Anda di halaman 1dari 35

Matematika

Untuk siswa SMA Kelas X


ATURAN SINUS DAN COSINUS

A. Pengantar

Bahan ajar ini menyajikan materi mengenai Aturan Sinus dan Cosinus
Dengan adanya bahan ajar ini, diharapkan siswa mampu menunjukkan konsep aturan Sinus
dan Cosinus, menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan Sinus dan Cosinus
kegiatan yang disajikan dalam bahan ajar ini.
Disamping itu guru juga harus mengupayakan adanya internalisasi KI – 1 dan KI – 2 dalam
kegiatan pembelajaran.

B. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalardalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifkasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca,

1
C. Kompetensi
Dasar

Kompetensi Dasar

3.9 Menjelaskan aturan Sinus dan


Cosinus

Kompetensi Dasar

4.9 Menyelesaikan masalah yang


berkaitan dengan sinus dan
Cosinus

D. Indikator Pencapaian
Kompetensi

3.9.1 Menunjukkan aturan sinus.


3.9.2 Menunjukkan aturan cosinus.
3.9.3 Menentukan rumus luas segitiga jika diketahui panjang dua sisi dan satu sudut.
3.9.4 Menentukan rumus luas segitiga jika diketahui panjang satu sisi dan dua sudut.
3.9.5 Menentukan rumus luas segitiga jika diketahui panjang ketiga sisi.
4.9.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan sinus.
4.9.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan cosinus.
4.9.3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas segitiga jika diketahui
panjang dua sisi dan satu sudut.
4.9.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas segitiga jika diketahui
panjang satu sisi dan dua sudut.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas segitiga jika diketahui
panjang ketiga sisi.

2
E. Tujuan
Pembelajaran

Setelah mempelajari materi pada bahan ajar ini, siswa diharapkan mampu:

➢ Menunjukkan aturan sinus.


➢ Menunjukkan aturan cosinus.
➢ Menentukan rumus luas segitiga jika diketahui panjang dua sisi dan satu sudut.
➢ Menentukan rumus luas segitiga jika diketahui panjang satu sisi dan dua sudut.
➢ Menentukan rumus luas segitiga jika diketahui panjang ketiga sisi.
➢ Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan sinus.
➢ Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan cosinus.
➢ Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas segitiga jika diketahui
panjang dua sisi dan satu sudut.
➢ Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas segitiga jika diketahui
panjang satu sisi dan dua sudut.
➢ Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas segitiga jika diketahui
panjang ketiga sisi.

3
G. Tokoh
Matematika

➢ Aturan Sinus
Aturan Sinus digunakan jika salah satu pasang (sudut dan sisi yang
dihadapinya) sudah diketahui.
Penemu Hukum Sinus

Hukum sinus ini diperkenalkan oleh seorang matematika


bernama Abu Nasr Mansur Ibn Ali Ibn Iraq pada abad ke 11. Penemu yang
lebih dikenal dengan nama Abu Nasr Mansur hidup pada tahun 960 hingga
1036 masehi. Abu Nasr Mansur berasal dari negeri Persia. Abu Nasr Mansur
dilahirkan di daerah sekitaran Gilan, Persia pada tahun 960 M. Semua itu
termaktub dalam The Regions of the World.
Abu Nasr Mansur belajar dari seorang ahli astronomi dan juga ahli
matematika Abu'l-Wafa. Nantinya Abu Nasr Mansur ini memiliki seorang
murid yang juga terkenal yaitu Al Biruni. Selain menjadikan Al Biruni
sebagai muridnya, Al Biruni juga dikenal sebagai teman diskusinya dalam
mendalami matematika.
Masa tuanya di habiskan di Ghazna oleh Abu Nasr. Pada akhirnya
dia wafat pada tahun 1036 M di daerah sekarang yang dikenal dengan
Afghanistan. Walaupun usia yang terbatas, hasil pemikirannya sangat
terkenal dan tetap dikenang sepanjang masa.
Bukti Temuan Hukum Sinus
Abu Nasr Mansur banyak memberikan peran yang penting dalam
ilmu pengetahuan. Sebagian karya Abu Nasr bertemakan matematika. Selain
itu karya karya lainnya juga mencakup bidang astronomi. Karya karya Abu
Nasr lebih merepresentasikan hal trigonometri. Penemuan hukum sinus ini
oleh Abu Nasr tentu tak terlepas dari peran seorang guru yaitu Abul Wefa.
Pada literatur lain terdapat nama Al Khajdi dalam penemuan hukum sinus,
namun para ahli sejarah matematika meragukannya karena tidak terdapat
beberapa bukti.

Aturan Cosinus
Aturan cosinus digunakan jika telah diketahui panjang dua buah sisi
dan sudat yang diapit oleh kedua sisi tersebut.

Al-Kashi merupakan ilmuawan yang sangat hebat, dan salah seorang


yang paling terkenal di dunia. Jamshid al-Kashi merupakan salah seorang
matematikus masyhur di dunia Islam. Ia adalah seorang saintis yang
mengembangkan matematika dan astronomi pada zaman kejayaan Dinasti
Timurid, di Samarkand abad ke-14 M. Ia berjasa mengembangkan ilmu
matematika dan astronomi dengan sederet penemuannya. Al-Kashi terlahir
pada 1380 di Kashan, sebuah padang pasir di sebelah utara wilayah Iran
Tengah. Ia hidup pada era kekuasaan Timur Lenk, pendiri Dinasti Timurid,
yang memenangkan sederet pertempuran. Timur Lenk memproklamirkan
dirinya sebagai penguasa dan tokoh restorasi Kekaisaran Mongol di
Samarkand pada 1370.Di Prancis,
Hukum Cosinus dikenal sebagai Theoreme d'Al-Kashi (Teorema Al-
Kashi). Sebab Al-Kashi merupakan orang yang pertama yang menemukan
hukum tersebut. Dia juga memberikan sejumlah alasan mengapa Hukum
Cosinus bisa digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang
berhubungan dengan segitiga.
Tak hanya berguna untuk membantu mengerjakan contoh soal dalam
matematika, materi aturan sinus, aturan cosinus, dan luas segitiga juga
berguna dalam kehidupan sehari-hari, yaitu digunakan dalam sistem navigasi
satelit dan dalam melakukan pergerakan kapal selam selama di bawah air.
Aturan cosinus digunakan untuk menghitung panjang sisi sebuah
segitiga apabila diketahui panjang dua sisi lainnya dan besar sudut yang
diapitnya. Penggunaan lain rumus cosinus adalah untuk menghitung besar
sudut pada sebuah segitiga apabila diketahui panjang ketiga sisinya. Salah
satu penerapan rumus cosinus pada kehidupan nyata adalah menghitung
panjang lintasan yang dilalui sebuah pesawat udara dari suatu kota ke kota
lain dan arah penerbangannya.
G. Peta
Konsep

Segitiga Materi Prasyarat

Unsur-Unsur
Masalah
Segitiga
Otentik

Perbandingan Sisi-Sisi
dalam Segitiga

sin α cos α tan α sec α cosec α cot α

Grafik Fungsi
Trigonometri
H. Materi
Pembelajaran

Materi 3.9 ATURAN SINUS DAN COSINUS

➢ Aturan Sinus dan Cosinus


Pada subbab sebelumnya telah kita kaji dan temukan konsep
perbandingan trigonometri untuk sembarang segitiga siku-siku. Kita dengan
mudah menentukan nilai sinus, cosinus, dan perbandingan trigonometri
lainnya meskipun segitiga siku-siku tersebut dikaji berdasarkan posisi
kuadran. Pertanyaan akan muncul, bagaimana menggunakan konsep
perbandingan trigonometri tersebut pada suatu segitiga sama kaki, segitiga
sama sisi, atau bahkan pada suatu sembarang segitiga? Pertanyaan ini
merupakan ide untuk mengkaji subbab 3.9 ini.

Sebagai pengetahuan tambahan selain konsep yang sudah kita miliki di


atas, perlu kita kenalkan istilah garis tinggi dan garis berat pada sembarang
segitiga. Perhatikan gambar berikut.

B B

C C

A D A E

Gambar 4.36 (i) BD merupakan salah satu garis tinggi dan (ii) BE

merupakan garis berat ∆ABC

Definisi

Untuk setiap segitiga sembarang,

Garis tinggi adalah suatu garis yang dibentuk dari suatu sudut dan
berpotongan tegak lurus dengan sisi di hadapannya.

Garis berat adalah suatu garis yang dibentuk dari suatu sudut dan
memotong sisi di hadapannya menjadi dua bagian yang sama panjang.
Dengan definisi tersebut, silakan tarik garis tinggi dan garis berat
segitiga pada Gambar 4.36.

Selanjutnya, untuk menemukan bagaimana menerapkan konsep perban-


dingan trigonometri untuk setiap segitiga sembarang, coba cermati masalah
berikut ini.
1.
Masalah

Diberikan suatu segitiga sembarang, seperti pada Gambar 4.37 di bawah ini.

Misalkan PR = q satuan, PQ = r satuan, dan RQ = p satuan, dengan p ≠ q


≠ r serta ∠P atau ∠Q atau ∠R tidak satupun 0o dan 90o.

q p

r R

Gambar 4.37 Segitiga sembarang PQR, dengan ∠P ≠ ∠Q ≠ ∠R

Bentukan garis tinggi dari setiap sudut segitiga PQR dan temukan hubungan
antar garis berat tersebut.

Alternatif Penyelesaian

Karena setiap segitiga sembarang memiliki tiga sudut, maka didapat


membentuk tiga garis tinggi pada segitiga tersebut.
2. Garis tinggi yang dibentuk dari ∠P

Garis tinggi yang dibentuk dari sudut ∠P dideskripsikan pada Gambar


4.38.

Perhatikan ∆PRS dan ∆PQS .

x
q S p

p–x

P
R Q

Gambar 4.38 Garis tinggi yang dibentuk dari ∠P


Kita dapat menuliskan bahwa
PS
PR
sin ∠R = atau PS = PR × sin ∠R = q × sin ∠R.
(1)
PS
sin ∠Q = atau PS = PQ × sin ∠Q = r × sin ∠Q.
(2)
PQ

Dari (1) dan (2), kita memperoleh


r q (3)
r × sin ∠Q = q × sin ∠R ↔ sin ∠R = sin ∠Q
Selain itu, kita juga dapat menuliskan bahwa
RS x
PR = q
cos ∠R = atau x = q × cos ∠R.

Kita masih fokus pada ∆PRS dan ∆PQS dengan menggunakan Teorema
Pythagoras, dapat dituliskan
r2 = (p – x)2 + q2 – x2 dan
q2 = x2 + (PS)2 atau (PS)2 = q2 – x2
Akibatnya kita peroleh
r2 = (p – x)2 + q2 – x2
↔ r2 = p2 – 2px + x2 + q2 – x2 = p2 + q2 – 2px (5)
Dengan (4), maka (5) berubah menjadi
r2 = p2 + q2 – 2.p.q.cos ∠R. (6)
3. Garis tinggi yang dibentuk dari ∠Q

Garis tinggi yang dibentuk dari sudut ∠Q dideskripsikan pada


Gambar 4.39. Perhatikan ∆PQT dan ∆RQT.

q–y
q T p

r Q
P
Gambar 4.39 Garis tinggi ∆PQR yang dibentuk dari ∠Q

4.
Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
Dengan mudah kita menemukan bahwa
PT
sin ∠P = atau QT = PQ × sin ∠P = r × sin ∠P (7)
PQ
QT
sin ∠R = RQ atau QT = RQ × sin ∠R = p × sin ∠R (8)
Dari (7) dan (8), diperoleh
r p
p × sin ∠R = r × sin ∠P ↔ sin ∠R = sin ∠P (9)
Selain itu, kita juga dapat menemukan bahwa
cos ∠P = PT = y atau y = r × cos ∠P. (10)
PQ r
Kita masih fokus pada ∆PQT dan ∆RQT, dengan Teorema Pythagoras,
diperoleh bahwa
p2 = (q – y)2 + (QT)2 dan
r2 = y2 + (QT)2 atau (QT)2 = r2 – y2
Akibatnya, kita peroleh
p2 = (q – y)2 + r2 – y2
↔ p2 = q2 – 2.q.y + y2 + r2 – y2 = q2 + r2 – 2.q.y (11)
Dengan (10), maka (11) menjadi
p2 = q2 + r2 – 2.q.r.cos ∠P. (12)
5. Garis tinggi yang dibentuk dari ∠R

Garis tinggi yang dibentuk dari ∠R dideskripsikan pada Gambar


4.40. Perhatikan ∆PRU dan ∆RQU.
R

q p

P
Q
U
r
Gambar 4.40 Garis tinggi ∆PQR yang dibentuk dari ∠R

187
Matematika
Kita dapat menemukan bahwa
RU
sin ∠P = atau
PR
RU = PR × sin ∠P = q × sin ∠P (13)

sin Q = RU atau RU = RQ × sin ∠Q = p × sin ∠Q (14)


RQ
Dari (6e) dan (6f), diperoleh
q p
q × sin ∠P = p × sin ∠Q ↔ sin ∠Q = sin ∠P (15)
Selain itu, kita juga dapat menuliskan bahwa
cos ∠Q = UQ = z atau z = p × cos ∠Q (16)
RQ p
Kita masih fokus mencermati ∆PRU dan ∆RQU, dengan Teorema
Pythagoras, kita dapat menuliskan
q2 = (r – z)2 + (RU)2, dan
p2 = z2 + (RU)2 atau (RU)2 = p2 – z2
Akibatnya, diperoleh
q2 = (r – z)2 + p2 – z2
↔ q2 = r2 – 2.r.z + z2 + p2 – z2 = r2 + p2 – 2.r.z (17)
Dengan (16), maka (17) menjadi
q2 = r2 + p2 – 2.r. p.cos ∠Q (18)

Jadi, dari (3), (9), dan (15), kita menemukan bahwa


p q R
sin ∠P = sin ∠Q = sin ∠r

Hal tersebut di atas sering dikenal istilah ATURAN SINUS.

Selain itu, dari (6), (12), dan (18) juga kita menemukan bahwa
q +r − p
6. p2 = q2 + r2 – 2.q.r.cos ∠P atau cos ∠P = 2 2 2
2.q.r

7.
Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
p 2 +r 2 − q2
8. q2 = p2 + r2 – 2.p.r.cos ∠Q atau cos ∠Q =
p.r
p2 +q2 − r2
9. r2 = p2 + q2 – 2.p.q.cos ∠R atau cos ∠R =
1. p.q

Hal tersebut yang sering dikenal istilah ATURAN COSINUS

Untuk membantu mengingatnya, kita jadikan sebagai sifat, seperti berikut.

Sifat 4.7

Untuk setiap segitiga, dengan BC = a, A


AC = b, AB = c, dengan sudut-sudutnya
∠C, ∠A dan ∠B, maka berlaku R
Q

ATURAN SINUS
C B
a b c P
Gambar 4.41 ∆ABC dengan tiga
sin ∠A = sin ∠B = sin ∠C
garis tinggi

ATURAN COSINUS
b2 +c2 − a2
10. a2 = b2 + c2 – 2.b.c.cos ∠A atau cos ∠A =
2.b.c
a2 +c2 −b2
11. b2 = a2 + c2 – 2.a.c.cos ∠B atau cos ∠B =
2.a.c
a2 +b2 − c2
12. c2 = a2 + b2 – 2.a.b.cos ∠C atau cos ∠C =
2.a.b

Kemudian, kamu harus mampu menggunakan dengan efektif aturan sinus


dan aturan cosinus di atas dalam memecahkan masalah.
Coba uji pemahaman kamu dalam menggunakan Sifat 4.7.

189
Matematika
Contoh 4.15

Jalan k dan jalan l berpotongan di kota A. Dinas tata ruang kota ingin
menghubungkan kota B dengan kota C dengan membangun jalan m dan
memotong kedua jalan yang ada, seperti yang ditunjukkan Gambar 4.42 di
bawah. Jika jarak antara kota A dan kota C adalah 5 km, sudut yang dibentuk
jalan m dengan jalan l adalah 70o dan sudut yang dibentuk jalan k dan jalan m
adalah 30o. Tentukan jarak kota A dengan kota B.
Jalan l

B C
Jalan m
Jalan k
Gambar 4.42 Jalan k, l, dan m

Alternatif Penyelesaian
Untuk memudahkan perhitungan, kita bentuk garis tinggi AD, dimana garis
AD tegak lurus dengan garis BC, seperti pada Gambar 4.43.

Jalan l

Jalan
B C m
D
Jalan k
Gambar 4.43 Segitiga ABC dengan garis tinggi D

13.
Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
Dengan menggunakan konsep perbandingan trigonometri (Definisi 4.1),
pada ∆ABC, dapat kita tuliskan bahwa

sin B = AD atau AD = AB × sin B (19)


AB
Sedangkan pada ∆ACD, kita peroleh

sin C = AD atau AD = AC × sin C (20)


AC
Dari persamaan (19) dan (20), kita peroleh bahwa
AB × sin B = AC × sin C (21)
Karena diketahui bahwa ∠C = 70o, ∠B = 30o, dan jarak AC = 5, dengan
persamaan (21) diperoleh
AB × sin 30o = AC × sin 70o,

AB = 5 × sin70o = 5 ×(0,94) = 9,4 km.


sin30o 0,5
Jadi, jarak kota A dengan kota B adalah 9, 4 km.

Contoh 4.16
Diberikan segiempat, seperti pada Gambar 4.44.
D
3.5
4
s 6 C
A
2 5.5

B
Gambar 4.44 Segiempat ABCD

Hitung nilai s.

Alternatif Penyelesaian
Dengan Gambar 4.44, kita melihat ∆ADB, ∆ADC, dan ∆ABC

191
Matematika
Hal ini kita perlukan untuk menemukan nilai cos ∠DAB.
Di sisi lain, ∠DAB = ∠BAC + ∠DAC.

Artinya, dengan menemukan besar sudut ∠BAC dan ∠DAC, kita dapat
menghitung nilai cos ∠DAB (mengapa harus menentukan cos ∠DAB?)
Mari kita kaji ∆ABC.

6 C

5.5
2

B
Gambar 4.45 Segitiga ABC

Dengan menggunakan Sifat 4.6 (Aturan Cosinus)

cos∠BAC = AC + AB − BC = 6 + 2 −(5,5) = 9,75 = 0, 406


2 2 2 2 2 2

2.AC.AB 2.(6).(2) 24
Dengan bantuan kalkulator atau tabel trigonometri, karena cos ∠BAC =
0,40625, maka besar ∠BAC = 66,03o.
Sekarang, mari kita kaji ∆ADC.

D
3.5
4
6 C

A
Gambar 4.46 Segitiga ADC.

Dengan menggunakan Sifat 4.6 (Aturan Cosinus), kita peroleh cos


2 2 2 2 2 2
∠DAC = AC + AD − DC = 4 +6 −(3,5) = 0,82813
2.AC.AD 2.4.6

Melalui kalkulator atau tabel trigonometri, diperoleh besar ∠DAC =


34,03o Dengan demikian, besar ∠DAB = 66,03o + 34,03o = 100,06o

14.
Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
Akibatnya, untuk menentukan panjang sisi s, kita perhatikan ∆ABD.
AB2 + AD2 − BD2
cos ∠DAB = D
2.AB.AD
42 +22 − s2 4
cos ∠DAB =
2.4.2 s
Atau A
16.(cos 100,06o) = 20 – s2
2
15. 16(–0,174) = 20 – s2
B
↔ –2784 = 20 – s2
Gambar 4.47 Segitiga ABD
16. s2 = 22,784

17. s = 22,784 = 4,709

4.7 Grafik Fungsi Trigonometri


Pada subbab ini, kita akan mengkaji bagaimana konsep trigonometri jika
dipandang sebagai suatu fungsi. Mengingat kembali konsep fungsi pada Bab 3,
fungsi f(x) harus terdefinisi pada daerah asalnya. Jika y = f(x) = sin x, maka
daerah asalnya adalah semua x bilangan real. Namun, mengingat satuan sudut
(subbab 4.1) dan nilai-nilai perbandingan trigonometri (yang disajikan pada
Tabel 4.3), pada kesempatan ini, kita hanya mengkaji untuk ukuran sudut dalam
derajat . Mari kita sketsakan grafik fungsi y = f(x) = sin x, untuk 0 ≤ x ≤ 2π.
18. Grafik Fungsi y = sin x, dan y = cos x untuk 0 ≤ x ≤ 2π

Masalah 4.12

Dengan keterampilan kamu dalam menggambar suatu fungsi (Bab 3),


gambar-kan grafik fungsi y = sin x, untuk 0 ≤ x ≤ 2π.

Alternatif Penyelesaian
Dengan mencermati nilai-nilai sinus untuk semua sudut istimewa yang
disajikan pada Tabel 4.3, kita dapat memasangkan ukuran sudut dengan nilai
sinus untuk setiap sudut tersebut, sebagai berikut.

193
Matematika
π 1 5π 1
π 2 π 3 π 3π 2
(0, 0); ,2 ; , ; , ; ,1 , 2π , 3 ; , ; ,2 ;
6 6
4 2 3 2 2 3 2 4 2
π π π π 7π
π 2
(π,0); 7 , 1; 5 ,− 2; 4 , − 3; 3 , −1 ;5 ,− 3; ,− ;
6

2 4 2 3 2 2 3 2 4 2
11π 1
,− ; dan (2π, 0).
32

Selanjutnya pada koordinat kartesius, kita menempatkan pasangan titik-titik


untuk menemukan suatu kurva yang melalui semua pasangan titik-titik
tersebut.
Selengkapnya disajikan pada Gambar 4.48 berikut ini.

π
,1
2 y 2
π, 3
3 2
π, 2
π 1 4 2
,-
3 2
1

3π/ x
π/2 π 2 2π

–1

Gambar 4.48 Grafik fungsi y = sin x, untuk 0 ≤ x ≤ 2π

–2
Dari grafik di atas, kita dapat merangkum beberapa data dan informasi
seperti brikut.
19. Untuk semua ukuran sudut x, nilai maksimum fungsi y = sin x adalah 1,
dan nilai minimumnya adalah –1.
20. Kurva fungsi y = sin x, berupa gelombang.
21. Untuk 1 periode (1 putaran penuh) kurva fungsi y = sin x, memiliki
1. gunung dan 1 lembah.
22. Nilai fungsi sinus berulang saat berada pada lembah atau gunung yang
sama.
23. Untuk semua ukuran sudut x, daerah hasil fungsi y = sin x, adalah –1 ≤ y ≤ 1.
Dengan konsep grafik fungsi y = sin x, dapat dibentuk kombinasi fungsi sinus.

Misalnya y = 2.sin x, y = sin 2x, dan y = sin x +


π . Selengkapnya dikaji pada

contoh berikut. 2

Contoh 4.17
π
Gambarkan grafik fungsi y = sin 2x dan y = sin x + 2 , untuk 0 ≤ x ≤ 2π.

Kemudian tuliskanlah perbedaan kedua grafik tersebut.

Alternatif Penyelesaian
Dengan menggunakan nilai-nilai perbandingan trigonometri yang disajikan
pada Tabel 4.3, maka pasangan titik-titik untuk fungsi y = sin 2x, untuk 0 ≤ x
≤ 2π adalah:
Untuk x = 0, maka nilai fungsi adalah y = sin 2.(0) = sin 0 = 0. ⇒ (0, 0)

Untuk x = π , maka nilai fungsi adalah y = sin 2. π = sin π = 3 ⇒


6 6 3 2
π 3
,
6 2
π π π π
Untuk x = , maka nilai fungsi adalah y = sin 2. = sin = ⇒ ,1.

4 4 2 4

195
Matematika
Demikian seterusnya hingga

untuk x = 2π, maka niali fungsi adalah y = sin 2.(2π) = sin 4π = sin 0 = 0
⇒ (2π, 0)
Selengkapnya pasangan titik-titik untuk fungsi y = sin 2x, 0 ≤ x ≤ 2π, yaitu
π 1 π 2 π 3 π π 3 π 2π 3
(0, 0); , ;
, ; , ; ,1 ; , ; ,0 ; ,− ;
12 2 8 2 6 2 4 3 2 2 3 2
3π 3 5π 3 7π 3
, ; ,− ; (π, 0); , ; ……; (2π, 0).

4 2 6 2 6 2
Dengan pasangan titik-titik tersebut, maka grafik fungsi y = sin 2x, 0 ≤ x ≤ 2π
disajikan pada Gambar 4.49.

π
, 3
6 2
π,2
1 y π 1 8 2
,
1
2 2

0,5

3π/
π/2 π 2 2π x

0,5

Gambar 4.49 Grafik fungsi y = sin 2x, untuk 0 ≤ x ≤ 2π

Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
Berbeda dengan fungsi y = sin 2x, setiap besar sudut dikalikan dua, tetapi

untuk fungsi y = sin x +


π , setiap besar sudut ditambah
π atau 90 .
o

2 2
π
Sekarang kita akan menggambarkan fungsi y = sin x + 2 , untuk 0 ≤ x ≤ 2π.

Coba kita perhatikan kembali Sifat 4.4, bahwa sin π = cos x. Artinya, x+

2
sekarang kita akan menggambarkan fungsi y = cos x, untuk 0 ≤ x ≤ 2π.
Dengan menggunakan nilai-nilai cosinus yang diberikan pada Tabel 4.3 kita
dapat merangkumkan pasangan titik-titik yang memenuhi fungsi y = cos x,
untuk 0 ≤ x ≤ 2π, sebagai berikut.
π
π 1 π3 2π 1 π3π 2
2 5π 3
(0, 1); , ;, ,0 ; ,− ;; , ,− ; ; ,− ; (π, –1)
6 2 4 2 3 22 3 2 4 2 6 2
π π π 1 π 5 π 1 π π
7 , − 3 ;5 , − 2 ; 4 , − ; 3 , 0 ; , ; 7 , 2 ; 11 , 3 ; (2, 1).
6 2 4 2 3 22 3 2 4 2 6 2
Dengan demikian, grafik fungsi y = cos x, untuk 0 ≤ x ≤ 2π, disajikan pada
Gambar 4.50 berikut.
π
, 3
y 6 2 π, 2
(0, 1)
1
4 2
π 1
,
3 2
0,5
(π, 0)

x
π/2 π 3π/2 2π

0,5

–1

Gambar 4.50 Grafik fungsi y = cos x, untuk 0 ≤ x ≤ 2π

Matematika
Dari kajian grafik, grafik fungsi y = sin 2x sangat berbeda dengan grafik fungsi

y = sin x +
π = cos x, meskipun untuk domain yang sama. Grafik y = sin 2x,

2
memiliki 2 gunung dan 2 lembah, sedangkan grafik fungsi y = sin x+
π
2
= cos x, hanya memiliki 1 lembah dan dua bagian setengah gunung. Nilai

maksimum dan minimum fungsi y = sin 2x sama y = sin x +


π = cos x
2
untuk domain yang sama. Selain itu, secara periodik, nilai fungsi y = sin 2x
dan y = sin x+
π = cos x, berulang, terkadang menaik dan terkadang

menurun. 2

Pertanyaan
Dengan pengetahuan dan keterampilan kamu akan tiga grafik di atas dan
konsep yang sudah kamu miliki pada kajian fungsi, sekarang gambarkan dan
gabungkan grafik y = sin x dan y = cos x, untuk domain 0 ≤ x ≤ 2π.
Rangkumkan hasil analisis yang kamu temukan atas grafik tersebut.

24. Grafik fungsi y = tan x, untuk 0 ≤ x ≤ 2π


Kajian kita selanjutnya adalah untuk menggambarkan grafik fungsi y = tan x,
untuk 0 ≤ x ≤ 2π. Mari kita kaji grafik fungsi y = tan x, melalui masalah berikut.

Masalah 4.13

Untuk domain 0 ≤ x ≤ 2π, gambarkan grafik fungsi y = tan x.

Alternatif Penyelesaian
Dengan nilai-nilai tangen yang telah kita temukan pada Tabel 4.3 dan
dengan pengetahuan serta keterampilan yang telah kamu pelajari tentang
menggambarkan grafik suatu fungsi, kita dengan mudah memahami
pasangan titik-titik berikut.

25.
Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
π 3 π π π 2π 3π 5π 3
(0, 0); , ; ,1 ; , 3; , ∼; ,− 3 ;
, −1 ; , ;
6 3 4 3 2 3 4 6 3
7π 3 5π 4π 3π 5π 7π
(π, 0); , ; ,1 ; , 3; ,~ ; ,− 3; , −1 ;
6 3 4 3 2 3 4
11π 3
,− ; (2π, 0).
6 3

Dengan demikian, grafik fungsi y = tan x, untuk 0 ≤ x ≤ 2π, seperti pada


Gambar 4.51 berikut ini.

5 y
π
,3
4 3
π
,1
3 4
π, 3
2 6 3

1
(0, 0)
x
π/2 π 3π/2 2π

–1

–2

–3

–4

–5
Gambar 4.51 Grafik fungsi y = tan x, untuk 0 ≤ x ≤ 2π

Matematika
π
Dari grafik di atas, jelas kita lihat bahwa jika x semakin mendekati 2 (dari
kiri), nilai fungsi semakin besar, tetapi tidak dapat ditentukan nilai
π
terbesarnya. Sebaliknya, jika x atau mendekati 2 (dari kanan), maka nilai
fungsi semakin kecil, tetapi tidak dapat ditentukan nilai terkecilnya. Kondisi
3 π
ini berulang pada saat x mendekati 2 . Artinya, fungsi y = tan x, tidak
memiliki nilai maksimum dan minimum.

26.
Kelas X SMA/MA/SMK/M
UJI KOMPETENSI

1. Jika diketahui segitiga ABC, dengan ukuran panjang sisi dan sudut-
sudutnya sebagai berikut.
b = 20, ∠C = 105o, dan ∠B = 45o. Hitung panjang sisi a dan c.
c = 20, ∠A = 35o, dan ∠B = 40o. Hitung panjang sisi a dan b.

a = 12,5, b = 10, dan ∠A = 110o. Hitung besar ∠B, ∠C, dan


panjang sisi c.
a = 4, b = 6, dan ∠C = 120o. Hitung besar ∠A, ∠B, dan panjang sisi c.

2. Di bawah ini, diketahui panjang sisi-sisi segitiga PQR. Hitung nilai sinus
dan tangen untuk setiap sudutnya.
p = 10 , q = 14, dan r = 20
p = 11 , q = 15, dan r = 21
p = 8 , q = 12, dan r = 17

3. Buktikan untuk setiap segitiga ABC sembarang, maka luas segitiga ABC
dirumuskan dengan rumus berikut.
1
L= 2 .b.c.sin ∠A
1
L= 2 .a.c.sin ∠B
1
L= 2 .a.b.sin ∠C
4. Dengan rumus luas segitiga pada soal nomor 3, hitunglah luas segitiga
untuk setiap ukuran segitiga ABC pada nomor 1.

201
Matematika
5. Diketahui segitiga ABC, dengan AB = 20 cm, AC = 30 cm, dan ∠B =
140o. Hitung panjang BC dan ∠A.
6. Pada latihan mengendarai suatu kapal cepat di perairan, lintasan latihan
didesaian seperti yang diberikan pada Gambar 4.52. Pengemudi harus
mulai dari titik A, dan bergerak ke arah barat daya dengan membentuk
sudut 52o ke titik B, kemudian bergerak ke arah tenggara dengan
membentuk sudut 40o ke titik C, dilanjutkan kembali ke titik A. Jarak
titik A ke C sejauh 8 km. Hitung panjang lintasan si pengemudi kapal
cepat tersebut.

N A
W E
7. 52o
B
8 km
40o

D C

Gambar 4.52 Ilustrasi lintasan latihan kapal cepat

8. Pada saat mensurvei sebidang rawa-rawa, seorang pensurvei berjalan


sejauh 425 meter dari titik A ke titik B, kemudian berputar 65o dan
berjalan sejauh 300 meter ke titik C (lihat Gambar 4.53). Hitungl
panjang AC.

Gambar 4.53 Ilustrasi sebidang rawa-rawa

9.
Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
10. Untuk setiap fungsi di bawah ini, manakah yang terdefinisi pada 0o ≤ x ≤ 360o.

a. y = tan x c. y = sec x

b. y = cot x d. y = csc x

11. Tentukan daerah asal dan daerah hasil untuk setiap fungsi berikut.
1
a. y = sin x + cos x d. y = cos x
b. y = sin x – cos x e. 1
y = tan x
c. y = f. y = sin x + tan x

12. Gambarkan setiap fungsi f(x) di bawah ini, untuk Df: {0 ≤ x ≤ 2π}.

a. y = 2 sin x d. y = –cos x
b. y = sin x + cos x e. y = –tan x
c. y = –sin x f. y = 2 + sin x

Projek

Himpunlah informasi penerapan grafika fungsi trigonometri dalam bidang


fisika dan teknik elektro serta permasalahan di sekitarmu. Buatlah analisis
sifat-sifat grafik sinus, cosinus, dan tangen dalam persamalahan tersebut.

Buatlah laporanmu dan sajikan di depan kelas.

203
Matematika
Rangkuman

Sebelum melanjutkan pembahasan topik selanjutnya, sangat penting


merefleksikan semua catatan-catatan penting pada pembalajaran
trigonometri. Oleh karena itu, kamu mencatat hal-hal penting pada bab ini.
Untuk membantu kamu menuliskan hal-hal penting tersebut, terlebih dahulu
jawab beberapa pertanyaan berikut ini:

Pada suatu segitiga siku-siku, coba kamu tuliskan hubungan setiap


panjang sisi-sisinya.
Bagaimana merumuskan perbandingan trigometri (sinus, cosinus,
tangen, cosecan, secan, dan cotangen) pada suatu segitiga siku-siku?
Pada kuadran berapa nilai perbandingan sinus berlaku positif? Negatif?
Bagaimana dengan nilai perbandingan lainnya?
Bagaimana kamu membedakan aturan sinus dan aturan cosinus?
Untuk f(x) = sin x, untuk setiap x∈Df, hitunglah nilai maksimum dan nilai
minimum fungsi sinus. Bagaimana dengan fungsi cosinus dan tangen?

Selain pertanyaan-pertanyaan di atas, kamu beri kesempatan untuk


menuliskan hal-hal yang kamu pandang penting dari bab ini.
Bandingkan hasil rangkumanmu dengan teman-temanmu.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Matematika Untuk SMA/
MTs Kelas X .-- . Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Matematika Untuk


SMA/ MTs Kelas X .-- . Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebud

31
32
33
34

Anda mungkin juga menyukai