Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

PELAKSANAAN PELATIHAN PENGUATAN BIDANG TUGAS

A. Nama Pelatihan
Nama pelatihan yang di ikuti adalah Pendidikan dan Pelatihan
Teknis Administrasi Kejaksaan (TAK) yang diselenggarakan oleh
Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia
berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kejaksaan RI Nomor : KEP-03/J/J.3/01/2018 tanggal 25 Januari
2018 meliputi 96 jam pelajaran, dilaksanakan dari tanggal 27 Maret
2019 sampai dengan 09 April 2019.

B. Nara sumber/Pengajar/facilitator
Berikut ini adalah Daftar Mata Pelajaran pada Diklat Teknis administrasi
Kejaksaan (TAK) berikut nama Nara Sumber/Pengajar/Fasilitator.

No Mata Pelajaran Jumlah Nama Narasumber


Jam /Pengajar/Fasilitator
Pelajaran
I KAJIAN SIKAP DAN
PERILAKU

1. Wilayah Bebas dari Korupsi 2 Kepala Badan Diklat


(WBK) dan Wilayah Birokrasi Kejaksaan RI
Bersih dan Melayani (WBBM) (Kabadiklat).

2. Pengarahan Disiplin 2 Ses Badan Diklat

3. Pengarahan Program 2 Kapus DTF, Kabid


Program dan Kabid
Penyelenggara.

4. PBB 18 Tim Marinir

5. Peraturan Urusan Dalam 4 Biro Umum (4 orang)


Kejaksaan (PDUK)

6. Orientasi, Pembinaan Korps 4 Kabadiklat dan Ses


Adhyaksa dan Penanaman Badiklat
Jiwa Korsa

7. Integritas 3 Prof. Dr.Bambang


Waluyo, SH., M.H,
Paulus Joko, SH., MH.,
Elvis Jhonny, SH., MH.

8. Revolusi Mental Kapus DTF, Abraham


Sitinjak, SH., MH., Dwi
Hartanta, SH., MH.,
Sucipto, SH., MH

II. KAJIAN ADMINISTRASI

2. Tugas Pokok dan Fungsi 4 Pengajar dari bidang


serta Administrasi Pembinaan pembinaan (6 orang)

3. Tugas Pokok dan Fungsi 6 Pengajar dari bidang


Administrasi PidanaIntelijen Intelijen (6 orang)

4. Tugas Pokok dan Fungsi 6 Pengajar dari bidang


Administrasi Pidana Khusus Pidana Khusus (6
orang)

5. Tugas Pokok dan Fungsi 6 Pengajar dari bidang


Administrasi Perdata dan datun (6 orang)
TUN

6. Tugas Pokok dan Fungsi 6 Pengajar dari bidang


Administrasi Pengawasan pengawasan (6 orang)

7. Tata Persuratan Dinas 3 Pengajar dari bidang


pengawasan (4 orang)

8. Pengenalan Daskrimti 3 Pusat Daskrimti (4


orang)

III. PEMBINAAN KARIR DAN 3 Biro Kepegawaian (4


KEPEGAWAIAN orang)

IV. KETENTUAN TENTANG 3 Sekretaris JAM WAS


PENYELENGGARAAN
PENGAWASAN

V. KODE PERILAKU 3 Feri Wibisono., SH., M.


APARATUR KEJAKSAAN H., Agus Riswanto, SH.,
DALAM REFORMASI MH., Hendro Dewanto,
BIROKRASI DAN SH., MH.
PENEGAKAN HUKUM

VI. EVALUASI 3 Pengajar dan


PEMBELAJARAN Penyelenggara

VII. KAJIAN AKTUAL 9 Tim Penyelenggara

VII. CERAMAH PIMPINAN

JUMLAH 96
C. Hasil yang dicapai (Materi yang diperoleh)

I. Kajian Sikap dan Perilaku


1. Pengarahan Program
Materi yang diperoleh dari pendidikan pelatihan
Pendidikan dan Pelatihan Teknis Administrasi Kejaksaan
(TAK) untuk Mata pembelajaran Pengarahan Program
adalah mengenai Progam dan Kurikulum Diklat Teknis
Administrasi kejaksaan yang akan dilaksanakan dan
dijalankan peserta selama pendidikan Diklat TAK di
Kampus A Badan Diklat Kejaksaan RI di Jakarta.
2. Pengarahan Disiplin
Materi Pengarahan Disiplin menjelaskan mengenai
disiplin peserta dikat yang meliputi peraturan-peraturan
yang harus dipatuhi oleh peserta Diklat TAK selama
menjalani pendidikan dan hukuman yang akan dijatuhi
oleh peserta apabila melanggar peraturan yang berlaku
selama menjalani pendidikan baik dari segi pakaian, jam
keluar malam maupun aktivitas pembelajaran dan
keseharian selama di Kampus A Badan Diklat Kejaksaan
RI di Jakarta
3. PBB
Materi Pembelajaran Peraturan Baris Berbaris (PBB)
mengajarkan serta melatih peserta baik dari segi fisik,
mental maupun disiplin. Dengan adanya pembelajaran
PBB diharapkan peserta Diklat dapat meningkatkan
kualitas fisik, mental maupun disiplin bekerja yang lebih
tinggi sehingga diharapkan dapat menjadikan PNS / ASN
yang memiliki dedikasi tinggi serta memiliki karakter
dengan kualitas disiplin yang kuat terhadap instansi
Kejaksaan RI
4. Peraturan Urusan Dalam Kejaksaan (PUDK)
Diatur dalam Peraturan Jaksa Agung RI Nomor :
PER-016/A/JA/07/2013 tanggal 06 Agustus 2013.
Dengan tujuan dalam rangka menegakkan dan
memelihara disiplin, tata tertib, dan keamanan di
lingkungan kejaksaan, serta membina dan memelihara
moral setiap pegawai.
Pemberlakuan
1. Pegawai
2. Bukan pegawai
3. Setiap orang yang berada di lingkungan kejaksaan.

Lingkungan kejaksaan meliputi :


1. Lingkungan perkantoran kejaksaan
2. Rumah jabatan
3. Perumahan dinas pegawai
4. Rumah sakit kejaksaan
5. Adhyaksa Loka Center
6. Taman Pusara Adhyaksa
7. Tempat-tempat lain yang berkaitan dengan tugas
kedinasan.

Ruang Lingkup
1. Hak dan kewajiban
2. Ketertiban
3. Keamanan
4. Keprotokolan
5. Pengamanan Pimpinan
6. Kesejahteraan dan Kesehatan
7. Pemeliharaan Panji Adhyaksa
8. Pengelolaan angkutan, dan
9. Penanganan Pelanggaran
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
 Setiap pegawai wajib menegakkan dan menjaga
kehormatan Kejaksaan, menjauhkan diri dari setiap
perbuatan tercela baik tingkah laku dan tutur kata yg
dapat menodai korps dan pribadi.
 Setiap orang yang berada di lingkungan Kejaksaan
bertanggung jawab memelihara disiplin, tata pikir, tata
kata, dan tata laku, serta menjaga kebersihan,
ketertiban dan keamanan.
 Setiap pegawai wajib berpedoman pada TRI KRAMA
ADHYAKSA (satya, adhi, wicaksana).
 Setiap atasan wajib memberi bimbingan, petunjuk,
arahan dan nasihat kepada bawahannya yang
berkaitan:
- Dengan kedinasan dengan memperhatikan saran
bawahan.
- Dengan pribadi apabila diminta.

KETERTIBAN
 Jam kerja senin-kamis : 07.30 – 16.00; jumat: 07.30 –
16.30.
 Apel kerja
 Mengisi daftar hadir dan daftar pulang melalui mesin
elektronik/manual
 Pegawai yang keluar kantor pada jam kerja harus
memperoleh ijin tertulis dari atasan.
 Pegawai yang berhalangan dan/melakukan tugas
keluar kantor :DL,S,I,C,TAK.
 Setiap pegawai yang akan bepergian keluar negeri
untuk keperluan pribadi wajib melaporkannya kepada
Jaksa Agung, medapatkan clearance dari JAMINTEL,
memperoleh Surat Ijin Perjalanan dari JAMBIN.
 Keluar negeri untuk keperluan dinas /tugas belajar -
harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Jaksa
Agung.
 Meninggalkan daerah hukumnya pada hari kerja wajib
mendapatkan ijin dari atasannya.
 Melaksanakan tugas - wajib mengenakan pakaian
dinas, terdiri dari PDH, PDL, PDU(PDUBHBA, 17
Agustus, upacara persemayaman: PDUK upacara
ziarah TMP, serah terima jabatan dan upacara
lainnya).
 Pakaian batik  setiap hari jumat atau acara-acara
tertentu.
 Pakaian Sipil Harian (PSH) : eselon II keatas atau
pangkat IV/c keatas (kejagung); eselon III atau
pangkat IV/b keatas (kejati & kejari) senin wajib PDH.
 Penggunaan tanda pengenal.
 Penerimaan tamu, pengecualian tamu VIP/VVIP

KEAMANAN
 Dibentuk Satuan Tugas Jaga  personil, dokumen,
sarpras, disiplin pegawai.
 Koordinator : Kabag Kamdal, Kabag TU, Asbin,
Kasubagbin, Kacabjari.
 Penjagaan : Kantor kejaksaan, rumah jabatan JA,
WAJA, Jaksa Agung Muda, Kaban, Kajati.
 Setiap pegawai dibebani tugas piket, kecuali eselon III
keatas, pangkat IV/a keatas, Kasubag Protokol dan
pengamanan pimpinan (ADC), pimpinan satker,
ajudan, petugas sandi, petugas kesehatan, telah
berusia 50 tahun keatas, karena kesehatannya.

KEPROTOKOLAN
 Tugas : penyelenggaraan upacara, penerimaan tamu
VIP/VVIP, penyelengaraan rapat JA, mempersiapkan
perjalanan dinas JA dan WAJA, pengiriman
undangan/kartu ucapan JA untuk pejabat VIP/VVIP,
menyusun daftar hari nasional dari semua perwakilan
negara asing, melakukan koordinasi dengan pihak
terkait.
 Ajudan  JA (III/c), WAJA (III/b), eselon I (III/b), Kajati
(III/a).

PENGAMANAN PIMPINAN KEJAKSAAN


 Dilaksanakan oleh WALSUS (regu pilihan dari
KAMDAL)
 Tugas, kewajiban dan tanggung jawab WALSUS.
 Jaksa Agung dan keluarganya; Wakil Jaksa Agung
dan keluarganya.
 Penunjukkan dan SP WALSUS dilaksanakan/
dikeluarkan oleh kabag Kamdal dan dapat diganti atas
usul Kasubag Protokol dan pengamanan pimpinan.

KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN


 Penyediaan tempat/ruangan untuk ibadah bagi
pegawai.
 Kesempatan untuk menjalankan ibadah pada waktu
jam kerja  Karo Umum, Kabag TU, Asbin,
Kasubagbin, Kaur Pembinaan.
 Pelaksanaan pembinaan mental dan rohani secara
berkala  minimal sebulan sekali.
 Penyediaan balai pengobatan dan tenaga kesehatan.
 Penyelenggaran pertandingan olahraga antar bidang.
 Penyelenggaraan kegiatan kesenian.
 Penyediaan kantin.
 Penyediaan Koperasi.
 Penyediaan rumah jabatan struktural dan rumah dinas
(dapat)  disesuaikan dengan anggaran yang ada.
 Rumah jabatan struktural bagi pejabat yang
menduduki jabatan struktural  wajib keluar tanpa
syarat paling lama 3 bulan setelah tidak menduduki
jabatan struktural.
 Rumah dinas  wajib keluar tanpa syarat paling lama
3 bulan setelah dicabut hak nya untuk menghuni.

PEMELIHARAAN DAN PENGGUNAAN PANJI


ADHYAKSA
 Panji Adhyaksa disimpan di Kejagung  diruang kerja
JA atau ruang lain yang disediakan, diletakkan dalam
lemari kaca dalam keadaan terpasang pada togkat
dan standarnya serta harus terselubung.
 Kebersihan  2 wira kamdal
 Pemeliharaan diberi bahan anti serangga,
melakukan pemeriksaan bersama.

PENGELOLAAN ANGKUTAN
 Pengunaan semua kendaraan dinas dan kendaraan
lainnya diatur oleh kabag Rumga, Asbin, Kasubagbin,
kaur Pembinaan.
 Pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengadministrasian
kendaraan dilaksanakan oleh : kasubag angkutan,
Kasubag Umum&Kepegawaian, Kasubag Umum,
Kasubagbin, Kaur Pembinaan.

PENANGANAN PELANGGARAN
 Provos mengadministrasikan pelanggaran dan
melaporkannya kepada kabag Kamdal.
 Kabag Kamdal menyampaikan laporan kepada atasan
langsung pegawai.
 Atasan langsung pegawai wajib melakukan
pengawasan melekat dengan menindaklanjuti laporan.

5. Orientasi Pembinaan Korps Adhyaksa dan


Penanaman Jiwa Korsa
Materi ini mengajarkan peserta Diklat TAK dalam
menanamkan jiwa Korps Adhyaksa atau cinta instansi
Kejaksaan dengan pedoman TRI KRAMA ADHYAKSA
yakni Satya, Adhi dan Wicaksana dengan memaknai
dengan baik.
6. Integritas
Integritas adalah suatu konsep yang menunjuk
konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip.
Artinya selaras antara tindakan serta pikiran sehingga
diharapkan dengan adanya materi pembelajaran
integritas diharapkan peserta diklat dapat membentuk
karakter yang berjiwa integritas yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan dengan rasa penuh tanggung
jawab.
7. Revolusi Mental
Revolusi Mental adalah adalah perubahan yang
relative cepat dalam cara berpikir untuk merespon,
bertindak, dan bekerja.
8 Prinsip Revolusi Mental
1. Bukan proyek tapi gerakan sosial untuk menjadi
lebih baik.
2. Ada tekad politik untuk menjamin kesugguhan
pemerintah.
3. Harus bersifat lintas-sektoral.
4. Bersifat partisipatif (kolaborasi pemerintah,
masyarakat sipil, sektor privat dan akademisi)
5. Diawali dengan pemicu (value attack).
6. Desain program harus ramah pengguna, popular,
menjadi bagian dari gaya hidup, dan sistemik-
holistik (berencana-semesta).
7. Nilai-nilai yang dikembangkan bertujuan mengatur
kehidupan sosial (moralitas publik).
8. Dapat diukur dampaknya.

Diharapkan dengan adanya materi


pembelajaran revolusi mental peserta Diklat TAK
menjadi PNS/ ASN yang memiliki pola pikir maupun
perilaku yang menggantikan pola orde lama yang
mengarah ke kinerja yang lambat dan kurang
melayani masyarakat dengan sepenuh hati serta
pamrih

II. Kajian Administrasi


1. Tugas Pokok dan Fungsi serta Administrasi
Pembinaan
Pembinaan merupakan bagian dari bidang yang ada
di Kejaksaan dibawah Jaksa Agung Muda Bidang
Pembinaan, yang mana unsur pembantu pimpinan dalam
melaksanakan tugas dan wewenang di Kejaksaan di
bidang pembinaan, bertanggungjawab kepada Jaksa
Agung. Yang mempunyai wewenang dan tugas
melaksanakan tugas Kejaksaan di bidang pembinaan.
Lingkup bidang pembinaan meliputi pembinaan atas
perencanaan, pelaksanaan pembangunan sarana dan
prasaranan, organisas dan ketatalaksanaan,
kepegawaian, keuangan, pengelolaan kekayaan milik
negara, pertimbangan hukum, penyusunan peraturan
perundang-undangan, kerjasama luar negeri, pelayanan
dan dukungan teknis lainnya.

Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan


menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan dan perumusan kebijakan di bidang
pembinaan, koordinasi dan sinkronisasi
pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan.
b. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
kebijakan di bidang pembinaan
c. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau
lembaga baik di dalam negri maupun di luar negri
d. Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa
Agung
2. Tugas Pokok dan Fungsi serta Administrasi Intelejen
Secara umum intelejen telah banyak diketahui,
namun kesan tentang intelijen sangat beragam,
tergantung kepada pengalaman, pengetahuan dan
pendidikan yang melatarbelakangi masing-masing. Salah
satu hal yang terpenting dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi intelejen adalah menghasilkannya produk intelijen
yang dilaksanakan secara baku dalam Administrasi
Intelijen sebagaimana diatur dalam Peraturan Jaksa
Agung Nomor 024/A/JA/08/2014. Berdasarkan hasil
evaluasi bidang intelijen yang dilaksanakan oleh Jaksa
Agung Muda Bidang Intelijen tahun 2016 bahwa
pengelolaan Administrasi Intelijen Kejaksaan RI “belum
diselenggarakan secara optimal” teurtama terhadap
penyelengaraan intelijen kejaksaan di daerah”.
Intelijen mempunyai beberapa kemampuan, antara
lain:
a. Pengumpulan dan Pengolahan Data
b. Analisis
c. Antisipasi Pemikiran secara dini
d. Deteksi dini, kemampuan menemukan atau
mencari indikasi yang akan terjadi
e. Melacak, kemampuan untuk melakukan
penjejakan, melacak, menelusuri melalui
kegiatan penyelidikan baik secara terbuka
maupun tertutup
f. Proteksi, kemampuan melakukan proteksi
melalui kegiatan pengamanan
g. Jejaring, intelijen mempunyai kemampuan
untuk menanamkan sel melalui kegiatan
penggalangan atau prakondisi
h. Perkiraan, estimasi atau ramalan yang akan
datang
i. Kemampuan lain sesuai dengan tingkat
intelijensa manusia
3. Tugas Pokok dan Fungsi serta Administrasi Perkara
Pidana Umum.
Tindak Pidana Umum adalah :
a. Tindak Pidana sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (KUHP) dan semua perundang-
undangan yang mengubah dan menambah KUHP;
b. Tindak pidana umumlain yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan lain di luar KUHP.
Pasal 267 Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-
006/A/JA/07/2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kejaksaan R.I, kedudukan Jaksa Agung Muda Bidang
Tindak Pidana Umum adalah sebagai unsur pembantu
pimpinan dalam melaksanakan tugas dan wewenang
Kejaksaan dalam bidang tindak pidana umum dan
bertanggung jawab kepada Jaksa Agung. Pelaksanaan
tugas dan wewenang Kejaksaan dalam bidang tindak
pidanan umum meliputi :
a) Pra Penuntutan
b) Pemeriksaan tambahan
c) Penuntutan
d) Upaya hukum
e) Pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
f) Eksaminasi
g) Pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat,
pidana pengawasan , pengawasan terhadap
pelaksanaan keputusan lepas bersyarat dan tindakan
hukum lainnya.
Dalam melaksanakan tugas dan wewenang di bidang
tindak pidana umum, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak
Pidana Umum menyelenggarakan fungsi ( pasal 268
Peraturan Jaksa Agung RI Nomor : PER-
006/A/JA/07/2017) :
a) Perumusan kebijakan di bidang tindak pidana umum ;
b) Pelaksanaan penegakan hukum di bidang tindak pidana
umum ;
c) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidang tindak pidana umum ;
d) Pelaksaanaan hubungan kerja dengan instansi atau
lembaga baik di dalam negeri maupun di luar negeri
e) Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan di bidang tindak pidana umum
f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa
Agung.
Berdasarkan pasal 1 (ketentuan umum) Keputusan Jaksa
Agung RI nomor KEP-120/JA/12/1992 tanggal 31Desember
1992 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Administrasi
Perkara Tindak Pidana adalah bagian dari Administrasi
umum Kejaksaan yang meliputi segala administrasi yang
mengelola perkara tindak pidana umum dan perkara tindak
pidana khusus mengenai perkara, tahanan, barang sitaan,
barang bukti, barang rampasan, barang temuan dan hasil
dinas, baik secara teknis yuridis maupun yang hanya
merupakan pencatatan proses penanganan berbentuk
Surat-Surat, register dan laporan sesuai dengan bentuk dan
kode yang ditentukan.
Yang dimaksud dengan surat-surat adalah segala bentuk
dan macam surat baik berupa surat menyurat, Surat
perintah, Surat Ketetapan dan Berita Acara yang diperlukan
menurut ketentuan KUHAP.
Yang dimaksud dengan register adalah buku daftar yang
memuat secara lengkap dan terinci mengenai perkara,
benda sitaan, barang bukti, barang rampasan, barang
temuan dan hasil dinas.
Yang dimaksud dengan laporan adalah penyampaian
informasi dan data secara berkala berupa :
1) Laporan bulanan
2) Laporan triwulan
3) Laporan tahunan, atau
4) Sewaktu-Waktu (insendentil)
Mengenai:
1) Perkara
2) Tahanan
3) Benda sitaan
4) Barang bukti/barang rampasan
5) Hasil dinas
4. Tugas Pokok dan Fungsi serta Administrasi Perkara
Pidana Khusus.
Tugas dan wewenang Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Khusus adalah melaksanakan tugas dan wewenang
Kejaksanaan di bidang tindak pidana khusus yakni
penyelidikan, penyidikan, prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, penuntutan, upaya hokum, pelaksanaan
penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, eksaminasi serta
pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat dan
keputusan lepas bersyarat dalam perkara tindak pidana
khusus serta tindakan hukum lainnya.
Fungsi Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus adalah :
1) Perumusan kebijakan di bidang tindak pidana khusus;
2) Pelaksanaan penegakan hukum di bidang tindak
pidana khusus;
3) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidang tindak pidana khusus;
4) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi /
lembaga di dalam negeri maupun luar negeri;
5) Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan di bidang tindak pidana khusus;
6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa
Agung
Ketentuan Administrasi Perkara Tindak Pidana Khusus
diatur dalam :
a. Keputusan Jaksa Agung RI Nomor : 518/A/JA/11/ 2001
tanggal 1 November 2001 mengenai Perubahan
Keputusan Jaksa Agung RI Nomor : KEP-
132/JA/11/1994 tanggal 7 November 1994 tentang
Administrasi Perkara Tindak Pidana
b. Peraturan Jaksa Agung RI Nomor : 039/A/JA/10/2010
tentang Tata Kelola Teknis dan Administrasi Penanganan
Perkara Tindak Pidana Khusus
c. Petunjuk teknis lainnya.
Administrasi Perkara Tindak Pidana adalah bagian dari
administrasi umum kejaksaanyang meliputi segala
administrasi yang mengelolaperkara tindak pidana umum
dan perkara tindak pidana khusus mengenai perkara
tahanan, barang sitaan, barang bukti, barang rampasan,
barang temuan dan hasil dinas baik secara teknis yuridis
maupun yang hanya merupakan pencatatan proses
penanganan berbentuk surat-surat, register, dan laporan
sesuai dengan bentuk dank ode yang ditentukan.
Ruang Lingkup Adminstrasi Perkara Tindak Pidana Khusus :
1) Segi Perkara Tindak Pidana Khusus yakni :
a) Perkara Tindak Pidana Korupsi, tindak pidana
perpajakan dan perkara tindak pidana ekonomi
(kepabeanan dan cukai)
b) Perkara pelanggaran HAM berat
c) Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang
2) Segi Tahap Penanganan Perkara Tindak Pidana
Khusus :
a) Perkara TPK dan TPPU dengan tindak pidana
asal TPK mulai dari tahap prapenyelidikan
sampai dengan tahap eksekusi
b) Perkara pelanggaran HAM berat mulai dari
tahap prapenyidikan sampai dengan tahap
eksekusi
c) Perkara Tindak Pidana Korupsi, tindak pidana
perpajakan dan perkara tindak pidana ekonomi
(kepabeanan dan cukai) mulai dari tahap
prapenuntutan sampai dengan tahap eksekusi
3) Segi Daerah Hukum :
a) Kejaksaan Agung
b) Kejaksaan Tinggi
c) Kejaksaan Negeri
d) Cabang Kejaksaan Negeri

5. Tugas Pokok dan Fungsi Administrasi Perkara


Perdata dan Tata Usaha Negara
UU Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI di bidang
perdata dan tata usaha negara, kejaksaan, dengan kuasa
khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar
pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
(Pasal 30 ayat 2)
Perja No. 025/A/JA/11/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penegakan Hukum, Bantuan Hukum, Pertimbangan Hukum,
Tindakan Hukum Lain dan Pelayanan Hukum di Bidang
Perdata dan Tata Usaha Negara. Pengganti dari Insja No. 01,
02, 03 tahun 1994 tentang Tata Laksana Penegakan Hukum,
Bantuan Hukum, Pelayanan Hukum, Pertimbangan Hukum
dan Tindakan Hukum Lain.
Ruang Lingkup Kewenangan, Tugas dan Fungsi Perdata
dan Tata Usaha Negara diantaranya; penegakan hukum,
bantuan hukum, pertimbangan hukum, pelayanan hukum,
tindakan hukum lain. Fungsi Perdata dan Tata Usaha Negara
diantaranya; menjamin tegaknya hukum/kepastian hukum,
menyelamatkan/memulihkan/kekayaan/keuangan negara,
menegakkan kewibawaan pemerintah dan negara, melindungi
hak-hak keperdataan masyarakat.
Administrasi Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara
bagian dari administrasi umum kejaksaan yang meliputi segala
kegiatan administrasi dalam penanganan perkara Perdata dan
Tata Usaha Negara mengenai Formulir Surat, Registrasi,
Formulir Laporan dan Rekapitulasi.

6. Tugas Pokok dan Fungsi Administrasi Pengawasan


Kejaksaan Republik Indonesia merupakan lembaga
pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di
bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasawkan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan
kekuasaan negara tersebut diselenggarakan oleh Kejaksaan
Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri
berlandaskan pada asas een en ondelbaar (satu dan tak
terpisahkan) dalam hal ini dibawah Jaksa Agung Bidang
Pengawasan berkedudukan sebagai unsur pembantu
pimpinan yang melaksanakan tugas di bidang pengawasan,
unsur pembantu pimpinan dalam melaksanakan tugas dan
wewenang kejaksaan di bidang pengawasan, yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pelaksanaan
pengawasan atas kinerja dan keuangan intern kejaksaan,
serta pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Jaksa Agung sesuai dengan ketentuan peraturan
perndang-undangan. Dalam melaksanakan tugas dan
wewenang tersebut, Jaksa Agung Muda Bidang
Pengawasan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan
intern kejaksaan
b. Pelaksanaan dan pengendalian pengawasan
intern kejaksaan terhadap kinerja dan keuangan
melalu audit, review, evaluasi, pemantauan dan
kegiatan pengawasan lainnya.
c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu
atas penugasan Jaksa Agung sesuai dengan
ketentuan penugasan Jaksa Agung sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
d. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
kebijakan di bidang pengawasan
e. Pelaksanaan hubungan kerja dengan
instansi/lembaga baik di dalam negeri maupun di
luar negeri.
f. Penyusunan laporan hasul pengawasan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa
Agung RI

7. Tata Surat Dinas


Tata Naskah Dinas adalah pengelolaan informasi
tertulis (naskah) yang mencangkup pengaturan jenis,
format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan,
distribusi dan penyimpanan serta media yang
digunakan dalam komunikasi kedinasan.
Tata naskah dinas meliputi, tata persuratan, distribusi,
formulir dan media.
Naskah Dinas adalah semua informasi tertulis
sebagai alat komunikasi kedinasan yang dikeluarkan
oleh pejabat yang berwenang di lingkungan instansi
pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan.
Kejaksaan RI memiliki ketentuan yang berkaitan
dengan tata naskah dinas ;
a. Keputusan Jaksa Agung RI Nomor: KEP-
026/JA/3/1978 Tgl 31 Maret 1978 tentang
ketentuan-ketentuan pokok administrasi
surat menyurat umum dalam lingkungan
kejaksaan RI.
b. Keputusan Jaksa Agung RI Nomor: KEP-
112/JA/11/1981 tgl 30 November 1981
tentang pedoman penyusunan dan bentuk
tata naskah dinas kejaksaan RI
c. Kepuutusan Jaksa Agung RI Nomor : KEP-
161/JA/11/1982 tgl 5 November 1982
tentang penyempurnaan lampiran I dan II
Kepja No: KEP-112/JA/11/1981 tgl 30
November 1981 tentang pedoman
penyusunan dan bentuk tata naskah dinas
Kejaksaan RI

III. Pembinaan Karier dan Kepegawaian

Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai Pilar Pembangunan


Indonesia yang mempunyai tujuan utama sebagai independensi
dan netralitas, kompetensi, kinerja/produktivitas kerja, integritas,
kesejahteraan. Prinsip Dasar UU ASN memberlakukan sistem merit
melalui, seleksi dan promosi secara adil dan kompetitif,
menerapkan prinsip fairness, penggajian, reward and punishment
berbasis kinerja, standar integritas dan perilaku untuk kepentingan
publik, manajemen SDM secara efektif dan efisien, melindungi
pegawai dari intervensi politik dan dari tindakan semena-mena.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip, nilai dasar,
kode etik dan kode perilaku, komitmen, integritas moral, dan
tanggungjawab pada pelayanan publik, kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi akademik,
jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan
profesionalitas jabatan.
Fungsi Pegawai ASN sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayanan publik dan perekat dan pemersatu bangsa. Sedangkan
peran pegawai ASN sebagai perencana, pelaksana dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, nepotisme.

Jenjang karier pegawai Kejaksaan RI melalui:


a. Jabatan Struktural, yang pembinaan kariernya
diberlakukan ketentuan yang berlaku untuk jabatan
struktural.
b. Jabatan Fungsional, yang pembinaan kariernya
diberlakukan ketentuan yang berlaku untuk jabatan
fungsional.
c. Jabatan rangkap, yang pembinaan kariernya
diberlakukan ketentuan yang berlaku untuk jabatan
rangkap.

IV. Ketentuan tentang Penyelenggaraan Pengawasan

Penyelenggaraan pengawasan di lingkungan Kejaksaan


dilaksanakan berdasarkan Peraturan Jaksa Agung Republik
Indonesia.
Nomor : PER-022/A/JA/03/2011 tanggal 18 Maret 2011
tentang Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik
Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Jaksa
Agung Republik Indonesia.
Nomor : PER-015/A/JA/07/2013 tanggal 2 Juli 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia
Nomor : PER-022/A/JA/03/2011 tanggal 18 Maret 2011 tentang
Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia.
Bentuk Pengawasan terbagi menjadi 2(dua) yaitu :
1. Pengawasan melekat
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan/atasan
langsung, baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Daerah.
2. Pengawasan fungsional
Pengawasan Fungsional merupakan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas semua unsur Kejaksaan
serta sikap, perilaku, dan tutur kata pegawai Kejaksaan
yang dilaksanakan oleh PejabatPengawasanFungsional
Sistem akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara
menghendaki kewajiban aparatur pemerintah untuk
menjelaskan kepadap ublik terhadap penggunaan keuangan
negara. Sistem akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara
diamanatkan oleh Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 7 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara, dan Pasal 58 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004.
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan keuangan negara
yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel, Menteri/
Pimpinan Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota wajib
melaksanakan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan yang berpedoman pada Peraturan Presiden
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP). Penerapan SPIP tersebut bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai bagi efektivitas dan
efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan
negara, keandalan Laporan Keuangan, pengamanan asset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

V. Kode Perilaku Aparatur Kejaksaan dalam Reformasi


Birokrasi dan Penegakan Hukum
Pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi
birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara
dan untuk mewujudkan tata pemerintah yan baik, baik di pusat
maupun di daerah agar mampu mendukung keberhasila
pembangunan di bidang lainnya. Kebijakan pembangunan di
bidan hukum dan aparatur diarahkan pada perbaikan tata kelola
pemerintahan yang baik melalui pemantapan pelaksanaan
Reformasi Birokrasi.

VI. Evaluasi Pembelajaran


Pada tahap materi pembelajaran ini adalah peserta
melaksanakan ujian terhadap semua materi yang telah
dipelajari selama Diklat TAK, sehingga diharapkan peserta
setidaknya dapat memahami dan mengerti materi pembelajaran
selama pendidikan TAK ini sehingga dapat menjadi bekal saat
ditempatkan di satuan kerja masing-masing.

VII. Kajian Aktual (PKL)


Kajian Aktual (PKL) dilaksanakan selama 9 JP pada
kejaksaan negeri yang ada di sekitar Jakarta. Pada dasarnya
Kajian Aktual ini ingin mempersiapkan dan memperkenalkan
para peserta DIKLAT dalam menghadapi lingkungan kerja di
satuan kerja masing-masing. Pada saat PKL peserta DIKLAT
juga diperkenalkan mengenai tupoksi dan penerapannya pada
masing-masing bagian baik itu Pembinaan, Seksi Pidana
Umum, Seksi Pidana Khusus, Intelijen dan DATUN.

VIII. Ceramah Pimpinan

Ceramah Pimpinan dilaksanakan setelah kegiatan


pendidikan dan pelatihan Teknis Administrasi Kejaksaan telah
selesai dilaksanakan. Tujuan dari Ceramah Pimpinan yang
diberikan kepada peserta Pendidikan dan Pelatiah Teknis
Administrasi Kejaksaan adalah untuk mematangkan ilmu yang
telah didapatkan agar dapat diimplementasikan pada satuan
kerja tempat peserta ditugaskan.

Anda mungkin juga menyukai