Anda di halaman 1dari 20

1.

Kardio

Tn.Gangsar usia 60 tahun, sehabis diperiksa ditempat tidur pemeriksaan pasien poli jantung, saat turun
dari tempat tidur tiba-tiba terjatuh tidak sadarkan diri. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung coroner
dan hipertensi.
1. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien ini.
2. Tentukan langkah pertolongan untuk menyelamatkan nyawa pasien tersebut.
3. Tentukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis kerja.
4. Rumuskan diagnosis kerja berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang yang saudara usulkan (hasil
pemeriksaan penunjang sudah disediakan dipenguji)
5. Tentukan tatalaksana yang tepat sesuai dengan diagnosis kerja anda
6. Berperilakulah professional sebagai seorang dokter

PEMERIKSAAN FISIK
- Status generalis: tidaksadarkan diri
- Tanda vital:
TD: tak terukur ; RR: 8x/menit
Nedi: tak teraba
Kepala: mata konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik
- Leher: kelenjar getah bening tidak membesar
- Thorax :
(Paru) :suara napas vesikuler
(Jantung): suara jantung sulit dinilai
- Abdomen: Hati dan limpa tidak teraba
- Ekstremitas: dalam batas normal, pulsasi nadi tidak teraba
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ELEKTROKARDIOGRAFI
 Gambar ventricular fibrillasi

Soal Kardio Unsyiah


Laki-laki 54 tahun datang ke sebuah UGD Rumah Sakit Kabupaten mengeluh nyeri dada sebelah kiri.
1. Lakukan anamnesis pada pasien ini!
2. Usulan pemeriksaan penunjang?
3. Interpretasikan/baca hasil pemeriksaan penunjang tersebut. (bacakan ke penguji)
4. Tentukan diagnosis banding penyakit pasien ini? (sebutkan ke penguji)
5. Sebutkan ke penguji penatalaksanaan nonfarmakoterapi pada pasien ini.
6. Sebutkan ke penguji obat yang anda berikan (lengkap dosis, sediaan dan cara pemberian)

Hasil pemeriksaan fisik (ditunjukkan kepada peserta ujian)


 TD : 140/90 mmHg
 Nadi : 100 kali per menit
 Respiratory rate : 20 kali per menit
 Temperature : 36,5oC
 Inspeksi : thorax tidak ada kelainan
 Palpasi : thorax tidak ada kelainan
 Perkusi : thorax tidak ada kelainan
 Auskultasi : thorax tidak ada kelainan
- Hasil EKG untuk STEMI dengan St elevasi dan nadi 100 kali per menit dengan infark dinding
anterolateral dengan tensi 140/90 mmHg
Diagnosis pasien ini : STEMI
1. Tirah baring
2. Pasang infuse Nacl 0,9% / dextrose 5%
3. Oksigenasi 2l/menit
4. Diet sampai nyeri hilang
5. Pasang monitor EKG untuk monitoring
6. Konsul dokter ahli yang relevan
ISDN/nitrogliserin tab 5 mg diberikan sublingual
Riwayat penyakit sekarang (History of present illness) :
 Keluhan utama : nyeri dada sebelah kiri
 Lokasi : Nyeri terasa sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu
dan terus ke bawah menuju lengan kiri
 Sejak kapan : 2 jam yang lalu
 Perjalanan penyakit : nyeri didada sebelah kiri dirasakan sejak 2 jam yang lalu, tiba-tiba
(spontan/ mendadak), saat istirahat (duduk-duduk), nyeri dirasakan terus menerus, tidak
mereda. Nyeri terasa sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang menjalar ke bahu kiri dan terus
ke bawah menuju lengan kiri.
 Keluhan lain terkait keluhan utama : Nyeri disertai dengan rasa sukar bernafas, pusing, kepala
terasa melayang, berkeringat dingin dan mual muntah.
 Hal-hal yang memperburuk keluhan : keluhan makin berat saat beraktivitas, akan tetapi saat
istirahat pun keluhan tidak berkurang
 Hal-hal yang mengurangi keluhan : tidak ada
 Riwayat pengobatan sekarang : tidak ada
Riwayat penyakit dahulu (Past Medical History) :
 Penyakit kronis : ada riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu yang tidak terkontrol
 Riwayat pengobatan penyakit terdahulu : minum obat anti hipertensi, tapi tidak teratur dan
jarang kontrol ke dokter
 Riwayat penyakit keluarga (Family history): Ayah meninggal mendadak karena serangan
jantung
Riwayat kebiasaan sosial (Social history) :
 Olah raga : tidak ada (tidak teratur)
 Merokok : rata-rata 12 batang perhari sejak usia 17 tahun
 Diet : suka makan daging, tidak sering makan sayur dan buah
 Hubungan suami-istri : tidak ada gangguan
 Hubungan dengan tetangga dan teman : tidak ada gangguan

Lampiran hasil Nilai laboratorium untuk cardiac markers:

Troponin I : 0,6 ng/ml

Troponin T : 0,2 ng/ml

CK-MB : 30 ng/ml

Troponin I Conventional units


Normal population, 99 %tile 0–0.08 ng/mL
Cut-off for MI >0.4 ng/mL
Troponin T
Normal population, 99 %tile 0–0.01 ng/mL
Cut-off for MI 0–0.1 ng/mL
Creatine kinase (total)
Females 39–238 U/L
Males 51–294 U/L
Creatine kinase-MB
Mass 0,0 – 5,5 ng/mL
Fraction of total activity (by electrophoresis) 0 – 4.0%

2. Respi
Tn. Gatot usia 30 tahun dating ke Puskesmas dengan keluhan utama batuk sejak 1 bulan yang lalu.
1. Lakukan anamnesis untuk pasien ini .
2. Lakukan pemeriksaan fisik yang mendukung diagnosis kerja pada pasien ini.
3. Tentukan (sebutkan) pemeriksaan penunjang yang anda usulkan.
4. Rumuskan diagnosis kerja dan diagnosis banding
5. Tentukan tatalaksana farmakologi dan serahkan resep kepada penguji
6. Lakukan komunikasi dan edukasi pada pasien
7. Berperilakulah professional sebagai seorang dokter

Nama: Tn.Gatot
Jenis kelamin: Laki-laki
Usia: 30 tahun
Pekerjaan: Buruh bangunan
Pendidikan terakhir: SMA
Status pernikahan: menikah, mempunyai 2 orang anak
Alamat: (sesuai alamat PS)

Riwayat Penyakit Sekarang(History of present illness):


Keluhan utama : batuk sejak 1 bulan yang lalu
Perjalanan penyakit: batuk sejak 1 bulan yang lalu. Mengeluarkan lender yang kental berwarna kuning
dan dalam 1 bulan ada tiga kali bercak darah. 3 hari yang lalu merasakan agak susah bernapas dan dada
kanan terasa nyeri.
Keluhan lain terkait keluhan utama: Demam tidak tinggi, lelah, letih, lesu dan berkeringat malam hari.
Berat badannya menurun sebanyak 4 kg selama 1 bulan terakhir dan merasa tidak ada napsu makan.

Riwayat pengobatan sekarang: berobat ke balai pengobatan terdekat, diberi antibiotika dan OBH tetapi
tidak sembuh.

Riwayat Penyakit Dahulu(Past Medical History):


 Penyakit kronis (DM, batuk lama sebelumnya) : tidak ada
 Riwayat pengobatan penyakit terdahulu: tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga (Family History):


Ayah adalah pasien lama BP4 dan meninggal karena penyakit paru.

Riwayat kebiasaan social (Social History):


 Olah raga: tidak rutin dilakukan
 Merokok: 5 batang/hari
 Diet: pola makan biasa
 Hubungan dengan tetangga dan teman baik

-Status generalis: tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis


-Berat badan: 50kg, Tinggi badan: 175 cm
-Tanda vital:
TD: 100/ 70 mmHg; RR: 27x/menit
Nedi: 70x/menit; Suhu: 37,8⁰C
- Kepala: mata konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik
- Leher: kelenjar getah bening tidak membesar
- Thorax (Paru):
Inspeksi: simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi: fremitus taktil paru kanan atas meningkat
Perkusi: paru kanan atas sedikit redup, bagian paru yang lain sonor
Auskultasi: diparu kananatas :suara napas dasar bronchial dan terdengar suara amforik.
(Jantung): dalam batas normal
- Abdomen: Hati dan limpa tidak teraba
- Ekstremitas: dalam batas normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DARAH RUTIN
 Hb: 9 g/dl
 Hct: 29%
 Al: 10.000/mm3
 Trombosit: 260.000/mm3
 Diff tell:
 Neu: 44%
 Limf: 40%
 Bas: 2%
 Eos: 3%
 Mo: 1%
MIKROBIOLOGI
BTA: sewaktu: 2+, pagi: +2, sewaktu: +1
RONTGEN THORAKS
Bayangan berawan di segmen apical paru kanan. Tampak kavitasbesar di apex paru kanan dikelilingi oleh
bayangan opak

Melakukan pemeriksaan fisik paru LENGKAP dan BENAR


 Inspeksi dalam keadaan statis dan dinamis
 Palpasi : chest expantion, fremitus taktil kanan dan kiri
 Perkusi minimal di 3 area kanan &kiri
Auskultasi minimal di 3 area kanan & kiri
Melakukan interpretasi DENGAN BENAR dan LENGKAP:
1. Darah rutin: ANEMIA
2. BTA: sewaktu: 2+, pagi: +2, sewaktu: +1
3. Rontgent thorak: Bayangan berawan di segmen apical paru kanan. Tampak kavitas besar di
apex paru kanan dikelilingi oleh bayangan opak
Kandidat menetapkan diagnosis dan diagnosis banding yang lengkap, sesuai dengan masalah klinik
1. DIAGNOSIS KLINIS : TBC paru dan anemia
2. DIAGNOSIS BANDING:
a. Bronchitis kronis
b. Bronchopneumonia

Kandidat MEMILIH OBAT DENGAN TEPAT sesuai indikasi di bawah ini secara lengkap:
Isoniazid 300 mg tab S 1 – 0 – 0 ac No. xxx
Rifampicin 450 mg tab S 1 – 0 – 0 ac No. xxx
Pyrazinamid 1000 mg tab S 1 – 0 – 0 ac No. xxx
Ethambutol 1000 mg tab S 1 – 0 – 0 ac No. Xxx

3. Neuro
Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan utama nyeri kepala.
1. Lakukan anamnesis.
2. Lakukan pemeriksaan fisik neurologi yang diperlukan.
3. Tuliskan diagnosis dari pasien tersebut.
4. Tuliskan resep pasien sesuai diagnosisnya.
5. Lakukan KIE sesuai diagnosis.
Riwayat penyakit sekarang (History of present illness) :
 Keluhan utama : sakit kepala / nyeri kepala
 Lokasi : kedua pelipis dan belakang kepala
 Sejak kapan : dua minggu, setiap hari, terasa seperti ditarik atau cekot2, tidak
berdenyut, kalau bangun tidur masih terasa sakit
 Perjalanan penyakit : menetap selama dua minggu
 Hal-hal yang memperburuk keluhan : siang hari dan banyak pikiran
 Hal-hal yang mengurangi keluhan : istirahat / tidur
 Riwayat pengobatan sekarang : tidak ada pengobatan
 Riwayat penyakit dahulu (Past Medical History) : (TDK ADA trauma kepala, panas, muntah,
kelumpuhan, kejang)
 Penyakit kronis : sakit maag
 Riwayat penyakit keluarga (Family history): tidak ada
 Riwayat kebiasaan sosial (Social history) : tidak suka olah raga, merokok, makanan semua
senang, teman sedikit Tidak punya masalah kerja dan keluarga.

Peran yang harus dilakukan, termasuk bagaimana posisi saat masuk/duduk, raut muka/ekspresi serta
peran yang harus dilakukan dengan cukup lengkap sehingga tidak membingungkan kandidat.

Flashlight, palu reflek dengan bulu, kapas, tounge spatel, lidi kapas, tensimeter, stetoskop

Kandidat menanyakan 5 dari :

1. Lokasi nyeri : pelipis, belakang kepala, bilateral


2. Sifat nyeri : terikat, tidak berdenyut
3. Waktu : onset, durasi, frekuensi
4. Gejala penyerta :TIDAK ADA mual muntah, membaik dengan istirahat, memberat dtg stres/bekerja
5. Past medical history : tidak ada trauma kepala, demam, kejang, penurunan visus

Kandidat memeriksa 6-7 dari :

1. STATUS LOKALIS KEPALA : Nyeri tekan pelipis/blkg kepala


2. Meningeal sign : Tidak ada
3. Saraf kranial : Nomal
4. Motorik : Normal
5. Sensorik : Normal
6. Reflek fisiologis : Normal
7. Reflek patologis : Tidak ada

Kandidat menyebutkan diagnosis :

TTH / THA/ Tension headache

Kandidat menuliskan terapi 2 dari:

1. Asetaminopen / Parasetamol / NSAID


2. Antidepresan / muscle relaxan / antianxietas/ antipsikotik/ tranquilizer

Kandidat melakukan KIE 4-5 dari :

1. Penyakit / diagnosisnya
2. Etiologi/ patofisiologi / penyebab
3. Terapi / obat
4. Prognosis : baik / tdk berbahaya / tdk perlu MRS
5. Penunjang / lab / radiologi : tidak diperlukan

4. Gastro

Laki-lakiberusia 20 tahun datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan nyeri pada perut kanan bawah
1. Lakukan anamnesis dan pemeriksasaan fisik abdomen pada penderita ini !
2. Sebutkan diagnosis banding padakasus ini !
3. Jelaskan rencana pemeriksaan laboratorium atau penunjang pada penderita!

Nama : Tn. SP, usia : 20 tahun, jenis kelamin : laki-laki, suku : Jawa, pekerjaan : mahasiswa, status
pernikahan : belum menikah, pendidikan terakhir : SMA
Riwayat penyakit sekarang :
- keluhan utama nyeri perut
- lokasi di bagian perut kanan bawah
- onset sejak 6 jam yang lalu
- sifatnyeri : makin meningkat, awalnya dirasakan di ulu hati, namun kini nyeri terutama dirasakan di
perut kanan bawah
- keluhan lain terkait keluhan utama : mual, perut terasa kembung, melilit dan seperti ditusuk-tusuk
sejak6 jam yang lau dan kehilangan nafsu makan, demam (-)
- buang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan
- hal-hal yang memperburuk : banyak bergerak
- hal-hal yang mengurangi : -
- riwayat pengobatan : belum berobat
Riwayat penyakit dahulu :
- riwayat penyakit khronis : (tidak ada)
- riwayat pengobatan karena penyakit dahulu : (tidak ada)
- riwayat penyakit keluarga : (tidak ada)
Riwayat kebiasaan :
- suka makan makanan yang pedas, jarang makan sayur
- sering mengalami susah buang air besar
Pikiran/persepsi SP terhadap penyakit :
- sakitnya parah dan seperti mau mati
Peran yang harus dilakukan :
- posisi membungkuk dengan tangan memegang perut kanan bawah
- raut muka/ekspresi : kesakitan seperti ingin menangis
- berteriak kesakitan bila dokter melakukan penekanan pada perut kanan bawah pada posisi
berbaring dan miring ke kiri dan bila dilakukan pelepasan tiba-tiba setelah dilakukan penekanan
pada perut kiri bawah

5. Reproduksi
Saudara sedang bertugas di Kamar bersalin. Datang pasien usia 30 tahun, hamil kedua dengan
riwayat HPHT 20 April 2012, Tinggi badan 155 cm, BB 64 kg. Pasien mengeluh kontraksi rahim
teratur 4 kali dalam sepuluh menit dengan durasi 40 detik, cairan ketuban pecah 1 jam sebelum
datang ke kamar bersalin. Pemeriksaan abdomen didapatkan tinggi fundus uteri 32 cm, letak
bujur kepala dibawah. Pemeriksaan dalam lengkap, kepala di H4, presentasi kepala, Ibu ingin
meneran, ukuran panggul normal, ibu ingin meneran. Bayi lahir spontan belakang kepala
dengan berat 3.100 gram dan apgar score 7-9. Segera setelah bayi lahir, apa yang anda lakukan
terhadap pasien tersebut ?
1. Lakukan pemeriksaan fisik pada manekin serta sampaikan kepada penguji
interpretasinya
2. Tentukan diagnosis klinik kasus ini
3. Lakukan tatalaksana farmakologi dan non farmakologi pada pasien ini.

Langkah/prosedur manajemen aktif kala III :


1. Menyapa pasien, memperkenalkan diri
2. Menjelaskan langkah-langkah dan tindkan yang akan dilakukan
3. Memposisikan pasien
4. Menyiapkan dan memeriksa alat dan obat
5. Cuci tangan dengan antiseptik dan mengeringkan tangan dengan handuk.
6. Memakai sarung tangan steril.
7. PEMBERIAN OKSITOSIN
a. Melatakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
b. Memberi tahu kepada ibu bahwa akan disuntik
c. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10
Unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih
dahulu.
8. PENEGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI
a. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
b. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis,
dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus. Memegang tali pusat dan lem dengan tangan yang lain.
c. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah
bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada
bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso
kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri.
9. MENGELUARKAN PLASENTA
a. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke
arah bawah dan kemudian ke arah atas, sambil meneruskan tekanan berlawanan
arah pada uterus. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.
b. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan
hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Secara perlahan selaput
ketuban dilahirkan.
c. Sediakan wadah plasenta
10. MASASE UTERUS
a. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,
meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
11. MENILAI PERDARAHAN
a. Memeriksa kedua sisi plasenta dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa
selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantong plastik
atau tempat khusus
b. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit
laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
12. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN

Kandidat dapat menentukan diagnosis dengan benar dan lengkap, yaitu: P2002Ab000 dengan Kala
6. Muskuloskeletal

Skenario klinik:
Seorang laki-laki usia 29 tahun dating ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri betis kanan akibat
tertabrak mobil sedan dari arah samping kanan saat berjalan kaki, 30 menit yang lalu. Tidak terdapat
luka di daerah betis tersebut. Riwayat pingsan (-), riwayat mual (-), muntah (-). Dari pemeriksaan
primary survey didapatkan:
A = paten, bebas
B = spontan, hemithorax simetris, suara paru vesikuler, frekuensi
nafas 16 x/menit
C = tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 88 kali/menit, nadi teraba
kuat, regular, cukup.
D = GCS: 15
E = suhu 36,8°C

Tugas:
1. Lakukan pemeriksaan fisik status lokalis pada pasien ini!
2. Tentukan tes/prosedur klinik untuk menunjang diagnosis dan interpretasikan hasilnya!
3. Tentukan diagnosis klinik kasus ini!
4. Lakukan tatalaksana farmakologi dan non farmakologi kepada pasien ini sebelum dikonsultasikan
kepada ahlinya!

Secondary survey
Status region cruris D:
Inspeksi: tampak bengkak, hematoma (+) di 1/3 distal bagian anterior cruris, deformitas (+), tampak
ekskoriasi ukuran 2x3 cm
Palpasi: nyeri tekan (+), krepitasi (+)
ROM: fleksi dan ekstensi sendi lutut dan pergelangan kaki terbatas karena nyeri.
NVD: arteri dorsalis pedis teraba,arteri tibialis posterior teraba, sensibilitas dalam batas normal

Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin:
Hb: 13mg%
Hitung eritrosit: 3x106
Hitung leukosit: 10.000/mm3
Hitung trombosit: 240.000/mm3
Diff count: Eosinofil 3%; Basofil 2%; Neutrofil 44%; Limfosit 40%;
Monosit 1%
CT/BT: normal

Berikan foto rontgen setelah kandidat menyebutkan diperlukan pemeriksaan penunjang X-ray cruris
AP/Lat Diagnosis: fraktur tertutup tibia 1/3 distal dextra
Penatalaksanaan:
1. Farmakoterapi: analgetika
2. Non farmakoterapi: pemasangan spalk:
- menggunakan sarung tangan
- menggunakan 3 bidai (2 bidai dilateral dan 1 di posterior)
- melewati 2 sendi pergelangan kaki dan sendi lutut
- berikan lapisan gauze pada bagian atau permukaan yang menonjol
- memfiksasi seluruhnya atau minimal 3 ikatan proximal, tengah dan distal
- pemeriksaan NVD (Neuro vascular Distal)pasca pemasangan (setelah melepas sarung tangan)
7. Endokrin

Seorang laki-laki usia 56 tahun melakukan kunjungan rutin ke poliklinik penyakit dalam. Pasien
didiagnosis DM tipe 2 sejak 3 bulan yang lalu. Saat ini tidak ada keluhan yang berarti tetapi hasil
pemeriksaan GD puasa 195 mg/dL dan GD 2 jam setelah makan 212 mg/dL. Obat yang diberikan saat ini
glimepiride 2 mg satu tablet sebelum makan pagi dan metformin 500 mg diminum setelah makan pagi
dan malam.
Pemeriksaan fisik didapatkan status antropometri (tinggi badan 165 cm, berat badan 72 kg), tanda vital
dalam batas normal
1. Lakukan anamnesis singkat tentang kondisi pasien saat ini
2. Lakukan pemeriksaan status antropometri (IMT) pada pasien ini
3. Berikan edukasi gaya hidup kepada pasien tersebut.
 Keluhan sebelumnya yakni sering kencing saat tidur malam hari sudah tidak ada
 Hasil pemeriksaan laboratorium belum normal
 Tidak ada keluhan terkait pengobatan

Kandidat menanyakan semua poin di bawah ini :


 Keluhan pasien saat ini
 Keluhan saat kunjungan poli sebelumnya
 Riwayat pengobatan dan ditanyakan lengkap tentang jenis obat, dosis, cara minum obat,dan efek
samping.

Kandidat melakukan semua pemeriksaan di bawah ini :


 Tinggi badan (dalam cm/m)
 Berat badan (dalam kg)
Dilakukan penghitungan IMT dan pengkategorian (Obesitas)

Tatalaksana non farmakoterapi tentang gaya hidup :


 Diet : rendah karbohidrat, pilihan jenis-jenis karbohidrat
 Aktifitas fisik : aktifitas fisik tingkat sedang, target 150 menit/minggu (3-4 kali seminggu)
Aktifitas fisik dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki kerja insulin.

8. Genitourinary

Skenarioklinik:
Saudara sedang bertugas di UGD Rumah Sakit. Datang Pasien laki-laki 70 tahun dengan keluhan tidak
bisa buang air kecil (BAK) dan kesakitan diperut bagian bawah sejak 36 jam yang lalu.
Dari anamnesis didapat kan sejak 3 minggu yang lalu pasien mengeluh BAK mengejan dan tidak tuntas.
BAK lebih sering dan mengeluh harus menunggu agak lama sebelum bias memulai berkemih. Sudah
memeriksakan diri diPuskesmas dikatakan menderita BPH.

Tugas:
1. Lakukan pemasangan kateter pada model/manekin!
2. Lakukan pemeriksaan fisik colok dubur pada model/ manekin serta sampaikan kepada penguji
interpretasi hasilnya!
3. Sebutkan kemungkinan diagnosis klinis kasus yang dihadapi dan diagnosis bandingnya!

Langkah/prosedurpemasangankateter:
1. Menyapapasien, danmemperkenalkandiri.
2. Menjelaskan langkah2 dantujuanpemasangandalamrangka inform concern.
3. Memposisikanpasien.
4. Menyiapkandanmemeriksaalat.
5. Cucitangandengan antiseptic danmengeringkantangandenganhanduk.
6. Memakaisarungtangansteril.
7. Disinfeksisekitarmeatuseksternus, kemudianseluruh penis, pubis, skrotumdan perineum.
8. Pemasangankain linen berlubang.
9. Memberitahukanpasienbahwapadasalurankencingnyaakandimasukkanobat pelican anastesi.
10. Melakukanfiksasi penis (denganklemataumenggunakanibujaridantelunjuk).
11. Masukkansatu tube pelican anastesi, disemprotkankedalammeatuseksternus.
12. Tungguselama 2 menitsupayaobatanastesibekerja.
13. Ujung kateterdipegangdenganpinset, sedangpangkaldipegangantarajarikeempatdankelima.
14. Masukkanujungkatetersecarapelanpelanterussampaikepangkal.
15. Yakinkanbahwapangkalkatetertidakterpental (tidakkeluarlagiselainpangkalnya)
16. Kembangkanbalonkateterdengan air. Dan yakinkanpengembanganbalonmudahdilakukan.
17. Kateterdihubungkandenganurin bag.
18. Balonkateterdiposisikanpada bladder neck denganmenarikkatetersampaiterasaadatahanan.
19. Balutmeatus urethra dengankassasteril.
20. Melepaskain linen berlubang.
21. Lakukanfiksasikateterpada inguinal atausuprapubik.
22. Melakukanedukasipadapasien (menjagakebersihan, jangandicabutpaksa)

Langkah/prosedur pemeriksaanColokDubur:
1. Informed consent (menjelaskanprosedurpemeriksaancolokduburdanadanya rasa
tidaknyamannamuntidakmembahayakandanpentinguntukmenegakkan diagnosis).
2. Mempersilahkanpasiendalamposisipemeriksaan: candidatmemilihsalahsatu:
a. Left lateral (Sims): baring miring kiri, tungkaikanandilipatsampailututmenyentuhperut.
b. Knee elbow: sikudanlututsebagaitumpuan, pantatditinggikan.
c. Lithotomy: telentang, tungkaimengangkang.
3. Kandidatcucitangandilanjutkanmemakaisarungtanganbersih, sertamengoleskanlubrikan.
4. Inspeksi:
Anus: inflamasikulit, adakahhemoroid, prolaps, fisura, fistula dan tumor.
5. Palpasi:
Sphingterani:
a. Lubrikasi anus.
b. Jaritelunjukdimasukkanke anus pelan-pelan, berhentisebentarbilaotot sphincter kontraksi.
c. Rasakanapakahkuatataulemah.
d. Penderitadimintabernapaspanjangmasukkanjarikearah rectum.
Rektum:
a. Ampullarekti: normal, tidakmelebaratautidakkolaps
b. Mukosalicin, tidakadamassa
Prostat:
a. Permukaan: rata
b. Batas cranial tidakteraba
c. Tidakadanodul
d. Lobuskiri-kanansimetris
e. Penilaiansulkusmedianusdansulkuslateralis. Pada BPH
sulkusmedianusdangkaldansulkuslateralisdalam.
f. Konsistensi: kenyal
g. Tidakadanyeritekan (tenderness).
h. Taksiranberatprostat 70-100 gram.
i. Reflekbulbocavernosuspositif.
j. Padasarungtangan: feces: (+), lendir (-), darah (-)
k. Membersihkan area anus daribekaslubrikandanbekaspemeriksaan.
l. Memberitahukanbahwapeneriksaansudahselesaisertamempersilakanmerapikanpakaian.
m. Melepassarungtangandancucitangan.

PemasanganKateter
Peralatan:
1. Satu Kateter Foley two way steril/baru yang masih baru dalam bungkus 2 lapis dan disiapkan untuk
digunakan.
2. Sepasang Sarung tangan steril.
3. Kasasteril 6 pieces.
4. Zat antiseptic, misalnya povidone iodine.
5. SatuKain linen lubang.
6. Pelican yang mengandung obat anestesi (anesthetic jelly). Tersedia dalam satu tube siap pakai.
7. Satu Pinset anatomis steril.
8. Klem penis bilatersedia.
9. NaCl 0,9% 100cc atau aqua steril 100cc.
10. SatuSpuitinjeksi 20cc
11. Urine bag.
12. Plester 1 inchi 1 roll.
13. Guntingperban.
14. Sarana cucitangan: kemasan alcohol glyserin (protocol WHO)

Pemeriksaan Colok Dubur


Peralatan:
1. Sarung tangan
2. KY jelly (pelicin)

Setting Ruangan:
1. Ruangpraktekdokter: mejakursidokter, kursipasien, tempattidur.
2. Manekinkateter
3. Manekincolokduburdisettingprostat BPH grade 3
4. Mejakeciluntukperlatandansaranacucitangan.

Catatan: keduamanekindiletakkandiatastempattidur, manekinkateterdisebelahkirikandidat,


manekincolokduburdisebelahkanan.

Peserta melakukan pemeriksaan colok dubur dengan teknik benar dan sistematis
Kandidatdapat menentukan diagnosis denganbenar danlengkap, yaitu: BPH grade
3denganpenyulitretensi urine (DD/ Ca prostat)

9. Hemato
Seorang perempuanberumur 22 tahundatang ke poliklinik dengan keluhan pucat.
1. Lakukan anamnesispada pasien ini!
2. Lakukan pemeriksaan fisik yang mendukung diagnosis pada pasien ini!
3. Lakukan pengambilan darah venapada pasien ini!
4. Tentukandiagnosispasien ini!
5. Tentukan tatalaksana farmakologi pasien ini, lalu tuliskan dalam resepdan serahkan resepnya
kepada penguji!
6. Lakukan komunikasi dan edukasi pada pasien ini!
Keluhan utama: pucat
Riwayat Penyakit Sekarang(History of present illness):
Pucat di telapak tangan dan bibir diketahui sejak 1 minggu yang lalu. Bila keadaan dingin, tangan dan
bibir tampak semakin pucat. Badan terasa lemah, lesu, dan cepat lelah bila melakukan aktivitas yang
cukup berat. Kepala sering terasa pusing dan berputar-putar (seperti mau jatuh) apabila akan berdiri
dari posisi duduk.
Keluhan lain terkait keluhan utama: tidak ada keluhan demam, sesak nafas maupun perdarahan.
Riwayat pengobatan:Pasien belum pernah berobat karena keluhan pucatnya ini.
Riwayat Penyakit Dahulu(Past Medical History):
 Hampir setiap 1 atau 2 bulan pasien mengalami flu (batuk, pilek, dan kadang-kadang disertai
demam), dan sembuh setelah minum obat dari dokter di poliklinik.
 Tidak ada riwayat pucat sebelumnya maupun perdarahan
 Tidak ada riwayat transfusi darah sebelumnya
 Pasien mengalami menstruasi setiap bulan. Lama dan jumlah menstruasi normal.
Riwayat Penyakit Keluarga (Family History):
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan pucat, memiliki penyakit darah atau kanker
maupun riwayat transfusi darah.
Riwayat pribadi dan sosial (Social History):
 Olah raga: jarang dilakukan
 Merokok: pasien tidak merokok
 Diet: selama 1 bulan terakhir ini nafsu makan menurun. Setiap hari pasien hanya makan 1-2 kali saja
dengan nasi, sayur dan lauk (tahu, tempe, daging, ikan atau telur), tetapi tidak selalu habis setiap kali
makan. Pasien sangat gemar minum es teh (3-4 gelas/hari).
 Hubungan dengan tetangga dan teman baik
PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA

1. Mencuci tangan, mengenakan jas laboratorium dan sarung tangan


2. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan (informed consent) kepada pasien sebelum
melakukan tindakan
3. Bersihkan daerah fossa cubiti dengan kapas-alkohol, lalu biarkan sampai kering
4. Pasang torniket pada lengan atas (3 cm di atas fossa cubiti) pasien
5. Tangan pasien diminta untuk menggenggam kuat
6. Fiksasi vena dengan jari kiri
7. Dengan menggunakan tangan kanan, tusuk kulit dan vena dengan jarum spuit disposable hingga
mencapai ke dalam lumen vena
8. Longgarkan torniket, lalu minta pasien untuk melepas genggaman tangannya dan tariklah spuit
hingga keluar darah dan mendapatkan darah sebanyak yang diinginkan
9. Lepaskan torniket
10. Letakkan kapas-alkohol di atas jarum, kemudian tariklah jarum dan spuit untuk melepaskannya
11. Mintalah pasien untuk menekan kapas-alkohol selama beberapa menit
12. Lepaskan jarum dari spuit dan alirkan 2 ml darah ke dalam botol yang mengandung 2 mg EDTA, lalu
campur seluruhnya
13. Tutuplah botol secara rapat, berikan label dan kirim ke laboratorium secepatnya
Kandidat dapat menentukan diagnosis dengan benar, yaitu: anemia defisiensi besi
Kandidat dapat menentukan tatalaksana farmakologi yang benar dan menuliskan dengan benar pada
resep, yaitu:Sulfat ferrosus 3x60 mg/hari

10. THT
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ketempat praktek anda dengan keluhan telinga kanan sakit
sejak 1 hari yang lalu.

1. Lakukan anamnesis untukpasien ini


2. Lakukan pemeriksaan fisik yang mendukung diagnosis kerja pada pasien ini (hasil pemeriksaan fisik
ada pada penguji)
3. Sebutkan diagnosis kerja dan diagnosis banding
4. Tentukan tatalaksana farmakologi dan serahkanresepkepadapenguji
5. Lakukan komunikasi dan edukasi pada pasien
6. Berperilakulah professional sebagaiseorangdokter

Keluhanutama: telingakananterasasakitsejak 1 hariyang lalu

Perjalananpenyakit: telingakananterasasakitsejak 1 hari yang lalusaatbanguntidur.


Pendengaranterasaberkurangdanmunculsuaragrebek-grebek. Badandemam. Riwayatpilek 1 minggu yang
lalunamunsaatinisudahmembaik.

Peran yang harusdilakukan:

 Peran: laki-lakiberusia 20 tahundatangkepuskesmasdengankeluhantelingakanansakit


 PS hanyamenjawabapa yang ditanyakanolehdokter
 Ekspresimenahansakitditelinga,
namuntidakmerasasakitsaattelingaditekanmaupundiperiksadenganotoskop.
PEMERIKSAAN FISIK

 Status generalis: tampaksakitsedang, kesadarankompos mentis


 Beratbadan: 50kg, Tinggibadan: 160 cm
 Tanda vital:
o TD: 100/ 70 mmHg; RR: 27x/menit
o Nadi: 70x/menit;Suhu: 37,8⁰C
 Telingakanan:

 Telingakiri membrane timpani intak, reflekcahayapositif


 Hidungdantenggorokdalambatas normal

Kandidatmenanyakankeluhanutama (nyeritelingakanan) dansemuapernyataandibawahini:

 Riwayatpenyakitsekarang
 Riwayatpenyakitdahulu
 Riwayatpengobatan

Melakukanpemeriksaanfisiktelinga

 tanpaotoskop
 denganotoskop
Disertaidenganpemeriksaan

 hidung
 tenggorok
Kandidatmenjelaskan diagnose kerjaotitis media akut

Dan menjelaskandiagnosabandingnyamiringitisbulosa

Kandidat memberikan terapi antibiotik; Amoxicilin, amox-clavulanat, eritromicin, cefixime.

DIsertai obat dekongestan, anti inflamasi atau analgetik


11. Kulit

Saudara sedang bertugas di polkiklinik Rumah Sakit. Kemudian datang seorang pasien laki-laki dewasa
dengan keluhan nyeri saat berkemih dan keluar cairan kuning kental dari saluran kemih. Riwayat
hubungan seksual dengan wanita penjaja seks komersial (PSK) 7 hari yang lalu.
Gambaran klinis pasien tampak di foto
1. Lakukan pemeriksaan genitalia dan pengambilan sediaan untuk pemeriksaan penunjang!
2. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis kasus di atas!
3. Minta hasil pemeriksaan penunjang pada penguji dan sebutkan hasil intepretasinya!
4. Sebutkan diagnosis kasus!
5. Tuliskan resep terapi untuk kasus di atas!

Penguji memberikan foto hasil pemeriksaan Gram apabila peserta menjawab pemeriksaan / pewarnaan
Gram sebagai pemeriksaan penunjang. Bila kandidat menyebutkan pemeriksaan penunjang lain, penguji
menyampaikan hasilnya normal. Bila kandidat menyebutkan pemeriksaan kultur, penguji menyampaikan
belum ada hasil.
Langkah/prosedurpemeriksaan genitalia laki-laki:
 Menyapa pasien, dan memperkenalkan diri.
 Menjelaskan langkah-langkah dan tujuan pemeriksaan kemudian meminta persetujuan pasien.
 Memposisikan pasien.
 Hidupkan lampu periksa, arahkan lampu pada genitalia.
 Cuci tangan.
 Memakai sarung tangan.
 Siapkan 1 gelas obyek untuk pemeriksaan Gram
 Inspeksi pubis dan daerah sekitarnya
 Palpasi pembesaran kelenjar getah bening di inguinal
 Inspeksi skrotum (asimetri, eritema, dan lesi superfisial)
 Palpasi skrotum (testis dan epididmis) → evaluasi nyeri tekan
 Inspeksi dari pangkal sampai ujung penis, sulkus koronarius
 Inspeksi muara uretra eksterna → lesi uretra, duh tubuh (warna, konsistensi, jumlah), kalau
perlu milking, Cari kelainan congenital hipospadia.
 Inspeksi perineum dan anus
 Ambil lidi kapas steril
 Sampaikan pada pasien bahwa lidi kapas akan dimasukkan ke uretra → masukkan lidi kapas ke
dalam orifisium uretra eksternum sedalam 1-2 cm sambil meminta pasien untuk menarik napas.
 Hapuskan lidi kapas pada gelas obyek secara satu arah dan tipis
 Fiksasi sediaan dengan cara memanaskan di atas api
 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

Pemeriksaanpenunjangdanintepretasihasil:
1. Pewarnaan Gram
2. Ditemukan sel lekosit polimorfonuklear (PMN) > 5/ lapang pandang.
3. Ditemukan diplokokus Gram negative intraselular
Peserta melakukan pemeriksaan pada orificium urethra eksternum DAN SELURUH dari pemeriksaan
di bawah :
1. Pubis
2. Inguinal
3. Penis
4. Scrotum
5. Perineum
6. Anus
7. Mengambil sediaan dioleskan tipis dan searah di atas gelas obyek
Peserta menyebutkan pemeriksaan Gram DAN SEMUA HAL di bawah:
1. Sel lekosit polimorfonuklear (PMN) > 5/ lapang pandang
2. Diplokokus Gram negative intraselular
Kandidat dapat menentukan diagnosis dengan benar dan lengkap, yaitu: Urethritis gonorrhoea atau
urethritis GO
Kandidat menuliskan terapi antibiotika cefixim400 mg per oral dosis tunggal atau seftriakson 250
mg intramuscular dosis tunggal denganhal di bawah SECARA LENGKAP :
1. Jumlah
Ÿ Cefixim : min. 4 (sediaan 100 mg) atau 2 (sediaan 200 mg)
Ÿ Seftriakson : 1 ampul
2. Cara pemberian
Ÿ Cefixim : S 1 dd IV (sediaan100 mg) atau S I dd 2 (sediaan 200 mg)
Ÿ Seftriakson : S imm
3. Kelengkapan resep (nama dokter, tempat dan tanggal resep, nama dan umur pasien)

12. Mata
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama kedua mata merah.
- Lakukan anamnesis yang lengkap pada pasien tersebut!
- Lakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien tersebut!
- Tentukan diagnosis dan diagnosis bandingnya!
- Tuliskan pengobatan / resep untuk penderita ini!
- Berikan penjelasan kepada pasien mengenai penyakitnya!
- Berikan edukasi kepada pasien tentang pencegahan sekunder!
Pemeriksaan mata:
- Memeriksa visus naturalis ODS : Hasil 5/5
- Memeriksa segmen anterior dengan lup dan senter;
Hasil sesuai foto
- Conjungtival injection +
- Sekret Conjungtiva ++
- Cornea jernih
- TIO normal dengan palpasi
- Lain-lain dalam batas normal
- Mencuci tangan sebelum dan setelah pemeriksaan

Diagnosis dan diagnosis banding:


- Dignosis klinis : ODS Conjungtivitis (akut) bacterial
- Diagnosis banding:ODS Conjungtivitis (akut) viral
Penatalaksanaan:
- Antibiotika topical (cholamphenicol, polymixin – neomycin, tobramycin, dll) , atau
- Kombinasi antibiotika dan steroid Rtopical
Contoh:
Tobramycin ed fl No. I
S 6 dd gtt 1 ods

Keluhan utama:Kedua mata merah


Riwayat penyakit sekarang:
 Onset: Merah sejak 5 hari
 Mata berair, banyak kotoran
 Lengket pada pagi hari saat bangun tidur
 Penglihatan tidak kabur, tidak silau
 Mata gatal, bengkak, tidak nyeri.
Riwayat penyakitdahulu:Tidak ada
Riwayat pengobatan:Belum diberi obat
Riwayat kontak:Ada teman kerja yang sakit mata
Kandidat menanyakan5-6poindi bawah ini secara lengkap:
 Onset
 Mata gatal, bengkak, tidak nyeri
 Mata berair, banyak kotoran dan lengket pada pagi hari saat bangun tidur
 Penglihatan tidak kabur, tidak silau
 Riwayat pengobatan
 Riwayat kontak
Kandidat melakukan pemeriksaan mata meliputi:
Visus naturalis, dan
Segmen anterior (palpebra, konjungtiva, kornea, hingga pupil) dan TIO digital dengan teknik benardan
sistematis
 Menyebutkan diagnosis: Konjungtivitis (akut) Bakterial dengan diagnosis banding yang benar:
Konjungtivitis viral.
 Menuliskan resep obat mata antibiotika atau kombinasi antibiotika & steroid topikal yang sesuai
dengan penulisan dan aturan pakai lengkap.

13.Psikiatri
Wanita usia 30 tahun dibawa ke poliklinik oleh ibunya dengan keluhan murung dan malas melakukan
aktivitas selama 3 minggu terakhir. Sebelumnya pasien mengalami perceraian karena suami memutuskan
untuk menikah dengan wanita lain. Nafsu makannya menjadi berkurang sehingga berat badan menurun.
Pasien sempat berpikir untuk bunuh diri dengan melompat dari gedung tinggi namun tidak jadi karena
teringat anaknya yang masih kecil. Hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal.
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan status psikiatri
3. Diagnosa
4. Penjelasan mengenai penyakit
5. Edukasi farmako dan non farmakoterapi
Hasil pemeriksaan status psikiatri:
Kesan umum: wanita 30 tahun, tampak lesu, perawatan diri kurang
Kontak: verbal (+) relevan, non verbal (+)
Kesadaran: Kuantitas: CM, kualitas: normal
Afek terbatas, Emosi depresi
Proses berpikir: Bentuk realistic, arus koheren, isi pikiran memadai
Persepsi: normal
Orientasi: baik
Ingatan: baik
Intelegensia: baik
Kemauan: menurun
Psikomotor: menurun
Diagnosa: depresi berat tanpa ciri psikotik
DD: gangguan afektif bipolar episode kini depresi, skizoafektif tipe kini depresi
Farmako: (salah satu) Fluoxetin 1x10 mg, Sertralin 1x25 mg, Amitriptilin 1x25 mg
Psikoterapi:
- Suportif (bimbingan, reassurance berupa penenangan dan penentraman)
- Psikoedukasi mengenai kemungkinan tindakan preventif bunuh diri
- Manajemen medikasi (rutin minum obat dan kontrol teratur)

14. Tropik Infeksi


Seorang laki-laki usia 32 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan utama kedua kaki membesar
kurang lebih selama 1 bulan
1. Lakukan anamnesis untuk pasien ini !
2. Lakukan pemeriksaan Ekstremitas dan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan
Kelainan dan keluhan pasien ini !
3. Tentukan usulan pemeriksaan penunjang dan sampaikan kepada pasien !
4. Tanyakan hasil pemeriksaan penunjang kepada penguji dan interpretasikan
hasilnya !
5. Rumuskan diagnosis kerja dan diagnosis banding berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang !
6. Tentukan tatalaksana farmakologi dan serahkan resep kepada penguji !

1. Ekstremitas bawah :

Non pitting edema, tidak nyeri, terasa keras,

2. Pemeriksaan testis :
3. Hanya menyebutkan ada kriteria berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik = Index
Wayne (>20) atau index Newcastle. Tidak perlu menyebutkan kriteria secara rinci

 Penguji memberikan informasi pemeriksaan penunjang sesuai dengan permintaan (Usulan)


peserta :
1. Pemeriksaan darah tepi (darah tebal dan darah tipis) pada malam hari, antara jam 10 malam
sampai jam 2 malam.
2. Hasil pemeriksaan darah tepi setelah pengecatan Giemsa atau pengecatan Wright : ditemukan
mikrofilaria
3. Albumin = normal
4. darah rutin = normal

Riwayat penyakit sekarang (History of present illness) :


 Keluhan utama : Kedua kaki membesar
 Lokasi : kedua kaki
 Sejak kapan : 1 bulan
 Perjalanan penyakit : + 1 bulan merasakan kedua kaki semakin lama semakin membesar, kulit
terasa mengeras dan terasa berat saat berjalan
 Keluhan lain terkait keluhan utama : buah zakar (testis) bengkak dan terasa sejak 5 hari
 Hal-hal yang memperburuk keluhan : -
 Hal-hal yang mengurangi keluhan : -
 Riwayat pengobatan sekarang : pernah minum obat untuk mengurangi rasa kemeng (nyeri)
Riwayat penyakit dahulu (Past Medical History) :
 2 tahun yang lalu pernah sakit malaria dan tidak pernah kambuh
 Riwayat pengobatan penyakit terdahulu : Terapi malaria selama seminggu
Riwayat penyakit keluarga (Family history):
 Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
Riwayat kebiasaan sosial (Social history) :
 Pasien sudah 5 tahun bekerja di Kalimantan sebagai pekerja tambang
 Tidak pernah duduk / berdiri dalam waktu yang lama (static condition (-)

Peserta ujian:
 Memfasilitasi pasien untuk menceritakan kesakitannya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai
untuk mendapatkan informasi yang relevan, akurat dan adekuat. Mengenai bengkaknya : (minimal
4)
1. anamnesis daerah endemis vektor
2. tidak nyeri
3. static condition (-)
4. tidak merah
Peserta ujian melakukan pemeriksaan fisik sesuai masalah klinik pasien dengan menerapkan prinsip
sebagai berikut:
 Pemeriksaan fisik ekstremitas :(minimal 4)
- bengkak
- keras
- nyeri tekan (-)
- merah atau tidak
- berlipat atau tidak
 Pemeriksaan yang lain :
- melakukan pemeriksaan testis
Peserta ujian melakukan tes / prosedur yang lengkap
1. Darah tebal pada malam hari jam 10 s.d jam 2 malam
2. Mengusulkan pengecatan giemsa atau wright
3. menginterpretasi hasil : ditemukan mikrofilaria
Peserta ujian menetapkan diagnosis : Filariasis dan diagnosis banding :
- DVT
- Sindroma nefrotik
- Selulitis
- Hipoalbumin
Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut:
-Albendazole 150-200 mg/kg/body wt
-DEC 6mg/kg/body wt
memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien : Menghindari vektor (3 poin)

- Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk penular

- Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk,
menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk

- Membersihkan semak-semak disekitar rumah

Anda mungkin juga menyukai