Anda di halaman 1dari 4

Tugas 5 – Membuat Laporan Studi Lapangan

Petunjuk pengerjaan:
a. Nama : 27. Ainal Muchlis
b. Asal Instansi : Kementerian Koordinator Bidnag Kemaritiman dan Investasi
c. Lokus site Visit : BPHN (Badan Pembinaan Hukum Negara)
d. Tanggal : 15 Desember 2023
e. Waktu : 7.45-11.30 WIB

A. Summary
Pembicara pada sesi penelitian lapangan di Badan Pembinaan Hukum Nasional
(BPHN) adalah Ibu RR Yuliawiranti Subeno. Ibu Yuli adalah Penasihat Hukum tingkat
menengah di Pusat Kebudayaan dan Bantuan Hukum BPHN. Bagian penjelasan dokumen
tersebut diawali dengan keterangan umum mengenai makna imbauan dari beberapa sumber,
seperti KBBI, Abdul Hakim Garuda Nusantara, Mansour Faqih, dan Julie Stirling.
Semuanya memiliki kata kunci yang sama, yaitu upaya untuk mempengaruhi dan
menciptakan perubahan.
Dengan memberikan materi umum terkait advokasi kebijakan, peserta pelatihan
CAK Kemenko Marves banyak mengamati tentang siapa saja aktor kebijakan publik, proses
atau tahapan Apa itu kebijakan publik menurut para ahli, mengetahui tujuan dari advokasi
kebijakan, dan mengetahui proses dan tujuannya. Penjelasan yang diberikan cukup detail
dan mudah dipahami peserta.
Lokus kegiatan site visit adalah Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN),
rincian misi dan fungsi BPHN akan diuraikan pada bagian Latar Belakang lembar tugas ini.
Secara umum misi utama BPHN adalah memberikan nasihat hukum kepada siapapun yang
membutuhkan. Dari mendukung penyusunan peraturan perundang-undangan baik pada
tahap sebelumnya (pada tahap penyusunan dokumen akademik) maupun pada tahap
selanjutnya (pada tahap analisis dan evaluasi ketentuan peraturan perundang-undangan).
Selain manfaat pemerintah, BPHN juga memberikan bantuan hukum kepada masyarakat.
Terakhir, pemateri memaparkan hasil analisis dan penilaian yang dilakukan BPHN,
yakni 884 PUU yang dievaluasi dan rekomendasi yang dibuat BPHN. Dari sekian banyak
rekomendasi tersebut, sebagian besar didominasi oleh kejelasan susunan kata, disusul
efektivitas penerapan PUU, kurangnya harmonisasi peraturan, dan lain-lain. Usai
pemaparan panjang tersebut, pemateri mengajak peserta pelatihan CAK untuk berdiskusi
hingga akhir sesi.

B. Background
1. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia, BPHN mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

1|L a t s u s J F A K
Tugas:
Melaksanakan pembinaan hukum nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Fungsi:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di bidang pembinaan hukum
nasional, pemantauan dan peninjauan undang-undang, analisis dan evaluasi peraturan
perundang-undangan, penyuluhan dan bantuan hukum, jaringan dokumentasi dan
informasi hukum nasional, serta pembinaan penyuluh hukum dan analis hukum;
2. Pelaksanaan perencanaan peraturan perundang-undangan, pemantauan dan peninjauan
undang-undang, analisis dan evaluasi peraturan perundang-undangan, penyuluhan dan
bantuan hukum, jaringan dokumentasi dan informasi hukum nasional, serta pembinaan
penyuluh hukum dan analis hukum;
3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaksanaan perencanaan peraturan perundang-undangan,
pemantauan dan peninjauan peraturan perundang-undangan, analisis dan evaluasi
peraturan perundang-undangan, penyuluhan dan bantuan hukum, jaringan
dokumentasi dan informasi hukum nasional, serta pembinaan penyuluh hukum dan
analis hukum;
4. Pelaksanaan administrasi Badan; dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

2. Struktur Kelembagaan BPHN


a. Sekretariat Badan;
Sekretariat Badan Pembinaan Hukum Nasional mempunyai tugas melaksanakan
pemberian dukungan manajemen terhadap pelaksanaan tugas satuan organisasi di
lingkungan Badan Pembinaan Hukum Nasional.
b. Pusat Perencanaan Hukum Nasional;
Pusat Perencanaan Hukum Nasional mempunyai tugas melaksanakan perencanaan
hukum nasional.
c. Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional;
Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional mempunyai tugas melaksanakan analisis
dan evaluasi hukum, serta pembinaan jabatan fungsional Analis Hukum.
d. Pusat Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional;
Pusat Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan, perumusan, pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan
jaringan dokumentasi dan informasi hukum nasional, tata kelola perpustakaan hukum,
dan pengelolaan teknologi informasi sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan
oleh Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional.
e. Pusat Pembudayaan dan Bantuan Hukum;
Pusat Pembudayaan dan Bantuan Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan
dan bantuan hukum, dan pembinaan jabatan fungsional Penyuluh Hukum.

2|L a t s u s J F A K
3. Kebijakan yang Diadvokasi BPHN
Terdapat cukup banyak kebijakan yang diadvokasi oleh BPHN, menurut dokumen
Rencana dan Strategi BPHN, sejumlah advokasi kebijakan yang dilakukan yaitu:
a. Pengelolaan jaringan dokumentasi dan informasi hukum nasional yang terintegrasi
sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional (JDIHN);
b. Efisiensi kegiatan Analisis dan Evaluasi Hukum;
c. Pemanfaatan teknologi informasi dalam melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan rekomendasi analisis dan evaluasi hukum;
d. Penyusunan DPHN;
e. Efisiensi kegiatan Analisis dan Evaluasi Produk Hukum Daerah;
f. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Kegiatan Bimbingan Teknis Penerapan
Pedoman Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan Pada Produk Hukum Daerah;
g. Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Bantuan Hukum;
h. Pengembangan Aplikasi Akses Penyuluhan dan Bantuan Hukum;
i. Bantuan Hukum Litigasi dan Nonlitigasi;
j. Penyempurnaan Regulasi terkait JF Penyuluh Hukum;
k. Tata Kelola Pembinaan Jabatan Fungsional Penyuluh Hukum;
l. Pengembangan Kompetensi Penyuluh Hukum; dan
m. Perencanaan Legislasi.
C. Lesson Learned (Ceramah Advokasi KP dan Observasi)
a. Gambaran pengalaman advokasi KP di BPHN
Narasumber menceritakan proses advokasi Kebijakan Publik yang dialami saat melakukan
penyuluhan peraturan perundanan kepada masyarakat, ketika kebijakan disosialisasikan
kepada masyaralat sering terdapat masukan maupun evaluasi sesuai kondisi lapangan.
Contoh ketika penyuluhan hukum terkait RKUHP

b. Siklus Advokasi KP di BPHN


BPHN mengajak orang perseorangan/kelompok orang/instansi yang mempunyai
kepedulian dan/atau kepentingan terhadap substansi peraturan perundang-undangan untuk
terlibat aktif memberikan masukan guna meningkatkan kualitas peraturan perundang-
undangan di Indonesia, baik pada tahap ex ante (pada tahapan penyusunan naskah
akademik) maupun ada tahap ex post (pada tahapan analisis dan evaluasi peraturan
perundangundangan). Jika digambarkan sebagai berikut: Partisipasi Publik > Naskah
Akademik > Rancangan PUU > Partisipasi Publik > PUU > Partisipasi Publik.

c. Aktor-aktor dala advokasi dan pengambilan keputusan


- Aktor Negara (primer) yaitu aktor yang memiliki wewenang dalam ikut serta mulai
dari memformulasikan hingga menerapkan sebuah kebijakan publik yakni Lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
- Aktor Non-Negara (sekunder) yaitu aktor yang dapat memberikan masukan, saran,
kritik dan mengawasi terhadap suatu kebijakan

3|L a t s u s J F A K
d. Tantangan dan Strategi dalam advokasi kebijakan
Sering kali kajian atau naskah secara akademik kurang diperhatikan oleh pemangku
kepentingan, kebijakan hanya berdasar politis namun kurang memperhatikan kaidah dalam
pembentukanya. Proses Dijelaskan oleh narasumber bahwa untuk proses sebuah RUU
masuk kedalam prolegnas membutuhkan waktu paling cepat 1 tahun terlebih jika pada
setiap tahapanya terdapat ketidaksepahaman antara stakeholders. Perlu dibuat sebuah tim
PAK sehingga jalanya advokasi kebijakan lebih mudah dan sinkron satu sama lain.

e. Peran AK dalam Advokasi KP


Beberapa peran pegawai fungsional di BPHN antaranya adalah:
1. Penyusun peraturan perundang-undangan bertugas merancang PUU;
2. Penasihat hukum yang bertanggung jawab dalam sosialisasi PUU, edukasi masyarakat
akan kesadaran hukum, memnberikan bantuan hukum untuk memberikan akses terhadap
keadilan serta memberikan masukan dalam perubahan hukum;
3. Analis hukum bertugas menganalisis dan mengevaluasi PUU, memberikan pendapat
hukum, membantu penyusunan peraturan perundang undangan serta memantau dan
meninjau hukum yang ada.

D. Kesimpulan

Banyak informasi dan pengetahuan baru yang saya peroleh dari apa yang dikatakan
pemateri dalam sesi virtual stula. Sebagian besar adalah Avokasi kebijakan. Pemaparan
tersebut tidak hanya memaparkan gagasan-gagasan yang diajukan, namun juga memuat
informasi mengenai praktik-praktik terbaik yang diterapkan BPHN untuk mendukung
kebijakannya. Setiap langkah advokasi kebijakan juga dapat dipahami dan dilaksanakan
oleh seorang analis kebijakan.
Pemateri juga kerap menekankan pentingnya kita sebagai Analis Kebijakan
melakukan advokasi kebijakan sesuai dengan kaidah dan berbasis naskah akademik
sehingga implementasi kebijakan berdampak baik terhadap masyarakat. Keterlibatan
masyarakat juga menjadi faktor penting yang tidak boleh dilupakan bagi seorang analis
kebijakan dalam memberikan rekomendasi maupun saat formulasi kebijakan.

4|L a t s u s J F A K

Anda mungkin juga menyukai