Anda di halaman 1dari 66

PEMERIKSAAN INTERNAL ATAS FUNGSI PENJUALAN

KAMAR PADA UMALAS HOTEL & RESIDENCE BALI

Oleh
Rama Alexander Hehuwat
2015-012-493

SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat
dalam Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2019
PEMERIKSAAN INTERNAL ATAS FUNGSI PENJUALAN
KAMAR PADA UMALAS HOTEL & RESIDENCE BALI

SKRIPSI

Diterima dan Disetujui untuk Diujikan

Jakarta, 23 Juli 2019

Dosen Pembimbing Skrispi

Widjaja Djohan, S.E., Ak., M.M.


PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Rama Alexander Hehuwat

NIM : 2015-012-493

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Judul Skripsi : Pemeriksaan Internal atas Fungsi Penjualan

Kamar

pada Umalas Hotel & Residence Bali

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya

buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata

di kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan

terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan

sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di

Universitas Katolik Atma Jaya.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak

dipaksakan.

Penulis,

Rama Alexander Hehuwat


PENGESAHAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Rama Alexander Hehuwat

NIM : 2015-012-493

Judul Skripsi : Pemeriksaan Internal atas Fungsi Penjualan Kamar

pada Umalas Hotel & Residence Bali

Pembimbing Skripsi,

Widjaja Djohan, S.E., Ak., M.M.

Tanggal Lulus:

Mengetahui,

Ketua Panitia Ujian, Ketua Program Studi Akuntansi,


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
HALAMAN PERNYATAAN KARYA SENDIRI
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1


1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................1
1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah ...................................................2
1.2.1 Rumusan Masalah ..........................................................................2
1.2.2 Pembatasan Masalah ......................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan ..........................................................................3

BAB II LANDASAN TEORETIS.......................................................................6


2.1 Kerangka Teoretis ................................................................................6
2.1.1 Audit ................................................................................................6
2.1.2 Audit Internal ................................................................................. 12
2.1.3 Pengendalian Internal ................................................................... 17
2.1.4 Sistem dan Prosedur Penjualan .................................................... 21
2.1.5 Audit Internal atas Fungsi Penjualan ............................................. 26
2.2 Tinjauan Pustaka ............................................................................... 27
2.3 Model Penelitian ................................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 29


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 29
3.2 Metode Pengumpulan Data................................................................ 29
3.2.1 Jenis Data ..................................................................................... 29
3.2.2 Metode Penelitian .......................................................................... 30
3.3 Evaluasi Hasil Penelitian .................................................................... 31

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................ 34


4.1 Gambaran Umum Umalas Hotel & Residence ................................... 34
4.1.1 Sejarah Umalas Hotel & Residence .............................................. 34
4.1.2 Visi dan Misi Umalas Hotel & Residence ...................................... 34
4.1.3 Struktur Organisasi Umalas Hotel & Residence ............................ 35
4.1.4 Standar Operasional Prosedur Penjualan Umalas Hotel &
Residence .............................................................................................. 35
4.2 Analisis Data ...................................................................................... 37

i
4.2.1 Pengendalian Internal atas Fungsi Penjualan Kamar Umalas Hotel
& Residence ........................................................................................... 37
4.2.2 Tes Kepatuhan (Compliance Test) Prosedur Penjualan Kamar .... 42
4.3 Pembahasan ...................................................................................... 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 49


5.1 Simpulan ............................................................................................ 49
5.2 Saran.................................................................................................. 50
5.3 Laporan Hasil Audit Pengendalian Internal ........................................ 50

DAFTAR RUJUKAN...................................................................................... 54

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Compliance Testing Sample Size ................................................. 32


Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel ........................................................ 33
Tabel 4.1 Internal Control Questionnaire (ICQ) Fungsi Penjualan Kamar .... 38
Tabel 4.2 Compliance Test atas Prosedur Penjualan Kamar ....................... 42

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian........................................................................ 28


Gambar 4.1 Struktur Organisasi Umalas Hotel & Residence Bali ................. 35

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan rahmat yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam

mencapai gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Studi Akuntansi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dengan

judul “Pemeriksaan Internal atas Fungsi Penjualan Kamar pada Umalas Hotel

& Residence”.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan

dukungannya dalam penyusunan skripsi ini, terutama diberikan kepada:

1. Bapak Widjaja Djohan, S.E., Ak., M.M. selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing

dan memberikan arahannya kepada penulis dalam proses penyusunan

skripsi ini.

2. Ibu Julianti Sjarief, S.E., Ak., M.M., CA., CPMA selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan arahan serta masukkan kepada penulis

selama masa perkuliahan di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

3. Pimpinan beserta dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Katolik Indonesia Atma Jaya yang telah membimbing, mendidik, dan

membantu penulis selama masa studi hingga penyelesaian skripsi.

4. Ibu Selvy Herlawanto dan Bapak Made Suda yang telah mengizinkan

penulis untuk melakukan studi kasus di Umalas Hotel & Residence.

v
5. Papa, mama, kakak, dan adik yang selalu memberi dukungan, nasehat,

dan doa kepada penulis selama masa perkuliahan dan penyusunan

skripsi.

6. Stefanus, Dofty, Ayu, Alex, Lebe, Garin, dan teman-teman penulis lainnya

yang telah mendukung, memberi masukan dan semangat kepada penulis

selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas

dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun

dari pembaca sangat diharapkan. Penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi setiap pembaca. Akhir kata, semoga rahmat dan berkat

Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai semua pihak yang telah memberikan

dukungan, doa, dan semangat kepada penulis selama masa perkuliahan dan

dalam rangka penyusunan skripsi ini. Terima kasih.

Jakarta, 23 Juli 2019

Penulis,

Rama Alexander Hehuwat

vi
ABSTRAK

Umalas Hotel & Residence merupakan sebuah bisnis yang bergerak dalam

bidang perhotelan yang sudah berdiri sejak tahun 2010 sebagai salah satu

hotel berbintang empat di kawasan Bali. Pertumbuhan bisnis perhotelan yang

pesat di Bali, membuat hotel harus memiliki pengendalian internal agar dapat

bersaing dengan pesaing-pesaingnya. Sebagai salah satu hotel berbintang di

Bali, Umalas Hotel & Residence tentu sangat membutuhkan pengendalian

internal, terlebih pada fungsi penjualan kamar, sehingga penelitian atau audit

pengendalian internal ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai sistem

pengendalian internal atas kegiatan penjualan kamar dan menganalisis

Standar Operasional Prosedur (SOP) fungsi penjualan kamar.

Penelitian ini dilakukan dari tanggal 1 Maret 2019 sampai 15 Mei 2019

dengan pengumpulan bukti menggunakan metode observasi dan wawancara

yang didokumentasikan dalam Internal Control Questionnaire (ICQ) untuk

menguji pelaksanaan pengendalian internal atas fungsi penjualan kamar.

Selanjutnya dilakukan uji kepatuhan (compliance test) untuk menguji apakah

kegiatan penjualan kamar sudah sesuai dengan prosedur yang ada.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Umalas Hotel &

Residence memiliki pengendalian internal atas fungsi penjualan kamar yang

sudah memadai dan dilakukan secara konsisten.

vii
Kata Kunci: Audit, pengendalian internal, fungsi penjualan kamar, audit

pengendalian internal

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Skripsi,

Widjaja Djohan, S.E., Ak., M.M.

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan suatu perusahaan adalah memperoleh nilai tambah dari modal yang

ditanamkan dalam perusahaan. Untuk dapat mencapai hal tersebut,

perusahaan harus dapat bertumbuh dan berkembang dari tahun ke tahun

yang dibuktikan dengan diperolehnya saldo laba perusahaan. Selain itu,

perusahaan juga harus mempunyai manajemen dan pengawasan yang baik

guna kelancaran kegiatan usahanya.

Fungsi penjualan merupakan hal terpenting dalam setiap perusahaan,

khususnya pada bisnis penginapan. Penjualan menjadi vital, karena proses ini

akan menentukan dan menghasilkan laba bagi perusahaan. Untuk itu

dibutuhkan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada sistem

penjualan atau fungsi penjualan untuk mencapai tujuan perusahaan. SOP

pada sistem penjualan dibutuhkan untuk mengatur proses penjualan kamar

dan penjualan lainnya agar penjualan dapat berjalan dengan efektif dan

dengan harga yang wajar sehingga dapat bersaing di pasar.

Saat ini, Bali merupakan salah satu destinasi utama pariwisata

Indonesia bahkan pariwisata dunia. Hal tersebut memicu perkembangan

bisnis penginapan atau hotel yang berada di Bali. Berdasarkan data Badan

Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, jumlah hotel bintang yang berada di

Provinsi Bali pada tahun 2017 mencapai 551 hotel, sedangkan jumlah hotel

non bintang di Provinsi Bali pada tahun 2017 mencapai 4.323 hotel.
2

Pertumbuhan bisnis penginapan yang sangat pesat, membuat persaingan

semakin ketat dan tantangan yang dihadapi setiap bisnis penginapan semakin

banyak. Bisnis penginapan tidak hanya membutuhkan tempat usaha yang

strategis, tetapi juga membutuhkan manajemen perusahaan yang baik

sebagai faktor penting untuk bisa bertahan di tengah maraknya persaingan

pada bisnis penginapan.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan studi kasus

pada Umalas Hotel & Residence, sebuah hotel atau penginapan yang terletak

di Jl. Umalas II No. 83, Kerobokan, Kuta, Bali yang merupakan salah satu hotel

berbintang 4 (empat) di kawasannya.

Dalam kaitan dengan hotel ini, penulis tertarik untuk meneliti sejauh

mana efektivitas fungsi penjualan dalam membantu manajemen untuk

memaksimalkan laba, dalam judul skripsi “Pemeriksaan Internal atas

Fungsi Penjualan Kamar pada Umalas Hotel & Residence Bali”.

1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini meliputi:

1) Apakah sistem pengendalian fungsi penjualan kamar sudah dilakukan

secara efektif dan efisien?

2) Apakah Standar Operasional Prosedur (SOP) fungsi penjualan kamar

telah dipatuhi?
3

1.2.2 Pembatasan Masalah

Pemeriksaan internal yang akan dilakukan adalah hanya untuk prosedur

penjualan kamar di Umalas Hotel & Residence, sejak 1 Maret 2018 sampai

dengan 30 Juni 2018.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah:

1) Menilai apakah pengendalian internal fungsi penjualan kamar sudah

dilakukan secara efektif dan efisien bagi perusahaan.

2) Untuk menganalisis SOP fungsi penjualan kamar telah dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1) Bagi Perusahaan (Umalas Hotel & Residence)

Diharapkan temuan-temuan dari hasil penelitian ini dapat memberikan

masukan kepada manajemen dalam pemeriksaan fungsi penjualan

kamar untuk meningkatkan efektivitas pendapatan perusahaan.

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menjadi wawasan tambahan untuk mengetahui pemeriksaan

fungsi penjulan kamar dalam upaya meningkatkan efektivitas

pendapatan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini bertujuan agar isi dalam skripsi ini

dapat mudah dipahami dengan baik dan jelas. Untuk mempermudah


4

penulisan skripsi ini, penulis membaginya menjadi beberapa bab sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini penulis memberikan gambaran yang menjelaskan mengenai

latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang ada dalam skripsi ini.

Bab II Landasan Teoretis

Dalam bab ini menguraikan dan menjelaskan landasan teori yang relevan

yang menjadi dasar pembahasan skripsi ini. Serta terdiri atas pengertian audit

dan audit internal, pengendalian internal, penjualan, dokumen dan pencatatan,

tinjauan pustaka, dan model penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Dalam bab ini penulis menjelaskan waktu dan tempat penelitian, periode uji

transaksi, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.

Bab IV Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini penulis membahas gambaran umum objek yang terdiri dari

sejarah perusahan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan,

standar operasional prosedur, dan analisis data serta pembahasan atas hasil

penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran

Dalam bab ini penulis akan memberikan simpulan dari hasil penelitian yang

telah dilakukan yang berisikan jawaban atas rumusan masalah yang ada pada
5

bagian pendahuluan. Dalam bab ini penulis juga akan memberikan saran yang

didasarkan atas temuan pada penelitian.


6

BAB II

LANDASAN TEORETIS

2.1 Kerangka Teoretis

2.1.1 Audit

1. Definisi Audit

Berikut adalah beberapa definisi audit berdasarkan beberapa ahli:

Menurut Mulyadi (2014, p. 9):

Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan


mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian-penyampaian
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Menurut Eilifsen, Messier, Glover, dan Prawitt (2014, p. 12):

“Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating

evidence regarding assertions about economic actions and events to

ascertain the degree of correspondence between those assertions and

established criteria and communicating the results to interested users.”

Menurut Tuanakotta (2015, p. 3):

“Audit adalah jasa akuntan publik yang dikenal sebagai jasa assurans

(assurance service), sedangkan accounting adalah bagian dari jasa non-

assurans (non-assurance engagements). Jasa audit independen hanya

boleh diberikan oleh akuntan publik melalui kantor akuntan publik (KAP),

sedangkan accounting dan jasa-jasa non-assurans lainnya boleh

dilaksanakan oleh akuntan publik dan akuntan beregister yang bukan

akuntan publik.”
7

Dari beberapa definisi di atas, maka penulis menarik kesimpulan

bahwa audit adalah proses mengumpulkan dan mengevaluasi bukti

tentang informasi atas kegiatan ekonomi, yang dilakukan oleh auditor yang

kompeten dan independen untuk menentukan kesesuaian antara informasi

yang terjadi dan kriteria yang sudah ditentukan dan mengkomunikasikan

hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.

2. Jenis-Jenis Audit

Menurut Hayes, Wallage, dan Gortemaker (2014, p. 13-14) audit dibagi

menjadi beberapa jenis, yaitu:

a) Audit Laporan Keuangan (Audits of Financial Statements)

Audit laporan keuangan dilaksanakan untuk memeriksa laporan

keuangan untuk menentukan jika klien telah menyajikan dengan benar

dan wajar atau menyajikan laporan keuangan sesuai dengan kriteria

tertentu (IFRS, GAAP, National Company Laws, Tax Code).

b) Audit Operasional (Operational Audits)

Audit operasional adalah studi mengenai unit spesifik dari sebuah

organisasi dengan tujuan untuk mengukur performa dari unit tersebut.

Audit operasional memeriksa seluruh bagian dari operasional prosedur

organisasi untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari

operasionalnya.

c) Audit Kepatuhan (Compliance Audits)

Audit kepatuhan adalah pemeriksaan dari prosedur sebuah organisasi

untuk menentukan apakah prosedur, aturan atau regulasi yang dibuat


8

oleh otoritas yang lebih tinggi. Audit kepatuhan mengukur kepatuhan

entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kinerja audit kepatuhan

bergantung pada adanya data yang dapat diverifikasi dan kriteria atau

standar yang diakui, seperti hukum dan regulasi-regulasi, atas sebuah

organisasi.

3. Bukti Audit

Menurut Hayes, Wallage, dan Gortemaker (2014, p. 10):

“Audit evidence is all of the information used by the auditor in arriving at

the conclusions on which the audit opinion is based. Audit evidence

includes the accounting records and other information underlying the

financial statements.”

Menurut Tuanakotta (2015, p. 86-88), bukti audit dibagi menjadi tujuh jenis,

yaitu:

a) Inspeksi (Inspection)

Inspeksi terhadap catatan dan dokumen memberikan bukti audit

dengan berbagai tingkat keandalan, tergantung pada sifat dan sumber

catatan atau dokumen. Dalam hal catatan atau dokumen internal,

tergantung efektifnya pengendalian atas pembuatan catatan atau

dokumen tersebut. Contoh penggunaan inspeksi dalam uji

pengendalian adalah inspeksi atas catatan untuk membuktikan adanya

otorisasi atas transaksi. Dokumen tertentu merupakan bukti audit

langsung, seperti surat saham atau obligasi yang membuktikan

eksistensi suatu aset. Inspeksi atas dokumen tersebut tidak serta-merta


9

memberikan bukti audit atas kepemilikan atas nilai aset itu. Inspeksi

atas suatu kontrak yang dilaksanakan dapat memberikan bukti audit

mengenai pelaksanaan kebijakan accounting, seperti pengakuan

pendapatan. Inspeksi dalam makna kedua, pemeriksaan atas aset

berwujud, dapat memberikan bukti audit yang andal mengenai

eksistensi aset tersebut. Namun, tidak serta-merta memberikan bukti

audit atas hak dan kewajiban maupun penilaian aset tersebut. Inspeksi

atas item persediaan tertentu dapat dilakukan pada saat pengamatan

perhitungan persediaan (observation of inventory counting).

b) Pengamatan (Observation)

Pengamatan atau mengamati tidak lain dari melihat suatu proses atau

prosedur yang dilakukan orang lain. Misalnya, auditor mengamati

perhitungan persediaan yang dilakukan oleh karyawan pabrik. Atau,

auditor mengamati pelaksanaan kegiatan pengendalian tertentu.

Pengamatan memberikan bukti audit atas pelaksanaan suatu proses

atau prosedur, namun terbatas pada: (a) titik waktu atau periode ketika

pengamatan dilakukan, dan (b) kenyataan bahwa auditor sedang

mengamati proses atau prosedur dilaksanakan.

c) Konfirmasi Eksternal (External Confirmation)

Konfirmasi eksternal adalah bukti audit berupa tanggapan tertulis

secara langsung (direct written response) yang diperoleh auditor, atas

permintaannya, dari pihak ketiga (pihak pemberi konfirmasi, atau

confirming party), dalam bentuk kertas, elektronik, atau media lainnya.


10

Prosedur konfirmasi eksternal sering kali sangat relevan ketika

menangani asersi yang berkaitan dengan saldo-saldo akun dan unsur-

unsurnya. Namun, prosedur ini tidak usah dibatasi pada saldo akun

saja. Contoh, auditor dapat meminta konfirmasi mengenai syarat-syarat

dalam suatu perikatan atau transaksi dengan pihak lain; permintaan

konfirmasi dapat menanyakan apakah ada perubahan dalam perikatan

yang dibuat, dan jika ada, apa rincian yang relevan. Prosedur

konfirmasi eksternal juga digunakan untuk memperoleh bukti audit

tentang tidak adanya kondisi tertentu, seperti, tidak adanya perjanjian

tambahan (“side agreement”) yang bisa berdampak terhadap

pengakuan pendapatan.

d) Perhitungan Kembali (Recalculation)

Perhitungan kembali berarti mengecek akurasi atau ketelitian

matematik (tambah, kurang, kali, bagi, dan lain-lain) dalam catatan atau

dokumen. Perhitungan kembali dapat dilakukan secara manual atau

secara elektronik.

e) Lakukan Kembali (Reperformance)

Auditor melakukan kembali secara independent prosedur atau

pengendalian yang telah dikerjakan sebagai bagian dari sistem

pengendalian internal di entitas yang bersangkutan.

f) Prosedur Analitikal (Analytical Procedures)

Prosedur analitikal meliputi evaluasi atas informasi keuangan dengan

menganalisis hubungan yang nalar (analysis of plausible relationships)


11

antara data keuangan dan non-keuangan. Prosedur analitikal juga

meliputi penelitian yang lebih mendalam (investigation), jika perlu,

untuk mengidentifikasi fluktuasi atau keterkaitan yang tidak konsisten

dengan informasi relevan lainnya, atau yang berbeda dari yang

diharapkan (expected values) dalam jumlah yang signifikan.

g) Bertanya (Inquiry)

Inquiry (bertanya) adalah mencari informasi dari orang yang

mengetahui masalahnya, baik masalah keuangan dan non keuangan,

dari orang di dalam atau di luar entitas. Inquiry digunakan secara

ekstensif sepanjang audit. Inquiries bisa berupa mengajukan

pertanyaan secara formal dan tertulis atau informal dan lisan. Menilai

jawaban yang diberikan terhadap inquiries, adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari suatu inquiry process. Tanggapan atas inquiries dapat

memberikan informasi yang sebelumnya tidak dimiliki auditor, atau

mendukung bukti audit yang sudah ada (corroborative audit evidence).

Atau, sebaliknya, tanggapan memberikan informasi yang berbeda

secara signifikan dari informasi lain yang sudah diperoleh auditor,

misalnya tentang manajemen yang “memotong kompas” atas

pengendalian (management override of controls). Dalam hal tertentu

tanggapan atas inquiries memungkinkan auditor memodifikasi atau

menambah prosedur auditnya. Pengumpulan bukti audit yang saling

mendukung melalui inquiry, sangat penting. Namun, inquiries

mengenai niat manajemen mungkin terbatas atau sangat terbatas.


12

Dalam hal tertentu auditor bisa memahaminya dari “sejarah, atau masa

lalu” manajemen dalam mengambil keputusan. Dalam hal tertentu

auditor perlu mempertimbangkan untuk meminta representasi tertulis

(written representations) dari manajemen dan, jika perlu, dari TCWG

(those charged with governance) untuk mengkonfirmasi tanggapan

lisan atas inquiries.

2.1.2 Audit Internal

1. Definisi Audit Internal

Menurut Hery (2013, p. 32):

“Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang dikembangkan secara

bebas dalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-

kegiatan sebagai wujud pelayanan terhadap organisasi perusahaan.”

2. Fungsi Audit Internal

Menurut Hery (2013, p. 32), untuk mencapai keseluruhan tujuan, maka

auditor internal harus melakukan beberapa aktivitas sebagai berikut:

a) Memeriksa dan menilai baik buruknya pengendalian atas akuntansi

keuangan dan operasi lainnya.

b) Memeriksa sampai sejauh mana hubungan para pelaksana terhadap

kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.

c) Memeriksa sampai sejauh mana aktiva perusahaan

dipertanggungjawabkan dan dijaga dari berbagai macam bentuk

kerugian.
13

d) Memeriksa kecermatan pembukuan dan data lainnya yang dihasilkan

oleh perusahaan.

e) Menilai prestasi kerja para pejabat/pelaksana dalam menyelesaikan

tanggung jawab yang telah ditugaskan.

3. Aktivitas Audit Internal

Menurut Hery (2013, p. 33), aktivitas audit internal pada dasarnya dapat

digolongkan ke dalam dua macam bentuk sebagai berikut:

a) Financial Auditing

Kegiatan ini antara lain mencakup pengecekan atas kecermatan dan

kebenaran segala data keuangan, mencegah terjadinya kesalahan

atau kecurangan dan menjaga kekayaan perusahaan. Tugas-tugas ini

dapat dilaksanakan tanpa suatu evaluasi yang memerlukan penelitian

lebih mendalam dan hasil audit ini diukur dengan tolak ukur yang

mudah, yaitu “benar” atau “salah”. Dengan kata lain, audit keuangan

berusaha untuk memverifikasi adanya harta dan untuk memperoleh

kepastian bahwa terhadap harta itu telah diadakan pengamanan yang

tepat. Di samping itu, yang lebih penting lagi adalah bahwa keserasian

dari sistem pembukuan serta pembuatan laporan akan diperiksa dalam

financial auditing ini.

b) Operational Auditing

Kegiatan pemeriksaan lebih ditujukan pada bidang operasional untuk

dapat memberikan rekomendasi berupa perbaikan dalam cara kerja,

sistem pengendalian, dan sebagainya. Pada perkembangan fungsi


14

(peran) audit internal saat ini, auditor internal sepertinya sedikit

mengurangi kegiatan pemeriksaan dalam bidang keuangan, dan lebih

banyak perhatiannya diberikan pada kegiatan pemeriksaan

operasional. Namun, intinya adalah bahwa pemeriksaan operasional ini

meliputi perluasan dari pemeriksaan intern pada semua operasi

perusahan, dan tidak membatasi diri pada bidang keuangan dan

akuntansi semata, oleh karena aktivitas keuangan dan akuntansi

berhubungan erat dengan hampir semua aktivitas yang berlangsung

dalam perusahaan.

4. Langkah-langkah Audit Internal

Lima langkah utama dalam proses audit internal berdasarkan ISO 9001,

yaitu:

a) Perencanaan jadwal audit

Bagian terpenting dari suatu proses audit yang baik adalah memiliki

jadwal audit yang tersedia untuk membiarkan semua orang tahu kapan

setiap proses akan diaudit selama siklus yang akan datang (biasanya

jadwal tahunan). Jika tidak memiliki rencana audit dan melakukan audit

secara mendadak, hal itu seperti memberikan kesan bahwa

manajemen “sudah tidak percaya lagi dengan karyawannya”. Dengan

menerbitkan jadwal audit, kesan yang disampaikan adalah bahwa

auditor datang untuk membantu pemilik proses untuk melakukan

perbaikan. Hal ini dapat memungkinkan pemilik proses untuk

menyelesaikan perbaikannya sebelum audit dilakukan, sehingga


15

mereka mendapat informasi berharga tentang hasil pelaksanaan

perbaikan yang telah mereka lakukan, atau meminta auditor untuk

fokus membantu mengumpulkan informasi untuk melakukan

perencanaan improvement di area lainnya.

b) Perencanaan proses audit

Langkah pertama dalam perencanaan audit adalah mengkonfirmasi

dengan pemilik proses kapan audit akan dilakukan. Rencana di atas

lebih kepada pedoman seberapa sering proses akan diaudit dan kapan

kira-kira akan dilakukan, tetapi dengan mengkonfirmasi memungkinkan

auditor dan pemilik proses untuk berkolaborasi dalam menentukan

waktu terbaik dan secara bersama-sama meninjau proses yang ada.

Auditor dapat meninjau hasil audit sebelumnya dan melihat apakah ada

tindak lanjut yang diperlukan pada komentar atau masalah yang

sebelumnya ditemukan, dan ketika pemilik proses dapat

mengidentifikasi daerah yang perlu perbaikan maka auditor dapat

melihat dan membantu pemilik proses untuk mengidentifikasi informasi

yang diperlukan. Sebuah rencana audit yang baik dapat memastikan

bahwa pemilik proses akan mendapatkan nilai tambah dari proses audit

yang dilakukan.

c) Melakukan audit

Audit dimulai dengan pertemuan auditor dan pemilik proses untuk

memastikan bahwa rencana audit selesai dan siap. Maka ada banyak

jalan bagi auditor untuk mengumpulkan informasi selama audit:


16

meninjau catatan, berbicara dengan karyawan, menganalisis data dari

proses kunci atau bahkan mengamati proses secara langsung. Fokus

dari kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan bukti bahwa proses ini

berfungsi seperti yang direncanakan dalam SMM, dan efektif dalam

menghasilkan output yang dibutuhkan. Salah satu hal yang paling

berharga yang auditor dapat lakukan untuk pemilik proses, tidak hanya

untuk mengidentifikasi area-area yang tidak berfungsi dengan baik,

tetapi juga untuk menunjukkan proses mana saja yang dapat berfungsi

lebih baik jika dilakukan perubahan.

d) Pelaporan audit

Pertemuan penutupan dengan pemilik proses adalah suatu keharusan

untuk memastikan bahwa aliran informasi tidak tertunda. Pemilik proses

ingin tahu apakah ada kelemahan yang perlu ditangani, dan juga untuk

mengetahui jika ada proses yang bisa di improve. Ini harus diikuti

dengan catatan tertulis sesegera mungkin untuk memberikan informasi

dalam format yang lebih permanen untuk membuat tindak lanjut dari

informasi tersebut. Dengan mengidentifikasi tidak hanya area-area

yang tidak sesuai dengan proses, tetapi juga area positif dan area yang

memiliki potensi untuk improvement, pemilik proses akan mendapatkan

nilai tambah yang lebih baik dari internal audit yang dilakukan, dengan

melakukan perbaikan proses dari informasi tersebut.


17

e) Tindak lanjut atas masalah atau perbaikan yang ditemukan

Seperti banyak standar manajemen mutu, tindak lanjut merupakan

salah satu langkah penting. Jika masalah telah ditemukan dan tindakan

lanjut perbaikan telah dilakukan, lalu memastikan bahwa temuan

tersebut telah diperbaiki dan itumerupakan kunci dari perbaikan.

Jika improvement telah selesai dilakukan, kemudian proses berikutnya

adalah melihat berapa banyak proses telah meningkat dari

sebelumnya.

2.1.3 Pengendalian Internal

1. Definisi Pengendalian Internal

Menurut Hery (2013, p. 165):

“Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang

dirancang untuk memberikan kepastian yang layak bagi manajemen

bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya.”

Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission (COSO):

“Internal control is designed and effected by those charged with

governance in the entity (e.g. an entity’s board of directors or audit

committee), management and other personnel to provide reasonable

assurance about the achievement of the entity’s objectives in the following

categories: (1) reliability of financial reporting; (2) effectiveness and

efficiency of operations; and (3) compliance with applicable laws and

regulations. Internal control over the safeguarding of assets against


18

unauthorized acquisition, use or disposition is also important, and may

include controls relating to financial reporting and operations objectives.”

2. Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Hery (2013, p. 165), manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam

merancang sistem pengendalian internal yang efektif, yaitu:

a) kehandalan pelaporan keuangan

b) efisiensi dan efektivitas operasi

c) ketaatan pada hukum dan peraturan

3. Komponen Pengendalian Internal

Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission (COSO) yang dikutip oleh Hery (2013, p. 167-178), ada lima

komponen pengendalian internal, yaitu:

a) Lingkungan Pengendalian

Tanpa lingkungan pengendalian yang efektif, keempat komponen

lainnya mungkin tidak akan menghasilkan pengendalian internal yang

efektif. Lingkungan pengendalian berfungsi sebagai dasar bagi

keempat komponen pengendalian internal lainnya. Lingkungan

pengendalian terdiri atas tindakan, kebijakan, dan prosedur yang

mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur, dan pemilik

entitas secara keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti

pentingnya bagi entitas tersebut. Untuk memahami dan menilai

lingkungan pengendalian, auditor perlu mempertimbangkan


19

subkomponen dari lingkungan pengendalian itu sendiri, yaitu sebagai

berikut:

i. Integritas dan nilai-nilai etis

ii. Komitmen pada kompetensi

iii. Partisipasi dewan komisaris dan komite audit

iv. Filosofi dan gaya operasi manajemen

v. Struktur organisasi

vi. Kebijakan perihal sumber daya manusia (karyawan entitas)

b) Penilaian Risiko

Merupakan tindakan yang dilakukan manajemen untuk

mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko terkait penyusunan

laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum. Penilaian risiko oleh manajemen berbeda dengan

penilaian risiko oleh auditor, walaupun ada keterkaitannya. Apabila

manajemen menilai risiko sebagai bagian dari perancangan dan

pelaksanaan pengendalian internal untuk memperkecil kekeliruan serta

kecurangan, sedangkan auditor menilai risiko untuk memutuskan jenis

dan cakupan bukti yang dibutuhkan dalam pemeriksaan. Jika

manajemen secara efektif menilai dan menanggapi risiko tersebut,

biasanya auditor akan mengumpulkan lebih sedikit bukti audit daripada

jika manajemen gagal dalam mengidentifikasi atau menindaklanjuti

risiko yang signifikan.


20

c) Aktivitas Pengendalian

Merupakan kebijakan dan prosedur untuk membantu memastikan

bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko telah diambil

guna mencapai tujuan entitas, Kebijakan dan prosedur tersebut terdiri

dari hal berikut:

• Pemisahan tugas

• Otorisasi yang tepat dan transaksi

• Dokumen dan catatan yang memadai

• Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

• Pemeriksaan independent atau verifikasi internal

d) Informasi dan Komunikasi Akuntansi

Tujuan dari sistem informasi dan komunikasi akuntansi adalah agar

transaksi yang dicatat, diproses, dan dilaporkan telah memenuhi

keenam tujuan audit umum atas transaksi, yaitu: (1) transaksi yang

dicatat memang ada, (2) transaksi yang ada sudah dicatat, (3) transaksi

yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar, (4) transaksi yang

dicatat di-posting dan diikhtisarkan dengan benar, (5) transaksi

diklasifikasi dengan benar, dan (6) transaksi dicatat pada tanggal yang

benar. Dengan kata lain, sistem akuntansi harus dirancang untuk

memastikan perihal keterjadian, kelengkapan, keakuratan, posting dan

pengikhtisaran, klasifikasi, dan penetapan waktu transaksi dicatat.


21

e) Pemantauan

Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian atas mutu

pengendalian internal secara berkesinambungan (berkala) oleh

manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian telah berjalan

sebagaimana yang diharapkan, dan dimodifikasi sesuai dengan

perkembangan kondisi yang ada dalam perusahaan. Informasi yang

dinilai berasal dari berbagai sumber, termasuk studi atas pengendalian

internal yang ada, laporan auditor internal, umpan balik dari personil

operasional, dan lainnya.

2.1.4 Sistem dan Prosedur Penjualan

1. Definisi Penjualan

Berikut adalah beberapa definisi penjualan menurut beberapa sumber:

Dalam penelitian Sahaja (2014) mendefinisikan penjualan sebagai suatu

proses pertukaran barang atau jasa antara penjual dan pembeli.

Dalam penelitian Asriyanti (2014) mendefinisikan penjualan sebagai usaha

yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang kebutuhan yang

telah dihasilkan kepada mereka yang membutuhkan yang telah ditentukan

atas tujuan bersama.

2. Tujuan Penjualan

Menurut Sari dan Nugroho (2017) tujuan umum penjualan yang umumnya

dimiliki oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

a) Mencapai volume penjualan tertentu.

b) Mendapatkan laba yang optimal dengan modal sekecil-kecilnya.


22

c) Mempertahankan kelangsungan hidupnya terus-menerus (going

concern).

d) Menunjang pertumbuhan perusahaan.

3. Dokumen dan Pencatatan Penjualan

Menurut Eilifsen, Messier, Glover, dan Prawitt (2014, p. 338-340), ada tiga

belas dokumen dan pecatatan yang digunakan dalam proses penjualan,

yaitu:

a) Pesanan Penjualan Pelanggan (Customer Sales Order)

Dokumen ini berisikan rincian jenis dan jumlah produk atau jasa yang

dipesan oleh pelanggan. Pesanan penjualan dapat dibuat dan

dikirimkan oleh tenaga penjualan, dikirim atau difaks, atau diterima

melalui telepon dan Internet.

b) Formulir Persetujuan Kredit (Credit Approval Form)

Jika pelanggan membeli barang secara kredit dari klien untuk pertama

kali, klien harus memiliki prosedur formal untuk menginvestigasi

kelayakan kredit dari pelanggan. Hasil dari prosedur ini

didokumentasikan dalam suatu jenis formulir persetujuan kredit. Jika

pelanggan merencanakan untuk membeli beberapa produk tambahan

di masa yang akan datang, prosedur ini harus digunakan untuk

menentukan batas kredit pelanggan. Jumlah batas kredit harus

didokumentasikan pada formulir persetujuan. Jika batas kredit

dimasukkan ke dalam arsip pelanggan klien, formulir persetujuan


23

mewakili sumber dokumen otorisasi jumlah yang terdapat dalam sistem

informasi.

c) Laporan Pesanan yang Belum Terselesaikan (Open-Order Report)

Merupakan laporan seluruh pesanan pelanggan yang belum selesai

diproses. Pada beberapa proses pendapatan, jika pesanan pelanggan

telah diterima, pesanan kemudian dimasukkan ke dalam sistem.

Setelah barang dikirimkan dan ditagih, maka harus dicatat sebagai

pesanan yang telah terpenuhi. Laporan ini harus di-review secara

harian atau mingguan, dan pesanan lama harus diinvestigasi untuk

menentukan apakah barang telah dikirim tetapi belum ditagih atau

mencari sebab mengapa pesanan belum dapat dipenuhi.

d) Dokumen Pengiriman (Shipping Document)

Dokumen pengiriman harus dibuat setiap kali barang dikirimkan kepada

pelanggan. Dokumen ini biasanya juga merupakan konosemen atau

surat jalan (bill of lading) dan berisikan informasi jenis dan jumlah

produk yang dikirimkan, serta informasi relevan lain. Pada beberapa

sistem pendapatan, dokumen pengiriman, dan konosemen merupakan

dokumen terpisah. Salinan dokumen pengiriman dikirimkan kepada

pelanggan, sedangkan salinan lain digunakan untuk memulai proses

penagihan.

e) Jurnal Penjualan (Sales Invoice)

Dokumen ini digunakan untuk menagih pada pelanggan. Faktur

penjualan berisikan informasi jenis, jumlah, harga, dan syarat penjualan


24

produk atau jasa. Faktur penjualan asli biasanya dikirimkan ke

pelanggan, dan salinan-salinannya didistribusikan kepada departemen-

departemen lain dalam organisasi. Faktur penjualan khususnya

merupakan sumber dokumen yang menandai pengakuan pendapatan.

f) Jurnal Penjualan (Sales Journal)

Bila faktur penjualan telah diterbitkan, penjualan harus dicatat dalam

catatan akuntansi. Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat

informasi yang diperlukan untuk tiap transaksi penjualan. Jurnal

penjualan dapat terdiri dari informasi yang diklasifikasikan berdasarkan

jenis penjualan (sebagai contoh, lini produk, penjualan internal

perusahaan, atau pihak yang memiliki hubungan istimewa), tergantung

pada kompleksitas operasi entitas. Jurnal penjualan terdiri dari kolom

untuk mendebit piutang usaha dan mengkredit berbagai akun

penjualan.

g) Laporan Transaksi Pelanggan (Customer Statement)

Dokumen ini biasanya dikirimkan kepada pelanggan setiap bulan.

Laporan ini terdiri atas rincian seluruh transaksi-transaksi penjualan,

penerimaan kas, dan memorandum kredit yang diproses dalam akun

pelanggan untuk suatu periode.

h) Buku Besar Pembantu Piutang Usaha (Accounts Receivable Subsidiary

Ledger)

Buku besar pembantu piutang usaha terdiri atas rekening dan rincian

transaksi untuk setiap pelanggan. Transaksi yang dicatat pada jurnal


25

penjualan dan jurnal penerimaan kas dibukukan pada rekening

pelanggan yang sesuai pada buku besar pembantu.

i) Neraca Saldo Umur Piutang Usaha (Aged Trial Balance of Accounts

Receivable)

Laporan ini, yang biasanya disiapkan mingguan atau bulanan,

meringkas seluruh saldo pelanggan pada buku besar pembantu piutang

usaha. Saldo pelanggan dilaporkan untuk setiap kategori (seperti

kurang dari 30 hari, 30-60 hari, 60-90 hari, lebih dari 90 hari)

berdasarkan jangka waktu dari tanggal faktur penjualan. Neraca saldo

umur piutang usaha digunakan untuk memantau penagihan piutang

dan memastikan bahwa rincian dari buku besar pembantu sesuai

dengan akun pengendali buku besar. Auditor menggunakan laporan ini

untuk melaksanakan audit substantif piutang usaha.

j) Nota Pembayaran (Remittance Advice)

Dokumen ini biasanya dikirimkan bersamaan dengan tagihan kepada

pelanggan dan dikembalikan bersamaan dengan pembayaran

pelanggan atas barang atau jasa. Nota pembayaran terdiri dari

informasi sehubungan dengan faktur mana yang dibayar oleh

pelanggan. Banyak perusahaan menggunakan dokumen turnaround, di

mana suatu bagian dari faktur penjualan berfungsi sebagai nota

pembayaran yang dikembalikan bersama dengan pembayaran dari

pelanggan.
26

k) Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipts Journal)

Jurnal ini digunakan untuk mencatat penerimaan kas perusahaan.

Jurnal penerimaan kas terdiri dari kolom untuk mendebit kas,

mengkredit piutang usaha, dan mengkredit akun lain seperti penjualan

barang sisa atau pendapatan bunga.

l) Memorandum Kredit (Credit Memorandum)

Dokumen ini digunakan untuk mencatat kredit atas pengembalian

barang pada rekening pelanggan atau untuk mencatat potongan yang

akan diberikan kepada pelanggan. Biasanya bentuknya sama dengan

faktur penjualan, dan dalam sistem melalui proses yang sama seperti

faktur penjualan.

m) Otorisasi Penghapusan (Write-Off Authorization)

Dokumen ini mengotorisasi penghapusan piutang tak tertagih.

Biasanya proses dimulai oleh departemen kredit, dengan persetujuan

akhir pada bagian keuangan. Tergantung pada sistem akuntansi

perusahaan, jenis transaksi ini dapat diproses secara terpisah, atau

merupakan bagian, dari aliran normal transaksi penjualan.

2.1.5 Audit Internal atas Fungsi Penjualan

Menurut Sari dan Nugroho (2017) audit internal atas fungsi penjualan

bertujuan untuk:

1. Menentukan seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen puncak

dipatuhi sehubungan dengan transaksi penjualan.

2. Untuk menjamin transaksi penjualan.


27

3. Menilai ketaatan terhadap hukum.

4. Memeriksa catatan-catatan dan membuat rekomendasi penyimpangan

untuk perbaikan operasi perusahaan.

2.2 Tinjauan Pustaka

Pemeriksaan internal atas fungsi penjualan pada dasarnya bertujuan untuk

menilai efektivitas dan efisiensi pendapatan dari pelaksanaan proses

penjualan suatu perusahaan. Studi kasus mengenai pemeriksaan internal atas

fungsi penjualan sudah banyak dilakukan. Dewi (2015) membahas

pengendalian internal atas siklus pendapatan dengan menggunakan metode

Internal Control Questionnaire (ICQ) dan compliance test. Kesimpulan yang

dikemukakan oleh Dewi (2015) yaitu Departemen Food & Beverage di Nusa

Dua Beach Hotel & Spa telah memiliki pengendalian internal atas siklus

pendapatan yang baik dan telah diimplementasikan dengan efektif dan efisien.

Berdasarkan referensi di atas, penulis akan melakukan penelitian

“Pemeriksaan Internal atas Fungsi Penjualan Kamar pada Umalas Hotel &

Residence” dengan audit approach yang sama, dengan tujuan menilai

efektivitas dan efisiensi dari fungsi penjualan kamar Umalas Hotel &

Residence dan menilai apakah SOP fungsi penjualan kamar yang berlaku

sudah dipatuhi.
28

2.3 Model Penelitian

Melakukan pemahaman tentang organisasi dan struktur bisnis Umalas Hotel


& Residence, khususnya pada fungsi penjualan kamar.

Menyusun rencana pelaksanaan audit pengendalian internal; Menentukan


tujuan dan ruang lingkup audit.

Melakukan wawancara kepada pihak manajemen berdasarkan SOP dengan


menggunakan Internal Control Questionnaire (ICQ).

Melakukan compliance test untuk meyakinkan jawaban yang didapat dari


Internal Control Questionnaire (ICQ).

Menganalisis hasil temuan dengan membandingkan hasil ICQ dan memberi


rekomendasi perbaikan.

Memberikan saran dan rekomendasi.

Gambar 2.1 Model Penelitian


29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis melakukan pemeriksaan internal atas fungsi penjualan kamar dari

bulan Mei 2018 sampai dengan bulan Juli 2018, yang dilaksanakan mulai

tanggal 1 Maret 2019 dan berakhir pada tanggal 15 Mei 2019. Audit untuk

mengumpulkan data-data primer dan sekunder yang selanjutnya akan dikaji

sesuai dengan tujuan pemeriksaan, dilaksanakan di Umalas Hotel &

Residence, yang terletak di Jl. Umalas II No. 83, Kerobokan, Kuta, Bali.

3.2 Metode Pengumpulan Data

3.2.1 Jenis Data

Populasi adalah kumpulan objek yang memiliki karakteristik yang sama.

Dalam pemeriksaan ini, penulis menguji data sekunder dengan menganalisis

SOP berupa sampel sebanyak 60 buah dari jumlah populasi 1.467 buah yang

disusun berdasarkan penjualan kamar. Tujuan dari uji dokumen (compliance

test) untuk menilai apakah manajemen telah mengimplementasikan kebijakan

dan pengendalian internal yang ditetapkan manajemen hotel.

Penulis juga mengumpulkan data primer yang akan digunakan sebagai

acuan penelitian. Data primer merupakan data yang dalam kajian ilmiah

diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data-data primer perusahaan yang

digunakan oleh penulis didapat dengan menggunakan teknik:

a. Wawancara, yaitu melakukan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengajukan pertanyaan secara lisan. Wawancara dilakukan


30

dengan Bapak Made Suda selaku direktur pada Umalas Hotel &

Residence untuk mendapatkan gambaran umum mengenai objek

penelitian, kebijakan, prosedur, dan data-data lainnya yang dibutuhkan

untuk melakukan pelaksanaan audit. Hasil wawancara akan disimpulkan

dalam ICQ, jawaban “ya” pada ICQ menandakan bahwa pengendalian

internal telah dilaksanakan sedangkan jawaban “tidak” pada ICQ

menandakan bahwa pengendalian internal belum dilaksanakan.

b. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke Umalas

Hotel & Residence, yang terletak di Jl. Umalas II No. 83, Kerobokan, Kuta,

Bali, untuk melihat langsung pelaksanaan fungsi penjualan kamar yang

dilakukan oleh karyawannya.

c. Compliance test, untuk menguji apakah kegiatan penjualan sesuai dengan

prosedur yang ada, terutama pada kelengkapan dokumen penjualan.

Compliance test dibatasi pada beberapa dokumen penting dan dapat

dibuktikan dengan dokumen yang dilakukan secara sampling. Penulis

menggunakan metode sampling non statistik dengan teknik pemilihan

berdasarkan American Institute of Certified Public Accountant (AICPA).

3.2.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Metode Penelitian Lapangan (Field Research Method), yaitu metode

pengumpulan data penelitian yang dilakukan secara langsung dengan

mengunjungi lokasi usaha.


31

2. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research Method), yaitu metode

pengumpulan data penelitian dengan mempelajari literatur-literatur yang

berkaitan erat dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini, khususnya

mengenai audit kepatuhan.

3.3 Evaluasi Hasil Penelitian

Data primer hasil penelitian akan dianalisis dengan menggunakan metode

analisis yang bersifat deskriptif kualitatif. Penulis akan mengevaluasi hasil

pengumpulan data pengendalian internal fungsi penjualan yang

didokumentasikan dalam Internal Control Questionnaire (ICQ) dan hasil uji

pelaksanaan (compliance test).

Metode sampling yang digunakan dalam pelaksanaan compliance test

diambil dari jurnal “Executive Summary Audit Sampling Considerations of

Circular A-133 Compliance Audits” oleh AICPA yang menyatakan apabila

auditor hendak menetapkan kepatuhan pengendalian internal dirancang dan

dilaksanakan secara efektif, maka auditor harus merencanakan audit sesuai

dengan tingkat resiko pengendalian internal. Hal ini mengharuskan auditor

untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa pengendalian

dilaksanakan sesuai dengan rancangannya. Jumlah populasi dalam metode

ini punya sedikit atau tidak pengaruh terhadap penentuan jumlah sampel,

kecuali populasi yang berjumlah 250 atau kurang. Tabel di bawah ini

menyediakan jumlah sampel minimum yang dapat memberikan tingkat

keyakinan yang tinggi bahwa pengendalian dijalankan secara efektif.


32

Compliance Testing Sample Size Table

Desired Level of Assurance Minimum Sample Size


(Remaining Risk of Material
Noncompliance)* 0 Exceptions Expected

High 60

Moderate 40

Low 25
Tabel 3.1 Compliance Testing Sample Size

*Tingkat keyakinan yang diharapkan (Risiko ketidakpatuhan yang tersisa)

Sumber: Executive Summary Audit Sampling Considerations of Circular A-133

Compliance Audits, 2009. American Institute of Certified Public Accountants.

Dengan mempertimbangkan bahwa pemeriksaan ini merupakan “first

audit” bagi penulis dan transaksi penjualan yang tidak variatif maka penulis

mengharapkan tingkat keyakinan yang tinggi sehingga memilih jumlah sampel

minimum sebesar 60 buah sampel.

Berikut ini adalah tabel jumlah/sebaran populasi Invoice dari bulan Mei

2018 sampai bulan Juli 2018 dan sampling yang diambil:


33

Penjualan Kamar
Periode
Populasi Sampling*

Mei 523 21

Juni 458 19

Juli 486 20

Jumlah 1467 60
Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel

*Distribusi sampel per bulan dihitung pro rata, yakni:


523
Mei 2018 : 1467 × 60 = 21

458
Juni 2018 : 1467 × 60 = 19

486
Juli 2018 : 1467 × 60 = 20
34

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Umalas Hotel & Residence

4.1.1 Sejarah Umalas Hotel & Residence

Umalas Hotel & Residence adalah sebuah hotel atau penginapan berbintang

empat yang terletak di Jalan Umalas II No. 83, Kerobokan, Kuta, Bali. Hotel ini

didirikan secara pribadi oleh Agus Wiranata, seorang pengusaha asal Bali.

Hotel ini mulai dibuka pada tahun 2010 dan menyediakan jasa penginapan

serta menyediakan restoran yang dikelola oleh bagian Food & Beverage.

Tujuan awal didirikannya hotel ini adalah menyediakan jasa penginapan

berbintang yang memusatkan pasar pada masyarakat kalangan menengah ke

atas, baik wisatawan maupun masyarakat lokal, dengan pelayanan yang

terbaik sehingga pelanggan dapat merasakan kepuasan untuk menginap di

hotel ini. Umalas Hotel & Residence juga memiliki 45 unit kamar yang

berkonsep kondotel (condotel atau condominium) yang merupakan hotel yang

terdiri dari unit-unit layaknya apartemen, yang menjadikannya berbeda dari

hotel-hotel lainnya di kawasan tersebut.

4.1.2 Visi dan Misi Umalas Hotel & Residence

1. Visi:

To be the premium and luxury non chain up market Hotel in Bali, Providing

a memorable experience and where guests are departure as friends and

return as family member.


35

2. Misi:

1) To treat guest as family member and give the feeling “we miss you

already once you have checked out”.

2) To ensure our employees and owners a healthy revenue which enables

growth and future well – being.

3) Working as a team.

4.1.3 Struktur Organisasi Umalas Hotel & Residence

Director

General
Manager

Human House Food & Front


Chief
Resource Keeping Bookeeper Beverage Office
Engineering
Manager Manager Manager Manager

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Umalas Hotel & Residence Bali

4.1.4 Standar Operasional Prosedur Penjualan Kamar Umalas Hotel &

Residence

Adapun Standar Operasional Prosedur (SOP) penjualan kamar pada Umalas

Hotel & Residence, sebagai berikut:

1) Sebelum kedatangan, tamu akan melakukan reservasi baik secara individu

(walk in) ataupun melalui travel agent ke bagian Reservation yang


36

selanjutnya akan membuat Reservation Form (RF) dan mencatatnya

dalam daftar kedatangan tamu, kemudian mendistribusikan dokumen

tersebut ke pihak Front Office dan House Keeping sebagai informasi.

2) Saat tamu datang menunjukkan bukti reservasi, Front Office akan

mencocokkannya dengan salinan RF, kemudian meminta tamu untuk

mengisi dan menandatangani Form A (konfirmasi reservasi), lalu tamu

akan memberikan deposit sebesar Rp 200.000 dan tamu yang melakukan

reservasi secara individu (walk in) akan membayar kamar secara full.

Penerimaan deposit akan dibuatkan bukti pembayaran dan salinan akan

disimpan oleh Front Office.

3) Setelah tamu ke kamar, Front Office akan membuatkan bill untuk tamu

tersebut, kemudian memasukkannya pada rak untuk masing-masing

kamar yang ada di Front Office, lalu Front Office mengisi Room Count

Sheet (RCS).

4) Pada tengah malam, Night Audit akan mengecek kembali hasil kerja Front

Office pada hari tersebut dengan mengecek billing terkait dengan tamu

yang menginap dan akan disesuaikan dengan koresponden tamu.

5) Setiap hari bagian keuangan akan menyetor kas yang ada ke bank dan

mendapatkan bukti setoran.

6) Pihak Accounting akan mengambil Remittance Cash dan laporan lain yang

terkait (RCS), dan Form A tamu yang sudah check out akan disimpan di

Accounting sebagai bukti pendukung Daily Sales Report. Remittance cash

akan dicocokkan kembali dan dipilah, untuk hasil penjualan tunai akan
37

diserahkan ke general cashier dan untuk sisanya diserahkan ke Accounts

Receivable.

7) Accounting akan membuat Daily Sales Report berdasarkan informasi yang

diberikan oleh Night Audit yang digunakan sebagai informasi kepada pihak

manajemen tentang tingkat penjualan kamar, tingkat hunian, dan informasi

lain dari hari kemarin.

8) Pada saat check out, Front Office akan mengembalikan deposit yang

diberikan pada saat check in. Jika tamu individu (walk in), Front Office akan

langsung memintakan tanda tangan Receipt ke tamu yang bersangkutan.

Tetapi jika tamu dari travel agent maka Accounts Receivable akan

membuat Invoice untuk menagihkan kepada travel agent untuk

pembayaran billing tamunya terkait dengan tagihan kamar.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Pengendalian Internal atas Fungsi Penjualan Kamar Umalas Hotel

& Residence

Untuk menilai pengendalian internal perusahaan atas penjualan kamar

Umalas Hotel & Residence maka digunakan Internal Control Questionnaire

(ICQ), yaitu serangkaian pertanyaan mengenai pemeriksaan internal atas

fungsi penjualan kamar yang ditetapkan oleh Umalas Hotel & Residence.
38

Internal Control Questionnaire – Penjualan Kamar

No. Pertanyaan Ya/Tidak Keterangan

Umum

1 Apakah terdapat struktur Ya

organisasi yang

menggambarkan susunan

kepengurusan yang jelas?

2 Apakah terdapat pemisahan Ya

tugas yang jelas untuk setiap

karyawan?

3 Apakah tugas dan wewenang Ya

dari setiap bagian organisasi

telah didokumentasikan secara

tertulis dan jelas?

Penjualan Kamar

4 Apakah terdapat SOP yang jelas Tidak Ada SOP penjualan

dan tertulis mengenai penjualan kamar tetapi

kamar? mencakup secara

umum.

5 Apakah setiap proses penjualan Ya

kamar diawali dengan

pembuatan Reservation Form?


39

No. Pertanyaan Ya/Tidak Keterangan

6 Apakah terdapat pembuatan Ya

Form A untuk setiap tamu yang

check in?

7 Apakah semua Form A Ya

ditandatangani oleh tamu yang

memesan kamar?

8 Apakah hotel mencetak Receipt Ya Hotel mencetak

atau Invoice pada setiap akhir Invoice untuk

proses penjualan? penjualan langsung

(walk in) maupun

penjualan melalui

travel agent.

9 Apakah semua dokumen Ya Semua dokumen

penjualan disimpan dengan penjualan disimpan

baik? oleh Accounting.

10 Apakah dokumen Form A, Ya

Receipt, dan Invoice bernomor

urut?
40

No. Pertanyaan Ya/Tidak Keterangan

11 Apakah setiap hari hotel Ya Daily Sales Report

membuat Daily Sales Report? dibuat oleh pihak

Accounting, tetapi

pihak Accounting libur

pada hari Minggu,

maka Daily Sales

Report pada hari

Minggu akan dibuat

pada hari Senin

berikutnya.

12 Apakah setiap hari hotel Ya Room Count Sheet

membuat Room Count Sheet dibuat oleh pihak Front

secara rinci? Office untuk

mendukung Daily

Sales Report.

Tabel 4.1 Internal Control Questionnaire (ICQ) Fungsi Penjualan


Kamar

Berdasarkan ICQ di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian

internal atas fungsi penjualan kamar Umalas Hotel & Residence telah cukup

memadai, seperti:

1. Adanya struktur organisasi yang menggambarkan susunan

kepengurusan yang jelas.


41

2. Adanya pemisahan tugas dan wewenang yang jelas untuk setiap

karyawan.

3. Adanya pemisahan fungsi antara pencatatan dan penerimaan kas.

4. Semua dokumen disimpan dengan baik oleh pihak Accounting.

5. Dokumen Form A, Receipt, dan Invoice bernomor urut.

6. Setiap hari Front Office membuat Room Count Sheet secara rinci.

7. Semua dokumen Room Count Sheet sudah sesuai dengan Daily Sales

Report.

Berikut beberapa kelemahan yang ditemukan:

1. Ada SOP penjualan kamar yang tertulis, tetapi SOP penjualan kamar

mencakup secara umum.


4.2.2 Tes Kepatuhan (Compliance Test) Prosedur Penjualan Kamar

Compliance Test

Invoice/ B
No. Amount
No Receipt Guest Name Night Unit A C D
Invoice/Receipt (Rp) Tgl No
Date
01/AR/BS-
1 TA 03/05/2018 Anthony Hayes 7 1 3.990.000 21/04 26/04 01410 ✓ -
0503/2018
01/CH/UH-
2 WI 05/05/2018 Lukman Hakim 2 1 2.300.000 03/05 03/05 01501 ✓ 03/05
0505/2018
01/AR/TV-
3 TA 06/05/2018 Thio Keng Tjeng 1 1 820.000 01/05 05/05 01529 ✓ -
0506/2018
01/AR/TV-
4 TA 07/05/2018 Emilia Kartolo 1 1 420.000 03/05 06/05 01544 ✓ -
0507/2018
01/AR/BV-
5 TA 09/05/2018 Titus 1 1 420.000 02/05 08/05 01575 ✓ -
0509/2018
01/CH/UH-
6 WI 11/05/2018 Lo Kiem Tjoe 4 1 1.800.000 07/05 07/05 01560 ✓ 07/05
0511/2018
01/AR/TV- Surya
7 TA 12/05/2018 1 1 730.000 05/05 11/05 01623 ✓ -
0512/2018 Sukmajaya
01/AR/AG-
8 TA 13/05/2018 Hermanto 3 2 2.760.000 02/05 10/05 01608 ✓ -
0513/2018
01/AR/TO-
9 TA 14/05/2018 Erny Ruslan 1 1 420.000 12/05 13/05 01653 ✓ -
0514/2018
01/CH/UH-
10 WI 15/05/2018 Melan Cibeng 1 1 510.000 14/05 14/05 01667 ✓ 14/05
0515/2018
01/AR/TV-
11 TA 17/05/2018 Yetty 1 1 420.000 13/05 16/05 01671 ✓ -
0517/2018

42
Invoice Amount
No No. Invoice Guest Name Night Unit A B C D
Date (Rp)
01/AR/AG- Petrus
12 TA 18/05/2018 2 1 1.040.000 12/05 16/05 01674 ✓ -
0518/2018 Makaminang
01/AR/BV-
13 TA 19/05/2018 Hoo Siauw Tjing 4 1 2.040.000 09/05 15/05 01682 ✓ -
0519/2018
01/AR/TV-
14 TA 21/05/2018 Ichwan Kalianda 1 1 420.000 18/05 20/05 01726 ✓ -
0521/2018
01/AR/BO- Ellysia
15 TA 23/05/2018 1 1 750.000 20/05 22/05 01758 ✓ -
0523/2018 Gunawan
01/AR/TO-
16 TA 24/05/2018 Sugito Wibowo 3 1 1.440.000 17/05 21/05 01746 ✓ -
0524/2018
01/CH/UH-
17 WI 25/05/2018 Dwijan 1 1 610.000 24/05 24/05 01791 ✓ 24/05
0525/2018
01/AR/BS-
18 TA 26/05/2018 Allen Luhur 2 1 1.020.000 19/05 24/05 01798 ✓ -
0526/2018
01/AR/FV-
19 TA 28/05/2018 Ester Adianti 1 1 480.000 26/05 27/05 01836 ✓ -
0528/2018
01/AR/TV-
20 TA 30/05/2018 Rico Setiawan 6 1 2.520.000 20/05 24/05 01723 ✓ -
0530/2018
01/CH/UH-
21 WI 31/05/2018 Marcia Devana 1 1 750.000 30/05 30/05 01878 ✓ 30/05
0531/2018
01/AR/FV-
22 TA 01/06/2018 Angela 2 1 1.120.000 26/05 29/05 01867 ✓ -
0601/2018
01/AR/BO-
23 TA 03/06/2018 Donna Veronica 1 1 1.180.000 30/05 02/06 01909 ✓ -
0603/2018
01/AR/AG-
24 TA 04/06/2018 Soviet Cansep 1 1 420.000 30/05 03/06 01921 ✓ -
0604/2018

43
Invoice Amount
No No. Invoice Guest Name Night Unit A B C D
Date (Rp)
01/AR/TV-
25 TA 05/06/2018 Rolly Luma 4 1 1.920.000 25/05 01/06 01896 ✓ -
0605/2018
01/AR/TV-
26 TA 07/06/2018 Ava Amanda 1 3 1.260.000 30/05 06/06 01937 ✓ -
0607/2018
01/AR/BO-
27 TA 08/06/2018 Regina Gianetti 5 1 5.500.000 17/05 03/06 01920 ✓ -
0608/2018
01/CH/UH-
28 WI 09/06/2018 Christina Laura 1 1 1.250.000 08/06 08/06 01965 ✓ 08/06
0609/2018
01/CH/UH-
29 WI 10/06/2018 Arief Budiman 1 1 650.000 09/06 09/06 01981 ✓ 09/06
0610/2018
01/AR/TV- Sanny
30 TA 12/06/2018 1 1 750.000 04/06 11/06 02007 ✓ -
0612/2018 Suryabudhi
01/AR/BO-
31 TA 14/06/2018 Reyhan Akbar 3 1 2.490.000 02/06 11/06 01993 ✓ -
0614/2018
01/CH/UH-
32 WI 15/06/2018 Joshua Ivan 2 1 2.200.000 13/06 13/06 02041 ✓ 13/06
0615/2018
01/AR/TG- Rendy
33 TA 16/06/2018 2 2 2.040.000 10/06 14/06 02053 ✓ -
0616/2018 Danendra
01/AR/FH-
34 TA 17/06/2018 Gerits Gosana 3 1 2.490.000 08/06 14/06 02050 ✓ -
0617/2018
01/AR/TV-
35 TA 19/06/2018 Timmy Kandao 1 1 420.000 16/06 18/06 02116 ✓ -
0619/2018
01/AR/TV-
36 TA 22/06/2018 Georgina 2 1 1.020.000 17/06 20/06 02148 ✓ -
0622/2018
01/AR/AG-
37 TA 24/06/2018 Julian Wesley 1 1 620.000 20/06 23/06 02174 ✓ -
0624/2018

44
Invoice Amount
No No. Invoice Guest Name Night Unit A B C D
Date (Rp)
01/AR/TO-
38 TA 26/06/2018 Adi Putra 1 1 480.000 16/06 25/06 02206 ✓ -
0626/2018
01/CH/UH-
39 WI 28/06/2018 Denny Septa 1 1 480.000 27/06 27/06 02228 ✓ 27/06
0628/2018
01/AR/TV- Kurniawan
40 TA 29/06/2018 2 4 4.240.000 21/06 27/06 02231 ✓ -
0629/2018 Fajrin
01/AR/BO- Mohammad
41 TA 01/07/2018 1 1 510.000 26/06 30/06 02257 ✓ -
0701/2018 Idrus
01/AR/BO-
42 TA 02/07/2018 Alda Raharja 1 1 420.000 29/06 01/07 02273 ✓ -
0702/2018
01/AR/TV-
43 TA 03/07/2018 Chondro Hadi 2 1 960.000 26/06 01/07 02268 ✓ -
0703/2018
01/CH/UH-
44 WI 05/07/2018 Dodi Yudistira 1 1 1.100.000 04/07 04/07 02306 ✓ 04/07
0705/2018
01/AR/AG-
45 TA 07/07/2018 Newa Ibrahim 1 1 850.000 05/07 06/07 02332 ✓ -
0707/2018
01/AR/TV-
46 TA 08/07/2018 Handy Setianto 1 1 530.000 04/07 07/07 02346 ✓ -
0708/2018
01/AR/BO-
47 TA 09/07/2018 I Putu Agus 2 3 2.520.000 02/07 06/07 02331 ✓ -
0709/2018
01/CH/UH-
48 WI 12/07/2018 Achmad Afif 1 1 480.000 11/07 11/07 02410 ✓ 11/07
0712/2018
01/AR/TV-
49 TA 13/07/2018 Windu Nugroho 2 1 1.060.000 04/07 11/07 02412 ✓ -
0713/2018
01/AR/TO-
50 TA 15/07/2018 Syaiful Arifianto 1 1 750.000 11/07 14/07 02457 ✓ -
0715/2018

45
Invoice Amount
No No. Invoice Guest Name Night Unit A B C D
Date (Rp)
01/AR/TV-
51 TA 16/07/2018 Andry Setiawan 3 1 1.260.000 10/07 15/07 02471 ✓ -
0716/2018
01/AR/TV- Christopher
52 TA 17/07/2018 1 1 480.000 13/07 16/07 02483 ✓ -
0717/2018 Danny
01/AR/BS-
53 TA 19/07/2018 Juniarto H 3 1 1.440.000 09/07 16/07 02489 ✓ -
0719/2018
01/CH/AG- Gema
54 WI 21/07/2018 1 2 1.020.000 20/07 20/07 02541 ✓ 20/07
0721/2018 Ramadhan
01/CH/BV-
55 WI 22/07/2018 Tedy Ade 4 1 3.320.000 18/07 18/07 02520 ✓ 18/07
0722/2018
01/AR/TV-
56 TA 23/07/2018 Yudistira Adi 1 1 480.000 18/07 22/07 02568 ✓ -
0723/2018
01/AR/TV-
57 TA 24/07/2018 Monica Esther 1 1 420.000 22/07 23/07 02579 ✓ -
0724/2018
01/AR/FV-
58 TA 25/07/2018 Iman Alfiando 1 1 420.000 20/07 24/07 02596 ✓ -
0725/2018
01/CH/UH-
59 WI 27/07/2018 Anang Wahyu 2 2 4.400.000 25/07 25/07 02610 ✓ 25/07
0727/2018
01/AR/BO-
60 TA 29/07/2018 Yohana 1 1 520.000 22/07 28/07 02655 ✓ -
0729/2018
Tabel 4.2 Compliance Test atas Prosedur Penjualan Kamar

46
47

Keterangan:

A : Penjualan diawali dengan pembuatan Reservation Form.

B : Membuat Form A untuk tamu yang akan melakukan check in.

C : Penjualan tercatat pada Room Count Sheet Report.

D : Tercatat pada laporan penerimaan kas harian.

Jawaban:

✓ : Sudah sesuai prosedur

 : Tidak sesuai prosedur

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan pengendalian internal telah dilaksanakan dengan efektif

oleh pihak manajemen Umalas Hotel & Residence. Hotel mempunyai struktur

organisasi yang menggambarkan susunan kepengurusan yang jelas, terdapat

pemisahan fungsi yang jelas, serta terdapat tugas dan wewenang secara

tertulis bagi setiap karyawan. Semua dokumen penjualan kamar yang tercetak

sudah diotorisasi oleh pihak yang berwenang dan memiliki nomor urut untuk

masing-masing dokumen, sehingga tidak terjadi kecurangan yang dilakukan

oleh karyawan dalam proses penjualan kamar. Serta setiap dokumen

penjualan yang ada telah diadministrasikan dengan baik di bagian Accounting,

sehingga mencegah terjadinya kehilangan dokumen. Namun, ada beberapa

hal yang masih perlu diperbaiki oleh pihak manajemen hotel, yaitu ada pada

SOP penjualan kamar. SOP penjualan kamar yang ada tidak tertulis secara

rinci dan jelas, tetapi SOP tersebut sudah menjelaskan prosedur penjualan
48

kamar secara garis besar sehingga setiap karyawan yang bersangkutan

dengan penjualan kamar dapat menjalankan masing-masing tugasnya

dengan baik.

Berdasarkan hasil uji kepatuhan yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa semua proses transaksi penjualan kamar pada bulan Mei

2018 hingga Juli 2018 sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Semua

penjualan kamar telah dicatat dengan benar yang merupakan hasil

penelusuran dari Invoice dan Receipt yang sudah dibuat. Tidak ada transaksi

penjualan yang tidak tercatat, semua pengendalian telah dijalankan dengan

baik. Semua tamu yang datang telah mempunyai Reservation Form dan pihak

Front Office sudah membuatkan Form A yang akan ditandatangani oleh tamu

sebelum kedatangan tamu ke hotel. Laporan penerimaan kas harian dicek

setiap hari oleh General Manager dan disetujui langsung oleh owner. Semua

transaksi penjualan secara individu (walk in) telah dicatat dengan benar di

laporan penerimaan kas harian dan rekening koran dari bank.


49

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penulis sudah melakukan pemeriksaan internal atas fungsi penjualan kamar

pada Umalas Hotel & Residence pada bulan Mei 2018 hingga Juli 2018, maka

penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan fungsi penjualan kamar yang telah diperiksa dan

berdasarkan observasi langsung di lapangan, pengendalian internal

Umalas Hotel & Residence sudah baik. Hotel sudah mempunyai

struktur organisasi yang menggambarkan susunan kepengurusan yang

jelas dan pemisahan tugas dan wewenang secara tertulis yang jelas

untuk setiap karyawannya. Dokumen penjualan kamar telah diotorisasi

oleh pihak yang berwenang dan masing-masing dokumen mempunyai

nomor urut sehingga tidak ada penjualan yang tidak tercatat. Setiap

dokumen penjualan kamar juga telah disimpan dengan baik oleh pihak

Accounting yang diperiksa oleh General Manager setiap periodenya

untuk mencegah terjadinya kehilangan.

2. Berdasarkan hasil uji kepatuhan (Compliance Test), standar

operasional prosedur dalam fungsi penjualan kamar Umalas Hotel &

Residence telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Prosedur penjualan kamar telah dijalankan dengan baik oleh karyawan

hotel yang bersangkutan dengan proses penjualan. Setiap proses

penjualan kamar telah diawali dengan pembuatan Reservation Form


50

kemudian proses dilanjutkan dengan pembuatan Form A sebelum tamu

datang untuk melakukan check in. Seluruh dokumen Form A telah

diotorisasi oleh tamu yang memesan kamar saat melakukan check in,

serta tamu yang melakukan pemesanan secara individu (walk in)

langsung melakukan pembayaran biaya penyewaan kamar secara

penuh dan semua pembayaran telah dicatat pada laporan penerimaan

kas harian. Pihak Front Office telah mencatat semua penjualan kamar

pada Room Count Sheet Report pada hari yang sama. Pada saat check

out, pihak Front Office juga telah mencetak Receipt bagi setiap tamu

yang melakukan pemesanan kamar secara individu dan mengirim

Invoice kepada travel agent bagi tamu yang melakukan pemesanan

kamar melalui travel agent untuk menagihkan biaya penyewaan kamar.

5.2 Saran

Saran yang diajukan penulis atas kelemahan dalam pengendalian internal

atas fungsi penjualan kamar Umalas Hotel & Residence adalah melakukan

penyempurnaan SOP yang ada, sehingga SOP penjualan kamar menjadi rinci

dan jelas. SOP penjualan kamar sebaiknya tertulis secara rinci dan jelas,

dengan demikian tidak terjadi kesalahan pada proses penjualan kamar yang

dilakukan oleh karyawan hotel.

5.3 Laporan Hasil Audit Pengendalian Internal

Sebagai tahap akhir pada proses audit pengendalian internal atas fungsi

penjualan kamar pada Umalas Hotel & Residence, maka penulis melampirkan
51

hasil audit pengendalian internal dalam laporan audit yang ditujukan kepada

General Manager Umalas Hotel & Residence:


52

LAPORAN AUDIT PENGENDALIAN INTERNAL

Kepada Yth.

Umalas Hotel & Residence

Jl. Umalas II No. 83, Kerobokan, Kuta, Bali

Dengan Hormat,

Kami telah melakukan audit pengendalian internal atas fungsi penjualan

kamar pada Umalas Hotel & Residence tahun 2018. Tujuan dilaksanakannya

audit adalah untuk menilai efektivitas pengendalian internal dalam fungsi

penjualan kamar dan konsistensi pelaksanaan fungsi penjualan kamar selama

bulan Mei, Juni, dan Juli tahun 2018 sesuai dengan SOP yang telah

ditetapkan.

Kami telah menguji pengendalian internal atas penjualan kamar

Umalas Hotel & Residence menggunakan wawancara dengan Internal Control

Questionnaire (ICQ) dan melakukan Compliance Test atas beberapa prosedur

penjualan kamar.

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian kami, Umalas Hotel &

Residence telah memiliki pengendalian internal yang cukup memadai atas

penjualan kamar. Pengendalian internal juga sudah cukup memadai dalam

mencegah terjadinya kecurangan dalam penjualan kamar. Dan seluruh

pengendalian internal sudah dengan konsisten dijalankan. Namun, ada

temuan yang kami dapatkan dan usulan perbaikan yang diharapkan dapat

meningkatkan efektivitas dalam prosedur penjualan kamar, yaitu:


53

Temuan

SOP penjualan kamar yang ada tidak tertulis secara rinci.

Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan pada proses penjualan

kamar yang dilakukan oleh karyawan hotel, seperti tidak adanya Form A yang

dibuat oleh pihak Front Office bagi tamu yang melakukan check in, sehingga

hotel tidak dapat menagih pembayaran kepada pihak travel agent.

Usulan Perbaikan

SOP penjualan kamar sebaiknya tertulis secara rinci dan jelas, sehingga tidak

terjadi kesalahan atau fraud pada proses penjualan kamar.

Demikian laporan ini kami buat, terima kasih kepada Bapak Made Suda

dan manajemen lainnya yang telah berkenan dan membantu selama audit ini

dilakukan.

Jakarta, 23 Juli 2019

Rama Alexander Hehuwat


54

DAFTAR RUJUKAN

Mulyadi. (2014). Auditing Buku 1 (7th ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Eilifsen, A., Messier, W.F., Glover, S.M., Prawitt, D.F. (2014). Auditing &
Assurance Services (3rd ed.). New York: McGraw-Hill.

Tuanakotta, M.T. (2015). Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.

Hayes, R., Wallage, P., Gortemake, H. (2014). Principle of Auditing (3rd ed.).
London: Pearson Education.

Hery. (2013). Setiap Auditor Harus Baca Buku Ini!. Jakarta: Grasindo.

Dewi, E.P. (2015). Pengendalian Internal atas Siklus Pendapatan di Nusa Dua
Beach Hotel & Spa (Studi pada Departemen Food & Beverage).
Universitas Pendidikan Ganesha, Bali.

AICPA. (2009). Executive Summary Audit Sampling Considerations of Circular


A-133 Compliance Audits. New York: American Institute of Certified
Public Accountants, Inc.

Asriyanti, N. (2014). Pengaruh Biaya Promosi terhadap Tingkat Penjualan


Motor
Pada PT Astra International TBK Cabang Kendari. Published thesis.
Universitas Halu Oleo. Kendari.

Sahaja, I. (2014). Pengertian Penjualan. Retrieved July 23, 2019,


http://irwansahaja.blogspot.com/2014/05/pengertian-penjualan.html

Sari, Y., Nugroho, G. W. (2017). Pengaruh Audit Internal terhadap Operasi


Penjualan (Studi Kasus pada PT. Selamat Lestari Mandiri). Universitas
Muhammadiyah, Sukabumi.

Anda mungkin juga menyukai