Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kehadiratNya dan
kehendakNya yang telah melimpahkan agar saya bisa menyelesaikan penyusunan dalam
makalah tentang sejarah, tokoh – tokoh, dan manfaat trigonometri.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Maret 2018

Penyusun
Steven

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... 1

Daftar Isi .................................................................................................................... 2

BAB I Pembukaan

1.1. Latar Belakang.................................................................................................... 3

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3

1.3. Tujuan ................................................................................................................. 3

BAB II Pembahasan

Sejarah Trigonometri ................................................................................................. 4

Tokoh – Tokoh Dalam Sejarah Trigonometri ........................................................... 5

Manfaat Trigonometri................................................................................................ 8

BAB III Penutup

Penutup ...................................................................................................................... 11

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Trigonometri (dari bahasa Yunani yaitu trigonon = “tiga sudut” dan metron =
“mengukur” adalah cabang dalam matematika yang meliputi hubungan panjang dan
sudut segitiga.
Trigonometri muncul di masa Hellenistik pada abad ke-3 SM yaitu sekitar 3000
tahun lalu dari penggunaan geometri untuk mempelajari astronomi. Penemuan
trigonometri dapat dilacak dari Babilonia, Mesir Kuno, dan Peradaban Lembah Indus.
Hingga sekarang trigonometri diaplikasikan ke banyak hal terutama teknik
triangulasi dalam astronomi untuk perhitungan jarak ke bintang – bintang terdekat
selain itu juga dalam geografi untuk menghitung antara titik tertentu dalam sistem
navigasi satelit. Tidak hanya itu saja tetapi trigonometri juga digunakan dalam banyak
hal yaitu : teori musik, akustik, optik, analisis pasar finansial, elektronik, teori
probabilitas,dll.

1.2. Rumusan Masalah

 Bagaimana sejarah munculnya trigonometri dalam matematika?


 Apa saja manfaat dari trigonometri?
 Siapa saja tokoh – tokoh yang berperan penting dalam sejarah trigonometri?
 Apa saja kontribusi tokoh – tokoh tersebut terhadap trigonometri?

1.3. Tujuan

 Mencari tahu sejarah dari lahirnya trigonometri dalam matematika


 Mengetahui manfaat trigonometri dalam kehidupan sehari – hari dan bidang
keilmuan.
 Mengetahui tokoh – tokoh yang berperang penting dalam trigonometri
 Mencari tahu kontribusi – kontribusi dari tokoh – tokoh trigonometri

3
BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah Trigonometri
Awal mula dari trigonometri dapat dilacak hingga peradaban – peradaban kuno
yang berusia lebih dari 3000 tahun yang lalu yaitu Mesir Kuno, Babilonia, dan
peradaban Lembah Indus tetapi Matematikawan India merupakan perintis perhitungan
dengan variabel aljabar untuk menghitung astronomi dan trigonometri.
Lagadha salah satu matematikawan terkenal yang sampai sekarang
menggunakan geometri dan trigonometri untuk perhitungan astronomi dalam bukunya
yaitu Vedanga Jyotisha untuk melacak gerakan matahari dan bulan menggunakan
konsep geometri dan trigonometri untuk astronomi pada tahun 1350 SM.
Istilah dari trigonometri pertama kali digunakan pada tahun 1595 tetapi
penggunaan istilah Sinus, Cosinus, dan Tangen dalam trigonometri sudah lebih dahulu
muncul pada tahun 600 M.
Kaidah – kaidah perinci untuk membina sinus untuk mana – mana satu sudut
diberikat oleh ahli matematik India yaitu Bhaskara II pada 1150 M, bersama dengan
sesetengah formula sinus dan kosinus selain itu Bhaskara juga memperkembangkan
trigonometri sfera.
Trigonometri sebagai alat utama astronomi telah menjadi bidang kajian yang
sangat diminati oleh ahli-ahli matematika Islam sehingga trigonometri dapat berdiri
sendiri sebagai sebuah disiplin ilmu. Orang Islam adalah orang yang pertama kali
menekankan pengkajian prinsip-prinsip cahaya. Ia adalah al-Haitham, yang telah
menulis risalah-risalah penting tentang topik. Al-Haitham membina bentuk awal
prinsip-prinsip cahaya yang akhirnya menjadi hukum snell tentang pembiasan cahaya.
Prinsip oprikal-Haitham memberi sesuatu insipirasi supaya perhatian terhadap
astronomi dan trigonometri lebih diutamakan.

4
Tokoh – Tokoh Pengembang Trigonometri
1. Lagadha ( sekitar 1400 SM )
Lagadha adalah seorang matematikawan yang berasal dari India yang dikenal
menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam bukunya
Vedanga Jyotisha. Naskah ini bertujuan menjejaki pergerakan matahari dan bulan
sebagai dasar ukuran waktu. Dalam naskah Vedanga Jyotisha, Lagadha memuji Jyotisha
(astrologi Hindu) sebagai subjek utama dalam kajian sampingan Veda tentang
pencerahan manusia.
2. Hipparkhos ( 140 SM )
Hipparkhos adalah astronom dan matematikawan Yunani yang menggunakan
trigonometri untuk menghitung jarak bulan dari bumi, dan untuk menyelesaikan
permasalahan apakah bumi mengelilingi matahari ataukah sebaliknya. Dia lahir di
Nikaia di Asia Kecil (Turki modern), namun dia mengerjakan
sebagian besar karyanya di Rhodos. Pada masa itu, Rhodos
adalah negara yang kaya dan merdeka, meskipun dipengaruhi
oleh kekuasaan Kekaisaran Romawi.
Hipparkhos memulai dari karya Aristarkhos, yang sekitar tahun
250 SM mengajukan pendapat bahwa bumi mengelilingi
matahari. Kemungkinan sebagian dari karyanya mengenai
Paralaks, Hipparkhos membuat sebuah katalog mengenai lokasi
ratusan bintang kasat mata.
Hipparkhos mulai menggunakan geometri Euklides untuk mencari tahu pergerakan
bumi, bulan, dan matahari. Sekitar tahun 150 SM, Hipparkhos menyadari bahwa
geometri Euklides dimaksudkan untuk benda-benda yang diam, bukan benda seperti
bumi, bulan, dan matahari yang bergerak dalam ruang. Hipparkhos mulai
mengembangkan sistem metamtika yang dapat diterapkan untuk benda bergerak. Sistem
ini kini disebut trigonometri, yang bermakna "mengukur segitiga", namun sebenarnya
sistem ini adalah untuk mengukur ukuran segitiga. Hipparkhos menggabungkan
teorema Pythagoras dan beberapa karya Archimedes untuk mengkalkulasi sinus dan
kosinus.

3. Habash Al-Hasib Al-Marwazi ( sekitar 810 M )


Habash Al-Hasib Al-Marwazi adalah orang Persia yang merupakan
astronom, ahli geografi, dan matematikawan dari Merv, Khorasan
yang pertama kali menjelaskan tentang rasio trigonometri : Sinus
(sin), Cosinus (cos), Tangen (tan) dan Cotangen (cot). Habash al-
Hasib al-Marwazi lahir di Samarra, Irak. Ia berkembang di Baghdad,
dan meninggal di Centenarian setelah tahun 869. Beliau hidup pada
masa kekhakifahan Abbasiyah al-Ma’mun dan al-Mu’tasim.
Selama tahun 825-835, al-Marwazi membuat pengamatan ilmu astronomi. Pada tahun
829 ia melakukan penelitian yang berhubungan dengan gerhana matahari. Habash

5
memberi contoh pertama dari penentuan waktu dengan ketinggian (dalam hal ini
matahari), metode yang umumnya diadopsi oleh para astronom Muslim
Pada 830, ia telah memperkenalkan konsep "bayangan" umbra (versa), setara dengan
tangen di trigonometri, dan ia menyusun tabel bayangan yang menjadi awalan. Dia juga
memperkenalkan kotangen, dan menghasilkan tabel pertama untuk itu

4. Al Battani ( sekitar 850 - 935 M )


Al Battani adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan yang
berasal dari Arab. Dia lahir di Harran dekat Urfa. Salah satu
pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari
sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Al Battani juga
menemukan sejumlah persamaan trigonometri:

Ia juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:

5. Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani ( sekitar 940 –
997 / 998 M )
Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani
adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada
tahun 959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan mempelajari matematika
khususnya trigonometri di sana. Dia juga mempelajari pergerakan
bulan. Salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wafa sesuai dengan
namanya. Abul Wafa menemukan relasi identitas trigonometri berikut
ini :
Sin (a + b) = sin(a)cos (b) + cos(a)sin (b)
Cos (2a) = 1 – 2sin2 (a)
Sin (2a) = 2sin(a)cos(a)
dan menemukan rumus sinus untuk geometri sferik (yang tampak mirip dengan hukum
sinus) :

6
6. George Joachim Rheticus ( sekitar 1514 – 1574 M )
George Joachim Rheticus adalah seorang ahli matematika,
kartografer, praktisi medis dan guru. Dia lahir di Feldkirch. Ia
dikenal karena tabel trigonometri dan sebagai murid satu-
satunya Nicolaus Copernicus. Pada tahun 1542, dia menerbitkan
karyanya yang berjudul De lateribus et angulis triangulorum. Dia
mempublikasikan karya yang kedua dengan judul Canon of the
Science of Triangles pada tahun 1551 yang berisi tentang fungsi
trigonometri.
7. Silesia Bartholemaeus Pitiskus ( 1595 M )
Matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah
karya yang berjudul Sive De Solutione Triangulorum Tractatus
Brevis Et Perspicuus edisi pertama dicetak di Heidelberg pada tahun
1595. Lewat karyanya itulah ia memperkenalkan kata trigonometri ke
dalam bahasa Inggris dan Perancis.

7
Manfaat Trigonometri Dalam Berbagai Bidang

1. Mengukur luas atau keliling tanah ( paling sederhana).

2. Untuk menghitung sudut serang (angle of attack) yang paling optimal dari suatu
peluncur senjata agar mampu melontarkan projektil sejauh mungkin.

3. Menentukan berapa gradient tertinggi dari suatu tanjakan dijalan umum dipe
gunungan, agar semua kendaraan (terutama sedan, dengan panjang sumbu badan
yang tinggi, tetapi, ketinggian roda rendah) dapat melewatinya dengan selamat.

8
4. Untuk menghitung berapa “lift force” suatu sayap profil pesawat, dengan
kecepatan tertentu, yang tidak boleh dilewati. Bila nilai ini dilewati, maka
pesawat akan mengalami stall (jatuh karena tidak memiliki daya angkat),
khususnya perhitungan ini diperlukan pada pesawat pemburu.

5. Pada olah gerak teknis kapal selam dibawah air, terdapat persenjataan berupa
torpedo untuk menenggelamkan kapal lainnya, dalam peluncuran torpedo
dibutuhkan perhitungan yang memperkirakan letak target saat torpedo sampai ke
target.

9
6. Pada pengukuran ketinggian / kontur tanah, dengan mengetahui jarak tiang
pengukur yang satu terhadap yang lain, dan beda ketinggian antara dua tempat
tiang pengukur, maka kita akan dapat mengetahui berapa gradien kenaikan tanah
yang kita ukur, dll.

10
BAB III

PENUTUP

Trigonometri memiliki sejarah yang panjang, mulai dari sinus, cosinus, dan
tangen untuk menghitung hal – hal yang sederhana seperti menghitung ketinggian dan
mengukur luas. Trigonometri banyak mengalami penemuan dari cara menghitung letak
matahari dan bulan oleh Bhaskara II hingga rumus trigonometri yaitu sin (A+B) =
sinAcosB + cosAsinB hingga banyak lagi.

Selain itu trigonometri juga banyak digunakan dalam zaman sekarang seperti
menghitung ketinggian gunung / menara dengan menggunakan sudut pandang dan jarak
pelihat ke tempat yang ingin dihitung ketinggiannya.

11
Daftar Pustaka :

https://socratic.org/questions/a-sonar-operator-on-a-ship-detects-a-submarine-at-a-
distance-of-400-meters-and-a

https://www.grc.nasa.gov/www/k-12/airplane/climb.html

http://code7700.com/aero_angle_of_attack.htm

https://hiveminer.com/User/fillzees/Recent

12

Anda mungkin juga menyukai