Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

PEMBAHASAN (ISI)

Dalam standar audit yang dikeluarkan oleh AAOIFI (2010) disebutkan


bahwa auditor eksternal bertugas untuk mendapatkan bukti yang cukup dan tepat
yang mendukung pendapat auditor eksternal dalam memberikan keyakinan yang
memadai. Pendapat tersebut berisi bahwa sebuah lembaga keuangan telah
memenuhi semua prinsip-prinsip syariah termasuk fatwa, aturan, dan pedoman
yang dikeluarkan oleh Dewan Pengawas Syariah. Dengan adanya salah satu
standar tersebut menunjukkan bahwa peran audit syariah juga sama besarnya
dengan audit konvensional dalam pengawasan lembaga keuangan.

Standar Auditing AAOIFI untuk audit pada lembaga keuangansyariah sendiri


mencakup lima standar, yaitu :
1. Tujuan dan prinsip (objectiveand principles of auditing),
2. Laporan auditor (auditor‟s report),
3. Ketentuan keterlibatan audit (terms of audit engagement),
4. Lembaga pengawas syariah(sharia supervisory board),
5. Tinjauan syariah (sharia review)

Cepat Tanggap Audit Syariah


Adapun penjelasan dari kelima standar tersebut adalah sebagaiberikut:
Pertama
Terkait tujuan dan prinsip.
Tujuan dari sebuah audit laporankeuangan yaitu untuk memungkinkan
auditor menyampaikan opini ataslaporan keuangan tertentu dalam semua hal yang
material dan sesuai denganaturan dan prinsip Islam, AAOIFI, standar akuntansi
nasional yang relevan,serta praktik di negeri yang mengoperasikan lembaga
keuangan. Adapunprinsip etika profesi meliputi, kebenaran, integritas, dapat
dipercaya,keadilan dan kewajaran, kejujuran, independen, objektivitas,
kemampuanprofessional, bekerja hati-hati, menjaga kerahasiaan, perilaku
professionaldan menguasai standar teknis.

Kedua
Terkait laporan auditor
Elemen dasar dari laporan auditor(judul, alamat, paragraf pembukaan atau
pengenalan, cakupan paragraf(gambaran dari audit), acuan ASIFI dan standar
nasional yang relevan ataupraktik, Uraian pekerjaan yang dilakukan auditor,
Paragraf opini berisisebuah ungkapan opini tentang laporan keuangan, Tanggal
Laporan, AlamatAuditor dan Tanda Tangan Auditor). Terkait ruang lingkup
paragraf, laporanauditor harus menggambarkan cakupan audit dengan menyatakan
bahwaaudit telah dilaksanakan sesuai ASIFI dan standar nasional yang relevan
ataupraktik telah sesuai dan tidak melanggar aturan dan prinsip Syariah.
Ruanglingkup mengacu pada kemampuan auditor untuk melaksanakan
proseduraudit yang dianggap penting dalam hal itu. Hal ini meyakinkan para
pembacabahwa audit telah berjalan sesuai ketetapan standar maupun
praktik.Disamping itu juga telah sesuai dengan standar auditing nasional atau
praktikmengikuti negara tempat auditor berada, hal ini terlihat dalam alamat
auditor.Laporan itu termasuk sebuah pernyataan bahwa audit telah direncanakan
dandilaksanakan untuk memperoleh jaminan layak mengenai apakah laporan
keuangan bebas dari pernyataan salah yang material. Laporan auditor harus
menggambarkan, antara lain:
1. Pengujian, pada sebuah uji dasar, bukti yang mendukung sejumlahlaporan
keuangan dan pengungkapan.
2. Menilai/ menaksir prinsip akuntansi yang digunakan dalam persiapanlaporan
keuangan
3. Menilai perkiraan signifikan yang dibuat oleh manajemen dalampersiapan
laporan keuangan
4. Mengevaluasi presentasi laporan keuangan secara keseluruhan.

Ketiga
Terkait ketentuan keterlibatan audit.
Auditor dan klien harus menyetujui ketentuan perjanjian. Istilah setuju perlu
disampaikan dalamsurat penugasan audit sesuai kontrak. Isi dasar surat perjanjian
adalahdokumen surat penunjukan dan menegaskan tanggung jawab auditor
untukklien dan bentuk setiap laporan yang akan diberikan oleh auditor.

Keempat
Berkaitan dengan sharia supervisory board yang intinya berisi penunjukan,
komposisi dan laporan DPS.

Kelima
Berkaitan dengan tinjauan Syariah (sharia review).
Shariareview merupakan sebuah pengujian yang luas dari kepatuhan
Syariahsebuah LKS, dalam seluruh kegiatannya. Pengujian ini meliputi
penunjukan,persetujuan, kebijakan, produk, transaksi, memorandum (surat
peringatan),dan anggaran dasar dari perserikatan, laporan keuangan, laporan
(khususnya audit internal dan pengawasan bank central), sirkulasi, dan lain-lain.
Tujuandari sebuah sharia review adalah untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas
yang diselenggarakan d alam LKS tidak bertentangan dengan Syariah.. DPS bertanggung
jawab untuk membuat dan mengungkapkan sebuah opini darisuatu Lembaga
Keuangan Syariah terhadap kepatuhan nya pada Syariah.

Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa kerangka audit syariah antara lain
memenuhi unsur sebagai berikut:
1. Audit syariah dilakukan dengan tujuan untuk menguji kepatuhanperbankan
syariah pada prinsip dan aturan syariah dalam produk dankegiatan usahanya
sehingga auditor syariah dapat memberikan opiniyang jelas apakah bank syariah
yang telah diaudit tersebut shariacompliance atau tidak.
2. Audit syariah diselenggarakan dengan acuan standar audit yang telahditetapkan
oleh AAOIFI.
3. Audit syariah dilakukan oleh auditor bersertifikasi SAS (SertifikasiAkuntansi
Syariah)
4. Hasil dari audit syariah berpengaruh kuat terhadap keberlangsunganusaha
perbankan Syariah dan kepercayaan seluruh pihak ataskeberadaan LKS.

Standar Auditing AAOIFI dan Tahapan Audit di LKS


Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. “Prosedur” berkaitan
dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standarberkenaan dengan
kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut danberkaitan dengan tujuan
yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedurtersebut. Jadi, berlainan dengan
prosedur auditing, standar auditingmencakup mutu professional ( professional
qualities) auditor independen dan pertimbangan ( Judgement ) yang digunakan
dalam pelaksanaan audit danpenyusunan laporan audit (Agoes, 2004).Standar
auditing merupakan salah satu ukuran kualitas pengauditandalam arti bahwa audit
yang berkualitas apabila pelaksanaannya sesuaidengan standar auditing yang
berlaku umum yang ditetapkan oleh organisasi profesi tersebut.
BAB III

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai