Anda di halaman 1dari 25

FUNGSI

BAB 1

FUNGSI

PENDAHULUAN

Jika suatu kuantitas y bergantung pada


kuantitas x maka kuantitas y dikatakan sebagai
fungsi dari kuantiitas x. Banyak fenomena atau
kejadian dialam ini yang dapat dipandang sebagai
fungsi . Suhu atau temperatur udara sebagi fungsi
dari waktu . Besar gaya gravitasi bumi sebagai
fungsi dari ketinggian atas permukaan tanah .
Jumlah langkah suatu algoritma komputer sebagai
fungsi dari banyaknya unsur yang dilibatkan.

Pada sub bab 2.1 akan didefinisikan apa


yang dimaksudkan dari suatu fungsi. Kemudian
pada sub bab 2.2 akan disajikan bermacam-macam
cara penggambaran fungsi.Sifat-sifat fungsi akan
dibahas pada subbab 2.3 . Pada subbab 2.4 akan
diperkenalkan fungsi-fungsi sederhana beserta
gambar dan bagaimana cara menggambarkan
kurvanya. Tentang Invers dan komposisi fungsi
fungsi memungkinkan kita memperoleh fungsi
baru dari fungsi yang telah diketahui. Pada subbab
2.5 akan dimuat cara menggambarkan fungsi
dengan menggeser fungsi sederhana yang telah
diketahui kurvanya.
FUNGSI

2.1 Apa fungsi itu?

Polan, seorang mahasiswa


Fakultas Teknik suatu Universitas X, ingin membeli
saham pada bursaefek Jakarta. Untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal si Polan
harus dapat menentukan waktu yang tepat untuk
membeli saham tertentu yang diinginkannya.
Untuk itu, si Polan mengumpulkan data
pergerakan IHSG (indeks harga saham gabungan)
selama dua minggu dari hari Senin, 7 Agustus 2017
sampai Jum’at, 18 Agustus 2017, tidak termasuk
hari sabtu dan minggu.

Tabel 2.1: Indeks harga saham gabungan


*selama 2 minggu

(Senin, 7 Agustus 2017 sampai Jum’at, 18


Agustus 2017)

Hari I Hari I
H H
G G
S S
Senin, 6 Senin, 6
7-8- 3 14-8- 3
2017 6 2017 3
Selasa 6 Selasa, 6
,8-8- 3 15-8- 3
2017 0 2017 6
Rabu, 6 Rabu, 6
9-8- 3 16-8- 2
2017 2 2017 0
FUNGSI

Kamis, 6 Kamis, 6
10-8- 4 17-8- 0
2017 0 2017 2
Jum’at 6 Jum’at, 6
, 11-8- 3 18-8- 0
2017 5 2017 0
*: IHSG dibulatkan sampai angka satuan.

Dari tabel dapat di lihat tiap hari


memberikan satu dan hanya satu IHSG. Hal itu
berarti IHSG adalah fungsi dari waktu. Walaupun
tidak ada rumus yang cocok untuk menentukan
IHSG, tapi IHSG memenuhi definisi sebagai fungsi:
tiap tanggal t tertentu menentukan IHSG yang
terkait dengan tanggal itu.

2.1.1 Definisi

Definisi Fungsi

Misalkan A dan B merupakan himpunan.


Fungsi dari himpunan A ke B adalah aturan yang
mengkaitkan tiap unsur dalam himpunan A dengan
suatu unsur unik / tunggal di himpunan B.

Secara simbol fungsi dengan f : A → B.


Himpunan semua nilai x di A disebut dengan
domain dan himpunan semua nilai fungsi yang
dihasilkan disebut dengan range. Berikut ini
definisi yang lebih persis untuk domain dan range.
FUNGSI

Definisi Domain

Misalkan f : R → R, R adalah himpunan


bilangan riil. Domain fungsi f, ditulis Dengan Df ,
adalah himpunan semua nilai x ∈ R, sehingga f(x)
dapat dihitung sebagai suatu bilangan riil.

Domain fungsi f kadangkala disebut


dengan daerah asal fungsi f atau daerah definisi
fungsi f.

Definisi Range

Misalkan f : R → R, R adalah himpunan


bilangan riil. Range fungsi f, ditulis dengan Rf ,
adalah himpunan bagian R yang memuat semua
nilai – nilai dari fungsi f.

Secara notasi Rf ditulis dengan

Rf := {y ∈ R;y nilai dari fungsi f}.

2.1.2 Menghitung domain dan range fungsi

Andaikan kita membuat sebuah program


komputer. Dalam program tersebut terdapat
fungsi

√𝑥 − 1
𝑓(𝑥) =
𝑥−2
FUNGSI

Agar program komputer bisa dijalankan harus


diketahui pada nilai x yang mana fungsi bisa
diperoleh nilainya. Perhitungan untuk
memperoleh nilai x yang mungkin adalah proses
perhitungan domain atau Df . Kemudian nilai yang
dihasilkan oleh f(x) untuk semua nilai x yang
mungkin akan diperoleh range atau Rf .

Untuk fungsi yang berbentuk pecahan


dalam menghitung Df harus diperhatikan 3 poin
berikut.

1. Penyebut tidak boleh nol


2. Tentukan daerah definisi masing – masing
komponen atau faktor yang ada dalam
fungsi. Daerah definisi komponen dan
faktor fungsi tergantung pada bentuk
komponen dan faktornya. Contohnya
komponen √𝑥 − 1 mempunyai daerah
definisi x – 1 ≥ 0 dan 1n(x2 – 1) mempunyai
daerah definisi x2 – 1 ≥ 0. Pengetahuan
daerah definisi macam – macam bentuk
fungsi bisa dilihat pada sub bab 2.3.
3. Lakukan irisan dari daerah – daerah yang
diperoleh pada poin 1 dan 2. Daerah irisan
itulah yang menjadi Df .

Untuk fungsi yang tidak berbentuk pecahan


menghitung Df hanya dengan melakukan poin 2
dan 3.
FUNGSI

Contoh 2.1

Tentukan Df fungsi f yang didefinisikan sebagai


berikut

√2 − 𝑥 1
𝑓(𝑥) = + 6√3𝑥 + 2 +
√3 + 𝑥 𝑥−3

Jawab:

1. Jika penyebut tidak boleh nol maka x ≠ -3


dan 3 atau {𝑥 ∈ 𝑅; 𝑥 ≠ −3 dan 3}.
2. Daerah definisi suku pertama, ditulis Df1
adalah 2 – x ≥ 0 dan 3 + x > 0 atau Df1 = (-
3,2].
Daerah definisi suku kedua, ditulis Df2
2
adalah 3x + 2 ≥ 0 atau Df2 = [- , +∞).
3
Daerah definisi suku ketiga, ditulis Df3
adalah x ≠ 3 atau Df3 = {𝑥 ∈ 𝑅; 𝑥 ≠ 3}
3. Df = {𝑥 ∈ 𝑅; 𝑥 ≠ 3 dan 3}∩Df1∩Df2∩Df3
2
= {𝑥 ∈ 𝑅; 𝑥 ≠ 3 dan 3}∩(-3,2]∩ [- 3
,
+∞)∩{𝑥 ∈ 𝑅; 𝑥 ≠ 3}
2
= [- 3 , 2].

2
Jadi nominal fungsi f(x) adalah [- 3 , 2].

Misalkan f mempunyai daerah asal Df.


Untuk menentukan apakah bilangan y yang
diberikan merupakan unsur di Rf selesaikan
FUNGSI

persamaan 𝑓(𝑥) = 𝑦, 𝑥 𝜖 Df . Jika terdapat solusi


untuk 𝑥 𝜖 Df maka 𝑦 𝜖 Rf. Jika tidak maka y ≠ Rf.

Contoh 2.2

Definisikan fungsi f(x) = 3 + √4 − 𝑥 2 .

a. Apakah 4 𝜖 Rf?
b. Apakah 2 𝜖 Rf?
c. Tentukan Rf.

Jawab:

Domain fungsi f(x) = 3 + √4 − 𝑥 2 adalah Df = [-2,2]

a. Jika diselesaikan persamaan diatas, 4 = 3 +


√4 − 𝑥 2 diperoleh x = ± √3. Nilai x yang
demikian ada di Df. Jadi 4 𝜖 Rf .
b. Jika diselesaikan persamaan diatas , 2 = 3
+ √4 − 𝑥 2, maka tidak ada nilai x yang
memenuhi persamaan diatas sehingga 2 ∉
Rf.
c. 4 – x2 ≥ 0
d. √4 − 𝑥 2 ≥ 0
e. F(x) = 3 + √4 − 𝑥 2 ≥ 3.
f. Jadi nilai 3 ≤ f(x) ≤ 5 atau Rf = [3,5].

Perhitungan domain dan range fungsi sangat


bergantung pada bentuk fungsinya. Dalam buku ini
perhitungan domain dan range fungsi dibatasi
FUNGSI

pada fungsi – fungsi yang akan dibahas pada sub


bab 2.3.

2.2 Gambar grafik fungsi

Ada banyak cara untuk menyajikan fungsi


tergantung tujuannya. Fungsi dapat disajikan
dalam bentuk tabel seperti pada tabel 2.1. Data
yang terdapat pada tabel 2.1 juga dapat disajikan
dalam fungsi seperti pada grafik berikut ini
(gambar 2.1 dan gambar 2.2)

(Gambar Skip)

Gambar 2.1 Grafik Fungsi IHSG terhadap hari


dalam bentuk garis terhubung.

(Gambar Skip)

Gambar 2.2 Grafik Fungsi IHSG terhadap hari


dalam bentuk histogram.

2.3 Sifat – Sifat Fungsi

1. Genap dan Gasal

Berdasarkan sifat fungsi f(x) pada nilai


negatif dari variabel x, maka fungsi dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok:

a. Fungsi genap

b. Fungsi gasal

c. Fungsi bukan genap dan gasal


FUNGSI

Definisi fungsi genap

Fungsi f(x) yang memiliki sifat f(-x) = f(x) disebut


dengan fungsi genap

Bentuk geometri fungsi genap adalah simetri


terhadap sumbu y.

Definisi fungsi gasal

Fungsi f(x) yang memiliki sifat f(-x) = -f(x) disebut


dengan fungsi gasal

Bentuk geometri fungsi gasal adalah simetri


terhadap titik asal 0. Sedangkan fungsi bukan
genap dan gasal adalah fungsi yang bukan fungsi
genap dan fungsi gasal. Pada sub bab 2.4,
berdasarkan rumus identitas trigonometri sudut
negatif dapat disimpulkan bahwa fungsi cosinus
dan secant adalah fungsi genap dan fungsi sinus,
tangen, cotangen, cosecant adalah fungsi – fungsi
gasal.

2. Periodik

Fungsi f dikatakan periodik jika terdapat


suatu bilangan positif p sehingga

𝑓(𝑥 + 𝑝) = 𝑓(𝑥), 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑥 ∈ Df.

Bilangan p terkecil yang memenuhi sifat


diatas tersebut dengan perioda f. Salah satu
contoh fungsi periodik terdapat pada sub bab 2.4.
FUNGSI

2.4 Macam – Macam Fungsi

Apa yang ditemukan si Polan pada perilaku


IHSG pada dua minggu tersebut merupakan suatu
contoh fungsi yang rumusnya tidak bisa
ditentukan. Melihat contoh diatas, fungsi
digunakan untuk menyatukan ketergantungan
IHSG pada hari (ketergantungan suatu kuantitas
terhadap kuantitas lainnya). Berarti banyak sekali
fungsi yang bisa dibuat.

Fungsi sederhana dalam kalkulus I terbagi


atas:

1. Polinom atau suku banyak

2. Fungsi rasional

3. Fungsi trigonometri

4. Fungsi eksponensial

5. Fungsi sepotong - sepotong

Setelah dipelajari invers suatu fungsi di


sub bab 2.5 akan ditambahkan

1. Fungsi logaritma

2. Fungsi akar

3. Fungsi invers trigonometri

Fungsi invers diatas diperoleh dari invers


berturut – turut fungsi eksponen, fungsi suku
banyak dan fungsi trigonometri.
FUNGSI

1. Polinom atau suku banyak

Definisi suku banyak

Suku banyak, ditulis P(x), adalah fungsi dari


penjumlahan suku – suku yang suku – sukunya
berbentuk perkalian konstanta dengan xn.

Bentuk umum fungsi suku banyak

P(x) = anxn + an-1xn-1 + ... + a1x + a0

Dimana an, an-1,...,a1, dan a0 adalah bilangan riil dan


n bilangan bulat. Derajat suku banyak P(x) ditandai
oleh pangkat tertinggi suku banyak.

Suku banyak yang sederhana dan sangat sering


digunakan adalah:

a. Fungsi linier

Suku banyak yang memiliki derajat 1 disebut


dengan fungsi linier.

Bentuk umum fungsi linier:

F(x) = ax + b

Dimana : a menyatakan kemiringan dari grafik


fungsi f(x)

B diperoleh sebagai nilai y saat x = 0.

Domain fungsi linier adalah Df = R dan gambar


grafik fungsi linier adalah garis lurus.
FUNGSI

Bila diketahui persamaan linier y = ax + b, untuk


menggambar grafiknya tentukan dua titik A dan B
dari persamaan y = ax + b kemudian hubungkan
dengan garis lurus kedua titik tersebut. Jika
diketahui dua titik A: (x1, f(x1)) dan B: (x2, f(x2)) dari
suatu fungsi linier maka persamaannya bisa
ditentukan dengan memasukkan nilai x dan y pada
titik A dan B ke umum fungsi linier diperoleh f(x) =
ax + b, dengan
𝑓(𝑥1 )−𝑓(𝑥2 ) 𝑥1 𝑓(𝑥2 )−𝑥2𝑓(𝑥1 )
𝑎= 𝑥1 −𝑥2
dan 𝑏= 𝑥1 −𝑥2
.

(Gambar Skip)

Gambar 2.3 Grafik fungsi linier

b. Fungsi kuadratik

Fungsi kuadrat adalah suku banyak dengan


pangkat tertinggi 2.

Bentuk umum fungsi kaudrat:

f(x) ax2+ bx + c.

Domain fungsi kuadratik adalah Df = R dan gambar


fungsi kuadratik yang paling sederhana adalah
gambar grafik fungsi y = x2.

(Gambar Skip) Gambar 2.4 Grafik fungsi y = x2.

Untuk menggambar grafik fungsi kuadratik yang


lain diperlukan informasi – informasi tambahan.
Informasi tambahan untuk menggambar grafik
FUNGSI

fungsi kuadratik diperoleh dengan mengubah


bentuk f(x) menjadi bentuk kuadrat sempurna
𝑏 2 𝐷
f(x) = a(𝑥 + ) − ,
2𝑎 4𝑎

dengan D = b2- 4ac (bagaimana mendapatkannya?)


dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut

 Nilai a menyatakn arah kecekungan


gambar fungsi kuadratik.
i a > 0, gambar fungsi kuadrat akan cekung
ke atas.
Ii a < 0, gambar fungsi kuadrat akan cekung
ke bawah.
 Nilai D = b2- 4ac adalah diskriminan atau
pembeda apakah kurva fungsi kuadrat
berpotongan dengan sumbu x di dua titik,
satu titik, atau tidak berpotongan:
 Jika D > 0 maka kurva
berpotongan dengan sumbu x di
dua titik.
 Jika D < 0 maka kurva tidak
berpotongan dengan sumbu x.
 Jika D = 0 maka kurva
berpotongan dengan sumbu x
pada satu titik.
𝑏
 Garis x = − 2𝑎 adalah sumbu simetri atau
garis yang bersifat seperti cermin untuk
kurva fungsi kuadrat.
FUNGSI

𝑏 𝐷
 Titik P(− 2𝑎 − 4𝑎) adalah titik puncak
fungsi kuadrat yang bisa berupa titik
maksimum atau titik minimum.
Titik – titik lain yang diperlukan untuk
menggambar fungsi kuadratik adalah:
 Titik potong dengan sumbu y diperoleh
saat x = 0, yaitu titik A: (0,c).
 Titik potong dengan sumbu x saat y = 0,
yaitu titik B: (x1,0) dan B: (x2,0).

Dengan menghitung dan memperhatikan


pengaruh enam poin diatas maka kurva fungsi
kuadrat dengan mudah kita gambar.

Contoh 2.3

Gambar sketsa grafik fungsi kuadratik f(x) = -x2 + x


+ 6.

Jawab:

-Nilai a = -1 < 0. Jadi gambar sketsa grafik akan


cekung ke bawah.

-Nilai D = 1 – 4(-1)(6) = 25 > 0. Jadi kurva


berpotongan dengan sumbu x pada dua titik.
1 1
-Garis x = − = adalah sumbu simetri grafik
2(−1) 2
fungsi.
1 25
-Titik P(2 ,4
) merupakan titik puncak grafik
fungsi.
FUNGSI

-Titik potong dengan sumbu x, terjadi saat y = 0


atau 0 = -x2 + x + 6, dan diperoleh x1 = -2 dan x2 = 3.
Jadi titik potong sumbu x adalah P1(-2,0) dan
P2(3,0).

-Titik potong dengan sumbu y, terjadi saat x = 0


yaitu Q(0,6).

Gambar grafik fungsi diatas terlihat pada gambar


2.5 dibawah ini

(Gambar Skip)

Gambar 2.5 Grafik fungsi kuadratik f(x) = -x2 + x +


6.

c. Fungsi kubik

Fungsi kubik adalah suku banyak dengan pangkat


tertinggi 3.

Bentuk umum fungsi kubik adalah:

f(x) = ax3+ bx2+ cx + d.

Domain fungsi kubik adalah Df = R

Contoh yang paling sederhana dari fungsi kubik


adalah fungsi f(x) = x3.

(Gambar Skip)

Gambar 2.6 Grafik fungsi kubik f(x) = x3.


FUNGSI

2. Fungsi rasional

Definisi fungsi rasional

Fungsi rasional, ditulis R(x), didefinisikan sebagai


𝑃(𝑥)
𝑅(𝑥) = 𝑄(𝑥), dengan P(x) dan Q(x) berbentuk suku
banyak.

Contoh fungsi rasional yang sederhana adalah:


1
1. Fungsi R(x) = 𝑥.
1
2. Fungsi R(x) = 𝑥 2.

Dua gambar 2.7 dan 2.8 merupakan gambar untuk


contoh fungsi rasional diatas.

(Gambar Skip)
1
Gambar 2.7 Grafik fungsi R(x) =
𝑥
1
Gambar 2.8 Grafik fungsi R(x) =
𝑥2

3. Fungsi Trigonometri

Perhatikan lingkaran satuan x2 + y2 = 1 pada


gambar berikut:

(Gambar Skip)

Gambar 2.9 Lingkaran satuan

Titik P dalam koordinat kartesius ditulis dalam


satuan sudut t diperoleh
FUNGSI

x = cos t dan y = sin t.

Dengan mengingat pengetahuan dari SMU bahwa


satuan sudut bisa ditulis dalam derajat atau radian,
dimana 360° = 2𝜋 radian.

Berikut ini definisi fungsi sinus dan kosinus

Definisi fungsi sinus dan kosinus

Fungsi sinus dan kosinus dari t, didefinisikan sebagi

f(t) = sint

f(t) = cost

Definisi fungsi trigonometri yang lain didefinisikan


berdasarkan fungsi sinus dan kosinus.

Definisi fungsi tangen, cotangen, secant, dan


cosecant

Fungsi tangen, cotangen, secant, dan cosecant dari


sudut t, didefinisikan berturut – turut sebagai
berikut
𝑠𝑖𝑛 𝑡 𝑐𝑜𝑠 𝑡 1 1
tan t = , cot t = , sec t = , csc t =
𝑐𝑜𝑠 𝑡 𝑠𝑖𝑛 𝑡 𝑐𝑜𝑠 𝑡 𝑠𝑖𝑛 𝑡

Nilai sinus, cosinus, tangen, cotangen, secant, dan


cosecant dari sudut istimewa dapat dilihat pada
tabel 2.2.

Pada bab VII tentang integral dengan substitusi


trigonometri, dibutuhkan kemahiran dalam
menghitung fungsi trigonometri A jika diberikan
fungsi trigonometri B, misalnya diketahui cos t = x,
FUNGSI

berapa sin t?. Untuk dapat melihat hubungan


antara fungsi – fungsi trigonometri dapat dilihat
pada tabel 2.3.

Tabel 2.2 Nilai sudut istimewa fungsi trigonometri

Su S C T C S C
du i o a o e s
t n s n t c c
D R t t t t t t
e a
r d
a i
j a
a n
t

(-) tak terdefinisi


FUNGSI

Berikut ini adalah tabel hubungan antara fungsi –


fungsi trigonometri.

Tabel 2.3 Hubungan antara fungsi – fungsi


trigonometri

S C t c s c
i o a o e s
n s n t c c
t t t t t t
= = = = = =
x x x x x x
𝑥
S X √1 − 𝑥 2 1 √𝑥 2 − 1 1
i 2
√1 + 𝑥 √1 + 𝑥 2 𝑥
𝑥
n
t
C 1 𝑥 1
√1 − 𝑥 2x √𝑥 2 − 1
o √1 + 𝑥 2 √1 + 𝑥2 𝑥 𝑥
s
t
t 𝑥 1 1
√1 − 𝑥 2x √1 − 𝑥 2
a √1 − 𝑥2 𝑥 𝑥 √𝑥 2 −1
n
t
c 𝑥 1 x 1
√1 − 𝑥 2 √𝑥 2 − 1
o 2
𝑥 √1 − 𝑥 𝑥 √𝑥 2 −1
t
t
s 1 1 𝑥
√1 + 𝑥 2 √1 + 𝑥 2 x
e √1 − 𝑥 2 𝑥 𝑥 √𝑥 2 − 1
c
t
FUNGSI

c 1 1 𝑥 x
√1 + 𝑥 2 √1 + 𝑥 2
s 𝑥 2 2
√𝑥 − 1
√1 − 𝑥 𝑥
c
t

Contoh 2.4

Jika diketahui
𝑥+2
𝑠𝑖𝑛 𝜃 = ,
3

Tentukan fungsi trigonometri yang lain yang


merupakan fungsi dari 𝜃.

Jawab:
𝑥+2
Dengan mengingat 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 3
=
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎
, diperoleh

√5−4𝑥−𝑥 2 𝑥+2
𝑐𝑜𝑠 𝜃 = , 𝑡𝑎𝑛 𝜃 = ,
3 √5−4𝑥−𝑥 2

√5−4𝑥−𝑥 2 3
𝑐𝑜𝑡 𝜃 = , 𝑠𝑒𝑐 =
𝑥+2 √5−4𝑥−𝑥 2
3
dan 𝑐𝑠𝑐 =
𝑥+2

Berikut ini grafik fungsi – fungsi trigonometri


dengan variabel x memiliki satuan sudut radian.

 Grafik fungsi sinus


Domain fungsi f(x) = sin x, Df = R.
Range fungsi f(x) = sin x, Rf = [−1,1].
Perioda fungsi f(x) = sin x adalah 2𝜋.
FUNGSI

Gambar 2.10 Grafik fungsi sinus (gambar


skip)
 Grafik fungsi kosinus
Domain fungsi f(x) = cos x, Df = R
Range fungsi f(x) = cos x, Rf = [−1,1].
Perioda fungsi f(x) = cos x adalah 2𝜋.
Gambar 2.11 Grafik fungsi cosinus
(gambar skip)
 Grafik fungsi tangen
Domain fungsi f(x) = tan x, Df =
𝜋
{𝑥 ∈ 𝑅, kecuali 𝑥 = 𝑘 2 , dengan 𝑘 =
±1, ±3, ±5, … }
Range fungsi f(x) = tan x, Rf = R. Perioda
fungsi f(x) = tan x adalah 𝜋.
Gambar 2.12 Grafik fungsi tangen (gambar
skip)
 Grafik fungsi cotangen
Domain fungsi f(x) = cot x, Df =
{𝑥 ∈ 𝑅, kecuali 𝑥 = 𝑘𝜋, dengan 𝑘 = 0, ±1, ±2, ±3, … }
Range fungsi f(x) = cot x, Rf = R. Perioda
fungsi f(x) = cot x adalah 𝜋.
Gambar 2.13 Grafik fungsi cotangen
(gambar skip)
 Grafik fungsi secant
Domain fungsi f(x) = sec x, Df =
𝜋
{𝑥 ∈ 𝑅, kecuali 𝑥 = 𝑘 , dengan 𝑘 =
2
±1, ±3, ±5, … }
Range fungsi f(x) = sec x, Rf = R – (-1,1).
Perioda f(x) = sec x adalah 2𝜋.
FUNGSI

Gambar 2.14 Grafik fungsi secant (gambar


skip)
 Grafik fungsi cosecant
Domain fungsi f(x) = csc x, Df =
{𝑥 ∈ 𝑅, kecuali 𝑥 = 𝑘𝜋, dengan 𝑘 = 0, ±1, ±2, ±3, … }
Range fungsi f(x) = csc x, Rf = R – (-1,1).
Perioda fungsi f(x) = csc x adalah 2𝜋.
Gambar 2.15 Grafik fungsi cosecant
(gambar skip)

Identitas – identitas trigonometri berikut ini sering


dipergunakan dalam persoalan kalkulus I.

Kesamaan Phytagoras

sin2 x + cos2 x = 1

sec2 x – tan2 x = 1

csc2 x – cost2 x = 1

Fungsi sudut negative Fungsi kuadran

𝜋
sin(-x) = - sin x sin ( − 𝑥) = cos x
2

𝜋
cos(-x) = cos x sin ( + 𝑥) = cos x
2

tan(-x) = - tan x sin (𝜋 − 𝑥) = sin x

𝜋
cot(-x) = - cot x cos ( 2 − 𝑥) = sin x
FUNGSI

𝜋
sec(-x) = sec x cos ( 2 − 𝑥) = - sin x

𝜋
csc(-x) = - csc x cos ( 2 − 𝑥) = - cos x

Rumus penjumlahan sudut

sin (A + B) = sin A cos B + cos A sin B

sin (A - B) = sin A cos B - cos A sin B

cos (A + B) = cos A cos B - sin A sin B

cos (A - B) = cos A cos B + sin A sin B

𝑡𝑎𝑛 𝐴 + 𝑡𝑎𝑛 𝐵
tan (A + B) = 1 − 𝑡𝑎𝑛 𝐴 𝑡𝑎𝑛 𝐵

𝑡𝑎𝑛 𝐴− 𝑡𝑎𝑛 𝐵
tan (A - B) =
1+ 𝑡𝑎𝑛 𝐴 𝑡𝑎𝑛 𝐵

sin 2A = 2 sin A cos A

cos 2A = cos2 A – sin2 A = 1 – 2sin2 A = 2cos2 A - 1

2 𝑡𝑎𝑛 𝐴
tan 2A = 1−𝑡𝑎𝑛2 𝐴

Rumus setengah sudut

𝐴 1−cos 𝐴
sin 2 = ±√ 2

+ jika 𝐴/2 dalam kuadran I atau II


[ ]
− jika 𝐴/2 dalam kuadran III atau IV
FUNGSI

𝐴 1+cos 𝐴
cos 2 = ±√ 2

+ jika 𝐴/2 dalam kuadran I atau IV


[ ]
− jika 𝐴/2 dalam kuadran II atau III

𝐴 1− cos 𝐴
tan 2 = ±√ 1+cos 𝐴

+ jika 𝐴/2 dalam kuadran I atau III


[ ]
− jika 𝐴/2 dalam kuadran II atau IV

𝑠𝑖𝑛 𝐴 1−𝑐𝑜𝑠 𝐴
= 1+𝑐𝑜𝑠 𝐴 = 𝑠𝑖𝑛 𝐴
= csc A – cot A

Rumus hasilkali trigonometri

1
sin A sin B = 2 [cos (A - B) – cos (A + B)]

1
cos A cos B = 2 [cos (A - B) + cos (A + B)]

1
sin A cos B = 2 [sin (A - B) + sin (A + B)]

Contoh 2.5

Buktikan kebenaran persamaan – persamaan


berikut :

𝑐𝑜𝑠 2𝑡
1. cos t(cos t – tan t) = 𝑠𝑖𝑛 𝑡

1 𝑠𝑖𝑛 𝑡
2. 𝑠𝑖𝑛 𝑡 𝑐𝑜𝑠 𝑡 - 𝑐𝑜𝑠 𝑡 = cot t
FUNGSI

Jawab:

𝑐𝑜𝑠 𝑡 𝑠𝑖𝑛 𝑡
1. cos t(cot t – tan t) = cos t( 𝑠𝑖𝑛 𝑡 − 𝑐𝑜𝑠 𝑡)

cos2 𝑡−sin2 𝑡
= cos t( cos 𝑡 sin 𝑡
)

𝑐𝑜𝑠2𝑡
= cos t ( )
cos 𝑡 sin 𝑡

𝑐𝑜𝑠 2𝑡
=
𝑠𝑖𝑛 𝑡

2. 1

Anda mungkin juga menyukai