Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TRIGONOMETRI
( SEJARAH, KONSEP DASAR DAN APLIKASI
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI )

Penyusun :
1. Munajib (P2A917029)
2. Vita Ria Syafitri Z (P2A917036)
3. Hevriatul Ulfa (P2A918024)

Dosen Pembimbing:
Dr. Syaiful, M.Pd

MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS JAMBI
2019
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Matematika
memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, seperti fisika, ekonomi,
kimia, dan sebagainya. Oleh karena itu, Kurikulum Matematika Sekolah mewajibkan
matematika sebagai bagian dari mata pelajaran wajib dengan tujuan agar siswa mampu
menghadapi perubahan keadaan yang selalu berkembang, mampu mengembangkan sikap
yang logis, rasional, kritis, cermat, sistematis, dan efektif, salah satunya pada materi
trigonometri.
Meski demikian, tidak semua orang yang mempelajari matematika, khususnya
trigonometri, mengetahui sekaligus memahami prinsip ilmu tersebut. Bahkan, mereka
hanya mempelajari teorinya saja, tanpa memahami cara menerapkannya. Padahal,
trigonometri merupakan salah satu materi pelajaran matematika di mana kemunculannya
dilatarbelakangi sejarah yang penuh dengan nilai-nilai semangat dan kegigihan. Tak hanya
itu, ternyata banyak penerapan trigonometri dalam bidang terapan lainnya. Hanya saja
sebagian besar masyarakat pada umumnya dan siswa pada khususnya belum atau tidak
mengetahui penerapan trigonometri tersebut yang mengakibatkan minat dan motivasi
mereka rendah terhadap materi trigonometri.
Berdasarkan permasalahan di atas, penyusun tertarik untuk membahas trigonometri,
baik dari sejarah kemunculannya, konsep dasar serta aplikasinya dalam berbagai bidang.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana sejarah munculnya trigonometri?
b. Apa konsep dasar dari trigonometri?
c. Bagaimana aplikasi trigonometri dalam berbagai bidang kehiudupan?

1.3. Tujuan Penulisan


a. Memahami bagaimana sejarah munculnya trigonometri.
b. Memahami apa konsep dasar dari trigonometri.
c. Memahami bagaimana aplikasi trigonometri dalam berbagai bidang kehiudupan.
1.4. Manfaat Penulisan
a. Menambah wawasan mengenai aplikasi trigonometri dalam berbagai bidang
terapan
b. Memberi motivasi bagi pembaca mempelajari dan memahami trigonometri
c. Memberi motivasi bagi pembaca khususnya siswa untuk menerapkan
trigonometri dalam kehidupan sehari-hari
2. Hasil dan Pembahasan
2.1. Sejarah Munculnya Trigonometri
Trigonometri berasal dari bahasa Yunani yaitu tri artinya tiga, gonomon artinya
sudut dan metria yang artinya ukuran jadi. Jadi, trigonometri adalah sebuah cabang
matematika yang berhadapan dengan sudut segitiga dan fungsi trigonometri seperti sinus,
cosinus, dan tangen. Menurut Edward J. Byang, trigonometri adalah ciptaan bangsa arab.
Oleh karena itu, banyak kata-kata dalam trigonometri yang menggunakan istilah dari Arab.
Istilah sinus, cosinus, dan tangen, meski bagian dari trigonometri, namun ketiganya jauh
lebih tua dibandingkan istilah trigonometri itu sendiri dalam sejarah penemuannya. Istilah
Trigonometri pertama kali digunakan tahun 1595. Sedang istilah sinus, cosinus, dan tangen
sudah muncul pada tahun 600-an.
Walaupun pada mulanya trigonometri dikaji sebagai cabang astronomi tetapi
akhirnya trigonometri berdiri sendiri sebagai sebuah disiplin ilmu. Perkembangan awal
trigonometri disebabkan oleh keperluan penyelesaian masalah astronomi. Kemunculan
trigonometri merupakan proses yang perlahan. Jika dibandingkan dengan cabang
matematika lain, trigonometri berkembang disebabkan hubungan antara pendidikan
matematika terapan dengan keperluan sains dalam bidang astronomi.
Trigonometri sebagai alat utama astronomi telah menjadi bidang kajian yang sangat
diminati oleh ahli-ahli matematika islam sehingga trigonometri dapat berdiri sendiri
sebagai sebuah disiplin ilmu. Orang islam adalah orang yang pertama kali menekankan
pengkajian prinsip-prinsip cahaya. Ia adalah al-Haitham, yang telah menulis risalah-risalah
penting tentang optik. Al-Haitham membina bentuk awal prinsip-prinsip cahaya yang
akhirnya menjadi hukum Snell tentang pembiasan cahaya. Prinsip optik al-Haitham
memberi sesuatu inspirasi supaya perhatian terhadap astronomi dan trigonometri lebih
diutamakan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ada banyak aplikasi trigonometri.
Terutama adalah teknik triangulasi yang digunakan dalam astronomi untuk menghitung
jarak ke bintang-bintang terdekat, dalam geografi untuk menghitung antara titik tertentu,
dan dalam sistem navigasi satelit. Bidang lainnya yang menggunakan trigonometri
termasuk astronomi (dan termasuk navigasi, di laut, udara, dan angkasa), teori musik,
akustik, optik, analisis pasar finansial, elektronik, teori probabilitas, statistika, biologi,
pencitraan medis/medical imaging (CAT scan dan ultrasound), farmasi, kimia, teori angka
(dan termasuk kriptologi), seismologi, meteorologi, oseanografi, berbagai cabang dalam
ilmu fisika, survei darat dan geodesi, arsitektur, fonetika, ekonomi, teknik listrik, teknik
mekanik, teknik sipil, grafik komputer, kartografi, kristalografi
Selanjutnya, penemuan-penemuan tentang rumus dasar trigonometri oleh para
tokoh ilmuwan muslim adalah sebagai berikut :
a. Al Buzjani
Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Al Buzjani,
merupakan satu diantara sekian banyak ilmuwan Muslim yang turut mewarnai khazanah
pengetahuan masa lalu. Dia tercatat sebagai seorang ahli di bidang ilmu matematika dan
astronomi. Kota kecil bernama Buzjan, Nishapur, adalah tempat kelahiran ilmuwan besar
ini, tepatnya tahun 940 M. Sejak masih kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak dan hal
tersebut ditunjang dengan minatnya yang besar di bidang ilmu alam. Masa sekolahnya
dihabiskan di kota kelahirannya itu.
Konstruksi bangunan trigonometri versi Abul Wafa hingga kini diakui sangat besar
kemanfaatannya. Dia adalah yang pertama menunjukkan adanya teori relatif segitiga
parabola. Tak hanya itu, dia juga mengembangkan metode baru tentang konstruksi segi
empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan memakai delapan desimal. Abul Wafa pun
𝑎
mengembangkan hubungan sinus dan formula 2 2𝑠𝑖𝑛2 (2) = 1 − cos 𝑎 a dan juga sin 𝑎 =
𝑎 𝑎
2 sin (2) cos (2)

b. Abu Nasr Mansur


Nama lengkap dari Abu Nasr Mansur adalah Abu Nasr Mansur Ibnu Ali Ibnu Iraq
atau akrab disapa Abu Nasr Mansur (960 M – 1036 M). Abu Nasr Mansur terlahir di
kawasan Gilan, Persia pada tahun 960 M. Hal itu tercatat dalam The Regions of the World,
sebuah buku geografi Persia bertarikh 982M.
Pada karya trigonometrinya, Abu Nasr Mansur menemukan aturan sinus sebagai
𝑎 𝑏 𝑐
berikut: = 𝑆𝐼𝑛 𝐵 = 𝑆𝑖𝑛 𝐶
𝑆𝑖𝑛 𝐴

c. Surya Siddhanta (Hidup abad 3 SM)

Surya Siddhanta adalah seorang matematikawan India. Pada masa


hidupnya, ia memformulasikan rumusan sinus, cosinus dan tangen.
d. Hipparchus (190 – 120 SM)

Sumber:
thefamouspeople.com

Hipparchus dianggap sebagai orang yang pertama kali menemukan perbandingan-


perbandingan trigonometri. Selain itu, Hipparchus dikenal sebagai tokoh
trigonometri karena hal-hal berikut.

1. Menyusun perbandingan-perbandingan trigonometri tersebut dalam


bentuk tabel.
2. Menerapkan trigonometri untuk menentukan letak kota-kota di atas bumi
dengan memakai garis lintang dan garis bujur.
3. Orang pertama yang mengkompilasi tabel trigonometri yang membuatnya
dapat memecahkan masalah-masalah segitiga.
4. Membangun metode dalam memperkirakan gerhana matahari dengan
teori matahari, bulan, dan trigonometri numerik miliknya.

e. Ptolemy (100 – 170 M)

Sumber:
scienceworld.wolfram.com
Sekitar tahun 100 M, Ptolemy mengembangkan penghitungan trigonometri lebih
lanjut.
f. Al Khawarizmi (780 – 850 M)

Sumber:
putriermayanti.blogspot.co.id

Al Khawarizmi si Penemu Angka 0 dan Bapak Aljabar ini juga seorang tokoh
trigonometri. Beliau menemukan pemakaian sin, cos, tan dan secan.

g. Al Battani (858 – 929 M)

Sumber: blogpenemu.blogspot.co.id
Al-Battani mendefinisikan sinus, cosinus, dan tangen. Selain itu, ia juga membuat
daftar tabel Sinus, Kosinus, Tangen, dan Kotangen dari 0 derajat sampai 90 derajat
secara cermat. Al-Battani yang bertanggung jawab memperkenalkan konsep-
konsep modern, perkembangan fungsi-fungsi dan identitas trigonometri. Beliau
menggunakan formula sinus dengan lebih jelas dibandingkan penjelasan dari
orang Yunani.

Berikut temuan Al-Battani megenai persamaan trigonometri:


sin 𝛼
1. Menemukan persamaan tan 𝛼 = cos 𝛼
2. Menemukan persamaan sec 𝛼 = √1 + tan2 𝛼
𝑎
3. Memecahkan persamaan sin 𝑥 = 𝑎 cos 𝑥 dan menemukan rumus sin 𝑥 = √1+𝑎2
4. Menemukan persamaan 𝑏 sin (𝐴) = 𝑎 sin (900 − 𝐴)
5. Mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen
dan menyusun tabel perhitungan tangen
6. Menemukan fungsi kebalikan dari garis potong dan cosecan
7. Menghasilkan tabel pertama cosecant

h. Abul Wafa Muhammad Al-Buzjani (940 – 997 M)

Sumber:
putriermayanti.blogspot.co.id

Abul Wafa Muhammad Al Buzjani, merupakan satu diantara sekian banyak ilmuwan
Muslim yang turut mewarnai khazanah pengetahuan masa lalu. Dia tercatat sebagai
seorang ahli di bidang ilmu matematika dan astronomi. Kota kecil bernama Buzjan,
Nishapur, adalah tempat kelahiran ilmuwan besar ini, tepatnya tahun 940 M. Sejak
masih kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak dan hal tersebut ditunjang dengan
minatnya yang besar di bidang ilmu alam.
Abul Wafa pun mengembangkan hubungan sinus dan formula sin(𝑎 + 𝑏) dengan
𝑎 𝑎 𝑎
rumus: 2 𝑠𝑖𝑛2 (2) = 1 − cos 𝑎 dan juga sin 𝑎 = 2 sin (2) cos (2 ).
i. Abu Nasr Mansur (960 M – 1036 M)

Sumber: http://madinatuliman.com

Abu Nasr Mansur terlahir di kawasan Gilan, Persia pada tahun 960 M. Pada karya

trigonometrinya, Abu Nasr Mansur menemukan aturan sinus sebagai berikut:

𝑎 𝑏 𝑐
= 𝑆𝐼𝑛 𝐵 = 𝑆𝑖𝑛 𝐶
𝑆𝑖𝑛 𝐴
j. Al-Biruni (973 – 1048 M)

Sumber: blogpenemu.blogspot.com
Al-Biruni dikenal sebagai matematikawan pertama di dunia yang membangun
dasar-dasar trigonometri. Landasan-landasan trigonometric tersebut kemudian
dikembangkan ilmuwan Barat dan diaplikasikan ke dalam beberapa cabang ilmu
seperti astronomi, arsitektur dan fisika. Al-Biruni mengemukakan teorinya dengan
menggunakan aljabar sebagai pengganti bentuk geometris. Al-Biruni
mengembangkan teori trigonometri berdasarkan teori Ptolemus yang telah dikenal
sejak zaman Yunani. Teori tersebut adalah aturan sinus yang kita kenal sekarang.
Aturan sinus ini member kontribusi yang cukup besar terhadap pengembangan
ilmu yang lain. Aturan sinus berguna dalam mengukur sudut-sudut bangunan.
Selain itu, aturan sinus juga berguna dalam ilmu falak yaitu dalam penghitungan
bulan dan hari. Al-Biruni juga menjelaskan sudut-sudut istimewa dalam
segitiga, seperti 00 , 300 , 450 , 600 , 900 . Selain itu, Al-Biruni sudah
mengaplikasikan secara matematik landasan trigonometri yang ditemukannya
untuk membolehkan arah kiblat ditentukan dari tempat manapun di dunia.

9. Bartholemaeus Pitiskus (1561 - 1613 M)

Sumber:
es.classora.com
Pada tahun 1595, Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah karya yang
berpengaruh tentang trigonometri dan memperkenalkan kata trigonometri ke dalam
bahasa Inggris dan Prancis.
2.2 Konsep Dasar Trigonometri

2.2.1 Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-siku

BC a
B sinus  = sin  =  ( sindemi )
AB c
c
a
AC b
A kosinus  = cos  =  ( kossami)
b C AB c

BC a
tangen  = tan  =  ( tandesa )
AC b

sin  1
a) tan  = c) sekan  = sec  =
cos  cos 

1 1
b) kosekan  = cosec  = d) kotangen  = cot  =
sin  tan 
2.2.2 Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-Sudut Istimewa

2.2.3 Pembagian Kuadran Serta Sudut Berelasi

Kuadran II Kuadran I

90o < < 180o 0o < < 90o

< < 0o < <

x
Kuadran III Kuadran IV

180o < < 270o 270o < < 360o

< < < <2


Kuadran I Kuadran II

sin ( 90o -  ) = cos  sin ( 90o +  ) = cos 

cos ( 90o -  ) = sin  cos ( 90o +  ) = - sin 

tan ( 90o -  ) = cot  tan ( 90o +  ) = - cot 

Kuadran II Kuadran III

sin (180o -  ) = sin  sin (180o +  ) = - sin 

cos (180o -  ) = - cos  cos (180o +  ) = - cos 

tan (180o -  ) = - tan  tan (180o +  ) = tan 

Kuadran III Kuadran IV

sin ( 270o -  ) = - cos  sin ( 270o +  ) = - cos 

cos ( 270o -  ) = - sin  cos ( 270o +  ) = sin 

tan ( 270o -  ) = cot  tan ( 270o +  ) = - cot 

Kuadran IV sin (  + k . 360o ) = sin 

sin ( 360o -  ) = - sin  cos (  + k . 360o ) = cos 

cos ( 360o -  ) = cos  tan (  + k . 360o ) = tan 

tan ( 360o -  ) = - tan 


2.2.4 Koordinat Kutub dan Koordinat Kartesius
Koordinat kutub
Y Jika sebuah titik diketahui P (x,y) maka:
P(x,y)=P(r, )
y
r r= x2  y2
X
x
y
tan  = , 0o    360 o
x

maka koordinat kutubnya adalah P (r,  )

Koordinat kartesius
Jika diketahui panjang r dan  , maka:

y
sin  =  x = r. sin 
r

x
cos  =  y = r. cos 
r

Jadi Koordinat kartesiusnya P (x,y)

2.2.5 Identitas Trigonometri

Untuk setiap sudut  tertentu berlaku:

sin 
1. tan  =
cos 
2. sin   cos 2   1
2

3. tan 2   1  sec 2 
4. 1 + cot 2  = cos ec 2 

2.2.6 Aturan Kosinus

Pada setiap  ABC berlaku C


b a
1. a 2  b 2  c 2  2bc cos A
2. b 2  a 2  c 2  2ac cos B
3. c 2  a 2  b 2  2ab cos C A B
c
2.3.7 Luas Segitiga

Luas segitiga dengan besar sudut dan dua sisi yang mengapit sudut itu diketahui

1 C
1. L= bc sin A
2
b a
1
2. L = ac sin B
2
A B
1 c
3. L = ab sin C
2
Luas Segitiga dengan Besar Dua Sudut dan Satu Sisi yang Terletak di antara Kedua
Sudut Diketahui

Pada setiap  ABC berlaku: C


b a
a 2 sin B. sin C
1. L=
2 sin A
A B
c 2 sin A. sin B c
2. L=
2 sin C

b 2 sin A. sin C
3. L=
2 sin B

Luas Segitiga dengan Ketiga Sisinya Diketahui


Pada setiap  ABC berlaku:

L = S ( S  a )( S  b )( S  c )

Dengan L = Luas  ABC , BC = a, AC = b, dan AB = c

S=
1
a  b  c  adalah setengah keliling  ABC.
2
Selanjutnya seiring dengan perkembangan ilmu matematika, rumus- rumus
trigonometri yang biasa dipakai dalam ilmu matematika adalah sebagai berikut:
a) Rumus kosinus jumlah dan selisih dua sudut

cos(A + B) = cos A cos B – sin A sin B

cos(A – B) = cos A cos B + sin A sin B

b) Rumus sinus jumlah dan selisih dua sudut

sin(A + B) = sin A cos B + cos A sin B

sin(A – B) = sin A cos B – cos A sin B

c) Rumus tangen jumlah dan selisih dua sudut

𝑇𝑎𝑛 (𝐴 + 𝐵) = (𝑇𝑎𝑛 𝐴 + 𝑇𝑎𝑛 𝐵)/(1 − 𝑇𝑎𝑛 𝐴. 𝑇𝑎𝑛 𝐵)


𝑇𝑎𝑛 (𝐴 − 𝐵) = (𝑇𝑎𝑛 𝐴 − 𝑇𝑎𝑛 𝐵)/(1 − 𝑇𝑎𝑛 𝐴. tan 𝐵)

d) Rumus sinus sudut rangkap

sin 2A = 2 sin A cos A

sin 3A = 3 sin A – 4 sin3A

e) Rumus kosinus sudut rangkap

cos 2A = cos2A – sin2A = 1 – 2 sin2A = 2 cos2A – 1

cos 3A = 4 cos3A – 3 cos A

f) Rumus tangen sudut rangkap

2 tan 𝐴
tan 2𝐴 =
1 − 𝑡𝑎𝑛2 𝐴
g) Rumus perkalian kosinus dan kosinus

2 cos A cos B = cos(A + B) + cos(A – B)

h) rumus perkalian sinus dan sinus

2 sin A sin B = - cos(A + B) + cos(A – B)

i) rumus perkalian kosinus dan sinus


2 cos A sin B = sin(A + B) – sin(A – B) 2 cos A cos B = cos(A + B) + cos(A – B)

j) Aturan sinus

k) Aturan/hukum kosinus

a2 =b2 +c2 – 2.b.c.cosA

b2 = a2 +c2 –2.a.c. cosB

c2 =a2 +b2 –2.a.b. cosC


l) rumus penjumlahan dan pengurangan sinus dan kosinus

sin A + sin B = 2 sin (A + B) cos (A – B )

sin A – sin B = 2 cos (A + B) sin (A – B)

cos A + cos B = 2 cos (A + B) cos (A – B)

cos A – cos B = -2 sin (A + B) sin (A – B)

Rumus-rumus trigonometri yang tersebut di atas adalah rumus hasil kombinasi


dan relasi antara rumus trigonometri yang satu dengan rumus trigonometri yang
lainnya. Dalam beberapa buku referensi yang berbeda namun masih pada bahasan
yang sama yaitu trigonometri, ditemukan beberapa metode yang berbeda untuk
mendapatkan rumus-rumus tersebut. Hal demikian sah-sah saja, karena masing-
masing ahli matematika punya asumsi-asumsi yang berbeda dalam menafsirkan
rumus itu. Namun demikian, tentunya mereka masih menggunakan kaidah-
kaidah yang sama, yaitu aturan geometri, relasi dan kombinasi dalam
menafsirkan rumus-rumus trigonometri.

2.3 Aplikasi Trigonometri dalam kehidupan sehari-hari


Trigonometri merupakan alat utama ilmu ukur segitiga. Trigonometri memiliki
banyak aplikasi pada kehidupan sehari-hari, di antaranya pada bidang teknik sipil dan
astronomi. Trigonometri memiliki kaitan yang sangat erat dalam kehidupan kita, baik
secara langsung dan tidak langsung. Awalnya, trigonometri hadir sebagai solusi atas
pemecahan ukuran bangun datar sederhana. Seiring berkembangnya zaman, trigonometri
kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari, perkembangan ilmu lain, maupun
perkembangan ilmu matematika itu sendiri. Trigonometri memiliki kaitan yang sangat erat
dalam kehidupan kita, baik secara langsung dan tidak langsung. Trigonometri sangat
membantu pada ilmu perbintangan dan konstruksi. Seiring perkembangan jaman,
trigonometri terus dikembangkan, dan diterapkan pada bidang-bidang yang lain. Yang
awalnya trigonometri hanya digunakan untuk pemecahan masalah pada bidang datar,
namun kini trigonometri digunakan dalam dunia ilmu terapan.
Dalam Wikipedia tahun 2013 dijelaskan bahwa terdapat banyak kegunaan untuk
trigonometri, khususnya teknik penyegitigaan yang digunakan dalam astronomi untuk
mengukur jarak bintang-bintang yang dekat, geografi untuk mengukur jarak antara tanda
tempat, dan sistem pandu arah satelit. Bidang-bidang lain yang menggunakan trigonometri
termasuk astronomi, termasuk navigasi di laut, udara, dan angkasa, teori musik, akustik,
optik, analisis pasar finansial, elektronik, teori probabilitas, statistika, biologi, pencitraan
medis atau medical imaging (CAT scan dan ultrasound), farmasi, kimia, teori angka,
termasuk kriptologi, seismologi, meteorologi, oseanografi, berbagai cabang dalam ilmu
fisika, survei darat dan geodesi, arsitektur, fonetika, ekonomi, teknik listrik, teknik
mekanik, teknik sipil, grafik komputer, kartografi, kristalografi.

2.3.1 Aplikasi Trigonometri pada Ilmu Astronomi


Trigonometri sangat besar manfaatnya dalam ilmu astronomi, karena ukuran benda-
benda langit tidak mungkin diukur menggunakan penggaris, pasti dihitung dengan bermain
skala-skala dan sudut-sudut, sehingga dapat diketahui ukurannya secara akurat. Rumus
trigonometri sudut ganda digunakan untuk nilai-nilai ukuran sisi akibat sudut-sudut yang
tidak istimewa.

2.3.2 Aplikasi Trigonometri pada Ilmu Teknik Sipil


Selain di bidang ilmu astronomi, trigonometri juga sangat erat kaitannya dengan
pekerjaan seorang surveyor (ahli ilmu ukur tanah). Pengukuran tanah adalah suatu cabang
ilmu alam untuk menentukan posisi ruang dimensi tiga dari suatu tempat pada permukaan
bumi. Hasil pengukuran tanah yang diperoleh antara lain digunakan untuk membuat peta
topografi dari bumi untuk menentukan luas wilayah suatu daerah. Dalam sistem undang-
undang agraria zaman sekarang, koordinat eksak batas negara adalah suatu hal yang sangat
penting agar batas negara tidak bergeser, seperti yang sering diangkat di media.
Para engineer, khususnya ahli sipil, lebih khususnya lagi ahli geodesi, sangat
bergantung pada seorang surveyor. Ketika seorang insinyur membuat perencanaan
pembangunan suatu proyek, seperti pembangunan jalan raya, jembatan, bendungan, dan
gedung bertingkat, peran surveyor sangat diperlukan. Seorang surveyor juga harus
mempersiapkan untuk input data mengenai permukaan bumi dan tanah. Setelah itu, data
diinput pada suatu sistem informasi yang diberi nama GIS (Geographical Information
System). Tidak jarang pengamatan untuk menghitung kemiringan jalan raya, rel kereta api,
dan jembatan menggunakan keahlian trigonometri seorang surveyor, sehingga ia tak perlu
terjun langsung ke medan-medan sulit.

2.3.3 Aplikasi Trigonometri pada Ilmu Geografi


Salah satu cabang ilmu yang mempunyai tujuan utama menentukan bentuk dan besar
bumi termasuk medan gaya berat bumi adalah geodesi. Berdasarkan definisi klasik dari
Helmert (1880), “Geodesi adalah ilmu tentang pengukuran dan pemetaan permukaan
bumi”. Definisi geodesi modern yang disampaikan Rinner, yaitu “Geodesi adalah disiplin
ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan perepresentasian dari bumi dan benda-
benda langit lainnya, termasuk medan gaya beratnya masing-masing, dalam ruang tiga
dimensi yang berubah dengan waktu”.Sementara itu menurut OSU (2001),”Geodesi
adalah bidang ilmu interdisiplin yang menggunakan pengukuran-pengukuran pada
permukaan bumi serta dari wahana pesawat dan wahana angkasa untuk mempelajari
bentuk dan ukuran bumi, planet-planet dan satelitnya”. Berdasarkan pendapat definisi
modern dapat dinyatakan bahwa geodesi bertujuan mengetahui ukuran dan bentuk bumi,
yang juga menggunakan penerapan trigonometri, khususnya trigonometri bola.

2.3.4 Aplikasi Trigonometri dalam Penentuan Arah Kiblat


Arah kota Mekah yang terdapat Ka’bah (sebagai kiblat kaum Muslim) dapat
diketahui dari setiap titik di permukaan bumi ini berada pada permukaan bola bumi, maka
untuk menentukan arah kiblat dapat dilakukan dengan menggunakan trigonometri bola
(Spherical Trigonometri).
Menurut Susiknan Azhari, (2007:57-61) penghitungan dan pengukuran dilakukan
dengan derajat sudut dari titik kutub utara, dengan menggunakan alat bantu mesin hitung
atau kalkulator. Untuk perhitungan arah kiblat, ada tiga buah titik yang harus dibuat, yaitu
:
a. Titik A, diletakkan di Ka’bah (Mekah)

b. Titik B, diletakkan di lokasi tempat yang akan ditentukan arah kiblatnya

c. Titik C, diletakkan di titik kutub utara


3 Kesimpulan
Matematika merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa di Indonesia. Namun,
tidak banyak siswa mengetahui dan memahami cara menerapkan trigonometri dalam
bidang terapan lain, seperti kimia, perbintangan, dan sebagainya. Padahal trigonometri
memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu-ilmu yang ada di dunia. Oleh sebab
itu, siswa tidak perlu ragu atau malas untuk mempelajari trigonometri sebab besar
manfaatnya untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Sartono Wirodikromo. 2000. MATEMATIKA 2000 SMU Kelas 1 Caturwulan 1.


Jakarta:Erlangga.

Kartini,Suprapto, Endang S, Untung S, Subandi, Nur Akhsin. 2004. Matematika SMA


Kelas X. Klaten : Intan Pariwara.

Husein Tamponas. 2007. Seribu Pena Matematika jilid 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.

Johanes, Kastolan, Sulasim. 2005. Kompetensi Matematika Kelas 1 SMA Semester


Kedua. Jakarta : Yudhistira.

Krismanto. 2008. Pembelajaran Trigonometri SMA. Yogyakarta: Pusat Pengembangan


dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Ahmad Izzuddin, “Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan


Akurasinya”, Disertasi ,

Muhammad Yunus hutasuhut, Mengenal Dunia Penerbangan, (Jakarta: PT


Gramedia Widiasarana, 2005

A. Jamil, Ilmu Falak (teori dan Aplikasi), (Jakarta: Amzah, 2009)

Anda mungkin juga menyukai