Ust Abdul Aziz Abd Ghani - Ahmad Sarwat - Fiqih Mawaris 013-Waris-Sarwat
Ust Abdul Aziz Abd Ghani - Ahmad Sarwat - Fiqih Mawaris 013-Waris-Sarwat
FIQIH
MAWARIS
Ahmad Sarwat, Lc
1
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Judul Buku
Fiqih Mawaris
Penulis
Ahmad Sarwat
Penerbit
DU CENTER
Cetakan
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
3
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Istilah
5
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
6
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Daftar Isi
7
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
2. Pengurusan Jenazah 40
3. Hutang 41
4. Washiyat 43
Rukun, Syarat dan Sebab Warisan 45
1. Rukun Waris 45
1.1. Al-Muwarits 45
1.2. Al-Warits 45
1.3. Harta Warisan 46
2. Syarat Waris 46
2.1. Meninggalnya Muwarrits 46
2.2. Hidupnya Ahli Waris 49
2.3. Ahli Waris Diketahui 50
3. Sebab-sebab Adanya Hak Waris 50
3.1. Kerabat hakiki 50
3.2. Pernikahan 51
3.3. Al-Wala 51
Gugurnya Warisan 53
1. Hal-hal Yang Menggugurkan Warisan 53
1.1. Pembunuhan 53
1.2. Perbedaan Agama 54
1.3. Budak 56
2. Perbedaan Mahrum dan Mahjub 57
Penghalang Warisan (Al-Hujub) 59
1. Definisi 59
2. Macam-macam al-Hujub 60
3. Ahli Waris yang Tidak Terkena Hujub
Hirman 61
4. Ahli Waris yang Dapat Terkena Hujub
Hirman 62
Ashabul Furudh & Ashabah 63
1. Ashhabul Furudh 63
2. Ashabah 64
8
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
9
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
8.1. Bagian 92
8.2. Menghijab 92
8.3. Dihijab oleh 92
9. Saudara seayah-ibu ()أخ شقيق 92
9.1. Bagian 92
9.2. Menghijab 93
9.3. Dihijab Oleh : 93
10. Saudari seayah-ibu 94
10.1. Bagian 94
11. Saudara seayah ()أخ لب 95
11.1. Bagian 95
11.2. Menghijab 96
11.3. Dihijab Oleh : 96
12. Saudari seayah ()أخت لب 97
10.1. Bagian 97
13. Keponakan : anak saudara seayah-ibu 98
14. Keponakan : anak saudara seayah 98
15. Paman : saudara ayah seayah-ibu 98
16. Paman : saudara ayah seayah 98
17. Sepupu : anak laki paman seayah-ibu 99
18. Sepupu : anak laki paman seayah 99
19. Cucu Laki-laki ()ابن ابن 99
19.1. Bagian 99
19.2. Menghijab 100
19.3. Dihijab oleh : 101
20. Cucu Perempuan 101
21. Nenek Dari Ibu 101
22. Saudara/i Seibu 101
Cara Membagi Warisan 103
1. Langkah Pertama 103
1.1. Hutang 103
1.2. Wasiat 103
1.3. Biaya Pengurusan Jenazah 104
10
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
11
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Pengantar
13
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
14
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
15
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
Al-Faqir ilallah
Ahmad Sarwat, Lc
16
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Bab Pertama
Urgensi dan Pensyariatan
17
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
18
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
19
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
1
Al-Mustadrak ala Ash-Shahihaini lil-Hakim, jilid 18 halaman
328
20
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
21
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
22
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
23
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
2. Pensyariatan
24
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
25
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
ف َما تَمَرَك أَْزَواُجُكْم ِإنِ ّلْ يَُكن ّلُّن َولَبد فَِإنِ َكاَنِ َلُّن َولَبد ِ
ُ ص ْ َولَُكْم ن.
ي َِبا أَْو َديْمدن َوَلمُّن المربمُُع ِمّما ِ ِ ِد ِ ِ
َ فَملَُكُم المربُُع ّما تَمَرْكمَن ممن بَمْعمد َوصميِّة ُيوُصم
تَمَرْكتَُْم ِإنِ ّلْ يَُكن لُّكْم َولَمبد فَمِإنِ َكمماَنِ لَُكمْم َولَمبد فَملَُهمّن الثمُممُن ِمّما تَمَرْكتَُمم
صوَُنِ َِبا أَْو َديْدن ِ ِد
ُ ُظمن بَمْعد َوصيِّة ُتو
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari
harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu,
jika mereka tidak mempunyai anak. Jika
istri-istrimu itu mempunyai anak, maka
kamu mendapat seperempat dari harta
yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi
wasiat yang mereka buat atau (dan)
sesudah dibayar utangnya. Para istri
memperoleh seperempat harta yang kamu
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak. Jika kamu mempunyai anak, maka
para istri memperoleh seperdelapan dari
harta yang kamu tinggalkan sesudah
dipenuhi wasiat yang kamu buat atau
26
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
ت فَلُِك مظل َواِح مددث َكلَلَمةر َأو اْم مَرأَةب َولَمهُ أَبخ أَْو أُْخ م بُ َوِإنِ َكمماَنِ َرُج مبل يمُموَُر
ث ِمممن ِ ك فَمهمم ُشمرَكاء ِفم الثمملُم ِ ِ ِ ظمْنمُهممما المسمُد
َ ْ ُ َ س فَمإنِ َكممانمَُوُاْ أَْكثَمَر مممن َذلم ُ َ
ِ ِ ِ ِ د ِ ِ
ضممآَر َوصميِّةر ظممَن اللمه َواللمهُ َعليِمبم َ صممىَ بمَمآَ أَْو َديْمدن َغْيِ مَر ُمَ ُبَمْعمد َوصميِّة ُيو
َحلِيِبم
Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak meninggalkan
ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi
mempunyai seorang saudara laki-laki
(seibu saja) atau seorang saudara
perempuan (seibu saja), maka bagi
masing-masing dari kedua jenis saudara
itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-
saudara seibu itu lebih dari seorang,
maka mereka bersekutu dalam yang
sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat
yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar
hutangnya dengan tidak memberi
mudarat (kepada ahli waris). (Allah
menetapkan yang demikian itu sebagai)
syariat yang benar-benar dari Allah, dan
27
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
ُس لَمهُ َولَمبد َولَمه َ َك قَُِل اللهُ يمُْفتَِيُِكْم ِف الَْكلَلَِة إِِنِ اْمُربؤ َهل
َ ك لَْيِم َ َيَْستََمْفُتَوُن
ِ
ف َما تَمَرَك ُ صْ ت فَملََها ن أُْخ ب
Mereka meminta fatwa kepadamu
(tentang kalalah). Katakanlah: "Allah
memberi fatwa kepadamu tentang kalalah
(yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan
ia tidak mempunyai anak dan mempunyai
saudara perempuan, maka bagi
saudaranya yang perempuan itu seperdua
dari harta yang ditinggalkannya. (QS. An-
Nisa' : 176)
28
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
29
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
4
Nailul Authar jilid 6 halaman 58
30
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Bab Kedua
Pengertian Waris
1. Definisi
1.1. Bahasa
Al-miirats ( )الميراثdalam bahasa Arab
adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata (
ًث إميرثثاً روممييرراثثا
ث يرمر ث
)رومر رwaritsa-yaritsu-irtsan-
miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah
'berpindahnya sesuatu dari seseorang
kepada orang lain', atau dari suatu kaum
kepada kaum lain.
31
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
َ َوَوِر
ث ُسلَْيَِماُنِ َداُووَد
"Dan Sulaiman telah mewarisi Daud ..."
(an-Naml: 16)
ِ
َ َوُكّنا َْنُن الَْوُاِرث
ي
"... Dan Kami adalah yang mewarisinya."
(al-Qashash: 58)
Selain itu kita dapati dalam hadits Nabi
saw.:
32
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
2.1. Waktu
Dari segi wattu, harta waris tidak dibagi-
bagi kepada para ahli warisnya, juga tidak
ditentukan berapa besar masing-masing
bagian, kecuali setelah pemiliknya
(muwarrits) meninggal dunia. Dengan kata
lain, pembagian waris dilakukan setelah
pemilik harta itu meninggal dunia. Maka
yang membagi waris pastilah bukan yang
memiliki harta itu.
33
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
34
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
35
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
36
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
37
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
38
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
39
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
40
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Bab Ketiga
Alokasi Harta
41
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
42
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
43
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
44
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
45
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
2. Pengurusan Jenazah
3. Hutang
46
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
47
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
48
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
4. Washiyat
49
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
50
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
51
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Bab Keempat
Rukun, Syarat dan Sebab Warisan
1. Rukun Waris
53
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
54
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
2. Syarat Waris
Selain rukun, juga ada syarat-syarat yang
harus terpenuhi untuk sebuah pewarisan.
Bilamana salah satu dari syarat-syarat
tersebut tidak terpenuhi, maka tidak terjadi
pewarisan. Syarat pewarisan ada tiga:
2.1. Meninggalnya Muwarrits
Ada dua macam meninggal yang dikenal
oleh para ulama ahli fiqih, yaitu meninggal
secara hakiki dan meninggal secara hukum.
a. Meninggal secara hakiki
Meninggal secara hakiki adalah ketika ahli
medis menyatakan bahwa seseorang sudah
tidak lagi bernyawa, dimana unsur
kehidupan telah lepas dari jasad seseorang.
b. Meninggal secara hukum
Meninggal secara hukum adalah
seseorang yang oleh hakim ditetapkan telah
meninggal dunia, meski jasadnya tidak
ditemukan.
Misalnya, seorang yang hilang di dalam
medan perang, atau hilang saat bencana
alam, lalu secara hukum formal dinyatakan
kecil kemungkinannya masih hidup dan
kemudian ditetapkan bahwa yang
bersangkutan telah telah meninggal dunia.
Bagi Waris Sebelum Meninggal
55
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
56
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
57
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
58
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
59
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
60
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
61
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
62
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Bab Kelima
Gugurnya Warisan
63
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
1.1. Pembunuhan
Apabila seorang ahli waris membunuh
pewaris (misalnya seorang anak membunuh
ayahnya), maka gugurlah haknya untuk
mendapatkan warisan dari ayahnya. Si Anak
tidak lagi berhak mendapatkan warisan
akibat perbuatannya. Hal ini berdasarkan
sabda Rasulullah saw.:
"Tidaklah seorang pembunuh berhak
mewarisi harta orang yang dibunuhnya. "
Dari pemahaman hadits Nabi tersebut
lahirlah ungkapan yang sangat masyhur di
kalangan fuqaha yang sekaligus dijadikan
sebagai kaidah:
64
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
65
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
66
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
67
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
68
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
69
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
70
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Bab Keenam
Penghalang Warisan (Al-Hujub)
1. Definisi
71
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
2. Macam-macam al-Hujub
72
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
73
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
74
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
75
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Bab Kedelapan
Ashabul Furudh & Ashabah
1. Ashhabul Furudh
77
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
sepertiga (1/3)
seperenam (1/6).
Kini mari kita kenali pembagiannya secara
rinci, siapa saja ahli waris yang termasuk
ashhabul furudh dengan bagian yang berhak
ia terima.
2. Ashabah
ِلاِسُروَن
َّ صبَِةب إِّنا إِرذا
ِ
ُ َْقَالُوُاْ لَئْن أََكلَهُ الظذئ
ْ ُب َوَْنُن ع
"Mereka berkata: 'Jika ia benar-benar
dimakan serigala, sedang kami golongan
(yang kuat), sesungguhnya kami kalau
demikian adalah orang-orang yang
merugi.'" (QS. Yusuf: 14)
Maka jika dalam faraid kerabat
diistilahkan dengan 'ashabah hal ini
disebabkan mereka melindungi dan
menguatkan. Inilah pengertian 'ashabah dari
segi bahasa.
78
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
79
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
80
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
81
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
82
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
83
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
84
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
85
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Bab Ketujuh
Para Ahli Waris
87
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
88
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
89
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
90
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
91
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
Contoh Kedua :
Seorang meninggal dunia dengan harta
sebesar 7 milyar, tanpa memiliki istri atau
anak perempuan. Ahli warisnya 7 orang anak
laki-laki semua.
Penyelesaian sederhana saja, harta itu
dibagi rata kepada lima orang. Jadi masing-
masing mendapat 1 milyar.
Ahli Waris Bagian Nilai
Anak laki-laki 1 1/7 1 milyar
Anak laki-laki 2 1/7 1 milyar
Anak laki-laki 3 1/7 1 milyar
Anak laki-laki 4 1/7 1 milyar
Anak laki-laki 5 1/7 1 milyar
Anak laki-laki 6 1/7 1 milyar
Anak laki-laki 7 1/7 1 milyar
92
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Contoh Ketiga :
Seorang laki-laki wafat
dengan harta 8 milyar,
meninggalkan ahli waris
seorang istri dan seorang
anak laki-laki.
Istri adalah ashabul furudh yang jatahnya
sudah ditetapkan, yaitu 1/8 atau 1 milyar.
Sisanya adalah 7/8 bagian atau 7 milyar,
menjadi hak oleh anak laki-laki adalah 7/8.
Hak anak laki-laki adalah sisa harta yang
telah diambil terlebih dahulu oleh istri
almarhum.
Kalau kita jabarkan dalam bentuk tabel, hasilnya
sebagai berikut :
Ahli Waris Bagian Nilai
Istri 1/8 1 milyar
Anak laki-laki 7/8 7 milyar
(ashabah)
Contoh Keempat :
Harta almarhum sebesar 8 milyar, pada
saat wafat beliau memiliki seorang istri dan
7 orang anak laki-laki. Bagaimana
penyelesaiannya?
Istri mendapat 1/8 bagian. 7 orang anak
laki-laki adalah ashabah, mereka berhak atas
sisanya. Dan sisanya yang 7/8 bagian itu
93
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
1.2. Menghijab
Ahli Waris id
94
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
saudara seayah-ibu 9
saudari seayah-ibu 10
saudara seayah 11
saudari seayah 12
keponakan : anak saudara 13
seayah-ibu 14
keponakan : anak saudara 15
seayah 16
paman : saudara ayah 17
seayah-ibu 18
paman : saudara ayah 19
seayah 20
sepupu : anak laki paman 22
seayah-ibu
sepupu : anak laki paman
seayah
cucu : anak laki dari anak
laki
cucu : anak wanita dari
anak laki
saudara & saudari seibu
1.3. Dihijab oleh :
Sebagaimana sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa anak laki-laki tidak
dihijab oleh siapa pun. Karena posisinya
yang langsung berhubungan dengan
muwarrits.
***
95
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
96
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
97
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
2.2. Menghijab
cucu : anak wanita dari anak laki 20
saudara & saudari seibu 22
Ada 2 orang
yang dihijab
oleh anak
perempuan.
Pertama,
saudara atau
saudari seibu
tidak seayah.
Kedua, cucu
perempu-an
almarhum, dengan syarat jumlah anak
perempuan itu dua orang atau lebih dan
tidak ada cucu laki-laki yang menjadikan
cucu perempuan sebagai ashabah
bersamanya.
2.3. Dihijab Oleh :
Seorang anak perempuan tidak pernah
dihijab oleh siapa pun, karena tidak ada
penghalang antara dirinya dengan
muwarritsnya, yaitu ayah kandungnya
sendiri.
***
3. Istri ()زوجة
98
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
5
Diantara fara' waris antara lain : anak laki-laki, anak
perempuan, juga anak laki-laki atau anak perempuan dari anak laki-
laki (cucu). Sedangkan anak laki atau anak perempuan dari anak
perempuan, meski termasuk cucu juga, namun kedudukannya bukan
termasuk fara' waris, karena cucu dari anak perempuan tidak
termasuk dalam daftar ahli waris penerima warisan.
99
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
4. Suami
100
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
101
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
5. Ayah
102
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
6
Fara' waris perempuan adalah anak perempuan dan cucu
perempuan dari anak laki-laki. Fara' waris laki adalah anak laki-laki
dan cucu laki-laki dari anak laki-laki.
103
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
104
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
105
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
106
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
6. Ibu
Ibu adalah orang yang juga dekat dengan
anaknya yang meninggal dunia. Bila saat
meninggalnya, ibu masih ada, sudah
dipastikan ibu mendapat warisan.
6.1. Bagian
Seorang ibu punya tiga macam
kemungkinan dalam menerima hak warisnya.
1/6 = almarhum punya fara' waris
1/3 = almarhum tidak punya fara' waris
1/3 dari sisa = bila almarhum punya fara'
waris (hanya dalam kasus umariyatain)
107
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
108
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
6.2. Menghijab
Seorang ibu menghijab 2 orang ahli waris
lainnya, yaitu nenek dari pihak ibu dan
nenek dari pihak ayah. Atau dengan kata
lain, dia menghijab ibunya sendiri (21) dan
ibu dari suaminya (8).
6.3. Dihijab oleh
Seorang wanita yang ditinggal mati oleh
anaknya, maka posisinya tidak akan terhijab
oleh siapa pun. Karena mereka punya
hubungan langsung tanpa diselingi oleh
orang lain.
***
109
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
110
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
8
Fara' waris perempuan adalah anak perempuan dan cucu
perempuan dari anak laki-laki. Fara' waris laki adalah anak laki-laki
dan cucu laki-laki dari anak laki-laki.
111
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
112
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
saudari seayah 12
keponakan : anak saudara 13
seayah-ibu 14
keponakan : anak saudara 15
seayah 16
paman : saudara ayah seayah- 17
ibu 18
paman : saudara ayah seayah 22
sepupu : anak laki paman
seayah-ibu
sepupu : anak laki paman seayah
saudara/i yang hanya seibu
(rajih)
7.3. Dihijab oleh
Seorang kakek tidak terhijab oleh siapa
pun dari para ahli waris yang lain, kecuali
oleh ayah, yang dalam hal ini tidak lain
adalah anaknya sendiri.
***
113
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
114
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
115
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
116
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
117
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
118
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
119
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
120
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
121
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
122
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
123
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
19.2. Menghijab
Ahli Waris id
saudara seayah-ibu 9
saudari seayah-ibu 10
saudara seayah 11
saudari seayah 12
keponakan : anak saudara 13
seayah-ibu 14
keponakan : anak saudara 15
seayah 16
paman : saudara ayah 17
seayah-ibu 18
paman : saudara ayah 22
seayah
sepupu : anak laki paman
seayah-ibu
sepupu : anak laki paman
seayah
saudara & saudari seibu
19.3. Dihijab oleh :
124
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
125
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Bab Kesebelas
Cara Membagi Warisan
1. Langkah Pertama
127
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
1.2. Wasiat
Bila almarhum/almarhumah pernah
berwasiat atas harta yang dimilikinya, maka
sebelum warisan dibagikan, wasiat itu harus
dikeluarkan terlebih dahulu. Dengan syarat
jumlahnya tidak boleh melebihi dari 1/3 dari
total hartanya. Bila telah melebihi, maka
hukumnya tidak boleh karena yang 2/3 itu
adalah milik ahli waris.
1.3. Biaya Pengurusan Jenazah
Semua biaya untuk pengurusan jenazah,
bahkan mulai dari biaya rumah sakit bila
ada, hingga biaya memandikan, mengkafani,
menguburkan dan lainnya, bisa diambilkan
dari harta almarhum/almarhumah.
Dari langkah ini akan segera bisa didapat
nilai nominal harta almarhum/almarhumah.
Tentu harta itu bukan hanya uang, tetapi
bisa berbentuk rumah, tanah, kendaraan
atau apapun.
Namun untuk memudahkan penghitungan,
biasanya dilakukan penaksiran atas semua
asset beliau dalam besaran nominal. Meski
benda-benda itu tidak harus langsung dijual
kepada pihak lain.
2. Langkah Kedua
128
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
129
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
130
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
131
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
132
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
3. Langkah Ketiga
133
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
134
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
135
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
136
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
137
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
138
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
139
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
140
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Lihat diagram:
141
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
142
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
143
Fiqih Mawaris Ahmad Sarwat,Lc
144
Ahmad Sarwat, Lc Fiqih Mawaris
Penutup
145