Disusun oleh :
NIM : F1071131025
Semester : II –A (REG A)
Kelompok : 4
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
A. Pendahuluan
Dalam dunia biologi, kita juga tidak terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan zat-
zat yang ada di dalamnya, yaitu zat kimia, bahan-bahan alami yang tidak tahan dengan
kondisi. Dari kondisi seperti itu, maka perlulah adanya pembelajaran untuk mendapatkan
pengetahuan dan kemampuan menyimpan bahan tersebut. Laboratorium memiliki bermacam-
macam alat yang digunakan untuk penelitian, dari yang sederhana, seperti alat-alat dari gelas,
sampai kepada alat yang cukup besar, seperti incubator, freezer, dan refrigerator. Beberapa
alat tersebut digunakan dalam penyimpanan bahan-bahan untuk praktikum. Alat-alat
sederhana di laboratorium tersebut ada yang terbuat dari kaca, plastik, karet, kuarsa, platina,
logam, dan lain-lain. Peralatan tersebut ada yang berfungsi sebagai wadah, alat bantu, dan
lain-lain. Media alat penyimpanan tersebut terdiri dari banyak jenis dengan suku yang
berbeda. Masing-masing alat penyimpan tersebut mempunyai fungsi dan jangkauan suhu
tertentu.
Mahasiswa akan diperkenalkan dan diajarkan macam dan cara menggunakan alat-alat
yang dipakai untuk menyimpan bahan-bahan dalam praktikum. Pentingnya dilakukan
pengenalan alat-alat laboratorium yang digunakan untuk menyimpan bahan adalah agar dapat
diketahui fungsi maupun penjelasan lainnya tentang alat tersebut dengan baik dan benar serta
perbedaan antara incubator, freezer, dan refrigerator sehingga dapat diketahui masing-masing
fungsi dari alat tersebut. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang
diperoleh akan benar pula, data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian
seseorang, selain itu dengan mempelajari macam dan fungsi peralatan yang ada diharapkan
mahasiswa akan mahir dan terampil dalam penggunaan alat tersebut sehingga praktikum
maupun penelitian akan berjalan dengan lebih lancar. Oleh karena itu, perlu dialakuakn
praktikum ini untuk membedakan ketiga fungsi alat tersebut.
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol (umumnya diatas suhu ambient). Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu, dan
pengatur waktu. Semakin kecil ukuran inkubator maka semakin rentan pula perubahan
suhunya saat pintu inkubator dibuka. Perlu dipertimbangkan pula keseragaman suhu yang ada
didalam dengan memperhatikan pola penempatan elemen pemanas atau terdapatnya kipas
penyebar suhu. Pintu kaca yang terdapat pada beberapa model dibiarkan tertutup saat melihat
biakan secara sekilas supaya tidak terjadi penurunan suhu.
Tipe lain inkubator berdasarkan kegunaannya secara khusus menurut Collins et al. (2004)
adalah
Shaker incubator; inkubator yang dilengkapi dengan pengocok untuk aerasi biakan.
Cooled incubator; inkubator untuk suhu inkubasi dibawah suhu ambient.
CO2 incubator; inkubator yang mampu menyediakan keadaan kaya karbondioksida.
Automatic temperature change incubator; inkubator yang dilengkapi dengan pengatur
perubahan suhu otomatis sehingga tidak perlu memindahkan kultur ke inkubator lain
saat membutuhkan perubahan suhu secara bertahap.
Portable incubator; inkubator jinjing atau mudah dibawa yang umumnya diaplikasikan
untuk mikrobiologi lingkungan.
Incubator room; suatu ruangan yang diubah menjadi inkubator sesuai dengan
keperluan dan syarat mikrobiologisnya (Dwidjoseputro, 1994).
Kulkas atau lemari es atau peti sejuk adalah sebuah alat rumah tangga listrik yang
menggunakan refrigerasi (proses pendingin) untuk menolong pengawetan makanan. Dia
bekerja menggunakan pompa panas pengubah fase beroperasi dalam sebuah putaran
refrigeration. Kulkas industri adalah kulkas yang digunakan untuk kebutuhan industri, seperti
di restoran atau supermarket.Mereka dapat terdiri dari lemari pendingin atau lemari pembeku
atau keduanya. Sistem dua lemari ini diperkenalkan pertama kali oleh General Electric pada
1939. Beberapa kulkas sekarang dibagi menjadi empat ruang untuk penyimpanan jenis
makanan yang berbeda:
Kapasitas sebuah kulkas diukur dalam liter. Biasanya isi pembeku adalah 100 liter dan
pendingin 140 liter (namun dapat sangat bervariasi) (Pudjaatmaka, 1992).
Sebuah kulkas (biasa disebut "lemari es") adalah alat pendingin. Yang umum
peralatan rumah tangga terdiri dari termal terisolasi kompartemen dan pompa panas -kimia
atau mekanis berarti-untuk mentransfer panas dari ke lingkungan eksternal (misalnya, ruang
di mana ia berada), pendinginan isi ke suhu di bawah lingkungan.Pendinginan adalah populer
teknik penyimpanan makanan di negara maju dan bekerja dengan menurunkan tingkat
reproduksi bakteri. Perangkat demikian digunakan untuk mengurangi proses pembusukan
bahan pangan. Mesin pendingin yang menjaga suhu beberapa derajat di atas titik beku air.
Kisaran suhu optimum untuk penyimpanan makanan mudah busuk adalah 3 sampai 5 ° C (37
sampai dengan 41 ° F). Sebuah perangkat serupa yang mempertahankan suhu di bawah titik
beku air disebut sebagai "freezer". kulkas adalah penemuan modern yang relatif di antara
peralatan dapur .Ia menggantikan lemari es , yang telah menjadi alat rumah tangga biasa
selama hampir satu abad dan setengah sebelumnya. Untuk alasan ini, lemari es kadang-
kadang disebut sebagai "peti es" (Fitriani, 2010).
Dengan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Apa itu incubator, freezer dan
refrigerator?, Bagaimana cara menggunakan incubator, freezer dan refrigerator?, Apa fungsi
dari incubator, freezer dan refrigerator?, Bagaimana kondisi buah papaya di dalam incubator,
freezer dan refrigerator incubator, freezer dan refrigerator?, Bagaimana keawetan bahan di
dalam incubator, freezer dan refrigerator?
B. Metodologi
2. Tabel Freezer
Pada acara praktikum kali ini, praktikan melakukan pengamatan selama 5 hari
berturut-turut mengenai Inkubator, Freezer, dan Refrigerator. Seperti yang telah kita ketahui,
praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan ketahanan/keawetan suatu
bahan dengan alat penyimpanan di laboratorium seperti Inkubator, Freezer, dan Refrigerator
yang memiliki suhu yang berbeda-beda. Bahan percobaan yang dipakai adalah buah pepaya
(Carica papaya) yang berwarna kuning dan telah masak. Alasannya adalah karena warna
yang cerah, bau yang khas dan tekstur yang mudah diamati apabila terjadi perubahan. Hasil
pengamatan yang dilihat adalah jangka waktu bahan itu sendiri (self life).
Pada percobaan yang dilakukan dan dari hasil yang didapat, pepaya pada refrigerator
berubah pada hari kedua walaupun belum signifikan perubahannya. Pepaya yang semula
segar mulai keras dan keriput. Warnanya pun berubah sedikit menjadi orange kemerahan. Hal
ini disebabkan oleh penurunan suhu yang mengakibatkan kadar air dalam pepaya bertambah
karena uap air yang dihasilkan oleh refrigerator.
Pada pepaya yang diletakkan di dalam freezer, juga mengalami perubahan yang
signifikan dari hari kedua hingga hari kelima. Pepaya yang diletakkan di dalam freezer
cenderung keras dan membeku. Hal ini disebabkan oleh suhu pada freezer yang nilainya 0 0C.
Untuk bahan-bahan yang berair dianjurkan untuk menggunakan freezer dalam mengawetkan.
Seperti yang kita ketahui, air merupakan salah satu media berkembangbiaknya bakteri.
Dengan suhu dalam freezer yang rendah, dapat mencegah perkembangbiakan bakteri pada
bahan.
Pepaya yang diletakkan pada incubator sudah mengalami perubahan pada hari kedua.
Hal ini tampak dari warna pepaya yang kecoklatan dan tumbuh bintik-bintik putih, baunya
sedikit menyengat dan berbau busuk, dan struktur menjadi lembek bahkan berulat. Incubator
merupakan alat yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri, sehingga bahan yang
diletakkan dalam alat penyimpanan ini akan cenderung lebih mudah untuk dikontaminasi oleh
bakteri.
Dari hasil yang didapat tersebut, dapat diketahui bahwa self life dari pepaya lebih
lama apabila diletakkan di dalam freezer. Suhu freezer yang sangat rendah membuat mikroba
tidak mudah berkembang. Pepaya disimpan dengan tiga perlakuan suhu yang berbeda untuk
mengetahui perbedaan warna, bau, dan struktur yang terjadi dengan pepaya tersebut.
Refrigerator, freezer, dan incubator memiliki suhu yang berbeda-beda dan ketahanan dalam
menyimpan bahan yang berbeda pula. Hal ini dapat dibuktikan pada pengamatan pepaya pada
tiap-tiap hari yang berbeda pada masing alat-alat tersebut.
Refrigerator merupakan sebuah alat listrik menggunakan refrigerator (pendingin) yang
bisa menjaga kesegaran makanan yang berada di dalamnya. Inkubator adalah alat untuk
menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol (umumnya di atas suhu
ambient) serta dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Dan freezer digunakan
untuk tempat penyimpanan enzim atau bahan tertentu lainnya yang memerlukan suhu yang
lebih rendah dari refrigerator yang terkadang mencapai - 70 0C.
D. Penutup
Ketahanan (self life) bahan dapat diamati dari segi warna, bau, dan struktur bahan.
Refrigerator, freezer, dan incubator memiliki suhu yang berbeda-beda dan ketahanan dalam
menyimpan bahan yang berbeda pula. Semakin banyak kandungan air dari suatu bahan, maka
tingkat keawetan bahan tersebut juga rendah. Bakteri/mikroba sulit hidup pada suhu yang
sangat rendah. Self life dari pepaya lebih lama apabila diletakkan di dalam freezer. Suhu
freezer yang sangat rendah membuat mikroba tidak mudah berkembang. Incubator merupakan
alat yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri, sehingga bahan yang diletakkan
dalam alat penyimpanan ini akan cenderung lebih mudah untuk dikontaminasi oleh bakteri.
Dengan suhu dalam freezer yang rendah, dapat mencegah perkembangbiakan bakteri pada
bahan. Freezer berfungsi untuk menyimpan bahan yang jangka ketahannya lama. Refrigerator
berfungsi untuk menyimpan dengan suhu hingga 6-80C. Inkubator yang selain digunakan
untuk menyimpan bahan juga dapat digunakan untuk mengembangbiakkan mikroba.
Ada baiknya kerjasama dan kekompakan antar praktikan lebih ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Collins, dkk. 2004. Collin and Lyne’s, Microbiological Methods. 8th Edition. London :
Arnold Publishers.
Dinoto, Achmad. 2009. Kinetika dan Sterilisasi Mikrobiologi. Jakarta : Kalman Media
Pustaka.
Suradi, Kusmajadi. 2006. Jurnal Ilmu Ternak : Volume 6, No.2, 136 – 139.