Anda di halaman 1dari 11

KRITIK PRAGMATIK PADA NASKAH DRAMA YANG BERJUDUL CIPOA KARYA PUTU WIJAYA

oleh

Yuliani

Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Mathla'ul Anwar

yulianisunfy@gmail.com

ABSTRAK

Yuliani. D08150032. KRITIK PRAGMATIK PADA NASKAH DRAMA YANG BERJUDUL CIPOA KARYA
PUTU WIJAYA. Kritik Sastra, Pandeglang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Mathla'ul Anwar, 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkritik naskah drama yang berjudul Cipoa karya Putu
Wijaya dengan pendekatan pragmatik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan pendekatan pragmatik yang menitikberatkan kajiannya pada
hubungan karya sastra untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Berdasarkan
temuan dan hasil analisis yang dilakukan terhadap naskah drama ini, diketahui bahwa naskah
drama Cipoa memuat nilai moral melalui interaksi maupun tingkah laku dari setiap tokoh yang
ada. 1Drama ini dibuat sangat sederhana, tetapi sarat makna. Drama Cipoa menyampaikan pesan lewat
sindiran atau kritik sosial terhadap pemerintah atau keadaan politik di Indonesia pada saat itu. Melalui
drama ini pengarang mendeskripsikan mental para pemimpin yang mementingkan diri sendiri tetapi
mengatasnamakan rakyat.

Kata kunci: kritik sastra, naskah drama cipoa, pendekatan pragmatik, Putu Wijaya
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Karya sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran,
perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu gambaran kehidupan yang dapat
membangkitkan pesona dengan menggunakan alat bahasa dan di lukiskan dalam bentuk
tulisan. Dimana pada hakikatnya, karya sastra merupakan penjelmaan angan serta
pengalaman pengarang dengan kekuatan imajinasinya karena karya sastra merupakan
suatu seni yang mencipta karya tulis dan memiliki bahasa yang indah.
Oleh karenanya, sastra memiliki dunia tersendiri. Karya sastra diciptakan bukan sekedar
untuk menghibur saja tetapi bermaksud untuk menyampaikan gagasan-gagasannya,
pandangannya, serta tanggapannya atas kehidupan sekitarnya dengan cara yang menarik
dan menyenangkan. Senada dengan hal tersebut, maka proses penciptaan naskah drama
pun tidak terlepas dari hal-hal tersebut dan kehidupan penciptanya.
Kritik sastra suatu karya sastra dapat dianalisis unsur-unsurnya atau norma-normanya,
diselidiki, diperiksa satu persatu, kemudian ditentukan berdasarkan teori-teori dan
pendekatan penilaian karya sastra, bernilai atau tidak bernilaikah, bermutu seni atau
tidak. Lalu, dengan pertimbangan-pertimbangan seluruh penilaian terhadap bagian-
bagian yang merupakan kesatuan yang erat, dengan menimbang mana yang bernilai dan
mana yang tidak maka para pengkritik akan menentukan karya tersebut bernilai tinggi,
sedang, kurang bernilai, atau tidak bernilai sastra. Penulis memilih naskah drama Cipoa
karya Putu Wijaya karena sangat menarik untuk dikaji terutama dalam hal moral
kejujuran yang saat ini sudah mulai luntur . Oleh karena itu, naskah drama ini menarik
untuk dikritik terutama dengan menggunakan pendekatan pragmatik.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkritik naskah drama yang berjudul Cipoa
karya Putu Wijaya dengan pendekatan pragmatik.

Teori Pendekatan
Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana
untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut
dapat berupa tujuan politik, pendidikan, moral, agama maupun tujuan yang lain. Dalam
praktiknya, pendekatan ini cenderung menilai karya sastra menurut keberhasilannya
dalam mencapai tujuan tertentu bagi pembacanya.
Secara umum pendekatan pragmatik adalah pendekatan kritik sastra yang ingin
memerlihatkan kesan dan penerimaan pembaca terhadap karya sastra. Munculnya
pendekatan pragmatik bertolak dari teori resepsi sastra dalam khasanah pemahaman
karya sastra yang merupakan reaksi terhadap kelemahan-kelemahan yang terdapat pada
pendekatan struktural.
Penerapan pendekatan pragmatik misalnya memahami karya sastra dalam hubungannya
dengan nilai moral, religius, dan pendidikan akan tampak bahwa dalam membahas dan
menilai karya sastra kita kaitkan nilai-nilai pendidikan, etika, dan religius yang terdapat
dalam karya sastra yang dapat berguna sebagai contoh atau teladan bagi pembaca.
Tahap tertentu pada pendekatan pragmatik memilik hubungan yang cukup dekat dengan
sosiologi, yaitu dalam pembicaraan mengenai masyarakat pembaca. Pendekatan
pragmatik memliki manfaat terhadap fungsi-fungsi karya sastra dalam masyarakat,
perkembangan dan penyebarluasannya, sehingga manfaat karya sastra dapat dirasakan.
Dengan indikator pembaca dan karya sastra, tujuan pendekatan pragmatik memberikan
manfaat terhadap pembaca.

Identitas karya
Cipoa adalah judul naskah drama yang dikritik dengan menggunakan pendekatan
pragmatik. Drama ini ditulis oleh sastrawan terkenal asal Bali yaitu Putu Wijaya pada
tahun 19 dengan mengangkat tema sosial politik. Naskah drama ini berjumlah 39
halaman.

B. Pembahasan Hasil
Sinopsis
Drama Cipoa menceritakan tentang kehidupan para penambang yang diperintahkan oleh
Juragan untuk mengeksplorasi pertambangan mencari bongkahan emas. Berawal di
depan tambang, Tivri meniup peluit agar para pekerja keluar dari tambang. Setelah para
pekerja meninggalkan tambang, datanglah Juragan, Alung dan Istrinya sambil berteriak
dengan dalih ada gempa dengan kekuatan enam koma sembilan skala richter agar Tivri
pergi meninggalkan tambang tersebut dan mereka bisa mencari emasnya sendiri.
Mereka bertiga bermaksud untuk menjual emas yang telah ditemukan kepada orang
asing agar para pekerja tidak mengetahuinya dan terus bekerja mencari harta yang lain.
Tetapi secara tidak sengaja para pekerja melihat Juragan menjual harta tersebut kepada
orang asing, para pekerja ingin membalas Juragan dengan cara mencari harta sendiri,
kemudian dijual dan mereka nikmati sendiri hasilnya. Niat tersebut malah berbalik
merugikan para pekerja karena Juragan mengetahui kalau para pekerja telah
menemukan batu besar yang sebenarnya itu adalah emas yang disamarkan menyerupai
batu. Karena dikiranya itu batu, kemudian Juragan menjualnya kepada orang asing
dengan harga batu.
Akhirnya semua merasa menyesal tidak mengakui bahwa itu adalah emas yang sangat
besar, tetapi terlanjur dijual oleh Juragan dengan harga batu. Semua pekerja pun jatuh
pingsan satu persatu dan menimbulkan penyesalan karena telah saling menipu dan
mengakibatkan kerugian untuk semua orang.

Hasil Analisis
Bagian Pertama
1. JURAGAN
Kabut sudah turun. Malam akan tiba. Semua harus berhenti kerja!
TIVRI
Tapi harta karun belum ketemu Juragan!
JURAGAN
Tidak apa, berhenti dulu. Kalau terlambat keluar mereka bisa disekap dalam tambang.
Nanti dikawin sama setan. Mau nggak punya keturunan kepalanya monyet?
Analisis:
Dalam percakapan ini menunjukkan adanya pendekatan pragmatik yang disampaikan
oleh pembuat karya sastra baik dari segi isi sastra maupun pembacanya. Pembuat
karya ini Putu Wijaya menyampaikan pesan bentuk perhatian seorang pemimpin
kepada pekerja bahwa jika sudah malam semua bentuk pekerjaan harus dihentikan
untuk beristirahat yang cukup dan besok pagi bisa dilanjutkan kembali.
2. TIVRI
Payah. Anak-anak zaman sekarang gampang berangasan! Lain dengan dulu, semuanya
manut! (Menoleh Ke Layar dan Terkejut, Karena Nampak Silhuet Juragan Yang Sedang
Bekerja)
Lho Juragan kok malah kerja. Juragaaaaaaa! Semua sudah keluar Juragan Juragan!!!!!4
Analisis:
Jika dibandingkan dengan zaman dahulu, pekerja yang berada pada zaman itu patuh-
patuh terhadap perintah pemimpinnya sedangkan pekerja zaman sekarang
diperintah sedikit saja yang kurang cocok mudah tersulut emosi, banyak mengeluh
dan mengabaikan perintah pimpinan.
3. JURAGAN

Tapi kalau sampai ketahuan semua orang, nanti pasti ribut. Akhirnya semuanya mau
minta bagian. Harta ini akan diperebutkan. Kalau sudah pembagian harta biasanya
mana ada yang merasa adil. Dalam sejarah pembagian warisan selalu berakhir
dengan perkelahian. Tetap saja semuanya minta lebih banyak. Jadi ?

Analisis:

Jika berkaitan dengan materi semua orang akan merasa tidak puas dan ingin
meminta lebih atas materi tersebut lalu akan terjadi keributan. Jadi, seharusnya
dibagi rata agar tidak menimbulkan kecurigaan dan fitnah sehingga semua orang tau
berita yang sebenarnya.

4. JURAGAN
Itu bukan bohong! Berbohong demi kebaikan itu bukan bohong tapi kebajikan. Apalagi
berbohong demi perdamaian, demi persatuan dan keamanan untuk stabilitas dan
kesejahteraan bersama, itu penting! Dan adalah itu tugasmu yang mulia
ISTRI
Itu namanya pengabdian!
TIVRI
Berbohong itu pengabdian?
JURAGAN
Bukan, berbohong itu bukan berbohong tapi siasat pembangunan tahu?5
Analisis:
Yang namanya berbohong tetap saja berbohong walaupun itu demi kebaikan,
perdamaian, persatuan, keamanan, stabilitas dan kesejahteraan bersama.
Berbohong adalah siasat yang menyesatkan. Dengan berbohong, semua orang akan
tersesat ke jalan kehancuran. Tidak ada berbohong demi kebajikan jika salah satu
orang mengetahui informasi kebohongan yang disembunyikan tersebut maka hancur
sudah yang selama ini ia sembunyikan rapat-rapat.
5. TIVRI (Bicara dengan Corong)
Kabut sudah turun. Malam sudah tiba. Harta karun tetap belum ketemu tapi besok
pagi semua harus tetap bekerja demi masa depan bangsa!
Analisis:
Sebagai seorang pekerja hanya bisa mematuhi apa yang diperintahkan oleh
pemimpinnya dan sebagai seorang pemimpin haruslah memberikan perhatian
kepada para pekerjanya walaupun selalu dengan embel-embel demi masa depan
bangsa.
Bagian kedua
6. PEMIMPIN PEKERJA
Itu namanya pengorbanan! Jangan membanding-bandingkan nasib! Pemimpin
tanggungjawabnya banyak, hidupnya harus lebih enak. Ini perjuangan tanpa pamrih,
tahu?
PEMIMPIN PEKERJA (Menampar Sekali Lagi)
Karena di dalam perjuangan tidak boleh membantah, tidak boleh punya keragu-
raguan. Kita harus tetap apa?
PEKERJA (Yang Ditampar)
Pantang mundur! Semangat menyala-nyala!
PEMIMPIN PEKERJA
Bagus! Kalau pantang mundur, semangat terus menyala-nyala dan percaya kepada
Bapak, batu pun bisa jadi emas.
PEKERJA
Yang tidak ada pun akan jadi ada. Kemalangan akan berubah menjadi
keberuntungan! Betul tidak kawan-kawan?
PEKERJA
Betul sekali6
Analisis:
Kepercayaan penuh yang diberikan pekerja kepada pemimpinnya akan memberikan
semangat dan keyakinan yang kuat dalam bekerja.
7. PEMBELI KAYA PERGI SAMBIL TERUS MEMELUK ISTRI JURAGAN DAN MEMBAWANYA
PERGI. JURAGAN TERSENYUM DAN MELAMBAI SAMPAI KEDUANYA PERGI. ALUNG
MUNCUL DAN MELIHAT UANG DI TANGAN JURAGAN.
ALUNG
Juragan! Apa Ibu juga ikut dijual ?
JURAGAN
Apa?
ALUNG
Itu bukan hanya harta pusaka, istri Ente juga mau dinaikkan ke atas kapal terbang!
JURAGAN (Terkejut)
Ya Tuhan!! Yang itu tidak dijual! Tuan!!! Tunggu!
Analisis:
Karena sudah fokus terhadap sesuatu yang dianggap berharga maka akan lupa
terhadap sekelilingnya yang paling berharga dengan mengabaikan hal penting lain
seolah-olah semuanya baik-baik saja. Baru ketika menyadarinya akan terkejut dan
kelimpungan mencari-cari yang hilang dan menyalahkan orang lain.
8. TIVRI
Siapa yang tidak mau kerja tanda tidak sayang sama bangsa dan negara. Bangun, hari
sudah siang, harta pusaka harus digali!
Analisis:
Pemimpin selalu mengatakan bahwa pekerja yang tidak patuh kepada aturannya dan
tidak mau bekerja di bawah kekuasaannya selalu dianggap sebagai penghianat yang
tidak cinta tanah air dan jika mereka merasa cinta tanah air mereka harus bekerja.
9. ISTRI TVRI
Disuruh Juragan dan Ibu. Katanya biarin jangan dikasih tahu yang lain, nanti nggak ada
yang mau kerja lagi. Kalau tahu harta karun sudah ketemu, nanti malah gontok-
gontokan. Mereka kan pemalas semua!
PEMIMPIN PEKERJA
Kenapa kamu sampai hati mengkhianati bangsamu sendiri! Jawab!
Analisis:
Jika kebenaran itu telah terbuka dan orang lain mengetahuinya maka mereka akan
marah terhadap pemimpin mereka yang selalu memerintahkan untuk bekerja keras
tetapi ketika mendapatkan hasilnya mereka malah dibohongi dan dikelabui oleh
pemimpinnya.
10. ALUNG
Ibunda istri Juragan meninggal karena bunuh diri, tidak sudi dijual. Harap semuanya
tenang. Mari kita selesaikan ini secara musyawarah. Kita sebenarnya semua saudara
bukan? Bapak menyesal sudah berbohong walau pun itu demi kebaikan. Harta karun
tidak dijual, tetapi diselamatkan. Yang dijual itu duplikatnya. KETAWA
PEMIMPIN PEKERJA
O ya? Jjadi Bapak bisa ngibulin tuan-tuan penjajah kita dulu itu
Analisis:
Setiap ada kesalah pahaman harus diselesaikan dengan bermusyawarah dahulu agar
bisa diselesaikan baik-baik secara kekeluargaan jangan langsung main hakim saja.

11. TIVRI
Aduh, kalau begini aku kapok jadi tukang bual! Aku berhenti! Lebih baik cari uang halal
untuk anak bini. (Melihat Istrinya Berbaring) Ya Tuhan! Istriku mati? Kalau dia mati, aku
lebih baik bunuh diri! MENGAMBIL PISAU HENDAK MENUSUK DIRINYA SENDIRI.
TIVRI (Tertawa)
Tertipu lagi! Dasar suka nipu aku jadi ahli. Tapi mulai sekarang aku berjanji akan
berhenti!
Analisis:
Sebaik apapun pekerjaan yang didapatkan jika bekerjanya membohongi orang lain
itu tidak ada manfaatnya dan uang yang didapatkan menjadi haram. Lalu akan
mendapatkan mudaratnya apalagi uang tersebut dinafkahkan kepada anak istri di
rumah.

Bagian ketiga

12. JURAGAN
Harta karun pusaka bangsa harus dicari, digali, kalau tidak bisa dicuri! TIVRI BANGUN
TIVRI
Tidak akan berhasil Juragan!
JURAGAN
Kenapa?
TIVRI
Mereka sudah tahu, mereka sudah ditipu. Kecuali
JURAGAN
Kecuali apa?
TIVRI
Kalau kita berkata jujur
Analisis:
Sesuatu yang dianggap berharga haruslah dicari dan dijaga jangan sampai dicuri oleh
orang lain tapi dengan jalan yang benar jangan membodohi pekerja seolah olah
mereka orang bodoh yang tunduk atas perintah pemimpinnya untuk bekerja dan
bekerja. Mereka pun butuh keterbukaan dari seorang pemimpin apalagi pemimpin
bangsa.
13. 8TIVRI
Tambang harta pusaka isinya hanya batu. Harta Pusaka tidak pernah ada. Tetapi bangsa
yang besar adalah bangsa yang terus berjuang dan bisa mengubah batu menjadi emas.
Singsinghkan lagu baju. Majuuuuuu!
Analisis:
Segala sesuatu yang ditutup-tutupi dengan kebohongan akan terbongkar juga
kedoknya. Sesuatu yang dijaga walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan
selama ini tetap akan berjuang menjaganya bahkan terus bekerja keras agar
keinginan mereka tercapai dengan tekad yang kuat karena di dunia ini tidak ada yang
tidak mungkin jika kita terus berjuang.
14. JURAGAN
Tidak. Kan tidak ada yang lihat. Itu hikmahnya kalau kita berkata jujur! Terimakasih Tivri.
Mulai sekarang kamu harus terus berkata jujur! Keluarkan mobilnya Alung!
Analisis:
Dengan berkata jujur maka hidup akan terasa nyaman dan damai.
Bagian keempat

15. PEMIMPIN PEKERJA


Dari dulu kita ditipu, katanya harta pusaka belum ketemu padahal sudah dijual. Kalau
sekarang kita jujur, harta pusaka akan kembali diambil dan dijual. Jadi
PEKERJA
Kalau juragan datang, jangan bilang kita sudah menemukan harta pusaka?
TIVRI
Itu namanya bohong dong?
PEKERJA
Memang. Tapi kan untuk kebaikan9
Analisis:
Karena mesa terus dikecewakan oleh pemimpinnya maka pekerja pun membalas
kecurangan pemimpinnya dengan kebohongan lagi, kebohongan dibalas dengan
kebohongan tidak baik dan akan menimbulkan kerugian lagi dan semuanya akan
sama-sama dirugikan oleh kebohongan.
16. PEKERJA
Memang keadilan itu tidak merata, karena datangnya bergantian jadi nampak seperti
tidak adil. Tapi inilah keadilan yang sejati.
PEKERJA
Kalau Juragan datang, bilang saja kita hanya dapat batu, sebab memang dari awal
maunya menggali batu. Malah kita akan diberi upah sebab sudah bisa mengeluarkan
batu sebesar ini.
TIVRI
Tetapi aku masih punya tetapi yang lain. Aku sudah bersumpah pada diriku aku tidak
mau lagi berkata bohong. Kita harus jujur kepada rakyat, tapi kita harus jujur kepada
pemimpin kita.
Analisis:
Memang kenyataan keadilan saat ini tidak merata, tajam ke bawah dan tumpul ke
atas seolah-olah keadilan tidak ada artinya lagi terutama bagi rakyat biasa. Walau
pun demikian, kita haruslah menegakkan keadilan dan berkata jujur terhadap
sesama dan pemimpin kita.
17. ISTRI
Bekerja itu jangan cuma ngitung hasilnya.
JURAGAN
Ini perjuangan menunjukkan kita manusia yang gigih. Itu apa
Analisis:
Bekerjalah yang keras karena proses tidak akan menghianati hasil dan janganlah
bekerja hanya untuk mencari hasilnya saja sedangkan bekerja itu memerlukan
perjuangan dan tekad yang kuat.
18. PEKERJA
Ya Tuhan herta pusaka kita dibawa
PEKERJA
Dijual hanya harga batu10
TIVRI
Itu akibatnya kalau berbohong! Coba kalau dari tadi bilang itu harta pusaka, masak
Juragan tega menjual kiloan seperti batu.
PEKERJA
Bener juga. Ayo jujur sekarang! Jujur!
TIVRI
Kalau tidak jujur dalam berkata jujur tidak akan pernah mujur!10
Analisis:
Berbohong akan merugikan semuanya, menyebabkan kehilangan sesuatu yang susah
payah didapatkan hilang begitu saja tapi berbeda halnya jika berkata jujur kepada
pemimpin maka hidup akan mujur.
19. ISTRI
Ya Tuhan harta karun sebesar gajah? Diangkut ke luar negerai sebagai batu? Aku juga
jantungan!
JURAGAN
Jadi aku sudah menjual harta karun sebagai batu?10
JURAGAN
Gila kalau begini caranya, aku kapok, mulai sekarang aku perintahkan jangan ada
yang bohong lagi. Tidak boleh ada dusta di antara kita! Semua harus jujur! Jujur
kepada siapa saja! Jujur kepada rakyat, jujur kepada pemimpin, jujur kepada diri
sendiri. Jujur kepada…….
TRIVI MEMUKUL BEL DAN MENGAMBIL CORONG, SEMENTARA JURAGAN TERUS
BICARA.
TIVRI
Para pemirsa di seluruh Tanah Air mulai saat ini kita memasuki era baru satu kata
dengan perbuatan. Kita bersumpah dalam berkata selamanya jujur!
Analisis:
Penyesalan memang selalu berada di akhir, dari penggalan percakapan di atas
disampaikan bahwa berbohong demi keserakahan individual bukan yang seharusnya
diutamakan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan, namun kejujuran atau keterbukaan
antara pemimpin dengan bawahannya itu diperlukan agar tidak terjadi hal seperti kejadian
tersebut. Karena kejujuran adalah yang utama dalam menjalani kehidupan ini.

C. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka pendekatan pragmatik memandang karya sastra sebagai
sarana untuk mencapai tujuan pada pembaca. Pendekatan ini cenderung menimbang nilai
berdasarkan keberhasilan tujuan pengarang bagi pembaca. Drama karya Putu Wijaya yang
berjudul Cipoa ini sangat menarik. Drama ini dibuat sangat sederhana, tetapi sarat makna.
Drama Cipoa menyampaikan pesan lewat sindiran atau kritik sosial terhadap pemerintah atau
keadaan politik di Indonesia pada saat itu. Tokoh Juragan merupakan gambaran pemerintahan
saat itu mengagungkan kekuasaan agar dilayani, mendapatkan apa yang diinginkan tanpa
memikirkan nasib rakyatnya. Rakyat di sini digambarkan oleh para pekerja yang bekerja mati-
matian dari pagi hingga menjelang malam demi mendapatkan sesuap nasi. Di sisi lain, juragan
enak-enakan menikmati hasil keringat pekerjanya.
Drama ini menarik dengan dialog yang ceplas-ceplos, karakter tokoh-tokohnya yang disajikan
pengarang amat polos sehingga terkesan bodoh. Namun dari itu semua pengarang ingin
memunculkan hal lain yaitu realita karakter masyarakat Indonesia yang menganggap dirinya
pintar padahal hanya karena harta kekayaan, rela berbuat hal yang konyol dan bodoh serta
mengesampingkan bahkan membuang jauh-jauh sebuah kejujuran. Selain itu, melalui drama ini
pengarang mendeskripsikan mental para pemimpin yang mementingkan diri sendiri tetapi
mengatasnamakan rakyat, hal itu sesuai dengan keadaan para pemimpin yang ada di negara kita
ini.
Di akhir cerita, pesan moral disampaikan secara eksplisit oleh tokoh Tivri yakni berbohong demi
keserakahan individual bukan yang seharusnya diutamakan manusia untuk mendapatkan
kebahagiaan, namun kejujuran atau keterbukaanlah antara pemimpin dengan bawahannya agar
tidak terjadi hal seperti yang tergambar pada drama CIPOA.

D. Referensi
Bambang. 2010. PENDEKATAN PRAGMATIK.
http://bambangdssmagasolo.blogspot.com/2010/05/pendekatan-pragmatik.html?m=1.
11 Desember 2018.
Indriani, Sri. 2014. analisis sastra dengan pendekatan pragmatik.
https://www.google.com/amp/s/lotusfeet16.wordpress.com/2015/06/18/analisis-
sastra-dengan-pendekatan-
pragmatik/amp/#ampshare=https://lotusfeet16.wordpress.com/2015/06/18/analisis-
sastra-dengan-pendekatan-pragmatik/. 11 Desember 2018.
Egp, Andi. 2012. TEORI PENDEKATAN DAN METODE ANALISIS SASTRA PRAGNATIK.
http://andiacg.blogspot.com/2012/01/bab-i-pendahuluan.html?m=1. 12 Desember
2018.

Anda mungkin juga menyukai