PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi diera globalisasi sekarang ini begitu pesat yang diiringi dengan
perkembangan informasi yang berbasis teknologi. Hal ini telah menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan yang begitu cepat di dalam berbagai bidang. Teknologi informasi dalam
hal ini merupakan salah satu tiang penopang keberhasilan dalam era globalisasi saat ini. Seiring
dengan perkembangan dinamika bisnis dan teknologi informasi, para pemangku kepentingan
baik dari pihak pemerintah maupun swasta mulai melihat teknologi informasi tidak hanya
sebagai alat yang merespon kebijakan dan strategi bisnis yang menjadi sumber keunggulan
bersaing di dalam organisasi. Oleh karena itu, keselarasan bisnis dan teknologi informasi
sebaiknya diletakkan secara proporsional tergantung pada kebutuhan organisasi. organisasi
yang masih bergantung pada proses bisnis elektronik (e-bisnis) justru menggunakan teknologi
informasi sebagai sistem utama yang mendesain, menganalisis, mengembangkan dan
menjalankan model bisnisnya. Perubahan dalam pemanfaatan teknologi informasi,
menjadikannya suatu sistem informasi yang strategis yang dapat mendorong terciptanya
keunggulan kompetitif disetiap penggunaannya.
Kantor yang baik tentunya akan dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat serta
dapat melancarkan aktivitas kantor dan dalam menggunakan komputerisasi dalam penerapan
otomatisasi kantor yang baik serta dapat memudahkan pelaksanaan pekerjaan pokok dalam
mencapai tujuan kantor tersebut. Otomatisasi kantor merupakan sebuah rencana untuk
menggabungkan teknologi tinggi melalui perbaikan proses pelaksanaan pekerjaan demi
meningkatkan produktivitas pekerjaan. Penggunaan mesin penting untuk menjalankan tugas
fisik yang biasa dilakukan oleh semua sistem elektronik formal dan informal terutama yang
berkaitan dengan komunikasi informasi kepada dan dari orang yang berada di kantor. Menurut
Sedarmayanti (2009: 66) bahwa otomatisasi adalah cara pelaksanaan prosedur dan tata kerja
secara otomatis, dengan pemanfaatan yang menyeluruh dan seefisien mungkin atau mesin,
sehingga bahan dan sumber yang ada dapat dimanfaatkan. Otomatisasi atau sering juga
1
dipakai istilah mekanisasi adalah merupakan usaha penyempurnaan pelaksanaan prosedur
kerja yang dilakukan dengan cara mengurutkan masing-masing bagiannya sehingga prosedur
itu akan berjalan “sendiri” secara otomatis. Menurut Laksmi (2015: 119) Sarana teknologi
yang digunakan berupa seperangkat Komputer dan perangkat lunak (software). Pemanfaatan
Komputer Menurut Sedarmayanti (2009:69) Komputer adalah rangkaian peralatan elektronik
yang dapat melakukan pekerjaan secara sistematis, berdasarkan istruksi atau program yang
diberikan, serta dapat menyimpan dan menampilkan keterangan bilamana diperlukan.
Ketepatan komputer bekerja tergantu pada ketepatan manusia dalam memberi umpan
informasi. Penggunaan atau penerapan teknologi komputer dalam pekerjaan kantor adalah
merupakan tuntutan dan kewajaran yang dibutuhkan , walaupun tanpa menghilangkan sistem
tangan atau manual. Teknologi komputer termasuk kedalam teknologi yang sangat
berkembang pesat oleh sebab itu perlu segera dimanfaatkan, disamping itu komputer bukan
saja dapat menangani sekedar informasi, namun juga mampu menangani berbagai macam
proses perhitungan dan analisis ilmiah dengan pemakaian biaya yang relatif rendah.
Penggunaan komputer atau komputerisasi pada perusahaan telah meningkatkan keefektifan
dan efisiensi kerja dalam menunjang kegiatan organisasi. Dengan adanya Teknologi komputer
diharapkan dapat membantu karyawan dalam meningkatkan efisiensi yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi kinerja para karyawan. Kinerja merupakan faktor yang sangat
penting dalam mencapai suatu tujuan organisasi, sebab tanpa kinerja yang baik dari para
karyawan perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Salah satu
aset organisasi yang paling berharga saat ini adalah sistem informasi yang responsif dan
berorientasi pada pengguna. Dengan sistem yang baik diharapkan dapat meningkatkan
produktifitas, menurunkan jumlah persediaan yang harus dikelola, mengurangi kegiatan yang
tidak memberikan nilai tambah, meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan
mempermudah pengambilan keputusan bagi manajemen untuk mengkoordinasikan kegiatan
dalam organisasi. Oleh karena itu, audit atas pengembangan dan pemeliharaan sistem
informasi semakin dibutuhkan, sehingga sistem yang dimiliki efektif dalam menyelesaikan
pekerjaan dan meningkatkan efisiensi kerja. Efektivitas kerja dimaksud merupakan
penyelesaian pekerjaan yang tepat waktu yang disertai dengan kualitas dan kuantitas serta
mutu yang dihasilkan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Menurut pendapat Siagian
(2001:24) memberikan definisi efektivitas sebagai berikut Efektivitas adalah pemanfaatan
2
sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.
Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah
ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,berarti makin tinggi efektivitasnya.
Berkenaan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
memfokuskan permasalahan pada Bagaimana pengaruh Komputerisasi terhadap kinerja
karyawan. Oleh karena itu, penulis ini mengadakan penelitian di PT.BUMI ABHINAYA yang
beralamatkan di Jl. H.R.Rasuna Said Kav C-22 Jakarta. Dengan Judul penelitian :
3
“Pengaruh Komputerisasi dalam Penerapan Otomatisasi Kantor Terhadap Efisiensi Kinerja
Karyawan di PT.BUMI ABHINAYA”
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah diatas maka penulis dapat
mengekemukakan rumusan masalah sebagai berikut “ Apakah ada Pengaruh Komputerisasi
dalam Penerapan Otomatisasi Kantor Terhadap Efisiensi Kinerja Karyawan di PT.BUMI
ABHINAYA?” dengan dirumuskan masalah ini, semoga penulis dapat mengembangkan dan
menguraikan dengan jelas menganai “Pengaruh Komputerisasi dalam Penerapan Otomatisasi
Kantor terhadap Efisiensi Kinerja Karyawan di PT.BUMI ABHINAYA “ yang akan
dijelaskan dan diuraikan dibab selanjutnya.
4
E. Manfaat Penelitian
2. Bagi Penulis
5
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Deskripsi Teoritis
a. Pengertian Efisiensi
Membahas mengenai efisiensi kerja, setiap kantor pasti memiliki tujuan yang
sama yaitu memperoleh hasil semaksimal mungkin dengan usaha yang seminimal
mungkin. Usaha di sini dikaitkan dengan tenaga, waktu, pikiran, ruang, benda dan
uang. Hal ini sejalan dengan pendapat Sedarmayanti (2001:112) sebagai berikut:
Menurut. The Liang Gie (2000:171-172) berpendapat suatu asas dasar tentang
perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya. Perbandingan ini dapat
dilihat dari 2 segi:
6
a. Segi Usaha Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien kalau suatu hasil tertentu
tercapai dengan usaha yang minimal. Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien kalau
sesuatu hasil dapat dikembalika pada 5 unsur yang dapat juga disebut sumber-
sumber kerja :
1. Pikiran
2. Tenaga
3. Waktu
4. Ruang
5. Benda, termasuk uang
b. Segi Hasil Suatu kegiatan dapat disebut efisien kalau dengan suatu usaha tertentu
memberikan hasil yang sebanyak-banyaknya, baik yang mengenai mutunya
ataupun jumlah satuan hasil itu. Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan
hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu
dilakukan. Jadi efisiensi kerja pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-
cara bekerja yang efisien. Seperti halnya yang dikemukakan oleh The Liang Gie
(2000:173) bahwa, dengan tidak mengabaikan faktor lainnya yang ikut
mempengaruhi sesuatu kerja, maka perbandingan terbaik antara usaha dengan
hasilnya dalam bekerja itu terutama ditentukan oleh caranya melakukan aktivitas
yang bersangkutan.
7
kesangkilan serta kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat(dengan
tidak membuang waktu, tenaga, biaya).”
Dari uraian disimpulkan bahwa efisiensi adalah suatu cara dengan bentuk
usaha yang dilakukan dalam menjalankan sesuatu dengan baik dan tepat serta
meminimalisir pemborosan dalam segi waktu, tenaga dan biaya.
c. Pengertian Kinerja
“ Istilah Kinerja merupakan singkatan dari kinetika Faktor kerja yaitu energy
manusia jika dikinetikan atau dipekerjakan akan menghasilkan keluaran kerja. Istilah
lain yang sering dipergunakan untuk kinerja adalah performa, akan tetapi istilah ini
banyak digunakan untuk kinerja mesin. Dalam bahasa Inggris kata padaan untuk kinerja
adala performance.”
8
memengaruhi sumber daya manusia dalam menjalankan kinerjanya. Terdapat Faktor
yang berasal dari dalam diri sumber daya manusia maupun dari luar dirinya.”
d. Manfaat Kinerja
d. Penyesuaian Kompensasi
Penilaian prestasi kerja dapat membantu para manajer untuk mengambil
keputusan dalam menentukan perbaikan pemberian kompensasi, gaji, bonus dan
sebagainya.
9
f. Kesalahan Desain Pekerjaan
Hasil penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk menilai desain kerja.
Dengan kata lain, hasil penilaian prestasi kerja dapat membantu
mendiagnosiskan kesalahan desain kerja.
10
Faktor-faktor eksternal lingkungan organisasi merupakan 11actor yang
tidak dapat dikontrol oleh organisasi akan tetapi sangat mempengaruhi
kinerja pegawai. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain:
a. Faktor ekonomi makro dan mikro organisasi.
b. Kehidupan politik.
c. Kehidupan Faktor budaya masyarakat
d. Agama atau spiritualismee.
e. Kompetitor
f. Standar Kinerja
11
“Standar kinerja merupakan bagian yang integral dari proses evaluasi kinerja yang
sangat penting bagi penilai dan ternilai. Bagi penilai, standar kinerja mengemukakan
harapan organisasi kepada pegawai ternilai mengenai kinerja yang harus diciptakannya.
Bagi pegawai ternilai, standar kinerja merupakan panduan mengenai apa yang harus dia
lakukan dalam melaksanakan pekerjaannya, menciptakan kinerja untuk pengembangan
karirnya. Jadi standar kinerja menyediakan penilaian dan ternilai dasar untuk
melukiskan kinerja ternilai dan dapat dipahami oleh keduanya”. Standar kinerja harus
disusun dengan Karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat membedakan antara kinerja yang dapat diterima dan kinerja yang tidak dapat
diterima. Standar kinerja harus dapat membedakan antara kinerja tinggi, kinerja
sedang, dan kinerja rendah sehingga dapat dihindari pegawai yang bekerja keras
dengan kinerja tinggi sama dengan pegawai yang malas dan berkinerja sangat
rendah.
b. Merupakan standar minimal akan tetapi harus menantang para pegawai untuk
bekerja lebih keras melebihi standar kinerja yang ditentukan tidak sekedar
memenuhi minimal yang ditentukan oleh perusahaan.
c. Mencerminkan tujuan atau target pegawai
d. Merupakan pernyataan mengenai kondisi yang akan terjadi yang dapat
diobeservasikan dan diukur dengan alat ukur kinerja.
e. Melukiskan standar kuantitas, kualitas dan standar waktu pencapaian kinerja yang
ditetapkan.
f. Harus faktor-faktor artinya dapat dicapai oleh pegawai yang mempunyai
kualifikasi, kompetensi, terlatih dengan mempunyai otoritas untuk melaksanakan
pekerjaannya serta didukung oleh sumber-sumber kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan tugasnya.
g. Standar kinerjannya dapat berubah menjadi lebih tinggi jika prosedur
melaksanakan pekerjaan berubah dan teknologi yang dipergunakan juga berubah.
12
g. Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Kinerja.
h. Pengertian Karyawan
13
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Mengenai Tenaga Kerja dalam pasal 1 bahwa tenaga kerja adalah tiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan keja guna
menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sama halnya
Berdasarkan Ketentuan Pasal 1 Angka 2 UU No. 13 Tahun 2003, tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat (Wijayanti,
2010:01).
14
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan perintah yang diberikan.
2. Menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan perusahaan demi
kelangsungan perusahaan.
3. Bertanggung jawab pada hasil produksi.
4. Menciptakan ketenangan kerja di perusahaan (Soedarjadi, 2009:15). Sebagai
karyawan perusahaan harus memiliki kemampuan tinggi dan pengalaman dapat
menjaga tanggung jawabnya terutama yang berhubungan dengan publiknya.
Salah satu tugasnya yaitu memberikan solusi dalam penyelesaian masalah
hubungan dengan publiknya. Seperti hubungan antara dokter dengan pasiennya,
sehingga manajemen akan bertindak pasif dalam menerima atau mempercayai
apa yang disarankan oleh karyawan yang telah memiliki pengalaman dan
keterampilan tinggi dalam memecahkan serta mengatasi permasalahan yang
dihadapi organisasi tersebut.
2.1.1. Komputerisasi
a. Pengertian Komputerisasi
15
“Sistem Komputerisasi adalah Sistem elektronik untuk memanipulasi data
yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan secara otomatis
menerima dan menyimpan data input, memprosesnya dan menghasilkan output
di bawah pengawasan suatu langkah instruksi program yang tersimpan di
memori (stored program)”
16
1. Dapat meningkatkan efisiensi kerja dalam rangka menunjang kegiatan
organisasi.
2. Menunjang pengelolaan informasi secara terpadu.
3. Dapat menunjang data dan informasi lebih baik, aman, rapih dan dapat
menghemat ruangan.
a. Pengertian Penerapan
17
b. Pengertian Otomatisasi Menurut Para Ahli
18
Dapat disimpulkan bahwa otomatisasi yang sering juga disebut dengan
mekanisasi merupakan usaha-usaha penyempurnaan pelaksanaan prosedur
kerja yang dilakukan dengan cara mengurutkan masing-masing bagiannya
sehingga prosedur itu akan berjalan sendiri secara otomatis.
“ Perkataan kantor berasal dari bahasa belanda ‘kantoor” dan sering dipadankan
dengan perkataan “office” pengertian “kantor” yang bias berarti:
1. Ruang atau kamar kerja atau ruang tulis
2. Markas atau ruangan (kompleks) dimana seorang pengusaha beserta stafnya
menjalankan aktivitas-aktivitas pokoknya.
3. Biro atau tempat kedudukan pimpinan dari suatu administrasi
4. Instansi, badan, jawatan, perusahaan.
19
d. Pengertian Otomatisasi Kantor
Menurut ( Ahmadi Aidi : 2014 :183 ) dalam bukunya yang berjudul Sistem
Informasi Manajemen mengatakan bahwa:
Dan menurut ( Tata Sutabri : 2005 : 193 ) dalam bukunya yang berjudul
Sistem Informasi Manajemen mengatakan bahwa :
20
“Sistem Otomatisasi Kantor (SOK) sebagai sebuah rencana untuk
menggabungkan dan menerapkan teknologi tinggi melalui perbaikan proses
pelaksanaan pekerjaan demi meningkatkan produktivitas pekerja dan
efektivitas pekerjaan.”
Penelitian ini tidak akan lepas dari penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya.
Penelitian terdahulu dapat berfungsi sebagai referensi untuk penelitian yang sedang disusun.
Berikut penelitian yang terdahulu yang ditemukan:
21
Tabel. Penelitian yang Relevan
22
Ilmu Sosial pada PT. signifikan
Pekan baru SERASI Teknologi
AUTORAYA- Informasi
TRAC terhadap
ASTRA kinerja karyawan
RENT A CAR Pada PT. Serasi
CABANG Autoraya-Trac
PEKANBARU Astra Renta Car
Cabang
Pekanbaru. Hal
ini
mengindikasikan
bahwa Teknologi
Informasi dapat
dijadikan sebagai
tolak ukur untuk
mengukur kinerja
karyawan
perusahaan.
C. Kerangka Berfikir
Setiap organisasi menginginkan tujuannya tercapai dengan baik, dituntut untuk dapat
menyelesaikan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien. Dikatakan efektif apabila sasaran
yang dicapai sesuai dengan kebijakan dan rencana program yang telah ditentukan sebelumnya.
Sedangkan efisien jika segala fasilitas yang diperlukan dalam mencapai tujuan relatif lebih
kecil dari pada hasil yang dicapai.
Oleh karena itu, untuk mendukung kegiatan kantor dalam menyelesaikan tugas-tugasnya
secara efektif dan efisien, kantor menggunakan teknologi komputer dalam penerapan
otomatisasi kantor.
23
Menurut (Sedermayanti : 2009 : 66) dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar
Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoran Suatu Pengantar menyatakan bahwa:
Dengan semakin banyaknya atau besarnya volume data yang harus dikumpulkan ,
diolah, dianalisis, diinterprestasikan, disimpan, dan didistribusikan kepada pengguna , maka
abad teknologi modern seperti ini, terbukti bahwa penanganan informasi akan lebih efisien bila
dilakukan dengan menggunakan alat-alat elektronis. Personil yang mengelola informasi harus
mempunyai keterampilan yang cukup agar benar-benar dapat mengoperasikan otomatisasi
sesuai dengan tuntutan yang ada.
Otomatisasi adalah cara pelaksanaan prosedur dan tata kerja secara otomatis , dengan
pemanfaatan yang menyeluruh dan seefisien mungkin atau mesin, sehingga bahan dan sumber
yang ada dapat dimanfaatkan. Otomatisasi atau sering juga dipakai istilah mekanisasi adalah
merupakan usaha penyempurnaan pelaksanaan prosedur kerja yang dilakukan dengan cara
mengurutkan masing-masing bagiannya sehingga prosedur itu akan berjalan “sendiri” secara
otomatis.”
24
penggerak. Ini adalah pengolahan dengan mana peralatan atau mesin-mesin dengan
kecepatan tinggi dan melakukan pembetulan sendiri mengontrol jalannya mesin-mesin lain.
Dalam arti yang sangat nyata otomatisasi adalah perluasan yang sangat nyata otomatisasi
adalah perluasan dari mekanisasi”
Menurut (Laksmi : 2015 : 119) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perkantoran
Modern menyatakan bahwa:
Menurut ( Zulkifli Amsyah : 1997 : 117 ) dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Sistem Informasi, menyatakan sebagai berikut:
“ Komputer adalah alat pengolah elektronik, tidak bersifat mekanis (mesin). Semua jenis
pengolahan (klasifikasi, kalkulasi, sortir, dan penyimpulan data lengkap data angka) dapat
dikerjakan oleh Komputer. Secara cepat komputer telah masuk dalam masyarakat kita, baik
tempat kerja maupun di rumah. Komputer dapat merekam dan mengolah data dari yang
sederhana sampai yang paling rumit menjadi informasi. Perkembangan komputer sebagai alat
pengelolah telah memperluas dan memperdalam cakupan pekerjaan sistem informasi sampai
beberapa tingkat subsistem informasi dibawahnya secara vertikal , dan berkaitan dengan
sistem atau subsistem informasi pada berbagai unit kerja secara horizontal. Mulai dari alat
pengelolah manual, mesin manual,mesin elektrik, dan terakhir dengan alat pengelolah
komputer, maka sistem informasi berkembang pesat diseluruh unit kerja dalam semua jenis
organisasi.”
25
Menurut ( Zulkifli Amsyah : 1997 : 118 ) dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Sistem Informasi menyatakan bahwa :
“ Komputer adalah suatu alat elektronik yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan
dan memproses data untuk menghasilkan informasi yang diperlukan.”
Dari penjelasan diatas, dimana dengan adanya Pengaruh Komputerisasi dalam Penerapan
Otomatisasi Kantor terhadap Efisiensi Kinerja Pegawai daapat menyelesaikan pekerjaan
kantor dengan cepat. Oleh karena itu, peneliti mengkaji dimana Pengaruh Komputeriasi dalam
Penerapan Otomatisasi Kantor (X1), dan terhadap Efisiensi Kinerja Pegawai (Y1). Berikut
adalah Kerangka Berpikir atas varibel-variabel tersebut :
PENGARUH
KOMPUTERISASI dalam EFISIENSI KINERJA
Penerapan OTOMATISASI PEGAWAI
KANTOR (Y)
(X)
D. Hipotesis Penelitian
26
”Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diduga Komputerisasi dalam
Penerapan Otomatisasi Kantor berpengaruh terhadap Efisisensi Kinerja Karyawan di PT.
BUMI ABHINAYA.”
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui Pengaruh Komputerisasi dalam
Penerapan Otomatisasi Kantor Terhadap Efisiensi Kinerja Karyawan di PT.BUMI
ABHINAYA.
Penelitian akan dilakukan bulan Juli 2019 hingga Agustus 2019 untuk menyebarkan
kuesioner pada karyawan yang bekerja di PT. BUMI ABHINAYA yang beralamatkan di Jl.
C. Metode Penelitian
1. Wawancara (interview) yang dilakukan dengan pihak yang berkompeten atau yang
berwenang untuk memberikan informasi dari keterangan sesuai yang dibutuhkan peneliti.
2. Kuesioner (questioner) yaitu pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner yang
telah disajikan sedemikian rupa kemudian meminta jawaban kepada responden sesuai
dengan tujuan penelitian.
28
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Oleh karena itu , peneliti ingin meneliti mengenai Komputerisasi dalam Penerapan
Otomatisasi Kantor terhadap Efisiensi Kinerja Karyawan di PT.BUMI ABHINAYA .
Maka Populasinya adalah seluruh Karyawan yang bekerja di PT. BUMI ABHINAYA
kecuali pemimpin.
2. Sampel
29
Sampel yang akan diambil adalah Karyawan yang bekerja di PT. BUMI
ABHINAYA, Rasuna Said, Jakarta. Berdasarkan populasi tersebut, ditentukan jumlah
sampel dengan menggunakan rumus Slovin:
𝑁
n = 1+𝑁𝑒 2
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = standar error atau kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih ditolerir atau diinginkan, yaitu sebesar 5%.
Menurut (Anwar Sanusi : 2011 : 88) dalam bukunya yang berjudul Metodologi
Penelitian Bisnis menyatakan: “ Teknik pengambilan sampel adalah cara peneliti
mengambil sampel atau contoh yang representative dari populasi yang tersedia. Cara
pengambilan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan memperhatikan unsur peluang
atau tidak. Jika dalam proses mengambil sampel memperhatikan unsur peluang, tipe
sampling disebut sampling peluang (probability sampling) atau cara pengambilan sampel
secara acak. Jika dalam proses pengambilan sampel tidak memperhatikan unsur peluang,
tipe sampling disebut sampling nonpeluang (non probability sampling). Cara
pengambilan sampel secara acak terdiri atas: (1) simple random sampling, (2) systematic
random sampling, (3) stratified random sampling dan (4) cluster random sampling.
Adapun cara pengambilan sampel secara tidak acak, antara lain: (1) accidental sampling,
(2) convenience sampling, (3) purposive sampling, (4) snowball sampling, (5) quota
sampling.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel acak
sederhana (Simple Random Sampling), dimana proses memilih satuan sampling
sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling dalam populasi mempunyai peluang
yang sama untuk terpilih kedalam sampel.
30
4. Ukuran Sampel
Menurut ( Suryani, Hendryadi : 2013: 193) dalam bukunya berjudul metode riset
kuantitatif, menyatakan bahwa: “ Ukuran sampel atau jumblah sampel yang diambil
menjadi persoalan yang penting ketika jenis penelitian yang akan dilakukan adalah
penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian kuantiatif yang
ditunjukkan untuk generalisasi, ukuran sampel yang akan digunakan harus mengikuti
berbagai asumsi dan kaidah seperti tingkat kesalahan, tingkat kepercayaan (presisi),
power, effect, dan sebagainnya”
𝑁
n = 1+𝑁𝑒 2
100
n = 1+100 . 0,05²
100
n = 1+0,25
100
n = 1,25
n = 80
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = standar error atau kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih ditolerir atau diinginkan, yaitu sebesar 5%.
31
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Definisi Konseptual
b. Definisi Operasional
32
akan dapat mengetahui suatu variabel yang akan diteliti. Berikut adalah tabel definisi
operasional :
33
Mengikuti instruksi-
insturksi
Bekerja secara mandiri
Menyelesaikan tugas
dan memenuhi
tanggungjawab sesuai
dengan batas waktu
yang ditentukan.
Mempunyai inisiatif
Mempunyai ide
tindakan dan solusi
yang inovatif
Mencari tantangan
baru, pengembangan
diri dan kesempatan
untuk belajar
Mengantisipasi dan
memahami masalah
yang mungkin terjadi
c. Jenis Instrumen
Menurut (Suryani : 2015 : 173) dalam bukunya yang berjudul Metode Riset
Kuantitatif menyatakan bahwa:
34
“ Angket atau Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya.”
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (RR) 3
35
d. Kisi-kisi Instrumen
Nomor butir
No Variabel Dimensi Indikator
Positif Negatif
1 Efisiensi 1. Pengetahuan Memahami tugas
Kinerja tentang dan tanggung
Karyawan pekerjaan jawab pekerjaan
Memiliki
pengetahuan
peraturan,
prosedur, dan
keahlian teknis
Menggunakan
informasi,
peralatan, dan
teknik dengan
tepat dan benar
Mengikuti
perkembangan
peraturan dan
prosedur teknis
Menyelesaikan
tugas kerja yang
diberikan secara
konsisten
2. Produktifitas
Menentukan dan
mengatur
prioritas kerja
secara efektif
36
Menggunakan
waktu dengan
efisien
Memelihara
tempat kerja tetap
teratur sesuai
fungsinya
Hadir secara rutin
dan tepat waktu
Mengikuti
instruksi-
insturksi
Bekerja secara
3. Tanggung mandiri
Jawab Menyelesaikan
tugas dan
memenuhi
tanggungjawab
sesuai dengan
batas waktu yang
ditentukan.
Mempunyai
inisiatif
Mempunyai ide
4. Inisiatif dan tindakan dan
Pemecahan solusi yang
Masalah inovatif
Mencari
tantangan baru,
pengembangan
37
diri dan
kesempatan
untuk belajar
Mengantisipasi
dan memahami
masalah yang
mungkin terjadi
Jumblah Butir
Sumber: Menurut Buku Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi (Moeheriono: 2009 :117)
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada keusioner mampu untuk
mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi produk sebagai berikut:
𝑛 (∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛(∑ 𝑥) − (∑ 𝑥)2 │𝑛(∑ 𝑦 2 ) − (∑ 𝑦)2 ]
Keterangan:
Kriteria penilaian uji validitas yang dapat dilakukan valid atau tidak valid yaitu:
38
a. Apabila r hitung > r tabel (pada signifikansi 5%), maka dapat dikatakan item
kuesioner tersebut valid.
b. Apabila r hitung < r tabel (pada signifikasi 5%), maka dapat dikatakan item
kuesioner tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas yaitu setiap butir dalam isntrumen itu valid atau tidaknya
dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total.
Reliabilitas instrumen adalah konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuha alat ukur,
meskipun dipakai secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda. Dengan
demikian suatu instrumen dikatakan reliabel bila mampu mengukur sesuatu dengan
hasil yang konsisten.
Membandingkan rhitung dengan rtabel apabila rhitung lebih besar dari rtabel (rh > rt) maka
butir instrumen tersebut reliabel, tetapi sebaliknya bila rhitung lebih kecil dari rtabel (rh < rt )
maka instrumen tersebut tidak reliabel.
39
2. Instrumen Variabel Bebas
a. Definisi Konseptual
Sedangkan Menurut ( Ahmadi Aidi : 2014 :183 ) dalam bukunya yang berjudul
Sistem Informasi Manajemen mengatakan bahwa: “Otomatisasi kantor merupakan
sebuah rencana untuk menggabungkan teknologi tinggi melalui perbaikan proses
pelaksanaan pekerjaan demi meningkatkan produktifitas pekerjaan”
b. Definisi Operasional
40
(Aidi, Ahmadi, : 2014 : 183) dalam
bukunya yang berjudul Sistem Informasi
c. Jenis Insturmen
Menurut (Suryani : 2015 : 173) dalam bukunya yang berjudul Metode Riset
Kuantitatif menyatakan bahwa:
“ Angket atau Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya.”
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (RR) 3
41
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
d. Kisi-kisi Instrumen
Nomor butir
No Variabel Dimensi Indikator
Positif Negatif
1 Komputerisasi 1. Sitem Perangkat
dalam Keras(Hardware)
Penerapan
Otomatisasi
Kantor
2. Sistem Perangkat
Lunak (software)
3. Database
4. Personalia
Pengoperasian
(Brainware)
Jumblah Butir
Sumber: (Sutabri,Tata, : 2005 : 193 : 97 ) dalam bukunya yg berjudul Sistem Informasi Manajemen,
42
e. Pengujian Validitas dan Realibilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada keusioner mampu untuk
mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi produk sebagai berikut:
𝑛 (∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛(∑ 𝑥) − (∑ 𝑥)2 │𝑛(∑ 𝑦 2 ) − (∑ 𝑦)2 ]
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara x dan y
n = jumlah responden
x = jumlah skor butir
y = jumlah skor butir
Kriteria penilaian uji validitas yang dapat dilakukan valid atau tidak valid yaitu:
a. Apabila r hitung > r tabel (pada signifikansi 5%), maka dapat dikatakan item
kuesioner tersebut valid.
b. Apabila r hitung < r tabel (pada signifikasi 5%), maka dapat dikatakan item
kuesioner tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas yaitu setiap butir dalam isntrumen itu valid atau
tidaknya dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan
skor total.
43
Reliabilitas instrumen adalah konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuha alat
ukur, meskipun dipakai secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau
berbeda. Dengan demikian suatu instrumen dikatakan reliabel bila mampu
mengukur sesuatu dengan hasil yang konsisten.
Membandingkan rhitung dengan rtabel apabila rhitung lebih besar dari rtabel (rh >
rt) maka butir instrumen tersebut reliabel, tetapi sebaliknya bila rhitung lebih kecil
dari rtabel (rh < rt ) maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
44
1. Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan
menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada
sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif maupun inferensial.
Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya mendeskripsikan data sampel, dan
tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel tersebut
diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi,
maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial.
Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas),
adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari
populasi itu dilakukan secara random.
Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk
populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu
kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai
peluang kesalahan dan kebenaran yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
45
berupa 𝜇 diuji melalui X garis, selanjutnya 𝜎 diuji melalui s, dan 𝜎 2 diuji melalui 𝑠 2 .
Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan
uji hipotesis statistik. Oleh karena itu, penelitian yang berhipotesis statistik adalah
penelitian yang menggunakan sampel. Dalam statistik, hipotesis yang diuji adalah
hipotesis nol, karena tidak dikehendaki adanya perbedaan antara parameter poopulasi dan
statistik (data yang diperoleh dari sampel).
Penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis
media data yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak
asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.
Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data homogen, dalam regresi
harus terpenuhi asumsi linearitas. Statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi
banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh
karena itu statistik nonparametris disebut “distribution free” (bebas distribusi).
G. Hipotesis Statistika
Signifikan koefisien parsial ini memiliki distribusi t dengan derajat kebebasan n-k-1 dan
signifikan pada α = 0,05 dan derajat kebebasan T tabel = α/2 : n-2. Maka dapat dilakukan
dengan uji statistik T denngan ketentuan Jika :
a. T hitung ≥ T tabel, maka terdapat pengaruh yang kuat antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
b. T hitung ≤ T tabel, maka terdapat pengaruh yang lemah antara variabel terikat.
46
DAFTAR PUSTAKA
Wirawan, (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, Penerbit: PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta, hal. 237
Laksmi, (2015). Manajemen Perkantoran Modern, Penerbit: Rajawali Pers, Jakarta, hal.118
Zulkifli Amsyah, (1997). Manajemen Sistem Informasi, Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, hal.117
……………….., (2003). Manajemen Sistem Informasi, Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
George P.Schell and Raymond McLeod, dkk,(2008). Sistem Informasi Manajemen, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, hal.105
Wirawan.(2009). Evaluasi Kinerja SDM, Teori, aplikasi dan penelitan. Penerbit: Salemba 4,
Jakarta
47
Suryani,Hendryadi.(2015). Metode Riset Kuantitatif. Penerbit: Prenadamedia Group, Jakarta
Anwar, Sanusi (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta
Arif Tri Atmaja, Djoko Santoso, Patni Ninghardjanti.(2019). Penerapan Sistem Otomatisasi
Administrasi untuk Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja di Bidang
Pendapatan Dinas Perdangan Surakarta. Jurnal Informasi dan Komunikasi
Administrasi Perkantoran, DOI: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jikap
Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Penerbit: Alfabeta.
Bandung.
48