Konsekuensi
Selain itu juga ada Schedule of Specific Commitments yang berisi daftar
komitmen dan jadwal Indonesia. Sifatnya spesifik dan menjelaskan sektor
dan transaksi di bidang jasa mana saja yang terbuka bagi pihak asing
serta kondisi-kondisi khusus yang disyaratkannya. Sebagai anggota WTO,
Indonesia tentu saja tidak dapat menghindar dari berbagai perjanjian
liberalisasi perdagangan, termasuk perdagangan jasa pendidikan.
PTS dan PTN dalam negeri yang masih minim mutunya akan menghadapi
tantangan berat. Jika alasannya PT belum siap, maka PT itu tetap merasa
tidak akan pernah siap jika saja pembukaan pintu masuk PT asing diundur
lagi, karena rencana ini sebetulnya sudah berlangsung sejak 2005 ketika
era pemerintahan SBY. Banyak PT yang kurang serius menyiapkan diri
untuk berkompetisi global.
Impak
Apakah ini akan membawa pengaruh besar terhadap PT kita? Kita perlu
melihat kategori PT kita. PT bisa dikelompokkan paling tidak ke dalam tiga
kelas. Kelas pertama, PTS besar dan menengah yang sungguh-sungguh
berusaha menciptakan layanan pendidikan tinggi yang berkualitas.
Mereka komersial tentu, tetapi kualitas tidak dilupakan. Ini bisa dilihat dari
kualifikasi para dosennya, kinerja penelitian, dan publikasi. PT jenis ini
ada banyak di Jawa dan sedikit di luar Jawa di kota besar. Mereka
mengusahakan mutunya dengan merekrut dosen yang baik, menyeleksi
mahasiswa dengan serius, dan menjaga kualitas pendidikan dan
Tridarmanya.
Kelas kedua adalah PTS kecil yang merangkak perlahan dengan susah
payah untuk memenuhi kriteria minimal agar bisa mendapatkan akreditasi.
Mereka kesulitan merekrut dosen yang memenuhi kualifikasi pendidikan
maupun bidang yang sesuai, jumlah mahasiswa rata-rata kecil. PTS jenis
ini banyak terdapat di luar Jawa dan kota kecil di Jawa.
Adapun PTS kelas ketiga adalah PT yang tidak peduli terhadap kualitas
pendidikan. Mereka semata-mata mencari uang. PT jenis ini bisa
dinamakan PT abal-abal. Banyak beroperasi dengan berbagai modus.
Ada di Jawa dan luar Jawa.
Untuk yang jenis ketiga biasanya diburu oleh mereka yang sekadar
memerlukan ijazah untuk kenaikan pangkat di tempat kerjanya. Atau para
politikus yang butuh syarat pendidikan tinggi untuk memenuhi syarat jadi
anggota DPR, DPRD, atau maju dalam pilkada. Para pejabat pemerintah
diam-diam juga banyak yang menikmati jasa PT abal-abal.
Ada harapan lain yang lebih optimistis dengan kedatangan PT asing ini.
Yang pertama, sebagai sarana berkompetisi secara sehat bagi PT kita.
PT yang bagus tentu melihat saingan dari PT asing sebagai pemicu untuk
meningkatkan kualitas pendidikan serta layanan kepada dosen, staf
karyawan, dan mahasiswa.
Kemungkinan lain
Program Studi
Penentuan prodi universitas asing harus tepat, agar bisa menjadi solusi
menghadapi bermacam disruptive innovation pada beberapa sektor
krusial seperti industri dan transportasi. Inovasi disruptif membantu
menciptakan pasar baru, dan akhirnya menggantikan teknologi lama.
Untuk itu, diperlukan roadmap atau antisipasi yang jauh ke depan.