Anda di halaman 1dari 23

KARAKTERISTIK

PERMINTAAN (DEMAND)
DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
Oleh:
dr.Yohana Rusmeita Sari
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT UNIV BRAWIJAYA
 Mengapa orang ingin sehat ?

 Bagaimana orang ingin sehat ?

Pendahuluan  Faktor apa yang menentukan permintaan (demand)


seseorang untuk menjadi sehat?
Konsep Produksi Sehat

Input Fungsi produksi Hasil

“Kesehatan adalah modal


- Lingkungan hidup - Pendidikan
untuk hidup produktif Hari-hari
- Gaya hidup - Pendapatan hidup sehat
dan melanjutkan
- Olahraga
keturunan “ - Genetik
- Makanan
- Pelayanan
kesehatan
Demand pelayanan
kesehatan :
barang atau jasa yang benar-
benar dibeli (realisasi
penggunaan) oleh pasien, yang
dalam keputusannya
dipengaruhi oleh pemdapat
medis dari dokter, dan beberapa
faktor lain.
Permintaan kesehatan tiap individu bervariatif, antara lain:
1. Jenis kelamin
2. Usia
Faktor 3. Pendidikan

penentu 4. Penghasilan masyarakat


5. Penilaian status kesehatan
Demand 6. Tersedianya fasilitas kesehatan
7. Tarif pelayanan
kesehatan 8. Asuransi/Jaminan kesehatan
9. Selera pasien
 Wanita cenderung lebih mengkhawatirkan
kesehatan.
 Terkait perannya dalam rumah tangga →
1. Jenis kondisi sakit dapat mengganggu kehidupan
kelamin keluarga sehari-hari
 Pria mayoritas lebih menganggap ringan
mengenai kondisi kesehatan → terkait peran
dan fungsi sebagai tulang punggung keluarga
▪ Demand kesehatan meningkat pada usia – usia ekstrem

▪ Pada usia lanjut → resiko penyakit degenerative mulai


meningkat. Kebutuhan pelayanan kesehatan yang
2. Usia
bersifat preventif, kuratif, rehabilitative me>>>

▪ Pada usia bayi/anak2 → kekebalan tubuh belum


sempurna, kekhawatiran orang tua lebih dominan
 Latar belakang pendidikan yang tinggi
mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang ,
untuk memperoleh kondisi kesehatan yang
lebih baik.
3. Pendidikan
 Sesuai teori H.L Blum : bahwa kognitif akan
mempengaruhi afek (sikap) sesorang, dan afek
akan berpengaruh terhadap psikomotor
(perilaku)
▪Secara umum, penghasilan masyarakat
yang mencukupi/meningkat akan

4. Penghasilan menurunkan faktor hambatan terkait


Masyarakat tarif kesehatan

▪Dengan penghasilan meningkat , demand


terhadap kesehatan juga meningkat
 Persepsi orang menilai status kesehatan berbeda- beda

 Sebagian sadar dan perhatian akan status kesehatannya,


5. Penilaian status
kesehatan sementara sebagian yang lain tidak

 Persepsi sehat dipengaruhi oleh kepercayaan, norma dan


budaya yang dianut masyarakat setempat
 Ketersediaan fasilitas kesehatan akan meningkatkan demand
6. Tersedianya terhadap pelayanan kesehatan
fasilitas kesehatan  Masyarakat memiliki banyak pilihan untuk mendapat fasilitas
kesehatan
▪ Hubungan tarif pelayanan kesehatan dengan demand adalah negative

▪ Semakin tinggi tarif, makan demand akan semakin rendah


7. Tarif pelayanan
▪ Bagaimana pada pasien yang tidak memiliki pilihan ?

Faktor tarif dapat saja tidak mempengaruhi

Contoh (harus dilakukan operasi akibat kecelakaan) → beban materi


▪ Hubungan asuransi/jaminan kesehatan dengan demand bersifat
positif
8. Asuransi/ jaminan ▪ Asuransi kesehatan mengurangi faktor tarif sebagai hambatan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
▪ Keberadaan asuransi/jaminan kesehatan : berpotensi moral hazard
▪ Pasien hanya meminta pelayanan kesehatan yang terkait dengan
aspek fisik
▪ Pasien tidak dapat leluasa memilih tindakan medis karena
memerlukan advis dokter .

9. Selera pasien ▪ Namun pasien dapat memilih akan kah memenuhi kebutuhan
kesehatan dengan jalur medis atau alternative
▪ Semenjak dilakukan sistem rujukan berjenjang, pasien tidak lagi
dapat memenuhi setiap keinginannya untuk memilih fasyankes
yang dituju. Karena telah ditentukan berdasarkan zonasi oleh
BPJS
“Demand
kesehatan,
sebagai cikal
bakal JKN”
Masyarakat cenderung menanggulangi sendiri penyakit yang ringan
atau pengobatan rutin penyakit kronis setelah sebelumnya
mendapat perawatan dari tenaga kesehatan.
Hal ini dimotivasi oleh :
a. Segi praktis (tidak perlu mengantri)
b. Biaya pengobatan dan jasa medis tidak terjangkau
c. Jarak menuju fasyankes yang jauh
Dengan asumsi

“ Bila harga pelayanan kesehatan dari tenaga medis profesional


dapat terjangkau, maka masyarakat akan memilih
menggunakan tenaga medis dalam memenuhi kebutuhan akan
pengobatan”
Tujuan meningkatkan
demand (realisasi
penggunaan) terhadap
pelayanan
kesehatan khususnya
pemakaian tenaga medis
profesional
Sebelum?

Sesudah?
Indikator Kesehatan (BPS, 2017)
NO INDIKATOR KESEHATAN 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan sebulan yang lalu 29.31 28.59 27.70 29,22 30,35 28,53 28,62

2 Persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan 81.25 83.36 85.31 87,09 91,51 92,6 93,25

3 Persentase Balita yang pernah mendapat imunisasi BCG 94.85 92.89 93.09 95,44 89,21 90 89,11

4 Persentase Balita yang pernah mendapat imunisasi DPT 89.07 90.02 90.25 93,99 83,48 84,8 83,77

5 Persentase Balita yang pernah mendapat imunisasi Polio 89.34 90.26 90.17 90,71 89 90,54 88,83

6 Persentase Balita yang pernah mendapat imunisasi Campak 76.88 77.95 77.93 80,06 71,63 72,75 70,67

7 Persentase penduduk yang mengobati sendiri 66.82 67.71 63.10 61,05 n.a 63,77 69,43

8 Persentase penduduk yang berobat jalan sebulan yang lalu 45.80 45.14 48.83 49,29 55,96 56,27 46,32

9 Persentase penduduk yang rawat inap setahun terkahir 2.10 1.89 2.30 2,5 3,61 3,74 4,19
Kepemilikan asuransi
 Peningkatan % persalinan oleh nakes
 Peningkatan % penduduk yang berobat jalan
BPJS Kesehatan
 Peningkatan % penduduk yang rawat inap semenjak 2014

• % imunisasi dasar balita tidak


mengalami perubahan 1. Program nasional
signifikan 2. BPJS = Non BPJS
Jumlah FaskesTahun 2013 dan 2014
SEBELUM SESUDAH
NO ASPEK SEBELUM UHC SETELAH UHC
1 Memilih fasilitas layanan kesehatan Bebas Sesuai FKTP di KIS
2 Memilih obat-obatan Bebas Sesuai FORNAS
3 Pemeriksaan penunjang Tidak relevan Sesuai indikasi
4 Kelas perawatan RS Bebas sesuai keinginan pasien Hanya naik 1 tingkat
5 Memilih RS rujukan Bebas Sesuai zona (Pcare)

Anda mungkin juga menyukai