidak membantu
seseorang untuk mendapatkan keberuntungannya.
Doa merupakan hal utama yang bisa dilakukan agar semua apa yang kita
inginkan dapat terjadi sesuai harapan.
Terimakasih aku ucapkan kepada dede tercinta Silviana Aprila yang selalu
menemani saat susah maupun senang, yang senantiasa memberikan ku
motivasi untuk selalu semangat menyelesaikan kuliahku.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semua proses penyusunan karya tulis
ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayat dan ridho-Nya.
2. Bapak Eddy Sumartono, Ibu Wiwik Andriyoni dan Silviana Aprila selaku
orang tua dan adik tercinta yang selalu memberikan dukungan moral maupun
material kepada penulis.
3. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An.,M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Ibu Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat.,HNC selaku Kaprodi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedoteran dan Ilmu Kesehatan
5. Ibu Yusi Riwayatul Afsah, S.kep., Ns., CWCS., MNS selaku pembimbing
yang telah memberikan waktu, nasehat dan arahan kepada penulis.
6. Ibu Rahmah, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.,An selaku penguji yang
memberikan masukan dan arahan kepada penulis.
7. Ibu Falasifah Ani Yuniarti, S.Kep.,Ns.,MAN.,HNC, Ibu Romdzati,
S.Kep.,Ns.,MNS dan Ibu Resti Yulianti Sutrisno, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
8. Bappeda kota Yogyakarta, Kelurahan Tamantirto, Kepala Dukuh Padukuhan
Geblagan RT 01-RT 07 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta yang telah
membantu memberikan data-data dalam penyelesaian proposal ini.
9. Seluruh ibu yang telah bersedia menjadi responden.
10. Ilham Dwi Cahyo, S.T yang setia menemani hingga Karya Tulis Ilmiah ini
selesai.
11. Sahabat tercinta Yunita Resty Lestari, Nadya Aqliqah Hayulani, Anggraini
Wulandari, Yeni Permata Sari S, Lisa Novi Yanti, Harundina Permata Sari,
v
Nurul Qomariah, Jarot Wicakmoko, Ananto Danang Wibowo, Ferry
Yulianjaya, Haryo Sindu Negoro dan Reza Zulfikar Akbar.
12. Teman teman “Anak Bapak” Anisa Fauziah Hanum, Indah Depriyanti, Suci
Aprilia, Mentari Kusuma Rini, Rizaluddin Akbar, Yurika Chendy Rusianto
dan M. Herka Setiadi serta Agus Gunadi yang selalu mendukung sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai dengan tepat waktu.
13. Teman satu bimbingan Siti Nursanti, Sumardi, Rizkiariati Widya S, Tri
Sabatini dan Rizky Panyekar yang selalu memberi dukungan.
14. Seluruh Teman Teman PSIK 2012 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini jauh dari
sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan untuk
perbaikan selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 20 Januari 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
LEMBAR PENGESAHAN
ii
Helena Widyastuti (2016) Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap Ibu Pada
Penanganan Pertama Demam Pada Anak Di Padukuhan Geblagan, Tamantirto,
Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Pembimbing:
Yusi Riwayatul Afsah, S.kep.,Ns.,MNS
INTISARI
Latar Belakang: Demam merupakan masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah
(5-11 tahun) diakibatkan oleh infeksi virus seperti batuk, flu, radang tenggorokan,
common cold (selesma) dan diare. Demam dapat mengganggu proses belajar anak,
dehidrasi sedang hingga berat, kerusakan neurologis, kejang demam hingga kematian.
Penanganan pertama demam pada anak dapat berupa pemberian obat penurun panas,
mengenakan pakaian tipis, menambah konsumsi cairan, banyak istirahat, mandi dengan
air hangat, serta memberi kompres. Penanganan demam pada anak sangat tergantung
pada peran ibu. Ibu yang memiliki pengetahuan tentang penanganan demam dan memiliki
sikap yang baik dalam memberikan perawatan dapat menentukan pengelolaan demam
yang terbaik bagi anak
Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan ibu dengan sikap ibu pada penanganan pertama demam pada anak di
Padukuhan Geblagan RT 01-RT 07 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
Metode Penelitian: Jenis penelitan ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016. Sampel dalam penelitian
ini sebanyak 54 ibu yang memiliki anak usia 5-11 tahun yang pernah mengalami demam
di Padukuhan Geblagan RT 01-RT 07 Tamantirto, Kasihan Bantul, Yogyakarta dan
diambil dengan teknik cluster random sampling. Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan demam dan kuesioner sikap ibu pada
penanganan pertama demam anak. Analisis data menggunakan uji spearman rank dengan
tingkat kemaknaan α=0,05.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan p=0,01 dengan tingkat kemaknaan α=0,05
(5%) sehingga p value < α (0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan
sikap ibu pada penanganan pertama demam pada anak di Padukuhan Geblagan RT 01-RT
07 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
xii
Helena Widyastuti (2016) Relationship Between Mother’s Knowledge Level With
Mother’s Attitude Of First Fever Treatment To Children in Padukuhan Geblagan
Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta .
Advisor:
Yusi Riwayatul Afsah, S.kep.,Ns.,MNS
ABSTRACT
Background: Fever is the common problem that happens in school-age children (5-11
years) related to viral infections such as coughs, colds, sore throat, common cold
(common cold) and diarrhea. Fever can interfere learning process of children, moderate
to severe dehydration, neurological damage, febrile convulsions and even death. The first
treatment for fever in children may include febrifuge, increase water consumption, lots of
rest, shower with warm water, and giving compress. Fever management in children rely
on the mother's role. Mothers who have knowledge about fever managmenet and have a
good attitude in providing care can determine the best management for the children.
Objective: The aim of this study was to determine the relationship between level of
knowledge with mother attitude in the first fever treatment to children in Padukuhan
Geblagan RT 01-RT 07 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
Methods: This study was quantitative with cross sectional approach. This research was
conducted in April - May 2016. The sample in this study were 54 mothers who have
children aged 5 until 11 years and experienced fever which taken with stratified random
sampling technique. Data was collected using questionnaires. Data analysis was
performed using Spearman rank test with significance level α=0,05.
Result: The result showed p = 0,01 with significance level α=0,05 (5%) so that p value <
α (0,05).
Conclusion: There are significant relationship between the knowledge of the mother
with mother attitude in the first fever treatment to children in Padukuhan Geblagan RT
01-RT 07 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam adalah suatu tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau
bakteri yang berada di dalam tubuh. Demam juga biasanya menjadi pertanda
adanya suatu proses dalam tubuh. Saat terjadi kenaikan suhu, tubuh bisa jadi
temperatur rektal diatas 38°C, aksilar 37,5°C dan diatas 38,2°C dengan
suhu tubuh >41°C (Kania, 2010). Demam pada anak terjadi ketika suhu tubuh
menyebutkan bahwa demam sering terjadi pada anak usia sekolah yaitu 5-11
tahun yang disebabkan oleh infeksi virus seperti batuk, flu, radang
tenggorokan, common cold (selesma) dan diare. Disamping itu juga anak usia
sekolah merupakan kelompok rentan untuk terjadinya kasus kesehatan gigi dan
mulut. Karies gigi pada anak usia sekolah menempati posisi cukup tinggi, yaitu
dari 100 anak yang melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, hanya
10 anak yang terbebas dari karies gigi yang biasanya menyebabkan rasa
lain demam berdarah dengue, campak, rubella (campak jerman), cacar air,
penyakit infeksi menjadi penyebab demam sebesar 80%, yaitu infeksi saluran
fisiologis organ tubuh anak, karena luas permukaan tubuh anak relatif kecil
organ tubuh pada anak. Peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggi dapat
dampak negatif dari demam tersebut maka demam harus segera ditangani
(Reiga, 2010). Dampak demam bagi anak usia sekolah jika tidak mendapatkan
penanganan lebih lanjut antara lain mengganggu proses belajar karena anak
biasanya tidak masuk sekolah, dampak klinis berupa dehidrasi sedang hingga
farmakologi yang dapat dilakukan yaitu mengenakan pakaian tipis, lebih sering
minum, banyak istirahat, mandi dengan air hangat, serta memberi kompres
(Saito, 2013). Tindakan kompres yang dapat dilakukan antara lain kompres
hangat basah, kompres hangat kering dengan larutan obat antiseptik, kompres
basah dingin dengan dengan air biasa dan kompres dingin kering dengan kirbat
Demam pada anak merupakan hal yang paling sering dikeluhkan oleh
orang tua dimulai dari ruang praktek dokter sampai Unit Gawat Darurat (UGD)
anak, meliputi 10-30% dari jumlah kunjungan. Demam membuat orang tua
menjadi risau. Hasil penelitian menunjukan 80% orang tua fobia terhadap
demam pada anaknya. Kerisauan ibu terhadap kejadian demam pada anak bisa
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari dengan
tergantung pada peran ibu. Ibu yang memiliki pengetahuan tentang demam dan
pengelolaan demam yang terbaik bagi anaknya. Dari pernyataan tersebut maka
4
8 orang ibu mengatakan anaknya masih sering mengalami demam paling tidak
1 bulan satu kali. Pada survey penduhuluan juga peneliti menanyakan hal-hal
yang berkaitan dengan kuesioner dan mendapatkan hasil bahwa 5 orang ibu
ketika demam dan dampak demam dengan benar dan 3 orang ibu lainnya
menjawab beberapa petanyaan dengan kurang tepat seperti suhu tubuh anak,
dampak dan cara mengukur suhu tubuh anak. Pada survey tersebut peneliti juga
tersebut masih ada yang kurang tepat. Ibu menggunakan kompres dingin dan
ibu memberikan obat penurun panas kepada anak tanpa terlebih dahulu
B. Rumusan Masalah
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan sikap ibu pada penanganan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Ibu
3. Bagi Anak
E. Keaslian Penelitian
pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah ibu dari anak yang
menderita sakit dengan disertai gejala demam yang menjalani rawat jalan
ini adalah hubungan tingkat pengetahuan, selain itu juga waktu serta
3. Penelitian yang dilakukan oleh Cicik Ambarwati pada tahun 2013 yang
subyek penelitian berupa anak usia sekolah yaitu 5-11 tahun, waktu dan
lokasi penelitian.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Setyani dan Khusnal pada tahun 2013 yang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Demam
a. Definisi Demam
sinyal dari reseptor neuronal perifer dingin dan panas (Arvin, 2000).
8
9
termometer di lubang anus atau biasa disebut rektum pada anak secara
tahun 2010:
a) Demam Intermiten
b) Demam Remiten
c) Demam Kambuhan
d) Demam Konstan
suhu normal.
b. Etiologi Demam
2008).
11
1) Demam Non-infeksi
2) Demam Infeksi
pharingitis).
hari.
anak adalah demam akibat infeksi virus maupun bakteri (Febry &
Marendra, 2010).
c. Mekanisme Demam
yang baru dan bukan suhu normal (Ganong, 2002; Nelwa, 2006).
panas tubuh.
1997).
e. Penanganan Demam
mendekati normal.
a) Terapi Fisik
2005).
b) Terapi Obat
Souvriyanti, 2006).
17
1. Parasetamol (Asetaminofen)
2. Ibuprofen
3. Aspirin
atau sangat tidak nyaman dan tidak mau makan dan minum.
5. Demam yang baru terjadi satu hari tetapi dengan suhu 39°C
berkurang.
21
g. Dampak Demam
Keadaan koma terjadi bila suhu >43°C dan kematian terjadi dalam
beberapa jam bila suhu 43°C sampai 45°C (Plipat, Hakim & Ahrens,
2002).
22
2. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
b. Tingkatan Pengetahuan
tingkatan, yaitu:
1) Tahu (know)
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
ada sebelumnya.
6) Evaluasi (evaluation)
meningkat.
3. Anak
a. Definisi Anak
yang terjadi di setiap tahap masa kanak- kanak dan masa remaja. Lebih
menjadi beberapa kategori yaitu masa balita (0-5 tahun), masa kanak-
infant (0-1 tahun), toodler (1-2 tahun), early chilhood (3-7 tahun),
anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), sekolah (6-12 tahun), remaja
(12-18 tahun), dewasa muda (18 – 35 tahun), dewasa tengah (35-65 tahun),
dan tahap terakhir yaitu dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, dkk, 2009).
lebih cepat terjadi pada perempuan dari pada laki-laki. Selain itu anak
cepat, yang memerlukan curah jantung lebih tinggi, pertukaran gas yang
lebih besar dan asupan cairan serta asupan kalori yang lebih tinggi per
B. Kerangka Konsep
Faktor yang
mempengaruhi
tingkat
pengetahuan:
Penanganan pertama
1. Tingkat Tingkat pengetahuan
demam
pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Pekerjaan
6. Umur
Keterangan:
= yang diteliti
= tidak diteliti
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
28
29
1. Populasi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita. Jadi populasi penelitian
tersebut adalah ibu yang memiliki anak usia 5-11 tahun yang pernah
mengalami demam.
2. Sampel
sampling.
30
Rumus Solvin :
�
n=
� � 2+
Keterangan: n = sampel
N = populasi
maka:
�=
, +
��
fi=
�
ni = fi x n
Keterangan :
Didapatkan sampel RT 01 : �� =
RT 02 : �� =
31
RT 03 : �� =
RT 04 : �� =
9
RT 05 : �� =
RT 06 : �� =
RT 07 : �� =
Padukuhan Geblagan
N=54
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 RT 06 RT 07
ni = 6 ni = 12 ni = 4 ni = 4 ni = 8 ni = 13 ni = 7
32
a. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
2) Kriteria Eksklusi
bidan, perawat.
D. Variable Penelitian
1. Variabel Independent
2. Variabel Dependent
Variabel dependent pada penelitian ini adalah sikap ibu pada penanganan
3. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah berupa faktor lain yang
dan umur.
Penanganan Pertama
Pengetahuan
Demam Pada Anak
Orang Tua
Faktor yang
Mempengaruhi:
1. Tingkat Pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Pekerjaan
6. Umur
E. Definisi Operasional
skala ordinal, pengukuran dari tingkat pengetahuan ibu akan didapat hasil
2. Sikap ibu pada penanganan pertama demam pada anak adalah melakukan
anak untuk menurunkan suhu tubuh anak. Variabel ini akan diukur
pertama demam pada anak akan mendapatkan hasil baik dan buruk.
F. Instrumen Penelitian
orang tua terhadap penanganan pertama demam pada anak adalah kuesioner.
ended question dan Closed ended question. Kuesioner ini meliputi nama
ibu, usia ibu, nama anak, usia anak, jenis kelamin anak, pendidikan
item soal yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan dan
yang dijawab dengan benar akan diberikan skor 1 dan pertanyaan yang
soal dan pilihan jawaban, yang setelah itu dilakukan uji validatas dan
reliabilitas ulang.
atau Tidak. Sikap ibu pada penanganan pertama demam akan diukur
(Riandita, 2012).
pertanyaan dalam kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 35 pertanyaan dan
38
setiap jawaban diberi skor 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah
memiliki latar belakang yang sama dengan peneliti yaitu mahasiswa semester 8
yang mana seluruh asisten berjenis kelamin perempuan dan dalam rentang usia
20-23 tahun. Proses pada penelitian ini diawali dengan peneliti melakukan
briefing kepada 5 asisten yang telah dipilih peneliti. Pada saat melakukan
briefing peneliti menjelaskan tentang isi kuesioner secara detail satu persatu
untuk menyamakan persepsi antara asisten dan peneliti agar asisten peneliti
diri kepada respoden serta menjelaskan tujuan dan proses penelitian, setelah
penelitian.
39
data demografi, kuesioner tingkat pengetahuan dan kuesioner sikap ibu pada
30-35 menit untuk mengisi kuesioner tersebut. Jika ada pertanyaan yang tidak
hasil kuesioner yang telah diisi dan setelah itu mengecek hasil kuesioner. Bila
ada jawaban yang belum terisi maka peneliti meminta responden untuk
H. Alur Penelitian
penelitian.
Politik Kab. Bantul, Ka. Dinas Kesehatan Kab. Bantul, Ka. Puskesmas
3. Mengurus surat untuk melakukan uji validiatas dan uji reliabilitas untuk
Muhammadiyah Yogyakarta.
40
dimana 2 Expert dari bidang keperawatan anak serta 1 Expert dari bidang
Bantul, Yogyakarta.
1. Uji Validitas
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
Index (CVI) yaitu uji validitas isi yang dilakukan untuk memperbaiki alat
ukur melalui pemeriksaan butir-butir soal, jika soal dianggap tidak baik
atau tidak memenuhi syarat maka soal akan dibuang, diperbaiki atau
diganti. Content Validity Index (CVI) meliputi 4 skala, yaitu: skala 1 (tidak
relevan), skala 2 (tidak dapat dikaji relevansi tanpa merevisi item yang
41
N +N +N
CVI =
Keterangan:
Expert, dimana 2 expert dari bidang keperawatan anak dan 1 expert dari
bidang keperawatan dewasa. Pada uji CVI ini tidak ada item soal yang
tidak relevan, sehingga tidak ada 1 soalpun yang dibuang, hanya ada
merubah makna dari soal tersebut. Skor pada uji CVI ini adalah p=0,88
2. Uji Reliabilitas
bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam
waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama
K-R20 untuk kuesioner sikap ibu pada penanganan demam. Uji reliabilitas
akan diujikan kepada responden yang memiliki kriteria inklusi yang sama
� ∑ ��
� = −
�− ��
Keterangan:
�� = varians total
K-R20 dengan hasil 0,724 maka kuesioner sikap ibu pada penanganan
J. Pengolahan Data
a. Editing
informed consent dan kuesioner yang diisi oleh responden apakah sudah
lengkap dan jelas untuk dibaca. Beberapa hal yang peneliti perhatikan
kesesuaian jawaban.
b. Coding
huruf menjadi data angka atau bilangan. Pada proses ini, peneliti
data.
44
Pada proses ini, peneliti akan melakukan input data dari kuesioner
yang telah diberi pengkodean dan data tersebut akan diolah melalui
program komputer.
data yang telah di input ke dalam komputer apakah ada kesalahan atau
e. Penyajian Data
K. Analisa Data
1. Analisa Univariat
variable dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
(Notoatmodjo, 2010).
f
P= x %
�
Keterangan:
P : Prosentase
45
f : frekuensi
2. Analisa Bivariat
b. Jika p value > α (0,05), Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak
L. Etik Penelitian
hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan sikap ibu pada penanganan pertama
46
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
peniliti. Informasi atau data yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil
riset tidak akan disampaikan kepada pihak lain yang tidak terkait dalam
A. Hasil Penelitian
dan RT 02), dusun Tegal Wangi (RT 03 dan RT 04) serta dusun Tlogo (RT
05, 06 dan RT 07). Padukuhan Geblagan ini dihuni oleh 514 kepala
anak usia 5-11 tahun sebanyak 63 orang yang sebagian besar adalah ibu
kegiatan rutin yaitu arisan yang dilakukan setiap kamis sore, posyandu
anak yang dilakukan setiap tanggal 7 setiap bulannya serta posyandu lansia
ibu adalah Puskesmas Kasihan 1 yang terletak kurang lebih 4-5 km dan RS
pemukiman warga. Selain itu, disana juga terdapat praktek bidan yang
47
48
adalah K24 Gamping yang berjarak kurang lebih 4 km dari rumah warga.
2. Karakteristik Responden
berdasarkan usia ibu, pendidikan terakhir ibu dan pekerjaan ibu. Terdapat
anak usia 5-11 tahun. Karateristik responden dapat dilihat pada table 4.1.
1. Usia
Remaja Akhir 1 1,9
Dewasa Awal 25 46,3
Dewasa Akhir 26 48,1
Lansia Awal 2 3,7
Total 54 100
2. Pendidikan Terakhir
Lulus SD 2 3,7
Lulus SMP 2 3,7
Lulus SMA 37 68,5
Lulus Perguruan Tinggi 13 24,1
Total 54 100
3. Pekerjaan
PNS 2 3,7
Karyawan Swasta 12 22,2
Wiraswasta 10 18,5
Ibu Rumah Tangga 30 55,6
Total 54 100
Sumber: Data Primer 2016
49
kategori usia dewasa awal dengan hasil sebanyak 25 orang (46,3%) dan
usia paling sedikit adalah kategori remaja akhir yaitu sebanyak 1 orang
adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak 30 orang (55,6%) dan
Kurang 5 9,2
Cukup 21 38,9
Baik 28 51,9
Total 54 100
Sumber: Data Primer (2016)
orang (9,2%).
Buruk 15 27,7
Baik 39 72,3
Total 54 100
Sumber: Data Primer (2016)
paling banyak terdapat pada tingkat pengetahuan baik dengan sikap ibu
pada penanganan demam baik yaitu sebanyak 24 orang (44,5%) dan yang
arah yang positif serta signifikan p value sebesar 0,013 (Dahlan, 2011).
B. Pembahasan
bahwa orang dengan usia dewasa akhir (36-45 tahun) termasuk dalam
1971-1980an dimana pada masa itu belum banyak perempuan yang ingin
untuk memiliki pendidikan tinggi misal sarjana. Pada tahun 1990an saat
banyak yang memiliki tingkat pendidikan menengah yaitu SMA dari pada
Yogyakarta yang paling dominan adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak
30 orang (55,6%). Hal tersebut dapat dilihat dari pendidikan terakhir para
ibu yaitu SMA, sehingga wajar jika para ibu di Padukuhan Geblagan
memilih untuk menjadi ibu rumah tangga bukan seorang pegawai atau
dimiliki para ibu belum mencukupi untuk bekerja sebagai pegawai negri
pendidikan S1 untuk mencari pegawai. Namun para ibu juga tidak memilih
53
Yogyakarta
sebanyak 5 orang (9,2%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa lebih
banyak ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik daripada ibu
yang memiliki pengetahuan kurang dan cukup. Data tersebut tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Amarilla pada tahun 2012 yang
namun mereka masih belum memahami berapa batasan suhu demam, apa
penyebab demam tersebut dan kapan saat menurunkan suhu tubuh yang
baik (Riandita, 2012). Pada penelitian ini para ibu dapat menjawab dengan
tentang demam walaupun masih ada beberapa ibu yang salah dalam
akurat. Dapat disimpulkan bahwa para responden pada penelitian ini sudah
hanya 2,1% dari 144 responden yang tidak dapat menjawab tentang
sudah mengetahui pengertian demam yang terjadi pada anak dan dapat
dikategorikan cukup dilihat dari data yang didapat yaitu 26 orang (48,1%)
berapa suhu tubuh yang sudah dikatakan demam tinggi pada anak yaitu
yang dikatakan demam tinggi dan suhu tubuh normal pada anak pada
55
dalam kategori baik dilihat dari hasil jawaban benar yang diisi oleh
Sejalan dengan teori yang dijabarkan oleh Potter & Perry (2010) bahwa
disebabkan karena adanya pirogen, seperti bakteri atau virus yang dapat
anak terlihat lemah, anak rewel, gelisah bahkan sampai mual muntah. Data
gejala penyerta yang biasa terjadi pada anak. Hal ini menunjukan bahwa
tersebut dapat dilihat bahwa kesadaran para ibu untuk mengukur suhu
untuk tempat pengukuran suhu tubuh anak pada ibu lebih banyak
mengukur suhu tubuh anak di ketiak dari pada ditempat yang benar yaitu
anus, bisa jadi karna hal tersebut masih awam dilakukan oleh masyarakat
sehingga tempat yang paling mudah dan nyaman yang banyak dipilih oleh
masyarakat untuk mengukur suhu tubuh adalah di bagian ketiak dan bukan
terhadap tempat mengukur suhu tubuh yang benar masih sangat kurang.
demam yang dilakukan pada anak lebih banyak responden yang memiliki
sikap baik yaitu sebanyak 39 orang (72,3%) dan responden yang memiliki
sikap penanganan buruk sebanyak 15 orang yaitu (27,7%). Data ini tidak
57
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyani dan Khusnal (2013)
jumlah sample sebanyak 52 orang. Ardi dkk mengatakan bahwa ibu masih
selimut tebal itu tidak disarankan untuk orang yang sedang yang
untuk menurunkan suhu tubuh (Setyani & Khusnal, 2013). Pada penelitian
selimut tebal saat anak demam pengetahuan responden masih kurang jika
dilihat dari hasil temuan peneliti bahwa ibu enggan untuk mengipasi atau
memberikan aliran udara yang baik kepada anaknya. Sama halnya dengan
demam anak masih ringan belum berada >39 derajat celcius dan anak
belum nunjukan gejala tambahan seperti rewel, gelisah dan susah makan.
58
pemberian obat penurun panas, kapan anak harus dibawa kedokter, upaya
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ibu sudah paham terkait
dengan masalah demam, apa itu demam dan apakah demam harus
tepat.
tubuh.
59
bahwa para ibu sudah mengerti tentang obat dan label obat namun hanya
untuk mengatasi demam anak. Penelitian yang dilakukan oleh Setyani dan
orang ibu masih memberikan obat kepada anak tanpa konsultasi kepada
kurang tepat. Hal tersebut bisa dikarenakan pengetahuan yang dimiliki ibu
belum mencukupi tentang pemberian obat yang tepat kepada anak, serta
demam yang terjadi pada anak sehingga cara yang paling mudah adalah
waktu yang tepat untuk membawa anak ke dokter seperti halnya masih
terdapat sekitar 60% yang membawa anak kedokter saat demam anak
masih ringan dan tidak menunjukan gejala tambahan seperti rewel, kurang
nafsu makan dan gelisah. Artinya para ibu memiliki kesadaran untuk
waktu untuk membawa anak kedokter belum tepat, sehingga para ibu
langsung saja membawa anak mereka ke dokter tanpa melihat kondisi anak
60
tersebut sudah harus dibawa ke dokter ataukan masih bisa ditangani sendiri
membawa anak kedokter pada waktu yang tepat (Setyani & Khusnal,
2013).
bahwa lebih banyak ibu yang sudah memberikan minum yang banyak
kepada anak saat demam dari pada ibu yang mengipasi/memberikan aliran
udara yang baik untuk menurunkan suhu tubuh anak. Pengetahuan ibu
baik masih sangat terbatas, hal tersebut dikarenakan ibu masih jarang
anaknya.
61
ibu melakukan kompres pada dahi anak mendapatkan hasil yang sama
pertama demam yang baik juga sebanyak 24 orang (44,5%). Hasil tersebut
dengan sikap ibu pada penanganan pertama demam pada anak responden
penelitian yang dilakukan oleh Safira (2015) di Banda Aceh dengan judul
(p<0,05).
Dilihat dari hasil penelitian ini terdapat 85% orang ibu yang
memiliki pengetahuan baik dan sikap pada penanganan pertama yang baik
A. Kesimpulan
responden (51,9%).
3. Sikap ibu pada penanganan pertama demam pada anak yang dilakukan
(72,3%).
B. Saran
1. Bagi Peneliti
ini mengenai demam dan penanganan pertama demam pada anak dengan
elektronik dan tenaga kesehatan yang dekat dengan tempat tinggal warga.
64
65
2. Bagi Ibu
para ibu untuk mencari informasi yang benar melalui media masa,
3. Bagi Anak
yang tepat dan segera dari ibu yang sudah termotivasi untuk mencari tahu
mengenai demam dan penanganan demam yang benar melalui media masa
4. Tenaga Kesehatan
dan edukasi kepada klien dan keluarga, sehingga dapat membantu dalam
pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
66
67
BANTUL YOGYAKARTA
pengetahuan ibu dengan sikap ibu dalam penanganan pertama demam pada anak di
dusun tlogo yang nantinya dapat digunakan untuk menambah informasi bahwa ibu
yang memiliki pengetahuan yang baik tentang cara penanganan pertama demam pada
Pada penelitian ini, peneliti mengajak ibu di dusun Tlogo untuk ikut
berpartisipasi dalam penelitian ini. Ibu yang telah memenuhi kriteria inklusi akan
diminta untuk mengisi lembar kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti, kemudian
dikembalikan kepada peneliti untuk pengolahan data-data dari kuesioner yang telah
diisi.
Ibu bebas memilih untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.
Apabila Ibu sudah memutuskan untuk ikut, maka Ibu bebas untuk mengundurkan diri
atau berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau sanksi apapun. Apabila Ibu
dususn Tlogo bersedia untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini, maka Ibu akan
diminta untuk mengisi lembar persetujuan sebanyak 1 rangkap untuk disimpan oleh
B. Prosedur Penelitian
Memberikan kuesioner yang bersisi data demografi Ibu untuk skrining, keusioner
pengetahuan tentang demam dan kuesioner penanganan pertama demam pada anak.
Ibu sebagai subjek penelitian berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk penelitian
seperti yang tertulis di atas. Apabila ada yang belum jelas, Ibu bisa bertanya lebih lanjut
kepada peneliti.
Penelitian ini tidak memiliki risiko yang berbahaya. Peneliti akan berusaha
meminimalisir segala bentuk ketidaknyamanan atau efek samping yang merugikan dari
penelitian. Apabila selama penelitian atau setelah penelitian ini berlangsung terdapat
kecurangan atau ketimpangan yang dirasakan oleh partisipan maka peneliti siap
Manfaat dan keuntungan yang Ibu dapatkan adalah diharapkan hasil penelitian ini
pertama apabila anak Ibu mengalami demam agar kesehatan anak tetap terjaga di masa
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subjek penelitian akan dirahasiakan
dan hanya akan diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa
G. Kompensasi
Ibu yang menjadi partisipan dalam penelitian ini akan mendapatkan souvenir atau
H. Informasi Tambahan
Ibu diberikan kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan
dengan penelitian ini. Apabila Ibu membutuhkan penjelasan lebih lanjut, Ibu dapat
menghubungi Saya pada nomor yang tertera sebagai berikut 085750000836. Terimakasih
Peneliti
Helena Widyastuti
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
Alamat :
Yogyakarta, 2016
Responden
(.....................................................)
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN
PENANGANAN PERTAMA DEMAM PADA ANAK
1. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1) Nama Ibu :
2) Usia Ibu :
3) Nama Anak :
4) Usia Anak :
5) Jenis Kelamin :
6) Pendidikan ibu :
□ Tidak sekolah □ Lulus SMA/Sederajat
□ Tidak lulus SD □ Lulus Perguruan tinggi
□ Lulus SD/sederajat □ lainnya . . . . . . . .
□ Lulus SMP/Sederajat
7) Pekerjaan ibu :
□ PNS
□ Karyawan Swasta
□ Wiraswasta
□ Tidak bekerja
□ Lainnya, Sebutkan : . . . . . . . . .
Item Soal
Penilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
Expert 1 4 3 4 3 3 2 3 2 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2
Expert 2 4 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3
Expert 3 1 0 2 1 3 1 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
Ʃs 6 7 6 8 8 8 8 8 9 9 8
V 0,67 0,78 0,67 0,89 0,89 0,89 0,89 0,89 1 1 0,89
Item Soal
Penilai 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Skor s Skor S Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
Expert 1 4 3 3 2 3 2 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
Expert 2 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 1 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3
Expert 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 1 0 1 0 4 3 3 2 4 3
Ʃs 8 8 8 8 9 9 6 6 6 9 7 9
V 0,89 0,89 0,89 0,89 1 1 0,67 0,67 0,67 1 0,78 1
Item Soal
Penilai 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Skor s Skor S Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
Expert 1 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2
Expert 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
Expert 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3
Ʃs 9 9 9 8 8 9 8 8 8 8 8 8
V 1 1 1 0,89 0,89 1 0,89 0,89 0,89 0,89 0,89 0,89
Kuesioner Tingkat
Pengetahuan
Nomor Soal Nilai Valid
1 0,67
2 0,78
3 0,67
4 0,89
5 0,89
6 0,89
7 0,89
8 0,89
9 1
10 1
11 0,89
12 0,89
13 0,89
14 0,89
15 0,89
16 1
17 1
18 0,67
Kuesioner Penanganan
Pertama Demam
Nomor Soal Nilai Valid
1 0,67
2 0,67
3 1
4 0,78
5 1
6 1
7 0,89
8 1
9 0,89
10 0,89
11 1
12 0,89
13 0,89
14 0,89
15 0,89
16 0,89
17 0,89
Hasil
0,88
Nilai Valid
Uji Reliabilitas
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 11
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 13
1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 9
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 11
1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 11
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 11
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 13
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 11
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 14
1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 13
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 10
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15
19 19 15 9 20 12 8 18 20 16 14 15 12 20 12 11 20 260
0,95 0,95 0,75 0,45 1 0,6 0,4 0,9 1 0,8 0,7 0,75 0,6 1 0,6 0,55 1
0,05 0,05 0,25 0,55 0 0,4 0,6 0,1 0 0,2 0,3 0,25 0,4 0 0,4 0,45 0
0,0475 0,0475 0,1875 0,2475 0 0,24 0,24 0,09 0 0,16 0,21 0,1875 0,24 0 0,24 0,2475 0 2,385
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.527 18
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN SIKPA IBU
PADA PENANGANAN PERTAMA DEMAM PADA ANAK DI
PADUKUHAN GEBLAGAN, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL,
YOGYAKARTA
Naskah Publikasi
HELENA WIDYASTUTI
20120320048
INTISARI
Latar Belakang: Demam merupakan masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah
(5-11 tahun) diakibatkan oleh infeksi virus seperti batuk, flu, radang tenggorokan,
common cold (selesma) dan diare. Demam dapat mengganggu proses belajar anak, dehidrasi
sedang hingga berat, kerusakan neurologis, kejang demam hingga kematian. Penanganan
pertama demam pada anak dapat berupa pemberian obat penurun panas, mengenakan pakaian
tipis, menambah konsumsi cairan, banyak istirahat, mandi dengan air hangat, serta memberi
kompres. Penanganan demam pada anak sangat tergantung pada peran ibu. Ibu yang
memiliki pengetahuan tentang penanganan demam dan memiliki sikap yang baik dalam
memberikan perawatan dapat menentukan pengelolaan demam yang terbaik bagi anak
Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan ibu dengan sikap ibu pada penanganan pertama demam pada anak di
Padukuhan Geblagan RT 01-RT 07 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
Metode Penelitian: Jenis penelitan ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016. Sampel dalam penelitian
ini sebanyak 54 ibu yang memiliki anak usia 5-11 tahun yang pernah mengalami demam
di Padukuhan Geblagan RT 01-RT 07 Tamantirto, Kasihan Bantul, Yogyakarta dan
diambil dengan teknik cluster random sampling. Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan demam dan kuesioner sikap ibu pada
penanganan pertama demam anak. Analisis data menggunakan uji spearman rank dengan
tingkat kemaknaan α=0,05.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan p=0,01 dengan tingkat kemaknaan α=0,05
(5%) sehingga p value < α (0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan
sikap ibu pada penanganan pertama demam pada anak di Padukuhan Geblagan RT 01-RT
07 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
Kata kunci: Demam, Penanganan Pertama Demam, Tingkat Pengetahuan
3
Helena Widyastuti (2016) Relationship Between Mother’s Knowledge Level With
Mother’s Attitude Of First Fever Treatment To Children in Padukuhan Geblagan
Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta .
Advisor:
Yusi Riwayatul Afsah, S.kep.,Ns.,MNS
ABSTRACT
Background: Fever is the common problem that happens in school-age children (5-11
years) related to viral infections such as coughs, colds, sore throat, common cold
(common cold) and diarrhea. Fever can interfere learning process of children, moderate
to severe dehydration, neurological damage, febrile convulsions and even death. The first
treatment for fever in children may include febrifuge, increase water consumption, lots of
rest, shower with warm water, and giving compress. Fever management in children rely
on the mother's role. Mothers who have knowledge about fever managmenet and have a
good attitude in providing care can determine the best management for the children.
Objective: The aim of this study was to determine the relationship between level of
knowledge with mother attitude in the first fever treatment to children in Padukuhan
Geblagan RT 01-RT 07 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
Methods: This study was quantitative with cross sectional approach. This research was
conducted in April - May 2016. The sample in this study were 54 mothers who have
children aged 5 until 11 years and experienced fever which taken with stratified random
sampling technique. Data was collected using questionnaires. Data analysis was
performed using Spearman rank test with significance level α=0,05.
Result: The result showed p = 0,01 with significance level α=0,05 (5%) so that p value <
α (0,05).
Conclusion: There are significant relationship between the knowledge of the mother
with mother attitude in the first fever treatment to children in Padukuhan Geblagan RT
01-RT 07 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
Keywords: Fever, First Fever Treatment, Knowledge.
4
Pendahuluan infeksi virus seperti batuk, flu,
bahwa tubuh sedang melawan infeksi (selesma) dan diare (Depkes RI,
pada anak terjadi ketika suhu tubuh dilakukan antara lain kompres hangat
menyebutkan bahwa demam sering air biasa dan kompres dingin kering
terjadi pada anak usia sekolah yaitu dengan kirbat es atau kantung untuk
5
Metode Penelitian menggunakan uji statistik spearmen
54 orang. Kriteria sampel adalah ibu usia terbanyak adalah kategori usia
tahun, ibu yang pernah menangani (48,1%), kategori usia dewasa awal
6
Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak Tamantirto, Kasihan, Bantul,
7
sedangkan yang termasuk dalam Tabel 4.4 Distribusi Hubungan
Tingkat Pengetahuan dengan
kategori buruk sebanyak 15 orang Penanganan Demam pada Anak
Responden di Padukuhan
(27,7%).
Geblagan, Tamantirto, Kasihan,
Tabel 4.3 Karakteritik Bantul, Yogykarta Tahun 2016
Penanganan Demam
Penanganan Demam Responden di Tingkat
Baik Buruk R Ρ
Pengetah
Padukuhan Geblagan Tamantirto, uan f p (%) f p (%)
perkembangan generativitas vs
8
dan stagnansi orang dewasa terdapat sosialisasi mengenai
kepedulian pada orang lain, pada penelitian ini lebih banyak yang
lulus SMA yaitu sebanyak 37 orang dominan adalah ibu rumah tangga
masa itu belum banyak perempuan SMA, sehingga wajar jika para ibu di
pendidikan tinggi misal sarjana. Pada menjadi ibu rumah tangga bukan
9
para ibu belum mencukupi untuk memiliki tingkat pengetahuan yang
bekerja sebagai pegawai negri sipil baik daripada ibu yang memiliki
pegawai. Namun para ibu juga tidak Amarilla pada tahun 2012 yang
bahwa lebih banyak ibu yang suhu tubuh. Pada penelitian ini dapat
10
dilihat bahwa responden sudah responden mengenai suhu tubuh anak
terjadi pada anak dan dapat suhu tubuh normal pada anak pada
demam dikategorikan cukup dilihat dalam kategori baik dilihat dari hasil
dari data yang didapat yaitu 26 orang jawaban benar yang diisi oleh
mengenai suhu tubuh yang dikatakan penyebab dari demam yang diderita
suhu tubuh yang sudah dikatakan dengan teori yang dijabarkan oleh
demam tinggi pada anak yaitu hanya Potter & Perry (2010) bahwa demam
11
seperti bakteri atau virus yang dapat responden mengenai karakteristik
anak terlihat lemah, anak rewel, yang benar sehingga hanya didapat 4
12
3. Penanganan Deman pada demam dalam hal pemberian
sikap baik yaitu sebanyak 39 orang untuk penggunaan selimut tebal itu
13
diturunkan, pengukuran suhu sedangkan 11 orang (20,4%) tidak
upaya untuk menurunkan demam dan merupakan alat yang akurat untuk
terhadap pertanyaan apakah demam tentang obat dan label obat namun
demam akan terus meningkat apabila anak. Penelitian yang dilakukan oleh
paham terkait kapan demam harus orang dari 52 orang ibu masih
untuk menurunkan suhu tubuh anak, sikap ibu pada penanganan demam
14
mengenai kapan anak harus dibawa responden (48%) menjawab dengan
dengan benar. Artinya para ibu sudah banyak ibu yang sudah memberikan
mengetahui waktu yang tepat untuk minum yang banyak kepada anak
membawa anak ke dokter. Penelitian saat demam dari pada ibu yang
aliran udara pada anak saat anak pertama demam pada anak terkait
15
pertanyaan apakah ibu memberikan kompres hangat dengan temperatur
16
adanya hubungan yang signifikan pada balita di rumah dengan nilai
pada penelitian ini. Penelitian ini pada penanganan pertama yang baik
17
dilakukan saat demam akan memiliki sebanyak 28 orang
18
mencari informasi yang benar pada anak dengan cara
dan edukasi kepada klien dan 4. Nurdiansyah, & Nia. (2011). Buku
19
6. Setyani, A., & Khusnal, E. (2013).
Aisyiyah.
Muhammadiyah Pakajangan-
Pekalongan.
20
21