Anda di halaman 1dari 13

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

KEWENANGAN BADAN KEAMANAN LAUT (BAKAMLA) DALAM


PELAKSANAAN PENGAMANAN DI WILAYAH PERAIRAN INDONESIA

Nazili Abdul Azis*, L. Tri Setyawanto R., Soekotjo Hardiwinoto


Program Sarjana (S1) Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
Email: Naziliabdulazis1994@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia adalah Negara Kepulauan yang memiliki karakteristik laut cukup unik yaitu selat-
selatnya digunakan sebagai alur trasnportasi Internasional, karakteristik tersebut didukung oleh posisi
geostrategic. Hal ini menjadi latar belakang Indonesia sebagai poros maritim dunia. Untuk mendukung
terwujudnya poros maritim dunia serta keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia maka
dibentuklah Bakamla. Bakamla yang merupakan pengganti dari Bakorkamla diamanahkan oleh
Indonesia sebagai Coast Guard. Padahal Coast Guard sebelumnya sudah disandang oleh KPLP,
sehingga menimbulkan pertanyaan apakah pembentukan Bakamla bermafaat bagi Indonesia atau tidak.
Pendekatan yang dipergunakan pada penelitian ini adalah yuridis normatif dalam pengertian bahwa
penelitian ini berdasarkan atas analisis terhadap Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang
Kelautan serta Peraturan Presiden Nomor 178 Tahun 2014 Tentang Bakamla sebagai turunannya.
Kemudian dideskripsikan dalam uraian yang bersifat deskriptif-analitis dengan dukungan data
sekunder. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Bakamla menerapkan sistem Single Agency Multy
Tasks dalam menjalankan kewenangannya yang membuat Bakamla lebih dikenal dari Bakorkamla
sebagai pendahulunya. Namun, Bakamla dinilai sia-sia apabila dibandingkan dengan KPLP yang juga
diamanahkan sebagai Coast Guard, karena dalam melaksanakan pengamanan di wilayah perairan
Indonesia beberapa tugas, fungsi, dan kewenangan dari Bakamla terkadang tidak sesuai dasar
hukumnya. Meskipun, Bakamla memiliki keuntungan tersendiri bagi Indonesia karena telah dilengkapi
Sistem Peringatan Dini.

Kata Kunci : Kewenangan, Bakamla, pengamanan wilayah, perairan Indonesia

ABSTRACT

Indonesia is a Coastal Island country that has the unique straits charasterictic groove by
international transports, these characteristics are supported by the geostrategic position. This
becomes the background Indonesia as the world's maritime axis. Supporting the creation of the world's
maritime security shaft and safety in the territorial waters of Indonesia will be established Bakamla.
Bakamla is replacement of Bakorkamla that formed beforehand. Bakamla mandated by Indonesia as
the Coast Guard. Though the Coast Guard itself had previously been held by KPLP. raises there’s
question, whether the establishment Bakamla has own benefit for Indonesia or not. The method used in
this study is juridical normative. This study is based on analysis of Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2014 Tentang Kelautan Affairs and Peraturan Presiden Nomor 178 Tahun 2014 Tentang Badan
Keamanan Laut as derivatives. The method of data analysis in this research is qualitative analysis
methods supporting by secondary data. Conclusions on the research is Bakamla implemented Single
System Tasks Multi Agency in carrying out its authority to make Bakamla more exist than Bakorkamla
as its predecessor. However, Bakamla rated in vain when it compared with KPLP, were also mandated
as the Coast Guard. Because sometimes, Bakamla implemented security in Indonesian waters there’s
several tasks, functions and authority do not fit with legal basic. However, Bakamla has a distinct
advantage for Indonesia because it has come Early Warning System.

Keywords : Authority, Bakamla, Security Areas, The waters of Indonesia

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

1. PENDAHULUAN Dasar hukum dari Bakamla adalah


Indonesia adalah salah satu Negara Undang-Undang Nomor 32 Tahun
kepulauan terbesar yang ada di Asia, 2014 Tentang Kelautan serta Peraturan
bahkan di dunia. Hal ini terbukti Presiden Nomor 178 tahun 2014
dengan tercatatnya banyak pulau yang Tentang Bakamla. Bakamla hadir
ada di wilayah Indonesia, yaitu menggantikan Bakorkamla yang
mencapai 17.499 pulau. Jumlah memiliki dasar hukum Peraturan
tersebut terdiri dari 13.446 pulau yang Presiden Nomor 81 Tahun 2005
telah memiliki nama serta hanya 6.000 Tentang Bakorkamla. Peraturan
pulau yang memiliki penghuni. Presiden Nomor 81 Tahun 2005
Meskipun untuk saat ini masih perlu Tentang Bakorkamla merupakan
dilakukan pendataan ulang karena turunan dari Undang-Undang Nomor 6
berkurangnya jumlah pulau yang Tahun 1996 Tentang Perairan
disebabkan oleh pasang surut air laut1. Indonesaia, meskipun dalam Undang-
Selain sebagai Negara kepulauan, Undang tersebut tidak mengatakan
Indonesia juga memiliki karakteristik secara jelas mengenai Bakorkamla.
laut yang cukup unik yang digunakan Penggantian tersebut dilakukan karena
sebagai alur transportasi Internasional Bakorkamla dianggap sudah tidak bisa
yang didukung oleh posisi lagi menyesuaikan kebutuhan
geostrategic. Atas keuntungan tersebut lingkungan sesuai berjalannya waktu.
Indonesia layak untuk menjadi poros Bakamla merupakan instansi yang
maritim dunia. memiliki tugas sebagai penjaga
Dengan banyaknya keuntungan yang keamanan dan keselamatan di wilayah
dimiliki Indonesia tersebut pastilah perairan Indonesia, lalu untuk
akan dibarengi oleh masalah yang sama memunculkan eksistensi tersendiri
banyaknya pula. dalam pergaulan Internasional maka
Masalah yang timbul diantaranya Bakamla menggunakan nama
adalah mengenai masalah keamanan Indonesia Coast Guard (ICG)
dan keselamatan di wilayah perairan Dalam pembentukan Bakamla
Indonesia. Dalam upaya mewujudkan tidaklah mudah untuk dilakukan,
keamanan dan keselamatan di wilayah mengingat telah terdapatnya banyak
Indonesia serta dibarengi pula dengan instansi yang mempunyai kewenangan
niat membangun Indonesia menjadi atas penjagaan keamanan di laut
poros maritim dunia, maka Indonesia berdasarkan Undang-Undangnya
membentuk Bakamla. masing-masing.
Banyaknya instansi yang
mempunyai kewenangan atas
penjagaan keamanan di laut tersebut
1
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), diantaranya adalah Tentara Nasional
Pulau Lari-Larian Segera Didaftarkan ke PBB, Indonesia Angkatan Laut (TNI AL),
http://kemendagri.go.id/news/2012/07/13/pulau
-lari-larian-segera-didartarkan-ke-pbb, 1 Maret
Polisi Air (Polair), Bea dan Cukai
2016 (BC), Pengawasan Sumber Daya

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Kelautan dan Perikanan (PSDKP), PERAIRAN INDONESIA”, dengan


serta Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai rumusan masalah :
(KPLP). Sebenarnya dari banyaknya A. Apa kewenangan yang dimiliki
instansi tersebut hanya dua atau tiga Bakamla dalam pelaksanaan
dari instansi tersebut yang benar-benar pengamanan di wilayah perairan
“instansi laut”2 Indonesia?
Salah satu instansi yang memiliki B. Bagaimana eksistensi Bakamla
tugas yang sama dengan Bakamla ialah dalam pergaulan Internasional ,
KPLP. KPLP secara Internasional dengan adanya KPLP yang sudah
dikenal sebagai satu-satunya penegak ada terlebih dahulu?
hukum dalam hal penjagaan keamanan C. Apakah manfaat dari
dan keselamatan di wilayah perairan pembentukan Bakamla bagi
Indonesia, khususnya di bidang Negara Indonesia?
pelayaran Internasional. Dasar hukum
dari KPLP ini adalah Undang-Undang II. METODE
Nomor 17 Tahun 2008. Secara Soerjono Soekanto berpendapat :
Internasional KPLP dikenal dengan “Metode merupakan proses, prinsip-
nama Indonesian Sea and Coast Guard prinsip dan tata cara memecahkan
(ISCG). suatu masalah”. Tidak hanya itu, beliau
Pembentukan Bakamla tersebut juga menambahkan bahwa metode
menyebabkan Indonesia memiliki dua merupakan cara kerja atau tata cara
instansi yang bertugas sebagai penjaga untuk memahami objek yang menjadi
keamanan dan keselamatan di wilayah sasaran ilmu pengetahauan yang
perairan Indonesia. Dengan terdapatnya bersangkutan3.
dua instansi tersebut yang memiliki Metode pendekatan yang
tugas sama, tidak menutup dipergunakan pada penelitian ini adalah
kemungkinan akan terjadinya tumpang yuridis normatif dalam pengertian
tindih kewenangan (overlapping) yang bahwa penelitian ini berdasarkan atas
juga akan berakibat pada kurang analisis terhadap Undang-Undang
optimalnya manfaat yang dihasilkan Nomor 32 Tahun 2014 Tentang
dari pembentukan dua instansi tersebut. Kelautan serta Peraturan Presiden
Mengingat masalah yang Nomor 178 Tahun 2014 Tentang
diuraikan, maka penulis akan Bakamla sebagai turunannya.
meringkas masalah tersebut dalam Kemudian dideskripsikan dalam uraian
bentuk jurnal yang berjudul yang bersifat deskriptif-analitis.
“KEWENANGAN BADAN Deskriptif-analitis dapat diartikan
KEAMANAN LAUT (BAKAMLA) sebagai prosedur pemecahan masalah
DALAM PELAKSANAAN yang diselidiki dengan
PENGAMANAN DI WILAYAH menggambarkan/ melukiskan keadaan
subjek/ objek penelitian, menemukan
2
Widjajanto, Andi, dkk, Penataan Kebijakan
3
Keamanan Nasional. Dian Cipta. 2013. Soekamto, Soerjono. Pengantar Penelitian
halaman 45 Hukum, UI Press, Jakarta, 1984. Halaman 6

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

fakta-fakta secara menyeluruh, dan 3. Undang-Undang Nomor 6


mengkaji secara sistematis pengaturan Tahun 1996 Tentang Perairan
nasional4. Dengan spesifikasi Indonesia;
deskriptif-analitis ini, penelitian ini 4. Undang-Undang Nomor 32
bermaksud menggambarkan/ Tahun 2014 Tentang
melukiskan Peraturan Presiden Nomor Kelautan;
178 Tahun 2014 Tentang Badan 5. Undang-Undang Nomor 17
Keamanan Laut yang menjadi dasar Tahun 2008 Tentang
hukum mengenai Bakamla yang Pelayaran;
bertugas sebagai penjaga keamanan B. Bahan hukum sekunder
dan keselamatan di wilayah perairan Bahan hukum sekunder adalah
Indonesia serta menggambarkan/ bahan-bahan yang terdiri dari
melukiskan Undang-undang Nomor 17 kepustakaan dan literatur-literatur
Tahun 2008 Tentang Pelayaran yang yang berhubungan dengan
menjadi dasar hukum mengenai kewenangan Bakamla dalam
Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai/ menjalankan pelaksanaan
KPLP yang juga memiliki tugas yang pengamanan di wilayah perairan
sama dan ada terlebih dahulu. Indonesia.
Spesifikasi deskriptif-analitis ini C. Bahan hukum tersier
didukung dengan adanya data Bahan hukum tersier yaitu bahan-
sekunder. bahan yang memberikan petunjuk
Data sekunder adalah data yang maupun penjelasan terhadap bahan
diperoleh melalui bahan kepustakaan. hukum primer dan bahan hukum
Data sekunder tersebut terdiri dari sekunder yang berhubungan dengan
Bahan hukum primer, sekunder, dan materi penulisan hukum. Bahan
tersier. Data sekunder tersebut secara hukum tersier dapat berupa Kamus
rinci dijelaskan dibawah ini, Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
diantaranya adalah: kamus hukum, ensiklopedia, maupun
A. Bahan hukum primer dari link internet yang terpercaya.
Bahan hukum primer adalah Dari metode pendekatan,
bahan-bahan hukum yang mengikat spesifikasi penelitian, serta metode
terdiri dari : pengumpulan data dapat disimpulkan
1. Peraturan Presiden Nomor 178 bahwa dalam jurnal ini menggunakan
Tahun 2014 Tentang Badan metode analisis kualitatif. Penelitian
Keamanan Laut; kualitatif (qualitative research) adalah
2. Peraturan Presiden Nomor 81 jenis penelitian yang menghasilkan
Tahun 2005 Tentang Badan penemuan-penemuan yang tidak dapat
koordinasi Keamanan Laut; dicapai dengan menggunakan

4
Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang
Sosial. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 2012. halaman 67

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

prosedur-prosedur statistik atau dengan (Jakgung), Nomor :


cara kuantifikasi lainnya5. KEP/B/45/XII/1972; SK/901/M/1972;
III. HASIL DAN PEMBAHASAN KEP.779/MK/III/12/1972; J.S.8/72/1;
Hasil penelitian merupakan hal KEP-085/J.A/12/1972 Tentang
yang didapatkan setelah melakukan Pembentukan Badan koordinasi
serangkaian penelitian. Hasil Keamanan di Laut dan Komando
merupakan bagian yang paling orisinil Pelaksana Operasi Bersama Keamanan
dalam suatu penelitian, tidak terkecuali di Laut7. Karena pembentukan
dalam penulisan hukum ini. Bakorkamla hanya sekedar dengan
Bakorkamla yang telah berubah SKB, maka pada tahun 1996
menjadi Bakamla setelah disyahkannya bakorkamla diperkuat dengan suatu
Undang-Undang Nomor 32 Tahun Undang-Undang. Undang-Undang
2014 Tentang Kelautan. Perubahan tersebut adalah Undang-Undang
tersebut bukan hanya merupakan Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan
perubahan nama saja, namun juga Indonesia.
disertai dengan perubahan dasar hukum Perubahan yang terjadi dari
yang pastinya akan disertai dengan Bakorkamla menjadi Bakamla bukan
perubahan dalam menjalankan hanya mengenai nama serta dasar
pengaturan dari Bakorkamla (sekarang hukunya saja, perubahan tersebut
menjadi Bakamla). Perubahan tersebut diantaranya adalah :
dilakukan karena Bakorkamla dinilai A. Kedudukan
kurang efektif dan sangat lemah dalam Pasal 2 Peraturan Presiden
menjalankan penegakan hukum di laut Nomor 81 Tahun 2005 Tentang
terutama terhadap tindak pidana Bakorkamla mengatur mengenai
perikanan yaitu penangkapan ikan kedudukan dari Bakorkamla yang
ilegal (illegal fishing)6. Sebelum awalnya merupakan lembaga non-
memiliki Peraturan Presiden sebagai struktutal (lembaga independen)
dasar hukum, Bakorkamla pada berubah menjadi lembaga non-
awalnya telah dibentuk tahun 1972 kementerian yang tertuang dalam
melalui Surat Keputusan Bersama Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor
(SKB) Menteri Pertahanan dan 178 Tahun 2014 Tentang Bakamla.
Keamanan (Menhankam)/ Panglima B. Tugas
Angkatan Bersenjata (Pangab), Menteri Pasal 3 Peraturan Presiden
Perhubungan (Menhub), Menteri Nomor 81 Tahun 2005 Tentang
Keuangan (Menkeu), Menteri Bakorkamla mengatur mengenai
Kehakiman (Menkeh), Jaksa Agung tugas dari Bakorkamla yang awalnya
5
Basrowi dan Suwandi, Memahami
7
PENELITIAN KUALITATIF. Rineka Cipta, Wasisto, Gentur. Kewenangan Bakamla
Jakarta, 2008. halaman 1 Dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana
6
Mambrasar, Frits Yonathan, Efektivitas Tertentu di Laut Berdasarkan Undang-Undang
Penyidikan Tindak Pidana Perikanan Di Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan.
Kabupaten Mimika. Tesis S2 fakultas Hukum Jurnal S2 Fakultas Hukum Universitas
Universitas Hasanuddin Makassar, 2011 Brawijaya Malang, 2015, halaman 4

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

hanya untuk mengkoordinasi Nomor 178 Tahun 2014 Tentang


penyusunan kebijakan dan kegiatan Bakamla menyebutkan bahwa
operasi keamanan laut. Dalam kewenangan dari Bakamla
Peraturan Presiden Nomor 178 Tahun diantaranya adalah melakukan
2014 Tentang Bakamla menunjukkan pengejaran seketika (hot persuit);
telah terjadinya perubahan pada tugas memberhentikan, memeriksa,
dari instansi ini, tugas dari Bakamla menangkap, membawa, dan
yaitu melakukan patroli keamanan menyerahkan kapal ke instansi terkait
dan keselamatan di wilayah perairan yang berwenang untuk pelaksanaan
Indonesia dan wilayah yurisdiksi proses hukum lebih lanjut; dan
Indonesia. mengintegrasikan sistem informasi
C. Fungsi keamanan dan keselamatan di
Setelah disyahkannya Undang- wilayah perairan Indonesia dan
Undang Nomor 32 Tahun 2014 wilayah yurisdiksi Indonesia.
Tentang Kelautan, fungsi menjadi Kewenangan tersebut dijalankan
semakin luas. Fungsi dari secara komando oleh Bakamla.
Bakorkamla tertuang dalam Pasal 4 E. Susunan Organisasi
Peraturan Presiden Nomor 81 Taun Dalam Pasal 5 Peraturan Presiden
2005 Tentang Bakorkamla. Perluasan Nomor 81 Tahun 2005 Tentang
fungsi dari Bakorkamla menjadi Bakorkamla yang menyebutkan
Bakamla yang paling terlihat adalah mengenai susunan organisasi dari
penyelenggaraan Sistem Peringatan Bakorkamla yang terdiri atas :
Dini (Early Warning System) yang Menkopolhukam sebagai ketua, serta
sanagt dibutuhkan Negara Indonesia ke 12 instansi pemangku kepentingan
yang secara geografis dan (stakeholders) sebagai anggota. Ke 12
klimatologis merupakan wilayah yang pemangku kepentingan terdiri dari
rawan akan bencana (alam). Fungsi Menteri Luar Negeri (Menlu),
dari Bakamla tertuang dalam Pasal 3 Menteri Dalam Negeri (Mendagri),
Peraturan Presiden Nomor 178 Tahun (Menteri Pertahanan (Menhan),
2014 Tentang Bakamla. (Menteri Hukum dan Hak Asasi
D. Kewenangan Manusia (Menkumham), Menteri
Dalam Peraturan Presiden Nomor Keuangan (Menkeu), Menteri
81 Tahun 2005 Tentang Bakorkamla Perhubungan (Menhub), Kementerian
sama sekali tidak menyebutkan Kelautan dan Perikanan (KKP),
kewenangan dari Bakorkamla. Kejaksaan Agung Republik Indonesia
Sedangkan dalam Undang-Undang (Kejagung RI), Panglima Tentara
Nomor 32 tahun 2014 Tentang Nasional Indonesia (Panglima TNI),
Kelautan dan Peraturan Presiden Kepala Kepolisian Negara Republik
Nomor 178 Tahun 2014 Tentang Indonesia (Kapolri), Kepala Badan
Bakamla menyebutkan secara jelas Intelejen Negara (Kepala BIN), dan
mengenai kewenangan dari Bakamla. Kepala Staf Tentara Nasional
Kewenangan dari Bakamla tertuang Indonesia Angkatan Laut (KASAL).
dalam Pasal 4 Peraturan Presiden Susunan organisasi yang seperti

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dijelaskan sebelumnya dikenal instansi pemangku kepentingan untuk


dengan Multy Agency Single Task. mencapai tujuan bersama. Tambah
Multy Agency Single Task memiliki pula, Bakamla juga sebagai pengatur
banyak kelemahan yaitu dapat anggaran dari ke 12 instansi pemangku
membuat pengeluaran yang tidak kepentingan, sehingga dapat dipastikan
sedikit pada anggaran Negara serta dengan adanya Bakamla maka dapat
akan menyebabkan tumpang tindih menghemat anggaran Negara sampai
kewenangan (overlapping) apabila ke 50%. Tidak hanya itu, Bakamla juga
12 instansi pemangku kepentingan sudah menerapkan Sistem Peringatan
masih mementingkan ego sektoral Dini (SPD) yang sangat dibutuhkan
atas Undnag-Undangnya masing- oleh Negara Indonesia yang secara
masing. Setelah disyahkannya geografis dan klimatologis berpotensi
Undang-Undang Nomor 32 Tahun menimbulkan bencana (alam).
2014 Tentang Kelautan, susunan Penerapan SPD inilah yang
organisasi tersebut pun berubah. meyebabkan Bakamla dinobatkan
Susunan organisasi dari Bakamla sebagai Coast Guard.
yang tertuang dalam Pasal 5 Peraturan Menyebutkan kata Coast Guard,
Presiden Nomor 178 Tahun2014 seharusnya kita tidak lupa dengan
Tentang Bakamla terdiri atas Kepala, KPLP yang sebelum adanya Bakamla
Sekretariat Utama, Deputi Bidang juga telah dinobatkan sebagai Coast
Kebijakan dan Strategi, Deputi Guard.
Bidang Operasi dan Latihan, serta Perlu diketahui sebelum
Deputi Bidang Informasi, Hukum, dibentuknya Undang-Undang Nomor
dan Kerjasama. Susunan organisasi 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran,
dari Bakamla sudah tidak menerapkan KPLP sebenarnya sudah ada sejak
lagi Multy Agency Single Task, tahun 1942 dan secara Internasional
melainkan sudah menerapkan Single sudah dikenal sebagai satu-satunya
Agency Multy Taks. Hal ini lembaga di Indonesia yang bertugas
dikarenakan Bakamla sebagai sebagai penegak hukum dalam hal
pemegang komando dari ke 12 penjagaan keamanan dan keselamatan
instansi pemangku kepentingan, tidak di wilayah perairan Indonesia,
hanya itu Bakamla pun ikut terjun khususnya di bidang pelayaran. KPLP
selain melakukan komando untuk secara Internasional sudah dikenal
mencapai satu tujuan yang sama. dengan Indonesia Sea and Coast
Perubahan dari Bakorkamla Guard (ISCG).
menjadi Bakamla merupakan bentuk Dengan adanya dua instansi yang
keseriusan Indonesia dalam berperan sebagai Coast Guard, tidak
mewujudkan poros maritim dunia serta menutup kemungkinan akan adanya
keselamatan dan keamanan laut yang benturan/ gesekan kepentingan dari ke
terjamin. Bakamla Terlihat dalam dua instansi tersebut.
perubahan tersebut bahwa Bakamla Terlepas dari kemungkinan akan
merupakan pemegang komando, adanya benturan/ gesekan tersebut,
sehingga dapat menggarahkan ke 12 alangkah baiknya kita mengetahui

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

mengenai sedikit penguraian dari pencarian dan pertolongan jiwa


Bakamla serta KPLP. Penguraian di laut.
tersebut diantaranya adalah : C. Fungsi
A. Kedudukan 1. Bakamla
1. Bakamla Dalam Pasal 3 Peraturan
Dalam Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 178 Tahun
Presiden Nomor 178 Tahun 2014 2014 Tentang Bakamla
Tentang Bakamla menyebutkan menyebutkan bahwa Bakamla
bahwa Bakamla merupakan memiliki tujuh fungsi yang lebih
Lembaga Non Kementerian/ luas dibandingkan KPLP,
LPNK (lembaga non departemen). terlebih Bakamla lebih
2. KPLP diuntungkan karena sudah
Dalam Pasal 276 Undang- menyelenggarakan Sistem
Undang Nomor 17 Tahun 2008 Peringatan Dini (SPD). SPD
Tentang Pelayaran menyebutkan inilah yang menyebabkan
bahwa KPLP merupakan lembaga Bakamla dinobatkan sebagai
non structural (lembaga Coast Guard oleh Indonesia.
independen). 2. KPLP
B. Tugas Dalam Padal 276 ayat (1)
1. Bakamla Undang-Undang Nomor 17
Dalam Pasal 2 Peraturan Tahun 2008 Tentang Pelayaran
Presiden Nomor 178 Tahun 2014 menyebutkan bahwa untuk
Tentang Bakamla menyebutkan menjamin terselenggaranya
bahwa Bakamla mempunyai tugas keselamatan dan keamanan di
melakukan patroli keamanan dan laut dilaksanakan fungsi
keselamatan di wilayah perairan penjagaan dan penegakan
Indonesia dan wilayah yurisdiksi peraturan perundang-undangan
Indonesia di laut dan pantai.
2. KPLP D. Kewenangan
Dalam Pasal 276 ayat (1) 1. Bakamla
Undang-Undang Nomor 17 Dalam Pasal 4 Peraturan
Tahun 2008 Tentang Pelayaran Presiden Nomor 178 Tahun 2014
menyebutkan bahwa KPLP Tentang Bakamla menyebutkan
memiliki enam tugas yang bahwa Bakamla memiliki tiga
lebih luas dibandingkan kewenangan yang dijalankan
Bakamla. Keunggulan yang secara terintegrasi dan terpadu
terlihat pada KPLP bahwa dalam satu kesatuan komando dan
tugas KPLP mencangkup kendali. Hal inilah yang dapat
penanganan pencemaran laut, menguntungkan dalam mencapai
eksplorasi serta eksploitasi satu tujuan serta menghemat
bawah laut, melakukan sarana anggaran Negara hingga 50%.
bantuan navigasi-pelayaran, Karena sebagai pemegang
hingga mendukung kegiatan komando, Bakamla juga mengatur

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

anggaran dari instansi pemangku b. Belum menerapkan


kepentingan. sistem peringatan dini/ sistem
2. KPLP deteksi dini (Early Warning
Dalam Pasal 277 Undang- System) dalam
Undang nomor 17 Tahun 2008 menyelenggarakan keamanan
Tentang Pelayaran menyebutkan dan keselamatan pelayaran
bahwa KPLP memiliki empat B. Kelebihan
kewenangan yang dijalankan 1. Bakamla
dengan disertai dengan a. Kewenangannya
kewenangan melakukan mencangkup wilayah perairan
penyidikan. Hal inilah yang dapat Indonesia dan wilayah
memaksimalkan dalam yurisdiksi Indonesia
menertibkan keamanan dan b. Sudah menerapkan
keselamatan dilaut. Karena sebagai sistem peringatan dini/ sistem
lembaga penyidik, KPLP lebih deteksi dini (Early Warning
diuntungkan dalam hal menindak System) dalam
pelaku tindak pidana tanpa takut menyelenggarakan keamanan
terjadinya pengguguran oleh dan keselamatan di wilayah
hakim apabila dilakukannya perairan Indonesia dan wilayah
praperadilan. yurisdiksi Indonesia.
Setelah mengetahui sedikit mengenai 2. KPLP
kedudukan, tugas, fungsi, dan a. Keselamatan dan
kewenangan dari Bakamla serta KPLP, keamanan disebutkan secara
maka dapat dilihat mengenai kelebihan jelas yaitu meliputi bidang
serta kelemahan dari kedua instansi pelayaran.
tersebut, diantaranya adalah : b. KPLP memiliki peran
A. Kelemahan sebagai penyidik. Sehingga
1. Bakamla apabila tersangka melakukan
a. Tidak disebutkan secara praperadilan, kecil
jelas mengenai kategori dari kemungkinan kasus yang
keselamatan dan keamanan. ditangani KPLP akan
b. Bakamla tidak memiliki digugurkan hakim.
peran sebagai penyidik. Sebenarnya lebih banyak kekurangan
Sehingga apabila tersangka dari Bakamla jika dibandingkan dengan
melakukan praperadilan, akan KPLP yang diatur sesuai dengan dasar
sangat mungkin kasus yang hukumnya masing-masing, diantaranya
ditangani Bakamla akan adalah :
digugurkan hakim. A. Amanat Undang-Undang
2. KPLP Nomor 32 Tahun 2014 tidak
a. Cangkupan terjalankan, karena Bakamla
kewenangannya tidak bertanggung jawab kepada Presiden
disebutkan secara jelas melalui Menkopolhukam. Padahal,
pada Undang-Undang Nomor 32

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Tahun 2014 Pasal 60, Bakamla memiliki kapal sendiri maka akan
berkedudukan di bawah dan dianggap illegal.
bertanggung jawab langsung kepada Berbeda dengan KPLP yang dalam
Presiden melalui Menteri yang Pasal 279 ayat (1) Undang-Undang
mengoordinasikannya. Nomor 17 Tahun 2008 yang berisi :
Sedangkan, Menteri perhubungan “Dalam rangka melaksanakan
telah menjalankan amanat Undang- tugasnya penjaga laut dan pantai
Undang Nomor 17 Tahun 2008. sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Karena KPLP bertanggung jawab 277 didukung oleh prasarana berupa
kepada Presiden dan secara teknis pangkalan armada penjaga laut dan
operasional dilaksanakan oleh pantai yang berlokasi di seluruh
Menteri. wilayah Indonesia, dan dapat
B. Tugas dari Bakamla tidak menggunakan kapal dan pesawat
sampai mencakup eksplorasi dan udara yang berstatus sebagai kapal
eksploitasi kekayaan laut. Negara atau pesawat udara Negara”.
Sedangkan, dalam Undang-Undang Bakamla sebagai instansi
Nomor 17 Tahun 2008 yang mengatur pengganti dari Bakorkamla memiliki
mengenai KPLP juga memiliki tugas kelebihan yang sangat banyak.
pengawasan dan penertiban kegiatan Kelebihan tersebut yang sangat terlihat
salvage (pertolongan terhadap kapal), adalah Bakorkamla awalnya sebagai
pekerjaan bawah air, serta eksplorasi instansi yang menerapkan sistem Multy
dan eksploitasi kekayaan laut yang Agency Single Task, setelah digantikan
sesuai Pasal 276 ayat (1) huruf d. oleh Bakamla sistem itu dirubah
C. Kewenangan dari Bakamla menjadi Single Agency Multy Tasks.
bukan sebagai penyidik, sehingga Dalam sistem Single Agency Multy
hanya dapat menyerahkan kapal Tasks memiliki banyak keuntungan,
tersangka ke instansi terkait (Pasal 63 diantaranya :
ayat (1) huruf b). A. Dapat menghemat Anggaran
Sedangkan, dalam Pasal 278 ayat 1 Negara hingga 50%, karena dalam
huruf d Undang-Undang Nomor 17 sistem Single Agency Multy Tasks
Tahun 2008 menjelaskan KPLP dapat Bakamla sebagai badan tunggal,
melakukan penyidikan. Kewenangan integratif serta pemegang komando
mengenai penyidik inilah yang dengan tidak menghilangkan
menyebabkan KPLP lebih kewenangan ke 12 instansi pemangku
diunggulkan sebagai coast guard dari kepentingan8. Termasuk pula dalam
pada Bakamla.
D. Dalam Undang-Undang Nomor 8
Wulansari, Eka Martiana, Penegakan Hukum
32 Tahun 2014 maupun Peraturan Di Laut Dengan Sistem Single Agency Multy
Presiden Nomor 178 Tahun 2014 Tasks. Jurnal RechtsVinding,
tidak menjelaskan mengenai amanat http://rechtsvinding.bphn.go.id/jurnal_online/P
ENEGAKAN%20HUKUM%20DI%20LAUT
untuk melengkapi Bakamla dengan %20DENGAN%20SISTEM%20SINGLE%20
kapal, sehingga apabila Bakamla AGENCY%20MULTY%20TASKS.pdf, 23
April 2016

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

hal Anggaran, Anggaran yang juga menyandang nama Coast Guard,


dikeluarkan ke 12 instansi pemangku ternyata pembentukan Bakamla
kepentingan juga akan diatur oleh hanyalah sia-sia. Karena Bakamla tidak
Bakamla. memiliki tugas, fungsi, serta
B. Dapat mengurangi benturan/ kewenangan yang luas seperti yang
gesekan kepentingan dari ke 12 dimiliki KPLP.
instansi pemangku kepentingan, Hal yang paling terlihat adalah
karena Bakamla sebagai pemegang Bakamla bukanlah penegak hukum,
komando, tidak seperti Bakorkamla karena Bakamla tidak diamanatkan
yang hanya sebagai pengkoordinasi sebagai penyidik oleh Undang-
saja. Undangnya. Berbeda dengan KPLP
C. Dapat lebih mudah yang diamanatkan oleh Undang-
mewujudkan pertahanan Negara, Undangnya sebagai penyidik. Hal
karena Single Agency Multy Tasks inilah yang menjadi landasan bahwa
menggerakkan diri serta ke 12 KPLP lebih diuntungkan utuk menjadi
instansi pemangku kepentingan Coast Guard dibandingkan Bakamla.
kedalam satu kesatuan yang Beberapa ketentuan dari tugas,
terintegrasi dalam mencapai tujuan. fungsi, serta kewenangan dari Bakamla
Tidak seperti Multy Agency Multy pun pelaksanaanya tidak sesuai dengan
Task yang ke 12 instansi pemangku Undang-Undang yang mengatur,
kepentingan masih terkotak-kotak diantaranya adalah :
serta tidak terintegrasi dengan baik A. Amanat Undang-Undang
karena bersifat sektoral. Nomor 32 Tahun 2014 tidak
Bakamla sebagai instansi terjalankan, karena Bakamla
pengganti Bakorkamla juga memiliki bertanggung jawab kepada Presiden
kelebihan lain yaitu menerapkan sistem melalui Menkopolhukam. Padahal,
peringatan dini/ sistem deteksi dini pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun
(Early Warning System) dalam 2014 Pasal 60, Bakamla berkedudukan
menyelenggarakan keamanan dan di bawah dan bertanggung jawab
keselamatan di wilayah perairan langsung kepada Presiden melalui
Indonesia dan wilayah yurisdiksi Menteri yang mengkoordinasikannya.
Indonesia. Sistem inilah yang saat ini B. Dalam Undang-Undang Nomor
sangat dibutuhkan oleh Negara 32 Tahun 2014 maupun Peraturan
Indonesia sebagai Negara yang Presiden Nomor 178 Tahun 2014 tidak
tergolong rawan bencana (alam). Atas menjelaskan mengenai amanat untuk
kelebihan serta penerapan sistem ini melengkapi Bakamla dengan kapal,
pula Bakamla dinobatkan sebagai sehingga apabila Bakamla memiliki
Coast Guard oleh Negara Indonesia. kapal sendiri maka akan dianggap
Dapat dilihat pembentukan illegal.
Bakamla lebih diuntungkan dari pada Bukan hanya itu saja, tidak ada
Bakorkamla yang sebagai tugas, fungsi, dan kewenangan spesifik
pendahulunya. Namun, apabila dari Bakamla yang hanya dapat
Bakamla dikaitkan dengan KPLP yang dilakukan oleh Bakamla itu sendiri.

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Tugas, fungsi, dan kewenangan dari Terlebih lagi dalam pelaksanaan


Bakamla sejatinya telah diterapkan beberapa tugas, fungsi, serta
oleh Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai kewenangan dari Bakamla terkadang
(KPLP), Tentara Nasional Indonesia – tidak sesuai dasar hukumnya.
Angkatan Laut (TNI-AL), Polisi Air C. Manfaat dari pembentukan
(Polair) serta instansi lain yang terkait Bakamla yang dapat dirasakan oleh
dalam penegakan hukum di laut. Negara Indonesia adalah dalam
ketentuan Bakamla telah mengatur
IV. KESIMPULAN mengenai sistem peringatan dini/
Dari penelitian yang telah sistem deteksi dini (Early Warning
dilakukan serta permasalahan yang System) yang sangat dibutuhkan oleh
telah diuraikan pada bab sebelumnya, Negara Indonesia yang secara geologis
maka dapat diambil beberapa dan klimatologis termasuk dalam
kesimpulan diantaranya : wilayah yang rawan bencana.
A. Bakamla menerapkan sistem
Single Agency Multy Tasks dalam V. DAFTAR PUSTAKA
menjalankan kewenangannya. Sistem Buku
tersebut yang menjadikan Bakamla Basrowi dan Suwandi, Memahami
sebagai pemegang komando/ kendali PENELITIAN KUALITATIF.
terhadap ke 12 instansi pemangku Rineka Cipta, Jakarta, 2008
kepentingan secara terintegrasi Nawawi, Hadari, Metode Penelitian
berwenang untuk melakukan Bidang Sosial. Gadjah Mada
pengejaran seketika (hot pursuit); University Press, Yogyakarta,
memberhentikan, memeriksa, 2012
menangkap, membawa, dan Soekamto, Soerjono. Pengantar
menyerahkan kapal ke instansi terkait Penelitian Hukum, UI Press,
yang berwenang untuk pelaksanaan Jakarta, 1984
proses hukum lebih lanjut; dan Widjajanto, Andi, dkk, Penataan
mengintegrasikan sistem informasi Kebijakan Keamanan Nasional.
keamanan dan keselamatan di wilayah Dian Cipta. 2013
perairan Indonesia dan wilayah Jurnal Online
yurisdiksi Indonesia. Wulansari, Eka Martiana, Penegakan
B. Bakamla yang menerapkan Hukum Di Laut Dengan Sistem
sistem Single Agency Multy Tasks lebih Single Agency Multy Tasks. Jurnal
eksis dibandingkan Bakorkamla RechtsVinding,
sebagai pendahulunya yang http://rechtsvinding.bphn.go.id/jur
menerapkan sistem Multy Agency nal_online/PENEGAKAN%20HU
Single Task. Namun, Bakamla tidak KUM%20DI%20LAUT%20DEN
begitu eksis bila telah dikaitkan GAN%20SISTEM%20SINGLE%
dengan Kesatuan Penjaga Laut dan 20AGENCY%20MULTY%20TA
Pantai (KPLP) yang secara keseluruhan SKS.pdf, 23 April 2016
memiliki tugas, fungsi, serta Karya Ilmiah
kewenangan yang lebih spesifik.

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Mambrasar, Frits Yonathan, Efektivitas


Penyidikan Tindak Pidana
Perikanan Di Kabupaten Mimika.
Tesis S2 fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin Makassar,
2011
Wasisto, Gentur. Kewenangan
Bakamla Dalam Penegakan
Hukum Tindak Pidana Tertentu di
Laut Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2014
Tentang Kelautan. Jurnal S2
Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang, 2015
Link Resmi
Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri), Pulau Lari-Larian
Segera Didaftarkan ke PBB,
http://kemendagri.go.id/news/2012
/07/13/pulau-lari-larian-segera-
didartarkan-ke-pbb, 1 Maret 2016

13

Anda mungkin juga menyukai