E = ERASE (Menghapus)
CO = COPY (Mengcopy)
MI = MIRROR (Mencerminkan object menjadi object baru dg posisi terbalik)
O = OFFSET (Menciptakan suatu object gambar yang sejajar dan menyerupai)
AR = ARRAY (Memperbanyak suatu object secara vertikal dan horizontal)
M = MOVE (Memindahkan posisi object)
RO = ROTATE (Memutar gambar)
SC = SCALE (Membuat Skala Gambar)
S = STRETCH (Memperpanjang object / garis)
TR = TRIM (Memotong)
EX = EXTEND (Memperpanjang object garis ke object lain)
BR = BREAK (Memotong garis polyline sesuai yang kita kehendaki)
J = JOINT (Menyambung antara 2 garis menjadi satu kesatuan (polyline))
CHA = CHAMFER (Memotong miring garis yang berpotongan)
F = FILLET (Menyambung antara 2 garis yang berbeda sudut)
X = EXPLODE (Memisahkan Object Polyline)
LEN = LENGTHEN (Memotong garis polyline sesuai yang kita kehendaki)
SOLID EDITING :
DRAW :
KODE KETIK / PERINTAH / FUNGSI
STANDART :
a) Pondasi langsung yaitu apabila pondasi tersebut langsung di atas tanah keras.
b) Pondasi tidak langsung yaitu apabila pondasi tersebut terletak di atas suatu
rangkaian yang menghubungkan dengan lapisan tanah keras.
Pondasi yang bahannya dari batu kali sangat cocok, karena bila batu kali
ditanam dalam tanah kualitasnya tidak berubah. Dan pada umumnya bentuk pondasi
batu kali dibuat trapesium dengan lebar bagian atas paling sedikit 25 cm.
Sedangkan untuk lebar bagian
bawah trapesium tergantung perhitungan dari beban di atasnya, tetapi pada
umumnya dapat dibuat sekitar 70 – 80 cm. Batu kali yang dipasang hendaknya
sudah dibelah dahulu besarnya kurang lebih 25 cm.
Pada dasar konstruksi pondasi batu kali diawali dengan lapisan pasir setebal
5 – 10 cm guna meratakan tanah dasar, kemudian dipasang batu dengan
kedudukan berdiri (pasangan batu kosong) dan rongga-rongganya diisi pasir secara
penuh sehingga kedudukannya menjadi kokoh dan sanggup mendukung beban
pondasi di atasnya. Susunan batu kosong yang sering disebut aanstamping dapat
berfungsi sebagai pengaliran (drainase) untuk mengeringkan air tanah yang terdapat
disekitar pondasi.
Agar pasangan bahan pondasi tidak mudah rusak atau basah akibat air
tanah, maka bidang pada badan pondasi diplester kasar (beraben) setebal ± 1.5 cm
dengan adukan seperti spesi yang dipakai pada pasangan. Bila pada lapisan dasar
tanah untuk pondasi mengandung pasir atau cukup kering maka tidak diperlukan
pasangan batu kosong
tetapi cukup dengan lapisan pasir sebagai dasar dengan ketebalan ± 10 cm yang
sudah dipadatkan. Lapisan ini dapat berfungsi sebagai alat pengaliran atau
pengeringan (drainase).
contoh detail pondasi batukali
SPESIFIKASI
UKURAN KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG
SNI 03-2445-1991
RUANG LINGKUP :
Spesifikasi ini mencakup ketentuan ukuran kayu gergajian yang ada di pasaran untuk
dipakai dalam pembuatan bangunan rumah dan gedung.
RINGKASAN:
Kayu bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan kayu
bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan atau bentuk-bentuk yang sesuai dengan
tujuan penggunaannya.
• Ukuran nominal kayu untuk bangunan, tebal dan lebar minimal (10x10) mm, (10x30)
mm, (20x30) nm, sampai (120x120) mm, (25x30) mm, (30x30) nm, (30x50) mm,
(60x80) mm, (60x100) mm, 60x120)mm, (80x80) mm, (80x100) mm, 120x120) mm.
• Ukuran kayu berdasarkan penggunaan (Tabel):
• Ukuran panjang nominal (m): 1; 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5; dst 5.5.
• Ukuran untuk bangunan rumah dan gedung:
-Kusen pintu dan jendela (mm): 60 (100, 120, 130, 150) ; 80 (100, 120, 150)
- Kuda-kuda (mm): 80 (80, 100, 120, 150, 180), 100 (100, 120, 150, 180)
-Kaso (mm) : 40x60; 40x80; 50x70.
-Tiang balok (mm) :80 (80, 100, 120); 100 (100, 120; 120 (120, 150).
-Balok antar tiang (mm): 40 (60, 80); 60 (80, 120, 150); 80 (120, 150, 180), 100 (120, 150).
- Balok langit (mm): 80 (120, 150, 180, 200); 100 (150, 180, 200).
• Toleransi ukuran panjang kayu ditetapkan berdasarkan ukuran nominal 100 mm dan
toleransi ukuran tebal dan lebar kayu ditetapkan 0-15 mm dari ukuran nominal.
• Ketentuan kadar air kayu adalah ukuran kayu gergajian dalam keadaan kering udara,
maksimum 23%, kecuali untuk kusen daun pintu, daun jendela, jelusi dan elemen
lainnya mempunyai kadar air maksimum 20%
Diposkan oleh blogsmkn1sidoarjo di 08.29 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Menggambar Tampak
Tampak adalah wujud bangunan secara dua dimensi yang terlihat dari luar bangunan.
Fungsi gambar tampak antara lain untuk menunjukkan:
- dimensi bangunan
- proporsi
- gaya arsitektur
- warna & material
- estetika
Karena digambar secara dua dimensi, pada gambar tampak kemungkinan akan ada beberapa
bagian bangunan yang ukurannya menjadi tidak sesuai dengan ukuran yang sebenarnya
(sesuai skala), yakni garis atau bidang yang tidak sejajar dengan bidang gambar. Untuk arah
pandang sendiri tidak tergantung pada suatu patokan yang pasti. Bisa jadi gambar tampak
dinamai sesuai dengan arah mata angin (tampak utara, tampak timur, dll.) atau dinamai sesuai
view tertentu seperti tampak dari danau, tampak dari jalan raya, dsb. Selain itu bisa juga
diberi nama tampak A, tampak B, dst. Sesuai keinginan dari sang arsitek yang ditentukan
pada denah.
Menggambar denah
Denah adalah tampak atas bangunan yang terpotong secara horizontal setinggi 1m dari
ketinggian 0.00 sebuah bangunan dengan bagian atas bangunan dibuang/dihilangkan.
- fungsi ruang
- susunan ruang
- sirkulasi ruang
- dimensi ruang
- letak pintu dan bukaan
- isi ruang
- fungsi utilitas ruang (air, listrik, AC, dll.) pada denah-denah tertentu
Pada gambar denah presentasi, biasanya bagian dinding yang terpotong hanya diblok dengan
warna hitam, sementara kolom diberi warna putih untuk pembedaan. Sedangkan, pada
gambar teknik untuk pekerjaan lapangan, bagian yang terpotong tersebut perlu dilengkapi
dengan notasi material sebagai pedoman pengerjaan.
Untuk ketebalan, bagian yang terpotong digambar dengan garis yang lebih tebal. Furnitur
dalam ruangan, kecuali tingginya melebihi 1m dari level 0.00 yang ditentukan, digambar
dengan garis yang lebih tipis