Anda di halaman 1dari 2

Cerita Anak - Daur Ulang Sampah

Inspirasi Pintar,- Cerita Anak - Fajar dan Mentari, : Memperingati hari


bumi sedunia, pagi itu Fajar dan Mentari berjalan kaki menuju sekolah.
Mereka terlihat senang karena bisa menikmati udara pagi yang segar. “Hey…
Fajar, Mentari, tunggu,” teriak Zahra dari kejauhan. Zahra berlari menuju
tempat mereka berdua berdiri untuk berangkat sekolah bersama-sama.

“Tumben kamu telat Zahra? Biasanya datang lebih awal dari kami,” tanya
Mentari. “Iya tadi aku membantu ibuku dulu di dapur,” jawab Zahra.

Mereka bertiga kemudian melanjutkan perjalanan menuju sekolah. Di tengah


jalan, mereka melihat banyak sampah berserakan. Tanpa pikir panjang,
Fajar dan Mentari memungutinya. “Kalian nggak jijik? Itu kan kotor?” tanya
Zahra.

“Nggak sampai mengotori baju sekolah kok, cuma tangan aja,” kata Mentari.
“Iya, lagian kalau lingkungan sekitar kita bersih kan jadinya enak
dipandang,” sahut Fajar. Mendengar jawaban Fajar dan Mentari, Zahra
hanya terdiam sambil melihat mereka memunguti sampah.

Tak berselang lama, mereka selesai membuang sampah-sampah itu ke


tempat sampah terdekat. “Tuh kan kalau bersih enak dilihatnya. Yuk ke
sekolah, aku mau nyapu kelas dulu,” kata Mentari.

Sampai di gerbang sekolah, mereka melihat Pak Yasin, si penjaga sekolah


hendak membakar sampah. Fajar dan Mentari pun segera mendekati Pak
Yasin. “Tunggu Pak, Bapak mau membakar sampah-sampah ini?” tanya
Mentari. “Iya Nak, kalau sampah-sampah ini tidak dibakar nanti
menggunung lagi. Kalau sudah menggunung nantinya baunya baunya tidak
sedap dan akan merusak pemandangan sekolah,” jawab Pak Yasin.

Fajar dan Mentari berusaha menghalangi Pak Yasin agar tidak membakar
sampah-sampah itu, karena di antaranya masih banyak yang bisa
dimanfaatkan. “Tapi Pak, kalau dibakar, asapnya akan menyebabkan polusi
udara dan akhirnya merusak lingkungan juga,” kata Fajar.

Pak Yasin sedikit bingung dengan jawaban Fajar. “Iya Pak. Karena asap
pembakarannya mengandung zat-zat yang dapat merusak ozon di bumi
kita,” jelas Mentari menambahkan. “Wah iya juga ya?” jawab Pak Yasin.
Mentari pun menawarkan solusi kepada Pak Yasin agar tidak membakar
sampah-sampah itu. “Bagaimana kalau sampah-sampah ini di-recycle Pak?”

“Recycle? Bukannya itu sepeda?” tanya Pak Yasin heran. “Ha..ha..ha…” Fajar
tertawa. “Kalau sepeda itu bicycle Pak. Kalau recycle itu mendaur ulang
barang-barang bekas atau sampah menjadi barang-barang yang dapat kita
gunakan kembali,” kata Fajar memberi penjelasan.

“Betul Pak, misalnya botol-botol beling bekas akan dilebur dan dibentuk
menjadi barang baru yang dapat dijual. Atau tidak, kita dapat memberikan
barang-barang bekas tersebut kepada yang membutuhkannya. Contohnya
seperti pemulung. Dengan sekarung barang bekas, ia dapat menjualnya dan
mendapatkan uang untuk kehidupan dia,” sahut Mentari.

“Wah repot juga ya? Bagaimana kalau ditimbun aja di dalam tanah?” tanya
Pak Yasin. “Tidak boleh, Pak. Karena kalau ditimbun di tanah, butuh waktu
bertahun-tahun untuk mengurainya, jadinya nanti bumi kita rusak,” jelas
Mentari.

“Waduh, repot juga ya?” kata Pak Yasin sambil garuk-garuk kepala. “Tapi
nggak apa-apa deh kalau untuk menyelamatkan bumi. Nanti bapak berikan
kepada orang yang membutuhkan saja. Terimakasih ya Nak atas
penjelasannya. Bapak jadi mengerti soal sampah” kata Pak Yasin. “Sama-
sama Pak,” jawab Fajar dan Mentari bersamaan.*

Anda mungkin juga menyukai