409 936 1 SM PDF
409 936 1 SM PDF
Abstrak
Progesteron dan β-hCG sangat berperan penting untuk mempertahankan
kehamilan, terutama pada awal kehamilan sehingga rendahnya kadar progesteron
dan kadar β-hCG diduga dapat menyebabkan terjadinya abortus. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar progesteron dan
kadar β-hCG dengan kejadian abortus. Rancangan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kohort retrospektif. Subjek penelitian terdiri atas 70
orang ibu hamil yang berobat ke praktik Dokter Spesialis Kandungan dan
Kebidanan Konsultan Fertilisasi dan Endokrinologi Reproduksi di Klinik Rasi
Banda Aceh. Penelitian ini dianalisis dengan uji chi-square dengan tingkat
kepercayaan p ≤ 0,05 dan perhitungan resiko relatif. Dari hasil penelitian
didapatkan kejadian abortus sebanyak 27,1% (19 orang). Pada pasien yang
mengalami abortus kadar progesteron rata-rata (cut point) adalah 18,58 ng/ml dan
kadar β-hCG rata-rata (cut point) adalah 22.714 mIU/ml. Berdasarkan hasil uji chi-
square diperoleh hasil yaitu ada hubungan antara kadar progesteron (p=0,005) dan
kadar β-hCG (p=0,006) dengan kejadian abortus. Pasien dengan progesteron
rendah akan mengalami resiko abortus 5,7 kali dan pasien dengan β-hCG rendah
akan mengalami resiko abortus 2,8 kali. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara kadar progesteron dan kadar β-hCG dengan kejadian abortus
pada ibu hamil dengan usia kehamilan ≤12 minggu.
Abstract
Progesterone and β-hCG are very important to protect the pregnancy, especially at
the first trimester so that low progesterone and β-hCG levels expected as one of the
cause of the miscarriage. The purposeof this study was to determine relationship
between progesterone and β-hCG levels with the incidence of miscarriage. This
research employs was cohort retrospective design. The subjects of this study was
70 pregnant women who came to the practice of Obstetrics and Gynecology
Specialist Consultant Fertilization and Reproductive Endocrinology in Rasi Clinic
Banda Aceh.This study was analized with chi-square test which was maintaining
the p-value ≤0,05 and the relative risk.The resultsof incidence of miscarriage
much as 27.1%(19 people). The cut point of progesterone level in miscarriage
patient was 18,58 ng/ml and the cut point of β-hCG level was 22.714 mIU/ml.
Based on the result of chi-square test, it revealed that was relationship between
progesterone levels (p = 0,005) and β-hCG levels (p = 0,006) with the incidence of
miscarriage. Patients with low progesterone would have5.7 times the risk of
miscarriage and patients with low β-hCG would have 2.8 times the risk
ofmiscarriage. So, it could be concludedthat there is arelationshipbetween of
progesterone and β-hCG levels with the incidence of miscarriage in pregnant
women with gestational age ≤12 weeks.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh menghitung distribusi frekuensi tiap
ibu hamil dengan usia kehamilan ≤ 12 variabel yang diteliti, analisis bivariat untuk
minggu, terdata di rekam medik dan telah melihat hubungan kedua variabel
diperiksa kadar hormon progesteron dan β- menggunakan uji Chi-square dengan taraf
hCG. Peneliti menghitung jumlah signifikansi (α) 0,05 dan perhitungan resiko
responden yang “abortus” kehamilan ≤ 12 relatif.
minggu dan “tidak abortus” jika kehamilan
berlanjut > 12 minggu yang telah diperiksa Hasil dan Pembahasan
oleh dokter kandungan dengan Setelah dilakukan pengumpulan data
pengambilan data sekunder dari rekam penelitian dari tanggal 14-20 Januari 2013 di
medik. Penilaian dari progesteron adalah praktik Dokter Spesialis Kandungan dan
“rendah <31 ng/ml” dan “normal ≥31 Kebidanan Konsultan Fertilitas dan
ng/ml”dan Penilaian dari β-hCG adalah Endokrinologi Reproduksi Klinik Rasi
“rendah <13.437 mIU/ml” dan “normal Banda Aceh didapatkan jumlah 70 sampel
≥13.437 mIU/ml”15. Analisis yang yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi.
digunakan adalah analisis univariat dengan
Kejadian abortus
Kadar
Abortus Tidak abortus Total α p value
progesteron
n % n % n %
Rendah 17 40,5 25 59,5 42 100
0,05 0,005
Normal 2 7,1 26 92,9 28 100
Kejadian abortus
Kadar
Abortus Tidak abortus Total α p value
β-hCG
n % n % n %
Rendah 11 47,8 12 52,2 23 100
0,05 0,006
Normal 8 17 39 83 47 100
Efek
Faktor Resiko
Abortus Tidak abortus Jumlah
Progesteron rendah 17 25 42
Progesteron normal 2 26 28
Jumlah 19 51 70
Efek
Faktor Resiko
Abortus Tidak abortus Jumlah
β-hCG rendah 11 12 23
β-hCG normal 8 39 47
Jumlah 19 51 70
Sebuah penelitian oleh (Gagnon et al., oleh Lower dan Yovich (1992) terdapat
2008) pada trimester pertama rendahnya peningkatan resiko abortus sebanyak 4 kali
kadar hCG dapat dikaitkan dengan pada kadar β-hCG yang rendah dan
tingginya insiden abortus 11,7 kali dan peningkatan resiko abortus sebanyak 2,8
peningkatan resiko abortus spontan kali pada kadar progesteron yang rendah24.
sebelum 24 minggu 3,6 kali23. Penelitian lain Hal ini berbeda dari hasil penelitian ini yang
19. Prawihardjo, S dan Wiknjosastro, H. 23. Ganong, W.F., 2001. Buku Ajar Fisiologi
1994. Gangguan Bersangkutan dengan Kedokteran. edisi ke 20. Diterjemahkan
Konsepsi. Dalam: H. Wiknjosastro dan dari Bahasa Inggris oleh H.M.D.
T. Rachimhadhi, eds. 2005. Ilmu Widjajakusumah., 2002. Jakarta: EGC.
Kandungan. Edisi ke 2. Jakarta: Bina 24. Lower, A.M. dan Yovich, L.M., 1992.
pustaka, p.246 The Value of Serum Levels of estradiol,
20. Jufairi, Z.A.A., 2000. The value of Progesteron and Beta-human chorionic
Serum Progesterone Measurement in gonadotrophin in Prediction of Early
Early Pregnancy. Bahrain Med Bull, Pregnancy Loss. Hum Reprod. 7(5).
22(1), pp.1-5. Pp.7-711.
21. Phipps, M.G., Hogan, J.W., Peipert, J.F., http://ncbi.nlm.gov/pubmed/1379267
Messerlian, G.L., Canick, J.A. dan , [diakses 14 Februari 2013]
Seifer, D.B., 2000. Progesterone, Inhibin, 25. Gagnon, A., Vancouver, B.C., Wilson,
and hCG Multiple Marker Strategy to R.D., Philadelphia, D.A., 2008.
Differentiate Viable From Nonviable Obstetrical Complications Associated
Pregnancies. Obstet Gynecol , 95(2), with Abnormal Maternal Serum
pp.227-231. Markers Analytes. JOGC, 217(1),
22. Davies, S., Byrn, F. dan Cole, L.A., 2003. pp.918-932.
Human chorionic gonadotropin testing 26. Szekeres, J.B dan Balasch, J. 2007.
for early pregnancy viability and Prostagen Theraphy for Recurrent
complications. Clin Lab med, 23(1), Miscarriage. Human Reproduction,
pp.257-264. 48(12),p.1074.