Anda di halaman 1dari 6

ISSN : 2087-3050 Dinamika Bahari

e-ISSN : 2722-0621 Vol.1 No.1 Edisi Mei 2020 : 39-44


Analisis Fungsi Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
(KPLP)/Indonesia Sea and Coast Guard Guna Penegakan Hukum
Pelayaran Di Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang (Tinjauan Yuridis
Undang – Undang No 17 Tentang Pelayaran)

Winarnoa , Romanda Annas Amrullahb


a,b
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
a
Email: whien34@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pada pemerintahan Presiden Jokowi Widodo telah menetapkan kebijakan kemaritiman


national melalui konsep Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (PMD). Konsep ini disampaikan
Presiden Jokowi Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-9 East Asia Summit (EAS),
13 November 2014 . Keamanan maritim bukan hanya menjadi tugas pokok Angkatan Laut
sebagai tulang punggung penyangga utama kemanan maritim sebuah negara, tetapi tidak lepas
dari dukungan instansi non militer (sipil) yang tugas dan fungsinya melekat erat pada aspek-
aspek pengawasan keamanan dan keselamatan maritim dalam hal ini adalah Coast Guard
(Penjaga Pantai). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menggunakan analisis
diskriptif yang ditujukan untuk mendeskripsikan tugas dan permasalahan yang dihadapi
Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai sebagai Sea and Coast Guard di Daerah Lingkungan Kerja
(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, serta
berkaitan dengan kebijakan yang diambil KSOP Tanjung Mas Semarang dalam mengatasi
permasalahan yang timbul di lapangan terkait fungsi KPLP dengan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

Kata Kunci : Keamanan maritime, kualitatif, diskriptif.

I. PENDAHULUAN (Kepolisian di Laut). Undang-Undang


Pelayaran (Scheepvaart Ordonantie)
Fungsi Kesatuan Penjagaan Laut 1936 ( Stb.1936 No.700 ), Peraturan
dan Pantai (KPLP) merupakan Kesatuan Pelayaran 1936 pasal 4 , dan Ordonansi
Penjagaan Laut dan Pantai Republik Laut Teritorial dan Lingkungan
Indonesia atau Indonesia Sea and Coast Maritime 1939 Pasal 13.
Guard merupakan Direktorat dibawah Era Revulusi Industri 4.0 sekarang
Direktorat Jenderal Perhubungan ini, Indonesia dituntut untuk
Laut, Kementerian Perhubungan meningkatkan pelayanan yang prima
Republik Indonesia yang bertugas dengan mengutamakan Keamanan
mengamankan pelayaran di Indonesia. sebagai wujud kehormatan negara.
Adapun semboyan KPLP adalah Keamanan maritim bukan hanya
"Dharma Jala Praja Tama" artinya menjadi tugas pokok Angkatan Laut
"Sebagai insan bahari selalu berusaha sebagai tulang punggung penyangga
menjalankan pengabdian yang terbaik utama kemanan maritim sebuah negara,
untuk bangsa dan negara. tetapi tidak lepas dari dukungan instansi
Keberadaan Kesatuan Penjagaan non militer (sipil) yang tugas dan
Laut dan Pantai di Indonesia memiliki fungsinya melekat erat pada aspek-aspek
landasan hukum yakni Peraturan pengawasan keamanan dan keselamatan
Pelayaran (Scheepvaart Reglement) maritim dalam hal ini adalah Coast
LN.1882 No.115 junto LN.1911 No.399 Guard (Penjaga Pantai) karena aspek-
https://doi.org/10.46484/db.v1i1.187 39
ISSN : 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN : 2722-0621 Vol.1 No.1 Edisi Mei 2020 : 39-44
aspek tersebut secara teknis bukan yang dibentuk dan bertanggung jawab
merupakan yuridiksi Angkatan Laut. kepada Presiden yang secara teknis
Organisasi Coast Guard dimiliki oleh operasional dilaksanakan oleh Mentari
semua negara yang mempunyai wilayah Perhubungan (Pasal 276 Ayat (3)) yang
laut walaupun dengan penamaan yang artinya dalam melaksanakan kegiatan
berbeda-beda. dan pembiayaan adalah di bawah
Wilayah perairan suatu pelabuhan pembinaan Menteri Perhubungan.
merupakan daerah tempat lalu lintas Akan tetapi dalam melaksanakan
kapal baik untuk kegiatan ekonomi tugasnya KPLP tentu mengalami
seperti pelayaran niaga maupun kegiatan berbagai masalah dan hambatan
non ekonomi seperti kegiatan terutama dalam melaksanakan
pemerintah baik kapal negara maupun penegakan hukum pelayaran dalam hal
kegiatan pemerintah lain. Dalam ini adalah UU No. 17 Tahun 2008
kegiatan lalu lintas di perairan pelabuhan tentang Pelayaran maupun peraturan lain
dibutuhkan pengawasan guna dalam bidang pelayaran baik skala
memastikan kegiatan berlangsung tertib, nasional maupun internasional.
aman, dan menimbulkan dampak Permasalahan dalam penelitian ini
ekonomi yang menguntungkan. Untuk dibagi ke dalam beberapa hal, yaitu
itu diperlukan keberadaan aparat (1)bagaimanakah gambaran umum tugas
pemerintah fungsi non militer Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
(kombatan) yang mempunyai tugas sebagai Sea and Coast Guard di Daerah
khusus dalam mengawasi kegiatan ini Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah
dengan berpegang atau didasarkan Lingkungan Kepentingan (DLKp)
kepada hukum khusus (lex specialis). Pelabuhan Tanjung Mas Semarang saat
Dalam Undang Undang Nomor 17 ini, (2)bagaimana Permasalahan yang
Tahun 2008 tentang Pelayaran tertulis, sering dihadapi dalam melaksanakan
Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) fungsi penegakan hukum pelayaran di
adalah wilayah perairan dan daratan DLKr dan DLKp Pelabuhan Tanjung
pada pelabuhan atau terminal khusus Mas Semarang, (3)bagaimanakah
yang digunakan secara langsung untuk kebijakan yang diambil KSOP Tanjung
kegiatan pelabuhan. Sedangkan, Daerah Mas Semarang dalam mengatasi
Lingkungan Kepentingan (DLKp) permasalahan yang timbul di lapangan
adalah perairan di sekeliling daerah terkait fungsi KPLP dengan berdasarkan
lingkungan kerja perairan pelabuhan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008
yang dipergunakan untuk menjamin tentang Pelayaran. Adapun tujuan dari
keselamatan pelayaran. DLKr meliputi penelitian ini adalah untuk
wilayah daratan dan perairan, sementara (1)mengetahui gambaran umum tugas
DLKp hanya meliputi wilayah perairan. Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
Pengawasan dan pengendalian terhadap sebagai Sea and Coast Guard di Daerah
DLKr dan DLKp perairan pelabuhan di Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah
Indonesia dilaksanakan oleh Lingkungan Kepentingan (DLKp)
Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Pelabuhan Tanjung Mas Semarang saat
(KPLP) yaitu sebuah organisasi para ini, (2)untuk mengetahui dan
militer milik pemerintah di bawah menganalisa permasalahan yang
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dihadapi dalam melaksanakan fungsi
(DJPL) Kementerian Perhubungan yang penegakan hukum pelayaran di DLKr
tugasnya menjamin terselenggaranya dan DLKp Pelabuhan Tanjung Mas
keselamatan dan keamanan di laut dan Semarang, (3)untuk memberikan
pantai (Pasal 276 Ayat (1) UU 17 Tahun masukan dan pertimbangan terhadap
2008). Dalam Bab XVII UU 17 Tahun kebijakan yang diambil KSOP Tanjung
2008 dituliskan pula bahwa KPLP Mas Semarang dalam mengatasi
adalah sebagai Sea and Coast Guard permasalahan yang timbul di lapangan
https://doi.org/10.46484/db.v1i1.187 40
ISSN : 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN : 2722-0621 Vol.1 No.1 Edisi Mei 2020 : 39-44
terkait fungsi KPLP dengan berdasarkan menghadapi kapal yang tidak ada
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 alat keselamatannya, disana kita
tentang Pelayaran. harus menegurnya karena banyak
kapal yang masih belum
II. METODE PENELITIAN memenuhi syarat untuk aman, lalu
fasilitas yang belum layak untuk
Penelitian ini merupakan penelitian kegiatan patrol, sedangkan dalam
kualitatif yang teknik pengumpulan data menjalankan tugas perlu peralatan
dalam penelitian ini yang memadahi sebagaimana
menggunakan:Angket (Questionnaire) Pasal 66 Undang-Undang Nomor
kepada para anggota Kesatuan 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
Penjagaan laut dan Pantai (KPLP) KSOP berikut penjelasannya.:
Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, Untuk bidang perikanan,
Wawancara (Interview) dicatat atau pengawasan mencakup kegiatan-
direkam dalam hal ini bisa meliputi Para kegiatan (i) pemantauan terhadap
Perwira Kapal Patroli KPLP dan Anak jumlah kapal perikanan dan alat
Buah Kapal Patroli KPLP, Observasi yang dipergunakan menurut jenis
(pengamatan) meliputi pemusatan dan ukurannya, ikan hasil
perhatian terhadap suatu obyek dengan tangkapan menurut jenisnya dan
menggunakan seluruh alat indra. hari penangkapan menurut jenis
Analisis data yang digunakan oleh kegiatan, serta terhadap daerah
Peneliti adalah menggunakan motode dan musim penangkapan ikan, (ii)
analisis deskriptif, menggambarkan pengendalian terhadap jumlah
kesimpulan sebagai jawaban terhadap kapal perikanan dan alat
permasalahan yang mempelajari penangkapan ikan yang diberikan
masalah-masalah dalam masyarakat, izin menurut jenis dan ukurannya,
serta tata cara yang berlaku dalam dan (iii) pengawasan terhadap
masyarakat serta situasi-situasi tertentu, pelaksanaan ketentuan perizinan
termasuk tentang hubungan-hubungan, penangkapan ikan
kegiatan-kegiatan, sikap- sikap, c. Banyak beberapa peralatan dan
pandangan-pandangan, serta proses- fasilitas patrol yang kurang
proses yang sedang berlangsung dan sempurna, dan rusak.
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. d. Ada beberapa personel yang
kurang ilmu tentang patroli dan
III. HASIL PENELITIAN DAN lain-lain, hal tersebut
PEMBAHASAN sebagaimana hasil wawancara
1. Kendala KPLP melaksanakan tugas dengan pegawai KPLP banyak
Patroli Maritim di wilayah hukum fasilitas yang harus diperbaiki dari
KSOP Tanjung Emas Semarang, kapal patroli, safetynya,
diantaranya adalah: senjatanya bahkan keahlian kita
a. Kurang maksimalnya dukungan perlu ada pelatihan lagi/ diklat.
KSOP, sebagaimana pendapat
Erick “ Dukungan yang diberikan 2. Kebijakan KSOP Tanjung Emas
masih dalam tahap wajar karna Semarang dalam mengatasi
masih banyak yang harus dibenahi permasalahan yang timbul di
dari kapal patrol kita. lapangan terkait fungsi KPLP.
b. Fasilitas kapal yang berlayar yang Kebijakan tersebut dapat dilakukas
belum memadai seperti kapal secara procedural sesuai program
tidak layak untuk berlayar. maupun incidental sesuai dengan
Sebagai mana hasil wawancara: kebutuhan namun tidak jauh dari
Kesulitan kita biasanya kita program yang telah di rencanakan,
menemukan kesulitan saat diantaranya adalah:
https://doi.org/10.46484/db.v1i1.187 41
ISSN : 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN : 2722-0621 Vol.1 No.1 Edisi Mei 2020 : 39-44
a. Memberikan peneguran 9) pelaksanaan pemeriksaandan
misalkan tidak lengkap dalam hal verifikasi sistem keamanan
alat keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan
b. Jika tidak mau melengkapi (International Ship and Port
kekurangan maka akan Facility Security Code/ISPS-
dilaporkan kepada syah Bandar. Code).
Hal tersebut sebagaimana 10) pemeriksaan pendahuluan
wawancara dengan pegawai pada kecelakaan kapal.
KPLP: 11) penegakan hukum di bidang
“Biasanya ada kapal yang tidak keselamatan dan keamanan
ada alat safetynya kita tegur dulu pelayaran sertapelaksanaan
disuruh buat memenuhi alat koordinasi kegiatan
tersebut, jika mereka tidak mau pemerintahan di pelabuhan
maka kita akan melaporkan ke yang terkait dengan
syahbandar. pelaksanaan pengawasan
c. Selain itu KSOP juga dan penegakan hukum di
memberikan Program Solusi, bidang keselamatan dan
Bidang Keselamatan Berlayar, keamanan pelayaran.
Penjagaan dan Patroli. Program
tersebut terdiri dari beberapa IV. SIMPULAN
tindakan yaitu:
1) melaksanakan pengawasan Simpulan pada penelitian ini
tertib lalulintas kapal di mengarah kepada menjawab permasalah
perairan pelabuhan dan alur yang sudah dirumuskan, adapun
pelayaran. simpulan sebagai berikut:
2) pemanduan dan penundaan 1. Gambaran Umum Kegiatan patroli
kapal. maritim KPLP di wilayah Tanjung
3) penerbitan Surat Persetujuan Emas Semarang.
Berlayar. Proses kegiatan patroli di wilayah
4) kegiatan alih muat di perairan laut saat Kesatuan Penjagaan Laut
pelabuhan, salvage dan dan Pantai (KPLP) melaksakan
pekerjaan bawah air. patroli laut :
5) bongkar muatbarang a. Pola Operasi Patroli Umum
berbahaya, barang khusus, Setiap hari 2 kapal kapal
pengisian bahan bakar, limbah bertugas / piket melaksanakan
bahan berbahaya dan beracun patroli secara bergantian selama
(B3). 24 jam, Jam tugas / piket mulai
6) ketertiban embarkasi dan pukul 08.00 s/d 08.00 hari
debarkasi penumpang, berikutnya, Apabila diperlukan
pembangunan fasillitas akan meminta bantuan dari
pelabuhan, pengerukan dan instansi keamanan terkait yang
reklamasi, pelaksanaan ada di pelabuhan,
bantuan pencarian dan b. Pola Operasi Patroli Rutin
penyelamatan (Search And 1) Patroli pelabuhan dan alur
Rescue/ SAR). pelayaran, memastikan
7) pengendalian dan koordinasi keadaan aman serta tidak ada
penanggulangan pencemaran nelayan yang menganggu
dan pemadaman kebakaran di kelancaran kapal keluar
pelabuhan. masuk pelabuhan.
8) pelaksanaan perlindungan 2) Dekati nelayan, catat nama
lingkungan maritime. kapal, nama Nahkoda serta
peringatkan untuk tidak

https://doi.org/10.46484/db.v1i1.187 42
ISSN : 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN : 2722-0621 Vol.1 No.1 Edisi Mei 2020 : 39-44
memancing atau menebar 3. Penyelesaian Permasalahan dan
jaring dikolam pelabuhan / Kebijakan.
alur pelayaran Mengawasi Penyelesaian permasalahan dan
sarana bantu navigasi. kebijakan yang diambil adalah
3) Monitor kegiatan kapal keluar sebagai berikut:
masuk pelabuhan. a. Penambahan kualitas dan
c. Pola Pengamanan Kapal Asing Peningkatan peralatan serta
1) Koordinasi dan komunikasi perlengkapan untuk kegiatan
intensif dengan posko ISPS operasional keamanan dan
Code/ Kepanduan tentang ketertiban oleh KPLP seperti :
kedatangan dan pembaruan kapal patroli,
keberangkatan kapal – kapal persenjataan, alat komunikasidan
asing. perlengkapan penunjang yang
2) Jemput kedatangan kapal lain.
asing dari buoy luar alur b. Peningkatan kualitas
pelayaran sehingga kapal pengetahuan, ketrampilan,
sandar di TPKS. keahlian dan kecakapan para
3) Patroli secara berkala di alur petugas KPLP seperti :
pelayaran. peningkatan ijazah keahlian
4) Pengawasan kapal asing pelaut, mengikuti diklat
selama sandar, untuk ketrampilan yang disediakan
menghalau nelayan dan oleh Dirjen Hubla, melakukan
orang–orang yang tidak latihan-latihan gabungan dengan
berkepentingan atau instansi lain.
mencurigakan.
5) Jika kapal asing sedang lego V. DAFTAR PUSTAKA
jangkar, patroli akan
dilakukan setiap 4 jam sekali. Bernhars Limbong, 2015, Poros
6) Bila kapal asing yang Maritim, PT. Dharma Karsa
meninggalkan pelabuhan Utama, Jakarta
dikawal hingga buoy luar.
2. Permasalahan-Permasalahan di International Convention For the Safety
KPLP Wilayah Tanjung Emas Of Life At Sea (SOLAS) 1974
Semarang.
Berdasarkan permasalahan Marsetio, 2014, Indonesian Sea Power,
pada tabel pada bab sebelumnya, Indonesia Defence University,
diketahui hampir setiap tahun selalu Jakarta
terjadi kecelakaan kapal di
pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Peraturan Menteri Perhubungan
kecelakaan itu mulai dari menabrak Republik Indonesia Nomor 122
kapal nelayan, kapal tenggelam, Tahun 2018 tentang Organisasi
kapal terbakar, kapal kandas, dan dan Tata Kerja Kementerian
mengakibatkan banyak kerugian Perhubungan
baik dari kerugian materiil maupun
fisik kapal. Kemudian diselesaikan Robert Mangindaan, 2014, Intelijen
lewat jalur hukum yaitu, masuk Maritim dan Upaya
kedalam sidang Mahkamah Memperkokoh Keamanan
Pelayaran, yang bertujuan untuk Maritim Indonesia, Createspace
menentukan pihak yang berhak Independent Publishing
untuk ganti rugi atas kecelakaan Platform, California
tersebut.

https://doi.org/10.46484/db.v1i1.187 43
ISSN : 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN : 2722-0621 Vol.1 No.1 Edisi Mei 2020 : 39-44
Sudaryono, 2017, Metodologi "ISCG-KPLP"
Penelitian, Jakarta: Rajawali Undang-Undang Nomor 17
Pers. Tahun 2008, dan baca
http://www.dephub.go.id/post/re
Tri Sulistyaningtyas, dkk, 2016, ad/.
Sinergitas Paradigma Lintas ASRO Jurnal- STTAL , Analisa
Sektor di Bidang Keamanan dan Peluang Dan Ancaman
Keselamatan Laut, Gramedia, Keamanan Maritim Indonesia
Jakarta Sebagai Dampak Perkembangan
Lingkungan Strategis Vol. 6 ;
Undang-Undang Republik Indonesia Jul-Des 2016.
Nomor 17 Tahun 1985 tentang Sudaryono, Metodologi Penelitian,
Pengesahan United Nations Jakarta: Rajawali Pers, 2017, h.
Convention on the Law Of the 91
Sea (Konvensi Perserikatan Sukmadinata, Metode Penelitian
Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Pendidikan, Bandung: Remaja
Laut) Rosdakarya, 2009, h. 71
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Undang-Undang Republik Indonesia Penelitian Suatu Pendekatan
Nomor 17 Tahun 2008 tentang Prakter, (Jakarta: RinekaCipta,
Pelayaran 2002), h.133.
Undang-Undang Republik Indonesia Mukti Fajar, dkk, Dualisme Penelitian
Nomor 32 Tahun 2014 tentang Hukum Normatif dan Empiris,
Kelautan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
United Nations Convention on the Law 2010), h. 192
Of the Sea 1982 Moh.Nazir. Ph. D,MetodePenelitian
Winarno, dkk, 2017, Konvensi Maritim, (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia,
Politeknik Ilmu Pelayaran 2003), h.16
Semarang, Semarang. Erick Budi Saputro, Chief Officer, unit
Sudaryono, 2017, Metodologi KNP 337, pada tanggal 20
Penelitian, Jakarta: Rajawali Agustus 2019
Pers. Pasal 66 Undang-undang Nomor 31
Mukti Fajar, dkk, 2010, Dualisme Tahun 2004 tentang Perikanan
Penelitian Hukum Normatif dan Hasil studi dokumen pada KSOP
Empiris, (Yogyakarta: Pustaka Tanjung Emas Semarang, pada
Pelajar. www.ksoptanjungemas.com,
https//business-law.binus.ac.id. di akses diakses September 2018
20 September 2019, tentang: www.kemenlu.go.id, United Nations
Utilitarianisme dan Tujuan Convention on the Law Of the
Perkembangan Hukum Sea (UNCLOS) article 11
Multimedia di Indonesia

https://doi.org/10.46484/db.v1i1.187 44

Anda mungkin juga menyukai