PERTEMUAN KE 9
TOPIK :
OLEH
T.A. 2018-2019
MEDAN
Seorang Aktuaris umumnya bekerja di industri keuangan, seperti perusahaan asuransi jiwa,
perusahaan asuransi umum, perusahaan asuransi kesehatan, dana pensiun, konsultan aktuaria dan
investasi. Banyak pula Aktuaris yang telah merambah di bidang-bidang lain yang terkait dengan
pengelolaan resiko yang memerlukan kemampuan analisa dan logika yang kuat.
Melalui pengalaman kerja, aktuaris akan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bisnis
komersial dan keuangan serta memiliki pemahaman teknik yang mendalam pada bidang sesuai
dengan industri dimana Aktuaris bekerja.
Selain itu sangatlah penting bagi aktuaris untuk juga memiliki kemampuan berkomunikasi sehingga
dapat membantu mengkomunikasikan ide-ide aktuaria kepada non aktuaris yang membutuhkan.
Kebutuhan akan profesi aktuaris di Indonesia semakin meningkat seiring dengan dinamika yang
terjadi baik dalam aspek ekonomi, sosial, maupun regulasi di Indonesia. Misalnya, antara lain,
pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional dan pertumbuhan industri asuransi jiwa dan asuransi
serta imbalan kerja dan dana pensiun membutuhkan keterlibatan aktuaris untuk pengelolaan resiko
programnya.
Saat ini Aktuaris di Indonesia umumnya bekerja pada bidang asuransi jiwa. Contoh pekerjaan
Aktuaris di asuransi jiwa adalah seperti merancang produk-produk asuransi baru, menentukan
tingkat premi dan profitabilitas produk, menghitung tingkat solvabilitas perusahaan, nilai perusahaan
(Appraisal Value dan Embedded Value), cadangan teknis dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
teknis Regulator.
Aktuaris adalah sebuah karir yang berhubungan dengan bakat untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan nyata. Diperlukan komitmen untuk memegang teguh standar kinerja tertentu,
profesionalisme dan etika. Kualifikasi sebagai aktuaris dapat digunakan diseluruh dunia.
Anda akan bergabung dengan profesi yang sangat dihormati yang keahliannya dibutuhkan untuk
analisa dan menyelesaikan masalah dan juga kemampuan mereka untuk memimpin.
Aktuaris sering kali bekerja pada posisi tinggi yang membutuhkan kerja keras akan tetapi pada saat
yang bersamaan menyediakan kesempatan yang besar untuk berkembang secara signifikan
sehingga memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi besar. Aktuaris juga seringkali berubah
peran menjadi seorang pemimpin karena kemampuannya membuat keputusan besar sangat
dihargai ditingkat manajemen.
Aktuaris adalah salah satu profesi dengan pembayaran tinggi. Survey di beberapa negara
menunjukkan profesi Aktuaris menjadi profesi dengan pembayaran gaji tertinggi selama beberapa
tahun terakhir.
PAI adalah anggota International Actuarial Association sejak December 2005. Sebagai anggota dari
organisasi internasional, PAI mewakili aktuaris Indonesia secara internasional dan bekerjasama
dengan organisasi aktuaria internasional lain untuk kepentingan bersama.
Ketika kita mendengar kata aktuaria, maka banyak orang yang bingung dan bertanya
tanya. Apa aktuaria itu yah? Apakah menangani masalah pembuatan akuarium atau
masalah penyulingan air bersih menjadi air minum atau apa yah? Itulah opini yang
seringkali dikomentari banyak orang ketika mendengar “Aktuaria”. Oleh karena itu saya
ingin menjabarkan beberapa informasi atau pengertian serta peranan dari Aktuaria, tapi
sebelum menjelaskan tentang apa itu aktuaria, saya akan coba menjabarkan terlebih
dahulu mengenai ilmu aktuaria. Mari simak secara seksama dan mudah mudahan
informasi ini bermanfaat untuk kita semua khusus nya bagi agen asuransi jiwa
Pertama pengertian tentang Ilmu Aktuaria, Ilmu Aktuaria adalah ilmu yang
mengaplikasikan metode matematika dan ilmu statistika untuk menaksir risiko dalam
industri asuransi dan keuangan.
Aktuaris adalah seorang ahli yang dapat mengaplikasikan ilmu keuangan dan teori
statistik untuk menyelesaikan persoalan – persoalan bisnis aktual atau bahasa yang
mudah untuk memahami fungsi Aktuaria adalah seseorang yang ahli dibidang
matematika yang berhubungan dengan asuransi.
Maka untuk mengukur risiko yang terkait dengan financial, seorang Aktuaris
membutuhkan yang namanya alat pengukur risiko yang biasa digunakan oleh para
perusahaan asuransi diantaranya adalah Annuity Table, Mortality Table, Mordibity
Table, and Other Statistic.
Aktuaria adalah sebuah pekerjaan yang sangat diminati karena kebutuhan aktuaria di
industri asuransi, Secara garis besar aktuaria adalah sebagai penilai risiko, penaksir
risiko, penerjemah risiko, pengkalkulasi probabilitas risiko, ahli dalam ilmu aktuaria
disebut sebagai aktuaris dimana seorang itu yang telah memiliki gelar profesi aktuaris
dan mendapat nilai kelulusan dari asosiasi aktuaris di setiap Negara, seperti di indonesia
ada PAI (Persatuan Aktuaris Indonesia).
2. Seorang aktuaria harus memastikan premi yang terkumpul cukup untuk membayar
klaim yang terjadi dan menutupi biaya operasional perusahaan.
3. Seorang aktuaria harus memastikan premi yang terkumpul harus wajar dan bersaing.
Dari segi pekerjaan untuk menjalankan fungsinya yang dilakukan oleh seorang aktuaria
atau aktuaris di setiap perusahaan industri bidang asuransi, yaitu :
AKTUARIA
Profesi Langka Incaran Perusahaan
Besar
Kalau ditanya apa profesinya, dan seseorang menjawab dokter, akuntan, pengacara,
arsitek, orang pasti langsung mengerti. Tapi kalau jawabnya, “Saya seorang aktuaris”, sebagian
besar orang akan merasa asing.
Aktuaria adalah ilmu tentang pengelolaan risiko keuangan di masa yang akan datang.
Ilmu aktuaria merupakan kombinasi antara ilmu tentang peluang, matematika,
statistika, keuangan, dan pemrograman komputer. Di luar negeri profesi aktuaris
termasuk kelompok profesi elit dengan gaji sangat besar. Di dalam negeri pun
demikian.
Karena bahasan utamanya adalah risiko keuangan, maka aktuaria banyak dibutuhkan di
industri asuransi dan bidang keuangan. Obyek garapannya antara lain adalah asuransi
jiwa, kesehatan, tunjangan karyawan (tunjangan hari raya, tunjangan anak, tunjangan
pendidikan, pensiun, pesangon), manajemen risiko, kebakaran, bencana, dan lain-lain.
“Jika hal ini tidak segera diantisipasi, mungkin banyak perusahaan asuransi yang akan
mendatangkan aktuaris dari luar negeri,” ungkap Dumaria Ph.D., orang Indonesia
pertama peraih Variance Prize, penghargaan tahunan untuk karya ilmiah terbaik dalam
jurnal ilmiah Variance milik Asosiasi Aktuaris di Amerika Serikat.
Kekurangan Ahlinya
Salah satu penyebab sulitnya mendapat tenaga aktuaria untuk asuransi adalah
banyaknya aktuaris yang bekerja di luar perusahaan asuransi. Mereka lebih suka
bekerja di perusahaan konsultan aktuaria. Mengapa? Karena peran mereka tidak hanya
dibutuhkan di bidang asuransi saja. Industri jasa keuangan lain pun membutuhkan
peran sentral mereka. “Setiap perusahaan yang mengeluarkan produk berjangka pasti
memerlukan aktuaris,” kata Risza Bambang, konsultan aktuaria dari PadmaRadya
Aktuaria.
Ada sebuah “pengakuan menarik” dari Stany Meizard, MHRM., seseorang yang
tugasnya merekrut staf di salah satu perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia.
Dengan adanya peraturan pemerintah di atas, kini perusahaan
asuransi “terpaksa” berebut tenaga aktuaria.
Pernah seorang aktuaris sudah lolos seleksi di sebuah perusahaan asuransi tapi
kemudian urung bekerja di sana sebab sudah diterima di perusahaan lain dengan posisi
setingkat supervisor dan gaji lebih besar. Hebatnya lagi, orang tersebut belum punya
pengalaman kerja. Begitu besarnya kebutuhan industri asuransi sampai sarjana aktuaria
yang baru lulus saja diperebutkan banyak perusahaan.
Ujian Sertifikasi
Seorang sarjana matematika atau sarjana aktuaria belum bisa disebut aktuaris kalau
belum lulus uji sertifikasi. Karir mereka dimulai sebagai Actuarial Analyst dengan gaji di
kisaran 4 – 7 juta sebulan. Setelah lulus 5 mata ujian sertifikasi, mereka naik ke posisi
Associate di level ASAI (Associate Societies Actuary Indonesia). Di posisi ini gaji mereka
bisa lompat antara 10 -25 juta/bulan. Ketika menjabat Manager Actuary, gajinya sekitar
38 jutaan.
Vincentius Willianto mengakui, tingkat kelulusan dalam ujian profesi aktuaria ini masih
sangat rendah. Pria ramah jebolan Macquarie University, Sydney, ini selanjutnya
mengungkapkan bahwa untuk mata ujian Matematika Akuntansi, misalnya, tingkat
kelulusan biasanya kurang dari 10%. Sedangkan untuk mata kuliah Akuntansi, tingkat
kelulusannya kurang lebih 30%.
Karenanya, beberapa perguruan tinggi seperti ITB, UI, UGM, dan IPB menjalin kerja
sama dengan Persatuan Aktuaris Indonesia sehingga lulusan gres dari sana setidaknya
sudah menyelesaikan beberapa mata ujian sertifikasi Aktuaria. Jadi sisa mata ujian
yang lain bisa ditempuh sambil bekerja.
Memang, tidak ada jalan pintas menuju gaji besar yang ‘wah’, namun dengan peta karir
yang jelas, peluang menuju sukses jadi lebih pasti.
Padahal di luar sana cukup banyak perusahaan asuransi serupa. Kalau keliru dalam
penentuan premi, misal terlalu mahal, maka klien pun lebih suka mengambil asuransi di
perusahaan lain. Apabila terlalu murah, nanti bisa merusak pasar serta merugikan
keuangan perusahaan. Keseimbangan tersebut akan terwujud dalam data-data. Di
sinilah peran vital aktuaria.
Untuk lebih jelasnya, saya akan mengajak anda mengenali lebih dekat profesi Aktuaris.
Aktuaria adalah ilmu yang mempelajari dan mengaplikasikan ilmu keuangan dan teori
statistik untuk menyelesaikan persoalan bisnis-bisnis aktual. Persoalan ini umumnya
menyangkut analisis kejadian masa depan yang berdampak pada segi finansial,
khususnya yang berhubungan dengan besar pembayaran di masa depan dan kapan
pembayaran dilakukan pada waktu yang tidak pasti.
Sedangkan, seorang ahli yang menekuni ilmu aktuaria disebut sebagai aktuaris. Peran
aktuaris sangat vital pada bidang konsultasi, perusahaan asuransi jiwa, pensiun dan
investasi. seorang aktuaris memiliki tugas penting tersendiri di dalam perusahaan,
antara lain sebagai berikut :
Mata ujian di atas memang banyak dan cukup sulit, namun jangan khawatir karena ada
banyak perguruan tinggi negeri dan sekolah tinggi di Indonesia yang bekerjasama
dengan PAI membuka pendidikan aktuaria seperti, Universitas Gajah Mada (UGM),
Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institus Teknologi
Sepuluh November (ITS) Surabaya, Institut Pertanian Bogor (IPB), Sekolah Tinggi
Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) dan Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi
(STMA) Trisakti.
Pada bulan Februari 2018, Ketua Umum Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) Fauzi Arfan
mengatakan saat ini ada 536 tenaga aktuaris di Indonesia, terdiri atas 265 FSAI dan
271 ASAI.[1] Sedangkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mencanangkan Program 1000
Aktuaris pada pertengahan 2013.
Pada tahun 2018 kebutuhan aktuaris lebih dari 115% dari jumlah aktuaris yang
tersedia, dimana jumlah tersebut digunakan oleh 386 LJKNB (Lembaga Jasa Keuangan
Non-Bank) yang bersinggungan langsung dengan aktuaris, antara lain perusahaan
asuransi dan dana pensiun.[2]
Profesi aktuaris cukup menjanjikan bisa dilihat dari sudut pandang penghasilan yang
akan anda terima. Penghasilan seorang aktuaris yang dimulai sebagai Actuarial
Analyst bisa mencapai kisaran 4-7 juta rupiah perbulannya. Namun jika anda telah
menyelesaikan 8 mata ujian sertifikasi PAI dan telah memiliki level Associate / ASAI
(Associate Societies Actuary Indonesia), potensi pendapatan anda akan naik antara 10-
25 juta perbulan dan akan terus bertambah seiring dengan prestasi dan ilmu yang telah
anda capai.
Bahkan tidak menutup kemungkinan anda tetap bisa naik menjadi posisi Chief Financial
Officer (CFO) atau Direktur Keuangan. Untuk di asuransi jiwa, seorang aktuaris
menduduki posisi yang dinamakanchief actuary.
[1] Bisnis.com. (2018). 48 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris. [online] Available at:
http://finansial.bisnis.com/read/20180227/215/743354/48-perusahaan-asuransi-belum-punya-aktuaris
[Accessed 8 Jun. 2018].