respons tertentu apabila stimulus itu R ini sendiri terdiri dari beberapa unsur,
bahwa hasil eksperimennya itu juga dapat c. Respons (reaksi); peserta didik akan
Implikasi hasil eksperimen tersebut pada yang diterimanya dengan jalan melakukan
membentuk asosiasi antara stimulus dan diberikan kepada peserta didik supaya
ada rasa kegemberiaan dan tergerak
untuk memberikan respons ulang suatu proses yang bersifak mekanik dan
(Muhaimin, 2002: 196). otomatik tanpa membicarakan apa yang
Diantara keyakinan prinsipal yang terjadi dalam diri peserta didik selama
terdapat dalam teori behavioristik adalah dalam proses belajar (Muhaimin, 2002:
setiap anak manusia lahir tanpa warisan 197).
kecerdasan, warisan bakat, warisan Beberapa teori yang termasuk
perasaan, dan warisan abstrak lainnya. kategori aliran behaviorisme adalah
Semua kecakapan, kecerdasan, dan koneksionisme, pembiasaan klasik
bahkan perasaan baru timbul setelah (classical conditioning), pembiasaan
manusia melakukan kontak dengan alam perilaku respons (operant conditioning).
sekitar, terutama alam pendidikan. Artinya, 1) Koneksionisme
seorang individu manusia bisa pintar,
terampil, dan berperasaan hanya
bergantung pada bagaimana individu itu
dididik.
Keyakinan prinsipal lainnya yang
dianut oleh para behavioris adalah
peranan refleks, yakni reaksi jasmaniah
yang dianggap tidak memerlukan Tokoh paling terkenal dari teori
kesadaran mental. Apapun yang dilakukan koneksionisme adalah Edward Lee
oleh manusia, termasuk kegiatan belajar Thorndike. Koneksionisme merupakan
adalah kegiatan refleks belaka, yaitu teori paling awal dari rumpun
reaksi manusia atas rangsangan- behaviorisme. Menurut teori ini tingkah
rangsangan yang ada. Refleks-refleks ini laku manusia tidak lain dari suatu
jika dilatih akan menjadi keterampilan- hubungan antara stimulus-respons.
keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan Belajar adalah pembentukan hubungan
yang dikuasai manusia. Jadi, peristiwa stimulus respons sebanyak-banyaknya.
belajar seorang peserta didik menurut Siapa yang menguasai hubungan
para behavioris adalah peristiwa melatih stimulus-respons sebanyak-banyaknya
refleks-refleks sedemikian rupa sehingga ialah orang yang pandai atau yang
menjadi kebiasaan (Syah, 1999: 112). Hal berhasil dalam belajar. Pembentukan
ini berarti proses belajar menurut hubungan stimulus-respons ini dilakukan
behaviorisme lebih dianggap sebagai
melalui ulangan-ulangan (Sukmadinata, 2) Teori Pembiasaan Klasik (Classical
2007: 168). Conditioning)
Secara garis besar, teori Teori pembiasaan klasik (classical
koneksionisme Thorndike dapat dijelaskan conditioning) ini berkembang berdasarkan
dengan satu kesimpulan bahwa “belajar” hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan
dapat terjadi dengan dibentuknya Pavlov (1849-1936) sebagaimana telah
hubungan, atau ikatan, atau asosiasi, atau diuraikan di awal. Seperti halnya dengan
koneksi netral yang kuat antara stimulus Thorndike, Pavlov dan Watson yang
dan respons. Untuk dapat mencapai menjadi tokoh teori ini juga percaya
hubungan antara stimulus dan respons ini, bahwa belajar pada hewan memiliki
perlu adanya kemampuan untuk memilih prinsip yang sama dengan manusia.
respons yang tepat, serta melalui usaha- Belajar atau pembentukan perilaku perlu
usaha atau percobaan-percobaan (trials) dibantu dengan kondisi tertentu (Sanjaya,
dan kegagalan-kegagalan (errors) terlebih 2006: 115).
dahulu. Berdasarkan hal ini, Thorndike Berdasarkan eksperimen dengan
mengutarakan bila bentuk paling dasar menggunakan anjing, Pavlov
dari belajar adalah trial and error menyimpulkan bahwa untuk
learning atau selecting-connecting membentuk tingkah laku tertentu harus
learning dan berlangsung menurut hukum- dilakukan secara berulang-ulang
hukum tertentu (Roziqin, 2007: 64). dengan melakukan pengkondisian
Berkaitan dengan prinsip atau tertentu. Pengkondisian itu adalah
hukum dalam belajar, Thorndike dengan melakukan semacam
mengemukakan tiga prinsip atau hukum. pancingan dengan sesuatu yang dapat
Pertama, law of readness, belajar akan menumbuhkan tingkah laku itu
berhasil apabila individu memiliki kesiapan (Sanjaya, 2006: 116). Hal ini
untuk melakukan perbuatan tersebut. dikarenakan classical conditioning adalah
Kedua, law of exercise, belajar akan sebuah prosedur penciptaan refleks baru
berhasil apabila banyak latihan, ulangan. dengan cara mendatangkan stimulus
Ketiga, law of effect, belajar akan sebelum terjadinya refleks tersebut (Syah,
bersemangat apabila mengetahui dan 1999: 106).
mendapatkan hasil yang lebih baik Teori ini disebut classical karena
(Sukmadinata, 2007: 169). yang mengawali nama teori ini untuk
menghargai karya Ivan Pavlov yang paling
pertama di bidang conditioning(upaya bagaimana perilaku yang ada
pembiasaan) serta untuk membedakan dipasangkan dengan rangsangan atau
dari teori conditioning lainnya (Djaali, stimulus baru, tetapi tidak menjelaskan
2007: 85). bagaimana perilaku operant baru dicapai
3) Teori Pembiasaan Perilaku Respons (Baharuddin & Wahyuni, 2007: 67).
(Operant Conditioning) Operant adalah sejumlah perilaku
atau respons yang membawa efek yang
sama terhadap lingkungan yang dekat.
Tidak seperti dalam respondent
conditioning (yang responsnya
didatangkan oleh stimulus tertentu),
respons dalam operant conditioning terjadi
Teori pembiasaan perilaku respons
tanpa didahului oleh stimulus, melainkan
(operant conditioning) ini merupakan teori
oleh efek yang ditimbulkan
belajar yang berusia paling muda dan
oleh reinforcer (perangsang/hadiah).
masih sangat berpengaruh di kalangan
Reinforcer ini sendiri
ahli psikogi belajar masa kini. Penciptanya
seseungguhnya adalah stimulus yang
bernama Burrhus Frederic Skinner (Syah,
meningkatkan kemungkinan timbulnya
1999:109).
sejumlah respons tertentu, namun tidak
Skinner memulai penemuan teori
sengaja diadakan sebagai pasangan
belajarnya dengan kepercayaannya
stimulus lainnya seperti dalamclassical
bahwa prinsip-prinsip kondisioning klasik
conditioning (Syah, 1999: 109). Misalnya,
hanya sebagian kecil dari perilaku yang
jika seseorang telah belajar melakukan
bisa dipelajari. Banyak perilaku manusia
sesuatu lalu mendapat hadiah
adalah operant, bukan responden.
sebagai reinforcer, maka ia akan menjadi
Kondisioning klasik hanya menjelaskan
lebih giat dalam belajar.