A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 30 Maret 1920 Nomor 21 (I.S.
1920 Nomor 259) menyebutkan tugas Kantor Pusat Daktiloskopi Departemen
Kehakiman ialah mengumpulkan dan menyimpan sebanyak mungkin sidik jari dari
berbagai dinas dan instansi, memeriksa dan meneliti serta memberikan laporan
tentang hasil penyelidikan sidik jari yang berasal dari kejahatan;
b. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia;
c. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengambilan Perumusan dan Identifikasi Teraan
Sidik Jari;
d. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
M.HH-06.IN.04.02 Tahun 2010 tentang Kebijakan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
2. Gambaran Umum
Pada Pasal 6 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor M.HH-06.IN.04.02 Tahun 2010 tentang Kebijakan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia menyatakan
bahwa (1) Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia bertujuan meningkatkan kualitas dan kemampuan Sumber Daya Manusia
Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia. (2) Pengembangan Sumber Daya Manusia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:
a. Perencanaan pengembangan sumber daya manusia;
b. Pendidikan dan pelatihan;
c. Assessment Center dan sistem informasi sumber daya manusia berbasis
kompetensi.
Pendidikan dan pelatihan yang dimaksud pada pasal tersebut diselenggarakan oleh
masing-masing unit utama sesuai dengan kebutuhan Unit/Satuan Kerja untuk
memperoleh Sumber Daya Manusia yang memiliki keahlian yang dibutuhkan dan sesuai
tugas dan fungsinya.
Pasal 343 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia menyatakan bahwa Sub Direktorat Daktiloskopi mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang perumusan, data dan identifikasi, serta dokumentasi dan arsip
teraan daktiloskopi.
Daktiloskopi (sidik jari) merupakan salah satu alat identifikasi seseorang, yang
sudah digunakan banyak negara. Jika ditelusuri sejarah perkembangan Daktiloskopi di
Indonesia, diawali dengan dikeluarkannya Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda
Nomor 27 Tahun 1911 tanggal 16 Januari 1911 (IS. 1911 Nomor 234) tentang
Penugasan kepada Departemen Kehakiman untuk Menerapkan Sistem Identifikasi
Sidik Jari atau Daktiloskopi dan Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 30
Maret 1920 Nomor 21 (IS 1920 Nomor 259) tentang Pembentukan Kantor Pusat
Daktiloskopi Departemen Kehakiman. Kemudian pada tanggal 3 Nopember 2016
dikeluarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 37 tentang Tata Cara Pengambilan, Perumusan, Dan Identifikasi Teraan Sidik
Jari. Peraturan Menteri ini dikeluarkan dalam rangka tertib administrasi dan
keseragaman dalam pengambilan sidik jari yang dilaksanakan dengan cara dan metode
yang tepat dan berfungsi sebagai data keamanan bagi seseorang.
Identifikasi diri semakin penting peranan dan keberadaannya serta membawa
dampak yang lebih luas dalam kehidupan. Untuk itu pengelolaan identifikasi harus
dilakukan secara benar, sistematis, terpadu, efektif dan efisien. Banyak cara atau
metode untuk mengidentifikasi seseorang seperti metode sidik jari, iris mata, retina,
DNA, suara, foto wajah, tanda tangan, telinga, thermograf wajah dan masih banyak lagi.
Dari berbagai cara tersebut, daktiloskopi (sidik jari) merupakan salah satu cara yang
dianggap akurat dan mudah untuk mengidentifikasi seseorang karena didasarkan pada
prinsip bahwa sidik jari pada setiap orang tidak sama meskipun pada orang yang lahir
kembar dan sidik jari tidak berubah selama hidup serta sangat cocok untuk identifikasi
dengan populasi jumlah besar. Berdasarkan kegunaan dan pemanfaatan Daktiloskopi
yang menjamin kepastian hukum identitas seseorang, maka penyelenggaraan
Daktiloskopi perlu diefektifkan dan ditingkatkan. Sampai saat ini pengambilan sidik jari
dilakukan dengan cara manual dan elektronik. Diharapkan kedepannya akan digunakan
pengambilan dan pengelolaan sidik jari secara elktronik sehingga lebih cepat, tepat, dan
akurat dalam melakukan verifikasi dan pencarian data diri seseorang.
Pada beberapa negara maju, ilmu identifikasi sidik jari sudah dikembangkan dan di
implementasikan dengan baik. Seperti contohnya di Amerika, Inggris, Jepang, dan
beberapa negara maju lainnya. Negara-negara tersebut juga memfasilitasi
perkembangan ilmu sidik jari dengan menyelenggarakan pelatihan atau short course.
Untuk itu, Sumber Daya Manusia yang terdapat dalam Kementrian Hukum dan Hak
Asasi Manusia khususnya Sub Direktorat Daktiloskopi memerlukan pelatihan khusus di
negara-negara tersebut guna mempelajari perkembangan analisis sidik jari atau
Fingerprint Analysis.
Short Course tersebut meliputi pemberian materi terkait analisis sidik jari,
pengembangan ilmu sidik jari yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi,
penerapan hasil analisis sidik jari dalam kehidupan sehari-hari khusus nya di bidang
hukum pidana.
2. Batasan Kegaiatan
Pelaksanaan kegiatan ini hanya mengikut sertakan Sumber Daya Manusia yang
penempatan tugasnya pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.
2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah diharapkan bisa meningkatkan kinerja Sub Direktorat
Daktiloskopi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta penguatan tugas
dan fungsi
D. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN
1. Indikator Keluaran (kualitatif)
Terselenggaranya pelaksanaan Pelatihan materi ilmu pengambilan sidik jari,
perumusan sidik jari, pengidentifikasian sidik jari dan pengarsipan data sidik jari.
2. Keluaran (kuantitatif)
Diharapkan dengan diselenggarakannya Kegiatan Pelatihan Materi Ilmu Sidik Jari
(Daktiloskopi) maka diperoleh pegawai yang berkompeten dalam melakukan
pengambilan, perumusan, pengidentifikasian dan pengarsipan sehingga menghasilkan
kerja yang berkualitas.
H. JADWAL KEGIATAN
Waktu Pelaksanaan Pendalaman Materi Ilmu Sidik Jari (Daktiloskopi) dilaksanakan pada
tahun anggaran 2019.
Kolier L. Haryanto
NIP. 19601221 198203 1 002