Regulasi Komunikasi Antar PPA
Regulasi Komunikasi Antar PPA
EFEKTIF
Jl. Tanjung Sari No. 481 Tiuh Balak Pasar Kec. Baradatu Kab. Way Kanan
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
DI RUMAH SAKIT UMUM BUNDA
MEMUTUSKAN:
KESATU : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Bunda Tentang Pemberlakuan Panduan
Komunikasi Efektif Di Rumah Sakit Umum Bunda;
Panduan Pelaksanaan Komunikasi Efektif antar PPA | Rumah Sakit Bunda iii
Lampiran I : Direktur Rumah Sakit Bunda
Nomor : 013 / RS-B / KEP / DIR / VI / 2018
Tanggal : 30 Juni 2018
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya,
kami dapat menyusun Panduan Komunikasi Efektif dengan lancar.
Adapun maksud penyusunan Panduan Komunikasi Efektif ini untuk memenuhi syarat
Akreditasi. Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada seluruh karyawan Rumah Sakit
Bunda dalam pembuatan Panduan Komunikasi Efektif ini, serta semua pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan Panduan Komunikasi Efektif ini yang tidak bisa kami sebutkan
satupersatu.
Harapan kami bahwa Panduan Komunikasi Efektif ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah Mutu di Rumah Sakit Bunda Way Kanan.
Kami menyadari bahwa Panduan Panduan Komunikasi Efektif ini masih jauh dari sempurna
dengan keterbatasan yang kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami terima dengan
tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan Panduan Pelaksanaan Identifikasi Pasien ini.
BAB I
DEFINISI
A. Pengertian Komunikasi Efektif ........................................................................................ 1
B. Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Ruang Lingkup ................................................................................................................. 2
B. Prinsip............................................................................................................................... 2
BAB III
TATA LAKSANA
A. Jenis Komunikasi ............................................................................................................. 3
B. Komunikasi Efektif Perawat Dan Pasien ........................................................................ 5
C. Komunikasi Efektif Dokter Dan Pasien ........................................................................... 8
D. Komunikasi Efektif Antar Pemberi Pelayanan ................................................................ 13
E. Komunikasi Asuhanan Dan Edukasi ................................................................................ 14
F. Komunikasi Edukasi Pasien Dan Keluarga Pasien .......................................................... 16
LAMPIRAN
Panduan Pelaksanaan Komunikasi Efektif antar PPA | Rumah Sakit Bunda vii
Lampiran II : Direktur Rumah Sakit Bunda
Nomor : 013 / RS-B / KEP / DIR / VI / 2018
Tanggal : 30 Juni 2018
BAB I
DEFINISI
B. TUJUAN
Secara umum tujuan penyusiman pedoman komunikasi efektif ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan dan pedoman bagi petugas, perawat dan dokter tnengenai
cam berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya.
2. Agar petugas, perawat dan dokter dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan
pasien dan keluarganya.
3. Menghindarkan kesalah pahaman yang bisa menimbulkan dugaan malpraktik.
BAB II
RUANG LINGKUP
A. RUANG LINGKUP
1. Panduan komunikasi efektif ini diterapkan kepada :
a. Antar pemberi pelayanan saat memberikan perintah lisan atau melalui telepon
b. Petugas laboratorium saat membacakan basil laboratoruim secara lisan atau melalui
telepon
c. Petugas informasi sant meniberikan informasi pelayanan rumah sakit kepada
pelanggan
d. Semua karyawan saat berkomunikasi via telpon dan lisan
2. Pelaksana panduan ini adalah seluruh pemberi pelayanan, petugas laboratorium, petugas
informasi, dan semua karyawan
B. PRINSIP
1. Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melaui prinsip terima, catat,
verifikasi dan klarifikasi:
a. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan
b. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut
c. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
d. Pemberi pesan memverifikasi isi pesan kepada pemberi penerima pesan
e. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada perbedaan pesan dengan hasil
verifikasi
2. Baca Uang dan verifikasi dikecualikan untuk kondisi darurat di UGD.
3. Penggunaan code alfabet internasional digunakan saat melakukan klarifikasi hal-hal
penting, misal nama obat, nama pasien, dosis obat, hasil laboratorium dengan mengeja
huruf -huruf tersebut saat membaca ulang (read back) dan verifikasi.
4. Tujuan utama panduan komunikasi efektif ini adalah untuk memperkecil terjadinya
kesalahan penerima pesan yang diberikan secara lisan maupun via telepon.
A. JENIS KOMUNIKASI
a. Komunikasi Tertulis
Merupakan komunikasi yang penyampaian pesan secara tertulis baik manual maupun
melalui media seperti email, surat, media cetak lainnya.
Pririsip-prinsip komunikasi tertulis, yaitu :
Lengkap
Ringkas
Pertimbangan
Konkrit
Jelas
Sopan
Benar
Dalam Rumah Sakit, komunikasi tertulis dapat berupa catatan perkembangan pasien,
catatan medis, laporan perawat dan catatan lainnya yang memiliki fungsi sebagai
berikut :
Setbagai tanda bukti tertulis otentik, misalrya persetujuan operasi.
Alai pengingat / berpikir bilamana diperlukan, misalnya surat yang telah diarsipkan.
Dokumentasi histoiis, misalnya rekam medis pasien.
Jaminan keamanan, misalnya surat keterangan
Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat perintah, surat
pengangkatan, SP3.
b. Komunikasi Verbal Merupakar. komunikasi yang disampaikan secara lisan.
Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui sarana. komunikasi seperti
telepon.
Hal-hal yang hams diperhatikan dalam komunikasi verbal :
11 Memahami arti denotatif dan konotatif
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama dengan kata yang digunakan,
sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam
suatu kata "kritis". secara denotatif, kritis berarti cerdas, tetapi perawat
menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian.
Ketika berkomunikasi dengan pasien, tenaga medis harus berliati-hati memilih
Panduan Pelaksanaan Komunikasi Efektif antar PPA | Rumah Sakit Bunda 3
kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalahartikan terutama saat menjelaskan
pasien mengenai kondisi kesehatannya dan saat terapi.
12 Kosa kata mudah dipahami
Banyak istilah teknis yang digunakan oleh tenaga medis di rumah sakit, misalnya
istilah "auskultasi", akan lebih mudah dipahami oleh pasien bila diucapkan dengan
menggunakau kosa kata "mendengarkan".
13 Intonasi Pembicaraan seseorang dapat diartikan berdasarkan pada intonasi atau
nada. Seseorang yang berbicara dengan nada yang tinggi menunjulckan bahwa
orang tersebut sedang marah. Sebaliknya seseorang yang berbicara dengan nada
riang menunjukkan bahwa orang tersebut sedang bergembira. Petugas dan tenaga
medis rumah sakit hendaknya menjaga intonasi yang menunjukkan perhatian dan
ketulusan kepada pasien.
14 Jelas dan ringkas
Komunikasi yang efektif harus sederhana, ringkas dan maksudnya dapat diterima
dengan jelas. Semakin sedikit kata-kata yang digunakan semakin kecil
kemungkinan terjadinya kerancuan.
15 Selaan dan tempo bicara Kecepatan atau tempo bicara yang tepat dapat menentukan
keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada
pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesai bahwa komunikator
sedang menyembunyikan sesuatu. Hal ini harus diperhatikan oleh petugas dan
tenaga medis di rumah sakit, jangan sampai pasien menjadi curiga karena selaan
yang lama dan pengalihan yang cepat.
16 Ketepatan waktu dan relevausi
Komunikasi yang dilakukan pada waktu yang tepat akan membawa basil sesuai
dengan yang diharapkan.
17 Humor
Dugan (1989) dalam Purba (2003) mengatakan bahwa tertawa dapat mengurangi
ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stress dan dapat meningkatkan
keberhasilan tenaga medis dalam memberikan dukungan emosional terhadap
pasien.
13 Tahap perencanaan
Pengembangan rencana tindakan keperawatan kepada pasien diperlukan interaksi
dan komunikasi dengan pasien. Hal ini untuk menentukan alternative rencana
keperawatan yang akan diterapkan
14 Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merapakan realisasi dari perencanaan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Aktifitas ini memerlukan ketrampilan dalam berkomunikasi dengan
pasien.
1. Poli klinik
UNIT TERKAIT 2. Igd
3. Ok
4. Vk
5. Unit penunjang
catatan terintegrasi. Perawat/ bidan membaca status dan data pasien yang
akan dilaporkan untuk memastikan bahwa data sudah benar. Perawat/
bidan menyiapkan Rekam Medis pasien dan lembar komunikasi SBAR
yang telah diisi didekat pesawat telepon lengkap dengan data-data yang
akan dilaporkan. Sebelum melaporkan, perawat/ bidan menyampaikan
salam singkat, seperti: "selamat pagi/ siang/ sore/ malam dokter?"
Laporkan kondisi pasien dengan menggunakan prinsip komunikasi
SBAR
Situation
Sebutkan identitas perawat dan ruangan/ unit RS tempat perawat
bertugas, dan sebutkan nama lengkap pasien, umur, kamar/ ruangan,
serta masalah utama pasien saat ini (misalnya: sesak nafas, nyeri dada,
badan panas, dll)
Background Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien sesuai
kebutuhan:
Status Kardiovaskuler (nyeri dada, tekanan darah, EKG, dsb)
Status Respirasi (frekuensi pernapasan, SPO2, Analisis Gas Darah, dsb)
Status Gastro-Intestinal (nyeri perut, muntah, perdarahan, dsb)
Status Neurologis (GCS, pupil, kesadaran, dsb)
Hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya
Assesment
Sebutkan problem pasien tersebut:
Problem kardiologi (syok kardiogenik, aritmia maligna, dsb)
Problem Gastro-Intestinal (perdarahan massif dan syok, dsb)
Recommendation
Rekomendasi: (pilih sesuai kebutuhan)
Saya meminta dokter untuk:
memberikan cap/ stempel "read back (+)" berwarna merah pada catatan
perkembangan terintegrasi untuk komunikasi per telepon selanjutnya.
Dokumentasikan secara lengkap instruksi dokter dalam formulir lembar
komunikasi SBAR/ Lembar instruksi dokter/ catatan terintegrasi dan
berikan paraf serta nama jelas perawat/ bidan yang melapor, dan nama
dokter yang memberikan pesan/ instruksi. Dokter yang menerima laporan
harus melihat dan memberikan paraf, nama jelas, tanggal dan jam
verifikasi pada kolom yang tersedia di lembar komunikasi SBAR/ lembar
instruksi dokter/ catatan terintegrasi pada saat: Untuk dokter jaga: pada
saat pergantian shift atau selambat-lambatnya dlm waktu 1 x 24 jam
Untuk dokter DPJP: pada saat visite pertama kali atau selambat-
lambatnya dalam waktul x 24 jam . Apabila dokter DPJP (yang
menerima laporan) berhalangan (cuti, sakit) maka yang melakukan
verifikasi menandatangani catatan pesan yang ditulis - penerima pesan
adalah dokter pengganti yang ditunjuk oleh dokter DPJP tersebut dalam
waktu 1 x 24 jam. . Saat pertamakali akan melaporkan pasien kepada
dokter, perawat/ bidan menggunakan formulir lembar komunikasi SBAR,
selanjutnya bila akan melaporkan kondisi pasien melalui telepon untuk
pasien yang sama, maka perawat/ bidan menulis di lembar instruksi
dokter/ catatan terintegrasi dan ditandatangani. . Formulir lembar
komunikasi SBAR dilampirkan di dalam rekam medis pasien yang
bersangkutan (untuk pasien rawat imp) Penulisan/ pendokumentasian
pelaporan komunikasi SBAR ke dokter oleh petugas rawat jalan
(perawat/ bidan) di dalam catatan terintegrasi di status pasien yang
bersangkutan.
Komunikasi SBAR antar Dokter - DPJP/ Dokter Konsulen
Sebelum menelpon dokter DPJP atau dokter konsulen, dokter jaga
ruangan telah melakukan pemeriksaan fisik, anamnesa (pengkajian), dan
pemberi perintah
9. Untuk obat — obat di eja ulang perlahan — lahai terutama untuk
obat — obat yang termasuk golongan Tiopum ( Mina bbat Rupa
Obat Mirip )
10. Cantumkan nama lengkap dan tanda tangan pelapor pada fonfiiie'
it,1 yang disediakan
11. Cantumkan tanda tangan saksi yang ikut mendengarkan scat
menelepon Dokter ( Bisa perawat juga atau keivarga pasien )
12. Ucapkan terima kasih dan salam
Mintakan tanda tangan pada saat dokter V isit
1. Pelayanan Medis
UNIT TERKAIT 2. Pelayanan Keperawatan
3. Pelayanan penunjang Medis
11. Cantumkan nama lengkap dan tanda tangan pelapor pada form yang
disediakan
12. Cantumkan tanda tangan saksi yang mendengarkan saat
menanyakan hasil laboratorium ( Keluarga pasien, Pasien atau
perawat jaga, Dokter jaga atau Dokter yang merawat ).
Ucapkan terimakasih dan salam
1. UGD
2. Ruang rawat inap keperawatan
UNIT TERKAIT 3. Kamar Operasi
4. Unit rawat jalan
5. Unit laboraturium
19/RS-B/SPO/PHPK/VI/2018 00 1 Halaman