Anda di halaman 1dari 142

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI


(MKB 4671203)

Nama : Rizky Saifullah


NIM : 5160711028
Unit : 1 – 11
Judul Praktikum : Hasil Laporan Praktikum
Tanggal Praktikum : 06 Februari – 08 Mei 2019

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI & ELEKTRO
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2019
LAPORAN 1

LOGIKA DASAR DIAGRAM LADDER (06 Februari 2019)

Pendahuluan
 Dasar Teori
o PLC
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai
yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika
0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya
dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan
oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau
besaran yang diamati.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses


pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik
membutuhkan PLC. Semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin
penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan
sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Penggunaan PLC
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses
konvensional, antara lain:
o Dibandingkan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang
dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%;
o PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem proses
kontrol konvensional (berbasis relai);
o Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat;
o Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan
dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian
program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
o Tidak membutuhkan spare-part yang banyak;
o Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup kompleks;
o Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.

o Ladder Diagram

Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar. Instruksi
yang dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang garis horizontal
dimulai dari kiri dan dari atas ke bawah.

Ladder diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian listrik dan


dimaksudkan untuk menunjukkan urutan kejadian, bukan hubungan kabel antar
komponen. Pada ladder diagram memungkinkan elemen-elemen elektrik dihubungkan
sedemikian rupa sehingga keluaran (output) tidak hanya terbatas pada ketergantungan
terhadap masukan (input) tetapi juga terhadap logika.

Ladder languages merupakan bahasa pemrograman yang menuliskan instruksi


kontrol secara grafis. Untuk menggambarkan ladder language/diagram ada beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu [2] :

A. Daya mengalir dari kiri ke kanan.


B. Output ditulis pada bagian yang paling kanan.
C. Tidak ada kontak yang diletakkan di sebelah kanan output.
D. Setiap output disisipkan satu kali dalam setiap program.

Ladder diagram memuat beberapa blok yang dapat mempresentasikan aliran


program dan fungsi seperti [4] :

1. Contact

Contact dapat berupa kontak input (sakelar, push button), kontak internal
variabel (relay otomatis) dan lain-lain, ada 4 macam tipe kontak yaitu :

a. Kontak NO (Normally Open) adalah kontak yang terdapat pada ladder


diagram dimana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam
keadaan terbuka.
b. Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder
diagram di mana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak
dalam keadaan tertutup.
c. Kontak rising edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari
logika “0” menjadi logika “1”.
d. Kontak falling edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari logika “1”
menjadi logika “0”
2. Coil

Coil secara umum menyatakan output, ada 4 macam tipe coil yaitu :

a. Coil.
b. Negatif coil.
c. SET coil.
d. Reset coil.
o

 Alat dan Bahan


o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Programmer
Pembahasan

Ladder Diagram

1. NO (Normally Open)
NO (Normally Open) adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram dimana pada
saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam keadaan terbuka.

Jadi cara kerja dari kontak diatas adalah pada saat kontak tidak ditekan dan dialiri arus
listrik, arus listrik tidak dapat mencapai output tetapi jika kontak ditekan dan dialiri
arus lisrik, maka arus listik dapat mencapai output.

2. NC (Normally Close)

Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di
mana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam keadaan tertutup.

Jadi cara kerja dari kontak diatas adalah pada saat kontak tidak ditekan dan dialiri arus
listrik, arus listrik dapat mencapai output tetapi jika kontak ditekan dan dialiri arus
lisrik, maka arus listik tidak dapat mencapai output.

3. AND
Logika AND hanya akan menghasilkan output yang bernilai 1 bila semua input
Normally Open yang terhubung secara seri bernilai 1. Sedangkan bila ada satu saja
input Normally Open yang bernilai 0 maka output-nya akan bernilai 0.

4. OR
Logika OR pada PLC tersusun dari beberapa input Normally Open yang tersusun
paralel. Sehingga bila ada salah satu input Normally Open yang bernilai 1 maka
output-nya akan bernilai 1. Sedangkan bila semua input Normally Open bernilai 0
maka output-nya akan bernilai 0.

5. SELF-HOLDING

Tabel Kebenaran SHC (Self Holding Circuit)


Input Self holding
B A Y
0 0 Terlarang
0 1 1
1 0 Stop
1 1 Terlarang

Rangkaian Self Holding Circuit (SHC) akan bekerja aktif atau menyalakan
lampu output jika kondisi B=0 dan A=1 sesaat (output lampu hidup dan langsung
mati). Dan kondisi lampu akan mati jika kondisi input B=1 dan A =0. Jika input A=B
maka kodisi ini terlarang (lampu mati).
Kesimpulan

Pada praktikum kali ini membahas mengenai NO, NC, OR, AND, SELF-HOLDING
dimana NO (Normally Open) dimana saklar pada posisi normal terbuka dan jika beban ingin
dialiri arus listik maka harus menekan saklar terlebih dahulu, AND jika beban ingin dialiri
arus listrik maka semua saklar harus ditekan, NC (Normally Close) dimana saklar pada posisi
normal tertutup dan jika beban ingin dialiri arus listrik maka tidak perlu menekan saklar,
karna tanpa saklar ditekan arus listrik dapat terhubung ke beban, OR jika beban ingin dialiri
arus listrik maka salah satu atau kedua saklar harus ditekan dan Self-Holding dimana saklar
harus posisi selalu ditekan untuk mengaliri arus listrik ke beban.

Daftar Pustaka

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 11:48 dari :


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/MODUL_3_-
_LADDER,_PLC_ADDRESS_DIGITAL_IO.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 12:19 dari :


https://www.edukasielektronika.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 16:55 dari : http://lang8088.blogspot.com/2011/12/fungsi-


logika-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 15.23 dari : http://eprints.undip.ac.id/41701/12/BAB_II.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:06 dari : http://jagootomasi.com/dasar-pemrograman-plc/

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:18 dari : https://dokumen.tips/download/link/laporan-self-


holding-circuit-dan-timer2
LAPORAN 2

PENGENALAN APLIKASI CX-PROGRAMMER(13 Februari 2019)

Pendahuluan
 Dasar Teori
o PLC
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai
yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika
0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya
dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan
oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau
besaran yang diamati.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


4. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.
5. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
6. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses


pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik
membutuhkan PLC. Semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin
penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan
sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Penggunaan PLC
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses
konvensional, antara lain:
o Dibandingkan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang
dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%;
o PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem proses
kontrol konvensional (berbasis relai);
o Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat;
o Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan
dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian
program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
o Tidak membutuhkan spare-part yang banyak;
o Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup kompleks;
o Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.
o Ladder Diagram

Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar. Instruksi
yang dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang garis horizontal
dimulai dari kiri dan dari atas ke bawah.

Ladder diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian listrik dan


dimaksudkan untuk menunjukkan urutan kejadian, bukan hubungan kabel antar
komponen. Pada ladder diagram memungkinkan elemen-elemen elektrik dihubungkan
sedemikian rupa sehingga keluaran (output) tidak hanya terbatas pada ketergantungan
terhadap masukan (input) tetapi juga terhadap logika.

Ladder languages merupakan bahasa pemrograman yang menuliskan instruksi


kontrol secara grafis. Untuk menggambarkan ladder language/diagram ada beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu [2] :

A. Daya mengalir dari kiri ke kanan.


B. Output ditulis pada bagian yang paling kanan.
C. Tidak ada kontak yang diletakkan di sebelah kanan output.
D. Setiap output disisipkan satu kali dalam setiap program.

Ladder diagram memuat beberapa blok yang dapat mempresentasikan aliran


program dan fungsi seperti [4] :

1. Contact

Contact dapat berupa kontak input (sakelar, push button), kontak internal
variabel (relay otomatis) dan lain-lain, ada 4 macam tipe kontak yaitu :

a. Kontak NO (Normally Open) adalah kontak yang terdapat pada ladder


diagram dimana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam
keadaan terbuka.
b. Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder
diagram di mana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak
dalam keadaan tertutup.
c. Kontak rising edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari
logika “0” menjadi logika “1”.
d. Kontak falling edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari logika “1”
menjadi logika “0”
2. Coil

Coil secara umum menyatakan output, ada 4 macam tipe coil yaitu :

a. Coil.
b. Negatif coil.
c. SET coil.
d. Reset coil.
o

 Alat dan Bahan


o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Programmer
Pembahasan

 Normally Open (NO)

Rangkaian diatas merupakan saklar normally open(0.00) dan beban(100.00), kondisi


diatas adalah saklar dalam keadaan off dimana saklar terbuka dan arus listrik tidak
dapat mengair ke beban

Rangkaian diatas merupakan saklar normally open dengan keadaan on dimana saklar
menutup dan beban dapat dialiri arus listrik

 Normally Close (NC)

Rangkaian diatas merupakan saklar normally close(0.01) dan beban(100.01), kondisi


diatas adalah saklar dalam keadaan off dimana saklar tertutup dan arus listrik dapat
mengair ke beban

Rangkaian diatas merupakan saklar normally close dengan keadaan on dimana saklar
terbuka dan beban tidak dapat dialiri arus listrik

 Self Holding

Rangkaian diatas merupakan rangkaian self holding dimana pada saat input3(0.02)
posisi on maka output3(100.2) akan menyala, namun jikan input3 dikembalikan ke
keadaan off maka output3 akan tetap menyala, dan untuk mematikan output3 dapat
melalui input4
 Rangkaian 2 lampu

Rangkaian ini memiliki 2 lampu sebagai beban lampu1(100.04) dan lampu2(100.05)


Dan memiliki 3 saklar ON(0.04), OFF1(0.05) and OFF2(0.06) dan beberapa saklar
tambahan seperti saklar LAMP1(100.04), OFF1(0.05) dan LAMP2(100.05), dimana
tiap-tiap saklar memiliki peran dan fungsi yang berbeda,
Lampu1 pada rangkaian tersebut akan menyala ketikan saklar ON pada posisi
aktif(on) dan akan terus menyala ketika saklar ON dimatikan posisi(off), namun
lampu1 akan mati ketika saklar OFF1 ditekan(on) dan akan menghidupkan lampu2,
lalu lampu2 akan mati ketika saklar OFF2 ditekan(on).
o Pada saat saklar ON diaktifkan(on)

Gambar diatas kondisi dimana saklar ON posisi on dan beban dapat menyala karna
langsung menerima arus listrik dari sumber melalui saklar ON dan diteruskan oleh
saklar OFF1 sekaligus menyalurkan arus listrik dari sumber melalui saklar LAMP1
o Pada saat saklar ON dimatikan(off)
Gambar diatas kondisi dimana saklar ON posisi off namun beban masih menyala
dikarenakan saklar LAMP1 dengan identitas beban masih mendapatkan sumber dan
diteruskan oleh saklar OFF1
o Pada saat saklar OFF1 aktifkan(on)

Gambar diatas kondisi saklar OFF1 ditetekan(on) dimana lampu1 mati dan lampu2
meyala hal ini dikarenakan pada saat saklar OFF1(NC) ditekan on maka saklar bantu
OFF(NO) akan berada pada posisi on juga dan arus listrik dapat mengalir melalui
saklar bantu OFF1(NO) melalui OFF2 dan langsung ke beban yang mengakibatkan
beban dapat menyala
o Pada saat saklar OFF2 diaktifkan(on)

Gambar diatas kondisi saklar OFF2 diaktifkan(on) dimana kedua lampu tidak
menyala hal ini disebabkan arus yang mengalir ke lampu1 sudah terputus sejak saklar
OFF1 diaktifkan dan arus yang mengair ke lampu2 terputus dikarenakan saklar OFF2
diaktifkan(on).
 Rangkaian 3 lampu
Rangkaian ini memiliki 3 lampu sebagai beban lampu1(100.04) dan lampu2(100.05)
dan lampu3(100.06) serta memiliki 4 saklar ON(0.04), OFF1(0.05) and OFF2(0.06)
dan OFF3(0.07) serta beberapa saklar tambahan seperti saklar LAMP1(100.04),
OFF1(0.05), LAMP2(100.05) dan LAMP3(100.06) dimana tiap-tiap saklar memiliki
peran dan fungsi yang berbeda
Lampu1 pada rangkaian tersebut akan menyala ketikan saklar ON pada posisi
aktif(on) dan akan terus menyala ketika saklar ON dimatikan posisi(off), namun
lampu1 akan mati ketika saklar OFF1 ditekan(on) dan akan menghidupkan lampu2,
lalu lampu2 akan mati ketika saklar OFF2 ditekan(on) namun lampu3 akan menyala
pada saat itu juga, lalu ketika saklar OFF3 ditekan(on) maka lampu3 akan mati.
Cara tersebut sama seperti rangkaian lampu2 hanya saja ditambahkan 1 buah
lampu yaitu lampu3 dan saklar OFF3 untuk mematikan lampu3
o Pada saat saklar OFF2 diaktifkan(on)
Gambar diatas kondisi saklar OFF2 ditekan(on) dimana lampu2 mati dan lampu 3
menyala lampu3 dapat menyala dikarenakan saklar OFF2 pada posisi on dan saklar
bantu OFF2 juga menjadi on dimana arus dapat mengalir melalui saklar bantu OFF2
menuju lampu3 melalui saklar OFF3.
o Pada saat saklar OFF3 diaktifkan(on)

Gambar diatas kondisi saklar OFF2 diaktifkan(on) dimana kedua lampu tidak
menyala hal ini disebabkan arus yang mengalir ke lampu1 sudah terputus sejak saklar
OFF1 diaktifkan dan arus yang mengair ke lampu2 terputus dikarenakan saklar OFF2
diaktifkan(on).

 Tugas
i. Ketika tombol A ditekan, maka Lampu 1 akan menyala, dan Lampu 2 & 3 mati.
ii. Ketika tombol A dilepas, maka Lampu 1 tetap menyala, dan Lampu 2 & 3 tetap mati.
iii. Ketika tombol B ditekan, maka Lampu 2 akan menyala, dan Lampu 1 & 3 mati.
iv. Ketika tombol B dilepas, maka Lampu 2 tetap menyala, dan Lampu 1 & 3 tetap mati.
v. Ketika tombol C ditekan, maka Lampu 3 akan menyala, dan Lampu 1 & 2 mati.
vi. Ketika tombol C dilepas, maka Lampu 3 tetap menyala, dan Lampu 1 & 2 tetap mati.
vii. Ketika tombol D ditekan, maka Lampu 1 akan menyala kembali, dan Lampu 2 & 3 mati.
Gambar diatas merupakan rangkaian dari tugas yang diberikan

 Ketika tombol A ditekan, maka Lampu 1 akan menyala, dan Lampu 2 & 3 mati.

Lampu 1 menyala dikarenakan mendapatkan arus listrik secara langsung yang berasal
dari saklar A dan diteruskan oleh saklar B.

 Ketika tombol A dilepas, maka Lampu 1 tetap menyala, dan Lampu 2 & 3 tetap mati.
Lampu 1 masih dapat menyala dikarenakan saklar lampu 1(100.01) masih menyuplai
arus listrik menuju lampu 1 dari sumber.

 Ketika tombol B ditekan, maka Lampu 2 akan menyala, dan Lampu 1 & 3 mati.

Ketika saklar B ditekan pada posisi on maka arus listrik tidak dapat menuju ke lampu
1 yang mengakibatkan lampu 1 mati, menekan saklar B ke posisi on sekaligus
menghubungkan saklar B lainnya untuk menghubungkan arus listrik ke lampu 2
melalui saklar C yang mengakibatkan lampu 2 menyala.

 Ketika tombol B dilepas, maka Lampu 2 tetap menyala, dan Lampu 1 & 3 tetap mati.

Ketika saklar B ditekan kembali pada posisi off lampu 2 masih menyala dikarenakan
saklar bantu lampu 2(100.02) pada posisi on dan mengalirkan arus listrik ke lampu 2
yang mengakibatkan lampu 2 menyala.
 Ketika tombol C ditekan, maka Lampu 3 akan menyala, dan Lampu 1 & 2 mati.

Ketikan tombol C ditekan atau posisi on maka lampu 2 akan mati karna arus listrik
tidak dapat melewati saklar C yang merupakan saklar normally close, namun
menekan saklar C ke posisi on sekaligus mengaktifkan saklar C lainnya yang
merupakan saklar normally open yang akan menghubungkan arus listrik dari sumber
menuju ke lampu 3 yang mengakibatkan lampu 3 akan menyala.

 Ketika tombol C dilepas, maka Lampu 3 tetap menyala, dan Lampu 1 & 2 tetap mati.

Ketika saklar C ditekan kembali pada posisi off lampu 3 masih menyala dikarenakan
saklar bantu lampu 3(100.03) pada posisi on dan mengalirkan arus listrik ke lampu 3
yang mengakibatkan lampu 2 menyala.
 Ketika tombol D ditekan, maka Lampu 1 akan menyala kembali, dan Lampu 2 & 3
mati.

Ketika saklar D ditekan atau posisi on maka akan memutuskan arus listrik yang
menuju ke lampu 3 yang mengakibatkan lampu 3 mati, namun sekaligus
mengaktifkan saklar D pada rangkaian lampu 1 yang mengakibatkan mengalirnya
arus listrik dari sumber melalui saklar D diteruskan ke saklar B lalu ke lampu 1 yang
mengakibatkan lampu 1 menyala.

Kendala
Tidak ada kendala yang terjadi selama melakukan praktikum, namun harus benar-
benar diperatikan ketika memasukkan komponen ke dalam rangkaian pastikan alamat output
harus sama seperti alamat pada input supaya tidak terjadi error pada rangkaian, selain itu jika
ingin memberikan alamat yang sama pada suatu rangkaian pastikan kita benar-benar
mengetahui apa fungsi dan peran dari komponen yang memiliki alamat yang sama tersebut.

Kesimpulan

Pada rangkaian kali ini terdapat beberapa komponen yang digunakan yaitu saklar
normally open(NO), normally close(NC), input dan output dan juga menggunakan prinsip
self-holding pada rangkaian tugas yang dilakukan selama praktikum, dimana saklar NO akan
mengalirkan arus listrik ketika posisi ON dan tidak mengalirkan arus listrik ketika OFF,
berkabalikan dengan saklar NC, dan self-holding dimana rangkaian akan tetap menyala
meskipun saklar awal dimatikan dikarenakan ada saklar lainnya yang menghubungkan arus
listrik ke beban.
Daftar Pustaka

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 11:48 dari :


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/MODUL_3_-
_LADDER,_PLC_ADDRESS_DIGITAL_IO.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 12:19 dari :


https://www.edukasielektronika.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 16:55 dari : http://lang8088.blogspot.com/2011/12/fungsi-


logika-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 15.23 dari : http://eprints.undip.ac.id/41701/12/BAB_II.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:06 dari : http://jagootomasi.com/dasar-pemrograman-plc/

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:18 dari : https://dokumen.tips/download/link/laporan-self-


holding-circuit-dan-timer2
LAPORAN 3

TIMER DAN COUNTER (20 Februari 2019)

Pendahuluan
 Dasar Teori
o PLC

PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses
konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor
terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang
dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika 0 atau
1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya dinamakan
diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan oleh PLC
yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus
dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau
besaran yang diamati.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


7. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.
8. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
9. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses


pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik
membutuhkan PLC. Semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin
penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan
sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Penggunaan PLC
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses
konvensional, antara lain:
o Dibandingkan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang
dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%;
o PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem proses
kontrol konvensional (berbasis relai);
o Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat;
o Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan
dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian
program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
o Tidak membutuhkan spare-part yang banyak;
o Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup kompleks;
o Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.
o Ladder Diagram
Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar.
Instruksi yang dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang
garis horizontal dimulai dari kiri dan dari atas ke bawah.

Ladder diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian listrik


dan dimaksudkan untuk menunjukkan urutan kejadian, bukan hubungan kabel
antar komponen. Pada ladder diagram memungkinkan elemen-elemen elektrik
dihubungkan sedemikian rupa sehingga keluaran (output) tidak hanya terbatas
pada ketergantungan terhadap masukan (input) tetapi juga terhadap logika.

Ladder languages merupakan bahasa pemrograman yang menuliskan


instruksi kontrol secara grafis. Untuk menggambarkan ladder
language/diagram ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu [2] :

 Daya mengalir dari kiri ke kanan.


 Output ditulis pada bagian yang paling kanan.
 Tidak ada kontak yang diletakkan di sebelah kanan output.
 Setiap output disisipkan satu kali dalam setiap program.
Ladder diagram memuat beberapa blok yang dapat mempresentasikan
aliran program dan fungsi seperti [4] :

1. Contact

Contact dapat berupa kontak input (sakelar, push button), kontak internal
variabel (relay otomatis) dan lain-lain, ada 4 macam tipe kontak yaitu :

a. Kontak NO (Normally Open) adalah kontak yang terdapat pada ladder


diagram dimana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam
keadaan terbuka.
b. Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder
diagram di mana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak
dalam keadaan tertutup.
c. Kontak rising edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari
logika “0” menjadi logika “1”.
d. Kontak falling edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari logika “1”
menjadi logika “0”
2. Coil

Coil secara umum menyatakan output, ada 4 macam tipe coil yaitu :

a. Coil.
b. Negatif coil.
c. SET coil.
d. Reset coil.
3. Timer
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian pengatur waktu pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
o Input untuk mengaktifkan timer
o Nomor timer
o Nilai timer
4. Counter
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian penghitung/pencacah pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
a. S = input untuk mengaktifkan counter
b. R = input yang harus diberikan agaragar nilai counter kembali seperti semula
c. XXX = nomor counter
d. YYYY = nilai counter

 Alat dan Bahan


o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Programmer

Pembahasan

 Timer

Pada rangkaian diatas rangkaian timer dengan waktu 5 detik dan inisial T000
sebagai kontak yang akan dikendalikan oleh timer.

Pada saat button ditekan maka output(100.00) akan menyala selama waktu
yang ditentukan pada timer, jika waktu habis maka timer akan mengaktifkan kontak
dengan inisial sama dengan timer sehingga kontak aktif dan memutuskan arus
menuju output sehingga output mati.
Cara pembuatan Timer

TIM untuk menamakan timer tersebut, 001 merupakan identitas dari timer dan
#50 merupakan lama dari timer tersebut, lama dari waktu timer tersebut adalah 5s

 Counter

Rangkaian diatas merupakan sistem dimana ketika push button(0.01) ditekan


ON lalu di matikan OFF , maka lampu1(100.01) akan meyala selama timer(T001)
yang ditentukan yaitu 5detik, lalu lampu2(100.02) akan bergantian menyala selama
waktu yang ditentikan oleh timer(T002) selama 3detik, setelah itu lampu1 akan
kembali menyala dan berulang sesuai dengan settingan counter (C000) sebanyak 3
kali, setelah counter meghitung selama 3 kali sistem menyala maka, sistem akan mati,
dan saklar Off(0.02) berfungsi untuk mematikan semua sistem secara seketika dan
mereset hitungan counter
Seperti gambar diatas counter akan mengaktifkan kontak T002 yaitu timer
pada rangkaian lampu2 untuk mematikan sistem, dan untuk mematikan sistem bisa
mengaktifkan kontak Off(0.02) sekaligus mereset counter untuk berhitung kembali
seperti awal. Namun dengan catatan push button(0.01) harus segera di matikan
(Offkan) setelah mengaktifkan push button tersebut.

Cara membuat counter

CNT untuk menamakan counter, 000 untuk alamat counter dan #3 untuk
banyaknya perulangan yang akan dihitung oleh counter, dan akan ada 2 line yang
terhubung ke counter yang pertama yaitu T002 yaitu identitas yang akan diaktifkan
oleh counter dan 0.02 adalah button yang akan mereset counter tersebut.

 Timer dan Counter dengan 2 sistem


Rangkaian diatas merupakan sebuah sistem yang memiliki cara kerja hampir
sama seperti rangkaian counter diatas hanya saja rangkaian kali ini jika sistem yang
pertama mati maka sistem yang kedua akan bekerja seperti sistem sebelumnya.
Sistem pertama yaitu meliputi lampu1 dan lampu2 memiliki cara kerja yang
sama seperti penjelasan counter diatas hanya saja cara kerja counter yang berbeda
dimana ketika counter di sistem1 menyala maka akan mengaktifkan saklar C000 pada
sistem2 sebagai push button pada sistem2 yang akan menyalakan sistem2, dan pada
counter didalam sistem2 jika hitungan pada counter2 sudah habis maka akan
mematikan semua sistem.
Kendala
Tidak ada kendala yang terjadi selama melakukan praktikum, namun harus benar-
benar diperatikan ketika memasukkan komponen ke dalam rangkaian pastikan alamat output
harus sama seperti alamat pada input supaya tidak terjadi error pada rangkaian, selain itu jika
ingin memberikan alamat yang sama pada suatu rangkaian pastikan kita benar-benar
mengetahui apa fungsi dan peran dari komponen yang memiliki alamat yang sama tersebut.

Kesimpulan

Dari praktikum kali ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa, instruksi atau
perintah timer dapat digunakan sebagai pembatas lamanya waktu yang akan digunakan dalam
suatu sistem dalam penggunaan di bidang ke elektronikaan industri, sama halnya seperti
instruksi counter yang dapat membatasi berapa banyak sistem tersebut akan bekerja dan akan
berhenti sesuai dengan kabutuhan yang diinginkan.

Daftar Pustaka

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 11:48 dari :


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/MODUL_3_-
_LADDER,_PLC_ADDRESS_DIGITAL_IO.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 12:19 dari :


https://www.edukasielektronika.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 16:55 dari : http://lang8088.blogspot.com/2011/12/fungsi-


logika-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 15.23 dari : http://eprints.undip.ac.id/41701/12/BAB_II.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:06 dari : http://jagootomasi.com/dasar-pemrograman-plc/

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:18 dari : https://dokumen.tips/download/link/laporan-self-


holding-circuit-dan-timer2

Pramudijanto, Jos. Instruksi Dasar Timer dan Counter pada PLC OMRON. Surabaya. Institut
Teknologi Sepuluh November
Tugas

Soal :

Suatu sistem akan berjalan ketika PB 1 ditekan. Konveyor 1 aktif dan apa
apabila proximity 1 mendeteksi adanya botol, konveyor 1 berhenti kemudian botol
akan diisi dengan air mineral selama 5 detik. Setelah 5 detik konveyor 1 akan kembali
berjalan. Jika proximity 2 mendeteksi 5 botol telah berlalu maka konveyor 1 kembali
non aktif dan operator memasukkan botol – botol tersebut kedalam kardus, konveyor
1 berjalan kembali setelah operator menekan tombol PB 1. Rancanglah ladder
diagram beserta penjelasan masing – masing sub program.

Rangkaian diatas merupakan sistem yang dimaksud, namun konveyor belum


berjalan ketika sistem dijalankan

Pada saat PB1(0.01) ditekan maka konveyor(100.00) akan menyala dan akan
tertahan oleh kontaktor NC(100.00), sehingga konveyor masih tetap aktif .
Saat botol melewati proximity1 P1 maka kontak P1(0.01) akan sekaligus akan
mengisi air selama 5 detik sesuai dengan timer dan juga seketika akan mematikan
konveyor dikarenakan kontak P1 pada sistem konveyor terputus yang mengakibatkan
konveyor tidak aktif

Pada saat timer mencapai 0 maka akan mengaktifkan saklar TP(T000) yang
akan mengaktifkan konveyor
Dengan demikian botol yang sudah terisi air akan berjalan melewati kontaktor
P1 dan akan megaktifkan timer terus-menerus

Botol yang sudah terisi akan bergerak dalam konveyor dan akan terbaca oleh
proximity2 P2(0.02) yang akan mengaktifkan kotaktor tersebut dan akan terhitung di
sistem counter, sistem counter akan menghitung hingga 5 botol berisi air dan
selanjutnya akan mengaktifkan C000 yang berada pada sistem timer sehingga akan
mematikan sistem pengisian botol tersebut seperti pada gambar dibawah.
LAPORAN 4

MOVE AND COMPARE (27 Februari 2019)

Pendahuluan
 Dasar Teori
o PLC
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai
yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika
0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya
dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan
oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau
besaran yang diamati.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


10. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.
11. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
12. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses


pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik
membutuhkan PLC. Semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin
penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan
sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Penggunaan PLC
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses
konvensional, antara lain:
o Dibandingkan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang
dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%;
o PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem proses
kontrol konvensional (berbasis relai);
o Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat;
o Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan
dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian
program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
o Tidak membutuhkan spare-part yang banyak;
o Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup kompleks;
o Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.

o Ladder Diagram

Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar. Instruksi
yang dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang garis horizontal
dimulai dari kiri dan dari atas ke bawah.

Ladder diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian listrik dan


dimaksudkan untuk menunjukkan urutan kejadian, bukan hubungan kabel antar
komponen. Pada ladder diagram memungkinkan elemen-elemen elektrik dihubungkan
sedemikian rupa sehingga keluaran (output) tidak hanya terbatas pada ketergantungan
terhadap masukan (input) tetapi juga terhadap logika.

Ladder languages merupakan bahasa pemrograman yang menuliskan instruksi


kontrol secara grafis. Untuk menggambarkan ladder language/diagram ada beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu [2] :

A. Daya mengalir dari kiri ke kanan.


B. Output ditulis pada bagian yang paling kanan.
C. Tidak ada kontak yang diletakkan di sebelah kanan output.
D. Setiap output disisipkan satu kali dalam setiap program.

Ladder diagram memuat beberapa blok yang dapat mempresentasikan aliran


program dan fungsi seperti [4] :

1. Contact

Contact dapat berupa kontak input (sakelar, push button), kontak internal
variabel (relay otomatis) dan lain-lain, ada 4 macam tipe kontak yaitu :

a. Kontak NO (Normally Open) adalah kontak yang terdapat pada ladder


diagram dimana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam
keadaan terbuka.
b. Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder
diagram di mana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak
dalam keadaan tertutup.
c. Kontak rising edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari
logika “0” menjadi logika “1”.
d. Kontak falling edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari logika “1”
menjadi logika “0”
2. Coil

Coil secara umum menyatakan output, ada 4 macam tipe coil yaitu :

a. Coil.
b. Negatif coil.
c. SET coil.
d. Reset coil.
3. Move

Perintah untuk mengisi, meindahkan, memperbaharui isi suatu register, variabel


ataupun suatu lokasi memory
MOV [operand1], [operand2]
Contoh : MOV AX,TABLE
MOV TABLE,AX
MOV ES:[BX],AX
MOV DS,AX
MOV BL,AL
MOV CL,-30
MOV DEST,25h

Dan berikut format move pada praktikum

MOV D0 D1
Misalkan D0 telah terisi nilai &100 (100 desimal, simbol “&” adalah penanda
bahwa nilai yang dimasukkan berupa bilangan desimal, sedangkan “#” adalah
penanda bilangan heksadesimal), dengan demikian nilai tersebut akan digandakan
atau copy ke alamat D1.

4. Compare

Comparator digunakan untuk membandingkan masukan satu dengan masukan


lain, atau masukan satu dengan nilai pembanding yang telah ditentukan. Instruksinya
adalah CMP(spasi)data_1(spasi)data_2. Contoh: Menjalankan tiga buah pompa
dengan prinsip kerja yang diinginkan adalah sebagai berikut: - Pompa PUMP#1 akan
bekerja jika nilai CNT000 lebih tinggi dibanding nilai CNT001 (GT, Greater Than) -
Pompa PUMP#2 akan bekerja jika nilai CNT000 sama dengan nilai CNT001 (EQ,
Equal) - Pompa PUMP#3 akan bekerja jika nilai CNT000 lebih rendah dibanding nilai
CNT001 (LT, Lower Than).

CMP D0 D1
Format tersebut membandingkan nilai yang ada pada di dalam memori D0
dengan nilai di alamat D1. Karena berkaitan dengan perbandingan, maka ada
beberapa kondisi yang dipakai, untuk itu pemakaian instruksi CMP tidak dapat berdiri
sendiri. Ada beberapa kontaktor bantu yang dapat digunakan diantaranya:
P_EQ = Equal Flag, merupkan kondisi “sama dengan”
P_NE = Not Equal Flag, merupakan kondisi “tidak sama dengan”
P_LE = Less Equal Flag, merupakan kondisi “kurang dari sama dengan”
P_LT = Less Than Flag, merupakan kondisi “kurang dari”
P_GE = Greater Equal Flag, merupakan kondisi “lebih dari sama dengan”
P_GT = Greater Than Flag, merupakan kondisi “lebih dari”

Jika membandingkan lebih dari dua variabel maka dapat kita gunakan operator
kondisi secara langsung, berikut adalah beberapa contoh format penggunaan dan cara
pembacaanya:
= D0 D1 (apakah nilai D0 sama dengan nilai D1?)
<> D0 D1 (apakah nilai D0 tidak sama dengan nilai D1?)
<= D0 D1 (apakah nilai D0 kurang dari sama dengan nilai D1?)
< D0 D1 (apakah nilai D0 kurang dari nilai D1?)
>= D0 D1 (apakah nilai D0 lebih besar sama dengan nilai D1?)
> D0 D1 (apakah nilai D0 lebih dari nilai D1?)
Dari ke enam contoh penggunaan operator kondisi tersebut, dapat diamati
bahwa akan lebih efisien membandingkan lebih dari dua variabel dengan berbagai
kondisi menggunakan operator kondisi secara langsung.

 Alat dan Bahan


o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Programmer

Pembahasan

1. Percobaan 1
Aktivitas ini adalah memindahkan nilai yang ada pada alamat D0 menuju ke D1

2. Percobaan 2
Percobaan ini membandingkan hasil akhir yang menggunakan berbagai kontaktor
bantu dan alat compare, setiap kontaktor memiliki fungsi dan peranan yang berbeda,
dibawah ini menggukan 1 alat kompare, 1 kontaktor utama dan 6 kontaktor bantu
yang memiliki fungsi yang berbeda

Gambar diatas merupakan rangkaian sebelum diaktifkan

 Keterangan gambar
Gambar diatas adalah rangkaian yang telah diaktifkan dan push button ditekan,
rangkaian akan bekerja, dimana kedua nilai memiliki nilai yang sama yaitu 50,
dimana lampu indikator yan menyala ialah lampu 1, 3 dan 5 dimana kontaktor pada
indikator tersebut memiliki perintah sama dengan maka dari itu lampu indikator
yang memiliki kontaktor perintah sama dengan akan.

 Keterangan gambar
Gambar diatas adalah rangkaian compare dengan nilai yang berbeda dimana
lampu indikator yang menyala adalah lampu 2, 5 dan 6 dimana perintah dari
kontaktor lampu indikator tersebut adalah tidak sama dengan, lebih dari sama
dengan dan lebih dari, dimana nilai pembanding yang digunakan adalah 50 dan 25,
jadi kontaktor dengan perintah yang memiliki kesamaan dari logika yang sesuai
akan menyala dan yang tidak sesuai tidak akan menyala meskipun arus listrik
melewati kontaktor.
 Keterangan gambar
Gambar diatas merupakan rangkaian compare dengan nilai yang berbeda
dimana dilai pertama lebih kecil dari nilai kedua, kebalikan dari rangkaian
sebelumnya dimana lampu indikator 2, 4 dan 5 menyala dikarenakan perintah pada
kontaktor kontaktor dimana perintah tidak sama dengan, kurang dari sama dengan
dan kurang dari sesuai dengan nilai yang ada pada komponen compare sehingga
kontaktor akan aktif dan mengaktifkan.

3. Percobaan 3
 Keterangan gambar
Gambar dibawah merupakan kondisi rangkaian sebelum diaktifkan dan
rangkaian dibawah menggunakan 1 kontak NO, 6 alat pembanding dan lampu
indikator, dimana ketika kontak ditekan dan nilai pada pembanding sesuai dengan
perintah alat pembanding maka indikator akan menyala.
 Keterangan gambar
Gambar dibawah merupakan rangkaian dengan nilai yang sama pada
pembanding dan lampu indikator yang menyala merupakan lampu 1, 4 dan lampu 6
dimana perintah pada pembanding tersebut adalah sama dengan, lebih dari sama
dengan dan kurang dari sama dengan dimana nilai yang tertera dalam dua alat
pembanding adalah sama jadi alat pembanding yang memiliki perintah sama
dengan akan menyalakan lampu indikator dan lampu indikator dengan alat
pembanding dengan perintah yang berbeda tidak akan menyala.

 Keterangan gambar
Gambar dibawah merupakan rangkaian dengan dua nilai yang berbeda dimana
nilai pertama merupakan nilai yang lebih besar(35) dengan nilai yang kedua(10),
dimana lampu indikator yang menyala adalah lampu 2, 3 dan 4 dimana perintah
pada alat pembanding yang terhubung dengan lampu indikator tersebut ialah tidak
sama dengan, lebih dari dan lebih dari sama dengan, maka dari itu alat pembanding
akan mengaktifkan lampu indikator yang memiliki perintah yang sesuai dengan
alat pembanding dan lampu indikator dengan alat pembanding dengan perintah
yang berbeda tidak akan menyala.

 Keterangan gambar
Gambar dibawah merupakan rangkaian dimana nilai pertama memiliki nilai
yang lebih kecil(35) dari nilai yang kedua(50), dimana lampu indikator yang
menyala ialah lampu 2, 5 dan 6 dimana perinta pada alat pembanding tersebut ialah
tidak sama dengan, kurang dari dan kurang dari sama dengan, sehingga lampu
indikator dengan alat pembanding dengan perintah yang sesuai akan menyala dan
lampu indikator dengan alat pembanding dengan perintah yang berbeda tidak akan
menyala.

Kendala
Tidak ada kendala yang terjadi selama melakukan praktikum, namun harus benar-
benar diperatikan ketika memasukkan komponen ke dalam rangkaian pastikan alamat output
harus sama seperti alamat pada input supaya tidak terjadi error pada rangkaian, selain itu jika
ingin memberikan alamat yang sama pada suatu rangkaian pastikan kita benar-benar
mengetahui apa fungsi dan peran dari komponen yang memiliki alamat yang sama tersebut.

Kesimpulan

Perintah move akan memindahkan memori yang telah ada pada alat pertama jika
kontak diaktifkan dan akan dipindahkan pada alat kedua ketika kontak pada alat kedua
diaktifkan, dan memori yang dipindahkan ke alat kedua akan sama persis seperti yang ada
pada alat kedua.

Perintah compare atau pembanding akan mendeteksi nilai yang ada pada alat
pembanding dan perintah pada kontaktor bantu yang nantinya akan menyalakan lampu
indikator dengan perintah yang sesuai dan tidak akan menyalakan lampu indikator dengan
perintah yang tidak sesuai, bukan hanya pada kontaktor bantu perintah compare juga akan
melakukan hal yang sama pada alat pembanding dengan nilai yang ada pada alat pembanding
tersebut dengan perintah yang sama persis seperti yang dijelaskan sebekumnya hanya saja
perbedaan alat yang digunakan.

Tugas

Soal :
Ada sebuah sistem pengepakan dengan 1 konveyor utama dan 3 sub konveyor, yaitu
konveyor A, konveyor B dan konveyor C. Konveyor utama aktif apabila PB 1 ditekan dan
nonaktif apabila PB 2 ditekan. Apabila berat kardus hasil pembacaan sensor load cell berada
di kisaran 50 – 100 kg maka kardus akan diarahkan ke konveyor A (selector bernilai 100),
jika berat kardus dikisaran 101 – 150 kg maka kardus akan diarahkan ke konveyor B (selector
010), diluar kisaran tersebut kardus akan di reject dan diarahkan ke konveyor C (selector
001). Rancanglah ladder diagram beserta masing–masing sub programnya.
Gambar diatas merupakan rangkaian pada kondisi awal dan belum dijalankan atau
pada posisi OFF
Gambar diatas merupakan kardus dengan nilai 200 dimana konveyor dengan perintah yang
sesuai ialah konveyor C dengan nilai 150 dan perintah lebih dari, jadi kardus akan masuk ke
konveyor C dengan spesifikasi yang paling sesuai

Gambar diatas merupakan nilai 140 dan kardus akan melalui konveyor B dimana kedua alat
pembanding sesuai dengan printah yang tertera dimana alat 1 dan 2 pada konveyor B
memiliki spesifikasi lebih dari 101 dan kurang dari 150 jadi kardus akan melalui konveyor B
Gambar diatas merupakan kardus dengan nilai 25 dimana kardus akan melalui konveyor C
dimana perintah pada alat pembanding konveyor C ialah kurang dari 50, dengan demikian
kardus akan melalui konveyor C.

Daftar Pustaka

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 11:48 dari :


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/MODUL_3_-
_LADDER,_PLC_ADDRESS_DIGITAL_IO.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 12:19 dari :


https://www.edukasielektronika.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 16:55 dari : http://lang8088.blogspot.com/2011/12/fungsi-


logika-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 15.23 dari : http://eprints.undip.ac.id/41701/12/BAB_II.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:06 dari : http://jagootomasi.com/dasar-pemrograman-plc/

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:18 dari : https://dokumen.tips/download/link/laporan-self-


holding-circuit-dan-timer2

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:00 dari : http://elektro.um.ac.id/wp-


content/uploads/2016/04/Worskop-PLC-Jobsheet-1-6.pdf

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:08 dari :


http://setia.lecturer.pens.ac.id/Modul/ArKom/Pertemuan%2005.pdf
LAPORAN 5

LATIHAN SOAL 1 (06 Maret 2019)

Pendahuluan
 Dasar Teori
o PLC
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai
yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika
0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya
dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan
oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau
besaran yang diamati.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


13. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.
14. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
15. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses


pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik
membutuhkan PLC. Semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin
penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan
sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Penggunaan PLC
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses
konvensional, antara lain:
o Dibandingkan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang
dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%;
o PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem proses
kontrol konvensional (berbasis relai);
o Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat;
o Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan
dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian
program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
o Tidak membutuhkan spare-part yang banyak;
o Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup kompleks;
o Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.

o Ladder Diagram

Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar. Instruksi
yang dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang garis horizontal
dimulai dari kiri dan dari atas ke bawah.

Ladder diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian listrik dan


dimaksudkan untuk menunjukkan urutan kejadian, bukan hubungan kabel antar
komponen. Pada ladder diagram memungkinkan elemen-elemen elektrik dihubungkan
sedemikian rupa sehingga keluaran (output) tidak hanya terbatas pada ketergantungan
terhadap masukan (input) tetapi juga terhadap logika.

Ladder languages merupakan bahasa pemrograman yang menuliskan instruksi


kontrol secara grafis. Untuk menggambarkan ladder language/diagram ada beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu [2] :

A. Daya mengalir dari kiri ke kanan.


B. Output ditulis pada bagian yang paling kanan.
C. Tidak ada kontak yang diletakkan di sebelah kanan output.
D. Setiap output disisipkan satu kali dalam setiap program.

Ladder diagram memuat beberapa blok yang dapat mempresentasikan aliran program dan
fungsi seperti [4] :

1. Contact

Contact dapat berupa kontak input (sakelar, push button), kontak internal
variabel (relay otomatis) dan lain-lain, ada 4 macam tipe kontak yaitu :

a. Kontak NO (Normally Open) adalah kontak yang terdapat pada ladder


diagram dimana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam
keadaan terbuka.
b. Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder
diagram di mana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak
dalam keadaan tertutup.
c. Kontak rising edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari
logika “0” menjadi logika “1”.
d. Kontak falling edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari logika “1”
menjadi logika “0”
2. Coil

Coil secara umum menyatakan output, ada 4 macam tipe coil yaitu :

a. Coil.
b. Negatif coil.
c. SET coil.
d. Reset coil.
3. Timer
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian pengatur waktu pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
o Input untuk mengaktifkan timer
o Nomor timer
o Nilai timer
4. Counter
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian penghitung/pencacah pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
a. S = input untuk mengaktifkan counter
b. R = input yang harus diberikan agaragar nilai counter kembali seperti semula
c. XXX = nomor counter
d. YYYY = nilai counter

 Alat dan Bahan


o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Programmer

Pembahasan

Pertemuan 5 membahas mengenai latihan pertemuan 3 yaitu materi timer dan


counter dimana menggunakan kontak ON, konveyor, proximity 1 & 2 timer dan
counter.

Komponen pada gambar diatas


 6 kontak NO
 2 kontak NC
 1 timer
 1 counter
 1 coil sebagai konveyor

Cara Kerja
Ketika PB on diaktifkan dan dimatikan maka konveyor akan aktif, proximity
akan berfungsi sebagai sensor yang akan mendeeksi adanya botol yang melewati
sistem dimana sistem akan berhenti ketika ada botol yang lewat selama 5 detik untuk
mengisi air, setelah 5 detik maka konveyor akan menyala kembali hingga 5 botol
terisi penuh oleh air .

Gambar diatas keadaan kontak PB on masih keadaan off


Gambar diatas dimana kondisi PB on aktif dan langsung di non-aktifkan
sehingga konveyor aktif dan tertahan oleh kontak NO konveyor

Gambar diatas ketka kontak proximity1 kondisi on yang artinya proximity


mendeteksi adanya botol, sehingga konveyor mati dan akan kembali menyala dalam 5
detik melalui perintah dari timer
Gambar diatas menunjukkan ketika proximity sudah bekerja sesuai waktu
yang diperintahkan sehingga konveyor kembali aktif

Gambar diatas merupakan kondisi dimana kontak proximity2(0.02) diaktifkan


yang mengakibatkan nilai counter berkurang
Gambar diatas merupakan kondisi dimana pada saat counter pada hitungan 0
yang akan mematikan semua sistem konveyor

Kondisi diatas merupakan kondisi dimana PB on kembali dinyalakan dan


dimatikan sehingga sistem kembali menyala
Kendala
Tidak ada kendala yang terjadi selama melakukan praktikum, namun harus benar-
benar diperatikan ketika memasukkan komponen ke dalam rangkaian pastikan alamat output
harus sama seperti alamat pada input supaya tidak terjadi error pada rangkaian, selain itu jika
ingin memberikan alamat yang sama pada suatu rangkaian pastikan kita benar-benar
mengetahui apa fungsi dan peran dari komponen yang memiliki alamat yang sama tersebut.

Kesimpulan

Ketika PB on ditekan maka konveyor akan menyala, dan proximity berfungsi sebagai
sensor botol, konveyor akan berhenti selama 5 detik untuk mengisi botol ketika botol
melewati proximity1 lalu konveyor akan menyala kembali dan akan terulang selama 5 kali,
dan sistem akan mati, untuk mengaktifkan sistem maka harus menekan tombol PB on untuk
mengaktifkan sistem kembali.

Tugas

Soal latihan
Suatu sistem pemasangan part/assembly ditunjukkan pada ilustrasi dibawah ini:
Terdapat sebuah sistem untuk pemasangan part. Didalam sistem tersebut terdapat
input berupa Sensor dan outpur berupa konveyor dan alarm.
1. Suatu mesin memiliki lampu power yang akan aktif saat mesin aktif. ketika tombol
ditekan konveyor akan ON.
2. Dalam mesin assembly memiliki 3 LINE dimana produk tidak bisa dilanjutkan ke
LINE berikutnya jika belum menyelesaikan di Line 1.
3. Tiap LINE memiliki 2 tipe Part pilihan, "A" dan "B" pemilihan tipe part
menggunakan scan barcode jika part A, maka muncul kode "1234" jika part B maka
muncul kode "4321".
4. Jika tiap line diinputkan berbeda maka alarm akan ON.
5. Pada tiap line memiliki sensor pada part A dan B.
6. Jika operator salah mengambil part alarm akan ON, misal (tiap line diinput untuk part
A, jika operator mengambil part B alarm akan ON.
7. Produk tidak bisa dilanjutkan kepemasangan part pada line 2 jika produk belum di
proses di line 1, begitu juga produk tidak bisa melanjutkan ke line 3 jika belum
menyelesaikan proses di line 2.
8. Ketika EMERGENCY ditekan sistem akan OFF.
9. Jika EMERGENCY release, dan tombol ON ditekan kembali, sistem akan
melanjutkan proses kembali
10. Jika tombol Stop ditekan, maka sistem OFF.

INPUT: Work Area:


START 0.00 Line A W10.00
STOP 0.01 Line B W10.01
SENSOR A LINE 1 0.02 Line C W10.02
SENSOR B LINE 1 0.03 BARCODE A LINE 1 W0.00
SENSOR A LINE 2 0.04 BARCODE B LINE 1 W0.01
SENSOR B LINE 2 0.05 BARCODE A LINE 2 W0.02
SENSOR A LINE 3 0.06 BARCODE B LINE 2 W0.03
SENSOR B LINE 3 0.07 BARCODE A LINE 3 W0.04
EMERGENCY 0.09 BARCODE B LINE 3 W0.04

OUTPUT: DATA MEMORY:


LAMPU MESIN 100.00 KODE PART LINE 1 D0
KONVEYOR 100.01 KODE PART LINE 2 D1
ALARM 100.02 KODE PART LINE 3 D2

Jawab:
i.

ii.
iii.

iv.
Gambar diatas merupakan gambar keseluruhan dari tugas dimana seluruh sistem
diatas belum diaktifkan.
Gambar diats merupakan sistem yang telah diaktifkan, dimana pada line1
terdapat sensor barcode, dimana barcode tersebut memiliki kode yang akan terbaca
oleh sensor, ketika barang bercode melewati sensor maka sensor akan aktif dan
segera mati ketika barang bercode tidak berada dibawah sensor dan work area1 akan
menyala ketika barcode barang sesuai dengan code yang ada pada sensor, namun
ketika code tidak sesuai maka alarm yang akan menyala, cara yang sama akan
dilakukan oleh line2 dan line3 hanya saja line2 hanya akan bisa menyala ketika line1
sudah selesai bekerja dan line3 hanya akan bisa menyala ketika line2 sudah selesai
bekerja.
Daftar Pustaka

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 11:48 dari :


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/MODUL_3_-
_LADDER,_PLC_ADDRESS_DIGITAL_IO.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 12:19 dari :


https://www.edukasielektronika.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 16:55 dari : http://lang8088.blogspot.com/2011/12/fungsi-


logika-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 15.23 dari : http://eprints.undip.ac.id/41701/12/BAB_II.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:06 dari : http://jagootomasi.com/dasar-pemrograman-plc/

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:18 dari : https://dokumen.tips/download/link/laporan-self-


holding-circuit-dan-timer2

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:00 dari : http://elektro.um.ac.id/wp-


content/uploads/2016/04/Worskop-PLC-Jobsheet-1-6.pdf

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:08 dari :


http://setia.lecturer.pens.ac.id/Modul/ArKom/Pertemuan%2005.pdf
LAPORAN 6

LATIHAN SOAL 2 (13 Maret 2019)

Pendahuluan
 Dasar Teori
o PLC
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai
yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika
0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya
dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan
oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau
besaran yang diamati.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


16. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.
17. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
18. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses


pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik
membutuhkan PLC. Semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin
penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan
sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Penggunaan PLC
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses
konvensional, antara lain:
o Dibandingkan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang
dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%;
o PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem proses
kontrol konvensional (berbasis relai);
o Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat;
o Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan
dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian
program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
o Tidak membutuhkan spare-part yang banyak;
o Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup kompleks;
o Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.

o Ladder Diagram

Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar. Instruksi
yang dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang garis horizontal
dimulai dari kiri dan dari atas ke bawah.

Ladder diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian listrik dan


dimaksudkan untuk menunjukkan urutan kejadian, bukan hubungan kabel antar
komponen. Pada ladder diagram memungkinkan elemen-elemen elektrik dihubungkan
sedemikian rupa sehingga keluaran (output) tidak hanya terbatas pada ketergantungan
terhadap masukan (input) tetapi juga terhadap logika.

Ladder languages merupakan bahasa pemrograman yang menuliskan instruksi


kontrol secara grafis. Untuk menggambarkan ladder language/diagram ada beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu [2] :

A. Daya mengalir dari kiri ke kanan.


B. Output ditulis pada bagian yang paling kanan.
C. Tidak ada kontak yang diletakkan di sebelah kanan output.
D. Setiap output disisipkan satu kali dalam setiap program.

Ladder diagram memuat beberapa blok yang dapat mempresentasikan aliran program dan
fungsi seperti [4] :

1. Contact

Contact dapat berupa kontak input (sakelar, push button), kontak internal
variabel (relay otomatis) dan lain-lain, ada 4 macam tipe kontak yaitu :

a. Kontak NO (Normally Open) adalah kontak yang terdapat pada ladder


diagram dimana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam
keadaan terbuka.
b. Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder
diagram di mana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak
dalam keadaan tertutup.
c. Kontak rising edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari
logika “0” menjadi logika “1”.
d. Kontak falling edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari logika “1”
menjadi logika “0”
2. Coil

Coil secara umum menyatakan output, ada 4 macam tipe coil yaitu :

a. Coil.
b. Negatif coil.
c. SET coil.
d. Reset coil.
3. Timer
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian pengatur waktu pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
o Input untuk mengaktifkan timer
o Nomor timer
o Nilai timer
4. Counter
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian penghitung/pencacah pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
a. S = input untuk mengaktifkan counter
b. R = input yang harus diberikan agaragar nilai counter kembali seperti semula
c. XXX = nomor counter
d. YYYY = nilai counter

 Alat dan Bahan


o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Programmer

Pembahasan

Pertemuan kali ini adalah membuat sistem sortir dengan memisahkan benda
berdasarkan berat, pada sistem ini memiiki 4 konveyor dimana 1 konveyor merupakan
konveyor utama dan 3 lainnya adalah konveyor penyortir berdasarkan berat benda
tersebut, konveyor A menyortir berat benda dari 50-100kg, konveyor B menyortir
berat dari 101-150kg, dan konveyor C menyortir berat <50kg dan >150kg.

Gambar rangkaian sistem tersebut sebagai berikut


Gambar diatas merupakan rangkaian sistem sebelum dijalankan.

Gambar diatas merupakan sistem saat diaktifkan dan secara otoatis konveyor utama
aktif.

Gambar diatas merupakan penyimpanan memori dimana D1 merupakan batas


minimal untuk konveyor A yaitu 50kg, D2 yaitu batas maksimal untuk konveyor A
yaitu 100kg, D3 merupakan batas minimal konveyor C yaitu 101kg dan D4
merupakan batas maksimal untuk konveyor B yaitu 150kg.

Gambar diatas merupakan sistem pada saat ada kardus yang memiliki berat
60kg dan akan melewati konveyor A dimana batas minimal konveyor A merupakan
50kg dan maksimal 100kg jadi kardus melewati konveyor A.
Gambar diatas merupakan sistem pada saat ada kardus yang memiliki berat
110kg dan akan melewati konveyor B dimana batas minimal konveyor B merupakan
101kg dan maksimal 150kg jadi kardus melewati konveyor B.

Gambar diatas merupakan sistem pada saat ada kardus yang memiliki berat
160kg dan akan melewati konveyor C dimana batas minimal konveyor C merupakan
<50kg dan maksimal >150kg jadi kardus melewati konveyor C.
Gambar diatas merupakan sistem pada saat ada kardus yang memiliki berat
25kg dan akan melewati konveyor C dimana batas minimal konveyor C merupakan
<50kg dan maksimal >150kg jadi kardus melewati konveyor C.

Kendala
Tidak ada kendala yang terjadi selama melakukan praktikum, namun harus benar-
benar diperatikan ketika memasukkan komponen ke dalam rangkaian pastikan alamat output
harus sama seperti alamat pada input supaya tidak terjadi error pada rangkaian, selain itu jika
ingin memberikan alamat yang sama pada suatu rangkaian pastikan kita benar-benar
mengetahui apa fungsi dan peran dari komponen yang memiliki alamat yang sama tersebut.

Kesimpulan

Ketika tombol ditekan maka sistem akan berjalan dan kardus dari konveyor utama
akan diterukan ke konveyor A, B atau C berdasarkan berat kardus tersebut, dimana kardus
akan melewati konveyor A juka berat kardus diantara 50-100kg, lalu akan melewati konveyor
B jika berat kardus diantara 101-150kg dan akan melewati konveyor C jika berat kardus
berada daiantara <50kg dan >150kg.

Tugas

Pada tugas kali ini sistem memiliki 3 tanki, dimana 2 tanki merupakan bahan yang akan
dicampur berdasarkan seberapa banyak campuran yang akan dimasukkan ke tanki 3 dan akan
di mixer dalam tanki 3, dan campuran yang akan dimasukkan ke tanki 3 di setting
berdasarkan tombol yang sudah ditentukkan masing-masing tombolnya terdapat 3 tombol
yaitu tobol 1, 2 dan 3.
Gambar diatas merupakan sistem pengaduk zat cair yang memiliki 3 tabung
dengan komponen sebagai berikut:
 12 kontak NO
 1 kontak NC
 1 timer
 3 data memory
 1 motor 3 phase
 1 alat pembanding
Pada ladder diagram memiliki 3 memori yaitu D1, D2 dan D3 dimana masing-
masing memiliki data memori 400liter untuk masing-masing data dan 3 push button
dimana PB1 akan mencampur 20% dari tanki A dan 80% dari tanki B, PB2 akan
mencampur 40% dari tanki A dan 60% dari tanki B, dan PB3 akan mencampur 75%
dari tanki A dan 25% dari tanki B.

Cara kerja dari sistem ini adalah ketika sistem dihidupkan maka sistem akan
membaca data memori yang ada sehingga push button akan dapat ditekan dan masing-
masing PB akan menjalankan algoritma seperti diatas, setelah PB ditekan maka zat
cair akan dialirkan ke tanki agigator selama 20detik dan setelah itu maka tanki
agigator akan dikosongkan kembali.

Gambar diatas dimana sistem mengambil data dari semua memori yaitu
masing masing 400liter yang akan diambil berdasarkan PB yang ditekan yang akan
dicampur ke tanki agigator.
Gambar diatas merupakan kondisi dimana PB 1 ditekan dan secara otomatis
sistem akan mencampur zat cair A dan zat cair B sesuai dengan campuran yang telah
di setting seperti penjelasan diatas, dan motor akan mencampur zat cair tersebut
selama 20detik, setelah itu motor akan berhenti dan tanki agigator akan dikosongkan.
Gambar diatas merupakan kondisi dimana PB 2 ditekan dan secara otomatis
sistem akan mencampur zat cair A dan zat cair B sesuai dengan campuran yang telah
di setting seperti penjelasan diatas, dan motor akan mencampur zat cair tersebut
selama 20detik, setelah itu motor akan berhenti dan tanki agigator akan dikosongkan.

Gambar diatas merupakan kondisi dimana PB 3 ditekan dan secara otomatis


sistem akan mencampur zat cair A dan zat cair B sesuai dengan campuran yang telah
di setting seperti penjelasan diatas, dan motor akan mencampur zat cair tersebut
selama 20detik, setelah itu motor akan berhenti dan tanki agigator akan dikosongkan.
Gambar diatas merupakan komponen yang digunakan untuk menghentikan
sistem yang berjalan, jika tombol ditekan maka motor akan berhenti bekerja dan tanki
agigator akan dikosongkan yang menandakan pencampuran kedua zat cair telah
selesai.

Daftar Pustaka

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 11:48 dari :


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/MODUL_3_-
_LADDER,_PLC_ADDRESS_DIGITAL_IO.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 12:19 dari :


https://www.edukasielektronika.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 16:55 dari : http://lang8088.blogspot.com/2011/12/fungsi-


logika-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 15.23 dari : http://eprints.undip.ac.id/41701/12/BAB_II.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:06 dari : http://jagootomasi.com/dasar-pemrograman-plc/

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:18 dari : https://dokumen.tips/download/link/laporan-self-


holding-circuit-dan-timer2

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:00 dari : http://elektro.um.ac.id/wp-


content/uploads/2016/04/Worskop-PLC-Jobsheet-1-6.pdf

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:08 dari :


http://setia.lecturer.pens.ac.id/Modul/ArKom/Pertemuan%2005.pdf
LAPORAN 7

PEMOGRAMAN HMI (10 April 2019)

Pendahuluan
 Dasar Teori
o PLC
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai
yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika
0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya
dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan
oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau
besaran yang diamati.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


19. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.
20. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
21. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses


pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik
membutuhkan PLC. Semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin
penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan
sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Penggunaan PLC
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses
konvensional, antara lain:
o Dibandingkan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang
dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%;
o PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem proses
kontrol konvensional (berbasis relai);
o Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat;
o Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan
dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian
program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
o Tidak membutuhkan spare-part yang banyak;
o Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup kompleks;
o Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.

o Ladder Diagram

Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar. Instruksi
yang dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang garis horizontal
dimulai dari kiri dan dari atas ke bawah.

Ladder diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian listrik dan


dimaksudkan untuk menunjukkan urutan kejadian, bukan hubungan kabel antar
komponen. Pada ladder diagram memungkinkan elemen-elemen elektrik dihubungkan
sedemikian rupa sehingga keluaran (output) tidak hanya terbatas pada ketergantungan
terhadap masukan (input) tetapi juga terhadap logika.

Ladder languages merupakan bahasa pemrograman yang menuliskan instruksi


kontrol secara grafis. Untuk menggambarkan ladder language/diagram ada beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu [2] :

A. Daya mengalir dari kiri ke kanan.


B. Output ditulis pada bagian yang paling kanan.
C. Tidak ada kontak yang diletakkan di sebelah kanan output.
D. Setiap output disisipkan satu kali dalam setiap program.

Ladder diagram memuat beberapa blok yang dapat mempresentasikan aliran


program dan fungsi seperti [4] :

1. Contact

Contact dapat berupa kontak input (sakelar, push button), kontak internal
variabel (relay otomatis) dan lain-lain, ada 4 macam tipe kontak yaitu :

a. Kontak NO (Normally Open) adalah kontak yang terdapat pada ladder


diagram dimana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam
keadaan terbuka.
b. Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder
diagram di mana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak
dalam keadaan tertutup.
c. Kontak rising edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari
logika “0” menjadi logika “1”.
d. Kontak falling edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari logika “1”
menjadi logika “0”
2. Coil

Coil secara umum menyatakan output, ada 4 macam tipe coil yaitu :

a. Coil.
b. Negatif coil.
c. SET coil.
d. Reset coil.
3. Timer
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian pengatur waktu pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
o Input untuk mengaktifkan timer
o Nomor timer
o Nilai timer
4. Counter
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian penghitung/pencacah pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
a. S = input untuk mengaktifkan counter
b. R = input yang harus diberikan agaragar nilai counter kembali seperti semula
c. XXX = nomor counter
d. YYYY = nilai counter
5. Pemograman HMI

Human Machine Interface adalah suatu sistem yang menghubungkan antara


manusia dan teknologi mesin. Sistem HMI sebenarnya sudah cukup popular di
kalangan industri. Pada umumnya HMI berupa komputer dengan display di Monitor
CRT/LCD dimana kita bisa melihat keseluruhan sistem dari layar tersebut.

Layaknya sebuah komputer, HMI biasanya dilengkapi dengan keyboard dan


mouse dan juga bisa berupa touch screen. Tujuan dari HMI adalah untuk
meningkatkan interaksi antara mesin dan operator melalui tampilan layar komputer
serta memenuhi kebutuhan pengguna terhadap informasi sistem yang sedang
berlangsung.
Terdapat banyak cara untuk membuat sebuah tampilan HMI seperti dengan
aplikasi Visual Studio hingga dengan Hardware Touch Screen Panel. HMI akan
memberikan suatu gambaran kondisi mesin yang berupa video, grafik, lampu dan
lain-lain. Dimana pada tampilan tersebut operator dapat melihat parameter suatu
system yang sedang beroperasi.

HMI pada industri

HMI dalam industri berupa sebuah tampilan layar komputer yang akan
dihadapi oleh operator mesin maupun pengguna yang ingin mendapatkan data kerja
mesin. Dalam penerapannya di industry Touch Screen Panel HMI lebih umum
digunakan, karena kemudahan dalam pemrograman dan ketahanannya di lingkungan
kerja industry. Gambar di bawah menunjukkan contoh HMI yang lazim digunakan di
industry.
Pada HMI juga terdapat visualisasi pengendali mesin berupa tombol, slider
dan sebagainya yang dapat difungsikan untuk mengontrol atau mengendalikan mesin.
Selain itu dalam HMI juga ditampilkan alarm jika terjadi kondisi emergency dalam
sistem. Beriku fungsi lain dari HMI :

Mengawasi, dimana kita dapa mengawasi kondisi plant secara real time tanpa
perlu keluar dari ruang kontrol.Pengaturan (berdasarkan level keamanan) dimana kita
dapat merubah pengaturan misal pengaturan alarm untuk high priority dan low
priority.

Alarm, disediakan Alarm History dan Summary. Sehingga nantinya kita bisa
memilih alarm-alarm aa saja yang aktif dan bisa mendapatkan alasan atau pesan
kenapa suatu sistem tiba-tiba mengalami trip atau mati.Menampilkan grafik dari
sebuah proses, misal temperatur dari sistem yang bersangkutan.HMI Touch Screen
Panel diproduksi oleh banyak merk perusahaan otomasi seperti Omron, Mitsubishi,
Keyence, Siemens dan lainnya dimana diperlukan software khusus untuk pengisian
programnya. HMI umumnya dipasangkan dengan PLC, namun demikian keduanya
tidak selalu harus berasal dari merk yang sama asalkan memiliki tipe komunikasi
yang sama. Komunikasi standard yang dimiliki oleh HMI untuk berkerja bersama
PLC adalah komunikasi serial.

Gambar di atas menunjukkan HMI yang diprogram dengan menggunakan PC


melalui kabel USB dan berkomunikasi dengan PLC dengan kabel serial RS 232. Yang
perlu diperhatikan adalah pengaturan komunikasi serial antar ke dua komponen
tersebut. HMI dapat mengakses alamat bit bit dalam PLC untuk difungsikan sebagai
tombol atau display lampu. HMI juga dapat mengakses memory data pada PLC,
sehingga data tersebut dapat ditampilkan menjadi grafik, level meter dan lain -lain.

 Alat dan Bahan


o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Programmer
o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Designer

Pembahasan

Pada praktikum kali ini akan mambuat sebuah sistem dengan ketentuan:
Sistem aka berjalan ketika PB1 ditekan. Konveyor1 akan aktif dan apabila
proximity1 mendeteksi adanya botol konveyor1 berhenti kemudian botol akan diisi
dengan air mineral selama 5detik. Setelah 5 detik konveyor 1 kembali berjalan. Jika
proximity2 mendeteksi 5 botol telah berlalu maka konveyor 1 kembali non aktif dan
operator memasukkan botol – botol tersebut kedalam kardus, konveyor1 berjalan
kembali setelah operator menekan tombol PB1.

Gambar dibawah merupakan sistem yang telah saya buat menggunakan


simulator CX-programmer

Sistem diatas merupakan masing – masing sistem yang memilkin fungsi dan
peran masing – masing.

Kondisi pada saat PB1 ditekan


Pada saat PB 1 ditekan maka akan mengaktifkan konveyor dan botol akan
masuk dan terdeteksi oleh sensor proxy1 yang akan mematikan konveyor selama
5detik untuk mengisi botol tersebut dengan air.

Kondisi Proxy1 mendeteksi botol

Ketika proxy1 ditekan maka konveyor akan mati selama 5detik selain itu
ketika proxy1 mendeteksi adanya botol maka lampu indikator juga akan menyala.

Gambar diatas merupakan timer yang sudah berjalan selama 5detik dan akan
segera habis waktunya, dan akan menghidupkan konveyor lagi jika waktu sudah
berjalan 5 detik.

Ketika timer sudah menjadi 0 lalu mereset kembali ke 50 maka konveyor akan
kambali menyala
Dan hal tersebut akan terus terulang hingga proxy2 mendeteksi adanya 5 botol
yang melewati sensor tersebut sehingga sistem akan mati.

Kondisi proxy2 mendeteksi botol

Ketika sensor proxy2 mendeteksi adanya botol maka akan segera ke sistem
counter yang nantinya akan menghitung sudah seberapa banyak botol yang melewati
sensor proxy2 tersebut sekaligus menghidupkan lampu indikator2.

Hingga hitungan 0 NOL maka counter akan menyala dan menjadi saklar bagi
sistem pada konveyor untuk mematikan atau menghentikan laju konveyor

Konveyor mati dan hanya akan bisa dihidupkan apabila operator menekan
tombol PB1.

Tampilan pada HMI (Human Machine Interface)


Gambar diatas merupakan tampilan dari sistem yang telah dibuat dan
dijelaskan sebelumnya, dimana terdapat 1 tombol utama sebagai PB1, 2 tombol kecil
sebagai sensor proxy1 dan proxy2, 2 lampu indikator 1 timer, 1counter dan 1
konveyor, dimana masing – masing komponen tersebut diberikan alamat yang sesuai
dengan alamat yang ada pada sistem yang kita buat sebelumnya.

Yang perlu diperhatikan adalah model dan system version pada saat membuat
pemograman HMI jika salah makan mungkin tampilan akan berbeda, dan setting juga
akan berbeda.

Lalu pada tiap – tiap button maka berikan address atau alamat yang sesuai
dengan yang telah diberikan pada sistem berikan alamat 0.00 pada pemograman HMI
sesuai dengan alamat pada simulator CX-Programer dimana PB1 beralamatkan 0.00,
dan action type berupa momentary. Lakukan pada tia – button.
Lalu pada indikator lakukan hal yang sama yaitu pengalamatan, hanya saja
berikan alamat yang sesuai dengan alamat lampu indikator tersebut.

Untuk mengubah tampilan konveyor ataupun itu ada padapengaturan


color/shape pada tampilan ini ubah tampilan sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Lalu berikan alamat yang sesuai dengan alamat konveyor tersebut.


Pada pengaturan timer pilih storage type BCD(Unsigned 2 words) dan alamati
sesuai fungsinya.

Sama halnya counter samakan setting dengan storage type berupa


BCD(Unsigned 2 words) dan alamat sesuai dengan alamat counter.

Test mode pada tampilan HMI yang telah dibuat

Pada saat PB1 ditekan maka konveyor akan aktif, timer menghitung 50 yang berarti 5detik
dan counter menghitung hingga 5 botol lalu sistem akan mati
Ketika proximity1 mendeteksi botol maka konveyor akan mati, timer akan menghitung
mundur dan indikator 1 akan menyala.

Ketika botol sampai di proximity2 maka indikator akan menyala dan


penghitung akan menghitung hingga 0 dan mematikan sistem.

Gambar diatas ketika sudah ada 5 botol terdeteksi, sehingga counter menjadi 0
NOL dan konveyor mati.

Dan gambar diatas merupakan sistem ketika tombol PB1 ditekan kembali oleh
operator.

Kendala
Tidak ada kendala yang terjadi selama melakukan praktikum, namun harus benar-
benar diperatikan ketika memasukkan komponen ke dalam rangkaian pastikan alamat output
harus sama seperti alamat pada input supaya tidak terjadi error pada rangkaian, selain itu jika
ingin memberikan alamat yang sama pada suatu rangkaian pastikan kita benar-benar
mengetahui apa fungsi dan peran dari komponen yang memiliki alamat yang sama tersebut.

Kesimpulan

Pada praktikum kali ini membuat alat pengisian botol air dan penghitung, dimana
sistem akan menyala ketika tombol PB1 ditekan dan akan melewati 2 sensor yaitu proxy1 dan
proxy2, pada saat botol melewati proxy1 maka indikator akan menyala dan konveyor akan
berhenti selama 5detik, lalu konveyor akan menyala kembali, lalu ketika sampai pada proxy2
maka sensor akan menghitung hingga 5 botol, jika sudah 5botol maka sistem akan berhenti,
dan sistem akan menyala kembali ketika tombol PB1 ditekan lagi oleh operator.

Daftar Pustaka

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 11:48 dari :


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/MODUL_3_-
_LADDER,_PLC_ADDRESS_DIGITAL_IO.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 12:19 dari :


https://www.edukasielektronika.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 15.23 dari : http://eprints.undip.ac.id/41701/12/BAB_II.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:06 dari : http://jagootomasi.com/dasar-pemrograman-plc/

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:00 dari : http://elektro.um.ac.id/wp-


content/uploads/2016/04/Worskop-PLC-Jobsheet-1-6.pdf

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:08 dari :


http://setia.lecturer.pens.ac.id/Modul/ArKom/Pertemuan%2005.pdf.

Dikutip 16 April 2019 pukul 18:33 dari :

http://jagootomasi.com/apa-itu-hmi-dalam-sistem-otomasi-industri/
LAPORAN 8

PEMOGRAMAN HMI 2 (13 April 2019)

 Dasar Teori
o PLC
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai
yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika
0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya
dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan
oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau
besaran yang diamati.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


22. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.
23. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
24. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses


pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik
membutuhkan PLC. Semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin
penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan
sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Penggunaan PLC
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses
konvensional, antara lain:
o Dibandingkan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang
dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%;
o PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem proses
kontrol konvensional (berbasis relai);
o Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat;
o Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan
dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian
program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
o Tidak membutuhkan spare-part yang banyak;
o Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup kompleks;
o Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.

o Ladder Diagram

Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar. Instruksi
yang dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang garis horizontal
dimulai dari kiri dan dari atas ke bawah.

Ladder diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian listrik dan


dimaksudkan untuk menunjukkan urutan kejadian, bukan hubungan kabel antar
komponen. Pada ladder diagram memungkinkan elemen-elemen elektrik dihubungkan
sedemikian rupa sehingga keluaran (output) tidak hanya terbatas pada ketergantungan
terhadap masukan (input) tetapi juga terhadap logika.

Ladder languages merupakan bahasa pemrograman yang menuliskan instruksi


kontrol secara grafis. Untuk menggambarkan ladder language/diagram ada beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu [2] :

A. Daya mengalir dari kiri ke kanan.


B. Output ditulis pada bagian yang paling kanan.
C. Tidak ada kontak yang diletakkan di sebelah kanan output.
D. Setiap output disisipkan satu kali dalam setiap program.

Ladder diagram memuat beberapa blok yang dapat mempresentasikan aliran


program dan fungsi seperti [4] :

1. Contact

Contact dapat berupa kontak input (sakelar, push button), kontak internal
variabel (relay otomatis) dan lain-lain, ada 4 macam tipe kontak yaitu :

a. Kontak NO (Normally Open) adalah kontak yang terdapat pada ladder


diagram dimana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam
keadaan terbuka.
b. Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder
diagram di mana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak
dalam keadaan tertutup.
c. Kontak rising edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari
logika “0” menjadi logika “1”.
d. Kontak falling edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari logika “1”
menjadi logika “0”
2. Coil

Coil secara umum menyatakan output, ada 4 macam tipe coil yaitu :

a. Coil.
b. Negatif coil.
c. SET coil.
d. Reset coil.
3. Timer
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian pengatur waktu pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
o Input untuk mengaktifkan timer
o Nomor timer
o Nilai timer
4. Counter
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian penghitung/pencacah pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
a. S = input untuk mengaktifkan counter
b. R = input yang harus diberikan agaragar nilai counter kembali seperti semula
c. XXX = nomor counter
d. YYYY = nilai counter
5. Pemograman HMI

Human Machine Interface adalah suatu sistem yang menghubungkan antara


manusia dan teknologi mesin. Sistem HMI sebenarnya sudah cukup popular di
kalangan industri. Pada umumnya HMI berupa komputer dengan display di Monitor
CRT/LCD dimana kita bisa melihat keseluruhan sistem dari layar tersebut.

Layaknya sebuah komputer, HMI biasanya dilengkapi dengan keyboard dan


mouse dan juga bisa berupa touch screen. Tujuan dari HMI adalah untuk
meningkatkan interaksi antara mesin dan operator melalui tampilan layar komputer
serta memenuhi kebutuhan pengguna terhadap informasi sistem yang sedang
berlangsung.
Terdapat banyak cara untuk membuat sebuah tampilan HMI seperti dengan
aplikasi Visual Studio hingga dengan Hardware Touch Screen Panel. HMI akan
memberikan suatu gambaran kondisi mesin yang berupa video, grafik, lampu dan
lain-lain. Dimana pada tampilan tersebut operator dapat melihat parameter suatu
system yang sedang beroperasi.

HMI pada industri

HMI dalam industri berupa sebuah tampilan layar komputer yang akan
dihadapi oleh operator mesin maupun pengguna yang ingin mendapatkan data kerja
mesin. Dalam penerapannya di industry Touch Screen Panel HMI lebih umum
digunakan, karena kemudahan dalam pemrograman dan ketahanannya di lingkungan
kerja industry. Gambar di bawah menunjukkan contoh HMI yang lazim digunakan di
industry.

Pada HMI juga terdapat visualisasi pengendali mesin berupa tombol, slider
dan sebagainya yang dapat difungsikan untuk mengontrol atau mengendalikan mesin.
Selain itu dalam HMI juga ditampilkan alarm jika terjadi kondisi emergency dalam
sistem. Beriku fungsi lain dari HMI :

Mengawasi, dimana kita dapa mengawasi kondisi plant secara real time tanpa
perlu keluar dari ruang kontrol.Pengaturan (berdasarkan level keamanan) dimana kita
dapat merubah pengaturan misal pengaturan alarm untuk high priority dan low
priority.

Alarm, disediakan Alarm History dan Summary. Sehingga nantinya kita bisa
memilih alarm-alarm aa saja yang aktif dan bisa mendapatkan alasan atau pesan
kenapa suatu sistem tiba-tiba mengalami trip atau mati.Menampilkan grafik dari
sebuah proses, misal temperatur dari sistem yang bersangkutan.HMI Touch Screen
Panel diproduksi oleh banyak merk perusahaan otomasi seperti Omron, Mitsubishi,
Keyence, Siemens dan lainnya dimana diperlukan software khusus untuk pengisian
programnya. HMI umumnya dipasangkan dengan PLC, namun demikian keduanya
tidak selalu harus berasal dari merk yang sama asalkan memiliki tipe komunikasi
yang sama. Komunikasi standard yang dimiliki oleh HMI untuk berkerja bersama
PLC adalah komunikasi serial.

Gambar di atas menunjukkan HMI yang diprogram dengan menggunakan PC


melalui kabel USB dan berkomunikasi dengan PLC dengan kabel serial RS 232. Yang
perlu diperhatikan adalah pengaturan komunikasi serial antar ke dua komponen
tersebut. HMI dapat mengakses alamat bit bit dalam PLC untuk difungsikan sebagai
tombol atau display lampu. HMI juga dapat mengakses memory data pada PLC,
sehingga data tersebut dapat ditampilkan menjadi grafik, level meter dan lain -lain.

 Alat dan Bahan


o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Programmer
o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Designer

Pembahasan

Pada praktikum kali ini akan mambuat sebuah sistem dengan ketentuan:

Pada sebuah traffic light memiliki urutan proses sebagai berikut, lampu merah
aktif selama 5detik, lampu hijau 10detik, lampu kuning 3detik dan kembali lagi ke
lampu merah. Traffic light hanya akan aktif ketika PB1 ditekan dan mati ketika PB2
ditekan.
Gambar diatas merupakan sistem traffic light dengan ketentuan yang sudah
disesuaikan berdasarkan warna lampu dan juga waktu lampu menyala, beserta tombol
untuk mengaktifkan dan mematikan sistem.

Keadaan diatas merupakan keadaan dimana, PB1 telah ditekan sehinggan


lampu merah akan menyala selama 5detik lalu akan mati dan bergantian dengan
lampu hijau
Keadaan diatas merupakan kondisi dimana lampu merah telah padam dan
lampu hijau bergantian menyala selama 10detik, jika sudah menyala selama 10detik
maka lampu hijau akan berhenti menyala yang akan digantikan oleh lampu kuning.

Kondisi diatas dimana lampu hijau sudah padam dan lampu kuning bergantian
menyala selama 3 detik, jika sudah menyala selama 3 detik maka lampu merah akan
kembali menyala seperti siklus yang sudah dijelaskan diatas. Dan untuk mematikan
sistem dengan cara menekan tombol PB2 untuk mematikan semua sistem.

Kondisi diatas merupakan kondisi dimana sistem telah dimatikan dengan cara
menekan tombol PB2.
 Pemograman HMI

Pada pemograman HMI terdapat beberapa komponen antara lain 2 tombol,


yaitu tombol PB1 dan PB2, 3 counter dan 3 lampu, hijau, kuning dan merah, tiap –
tiap lampu memiliki waktu nyala yang berbeda – beda.

Pada tiap komponen diberikan identitas yang sesuai dengan yang ada pada
simulator, supaya komponen bekerja sesuai dengan fungsinya.

PB1 dan PB2


Menggunakan type button yang sama hanya warna dan identitas yang
digunakan yang berbeda, gambar diatas merupakan gambar identitas untuk PB1.

Lampu traffic(Hijau, Kuning dan merah)

Hampir sama seperti button tadi hanya saja shape type menggunkan lamp,
dan alamat setiap lampu juga haruslah berbeda

Pada gambar diatas menggunakan shape type dan alamat lampu merah, untuk
lampu hijau dan kuning hanya tingal mengganti alamat dan shape type nya saja.

Timer
Untuk setting timer sedikit berbeda dimana storage type berupa
BCD2(Unsigned 1 word) dan area pada komponen tersebut menjadi TIMER, lalu
berikan alamat yang sesuai pada komponen tersebut.

Test HMI

Lampu merah menyala selama 5detik


Lampu hijau menyala selama 10detik

Lampu kuning menyala selama 3detik dan siklus berulang kembali, siklus
akan berhenti ketika tombol PB2 ditekan

Semua lampu pada sistem padam dikarenakan tombol PB2 ditekan.

Kendala
Tidak ada kendala yang terjadi selama melakukan praktikum, namun harus benar-
benar diperatikan ketika memasukkan komponen ke dalam rangkaian pastikan alamat output
harus sama seperti alamat pada input supaya tidak terjadi error pada rangkaian, selain itu jika
ingin memberikan alamat yang sama pada suatu rangkaian pastikan kita benar-benar
mengetahui apa fungsi dan peran dari komponen yang memiliki alamat yang sama tersebut.

Kesimpulan

Pada praktikum kali ini membuat traffic light dengan 3 lampu, merah dengan durasi
nyala 5detik, hijau dengan durasi nyala 10detik dan kuning 3detik, setelah semua lampu
menyala secara bergantian maka siklus nyala lampu akan terulang kembali hingga tombol
PB2 ditekan, dan untuk menyalakan sistem dengan cara menekan tombol PB1

Daftar Pustaka

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 11:48 dari :


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/MODUL_3_-
_LADDER,_PLC_ADDRESS_DIGITAL_IO.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 12:19 dari :


https://www.edukasielektronika.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 16:55 dari : http://lang8088.blogspot.com/2011/12/fungsi-


logika-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 15.23 dari : http://eprints.undip.ac.id/41701/12/BAB_II.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:06 dari : http://jagootomasi.com/dasar-pemrograman-plc/

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:18 dari : https://dokumen.tips/download/link/laporan-self-


holding-circuit-dan-timer2

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:00 dari : http://elektro.um.ac.id/wp-


content/uploads/2016/04/Worskop-PLC-Jobsheet-1-6.pdf

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:08 dari :


http://setia.lecturer.pens.ac.id/Modul/ArKom/Pertemuan%2005.pdf.

Dikutip 16 April 2019 pukul 18:33 dari :

http://jagootomasi.com/apa-itu-hmi-dalam-sistem-otomasi-industri/
LAPORAN 9

INCREMENT, DECREMENT (24 April 2019)

Pendahuluan
 Dasar Teori
o PLC
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai
yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika
0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya
dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan
oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau
besaran yang diamati.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


25. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.
26. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
27. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses


pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik
membutuhkan PLC. Semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin
penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan
sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Penggunaan PLC
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses
konvensional, antara lain:
o Dibandingkan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang
dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%;
o PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem proses
kontrol konvensional (berbasis relai);
o Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat;
o Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan
dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian
program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
o Tidak membutuhkan spare-part yang banyak;
o Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup kompleks;
o Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.

o Ladder Diagram

Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar. Instruksi
yang dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang garis horizontal
dimulai dari kiri dan dari atas ke bawah.

Ladder diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian listrik dan


dimaksudkan untuk menunjukkan urutan kejadian, bukan hubungan kabel antar
komponen. Pada ladder diagram memungkinkan elemen-elemen elektrik
dihubungkan sedemikian rupa sehingga keluaran (output) tidak hanya terbatas pada
ketergantungan terhadap masukan (input) tetapi juga terhadap logika.

Ladder languages merupakan bahasa pemrograman yang menuliskan


instruksi kontrol secara grafis. Untuk menggambarkan ladder language/diagram ada
beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu [2] :

A. Daya mengalir dari kiri ke kanan.


B. Output ditulis pada bagian yang paling kanan.
C. Tidak ada kontak yang diletakkan di sebelah kanan output.
D. Setiap output disisipkan satu kali dalam setiap program.

Ladder diagram memuat beberapa blok yang dapat mempresentasikan aliran


program dan fungsi seperti [4] :

1. Contact

Contact dapat berupa kontak input (sakelar, push button), kontak internal
variabel (relay otomatis) dan lain-lain, ada 4 macam tipe kontak yaitu :

a. Kontak NO (Normally Open) adalah kontak yang terdapat pada ladder


diagram dimana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam
keadaan terbuka.
b. Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder
diagram di mana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak
dalam keadaan tertutup.
c. Kontak rising edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari
logika “0” menjadi logika “1”.
d. Kontak falling edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari logika “1”
menjadi logika “0”
2. Coil

Coil secara umum menyatakan output, ada 4 macam tipe coil yaitu :

a. Coil.
b. Negatif coil.
c. SET coil.
d. Reset coil.
3. Timer
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian pengatur waktu pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
o Input untuk mengaktifkan timer
o Nomor timer
o Nilai timer
4. Counter
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian penghitung/pencacah pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
a. S = input untuk mengaktifkan counter
b. R = input yang harus diberikan agaragar nilai counter kembali seperti semula
c. XXX = nomor counter
d. YYYY = nilai counter
5. Incremen dan Decrement
Increment adalah instruksi untuk menambah angka dan Decrement adalah instruksi
untuk mengurangi angka.
6. Pemograman HMI

Human Machine Interface adalah suatu sistem yang menghubungkan antara


manusia dan teknologi mesin. Sistem HMI sebenarnya sudah cukup popular di
kalangan industri. Pada umumnya HMI berupa komputer dengan display di Monitor
CRT/LCD dimana kita bisa melihat keseluruhan sistem dari layar tersebut.

Layaknya sebuah komputer, HMI biasanya dilengkapi dengan keyboard dan


mouse dan juga bisa berupa touch screen. Tujuan dari HMI adalah untuk
meningkatkan interaksi antara mesin dan operator melalui tampilan layar komputer
serta memenuhi kebutuhan pengguna terhadap informasi sistem yang sedang
berlangsung.
Terdapat banyak cara untuk membuat sebuah tampilan HMI seperti dengan
aplikasi Visual Studio hingga dengan Hardware Touch Screen Panel. HMI akan
memberikan suatu gambaran kondisi mesin yang berupa video, grafik, lampu dan
lain-lain. Dimana pada tampilan tersebut operator dapat melihat parameter suatu
system yang sedang beroperasi.

HMI pada industri

HMI dalam industri berupa sebuah tampilan layar komputer yang akan dihadapi
oleh operator mesin maupun pengguna yang ingin mendapatkan data kerja mesin.
Dalam penerapannya di industry Touch Screen Panel HMI lebih umum digunakan,
karena kemudahan dalam pemrograman dan ketahanannya di lingkungan kerja
industry. Gambar di bawah menunjukkan contoh HMI yang lazim digunakan di
industry.
Pada HMI juga terdapat visualisasi pengendali mesin berupa tombol, slider
dan sebagainya yang dapat difungsikan untuk mengontrol atau mengendalikan mesin.
Selain itu dalam HMI juga ditampilkan alarm jika terjadi kondisi emergency dalam
sistem. Beriku fungsi lain dari HMI :

Mengawasi, dimana kita dapa mengawasi kondisi plant secara real time tanpa
perlu keluar dari ruang kontrol.Pengaturan (berdasarkan level keamanan) dimana kita
dapat merubah pengaturan misal pengaturan alarm untuk high priority dan low
priority.

Alarm, disediakan Alarm History dan Summary. Sehingga nantinya kita bisa
memilih alarm-alarm aa saja yang aktif dan bisa mendapatkan alasan atau pesan
kenapa suatu sistem tiba-tiba mengalami trip atau mati.Menampilkan grafik dari
sebuah proses, misal temperatur dari sistem yang bersangkutan.HMI Touch Screen
Panel diproduksi oleh banyak merk perusahaan otomasi seperti Omron, Mitsubishi,
Keyence, Siemens dan lainnya dimana diperlukan software khusus untuk pengisian
programnya. HMI umumnya dipasangkan dengan PLC, namun demikian keduanya
tidak selalu harus berasal dari merk yang sama asalkan memiliki tipe komunikasi
yang sama. Komunikasi standard yang dimiliki oleh HMI untuk berkerja bersama
PLC adalah komunikasi serial.

Gambar di atas menunjukkan HMI yang diprogram dengan menggunakan PC


melalui kabel USB dan berkomunikasi dengan PLC dengan kabel serial RS 232. Yang
perlu diperhatikan adalah pengaturan komunikasi serial antar ke dua komponen
tersebut. HMI dapat mengakses alamat bit bit dalam PLC untuk difungsikan sebagai
tombol atau display lampu. HMI juga dapat mengakses memory data pada PLC,
sehingga data tersebut dapat ditampilkan menjadi grafik, level meter dan lain -lain.

 Alat dan Bahan


o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Programmer
o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Designer

Pembahasan

Buatlah program increment decrement pada data memory D0 dengan ketentua sebagi berikut:

 Data memory hanya D0


 Nilai maksimal 10
 Nilai awal 0
 Increment bekerja sampai 10, decrement bekerja sampai 0
 Tombol Start dan Reset

Untuk lebih jelas mengenai instruksi diatas akan disisipkan beberapa gambar
dan juga penjelasan dari gambar tersebut.

Gambar diatas merupakan gambar dari sistem yang belum diaktifkan dan
dijalankan, sistem diatas merupakan sistem yang telah diinstruksikan diatas terdapat
data memory berupa D0, terdapat tombol Start dan reset, tombol start berfungsi untuk
memulai sistem, dan tombol reset akan mengembalikan kerja sistem seperti awal,
terdapat 2 work area, work area 2 digunakan untuk increment dan work area 1
digunakan untuk decrement.

Gambar diatas merupakan sistem yang telah diaktifkan namun belum


dijalankan.

Cara kerja sistem diatas:

Ketika tombol ON atau Start ditekan maka akan menyalakan komponen yang
bekerja secara Increment atau akan menghitung angka mulai dari 0 hingga 10 dimana
data tersebut akan disimpan dalam data memory D0 lalu setelah nilai dari angka
tersebut mencapai 10, maka selanjutnya yang akan bekerja adalah Decrement yang
akan bekerja menurunkan angka mulai dari 10 hingga 0, dan sistem akan terulang
terus menerus hingga tombol Reset ditekan, masing – masing perintah Increment
ataupun Decrement akan berjalan per 1 detik dikarenakan flag yang digunakan
dengan satuan per 1 detik, apabila tombol Reset ditekan maka nilai pada data memory
akan kembali menjadi 0 dan hanya akan bisa dihidupkan ketika tombol Reset dilepas
dan tombol Start ditekan kembali.

Pemograman HMI

Pada pemograman HMI terdapat 3 komponen utama yaitu PB Start, PB Reset


dan Water Level. Dimana PB Start digunakan untuk mengaktifkan sistem, PB Reset
digunakan untuk menghentikan dan membuat water level menjadi kosong dan water
level sebagai indikator apakah increment sudah mencapai 10 atau decrement sudah
sampai 0.

Gambar diatas merupakan tampilan dan alamat dari tombol start pastikan
alamat pada masing – masing komponen pada pemograman HMI sesuai dengan
alamat yang kita buat pada rangkaian sistem.

Sama halnya dengan tombol start sebelumnya tombol reset juga harus
dialamati dengan benar.
Gambar diatas merupakan settingan atau pengaturan pada water level dimana
area pada water level dipilih data memori, lalu memasukkan alamat D0 dan range
beserta warna pada water level yang akan ditampilkan pada pemograman HMI.
Gambar diatas merupakan HMI pada saat sistem belum dinyalakan dimana
water level pada kondisi kosong.

Pada saat PB start ditekan maka water level akan terisi hingga penuh atau
bernilai 10 lalu akan turuh kembali hingga kosong atau bernilai 0. Dan akan terus –
menerus terulang.
Sistem diatas akan berhenti apabila tombol reset ditekan.

Kendala
Tidak ada kendala yang terjadi selama melakukan praktikum, namun harus benar-
benar diperatikan ketika memasukkan komponen ke dalam rangkaian pastikan alamat output
harus sama seperti alamat pada input supaya tidak terjadi error pada rangkaian, selain itu jika
ingin memberikan alamat yang sama pada suatu rangkaian pastikan kita benar-benar
mengetahui apa fungsi dan peran dari komponen yang memiliki alamat yang sama tersebut.

Kesimpulan

Pada sistem ini, program akan menghitung mulai dari 0 hingga 10 sebagai tugas dari
Increment dan akan kembali menghitung dari 10 hingga 0 sebagai tugas Decrement dan akan
terus berulang, apabila tombol Start ditekan. Dan sistem akan berhenti ketika tombol Reset
ditekan.
Daftar Pustaka

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 11:48 dari :


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/MODUL_3_-
_LADDER,_PLC_ADDRESS_DIGITAL_IO.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 12:19 dari :


https://www.edukasielektronika.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 16:55 dari : http://lang8088.blogspot.com/2011/12/fungsi-


logika-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 15.23 dari : http://eprints.undip.ac.id/41701/12/BAB_II.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:06 dari : http://jagootomasi.com/dasar-pemrograman-plc/

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:18 dari : https://dokumen.tips/download/link/laporan-self-


holding-circuit-dan-timer2

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:00 dari : http://elektro.um.ac.id/wp-


content/uploads/2016/04/Worskop-PLC-Jobsheet-1-6.pdf

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:08 dari :


http://setia.lecturer.pens.ac.id/Modul/ArKom/Pertemuan%2005.pdf.

Dikutip 16 April 2019 pukul 18:33 dari :

http://jagootomasi.com/apa-itu-hmi-dalam-sistem-otomasi-industri/
LAPORAN 10

TRAINER PLC (27 April 2019)

Pendahuluan
 Dasar Teori
o PLC
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai
yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika
0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya
dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan
oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau
besaran yang diamati.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


28. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.
29. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
30. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses


pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik
membutuhkan PLC. Semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin
penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan
sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Penggunaan PLC
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses
konvensional, antara lain:
o Dibandingkan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang
dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%;
o PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem proses
kontrol konvensional (berbasis relai);
o Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat;
o Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan
dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian
program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
o Tidak membutuhkan spare-part yang banyak;
o Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup kompleks;
o Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.

o Ladder Diagram

Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar. Instruksi
yang dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang garis horizontal
dimulai dari kiri dan dari atas ke bawah.

Ladder diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian listrik dan


dimaksudkan untuk menunjukkan urutan kejadian, bukan hubungan kabel antar
komponen. Pada ladder diagram memungkinkan elemen-elemen elektrik
dihubungkan sedemikian rupa sehingga keluaran (output) tidak hanya terbatas pada
ketergantungan terhadap masukan (input) tetapi juga terhadap logika.

Ladder languages merupakan bahasa pemrograman yang menuliskan


instruksi kontrol secara grafis. Untuk menggambarkan ladder language/diagram ada
beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu [2] :

A. Daya mengalir dari kiri ke kanan.


B. Output ditulis pada bagian yang paling kanan.
C. Tidak ada kontak yang diletakkan di sebelah kanan output.
D. Setiap output disisipkan satu kali dalam setiap program.

Ladder diagram memuat beberapa blok yang dapat mempresentasikan aliran


program dan fungsi seperti [4] :

1. Contact

Contact dapat berupa kontak input (sakelar, push button), kontak internal
variabel (relay otomatis) dan lain-lain, ada 4 macam tipe kontak yaitu :

a. Kontak NO (Normally Open) adalah kontak yang terdapat pada ladder


diagram dimana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam
keadaan terbuka.
b. Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder
diagram di mana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak
dalam keadaan tertutup.
c. Kontak rising edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari
logika “0” menjadi logika “1”.
d. Kontak falling edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari logika “1”
menjadi logika “0”
2. Coil

Coil secara umum menyatakan output, ada 4 macam tipe coil yaitu :

a. Coil.
b. Negatif coil.
c. SET coil.
d. Reset coil.
3. Timer
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian pengatur waktu pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
o Input untuk mengaktifkan timer
o Nomor timer
o Nilai timer
4. Counter
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian penghitung/pencacah pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
a. S = input untuk mengaktifkan counter
b. R = input yang harus diberikan agaragar nilai counter kembali seperti semula
c. XXX = nomor counter
d. YYYY = nilai counter
5. Incremen dan Decrement
Increment adalah instruksi untuk menambah angka dan Decrement adalah instruksi
untuk mengurangi angka.
 Alat dan Bahan
o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Programmer

Pembahasan

Buatlah program dengan ketentuan sebagai berikut:

 2 buah lampu
 2 buah Push Button

Ketika PB ON ditekan maka lampu 1 menyala selama 3detik, lalu bergantian dengan
lampu 2 hidup selama 3detik dan terus berulang hingga PB OFF ditekan. Buatlah ladder
diagram beserta skema PLC panel.

Ladder Diagram
Gambar diatas rangkaian sistem menggunakan ladder diagram dalam keadaan belum
aktif

Gambar diatas adalah sistem ketika PB ON telah ditekan maka lampu 1 akan menyala
selama 3detik dikarenakan TIMER 1 di setting selama 3 detik lalu berhenti.
Setelah 3 detik maka TIMER 1 akan mati dan sekaligus mengaktifkan saklar T000
yang ada pada rangkaian lampu 2 sehingga lampu 2 dapat menyala selama 3detik, setelah 3
detik lampu 2 menyala maka TIMER 2 akan mati dan sekaligus mengaktifkan saklar T001
yang ada pada rangkaian lampu 1, sehingga lampu 1 dapat menyala lagi dan bergantian
dengan lampu 2 sampai PB OFF ditekan yang akan mematikan semua sistem.

Skema Pada PLC Panel

Gambar diatas merupakan skema pada PLC panel dimana gambar dalam kotak merah
adalah komponen PLC itu sendiri dan gambar dala kotak biru adalah komponen lain seperti
lampu, PB dan Relay. Pada rangkaian ini membutuhkan relay dikarenakan komponen PLC
bekerja dengan tegangan 24V dan lampu bekerja dengan tegangan 220V.

Cara kerja dari gambar diatas adalah pertama komponen PLC menerima sumber
listrik dengan tegangan 24V melalui PB ON, lalu PLC akan bekerja sesuai dengan perintah
yang telah di upload ke komponen(perintah sama dengan cara kerja pada ladder diagram),
lalu akan diteruskan ke relay yang berfungsi sebagai saklar untuk komponen dengan tegangan
kerja 220V setelah mengaktifkan saklar, tegangan 220V masuk dan diteruskan ke lampu
sehingga lampu dapat menyala sesuai dengan perintah yang ada pada PLC.

Kendala
Tidak ada kendala yang terjadi selama melakukan praktikum, namun harus benar-
benar diperatikan ketika memasukkan komponen ke dalam rangkaian pastikan alamat output
harus sama seperti alamat pada input supaya tidak terjadi error pada rangkaian, selain itu jika
ingin memberikan alamat yang sama pada suatu rangkaian pastikan kita benar-benar
mengetahui apa fungsi dan peran dari komponen yang memiliki alamat yang sama tersebut.
Selain itu kita juga harus benar – benar memperhatikan kabel yang kita hubungkan
pada panel PLC jangan sampai salah menghubungkan kabel apabila tidak ingin terjadi short.

Kesimpulan

Pada sistem ini, pada ladder diagram program akan menjalankan perintah yaitu ketika
PB ON ditekan maka lampu 1 akan menyala selama 3detik, lalu lampu 2 yang akan menyala
3detik dan terulang kembali, proses akan terus berlangsung sampai PB OFF ditekan untuk
mematikan semua sistem.
Pada PLC panel, PLC panel akan bekerja apabila PB ON ditekan sesuai dengan
perintah yang telah di upload ke komponen PLC lalu akan mati apabila PB OFF ditekan dan
diteruskan ke komponen lainnya seperti relay, dan lampu sehingga lampu dapat menyala
selama 3detik dan mati selama 3detik dan terus berulang.
Daftar Pustaka

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 11:48 dari :


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/MODUL_3_-
_LADDER,_PLC_ADDRESS_DIGITAL_IO.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 12:19 dari :


https://www.edukasielektronika.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 16:55 dari : http://lang8088.blogspot.com/2011/12/fungsi-


logika-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 15.23 dari : http://eprints.undip.ac.id/41701/12/BAB_II.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:06 dari : http://jagootomasi.com/dasar-pemrograman-plc/

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:18 dari : https://dokumen.tips/download/link/laporan-self-


holding-circuit-dan-timer2

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:00 dari : http://elektro.um.ac.id/wp-


content/uploads/2016/04/Worskop-PLC-Jobsheet-1-6.pdf

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:08 dari :


http://setia.lecturer.pens.ac.id/Modul/ArKom/Pertemuan%2005.pdf.

Dikutip 16 April 2019 pukul 18:33 dari :

http://jagootomasi.com/apa-itu-hmi-dalam-sistem-otomasi-industri/
LAPORAN 11

TRAINER PLC 2 (08 Mei 2019)

Pendahuluan
 Dasar Teori
o PLC
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai
yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika
0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya
dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan
oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau
besaran yang diamati.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses


pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik
membutuhkan PLC. Semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin
penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan
sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Penggunaan PLC
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol proses
konvensional, antara lain:
o Dibandingkan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang
dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%;
o PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem proses
kontrol konvensional (berbasis relai);
o Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat;
o Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan
dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian
program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
o Tidak membutuhkan spare-part yang banyak;
o Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup kompleks;
o Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.

o Ladder Diagram

Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar. Instruksi
yang dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang garis horizontal
dimulai dari kiri dan dari atas ke bawah.

Ladder diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian listrik dan


dimaksudkan untuk menunjukkan urutan kejadian, bukan hubungan kabel antar
komponen. Pada ladder diagram memungkinkan elemen-elemen elektrik
dihubungkan sedemikian rupa sehingga keluaran (output) tidak hanya terbatas pada
ketergantungan terhadap masukan (input) tetapi juga terhadap logika.

Ladder languages merupakan bahasa pemrograman yang menuliskan


instruksi kontrol secara grafis. Untuk menggambarkan ladder language/diagram ada
beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu [2] :

A. Daya mengalir dari kiri ke kanan.


B. Output ditulis pada bagian yang paling kanan.
C. Tidak ada kontak yang diletakkan di sebelah kanan output.
D. Setiap output disisipkan satu kali dalam setiap program.

Ladder diagram memuat beberapa blok yang dapat mempresentasikan aliran


program dan fungsi seperti [4] :

1. Contact

Contact dapat berupa kontak input (sakelar, push button), kontak internal
variabel (relay otomatis) dan lain-lain, ada 4 macam tipe kontak yaitu :

. Kontak NO (Normally Open) adalah kontak yang terdapat pada ladder


diagram dimana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam
keadaan terbuka.
a. Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder
diagram di mana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak
dalam keadaan tertutup.
b. Kontak rising edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari
logika “0” menjadi logika “1”.
c. Kontak falling edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari logika “1”
menjadi logika “0”
2. Coil

Coil secara umum menyatakan output, ada 4 macam tipe coil yaitu :

. Coil.
a. Negatif coil.
b. SET coil.
c. Reset coil.
3. Timer
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian pengatur waktu pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
o Input untuk mengaktifkan timer
o Nomor timer
o Nilai timer
4. Counter
Merupakan instruksi yang dapat digunakan sebagai rangkaian penghitung/pencacah pada
rangkaian relay.
Simbol memerlukan
. S = input untuk mengaktifkan counter
a. R = input yang harus diberikan agaragar nilai counter kembali seperti semula
b. XXX = nomor counter
c. YYYY = nilai counter
5. Incremen dan Decrement
Increment adalah instruksi untuk menambah angka dan Decrement adalah instruksi
untuk mengurangi angka.
 Alat dan Bahan
o Perangkat yang sudah terinstall aplikasi CX-Programmer

Pembahasan

Buatlah program dengan ketentuan berikut:

o 3 lampu
o 2 push button (ON, RESET)

Ketika PB_ON ditekan maka lampu 1 akan menyala selama 3 detik dan
berkedip sebanyak 3 kali, setelah itu bergantian lampu 2 menyala 3detik dan berkedip
sebanyak 3 kali, setelah itu bergantian lampu 3 menyala selama 3detik dan berkedip
sebanyak 3kali lalu semua lampu mati. PB_RESET digunakan untuk mereset semua
kondisi agar ketiga lampu dapat digukana kembali.

Gambar dibawah merupakan gambar rangkaian Ladder diagram dari sistem


dengan ketentuan diatas, sistem dibawah belum diaktifkan dan akan dijelaskan pada
gambar – gambar berikutnya dengan keterangan dari gambar tersebut.
Pada saat PB_ON ditekan

Gambar diatas merupakan sistem pada saat PB_ON ditekan dan lampu 1 hidup selama
3 detik pada saat timer menunjukkan angka 0 maka lampu akan mati.
Pada saat lampu1 selama 3 detik, work area lampu1 aktif dan mengaktifkan timer2
yang akan menghitung selama 3 detik, ketika telah mencapai 3 detik maka counter
akan diaktifkan dan menghitung selama 3 kali lalu mengaktifkan lampu2.

Pada dasarnya prinsip kerja lampu 2 dan 3 sama persis seperti lampu 1 dikarenakan
ketentuan yang diberikan pada sistem sama persis.
Gambar pada saat lampu2 mati

Gambar pada saat lampu 3 aktif


Sistem pada saat lampu 3 mati selama 3detik

Sistem pada saat tombol reset yang akan mereset semua counter dalam sistem dan
juga semua timer yang ada dalam sistem baik damal sistem lampu 1 sampai lampu 3.
Rangkaian PLC

Pada rangkaian PLC diatas menampilkan rangkaian dengan sistem yang sama
dengan ladder diagram, arus listrik pada rangkaian ini dimulai ketikan PB_ON
ditekan maka arus 24V akan mengalir dari sumber ke komponen PLC yang akan
diteruskan ke relay, setelah itu relay akan mengahubungkan tegangan 220V dari
sumber menuju ke lampu.
Kendala
Tidak ada kendala yang terjadi selama melakukan praktikum, namun harus benar-
benar diperatikan ketika memasukkan komponen ke dalam rangkaian pastikan alamat output
harus sama seperti alamat pada input supaya tidak terjadi error pada rangkaian, selain itu jika
ingin memberikan alamat yang sama pada suatu rangkaian pastikan kita benar-benar
mengetahui apa fungsi dan peran dari komponen yang memiliki alamat yang sama tersebut.
Selain itu kita juga harus benar – benar memperhatikan kabel yang kita hubungkan
pada panel PLC jangan sampai salah menghubungkan kabel apabila tidak ingin terjadi short.

Kesimpulan

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:

Pada ladder diagram saat PB_ON ditekan maka lampu 1 akan menyala selama 3detik
sebanyak 3 kali dan bergantian dengan lampu 2 dan 3 dengan ketentuan yang sama, lalu
semua lampu akan mati, ketika PB_RESET ditekan maka akan mereset semua COUNTER
dan TIMER agar sistem dapat gunakan kembali.

Pada PLC trainer, pada saat PB_ON ditekan maka tegangan sebesar 24V akan
mengalir ke komponen PLC yang telah diberikan perintah ladder diagram, lalu akan
mengaktifkan relay yang akan menghubungkan lampu dengan tegangan 220V dengan
sumber.

Daftar Pustaka

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 11:48 dari :


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/MODUL_3_-
_LADDER,_PLC_ADDRESS_DIGITAL_IO.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 12:19 dari :


https://www.edukasielektronika.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 16:55 dari : http://lang8088.blogspot.com/2011/12/fungsi-


logika-plc.html

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 15.23 dari : http://eprints.undip.ac.id/41701/12/BAB_II.pdf

Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:06 dari : http://jagootomasi.com/dasar-pemrograman-plc/


Dikutip 12 Januari 2019 pukul 17:18 dari : https://dokumen.tips/download/link/laporan-self-
holding-circuit-dan-timer2

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:00 dari : http://elektro.um.ac.id/wp-


content/uploads/2016/04/Worskop-PLC-Jobsheet-1-6.pdf

Dikutip 05 Maret 2019 pukul 16:08 dari :


http://setia.lecturer.pens.ac.id/Modul/ArKom/Pertemuan%2005.pdf.

Dikutip 16 April 2019 pukul 18:33 dari :

http://jagootomasi.com/apa-itu-hmi-dalam-sistem-otomasi-industri/

Anda mungkin juga menyukai