Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi diera globalisasi sekarang ini begitu pesat yang diiringi dengan
perkembangan informasi yang berbasis teknologi. Hal ini telah menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan yang begitu cepat di dalam berbagai bidang. Teknologi informasi dalam
hal ini merupakan salah satu tiang penopang keberhasilan dalam era globalisasi saat ini. Seiring
dengan perkembangan dinamika bisnis dan teknologi informasi, para pemangku kepentingan
baik dari pihak pemerintah maupun swasta mulai melihat teknologi informasi tidak hanya
sebagai alat yang merespon kebijakan dan strategi bisnis yang menjadi sumber keunggulan
bersaing di dalam organisasi. Oleh karena itu, keselarasan bisnis dan teknologi informasi
sebaiknya diletakkan secara proporsional tergantung pada kebutuhan organisasi. organisasi
yang masih bergantung pada proses bisnis elektronik (e-bisnis) justru menggunakan teknologi
informasi sebagai sistem utama yang mendesain, menganalisis, mengembangkan dan
menjalankan model bisnisnya. Perubahan dalam pemanfaatan teknologi informasi,
menjadikannya suatu sistem informasi yang strategis yang dapat mendorong terciptanya
keunggulan kompetitif disetiap penggunaannya.

Kantor yang baik tentunya akan dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat serta
dapat melancarkan aktivitas kantor dan dalam menggunakan komputerisasi dalam penerapan
otomatisasi kantor yang baik serta dapat memudahkan pelaksanaan pekerjaan pokok dalam
mencapai tujuan kantor tersebut. Otomatisasi kantor merupakan sebuah rencana untuk
menggabungkan teknologi tinggi melalui perbaikan proses pelaksanaan pekerjaan demi
meningkatkan produktivitas pekerjaan. Penggunaan mesin penting untuk menjalankan tugas
fisik yang biasa dilakukan oleh semua sistem elektronik formal dan informal terutama yang
berkaitan dengan komunikasi informasi kepada dan dari orang yang berada di kantor. Menurut
Sedarmayanti (2009: 66) bahwa otomatisasi adalah cara pelaksanaan prosedur dan tata kerja
secara otomatis, dengan pemanfaatan yang menyeluruh dan seefisien mungkin atau mesin,
sehingga bahan dan sumber yang ada dapat dimanfaatkan. Otomatisasi atau sering juga

1
dipakai istilah mekanisasi adalah merupakan usaha penyempurnaan pelaksanaan prosedur
kerja yang dilakukan dengan cara mengurutkan masing-masing bagiannya sehingga prosedur
itu akan berjalan “sendiri” secara otomatis. Menurut Laksmi (2015: 119) Sarana teknologi
yang digunakan berupa seperangkat Komputer dan perangkat lunak (software). Pemanfaatan
Komputer Menurut Sedarmayanti (2009:69) Komputer adalah rangkaian peralatan elektronik
yang dapat melakukan pekerjaan secara sistematis, berdasarkan istruksi atau program yang
diberikan, serta dapat menyimpan dan menampilkan keterangan bilamana diperlukan.
Ketepatan komputer bekerja tergantu pada ketepatan manusia dalam memberi umpan
informasi. Penggunaan atau penerapan teknologi komputer dalam pekerjaan kantor adalah
merupakan tuntutan dan kewajaran yang dibutuhkan , walaupun tanpa menghilangkan sistem
tangan atau manual. Teknologi komputer termasuk kedalam teknologi yang sangat
berkembang pesat oleh sebab itu perlu segera dimanfaatkan, disamping itu komputer bukan
saja dapat menangani sekedar informasi, namun juga mampu menangani berbagai macam
proses perhitungan dan analisis ilmiah dengan pemakaian biaya yang relatif rendah.
Penggunaan komputer atau komputerisasi pada perusahaan telah meningkatkan keefektifan
dan efisiensi kerja dalam menunjang kegiatan organisasi. Dengan adanya Teknologi komputer
diharapkan dapat membantu karyawan dalam meningkatkan efisiensi yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi kinerja para karyawan. Kinerja merupakan faktor yang sangat
penting dalam mencapai suatu tujuan organisasi, sebab tanpa kinerja yang baik dari para
karyawan perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Salah satu
aset organisasi yang paling berharga saat ini adalah sistem informasi yang responsif dan
berorientasi pada pengguna. Dengan sistem yang baik diharapkan dapat meningkatkan
produktifitas, menurunkan jumlah persediaan yang harus dikelola, mengurangi kegiatan yang
tidak memberikan nilai tambah, meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan
mempermudah pengambilan keputusan bagi manajemen untuk mengkoordinasikan kegiatan
dalam organisasi. Oleh karena itu, audit atas pengembangan dan pemeliharaan sistem
informasi semakin dibutuhkan, sehingga sistem yang dimiliki efektif dalam menyelesaikan
pekerjaan dan meningkatkan efisiensi kerja. Efektivitas kerja dimaksud merupakan
penyelesaian pekerjaan yang tepat waktu yang disertai dengan kualitas dan kuantitas serta
mutu yang dihasilkan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Menurut pendapat Siagian
(2001:24) memberikan definisi efektivitas sebagai berikut Efektivitas adalah pemanfaatan

2
sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.
Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah
ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,berarti makin tinggi efektivitasnya.

Berdasarkan Informasi yang didapatkan dari karyawan PT.BUMI ABHINAYA, Ibu


Novita pada tanggal 20 Juni 2019, diperoleh informasi bahwa Komputerisasi dalam penerapan
otomatisasi kantor sudah diterapkan di PT.BUMI ABHINAYA Secara menyeluruh. Bahkan
saat ini PT.BUMI ABHINAYA semua sudah berbasis otomatisasi. Dengan tersedianya
Komputerisasi ini diharapkan dapat membantu karyawan dalam meningkatkan efesiensi yang
pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja para karyawan PT.BUMI ABHINAYA. Salah satu
upaya untuk meningkatkan kinerja para karyawan PT.BUMI ABHINAYA yaitu dengan
menggunakan Komputerisasi yang baik, guna membantu mempermudah komunikasi dan
koordinasi sehingga proses karyawan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, dan mudah, serta
tujuan organisasi dapat di capai dengan efektif. Oleh karena itu, potensi karyawan harus
diselaraskan dengan kemajuan teknologi dan perkembangan jaman. Dengan semakin
berkembangnya suatu organisasi dalam menghadapi persaingan global, maka masalah-
masalah yang dihadapi akan semakin kompleks terutama yang berkaitan dengan penggunaan
Komputerisasi yang membantu memberikan dukungan dalam bentuk koordinasi dan
komunikasi dari seseorang ke orang lain baik dari dalam maupun luar perusahaan. Salah satu
tujuan yang ingin dicapai oleh setiap organisasi adalah efektivitas dan efisiensi kerja karyawan
yang tinggi dengan pemanfaatan teknologi komputer yang akhirnya dapat meningkatkan
kinerja karyawan dalam suatu organisasi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh suatu
organisasi dalam mencapai efisiensi kerja karyawannya yaitu dengan penggunaan
Komputerisasi dalam penerapan otomatisasi kantor.

Berkenaan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
memfokuskan permasalahan pada Bagaimana pengaruh Komputerisasi terhadap kinerja
karyawan. Oleh karena itu, penulis ini mengadakan penelitian di PT.BUMI ABHINAYA yang
beralamatkan di Jl. H.R.Rasuna Said Kav C-22 Jakarta. Dengan Judul penelitian :

3
“Pengaruh Komputerisasi dalam Penerapan Otomatisasi Kantor Terhadap Efisiensi Kinerja
Karyawan di PT.BUMI ABHINAYA”

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana Program Komputerisasi terhadap penerapan otomatisasi kantor di PT. BUMI


ABHINAYA?
2. Bagaimana Pelaksanaan Komputerisasi dalam Penerapan Otomatisasi Kantor Terhadap
Efisiensi Kinerja Karyawan di PT.BUMI ABHINAYA ?
3. Bagaimana Pengaruh Komputerisasi dalam Penerapan Otomatisasi Kantor Terhadap
Efisiensi Kinerja Karyawan di PT.BUMI ABHINAYA?
4. Bagaimana Hasil Kualitas Informasi yang dicapai oleh Komputerisasi dalam Penerapan
Otomatisasi Kantor Terhadap Efisiensi Kinerja Karyawan di PT.BUMI ABHINAYA?

C. Batasan Masalah

Masalah dibatasi pada Pengaruh Komputerisasi dalam Penerapan Otomatisasi Kantor


Terhadap Efisiensi Kinerja Karyawan di PT.BUMI ABHINAYA.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah diatas maka penulis dapat
mengekemukakan rumusan masalah sebagai berikut “ Apakah ada Pengaruh Komputerisasi
dalam Penerapan Otomatisasi Kantor Terhadap Efisiensi Kinerja Karyawan di PT.BUMI
ABHINAYA?” dengan dirumuskan masalah ini, semoga penulis dapat mengembangkan dan
menguraikan dengan jelas menganai “Pengaruh Komputerisasi dalam Penerapan Otomatisasi
Kantor terhadap Efisiensi Kinerja Karyawan di PT.BUMI ABHINAYA “ yang akan
dijelaskan dan diuraikan dibab selanjutnya.

4
E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai


berikut:

1. Bagi PT.BUMI ABHINAYA

Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan masukan sebagai bahan


pertimbangan dalam memanfaatkan Ketersediaan Komputerisasi dalam penerapan
otomatisasi kantor yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan.

2. Bagi Penulis

Memberikan masukan penulis tentang pentingnya pemahaman mengenai


pemanfaatan teknologi informasi dan sejauh mana pemanfaaatan teknologi informasi
berpengaruh terhadap kinerja individu yang diaplikasikan padi dunia kerja.

3. Bagi Pihak lain

Dapat digunakan dalam menambah pengetahuan sebagai bahan perbandingan dan


pertimbangan dalam memecahkan masalah yang sama dan memberikan masukan sebagai
bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berhubungan dengan
pemanfaatan Komputerisasi dalam Penerapan Otomatisasi Kantor dan sejauh mana
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kinerja individu.

5
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Variabel Terikat (Y)

1.1. Efisiensi Kinerja Karyawan

a. Pengertian Efisiensi

Membahas mengenai efisiensi kerja, setiap kantor pasti memiliki tujuan yang
sama yaitu memperoleh hasil semaksimal mungkin dengan usaha yang seminimal
mungkin. Usaha di sini dikaitkan dengan tenaga, waktu, pikiran, ruang, benda dan
uang. Hal ini sejalan dengan pendapat Sedarmayanti (2001:112) sebagai berikut:

“Efisiensi merupakan pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpa


mengurangi tujuannya merupakan cara yang termudah mengerjakannya, termurah
biayanya, tersingkat waktunya, teringan bebannya, terpendek jaraknya.”

Menurut Sedarmayanti (2011:118) sumber utama efisiensi kerja adalah


manusia, karena dengan akal, pikiran dan pengetahuan yang ada, manusia mampu
menciptakan cara kerja yang efisien.

Menurut Hardjana (2003:46) “Efisiensi kerja diartikan sebagai kemampuan


suatu unit usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan
dengan tujuan organisasi yang harus dicapai perusahaan”.

Menurut. The Liang Gie (2000:171-172) berpendapat suatu asas dasar tentang
perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya. Perbandingan ini dapat
dilihat dari 2 segi:

6
a. Segi Usaha Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien kalau suatu hasil tertentu
tercapai dengan usaha yang minimal. Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien kalau
sesuatu hasil dapat dikembalika pada 5 unsur yang dapat juga disebut sumber-
sumber kerja :
1. Pikiran
2. Tenaga
3. Waktu
4. Ruang
5. Benda, termasuk uang

b. Segi Hasil Suatu kegiatan dapat disebut efisien kalau dengan suatu usaha tertentu
memberikan hasil yang sebanyak-banyaknya, baik yang mengenai mutunya
ataupun jumlah satuan hasil itu. Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan
hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu
dilakukan. Jadi efisiensi kerja pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-
cara bekerja yang efisien. Seperti halnya yang dikemukakan oleh The Liang Gie
(2000:173) bahwa, dengan tidak mengabaikan faktor lainnya yang ikut
mempengaruhi sesuatu kerja, maka perbandingan terbaik antara usaha dengan
hasilnya dalam bekerja itu terutama ditentukan oleh caranya melakukan aktivitas
yang bersangkutan.

Menurut Kamus Besar Ekonomi (2003;178) menyatakan bahwa efisiensi


adalah : “Hubungan atau perbandingan antara faktor keluaran (output) barang
danjasa dengan masukan (input) yang langka di dalam suatu unit kerja,
atauketetapan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak
membuang-buang waktu, tenaga, biaya).”

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001;284) menyatakan bahwa


efisiensi adalah : “Ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu
(dengan tidak membuang waktu,tenaga biaya) , kedayagunaan , ketepatgunaan,

7
kesangkilan serta kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat(dengan
tidak membuang waktu, tenaga, biaya).”

Dari uraian disimpulkan bahwa efisiensi adalah suatu cara dengan bentuk
usaha yang dilakukan dalam menjalankan sesuatu dengan baik dan tepat serta
meminimalisir pemborosan dalam segi waktu, tenaga dan biaya.

c. Pengertian Kinerja

Menurut ( Dr.Wirawan,MSL: 2015: 238) dalam bukunya yang berjudul


Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, adalah :

“ Istilah Kinerja merupakan singkatan dari kinetika Faktor kerja yaitu energy
manusia jika dikinetikan atau dipekerjakan akan menghasilkan keluaran kerja. Istilah
lain yang sering dipergunakan untuk kinerja adalah performa, akan tetapi istilah ini
banyak digunakan untuk kinerja mesin. Dalam bahasa Inggris kata padaan untuk kinerja
adala performance.”

“ Kinerja adalah rekaman keluaran pelaksanaan dimensi-dimensi atau fungsi-fungsi


pekerjaan dalam waktu tertentu.”

Menurut ( Wibowo : 2010 ; 4 ) mendefenisikan “Kinerja dapat dipandang


sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja merupakan suatu proses tentang
bagaimana pekerjaan berlangsung mencapai hasil kerja. Namun, hasil pekerjaan itu
menunjukkan kinerja.”

Sedangkan menurut ( Kaswan : 2011 ; 68 ) “Kinerja adalah kemampuan karyawan


untuk melakukan pekerjaan mungkin di tingkatkan dengan menekankan pada
kelebihannya dan pemahaman terhadap perubahan-perubahan apa yang dibutuhkan.
Kinerja dalam suatu organisasi dilakukan oleh segenap sumber daya manusia dalam
organisasi, baik unsur pimpinan maupun pekerja. Banyak sekali faktor yang dapat

8
memengaruhi sumber daya manusia dalam menjalankan kinerjanya. Terdapat Faktor
yang berasal dari dalam diri sumber daya manusia maupun dari luar dirinya.”

d. Manfaat Kinerja

Menurut ( Sedarmayanti : 2002 ; 22 ) manfaat kinerja yaitu sebagai


berikut :

a. Peningkatan Prestasi Kerja


Dengan adanya penilaian, baik manajer maupun pegawai memperoleh umpan
balik, dan mereka dapat memperbaiki pekerjaan mereka.

b. Kesempatan Kerja yang Adil


Adanya penilaian kerja yang akurat, dapat menjamin pegawai untuk
memperoleh kesempatan menempati posisi pekerjaan sesuai dengan
kemampuannya.

c. Kebutuhan Pelatihan Pengembangan


Melalui penilaian prestasi kerja akan dideteksi pegawai yang kemampuannya
rendah, sehingga memungkinkan adanya program pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan mereka.

d. Penyesuaian Kompensasi
Penilaian prestasi kerja dapat membantu para manajer untuk mengambil
keputusan dalam menentukan perbaikan pemberian kompensasi, gaji, bonus dan
sebagainya.

e. Keputusan dan Demosi


Hasil penilaian prestasi kerja terhadap pegawai dapat digunakan untuk
mengambil keputusan dalam rangka mempromosikan pegawai yang berprestasi
kurang baik.

9
f. Kesalahan Desain Pekerjaan
Hasil penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk menilai desain kerja.
Dengan kata lain, hasil penilaian prestasi kerja dapat membantu
mendiagnosiskan kesalahan desain kerja.

g. Penyimpangan Proses Rekrutmen dan Seleksi


Penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk menilai proses rekrutmen
dan seleksi pegawai yang telah lalu. Prestasi kerja yang sangat rendah bagi
pegawai baru adalah mencerminkan adanya penyimpangan proses rekrutmen
dan seleksi.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Armstrong,dkk dalam ( Wibowo : 2012 : 100 ) menjelaskan faktor -


faktor yang mempengaruhi kinerja, antara lain sebagai berikut:

a. Faktor individu (Personal factor) ditunjukkan oleh tingkat keterampilan,


kompetensi yang dimiliki, motivasi dan komitmen individu.
b. Faktor kepemimpinan (Leadership factor) ditentukan oleh kualitas dorongan,
bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.
c. Faktor tim kerja (Team factor) ditunjukkan oleh adanya kualitas dukungan yang
diberikan oleh rekan sekerja.
d. Faktor sistem (System factors) ditujukan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas
yang diberikan organisasi.
e. Hubungan dan faktor situasi (Contextual / situational factors) ditujukan oleh
tingginya tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Wirawan (2015:272) menyebutkan bahwa Faktor-faktor yang


mempengaruhi kinerja pegawai antara lain:

1. Lingkungan Eksternal Organisasi

10
Faktor-faktor eksternal lingkungan organisasi merupakan 11actor yang
tidak dapat dikontrol oleh organisasi akan tetapi sangat mempengaruhi
kinerja pegawai. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain:
a. Faktor ekonomi makro dan mikro organisasi.
b. Kehidupan politik.
c. Kehidupan Faktor budaya masyarakat
d. Agama atau spiritualismee.
e. Kompetitor

2. Faktor-faktor Internal Organisasi


Faktor-faktor internal organisasi merupakan 11actor yang berpengaruh
langsung terhadap kinerja pegawai. Faktor-faktor internal tersebut antara
lain:
a. Budaya organisasi
b. Iklim Organisasi

3. Faktor-faktor Internal Pegawai


Faktor-faktor yang ada dalam diri pegawai sangat mempengaruhi
kinerja pegawai. Faktor-faktor pegawai adalah 11actor bawaan ketika lahir
dan faktor -faktor yang diperoleh dari pendidikan dan pengalaman serta
lingkungan kehidupan pegawai. Faktor tersebut akan mempengaruhi
perilaku kerja pegawai. Perilaku pegawai tersebut antara lain:
a. Etos kerja
b. Disiplin kerja
c. Kepuasan kerja

f. Standar Kinerja

Menurut ( Dr. Wirawan,MSL : 2015 : 299 ) dalam bukunya yang berjudul


Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, Sebagai Berikut :

11
“Standar kinerja merupakan bagian yang integral dari proses evaluasi kinerja yang
sangat penting bagi penilai dan ternilai. Bagi penilai, standar kinerja mengemukakan
harapan organisasi kepada pegawai ternilai mengenai kinerja yang harus diciptakannya.
Bagi pegawai ternilai, standar kinerja merupakan panduan mengenai apa yang harus dia
lakukan dalam melaksanakan pekerjaannya, menciptakan kinerja untuk pengembangan
karirnya. Jadi standar kinerja menyediakan penilaian dan ternilai dasar untuk
melukiskan kinerja ternilai dan dapat dipahami oleh keduanya”. Standar kinerja harus
disusun dengan Karakteristik sebagai berikut:

a. Dapat membedakan antara kinerja yang dapat diterima dan kinerja yang tidak dapat
diterima. Standar kinerja harus dapat membedakan antara kinerja tinggi, kinerja
sedang, dan kinerja rendah sehingga dapat dihindari pegawai yang bekerja keras
dengan kinerja tinggi sama dengan pegawai yang malas dan berkinerja sangat
rendah.
b. Merupakan standar minimal akan tetapi harus menantang para pegawai untuk
bekerja lebih keras melebihi standar kinerja yang ditentukan tidak sekedar
memenuhi minimal yang ditentukan oleh perusahaan.
c. Mencerminkan tujuan atau target pegawai
d. Merupakan pernyataan mengenai kondisi yang akan terjadi yang dapat
diobeservasikan dan diukur dengan alat ukur kinerja.
e. Melukiskan standar kuantitas, kualitas dan standar waktu pencapaian kinerja yang
ditetapkan.
f. Harus faktor-faktor artinya dapat dicapai oleh pegawai yang mempunyai
kualifikasi, kompetensi, terlatih dengan mempunyai otoritas untuk melaksanakan
pekerjaannya serta didukung oleh sumber-sumber kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan tugasnya.
g. Standar kinerjannya dapat berubah menjadi lebih tinggi jika prosedur
melaksanakan pekerjaan berubah dan teknologi yang dipergunakan juga berubah.

12
g. Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Kinerja.

Menurut Durotul Yatimah (2009:81), hal-hal atau faktor-faktor yang


mempengaruhi efisensi kerja pegawai sebagai berikut:

1. Bekerja secara penuh.


2. Setia kepada pimpinan dan perusahaan.
3. Itikad baik dan kemauan bekerja.
4. Tanggung jawab yang penuh dari sekretaris untuk melaksanakan tugas.
5. Saling percaya antar 13actor pegawai.
6. Jujur dalam bekerja.
7. Mengakui bahwa atasannya adalah pimpinan yang harus dipatuhinya.

Adapun untuk menentukan efisiensi pada sebuah kantor diperlukan


Faktor-Faktor penilaian yang dapat mengukur pegawai dalam aktivitasnya.
Menurut Sedarmayanti (2001:114) efisiensi kerja dapat tercapai apabila:

1. Berhasil guna atau efektif


2. Ekonomis
3. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan
4. Pembagian kerja yang nyata
5. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab
6. Prosedur kerja yang praktis dan dapat dilaksanakan

h. Pengertian Karyawan

Menurut Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan pasal


1 ayat 2 menyebutkan:
“Bahwa karyawan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
masyarakat, baik didalam maupun diluar hubungan kerja.”

13
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Mengenai Tenaga Kerja dalam pasal 1 bahwa tenaga kerja adalah tiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan keja guna
menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sama halnya
Berdasarkan Ketentuan Pasal 1 Angka 2 UU No. 13 Tahun 2003, tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat (Wijayanti,
2010:01).

Karyawan merupakan kekayaan dalam suatu perusahaan. Aktivitas perusahaan


tidak dapat berjalan apabila tanpa adanya keikutsertaan karyawan. Salah satu yang
harus dilakukan karyawan dalam melakukan pekerjaannya yaitu komunikasi.
Karyawan perusahaan bertanggung jawab dalam menjelaskan tindakan perusahaan
kepada khalayak yang memiliki kepentingan dengan organisasi atau perusahaan
tersebut. Karyawan yang memiliki tugas berkaitan dengan publiknya harus
memberikan perhatian serta menjadi saluran arus bolak-balik antara organisasi dan
khalayak, karena khalayak yang berkepentingan akan selalu tertarik dengan apa saja
yang dilakukan perusahaan. Khalayak dapat dibagi menjadi khalayak internal, yaitu
mereka yang terlibat dalam pekerjaan internal organisasi yaitu karyawan itu sendiri
dan keluarganya serta khalayak eksternal, yaitu khalayak yang berada di luar
organisasi misalnya masyarakat sekitar, konsumen, pemerhati lingkungan dan
investor. Saat ini, setiap pesan yang disampaikan tidak fakta dilakukan secara pukul
rata ke semua orang. Setiap organisasi memiliki khalayak khususnya. Kepada
khalayak yang terbatas inilah karyawan perusahaan harus senantiasa menjalin
komunikasi baik internal maupun eksternal.

i. Fungsi dan Peranan Karyawan

Karyawan dalam perusahaan memiliki fungsi dan peranan yang harus


dilaksanakan. Diantaranya :

14
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan perintah yang diberikan.
2. Menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan perusahaan demi
kelangsungan perusahaan.
3. Bertanggung jawab pada hasil produksi.
4. Menciptakan ketenangan kerja di perusahaan (Soedarjadi, 2009:15). Sebagai
karyawan perusahaan harus memiliki kemampuan tinggi dan pengalaman dapat
menjaga tanggung jawabnya terutama yang berhubungan dengan publiknya.
Salah satu tugasnya yaitu memberikan solusi dalam penyelesaian masalah
hubungan dengan publiknya. Seperti hubungan antara dokter dengan pasiennya,
sehingga manajemen akan bertindak pasif dalam menerima atau mempercayai
apa yang disarankan oleh karyawan yang telah memiliki pengalaman dan
keterampilan tinggi dalam memecahkan serta mengatasi permasalahan yang
dihadapi organisasi tersebut.

2. Variabel Bebas (X)

2.1. Komputerisasi dalam Penerapan Otomatisasi Kantor

2.1.1. Komputerisasi

a. Pengertian Komputerisasi

Untuk memperlancar kegiatan komputerisasi, diperlukan penerapan


komputerisasi yang baik untuk mengolah data dengan cepat, lengkap dan
akurat. Hal ini akan terlaksana apabila perusahaan melakukan penerapan sistem
komputerisasi secara tepat.
Menurut Tata Sutabri dalam bukunya “Sistem Informasi Manajemen”
(2005:106), adalah :

15
“Sistem Komputerisasi adalah Sistem elektronik untuk memanipulasi data
yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan secara otomatis
menerima dan menyimpan data input, memprosesnya dan menghasilkan output
di bawah pengawasan suatu langkah instruksi program yang tersimpan di
memori (stored program)”

Menurut ( Zulkifli Amsyah : 1997 : 117 ) dalam bukunya yang berjudul


Manajemen Sistem Informasi, menyatakan sebagai berikut:

“ Komputer adalah alat pengolah elektronik, tidak bersifat mekanis


(mesin). Semua jenis pengolahan (klasifikasi, kalkulasi, sortir, dan
penyimpulan data lengkap data angka) dapat dikerjakan oleh Komputer. Secara
cepat komputer telah masuk dalam masyarakat kita, baik tempat kerja maupun
di rumah. Komputer dapat merekam dan mengolah data dari yang sederhana
sampai yang paling rumit menjadi informasi. Perkembangan komputer sebagai
alat pengelolah telah memperluas dan memperdalam cakupan pekerjaan sistem
informasi sampai beberapa tingkat subsistem informasi dibawahnya secara
vertikal , dan berkaitan dengan sistem atau subsistem informasi pada berbagai
unit kerja secara horizontal. Mulai dari alat pengelolah manual, mesin
manual,mesin elektrik, dan terakhir dengan alat pengelolah komputer, maka
sistem informasi berkembang pesat diseluruh unit kerja dalam semua jenis
organisasi.”

Menurut ( Zulkifli Amsyah : 1997 : 118 ) “ Komputer adalah suatu alat


elektronik yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan dan memproses
data untuk menghasilkan informasi yang diperlukan.”

b. Tujuan Penggunaan Komputerisasi

Adapun tujuan dari sistem komputerisasi, menurut Sedarmayanti


(2001:69), adalah:

16
1. Dapat meningkatkan efisiensi kerja dalam rangka menunjang kegiatan
organisasi.
2. Menunjang pengelolaan informasi secara terpadu.
3. Dapat menunjang data dan informasi lebih baik, aman, rapih dan dapat
menghemat ruangan.

c. Manfaat Penggunaan Komputerisasi

Sedangkan keuntungan diterapkannya sistem komputerisasi menurut,


Zulkifli Amsyah (2003:130), antara lain adalah sebagai berikut:

1. Efisiensi lebih tinggi.


2. Pengawasan kegiatan dapat lebih tertib
3. Biaya lebih rendah.
4. Kesalahan lebih sedikit.
5. Meningkatkan pelayanan pelanggan.
6. Memudahkan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan operasional dan
distribusi.
7. Keputusan yang didasarkan informasi akan lebih mudah dibuat.
8. Mengurangi pemakaian petugas ketatausahaan.

2.1.2. Penerapan Otomatisasi Kantor

a. Pengertian Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan


adalah perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa ahli, penerapan
adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk
mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh
suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

17
b. Pengertian Otomatisasi Menurut Para Ahli

Menurut ( Liang Gie : 1996 : 38 ) dalam bukunya yang berjudul:


Administrasi Perkantoran Modern, Liberty Offset menyatakan bahwa
otomatiasi adalah:

“Dalam melakukan pekerjaan macam apapun, otomatisasi berarti


pengaturan dengan mana satu mesin atau lebih dijalankan tanpa
pengikutsertaan manusia kecuali menekan tombol penggerak. Ini adalah
pengolahan dengan mana peralatan atau mesin-mesin dengan kecepatan
tinggi dan melakukan pembetulan sendiri mengontrol jalannya mesin-mesin
lain. Dalam arti yang sangat nyata otomatisasi adalah perluasan yang sangat
nyata otomatisasi adalah perluasan dari mekanisasi”

Menurut (Raymond McLeod and George P.Schell : 2008 : 115) dalam


bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen mengtakan bahwa:

“Otomatisasi adalah penerapan otomatisasi, seperti teknologi komputer


pada pekerjaan kantor”

Menurut (Sedermayanti : 2009 : 66) dalam bukunya yang berjudul Dasar-


dasar Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoram Suatu Perkantoran adalah
sebagai berikut:

“ Otomatisasi adalah cara pelaksanaan prosedur dan tata kerja secara


otomatis , dengan pemanfaatan yang menyeluruh dan seefisien mungkin atau
mesin, sehingga bahan dan sumber yang ada dapat dimanfaatkan. Otomatisasi
atau sering juga dipakai istilah mekanisasi adalah merupakan usaha
penyempurnaan pelaksanaan prosedur kerja yang dilakukan dengan cara
mengurutkan masing-masing bagiannya sehingga prosedur itu akan berjalan
“sendiri” secara otomatis.”

18
Dapat disimpulkan bahwa otomatisasi yang sering juga disebut dengan
mekanisasi merupakan usaha-usaha penyempurnaan pelaksanaan prosedur
kerja yang dilakukan dengan cara mengurutkan masing-masing bagiannya
sehingga prosedur itu akan berjalan sendiri secara otomatis.

c. Pengertian Kantor Menurut Para Ahli

Menurut (Rahmawati : 2014 : 2) dalam bukunya yang berjudul Manajemen


Perkantoran menyatakan bahwa :

“ Perkataan kantor berasal dari bahasa belanda ‘kantoor” dan sering dipadankan
dengan perkataan “office” pengertian “kantor” yang bias berarti:
1. Ruang atau kamar kerja atau ruang tulis
2. Markas atau ruangan (kompleks) dimana seorang pengusaha beserta stafnya
menjalankan aktivitas-aktivitas pokoknya.
3. Biro atau tempat kedudukan pimpinan dari suatu administrasi
4. Instansi, badan, jawatan, perusahaan.

Sedangkan perkataan “Office” bias berarti:


1. Kewajiban , tugas, bank, fungsi (duty, task, function)
2. Jabatan
3. Markas atau ruangan dimana seorang pengusaha dan stafnya menjalankan
aktivitas usaha pokoknya
4. Jasa pelayanan
5. Tugas pekerjaan, komposisi dari urusan-urusan tertentu
6. Tempat , gedung yang dipakai sebagai suatu tempat kerja tata usaha.
Di samping pengertian kantor dalam arti “tempat” atau ruangan dan kantor
dalam arti “proses” seperti diatas, kantor juga sering diartikan sebagai sarana
pemusatan kegiatan-kegiatan yang bersifat administrative atau tempatnya
kegiatan-kegiatan yang bersifat manajerial dan fasilitatif.

19
d. Pengertian Otomatisasi Kantor

Adapun kantor merupakan pusat seluruh kegiatan pegawai dalam


melaksanakan kegiatannya. Kantor dengan kualitas yang baik tentunya akan
dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat serta dapat melancarkan
aktivitas kantor dan sistem administrasi kantor yang baik akan memudahkan
pelaksanaan pekerjaan pokok dalam mencapai tujuan kantor tersebut.
Otomatisasi kantor merupakan sebuah rencana untuk menggabungkan
teknologi tinggi melalui perbaikan proses pelaksanaan pekerjaan demi
meningkatkan produktivitas pekerjaan. Penggunaan mesin penting untuk
menjalankan tugas fisik yang biasa dilakukan oleh semua sistem elektronik
formal dan informal terutama yang berkaitan dengan komunikasi informasi
kepada dan dari orang yang berada kantor.

Menurut ( Ahmadi Aidi : 2014 :183 ) dalam bukunya yang berjudul Sistem
Informasi Manajemen mengatakan bahwa:

“Otomatisasi kantor merupakan sebuah rencana untuk menggabungkan


teknologi tinggi melalui perbaikan proses pelaksanaan pekerjaan demi
meningkatkan produktifitas pekerjaan”

Menurut ( Raymond McLeod and George P.Schell : 2008 : 105 ) dalam


bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen menyatakan bahwa:

“Otomatisasi kantor Office Automation meliputi seluruh sistem elektronik


formal maupun informal yang terutama berhubungan dengan komunikasi
informasi ke dan dari orang-orang di dalam maupun di luar perusahaan.”

Dan menurut ( Tata Sutabri : 2005 : 193 ) dalam bukunya yang berjudul
Sistem Informasi Manajemen mengatakan bahwa :

20
“Sistem Otomatisasi Kantor (SOK) sebagai sebuah rencana untuk
menggabungkan dan menerapkan teknologi tinggi melalui perbaikan proses
pelaksanaan pekerjaan demi meningkatkan produktivitas pekerja dan
efektivitas pekerjaan.”

Dengan Otomatisasi Kantor pegawai perusahaan dapat memproses lebih


banyak dokumen, lebih cepat dan lebih baik. Otomatisasi Kantor merupakan
suatu aplikasi teknologi informasi yang digunakan untuk membantu pekerjaan
pegawai dalam hal komunikasi dan koordinasi. Dengan Otomatisasi
Kantor maka proses kerja akan tersusun dengan rangkaian prosedur yang rapi,
memudahkan proses pekerjaan, dan hasil pekerjaan akan terselesaikan
dengan cepat, baik, dan optimal sehingga akan tercapai kinerja yang baik.

Menurut (Aidi, Ahmadi, : 2014 : 183) dalam bukunya yang berjudul


Sistem Informasi Manajemen, menyatakan bahwa : “Manfaat Automatisasi
Perkantoran merupakan kaitan berabagai komponen dalam menangani
informasi; mulai dari input hingga distribusi dengan memanfaatkan bantuan
teknologi secara optimal dan campur tangan manusia secara
minimal

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini tidak akan lepas dari penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya.
Penelitian terdahulu dapat berfungsi sebagai referensi untuk penelitian yang sedang disusun.
Berikut penelitian yang terdahulu yang ditemukan:

21
Tabel. Penelitian yang Relevan

No. Nama Tahun Universitas / Judul Skripsi Hasil Penelitian


Penelitian Fakultas
1. FRIMADONA.Z 2010 Universitas Analisis faktor- Secara total faktor
Islam Negri faktor teknologi teknologi sistem
Sultan Syarif sistem informasi
Kasim / informasi dan mempunyai
Fakultas pengaruhnya pengaruh
Ekonomi dan terhadap kinerja terhadap
Ilmu Sosial karyawan pada kinerja karyawan
Pekanbaru PT. Pos pada PT. Pos
Indonesia Indonesia
(Persero) (persero) Cabang
Cabang Pekanbaru.
PekanBaru Kesimpulan ini
didukung
kebenarannya
dari hasil analisis
yang
membuktikan
bahwa f-hitung =
55,783 > f-tabel =
2,39.
2. RIRIN 2013 Universitas Pengaruh Berdasarkan hasil
WISELINER Islam Negri Penerapan Uji hipotesis
Sultan Syarif Teknologi dimana angka sig
Kasim / Informasi 0,000 < 0,05.
Fakultas terhadap Dengan
Ekonomi dan Kinerja demikian terdapat
Karyawan pengaruh yang

22
Ilmu Sosial pada PT. signifikan
Pekan baru SERASI Teknologi
AUTORAYA- Informasi
TRAC terhadap
ASTRA kinerja karyawan
RENT A CAR Pada PT. Serasi
CABANG Autoraya-Trac
PEKANBARU Astra Renta Car
Cabang
Pekanbaru. Hal
ini
mengindikasikan
bahwa Teknologi
Informasi dapat
dijadikan sebagai
tolak ukur untuk
mengukur kinerja
karyawan
perusahaan.

C. Kerangka Berfikir

Setiap organisasi menginginkan tujuannya tercapai dengan baik, dituntut untuk dapat
menyelesaikan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien. Dikatakan efektif apabila sasaran
yang dicapai sesuai dengan kebijakan dan rencana program yang telah ditentukan sebelumnya.
Sedangkan efisien jika segala fasilitas yang diperlukan dalam mencapai tujuan relatif lebih
kecil dari pada hasil yang dicapai.

Oleh karena itu, untuk mendukung kegiatan kantor dalam menyelesaikan tugas-tugasnya
secara efektif dan efisien, kantor menggunakan teknologi komputer dalam penerapan
otomatisasi kantor.

23
Menurut (Sedermayanti : 2009 : 66) dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar
Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoran Suatu Pengantar menyatakan bahwa:

“ Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi modern maka mengakibatkan


pola perkembangan dan kemajuan dibidang perkantoran akan lebih baik. Kemajuan teknologi
modern khususnya dibidang elektronika membawa kemudahan dalam melaksanakan tugas-
tugas perkantoran. Pengaruh teknologi modern menunjukkan atau memungkinkan pemakaian
mesin-mesin serba otomatis. Salah satu akibat positif dari kemajuan dibidang teknologi adalah
dimungkinkannya pengiriman dan penyampaian informasi dapat dilakukan dengan cepat.
Kecepatan tersebut mengakibatkan pula bahwa keputusan atau masalah-masalah yang sangat
mendesak dapat segera diselesaikan.

Dengan semakin banyaknya atau besarnya volume data yang harus dikumpulkan ,
diolah, dianalisis, diinterprestasikan, disimpan, dan didistribusikan kepada pengguna , maka
abad teknologi modern seperti ini, terbukti bahwa penanganan informasi akan lebih efisien bila
dilakukan dengan menggunakan alat-alat elektronis. Personil yang mengelola informasi harus
mempunyai keterampilan yang cukup agar benar-benar dapat mengoperasikan otomatisasi
sesuai dengan tuntutan yang ada.

Otomatisasi adalah cara pelaksanaan prosedur dan tata kerja secara otomatis , dengan
pemanfaatan yang menyeluruh dan seefisien mungkin atau mesin, sehingga bahan dan sumber
yang ada dapat dimanfaatkan. Otomatisasi atau sering juga dipakai istilah mekanisasi adalah
merupakan usaha penyempurnaan pelaksanaan prosedur kerja yang dilakukan dengan cara
mengurutkan masing-masing bagiannya sehingga prosedur itu akan berjalan “sendiri” secara
otomatis.”

Menurut ( Liang Gie : 1996 : 38 ) dalam bukunya yang berjudul: Administrasi


Perkantoran Modern, Liberty Offset menyatakan bahwa otomatiasi adalah:

“Dalam melakukan pekerjaan macam apapun, otomatisasi berarti pengaturan dengan


mana satu mesin atau lebih dijalankan tanpa pengikutsertaan manusia kecuali menekan tombol

24
penggerak. Ini adalah pengolahan dengan mana peralatan atau mesin-mesin dengan
kecepatan tinggi dan melakukan pembetulan sendiri mengontrol jalannya mesin-mesin lain.
Dalam arti yang sangat nyata otomatisasi adalah perluasan yang sangat nyata otomatisasi
adalah perluasan dari mekanisasi”

Menurut (Laksmi : 2015 : 119) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perkantoran
Modern menyatakan bahwa:

“ Pemakaian teknologi dalam perkantoran mulai memanfaatkan teknologi. Pemakaian


teknologi dalam dalam perkantoran ditunjukkan untuk mengatasi masalah penanganan
pekerjaan yang berkaitan dengan pengolahan dan penyimpanan informasi. Sarana teknologi
yang digunakan adalah berupa seperangkat komputer dan perangkat lunak (software). Proses
kea rah pekerjaan dengan menggunakan Komputer disebut dengan istilah Automatisasi
Perkantoran”

Menurut ( Zulkifli Amsyah : 1997 : 117 ) dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Sistem Informasi, menyatakan sebagai berikut:

“ Komputer adalah alat pengolah elektronik, tidak bersifat mekanis (mesin). Semua jenis
pengolahan (klasifikasi, kalkulasi, sortir, dan penyimpulan data lengkap data angka) dapat
dikerjakan oleh Komputer. Secara cepat komputer telah masuk dalam masyarakat kita, baik
tempat kerja maupun di rumah. Komputer dapat merekam dan mengolah data dari yang
sederhana sampai yang paling rumit menjadi informasi. Perkembangan komputer sebagai alat
pengelolah telah memperluas dan memperdalam cakupan pekerjaan sistem informasi sampai
beberapa tingkat subsistem informasi dibawahnya secara vertikal , dan berkaitan dengan
sistem atau subsistem informasi pada berbagai unit kerja secara horizontal. Mulai dari alat
pengelolah manual, mesin manual,mesin elektrik, dan terakhir dengan alat pengelolah
komputer, maka sistem informasi berkembang pesat diseluruh unit kerja dalam semua jenis
organisasi.”

25
Menurut ( Zulkifli Amsyah : 1997 : 118 ) dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Sistem Informasi menyatakan bahwa :

“ Komputer adalah suatu alat elektronik yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan
dan memproses data untuk menghasilkan informasi yang diperlukan.”

Dari penjelasan diatas, dimana dengan adanya Pengaruh Komputerisasi dalam Penerapan
Otomatisasi Kantor terhadap Efisiensi Kinerja Pegawai daapat menyelesaikan pekerjaan
kantor dengan cepat. Oleh karena itu, peneliti mengkaji dimana Pengaruh Komputeriasi dalam
Penerapan Otomatisasi Kantor (X1), dan terhadap Efisiensi Kinerja Pegawai (Y1). Berikut
adalah Kerangka Berpikir atas varibel-variabel tersebut :

Gambar. Kerangka Berpikir

PENGARUH
KOMPUTERISASI dalam EFISIENSI KINERJA
Penerapan OTOMATISASI PEGAWAI
KANTOR (Y)
(X)

D. Hipotesis Penelitian

Menurut ( Suryani,hendrayadi : 2013 : 98 ) dalam bukunya yang berjudul Metode Riset


Kuantitatif menyatakan bahwa :

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan.


Hipotesis merupakan pernyataan sementara berupa dugaan mengenai apa yang sedang kita
amati dalam usaha untuk memahaminya. Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang
masih harus di uji. Oleh karena itu, hipotesis berfungsi sebagai cara untuk menguji kebenaran.”

26
”Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diduga Komputerisasi dalam
Penerapan Otomatisasi Kantor berpengaruh terhadap Efisisensi Kinerja Karyawan di PT.
BUMI ABHINAYA.”

27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui Pengaruh Komputerisasi dalam
Penerapan Otomatisasi Kantor Terhadap Efisiensi Kinerja Karyawan di PT.BUMI
ABHINAYA.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di PT.BUMI ABHINAYA yang beralamatkan di Jl.

H.R.Rasuna Said Kav C-22 Jakarta.

Penelitian akan dilakukan bulan Juli 2019 hingga Agustus 2019 untuk menyebarkan

kuesioner pada karyawan yang bekerja di PT. BUMI ABHINAYA yang beralamatkan di Jl.

H.R.Rasuna Said Kav C-22 Jakarta.

C. Metode Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini


adalah:

1. Wawancara (interview) yang dilakukan dengan pihak yang berkompeten atau yang
berwenang untuk memberikan informasi dari keterangan sesuai yang dibutuhkan peneliti.

2. Kuesioner (questioner) yaitu pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner yang
telah disajikan sedemikian rupa kemudian meminta jawaban kepada responden sesuai
dengan tujuan penelitian.

28
D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut ( Skaran : 2006 : 121 ) mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan


kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Sementara
menurut ( Sugiyono : 2007 : 90 ) mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dengan demikian Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang memiliki
karakteristik tertentu yang dijadikan objek penelitian.

Oleh karena itu , peneliti ingin meneliti mengenai Komputerisasi dalam Penerapan
Otomatisasi Kantor terhadap Efisiensi Kinerja Karyawan di PT.BUMI ABHINAYA .
Maka Populasinya adalah seluruh Karyawan yang bekerja di PT. BUMI ABHINAYA
kecuali pemimpin.

2. Sampel

Menurut (Suryani,Hendrayadi : 2013 : 192) dalam bukunya yang berjudul Metode


Riset Kuantitatif menyatakan bahwa: “ Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan
diambil untuk diteliti dan hasil penelitiannya digunakan sebagai representasi dari populasi
secara keseluruhan. Dengan demikian, sampel dapat dinyatakan sebagai bagian dari
populasi yang diambil dengan teknik atau metode tertentu untuk diteliti dan digeneralisasi
terhadap populasi. Subjek adalah anggota dari sampel. Seperti halnya elemen dalam
populasi adalah satuan terkecil dari populasi , maka subjek adalah satu anggota dari
populasi. Jika penelitian menentukan sampel penelitian karyawan bagian pemasaran pada
PT XYZ yang berjumblah 100 maka subjek adalah setiap karyawan pada 100 sampel
tersebut.

29
Sampel yang akan diambil adalah Karyawan yang bekerja di PT. BUMI
ABHINAYA, Rasuna Said, Jakarta. Berdasarkan populasi tersebut, ditentukan jumlah
sampel dengan menggunakan rumus Slovin:
𝑁
n = 1+𝑁𝑒 2

Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = standar error atau kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih ditolerir atau diinginkan, yaitu sebesar 5%.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut (Anwar Sanusi : 2011 : 88) dalam bukunya yang berjudul Metodologi
Penelitian Bisnis menyatakan: “ Teknik pengambilan sampel adalah cara peneliti
mengambil sampel atau contoh yang representative dari populasi yang tersedia. Cara
pengambilan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan memperhatikan unsur peluang
atau tidak. Jika dalam proses mengambil sampel memperhatikan unsur peluang, tipe
sampling disebut sampling peluang (probability sampling) atau cara pengambilan sampel
secara acak. Jika dalam proses pengambilan sampel tidak memperhatikan unsur peluang,
tipe sampling disebut sampling nonpeluang (non probability sampling). Cara
pengambilan sampel secara acak terdiri atas: (1) simple random sampling, (2) systematic
random sampling, (3) stratified random sampling dan (4) cluster random sampling.
Adapun cara pengambilan sampel secara tidak acak, antara lain: (1) accidental sampling,
(2) convenience sampling, (3) purposive sampling, (4) snowball sampling, (5) quota
sampling.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel acak
sederhana (Simple Random Sampling), dimana proses memilih satuan sampling
sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling dalam populasi mempunyai peluang
yang sama untuk terpilih kedalam sampel.

30
4. Ukuran Sampel

Menurut ( Suryani, Hendryadi : 2013: 193) dalam bukunya berjudul metode riset
kuantitatif, menyatakan bahwa: “ Ukuran sampel atau jumblah sampel yang diambil
menjadi persoalan yang penting ketika jenis penelitian yang akan dilakukan adalah
penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian kuantiatif yang
ditunjukkan untuk generalisasi, ukuran sampel yang akan digunakan harus mengikuti
berbagai asumsi dan kaidah seperti tingkat kesalahan, tingkat kepercayaan (presisi),
power, effect, dan sebagainnya”

Dengan demikian penelitian ini menggunakan Ukuran Sampel menurut Ketentuan


Slovin, dimana dalam menentukan ukuran sampel penelitian, Slovin memasukkan unsur
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat
ditoleransi (Anwar sanusi: 2011: 101) . Nilai toleransi ini dinyatakan dalam persentase,
misalnya 5%. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

𝑁
n = 1+𝑁𝑒 2
100
n = 1+100 . 0,05²
100
n = 1+0,25
100
n = 1,25

n = 80

Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = standar error atau kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih ditolerir atau diinginkan, yaitu sebesar 5%.

31
E. Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Variabel Terikat

a. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel yang


dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan memudahkan dalam
mengoperasionalkannya di lapangan. Untuk memahami dan memudahkan dalam
menafsirkan banyak teori yang ada dalam penelitian ini, maka akan ditentukan
beberapa definisi konseptual yang berhubungan dengan yang akan diteliti, antara lain:

Menurut pendapat Sedarmayanti (2001:112) sebagai berikut: “Efisiensi


merupakan pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya
merupakan cara yang termudah mengerjakannya, termurah biayanya, tersingkat
waktunya, teringan bebannya, terpendek jaraknya.”

Sedangkan pengertian Kinerja Menurut ( Dr.Wirawan,MSL: 2015: 238) dalam


bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, adalah: “Istilah
Kinerja merupakan singkatan dari kinetika Faktor kerja yaitu energy manusia jika
dikinetikan atau dipekerjakan akan menghasilkan keluaran kerja. Istilah lain yang
sering dipergunakan untuk kinerja adalah performa, akan tetapi istilah ini banyak
digunakan untuk kinerja mesin. Dalam bahasa Inggris kata padaan untuk kinerja adala
performance. Kinerja adalah rekaman keluaran pelaksanaan dimensi-dimensi atau
fungsi-fungsi pekerjaan dalam waktu tertentu.

b. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel


diukur. Dengan melihat definisi operasional suatu penelitian, maka seorang peneliti

32
akan dapat mengetahui suatu variabel yang akan diteliti. Berikut adalah tabel definisi
operasional :

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala


Efisiensi Menurut Sedarmayanti
Kinerja (2011:118) sumber utama  Memahami tugas dan
Karyawan efisiensi kerja adalah tanggung jawab
(Y ) manusia, karena dengan akal, pekerjaan
pikiran dan pengetahuan  Memiliki pengetahuan
yang ada, manusia mampu peraturan, prosedur,
menciptakan cara kerja yang dan keahlian teknis
efisien. Sedangkan kinerja  Menggunakan
karyawan menurut informasi, peralatan,
(Wirawan,MSL: 2015: 238) dan teknik dengan tepat
“ Kinerja adalah rekaman dan benar
keluaran pelaksanaan Mengikuti
dimensi-dimensi atau fungsi- perkembangan peraturan
fungsi pekerjaan dalam dan prosedur teknis
waktu tertentu.”  Menyelesaikan tugas
kerja yang diberikan
secara konsisten
 Menentukan dan
mengatur prioritas kerja
secara efektif
 Menggunakan waktu
dengan efisien
Memelihara tempat
kerja tetap teratur sesuai
fungsinya
 Hadir secara rutin dan
tepat waktu

33
 Mengikuti instruksi-
insturksi
 Bekerja secara mandiri
Menyelesaikan tugas
dan memenuhi
tanggungjawab sesuai
dengan batas waktu
yang ditentukan.
 Mempunyai inisiatif
 Mempunyai ide
tindakan dan solusi
yang inovatif
 Mencari tantangan
baru, pengembangan
diri dan kesempatan
untuk belajar
 Mengantisipasi dan
memahami masalah
yang mungkin terjadi

Menurut Buku Pengukuran Kinerja


Berbasis Kompetensi (Moeheriono:
2009 :117)

c. Jenis Instrumen

Menurut (Suryani : 2015 : 173) dalam bukunya yang berjudul Metode Riset
Kuantitatif menyatakan bahwa:

34
“ Angket atau Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya.”

Sugiyono (2009:199) mengatakan bahwa kuesioner merupakan teknik


pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan membagi daftar pertanyaan-pertanyaan dibuat tertutup dengan
lima pilihan jawaban. Setiap jawaban diberi skor menggunakan tipe skala likert. Skala
likert menurut Sugiyono (2009:132), adalah skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner dalam bentuk checklist yang
diajukan untuk pernyataan adalah sebagai berikut:

Tabel. Bobot Nilai Menggunakan Skala Likert

Keterangan Bobot Nilai

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-Ragu (RR) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2009:133)

35
d. Kisi-kisi Instrumen

Tabel. Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Kinerja Karyawan

Nomor butir
No Variabel Dimensi Indikator
Positif Negatif
1 Efisiensi 1. Pengetahuan  Memahami tugas
Kinerja tentang dan tanggung
Karyawan pekerjaan jawab pekerjaan
 Memiliki
pengetahuan
peraturan,
prosedur, dan
keahlian teknis
 Menggunakan
informasi,
peralatan, dan
teknik dengan
tepat dan benar
 Mengikuti
perkembangan
peraturan dan
prosedur teknis
 Menyelesaikan
tugas kerja yang
diberikan secara
konsisten
2. Produktifitas
 Menentukan dan
mengatur
prioritas kerja
secara efektif

36
 Menggunakan
waktu dengan
efisien
 Memelihara
tempat kerja tetap
teratur sesuai
fungsinya
 Hadir secara rutin
dan tepat waktu
 Mengikuti
instruksi-
insturksi
 Bekerja secara
3. Tanggung mandiri
Jawab  Menyelesaikan
tugas dan
memenuhi
tanggungjawab
sesuai dengan
batas waktu yang
ditentukan.
 Mempunyai
inisiatif
 Mempunyai ide
4. Inisiatif dan tindakan dan
Pemecahan solusi yang
Masalah inovatif
 Mencari
tantangan baru,
pengembangan

37
diri dan
kesempatan
untuk belajar
 Mengantisipasi
dan memahami
masalah yang
mungkin terjadi
Jumblah Butir

Sumber: Menurut Buku Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi (Moeheriono: 2009 :117)

e. Pengujian Validitas dan Perhitungan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada keusioner mampu untuk
mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi produk sebagai berikut:
𝑛 (∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛(∑ 𝑥) − (∑ 𝑥)2 │𝑛(∑ 𝑦 2 ) − (∑ 𝑦)2 ]

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara x dan y


n = jumlah responden
x = jumlah skor butir
y = jumlah skor butir

Kriteria penilaian uji validitas yang dapat dilakukan valid atau tidak valid yaitu:

38
a. Apabila r hitung > r tabel (pada signifikansi 5%), maka dapat dikatakan item
kuesioner tersebut valid.
b. Apabila r hitung < r tabel (pada signifikasi 5%), maka dapat dikatakan item
kuesioner tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas yaitu setiap butir dalam isntrumen itu valid atau tidaknya
dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total.

Reliabilitas instrumen adalah konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuha alat ukur,
meskipun dipakai secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda. Dengan
demikian suatu instrumen dikatakan reliabel bila mampu mengukur sesuatu dengan
hasil yang konsisten.

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dapat menggunakan rumus Alpha


Crombach sebagai berikut:
𝑘 ∑𝑆𝑡
𝑟11 x (1 − )
𝑘−1 𝑆𝑡
r11 = Nilai Reliabilitas
∑S = Jumlah Varians Skor Tiap Item
St = Varians Total
K = Jumlah Item

Membandingkan rhitung dengan rtabel apabila rhitung lebih besar dari rtabel (rh > rt) maka
butir instrumen tersebut reliabel, tetapi sebaliknya bila rhitung lebih kecil dari rtabel (rh < rt )
maka instrumen tersebut tidak reliabel.

39
2. Instrumen Variabel Bebas

a. Definisi Konseptual

Menurut ( Zulkifli Amsyah : 1997 : 118 ) dalam bukunya yang berjudul


Manajemen Sistem Informasi, menyatakan sebagai berikut : “Komputer adalah suatu
alat elektronik yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan dan memproses data
untuk menghasilkan informasi yang diperlukan.

Sedangkan Menurut ( Ahmadi Aidi : 2014 :183 ) dalam bukunya yang berjudul
Sistem Informasi Manajemen mengatakan bahwa: “Otomatisasi kantor merupakan
sebuah rencana untuk menggabungkan teknologi tinggi melalui perbaikan proses
pelaksanaan pekerjaan demi meningkatkan produktifitas pekerjaan”

b. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel


diukur. Dengan melihat definisi operasional suatu penelitian, maka seorang peneliti
akan dapat mengetahui suatu variabel yang akan diteliti. Berikut adalah tabel definisi
operasional :

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala


Komputerisasi “Otomatisasi kantor
dalam merupakan sebuah rencana
Penerapan untuk menggabungkan
Otomatisasi teknologi tinggi melalui
Kantor perbaikan proses pelaksanaan
pekerjaan
demi meningkatkan
produktifitas pekerjaan”

40
(Aidi, Ahmadi, : 2014 : 183) dalam
bukunya yang berjudul Sistem Informasi

c. Jenis Insturmen

Menurut (Suryani : 2015 : 173) dalam bukunya yang berjudul Metode Riset
Kuantitatif menyatakan bahwa:

“ Angket atau Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya.”

Sugiyono (2009:199) mengatakan bahwa kuesioner merupakan teknik


pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan membagi daftar pertanyaan-pertanyaan dibuat tertutup dengan
lima pilihan jawaban. Setiap jawaban diberi skor menggunakan tipe skala likert. Skala
likert menurut Sugiyono (2009:132), adalah skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner dalam bentuk checklist yang
diajukan untuk pernyataan adalah sebagai berikut:

Tabel. Bobot Nilai Menggunakan Skala Likert

Keterangan Bobot Nilai

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-Ragu (RR) 3

Tidak Setuju (TS) 2

41
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2009:133)

d. Kisi-kisi Instrumen

Tabel. Kisi-kisi Instrumen Komputerisasi dalam


Penerapan Otomatisasi Kantor

Nomor butir
No Variabel Dimensi Indikator
Positif Negatif
1 Komputerisasi 1. Sitem Perangkat
dalam Keras(Hardware)
Penerapan
Otomatisasi
Kantor
2. Sistem Perangkat
Lunak (software)
3. Database

4. Personalia
Pengoperasian
(Brainware)

Jumblah Butir

Sumber: (Sutabri,Tata, : 2005 : 193 : 97 ) dalam bukunya yg berjudul Sistem Informasi Manajemen,

42
e. Pengujian Validitas dan Realibilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada keusioner mampu untuk
mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi produk sebagai berikut:

𝑛 (∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛(∑ 𝑥) − (∑ 𝑥)2 │𝑛(∑ 𝑦 2 ) − (∑ 𝑦)2 ]

Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara x dan y
n = jumlah responden
x = jumlah skor butir
y = jumlah skor butir

Kriteria penilaian uji validitas yang dapat dilakukan valid atau tidak valid yaitu:

a. Apabila r hitung > r tabel (pada signifikansi 5%), maka dapat dikatakan item
kuesioner tersebut valid.
b. Apabila r hitung < r tabel (pada signifikasi 5%), maka dapat dikatakan item
kuesioner tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas yaitu setiap butir dalam isntrumen itu valid atau
tidaknya dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan
skor total.

43
Reliabilitas instrumen adalah konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuha alat
ukur, meskipun dipakai secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau
berbeda. Dengan demikian suatu instrumen dikatakan reliabel bila mampu
mengukur sesuatu dengan hasil yang konsisten.

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dapat menggunakan rumus Alpha


Crombach sebagai berikut:
𝑘 ∑𝑆𝑡
𝑟11 x (1 − )
𝑘−1 𝑆𝑡
r11 = Nilai Reliabilitas
∑S = Jumlah Varians Skor Tiap Item
St = Varians Total
K = Jumlah Item

Membandingkan rhitung dengan rtabel apabila rhitung lebih besar dari rtabel (rh >
rt) maka butir instrumen tersebut reliabel, tetapi sebaliknya bila rhitung lebih kecil
dari rtabel (rh < rt ) maka instrumen tersebut tidak reliabel.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat


beberapa dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu
statistik deskriptif dan statistik inferensial.

44
1. Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan
menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada
sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif maupun inferensial.
Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya mendeskripsikan data sampel, dan
tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel tersebut
diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi,
maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial.

Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas),
adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari
populasi itu dilakukan secara random.

Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk
populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu
kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai
peluang kesalahan dan kebenaran yang dinyatakan dalam bentuk persentase.

2. Statistik Parametris dan Nonparametris

Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris. Statistik


parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji
ukuran populasi melalui data sampel. Parameter populasi meliputi: rata-rata dengan notasi
𝜇 (mu), simpangan baku 𝜎 (sigma), dan varians 𝜎 2 . Sedangkan statistiknya adalah
meliputi: rata-rata (x bar), simpangan baku s, dan varians 𝑠 2 . Jadi parameter populasi yang

45
berupa 𝜇 diuji melalui X garis, selanjutnya 𝜎 diuji melalui s, dan 𝜎 2 diuji melalui 𝑠 2 .
Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan
uji hipotesis statistik. Oleh karena itu, penelitian yang berhipotesis statistik adalah
penelitian yang menggunakan sampel. Dalam statistik, hipotesis yang diuji adalah
hipotesis nol, karena tidak dikehendaki adanya perbedaan antara parameter poopulasi dan
statistik (data yang diperoleh dari sampel).

Penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis
media data yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak
asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.
Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data homogen, dalam regresi
harus terpenuhi asumsi linearitas. Statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi
banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh
karena itu statistik nonparametris disebut “distribution free” (bebas distribusi).

G. Hipotesis Statistika

Signifikan koefisien parsial ini memiliki distribusi t dengan derajat kebebasan n-k-1 dan
signifikan pada α = 0,05 dan derajat kebebasan T tabel = α/2 : n-2. Maka dapat dilakukan
dengan uji statistik T denngan ketentuan Jika :

a. T hitung ≥ T tabel, maka terdapat pengaruh yang kuat antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
b. T hitung ≤ T tabel, maka terdapat pengaruh yang lemah antara variabel terikat.

Adapun Hipotesis Statistika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Diduga Komputerisasi dalam penerapan Otomatisasi Kantor tidak berpengaruh


terhadap Efisiensi Kinerja Karyawan pada PT. BUMI ABHINAYA
Ha : Diduga Komputerisasi dalam penerapan Otomatisasi Kantor berpengaruh terhadap
Efisiensi Kinerja Karyawan pada PT. BUMI ABHINAYA.

46
DAFTAR PUSTAKA

Wirawan, (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, Penerbit: PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta, hal. 237
Laksmi, (2015). Manajemen Perkantoran Modern, Penerbit: Rajawali Pers, Jakarta, hal.118

Moeheriono, (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Penerbit: Ghalia Indonesia,


Jakarta, hal. 117

Zulkifli Amsyah, (1997). Manajemen Sistem Informasi, Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, hal.117

……………….., (2003). Manajemen Sistem Informasi, Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Rahmawati, (2014). Manajemen Perkantoran,Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta. hal.2

Tata Sutabri, (2003). Sistem Informasi Manajemen, Penerbit: Andi, Yogyakarta.

…………….., (2005). Sistem Informasi Manajemen, Penerbit ANDI, Yogyakarta,hal.193

Sedarmayanti, (2001). Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Manajemen. Perkantoran, Edisi


Revisi, Penerbit: CV, Mandar Maju, Bandung. .

……………….,(2009).Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Manajemen. Perkantoran, Edisi


Revisi, Penerbit: CV, Mandar Maju, Bandung.

Gie,Liang, (1996). Administrasi Perkantoran Modern, Liberty Offset, Yogyakarta,hal.38

George P.Schell and Raymond McLeod, dkk,(2008). Sistem Informasi Manajemen, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, hal.105

Aidi, Ahmadi,(2014). Sistem Informasi Manajemen, Penerbit: In Media,hal.183

Wibowo.(2010). Manajemen Kinerja. Penerbit: Rajawali pers. Jakarta.

………..,(2012). Manajemen Kinerja. Penerbit: Rajawali pers. Jakarta, hal. 100

Wirawan.(2009). Evaluasi Kinerja SDM, Teori, aplikasi dan penelitan. Penerbit: Salemba 4,
Jakarta

47
Suryani,Hendryadi.(2015). Metode Riset Kuantitatif. Penerbit: Prenadamedia Group, Jakarta

Anwar, Sanusi (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta

Kaswan.(2011).Pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan kinerja SDM. Penerbit:


Alfabeta.Bandung.

Arif Tri Atmaja, Djoko Santoso, Patni Ninghardjanti.(2019). Penerapan Sistem Otomatisasi
Administrasi untuk Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja di Bidang
Pendapatan Dinas Perdangan Surakarta. Jurnal Informasi dan Komunikasi
Administrasi Perkantoran, DOI: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jikap

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Penerbit: Alfabeta.
Bandung.

Noname,(2019), Pengertian Penerapan. Diambil 27 Juni 2019, dari laman


https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10672/05.2%20bab%202.p
df?sequence=5&isAllowed=y

48

Anda mungkin juga menyukai