Anda di halaman 1dari 30

PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

(B3) SERTA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LB3)


INSTALASI LABORATORIUM

RUMAH SAKIT WIJAYA KUSUMA LUMAJANG

JL. AHMAD YANI NO. 149 LUMAJANG

2016
RUMAH SAKIT
WIJAYA KUSUMA
JL. A. YANI 149 TELP. (0334) 881791 – 891325 – 894410
LUMAJANG 67316

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT WIJAYA KUSUMA LUMAJANG


NOMOR : / PERDIR / B3 / RSWK / I / 2015

TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
SERTA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LB3) INSTALASI
LABORATROIUM

D1REKTUR RUMAH SAKIT WIJAYA KUSUMA LUMAJANG

Menimbang : 1. Bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di dalma rumah sakit ada yang
menggunakan bahan berbahaya dan beracun (B3) serta menghasilkan
limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3)
2. Bahwa lingkungan hidup yang berada di rumah sakit perlu dijaga
kelestariannya sehingga menunjang pelaksanaan kegiatan di rumah
sakit serta sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Bahwa untuk kepentingan tersebut di atas, perlu diterbitkan Peraturan
Direktur tentang Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) serta Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) di Rumah
Sakit Wijaya Kusuma Lumajang.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


2. Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Pemerintah No. 85 Junto No. 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah B3;
5. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun;
6. Peraturan Pemerintah Nomor : 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja;
ii
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1691/MENKES/PER/VIII
/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008 tentang Tata
Cara Pemberian Simbol Bahan Berbahaya dan Beracun
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
10. KeputusanMenteriKesehatan RI Nomor : 1087/Menkes/SK/VIII/2010
tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di RumahSakit.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT WIJAYA KUSUMA


TENTANG PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) SERTA LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN (LB3) DI RUMAH SAKIT
WIJAYA KUSUMA LUMAJANG

Kesatu : Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Serta


Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) di Rumah Sakit Wijaya
Kusuma Lumajang sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan
Direktur ini.

Kedua : Panduan ini harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun


sekali dan apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan sesuai
dengan perkembangan yang ada

iii
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kesalahan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lumajang
Pada tanggal : Januari 2016

DIREKTUR
RS. WIJAYA KUSUMA LUMAJANG

dr. H. Koeswandono, M.Kes

iv
DAFTAR ISI

Halaman
Daftar Isi .................................................................................................................. v

Lampiran I

BAB I DEFINISI ............................................................................................. 1


BAB II RUANG LINGKUP ............................................................................. 3
BAB III TATA LAKSANA ................................................................................ 4
BAB IV DOKUMENTASI ................................................................................. 22

v
Lampiran I
Peraturan Direktur Rumah Sakit Wijaya Kusuma
Nomor : …../PERDIR/B3/RSWK/I/2015
Tentang : Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) serta Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (LB3) Instalasi Laboratorium

PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) SERTA


LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LB3)
DI RUMAH SAKIT WIJAYA KUSUMA LUMAJANG

BAB I
DEFINISI

1. Lingkungan RS Wijaya Kusuma adalah semua area didalam dan diluar gedung yang
merupakan tempat kegiatan dan aktifitas RS Wijaya Kusuma sesuai batas wilayah dan
area RS Wijaya Kusuma.
2. Masyarakat Rumah Sakit adalah : semua orang yang berada di dalam area Rumah
Sakit tanpa terkecuali.
3. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat, seperti rumah sakit,
Puskesmas, praktik dokter, praktik bidan, toko obat atau apotek, pedagang farmasi,
pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, dan tempat kesehatan lainnya, antara lain
pusat dan/atau balai pengobatan, rumah bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak
(BKIA).
4. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapatmencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup,kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya;
5. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan,menggunakan dan atau membuang B3
6. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 danatau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya;
7. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam
suatu wadah danatau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;

1
8. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
9. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3;
10. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sarana angkutan;
11. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap kesehatan sangat
bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh.
12. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak berbagai
peralatan dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit akan menimbulkan
kerusakan berupa iritasi dan peradangan kulit.
13. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigen dalam
penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan eksplosif serta
sering menimbulkan kebakaran.
14. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai yang
karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
15. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam udara
yang dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa menimbulkan
gangguan kesehatan yang berarti.
16. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
kegiatan yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana sebagai kelengkapan
laboratorium, misal Inkas, meja kerja, exhaust fan, dan sebagainya.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup manajemen ini meliputi Ruang Lingkup Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) serta Ruang lingkup sarana
kerja, sebagai tempat pelaksanaan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3).
1. Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup panduan tentang
:
 Identifikasi B3
 Pengadaan B3
 Penyimpanan B3
 Penanganan tumpahan B3
 Penanganan terpapar B3 pada kulit
 Penanganan terpapar B3 pada mata
 Pemasangan simbol dan label B3
 Pembuangan limbah B3

2. Ruang lingkup Sarana Kerja/Tempat Pelaksanaan Panduan Pengelolaan B3 dan


Limbah B3. Ruangan-ruangan antara lain :
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Laboratorium
 Instalasi umum dan Sanitasi

3
BAB III
TATA LAKSANA

Tata Laksana
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah Panduan Pengelolaan Bahan
Berbahaya Dan Beracun (B3) serta Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun meliputi tata
laksana kelola yang terdiri dari fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3,
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3
6. Pemasangan simbol dan label B3
7. Pembuangan limbah B3
8. Pemantauan ,
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
(Lihat SPO masing masing )

 Identifikasi B3
A. Tata laksana mengidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun dengan
melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam daftar atau
golongan B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No. 74 / Tahun 2001, sebagai
berikut:
a. mudah meledak (explosive);
b. pengoksidasi (oxidizing);
c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d. sangat mudah menyala (highly flammable);
e. mudah menyala (flammable);
f. amat sangat beracun (extremely toxic);
g. sangat beracun (highly toxic);
h. beracun (moderately toxic);
i. berbahaya (harmful);
j. korosif (corrosive);
k. bersifat iritasi (irritant);
4
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic);
n. teratogenik (teratogenic);
o. mutagenik (mutagenic).
B. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam
lampiran PP. No. 74 / Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara Identifikasi
dilakukan melalui Uji karakteristik B3 meliputi :
a. mudah meledak;
b. mudah terbakar;
c. bersifat reaktif;
d. beracun;
e. menyebabkan infeksi; dan
f. bersifat korosif.

 Pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yaitu:
a. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun di Instalasi Laboratorium Rumah Sakit
Wijaya Kusuma Lumajang terintegrasi langsung dan dilaksanakan oleh Instalasi
Farmasi.
b. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri alat kesehatan,
reagensia dari suplier resmi.
c. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Pengadaan langsung dilakukan
terhadap pengadaan Reagensia sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengadaan reagensia.

1. Penyimpanan dan Pengemasan B3


A. Tempat Penyimpanan
Hal-hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi penyimpanan
bahan berbahaya dan beracun
a. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana dan di luar
kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang
b. Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal-hal berikut:
 Keamanan Fasilitas

5
 Pencegahan Terhadap Kebakaran
 Pencegahan tumpahan
 Penanggulangan Keadaan Darurat
 Pengujian peralatan; dan
 Pelatihan karyawan.
B. Penyimpanan B3
a. Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh alam dan
linkungan :
 Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
 Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
 Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
b. Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan:
 Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
 Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar tidak
roboh dan rapi
 Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat lewat
 Khusus bahan dalam wadah silinder/tabung gas bertekanan ditempatkan yg
aman, tidak lembab, dan aman dari sumber panas (listrik, api terbuka dll)
c. Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan dan
Keselamatan)
d. Sarana K3 disiapkan dan digunakan
e. Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD
f. Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan
sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kepada atasan.
g. Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbol dan / label B3 (Label isi, safety,
resiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan pertama

C. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala


1. Pewadahan dan penandaan
a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap saluran
dari luar
b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya kemas
isinya

6
c) Wadah harus tertutup dengan kedap/disegel
2. Kondisi ruangan
Bahan & konstruksi bangunan :
a) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)
b) Mempunyai ventilasi secukupnya
c) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah menyala
3. Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik
c) Mencegah kotak langsung dengan B3
d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan

D. Penyimpanan B3 Beracun
1. Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan penandaan B3
yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2. Kondisi ruangan
a) Bahan dan konstruksi bangunan
b) Tahan terhadapB3 yang disimpan
c) Kedap air
d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
e) Tertutup rapat dan dapat dikunci

4. Penggunaan B3
A. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan faktor resiko bahaynya, Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yg berwenang
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja/protap sudah aman dan efektif
5) Kelengkapan administrasi sudah siap (perintah kerja, daftar B3 dll)
B. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP

7
C. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung jawab
dilakukan sebaik-baiknya, laporkan situasi kondisi kerja lebih hal yang tidak aman
D. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja, wadah sisa B3
hingga aman.
E. Lakukan P3K bila ada kecelakaan dan penanganan lebih lanjut

5. Panduan penanganan B3
A. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila terjadi
kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau merasa aman dan
tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil menunggu pertolongan
dokter.
B. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum: pertolongan pertama yang
berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Dampak dan
Resiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran bahan kimia, bahan
kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada petugas , sarana dan lingkungan rumah
sakit
C. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat
menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang disebabkan oleh
suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan
semenjak meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat pekerjaannya,
selama jam kerja, maupun sekembalinya dari tempat kerja menuju rumah
kediamannya melalui jalan yang biasa ditempuh, sedemikian rupa sehingga
karyawan tersebut dalam waktu2x 24jam setelah kejadian kecelakaan itu tidak
dapat melakukan pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguanatau ketidaknormalan
psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau berkurangnya
kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk melakukan aktivitas
dengan cara atau dalam batas – batas yang dianggap normal untuk manusia.

8
5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai akibat dari
perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau mencegah orang itu
untuk melakukan perannya yang normal untuk ukuran orang itu
D. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menanggulangi
terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3.
2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud 4.a. wajib
mengambil langkah-langkah :
a. Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b. Menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
kecelakaan;
c. Melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat
Pemerintah Kabupaten/Kota setempat; dan
d. Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima laporan
tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3
sebagaimana dimaksud wajib segera mengambil langkah-langkah
penanggulangan yang diperlukan.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewajiban setiap orang
yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk:
a. Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat; dan atau
b. Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar; yang
diakibatkan oleh B3.

6. Penanganan tumpahan B3
A. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena dapat
menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan. Kecelakaan yang
ditimbulkan antara lain: keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut, korosif dan
dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan mudah
terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk bahan bahan
mikrobiologi).
B. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :

9
a) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah, sifat
kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan mengetahui
teknik aman penanganannya.
b) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung
mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
c) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman
dilakukan.
d) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
e) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
f) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang
bersifat asam dan
g) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
h) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi
tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur .
i) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air, sabun
detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
j) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material Safety
Data Sheet” (MSDS).
C. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
a) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk
penanganan lebih lanjut
b) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
c) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia.
d) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain
dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan dan Alat
Pelindung Diri (APD) lainnya: masker dan sepatu pelindung)
D. Penanganan terpapar B3 pada kulit
a) Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada Pekerja, Bila
Terkena Kulit dan Rambut
b) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air
terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang
terkontaminasi
c) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (bila
mungkin air mengaliratau air pancuran atau shower), lihat petunjukg ambar

10
d) Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
e) Mempergunakan sarung tangan / baju pelindung untuk melindungi diri dari
kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapabahan kimia yang melepas
uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya)
f) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi Rawat
Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
g) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit

Gambar 1. Petunjuk Gambar membersihkan B3 terpapar pada kulit atau kepala

E. Penanganan terpapar B3 pada mata


Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada Pekerja,
bila Terkena Mata:
1) Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi dengan posisi
kepala menengadah dan miring ke arah mata yang terkontaminasi
2) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan sejumlah
air yang dingin dan bersih selama 15 – 20 menit
3) Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak mengenai mata
sebelahnya
4) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika menyiram di
sekitar kulit, alis dan kelopak mata
5) Memastiakan pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok matanya
6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Instalasi Gawat Darurat bila
memerlukan pertolongan medis lebih jauh
7) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit.

Gambar 2. Petunjuk Gambar Membersihkan Mata dengan air Shower

11
F. Tempat spill kit dan jenis spill kit
MSDS dan Spill Kit harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan mudah segera
diperoleh. Setiap orang harus mengetahui keberadaan MSDS dan Spill Kit. Pastikan
Spill Kit masih terisi lengkap dan dalam kondisi yang baik.
Jenis spill kit yang harus tersedia di rumah sakit :
1) ”Cytotoxic spill kit” terdiri dari :
 Jas Laboratorium (1 buah)
 Sarung tangan (2 pasang)
 Masker penutup wajah (face shields) dan kacamata pelindung
(googles) (@1 buah)
 Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu boot
 Air bersih (1 botol)
 Kantong plastik warna ungu (2 buah)
 Sekop dan pengikis (1 buah)
 Wadah limbah benda tajam (1buah)
 Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3 potong)
 Larutan deterjen
 Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape) untuk mengkarantina daerah
berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows)
2) ”Infectious spill kit” terdiri dari :
 Jas Laboratorium (1 buah)
 Sarung tangan (2 pasang)
 Masker penutup wajah (face shields) dan mata (googles) (@1 buah)
 Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu boot
 Air bersih (1 botol)
 Disinfektan cair ( 1 botol )
 Kantong plastik kuning (2 buah)
 Sekop dan pengikis (1 buah)
 Wadah limbah benda tajam (1 buah)
 Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3 potong)
 Larutan deterjen

12
 Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape) untuk mengkarantina daerah
berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows)
3) ”Chemical spill kit ” terdiri dari :
 Jas Laboratorium (1 buah)
 Sarung tangan (2 pasang)
 Masker penutup wajah (face shield) dan kacamata pelindung (googles)
(@1 buah)
 Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu boot
 Air bersih (1 botol)
 Disinfektan cair ( 1 botol )
 Kantong plastik (2 buah)
 Sekop dan pengikis (1 buah)
 Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3 potong)
 Larutan deterjen
 Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape) untuk mengkarantina daerah
berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows)
”Cytotoxic spill kit” + MSDS obat sitostatika diletakkan di Instalasi Laboratorium.
”Infectious spill kit” diletakkan di ruang laboratorium
”Chemicals spils kit” + MSDS bahan kimia berbahaya diletakkan di ” Instalasi
Laboratorium yang menggunakan Bahan berbahaya dan beracun dan menghasilkan
limbah Bahan berbahaya dan beracun.

7. Pemasangan simbol dan label B3


Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan
pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan
pencegahan yang esensial. pegawai yang bekerja pada pengelolaan B3 biasanya
belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya,
demikian pula para pengguna di ruaangan dari barang tersebut, dalam hal inilah
pemberian label dan tanda menjadi sangat penting.
Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat penting
dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap
sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya
masih tetap diperlukan.

13
Pengertiaan yang berkaitan dengan simbol B3 :
a) Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3
adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya.
b) Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
c) Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan
jenis B3.
d) Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan
dilengkapi penutup.
e) Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain
yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.

Panduan Umum pemasangan Simbol


a) Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan klasifikasinya dan
label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
b) Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib
diberi simbol B3.
c) Bentuk dasar, ukuran dan bahan

Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3yang terdiri :


1. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable),
sebagaimana gambar

14
Gambar 6 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol
berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya danterbakar karena
kontak dengan udara pada temperatureambien;
b. Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengansumber nyala
api;
c. Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
d. Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang
berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara
lembab;
e. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0°C dan titik
didih lebih rendah atau sama dengan 35°C;
f. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0°C –21°C;
g. Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24%volume dan/atau
pada titik nyala (flash point) tidak lebihdari 60°C (140°F) akan
menyala apabila terjadi kontakdengan api, percikan api atau sumber
nyala lain padatekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya
dapatdilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
2. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic),sebagaimana
gambar

Gambar 7 : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)

15
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar tengkorak dan tulang bersilang Simbol ini menunjukkan suatu
bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan


atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh
melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat
racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat
beracun dan beracun); dan/atau
b. Sifat bahaya toksisitas akut.
3. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant),sebagaimana
gambar

Gambar 9 : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant),


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar tanda seru berwarna hitam.

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai


berikut:

a. Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung


dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat
menyebabkan iritasi atau peradangan;
b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan
tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau
pusing;

16
c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada
kulit; dan/atau
d. Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapatmenyebabkan
iritasi serius pada mata

4. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana


gambar

Gambar 10 : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol


terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif.Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;


b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng bajaSAE
1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan
temperatur pengujian 55oC; dan/atau
c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat
asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang
bersifat basa.
d) Ketentuan pemasangan simbol
Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan
baik pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan
terhadap air dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;

17
a. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik
bahan yang dikemasnya atau diwadahinya;
b. Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidakterhalang leh
kemasan lain dan mudah dilihat;
c. Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan
simbol lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari
sisa-sisa bahan berbahaya danberacun; dan
d. Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan
kembali untuk mengemas B3 harus diberi label “KOSONG”
3) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan
baik pada tempat penyimpanan
b) kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol juga
terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia
yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau
plat logam);
c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpanan kemasan B3
yang tidak terhalang
d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3

e) Ketentuan pemasangan Label


Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara
ainklasifikasi dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut
dilakukaninformasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas
B3.Label harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak,
dantidak mudah terlepas dari kemasannya.

a) Bentuk, warna dan ukuran.


Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan
dengan kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah
panjang : lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta
garis tepi berwarna hitam, sebagaimana gambar

18
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib
dicantumkan informasi

Nama B3/Nama Dagang


Nama B3
Komposisi
No CAS/No UN)
Produsen
Informasi Tindakan Penanganan
Keterangan Tambahan Kata Peringatan

Identitas Pemasok Pernyataan Bahaya :


Klasifikasi B3
Fisik, Kesehatan dan Lingkungan

Gambar 11. Label B3

19
b) Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib
dicantumkan informasi minimal sebagai berikut :

No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian


1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan
Komposisi, No.CAS/No kimia.
UN; Komposisi atau formulasi bahan
Produsen kimia.
Informasi lengkap mengenai
penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau


“awas” sesuai dengan tingkat
Resiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih
- klasifikasi B3. detil sesuai dengan klasifikasi B3.
- fisik, kesehatan, Misal: sangat mudah menyala,
lingkungan. sangat beracun, karsinogenik, dan
lain-lain.
5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan kecelakaan
dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai
Pemasok

20
c) Pemasangan label B3.
Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan
harus terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada
wadah yang akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar.
Contoh pemasangan simbol dan label pada kemasan/wadah,
sebagaimana gambar

Simbol

Label

Gambar 12. Kemasan B3 dengan symbol dan label

8. Pembuangan limbah B3
Limbah B3 yang terdapat didalam TPS LB3 RS WIJAYA KUSUMA
dikirim ke pihak ketiga yang telah mendapat ijin untuk melakukan
pengolahan limbah B3 dari KLH.
Dalam penanganan residu abu pasca pembakaran residu abu dimasukkan
kedalam drum kemudian dilakukan solidifikasi dimana dilakukan pengecoran
dengan spesi semen dan pasir.
Panduan tentang pembuangan limbah B3 :
a. Semua wadah/kemasan B3 dimasukkan kantong kresek warna ungu
b. Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yg sesuai.

21
BAB IV
DOKUMENTASI

Rencana Kegiatan Berdasarkan Data Pemakaian

TRIWULAN
No PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4

01 PELAYANAN a. Perencanaan Bahan berbahaya dan


√ √ √ √
beracun
b. Pengadaan Bahan berbahaya dan
√ √ √ √
beracun
c. Penerimaan Bahan berbahaya dan
√ √ √ √
beracun
d. Penyimpanan Bahan berbahaya dan
√ √ √ √
beracun
e. Penggunaan Bahan berbahaya dan √ √ √ √
beracun
f. Pembuangan dan pemusnahan
Bahan berbahaya dan beracun serta √ √
limbahnya

02 SDM a. Pelatihan pemahaman dan


pengelolaan Bahan berbahaya dan √
beracun
b. Pelatihan pertolongan pertama
apabila terpapar Bahan berbahaya √
dan beracun
c. Pelatihan penggunaan Spil Kit √

03 PERALATAN a. Perencanaan dan pengadaan APD √ √ √ √


b. Perencanaan dan pengadaan Spil √ √ √
Kit
c. Lemari tempat penyimpanan Bahan √ √ √
berbahaya dan beracun
d. Label dan Simbol Bahan berbahaya √ √ √ √
dan beracun dan limbahnya

22
DAFTAR LOKASI B3 DI RUMAH SAKIT WIJAYA KUSUMA

NO LOKASI B3 KANDUNGAN SIMBOL KETERANGAN


1 Instalasi Alkohol sangat mudah
laboratorium, menyala

2 Instalasi Formalin Mengiritasi mata,


Laboratorium kulit, pencernaan.
Korosif bagi mata
dan kulit.
Karsinogenik

3 Laboratorium pengharum sangat mudah


ruangan menyala
dalam botol
kaleng

23
NO LOKASI B3 KANDUNGAN SIMBOL KETERANGAN
4 Laboratorium Klorin Korosif dan
beracun bagi
kehidupan dalam
air untuk efek
yang lama

5 Laboratorium Baygon Mudah menyala

6 Laboratorium Reagen Sodium hidroxide, asam pikrat Mengiritasi mata,


Creatinin kulit, pencernaan
dan pernapasan

7 Laboratorium Reagen phenol, 4aminoantipirid Irritant


Cholesterol

24
NO LOKASI B3 KANDUNGAN SIMBOL KETERANGAN
8 Laboratorium Larutan Kalium Ferisianida,kalium irritant, beracun
Drabkins dihidrogen fosfat, detergent pada kehidupan di
air dalam waktu
yang lama

9 Laboratorium Stromaliser Sodium chloride Irritant

10 Laboratorium Ceel pack Sodium chlorid, sodium Irritant, korosif


tetraborate, EDTA bagi mata dan
kulit

25

Anda mungkin juga menyukai