Anda di halaman 1dari 9

METODE ANALISIS STRUKTUR

Respons struktur akibat gempa yang terjadi dapat dianalisis dengan analisis
beban gempa yang sesuai peraturan yang berlaku. Metode analisis yang dapat
digunakan untuk memperhitungkan pengaruh beban gempa terhadap struktur adalah
seperti bagan berikut :

Gambar 1. Metode Analisis Struktur

Analisis Dinamik
Analisis dinamik merupakan metode analisis struktur dengan getaran gempa
dimodelkan menjadi beban dinamik, beban yang besar dan arahnya berubah terhadap
waktu. Analisis dinamik biasanya dilakukan menggunakan analisis ragam spectrum
respon (respon spectral) dan analisis riwayat waktu (time history analysis). Analisis
dinamik sudah berkembang, baik dari sisi pengembangan metode maupun software
yang dipakai. Respon struktur akibat getaran/goncangan tanah dilakukan dengan cara
analisis dinamik riwayat waktu (Time History Analysis, THA) baik menggunakan
metode elastik maupun inelastik. Jenis respon struktur dipengaruhi oleh level beban
dan sifat material. Analisis dinamik akan memberikan hasil yang akurat tetapi
memerlukan hitungan yang banyak, memakan waktu dan lebih banyak untuk
kepentingan akademik. Dalam analisis dinamik terdapat dua metode analisis, yaitu
metode linier dan metode non linier.

Metode Linier
Jika dilihat pada bagan di atas, dalam metode linier analisis dinamik dibagi lagi
menjadi 2 menurut probabilitas kejadiannya, yaitu: deterministik dan stokastik.
Deterministik adalah metode analisis gempa yang kejadiannya pasti atau sudah pernah
terjadi, kejadian gempanya berkala (intens) dengan kala ulang tertentu. Yang termasuk
dalam metode deterministik adalah Analisis Riwayat Waktu (Time History Analysis,
THA) dan Analisis Ragam Spektrum Respon (Respon Spectra). Stokastik adalah
metode analisis gempa yang berdasarkan statistik nilai gempa yang terjadi yang
dianggap berupa nilai frekuensi distribusi.

Analisis Riwayat Waktu (Time History Analysis, THA)


Time History Analysis adalah rekaman nilai tiap interval waktu tertentu yang
didalamnya terdapat besaran percepatan tanah. Pada analisis dengan menggunakan
time history struktur yang di desain diberikan percepatan pada permukaan tanah sesuai
denga rekam percepatan terhadap waktu dari data time history. Dari percepatan inilah
kemudian respon struktur dapat diamati.
Model matematik gedung yang terkena getaran gempa pada analisis respon
riwayat waktu

Analisis Ragam Spektrum Respon (Respon Spectra)


Pada metode ini respon maksimum dari tiap ragam getaran gempa yang terjadi
didapat dari spectrum respon rencana (design spectra).

Contoh analisis respon spektra SDOF akibat gempa Pacoima 1971


Metode Non Linier
Yang termasuk dalam metode non-linear ada metode pushover dan metode time
history analysis (direct time integration).

Pushover
Analisis beban statik dorong merupakan penyederhanaan analisis dinamik suatu
struktur yang dilanda gempa dengan menggunakan gaya lateral yang mirip dengan
analisis statik ekivalen. Namun pada analisis beban statik dorong gaya lateral yang
digunakan berangsur-angsur meningkat sampai struktur mencapai suatu displacement
lateral sebesar nilai tertentu.

Konsep analisis beban statik dorong (pushover analysis).

Dalam analisis beban statik dorong ini beberapa bentuk distribusi gaya lateral dapat
digunakan, yaitu:
1. merata,
2. parabola melengkung keluar,
3. parabola melengkung ke dalam
4. peraturan,
Setiap bentuk distribusi gaya lateral akan menghasilkan suatu hubungan gaya geser
dasar dan displacement lateral.
Pengaruh distrubusi gaya lateral pada analisis beban statik dorong

Analisis Statik
Analisis dinamik dinilai memberikan hasil yang akurat tetapi memerlukan
hitungan yang banyak, memakan waktu dan lebih banyak. Untuk keperluan praktis di
lapangan maka analisis dinamik jarang dilakukan. Oleh karena itu para peneliti sejak
dulu berusaha bagaimana analisis dinamik terhadap struktur dapat disederhanakan
dengan memakai asumsi-asumsi tertentu sehingga mudah dan praktis digunakan di
lapangan. Beban dinamik akibat gempa disederhanakan menjadi konsep beban statik
ekivalen.

Metode Beban Statik Ekivalen


Pada metode beban statik ekivalen, beban atau energi gempa diekivalenkan atau
disederhanakan menjadi beban horizontal pada setiap lantai atau pusat massa struktur
bangunan. Metode ini memliki keterbatasan, umumnya digunakan pada struktur
bangunan yang beraturan (regular).
Pada analisis dinamik getaran/goyangan bangunan betul-betul diakibatkan oleh
beban getaran tanah dalam bentuk accelerogram. Efek beban dinamik kemudian
disederhanakan menjadi gaya horizontal F yang bekerja pada pusat massa. Gaya
horizontal yang bekerja pada pusat-pusat massa bangunan tersebut sifatnya hanya
statik artinya besar dan tempatnya tetap, sementara beban dinamik intensitasnya
berubah-ubah menurut waktu (dinamik). Gaya-gaya horizontal tersebut sifatnya hnya
ekuivalen sebagai pengganti/representasi dari efek beban dinamik yang sesungguhnya
terjadi saat gempa bumi terjadi.
Sebelum membahas tentang gaya horizontal F pada tiap-tiap massa, maka perlu
dibahas terlebih dahulu tentang gaya geser dasar V yang diasumsikan bekerja pada
dasar bangunan. Walaupun gaya geser sifatnya seperti beban statik, namun tidak berarti
bahwa gaya geser dasar tersebut diperoleh murni dari prinsip statik, tetapi sudah
diperhitungkan terhadap prinsip-prinsip dinamik.

Perhitungan gaya gempa dengan analisis statik ekivalen


Dinamik Karakteristik dari Bangunan
Dinamik karakteristik bangunan adalah massa m, kekakuan k dan redaman c. Tiga
jenis dinamik karakteristik tersebut merupakan unsur utama di dalam dinamik analisis
selain beban gempa. Massa bangunan dihitung berdasarkan berat total bangunan,
sementara itu kekakuan kolom k dapat dihitung dengan berbagai cara salah satunya
dengan prinsip shear building. Sementara redaman c pada umumnya ditentukan
berdasarkan rasio redaman ξ.
Dalam konsep statik ekuivalen hanya massa m atau berat bangunan Wt yang
diperhitungkan di awal, kemudian kekakuan kolom akan dipakai pada saat control
periode getar T dengan metode Rayleigh. Sedangkan redaman c tidak diperhitungkan
sama sekali pada analisis statik. Inilah yang membedakan antara konsep static dan
konsep dinamik. Dalam asumsi shear building, massa di setiap tingkat dianggap
menggumpal (lumped) pada satu tempat sehingga tiap 1 tingkat hanya akan ada 1 massa
(degree of freedom, DOF). Hal tersebut akan menuju pada stick model sebagaimana
tampak pada gambar berikut:

Dinamik Karakteristik, shear building dan stick model

Gaya Geser Dasar, V dan Periode Getar Fundamental T


Gaya geser dasar V adalah suatu gaya geser yang diasumsikan merupakan
pengganti/penyederhanaan dari goncangan/getaran gempa bumi. Sebagaimana
koefisien geser tingkat Ci, koefisien gempa dasar C maupun koefisien respons seismik
Cs telah mengalami perkembangan. Menurut Peraturan Perencanaan Tahan gempa
Indonesia Untuk Gedung (PPTGIUG, 1981) gaya geser dasar yang bekerja pada dasar
bangunan dapat dihitung dengan:

C adalah koefisien gempa dasar, I adalah faktor keutamaan bangunan, K adalah faktor
jenis struktur dan Wt adalah berat total bangunan. Gaya geser dasar V pada bangunan
dihitung dengan,

R adalah faktor reduksi beban, sedangkan Ce koefisien gempa dasar pada respon
spektrum elastik, sedangkan I dan Wt adalah sama dengan keterangan sebelumnya.
Antara K pada dan nilai R adalah 2 nilai yang saling dapat dihubungkan. Nilai
faktor jenis struktur K yang mana struktur yang daktail mempunyai nilai K cenderung
kecil dan sebaliknya. Sementara itu pada struktur daktilitas penuh, nilai R = 8,5
sedangkan untuk struktur daktilitas terbatas nilai R dapat bervariasi mulai dari R = 2,40
– 8,00. Semakin struktur bersifat lebih daktail maka nilai R semakin besar dan nilai V
semakin kecil.
Menurut Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Gedung dan Non
Gedung (TCPKGUGNG, 2010) maka gaya geser dasar V dapat dihitung

Cs adalah koefisien beban seismic yang dapat dihtung dengan,

Namun nilai Cs tidak perlu lebih besar dari,

Tetapi nilai Cs juga tidak boleh lebih kurang dari,


Untuk nilai S1 ≥ 0,60 g, nilai CS tidak boleh kurang dari,

Selanjutnya untuk dapat mencari nilai C mka periode getar struktur T untuk struktur
portal terbuka beton bertulang menurut PPTGIUG (1981) dapat diestimasikan
menurut,

T adalah periode getar fundamental dalam dt, Hb adalah tinggi bangunan dalam meter.
Sedangkan untuk struktur baja, periode getar T tersebut dapat dihitung dengan rumus,

Anda mungkin juga menyukai