Dokumen - Tips - Proses Produksi Mur Dan Baut
Dokumen - Tips - Proses Produksi Mur Dan Baut
PROSES PRODUKSI 1
Disusun Oleh :
Prasetyo Suhada
14/369556/TK/42637
A. Pendahuluan
B. Proses Pembuatan
a) Pembuatan baut
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar dapat menghasilkan benda
kerja berbentuk baut. Langkah-langkahnya yaitu :
2. Pembubutan
Setelah dipotong, kemudian silinder dibubut. Sebelumnya ukur terlebih
dahulu bagian yang akan dibubut dengan menggunakan jangka sorong dan
penggaris. Panjang silinder yang akan dibubut yaitu 50 mm dengan diameter
yang dihasilkan sebesar 10 mm.
Pembubutan harus dilakukan
secara konstan, yaitu kecepatan
memutar mesin haruslah tetap.
Sehingga benda kerja yang
dihasilkan memiliki permukaan
yang rata. Pembubutan dilakukan
berulang-ulang hingga
menghasilkan diameter 10 mm.
caranya dengan mengatur skala
pada mesin bubut.
Sebelum melakukan
pembubutan, pastikan bahwa
benda kerja tepat berada di tengah (center) dan tertancap kuat. Hal ini dilakukan
agar ketika pembubutan dimulai, benda kerja tidak akan goyang. Jika posisi baut
itu miring, maka baut yang terbentuk pun tidak akan sempurna dan secara
ekstetika tidak indah dan bentuknya pun akan menjadi miring sehingga tidak
muat untuk dipasangkan mur. Lalu, sebelum menyalakan mesin, goreskan
dahulu mata bor kepada benda kerjanya. Selain itu, kita pun harus memberikan
air selama proses berlangsung agar mata bor tidak panas.
Dan hal ini pun terjadi kepada kami. Kesalahan yang kami lakukan adalah
pemutaran yang tidak konstan, sehingga bubut yang dihasilkan tidak ‘mulus’.
Pembubutan yang kami lakukan kira-kira lebih dari lima kali. Hal ini karena
baut yang dihasilkan harus memiliki diameter 10 mm, di mana setiap kali
membubut, kedalaman pisau yang diatur sebesar 2 mm sehingga pengerjaannya
harus berulang.
3. Mengikir
Mengikir dilakukan setelah silinder selesai dibubut. Bagian yang dikikir yaitu
bagian hasil pembubutan. Silinder yang akan dikikir ditempatkan di atas ragum,
sehingga pengikiran akan lebih mudah. Dalam mengikir, usahakan dilakukan satu
arah agar hasil yang diperoleh akan baik.
4. Membuat ulir
Setelah permukaan silinder halus,
maka langkah berikutnya adalah
pembuatan ulir. Panjang silinder yang
akan diulir yaitu 50 mm. oleh karena itu,
harus diukur dan diberi tanda terlebih
dahulu.
Alat yang digunakan adalah snai.
Jadi, baut ditempatkan di atas ragum
dengan posisi kepala baut di bawah.
Kemudian memasangkan tap dengan
ukuran 1.25 kedalam baut. Kemudian
diputar mengikuti arah jarum jam.
Snai yang digunakan ada tiga buah. Yang pertama yang lancip, lalu agak
lancip dan yang terakhir yang tumpul. Ketika menyenai, perlu ditambahkan
sedikit oli sebagai pelumas, sehingga ketika memutar snai tidak terlalu sulit.
Penyenaian dilakukan hingga batas baut yang akan diulir, setelah selesai putar
snai berlawanan jarum jam.
Pada saat penggunaan snai harus hati-hati. Karena benda kerja dijepit pada
snai, maka harus diperhatikan betul apakah benda kerja terjepit sempurna. Jika
tidak terjepit dengan sempurna maka resiko tidak terbentuk ulir dengan
sempurna dan resiko sney patah akan terjadi. Snai bisa patah jika kita terlalu
kencang memutar snai dan snai tidak terjepit benar.
Referensi:
http://punyapipitaja.blogspot.com/2010/05/laporan-tentang-baut.html