Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Jum'at

aGAR KITA MENDAPAT KEMENANGAN


I MARWAH ATMADJA

dalam surat Al-Hajj (22) ayat 77 sengaja mengutip ayat ke-77 surat
yang artinya: “Hai orang-orang Al-Hajj di depan dikarenakan saat
yang beriman, rukuklah kamu, ini banyak di antara kita yang
sujudlah kamu, sembahlah merasa cukup dengan ibadah
Tuhanmu dan berbuatlah yang bersifat hablun minalllah.
kebajikan, supaya kamu Seperti, dzikir, shalat, puasa, dan
mendapat kemenangan”. juga haji. Sayangnya, semua itu
Dalam ayat itu, kita hanya terhenti di wujud
diperintahkan untuk menyembah lahiriahnya semata. Terhenti pada
Allah dengan cara menjalankan rukuk dan sujudunya, tidak
shalat yang di dalamnya ada berlanjut pada amal sosial yang
gerakan rukuk dan gerakan sujud. lebih nyata.
Namun, tidak hanya itu, kita juga Banyak di antara kita yang
diperintahkan untuk berbuat langsung muntah mana kala
kebaikan “fi’lun khairun”. Yang diberitahu kalau daging yang baru
berarti, semua hal yang baik. Ini saja kita makan adalah daging
berarti, kita tidak cukup hanya babi. Namun, hanya sedikit di
menyembah Allah dengan antara kita yang mempertanyakan
menjalankan rukuk dan sujud saja. apakah uang yang kita terima
Jamaah Jum’at yang dirahmati Tetapi, juga masih diperintahkan setiap hari itu adalah uang yang
Allah. untuk beramal nyata ikut menata seratus persen halal dalam arti
Kewajiban manusia yang batu-bata kebaikan dalam tidak ada hak orang lain yang
merasa beriman adalah bersyukur bangunan kehidupan ini. masuk ke dalam kantung kita.
kepada Allah. Karena Dialah yang Dengan kata lain, kita akan Baik yang sengaja kita rampas
telah menundukkan semua isi mendapat kemenangan atau tidak sengaja terampas. Hati
alam untuk melayani manusia. (almuflikhun) di kehidupan ini juga tidak tergerak manakala ada
Sebagai makhluk yang tahu diri apabila kita senantiasa menjaga orang miskin yang kelaparan.
sungguh tidak ada alasan bagi kita diri dengan senantiasa shalih Oleh karena itu, banyak yang
untuk tidak memanjatkan syukur secara individual dengan terus menyebut negeri kita ini sebagai
kepada-Nya. Kiranya tidak ada menjaga shalat kita, maupun negeri yang aneh, penuh hal yang
salahnya, kalau selaku khatib saya shalih secara sosial dengan terus tidak sambung. Setiap hari Jum’at
mengingatkan semua yang hadir menjalankan kebaikan. Hubungan seluruh masjid penuh, termasuk
di sini untuk kembali mensyukuri baik kita dengan Allah (Hablun masjid di kantor-kantor
semua anugerah Allah SwT. minallah) harus terus diimbangi Pemerintah. Setiap tahun, antrian
Karena pada kenyataanya, hanya dengan hubungan baik kita jamaah haji yang mendaftar dan
sedikit manusia yang mau dengan sesama manusia, (hablun masuk daftar tunggu juga
bersyukur. Semoga kita termasuk minannas). Kedua hal itu, harus semakin panjang dan lama.
dalam golongan yang sedikit itu. dijalankan secara bersamaan tanpa Namun korupsi dan
ada yang dikesampingkan. penyalahgunaan wewenang terus
Jamaah Jum’at yang dikasihi saja terjadi di negeri ini.
Allah. Jamaah jum’at yang dirahmati Kebohongan dan kemunafikan
Pada awal khutbah, bersama- Allah. terus saja dipertontonkan setiap
sama kita dengarkan Firman Allah Dalam kesempatan ini, khatib hari.
SUARA MUHAMMADIYAH 17 / 97 | 1 - 15 SEPTEMBER 2012 31
Khutbah Jum'at
Dari level kantor kelurahan kewajibannya hanya satu kali. Jamaah Jum’at yang dikasihi
sampai istana kepresidenan selalu Allah.
diselipi oknum korup yang Di dalam banyak ayat Al-
merugikan rakyat. Qur’an sering kita jumpai kata
iman selalu diikuti dengan amal
Jamaah Jum’at yang dirahmati shalih, kata shalat juga banyak
Allah. diiringi kata tunaikan zakat. Ini
Kita masih harus bersyukur di semua menyiratkan, bahwa
bulan Ramadlan yang baru lalu hubungan baik kita dengan Allah
aneka kegiatan ibadah kita telah Khutbah Kedua harus selalu diimbangi dengan
meningkat secara luar biasa. Yang hubungan baik kita dengan
tidak biasa berpuasa telah sesama. Bukankah di akhir
berpuasa, yang tidak biasa shalat gerakan shalat ditutup dengan
malam sudah shalat malam, yang kalimat salam dan menggerakkan
pelit luar biasa sudah bisa kepala menoleh ke kiri dan ke
berinfak. Paling tidak, sudah kanan? Itu artinya, kita harus
membayar zakat fitrahnya. menengok dan menyapa yang ada
Dalam surat Al-Ankabut (29) di sekitar kita.•
ayat 45 Allah berfirman:

"Bacalah apa yang telah


diwahyukan kepadamu. Yaitu, Al-
Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah Jamaah Jum’at yang berbahagia
shalat. Sesungguhnya, shalat itu dan dimuliakan Allah.
mencegah dari (perbuatan- Islam tidak mengenal istilah
perbuatan) keji dan munkar." “spiritual laundering” atau
pencucian dosa dengan ibadah
Jamaah Jum’at yang dimuliakan mahdhah. Seorang yang berpuluh
Allah. kali merampas hak orang lain
Kita yang baru saja berpuasa tidak dapat diputihkan dosanya
dan menunaikan zakat, apakah hanya dengan berpuluh kali naik
kita menjalankan keduanya itu haji. Logika, setiap kejahatan
hanya sekedar menggugurkan dihitung sama. Tetapi, kebaikan
kewajiban atau ada penghayatan dihitung berlipat tujuh ratus kali.
lebih mendalam, kita harus peduli Tidak dapat diterapkan dalam
dan juga berbagi pada sesama? perniagaan kejahatan dan kebaikan
Hanya diri kita sendiri yang dengan Allah. Orang yang korupsi
mampu menjawabnya. sepuluh milyar dan yang satu
Di dalam haji dan umrah kita milyar disumbangkan untuk
juga bisa melihat hal yang sama. membangun masjid, tidak berarti I Marwah Atmadja, Mantan
Banyak di antara kita yang ingin dia telah melunasi kejahatannya, Ketua PW PM DIY, Murid
terus mengulang dan apalagi merasa untung dalam Generasi I Padepokan Sumbu
mengulanginya lagi. Padahal, neraca Allah. Panguripan Gunung Kidul.

32 SUARA MUHAMMADIYAH 17 / 97 | 14 - 28 SYAWAL 1433 H


Khutbah Jum'at
di balik ajaran agama
ISTIQLAL AMIRUDDIN

“Rasuulullah saw bersabda:


“Islam dibina atas lima perkara:
“Pengakuan (syahadat) bahwa
tdak ada Tuhan selain Allah, dan
Muhammad hamba-Nya dan
Rasul-Nya, Mendirikan shalat; Dari Jabir ra: “Telah berkata
Membayar Zakat, Haji ke Bait; Rasulullah saw: Batas antara
Puasa Ramadlan.” seorang lelaki dan kekufurannya
Kalau kita renungkan Hadits adalah meninggalkan shalat.”
yang saya nukil diatas, maka Dan shalat yang tegak di atas
syahadatain adalah simpul fondasi keimanan adalah seperti
keimanan yang tertanam dalam yang dijelaskan dalam firman
hati kita yang menumbuhkan Allah SwT dalam surah Al-
keyakinan di dalamnya. Sehingga Ankabut 45:
dari sana muncul semangat untuk
beramal sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Allah SwT dan
disunnahkan oleh Rasuulullah
saw. Dan ini merupakan fondasi “…Sesungguhnya, shalat itu
Hadirin sidang Jum’at dimana sendi-sendi lainnya akan mencegah dari (perbuatan-
rahimakumullah. dibangun. perbuatan) keji dan munkar…”
Marilah kita bersama-sama Oleh sebab penegakan shalat
meningkatkan keimanan dan Ma’aasyiral jama’ah dan pencegahan perbuatan fahsya
ketakwaan kita kepada Allah SwT rahimakumullah. dan munkar adalah dua perbuatan
dengan berupaya Dengan fondasi syahadatain yang menimbulkan gerak
menyempurnakan amal-amal kita yang mantap ini, maka seseorang reciprocal. Yakni, gerak timbal-
sesuai dengan apa yang telah akan berupaya untuk menegakkan balik yang secara otomatis akan
dituntunkan oleh syariat agama sendi yang selanjutnya. Yakni menimbulkan daya dorong yang
kita. Perwujudan keimanan dan shalat. Karena sadar bahwa shalat semakin hebat dari dalam diri
ketakwaan pada hakekatnya adalah adalah suatu kuwajiban bagi pelakunya. Maka, dia akan
pengamalan syariat Islam dalam seorang Mukmin sebagaimana menjadi tanggap terhadap kondisi
kehidupan kita, dan sendi-sendi dijelaskan oleh ayat berikut: lingkungan dan menyumbangkan
Islam atau azas Islam tercermin nilai yang positif dalam
dalam Hadits yang berikut: pembangunan masyarakatnya.

Ma'asyiral muslimin
“Sesungguhnya shalat bagi rahimakumullah.
orang Mukmin, adalah kewajiban Landasan yang kuat yang telah
yang sudah ditetapkan waktu- mendorong orang untuk
waktunya..” (An-Nisaa': 103) senantiasa ingat akan Rabb-nya
dengan menegakkan shalat itu.
Dan mengingat Hadits Nabi Selanjutnya, ketika dia
saw: mendapatkan kemurahan rizki,
SUARA MUHAMMADIYAH 17 / 97 | 1 - 15 SEPTEMBER 2012 33
Khutbah Jum'at
maka ia akan bersyukur. Dan dalam Hadits lain yang Kita paham, agama Islam
sebagai implementasi rasa menjelaskan tentang rukun Islam adalah tuntunan yang sempurna,
syukurnya, dia akan tergerak disebutkan haji sebagai rukun meliputi tuntunan bagi amalan
untuk menunaikan zakat, infak yang kelima. Hal ini sesuai karena lahir dan batin, rasa-karsa, cipta
atau shadakah seperti yang dalam haji diperlukan persiapan. dan karya bagi maslahat fidduniya
dilukiskan dalam Al-Baqarah 3: Sehingga seseorang menjadi ber- wal akhirat. Kita yang lemah ini,
istito’ah atau mampu sering tidak paham atau terkadang
mengadakan perjalanan haji ragu, sehingga tak jarang kita
sebagaimana ayat: berbuat sesat dan salah.
Menyadari ini semua, maka
“(yaitu) mereka yang beriman sepatutnya kita senantiasa
kepada yang ghaib, yang memohon petunjuk dan ampunan
mendirikan shalat dan dari Allah SwT agar keselamatan
menafkahkan sebagian rizki yang “...Dan bagi Allah, wajib atas menyertai perjalanan kehidupan
Kami anugerahkan kepada manusia berhaji ke bait (Allah) kita ilal akhirah.•
mereka.” bagi orang yang mampu
Apabila seseorang dalam mengadakan perjalanan
hidupnya, manakala mendapatkan kepadanya...” (Ali-Imran: 97)
kemurahan rizki dari Allah SwT Jadi, jelaslah bahwa
suka berinfak atau shadakah mengamalkan syariat Islam adalah
kepada dzawil qurba, kepada beramal yang membawa rahmat
anak-anak yatim, kepada fukara pada seluruh alam.
wal masakiin pastilah orang ini
mempunyai kepedulian yang
sangat tinggi terhadap
lingkungannya, dan sikap ini
adalah pertanda dia adalah
seorang Mukmin yang sejati:

Khutbah 2

“Rasulullah saw bersabda: “


Ada dua tabiat yang tidak dapat
bersatu dalam diri orang yang
beriman. Yang pertama adalah
bakhil, dan yang kedua adalah
akhlak yang buruk.” (Hadits
riwayat Tirmidzi )

Sidang Jum’at rahimakumullah.


Dalam Hadits yang saya nukil
terdahulu, disebutkan menunaikan
haji sebagai salah satu bina Islam
pada urutan kempat. Baru yang Hadirin sidang Jum’at Istiqlal Amiruddin, Ketua
kelimanya adalah shiyam, adapun rahimakumullah. PCM Kutowinangun
34 SUARA MUHAMMADIYAH 17 / 97 | 14 - 28 SYAWAL 1433 H

Anda mungkin juga menyukai