Anda di halaman 1dari 11

Seminar Tugas Akhir Juni 2018

Infant Warmer Dilengkapi dengan Phototerapy (Phototerapy)


Maimunah Novita Sari1, Dr.Endro Yulianto, ST,MT 2 , dan Abdul Kholiq, ST,MT 3

ABSTRAK

Fototerapi merupakan terapi pilihan pertama yang dilakukan terhadap bayi baru lahir
dengan hiperbilirubinemia. Pemberian fototerapi yang efektif merupakan faktor utama penanganan
yang cepat dari hiperbilirubinemia. Efektifitas tindakan fototerapi antara lain ditentukan oleh
panjang gelombang sinar lampu, kekuatan lampu (irradiance), jarak antara lampu dengan bayi, dan
luas area tubuh bayi yang terpapar sinar lampu. Banyak penelitian telah membuktikan secara ilmiah
bahwa LED panjang gelombang 450-475nm dapat digunakan untuk penyerapan Bilirubin yang
terbukti dari grafik. Banyak perangkat Phototherapy dengan menggunakan LED dapat diletakkan
pada jarak 35 cm dari inkubator.Pengujian dilakukan dengan mengukur intensitas pada bluelight
dengan 3 jarak pengukurn, yaitu didapatkan error terbesar 0,034%, standart deviasi terbesar
3,34664, dan ketidakpastian 1,365976 Dari hasil yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa alat
Phototerapi laik untuk digunakan.

Kata kunci : Phototeraphy, Bluelight, Intensitas

I. PENDAHULUAN bayi sehingga menimbulkan warna kuning


pada kulit yang disebut hiperbilirubin
1.1 Latar Belakang Masalah (Universitas Sumatra Utara, 2012).
Bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia Fototerapi merupakan terapi pilihan
merupakan suatu kondisi yang paling sering pertama yang dilakukan terhadap bayi baru
ditemukan. Lebih dari 85% bayi cukup bulan lahir dengan hiperbilirubinemia (Kumar et al.,
yang lahir akan datang kembali ke rumah sakit 2010). Pemberian fototerapi yang efektif
untuk dirawat pada minggu pertama merupakan faktor utama penanganan yang
kehidupannya disebabkan oleh cepat dari hiperbilirubinemia (Modi & Keay,
hiperbilirubinemia (Kosim dkk., 2008) 1983). Efektifitas tindakan fototerapi antara
lain ditentukan oleh panjang gelombang sinar
Hyperbilirubin (Hiperbilirubin) adalah lampu, kekuatan lampu (irradiance), jarak
suatu penyakit dimana meningkatnya kadar antara lampu dengan bayi, dan luas area tubuh
bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih bayi yang terpapar sinar lampu (Stokowski,
dari normal. Hal ini dikarenakan pada minggu- 2006).
minggu pertama produksi bilirubin bayi akan Academy of Pediatrics (AAP, 2011)
meningkat. Bilirubin adalah pigmen merekomendasikan bahwa luasnya area tubuh
kekuningan yang dilepaskan ketika sel-sel yang terpapar fototerapi dapat dipengaruhi
darah merah dipecah. Biasanya bilirubin oleh tidak proporsionalnya ukuran kepala.
diproses dan dikeluarkan oleh hati. Bilirubin AAP juga menyatakan bahwa luasnya area
dibuat ketika tubuh melepaskan sel-sel darah tubuh bayi yang terpapar cahaya membawa
merah yang sudah tua, ini merupakan proses dampak pengobatan lebih baik dibandingkan
normal yang terjadi pada kehidupan manusia. dari banyaknya jumlah lampu yang digunakan.
Siklus sel darah merah pada bayi lebih pendek Dengan berkembangnya kemajuan
daripada orang dewasa, ini berarti lebih banyak teknologi, informasi dan komunikasi dalam
bilirubin yang dilepaskan dari organ hati bayi. bidang kesehatan, maka semakin berkembang
Organ hati pada bayi terkadang masih pula bentuk dan model Infant Warmer. Alat
belum cukup matang untuk mengatasi jumlah Infant Warmer Dilengkapi Fototerapi telah
bilirubin yang berlebihan. Bilirubin berlebih dibuat oleh Sulistya Anggara Wira Bhuana dan
yang tidak dapat dikeluarkan dari dalam tubuh Zuhendi pada tahun 2012 dengan judul
kemudian berkumpul dijaringan bawah kulit “Digital Infant Warmer Dilengkapi Dengan
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

Phototherapy unit”, alat tersebut phototheraphy. Melalui analisis tersebut dapat


menggunakan komponen digital serta diketahui hal yang dapat mempengaruhi
menggunakan tampilan LCD. Selanjutnya efektivitas phototerapy.
dikembangkan oleh Edo Bagus Prastika dan Mengacu pada hasil identifikasi masalah
Abdi Wibowo pada tahun 2014 dengan judul diatas, maka penulis ingin membuat skripsi
“Infant Warmer Dilengkapi Phototherapy dengan judul “INFANT WARMER
Dengan Indikator Hipertermia dan DILENGKAPI DENGAN FOTOTERAPI
Hipotermia” . Kelemahan alat ini terdapat (FOTOTERAPI) ”.
pada ketepatan waktu (timer) sehingga waktu
timer yang disetting tidak sesuai. Dengan 1.2 Batasan Masalah
perkembangan bentuk dan model fototerapi, 1.2.1 Infant Warmer dan Phototerapy tidak
dilakukan penelitian oleh Sri Logeshwaran R bekerja secara bersamaan.
dengan judul penelitian A Novel Design of 1.2.2 Alat Fototerapi terletak di atas tempat
Low Cost LED Photo Therapy Equipment. tidur bayi dengan jarak kurang lebih
Penelitian tersebut menggunakan Lembaran 45cm.
transparan dimensi dengan ketebalan sekitar 1.2.3 Menggunakan Blue LED High Power
1.5cm, panjang 75cm dan lebar 50cm dengan dengan panjang gelombang 450-
10 LED daya tinggi dengan panjang 450- 455nm.
460nm untuk mengetahui luas paparan 1.2.4 Menggunakan hourmeter untuk
penyinaran. mengetahui lifetime LED Blue light.
Banyak penelitian telah membuktikan 1.2.5 Tampilan menggunakan LCD.
secara ilmiah bahwa LED panjang gelombang 1.2.6 Menggunakan modul Arduino Uno.
450-475nm dapat digunakan untuk penyerapan 1.2.7 Pengambilan data dilakukan setiap 2
Bilirubin yang terbukti dari grafik. Banyak menit sekali.
perangkat Phototherapy dengan menggunakan 1.2.8 Menggunakan jala-jala listrik AC
LED dapat diletakkan pada jarak 35 cm dari sebagai sumber tegangan.
inkubator.
Aldyusandi Agristianto pada April 2017 1.3 Rumusan Masalah
melakukan penelitian tentang fototerapi 1.3.1 Dapatkah dimodifikasi alat
dengan menggunakan LED high power Phototerapy dengan standar yang sudah ada
dengan panjang gelombang 450-455 nm. menggunakan LED Blue Light ?
Kemudian dilakukan penelitian lain
menggunakan LED untuk fototerapi dengan 1.4 Tujuan Penelitian
judul Low-cost Home-use Light-emitting- 1.4.1 Tujuan Umum
diode Phototherapy as an alternative to Melakukan Analisis data distribusi
Conventional Methods oleh Aygen Yilmaz, intensitas cahaya LED Blue Light pada alat
penelitian tersebut menggunakan Light Phototerapy.
Emitting Dioda light strips, fototerapi ini 1.4.2 Tujuan Khusus
dinilai efektif sama halnya fototerapi 1.4.2.1 Membuat rangkaian driver LED blue
menggunakan lampu florescent di Indonesia light.
untuk pengobatan bayi kuning dan memiliki 1.4.2.2 Membuat rangkaian driver
potensi untuk menjadi standar perawatan untuk Hourmeter
semua bayi yang membutuhkan kadar terapi 1.4.2.3 Membuat rangkaian driver buzzer
dengan kadar bilirubin dibawah 20mg/dL. yang akan berbunyi setiap 6 jam.
Penelitian tersebut yang melatar 1.4.2.4 Membuat software timer Phototerapy
belakangi penulis untuk menganalisa distribusi 24 jam dengan modul Arduino Uno.
intensitas cahaya LED Blue Light yang 1.4.2.5 Melakukan pendataan Intensitas
diberikan untuk keefektivitasan penggunaan Cahaya dengan target intensitas
saat terapi bilirubin pada alat Phototerapy cahaya kurang lebih 500 µW/cm2
dengan standar yang sudah ada . pada tiap titik pengukuran.
Pada proses analisa, penulis ingin 1.4.2.6 Menganalisis distribusi intensitas
mengetahui distribusi intensitas cahaya LED cahaya LED bluelight pada matras.
Blue Light untuk keefektivitasan penggunaan 1.4.2.7 Melakukan uji fungsi Phototerapy.
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat meningkatkan
wawasan ilmu pengetahuan di bidang peralatan
terapi, khususnya pada Phototherapy.

1.5.2 Manfaat Praktis


1.5.2.1 Memberikan informasi mengenai
distribusi intensitas cahaya LED Blue
Light terhadap jarak penyinaran
fototerapi
1.5.2.2 Memberikan informasi mengenai hal
yang mempengaruhi proses terapi
menggunakan LED blue light pada
Phototherapy.

II. METODE PENELITAIAN


3.1. Diagram Blok 3.1.2 Diagram Blok Alat
3.1.1 Diagram BlokAlatSebelumnya

Gambar 3.2 Diagram Blok

Keterangan :
: Input
: Pemroses
: Output
: Dikerjakanbersama
:Dikerjakanoleh
MaimunahNovitasari
:Dikerjakanoleh
BrahminindyaResi
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

Pada dasarnya, Arduino Uno sebagai 3.2. Diagram Alir


sumber pengaturan pengendali Blue Light serta
pengaturan waktu yang akan ditampilkan di BEGIN
LCD. Push Button up dan down berfungsi
sebagai menurunkan dan menaikkan lamanya
waktu terapi penyinaran, tombol start/enter
INISIALISASI
berfungsi sebagai mulainya alat fototerapi, dan
tombol stop mengakhiri kerjanya fototerapi.
Empat buah push button akan memberikan
perintah kepada prosessor sesuai dengan fungsi TIMER ON 24 JAM
masing – masing tombol jika ditekan. Dimana
tombol start menandakan bahwa Arduino Uno
mulai memproses kerja alat fototerapi. Dan LED BLUE LIGHT ON
blok rangkaian driver akan menerima diaktikan
dari Arduino Uno, maka akan mengaktifkan
relay pada rangkaian driver, dan relay akan
menghubungkan kontaktor AC dengan blok NO
rangkaian LED Blue Light sehingga LED Blue TIMER PADA
Light akan menyala. Dan saat tombol start 6,12,18,24
JAM ?
ditekan maka tampilan LCD akan tampil timer
pada waktu hitungan mundur. YES
Setelah timer dan waktu penyinaran
tercapai maka buzzer akan berbunyi sebagai BUZZER ON DAN LED
indicator bahwa waktu telah tercapai dan BLUE LIGHT ON
Tombol reset mengakhiri kerjanya fototerapi
dan mengembalikan pada tampilan awal.
ALARM RESET

NO
TIMER
HABIS ?

YES

BUZZER ON

ALARM RESET

BUZZER OFF DAN LED


BLUE LIGHT OFF

END

Gambar 3.3 Diagram alir


Seminar Tugas Akhir Juni 2018

Dari diagram alir diatas dapat dijelaskan Design dan penelitihan yang membuat alat
bahwa Fototerapi bekerja ketika begin (mulai) Fototerapi Otomatis.
maka Arduino Uno akan melakukan inisialisasi, Perlakuan diukur
Selanjutnya timer akan menghitung mundur X-----------------------------O
waktu terapi selama 24 jam. Arduino Uno akan X= treatmen/ perlakuan yang
mengaktifkan relay pada LED blue light dan diberikan (variabelindependen).
LED blue light akan menyala.Dan buzzer akan O= Observasi (variabeldependen).
berbunyi setiap 6 jam untuk menandakan posisi
bayi harus dirubah. Buzzer akan berhenti 3.6 Variabel Penelitian
berbunyi jika timer waktu terapi sudah tercapai 3.6.1 Variabel Bebas
dan lampu LED Blue light akan mati yang Sebagai variabel bebas yaitu Jarak
menandakan proses terapi telah selesai. LED Blue Light terhadap matras.
3.6.2 Variabel Tergantung
3.3 Diagram Mekanis Sebagai variabel tergantung adalah
Pengujian Intensitas Cahaya LED Blue Light
3.7 Definisi Operasional Variabel
Dalam kegiatan operasionalnya,
variabel-variabel yang digunakan dalam
pembuatan modul, baik variabel bebas dan
tegantung memiliki fungsi-fungsi antara lain :

Tabel 3.1: DefinisiOperasionalVariabel


Variabel Definisi Alat Hasil Skala
Operasi Ukur Ukur Ukur
onal
Cahaya Cahaya Lux Sesuaiji Nominal
Blue Biruunt Meter kaintens
Light ukmelak itassama
ukanfot dengan
oterapi 30W/m2
tidakses
uaijikain
tensitast
idaksam
Gambar 3.4 Diagram Mekanis adengan
3.4 Alat dan Bahan 30W/m2
Alat : .
1. Tool Kit Pengujia Menguk Radiom Intensita Interval
2. Stopwatch nIntensit ur eter, scahaya
asCahay nilaikel Luxmete yang
Bahan : a uaranint r akandig
1. Project board ensitasd unakanu
2. PCB ari LED ntukmen
3. Kabel pelangi Blue entukan
Light. dosisfot
4. Arduino Uno oterapi.
5. LED Blue Light fototerapi
6. Resistor 3.8 InstrumenPengambilan Data
7. Capasitor Pengambilan data dalam penelitian ini
8. Buzzer menggunakan kalibrator Phototherapy
9. Hourmeter Radiometer 450nmdan lux meter.
3.9 TeknikAnalisis Data
3.5 Perancangan Penelitian Teknik analisis dan pengolahan data dalam
Rancangan penelitian model alat ini penelitian ini menggunakan teknik analisa
menggunakan metode Pre-Eksperimental data. Untukmengetahuikinerja system
dengan jenis penelitianOne Group Post Test
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

secarakeseluruhan, makahal – hal yang 4. Mengamati kinerja hourmeter saat lampu


diamatiselamapengujianantara lain menyala dan mati.

. Berdasarkan pengukuran yang telah


III. Pembahasan dilakukan maka beberapa kondisi saat PIN.8
diberi kondisi high dan low adalah sebagai
4.1 Hasil Pengukuran berikut :
4.1.1 Hasil Pengukuran Driver Lampu LOGIKA INPUT KONDISI
LED Bluelight PIN.8 TEGANGAN LAMPU
J1
CON1 1 5 VDC Lampu
J2
Hidup
1

1
2
VCC
J3 0 0 VDC Lampu
2
1
R1 Q1
K1
Mati
5 J4
INPUT BD139 3
RESISTOR 4 1
1 2
2 OUT

RELAY SPDT
4.1.2 Hasil Pengukuran Rangkaian LED
J5

2
Bluelight
1

GND Rangkaian untuk sambungan dari LED


Bluelight digunakan untuk menghubungkan
Rangkaian diatas merupakan rangkaian antara LED satu dengan yang lain. Rangkaian
untuk mengaktifkan lampu LED Bluelight. LED Bluelight ini disusun secara parallel.
Rangkaian ini diaktifkan dengan menggunakan Sehingga tegangan yang didapatkan dari tiap
logika high. Spesifikasi dari rangkaian driver LED sama. Tegangan maksimal yang didapat
LED Bluelight dan hourmeter adalah: saat LED Bluelight menyala adalah 3,8 VDC.
Kemudian input dari rangkaian LED Bluelight
1. Membutuhkan tegangan high ( 1 ) ini dihubungkan pada output dari driver LED
untuk mengaktifkan driver. Bluelight dari PIN 8 Arduino uno.
2. Menggunakan Transistor NPN
yang berfungsi sebagai saklar LOGIKA INPUT KONDISI
untuk mengaktifkan coil relay, PIN.8 TEGANGAN LAMPU
transistor ini akan aktif ketika
1 5 VDC Lampu
basis mendapat nilai tegangan
Hidup
lebih dari 0 atau mendapat logika
HIGH. Dan akan monaktif ketika 0 0 VDC Lampu
basis mendapat nilai tegangan 0 Mati
atau logika LOW.
3. Relay digunakan sebagai saklar
yang menghubungkan dan 4.1.3 Driver Hourmeter
memutuskan ketika coil pada relay Pada modul ini menggunakan hourmeter
dalam kondisi aktif. AC sehingga menggunakan driver DC dan
Relay 12VDC untuk menghubungkan driver
lampu dengan hourmeter. Hourmeter akan
Langkah–langkah Pengukuran/pengujian
bekerja jika basis dari driver hourmeter
yaitu :
mendapat input tegangan 12VDC dan kontak
1. Mengukur input Pin Digital (D8) yang
mendapat tegangan 12 VDC sehingga input
terhubung ke arduino uno.
arduino Pin digital (D8) mendapat logika high.
2. Mengukur tegangan pada kaki basis
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan
transistor yang terhubung ke sumber
maka beberapa kondisi saat PIN.8 diberi
tegangan 5 VDC dan input arduino saat
kondisi high dan low adalah sebagai berikut :
Pin digital (D8) mendapat logika high dan
low.
3. Mengamati kinerja lampu (menyala/mati).
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

LOGIKA INPUT KONDISI d. Tunggu beberapa saat hingga


PIN.8 TEGANGAN LAMPU display pada radiometer
1 12 VDC Lampu Hidup menampilkan hasil pengukuran.
dan Hourmeter e. Catat hasil pengukuran tiap 5
mulai menit secara berkala dalam setiap
menghitung pengukuran yang dilakukan.
0 0 VDC Lampu Mati Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Intensitas
dan Hourmeter menggunakan Radiometer
tidak PENGUK TIT TIT TIT TIT TIT
menghitung URAN IK IK IK IK IK
(A) (B) (C) (D) (E)

X1 980 467 476 485 463


4.1.4 Hasil Pengukuran Driver Buzzer
Rangkaian ini digunakan untuk X2 980 467 476 485 463
mengaktifkan Buzzer. Rangkaian ini
diaktifkan dengan menggunakan driver High. X3 980 467 476 485 464
Spesifikasi modul rangkaian driver Buzzer ini
adalah : X4 980 467 476 486 464
1. Membutuhkan tegangan High ( 1 )
untuk mengaktifkan driver. X5 981 466 475 485 463
2. Menggunakan Transistor untuk
fungsi saklar. X6 981 467 475 485 464
3. Jadi didapatkan rangkaian seperti
gambar RATA-
RATA
LOGIK INPUT KONDIS
A TEGANGA I
PIN.10 N 4.1.6 Hasil Pengukuran Intensitas
1 5 VDC Buzzer LED Blue Light
Hidup Pengukuran menggunakan
0 0 VDC Buzzer Radiometer DALE 450 meter dengan
Mati penatalaksaaan sebagai berikut :
a. Waktu ukur adalah 5 menit, tiap
menit dicatat hasil pengukuran
4.1.5 Hasil Pengukuran Panjang Sumber cahaya yaitu
Gelombang LED Blue Light menggunakan 11 lampu LED
Pengukuran menggunakan Bluelight
Radiometer DALE 450 meter dengan f. Letakkan Radiometer meter
penatalaksaaan sebagai berikut :
dibawah sumber cahaya dengan
a. Waktu ukur adalah 5 menit, tiap
jarak 45 cm.
menit dicatat hasil pengukuran
g. Tunggu beberapa saat hingga
b. Sumber cahaya yaitu
display pada radiometer
menggunakan 11 lampu LED
menampilkan hasil pengukuran.
Bluelight
h. Catat hasil pengukuran tiap 5
c. Letakkan Radiometer meter
menit secara berkala dalam setiap
dibawah sumber cahaya dengan
pengukuran yang dilakukan.
jarak 45 cm.
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

a. Tabel Pengukuran Intensitas LED


Bluelight pada jarak 50cm di posisi c. Pengukuran Intensitas Dengan Jarak
tengah penyinaran 50 cm dan Posisi Penyinaran Berada
PENGU TIT TIT TIT TIT TITI di Samping kiri
KURAN IK IK IK IK K
(A) (B) (C) (D) (E) PENGU TITI TIT TIT TIT TIT
KURAN K IK IK IK IK
X1 1081 467 476 485 463 (A) (B) (C) (D) (E)
X2 1082 467 476 485 463
X1 666 463 480 485 486
X3 1081 467 476 485 464
X2 667 462 480 485 486
X4 1081 467 476 486 464
X3 667 462 481 485 486
X5 1081 466 475 485 463
X4 666 463 481 486 485
X6 1082 467 475 485 464
X5 667 462 481 485 485
RATA- 1081 466, 475, 485, 483,5
X6 666 462 481 485 485
RATA ,333 8333 6667 1667
Standart 0,51 0,40 0,51 0,40 0,547 RATA- 666, 462, 480, 485, 485,
Deviasi 6398 8248 6398 8248 7723 RATA 5 3333 6667 1667 5
Ketidak 0,21 0,16 0,21 0,16 0,223 Standart 0,54 0,51 0,51 0,40 0,54
pastian 0775 6632 0775 6632 56 Deviasi 7723 6398 6398 8248 7723

Ketidakp 0,22 0,21 0,21 0,16 0,22


b. Pengukuran Intensitas Dengan Jarak astian 356 0775 0775 6632 356
50 cm dan Posisi Penyinaran Berada
di Samping Kanan
4.1.7 Hasil Pengukuran BPFK
PENGU TITI TI TITI TITI TITI Terlampir
KURAN K TI K K K
(A) K (C) (D) (E)
(B)
X1 980 532 476 485 463

X2 980 532 476 485 463

X3 980 532 476 485 464

X4 980 532 476 486 464

X5 981 532 475 485 463

X6 981 532 475 485 464

RATA- 980, 532 475, 485, 463,


RATA 3333 6667 1667 5

Standart 0,51 0 0,51 0,40 0,54


Deviasi 6398 6398 8248 7723

Ketidakp 0,21 0 0,21 0,16 0,22


astian 0775 0775 6632 356
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

4.1.8 Pembahasan Software keseluruhan TCNT1 = 34286;


#include <LiquidCrystal_I2C.h> TCCR1B |= (1<<CS12);
TIMSK1 |= (1<<TOIE1);
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 20, 4); sei();
}
unsigned int timerOverFlow;
int buzzer=10; void setup() {
unsigned int jam,menit,detik; Serial.begin(9600);
byte tombol,kode; lcd.begin(20,4);
int START=0; lcd.init();
int RESET=0; lcd.backlight();
int STOP=0; lcd.clear();
int mark=0; lcd.begin (0,0);
int flag=0; lcd.clear();
lcd.setCursor (0,0);
//TCNT1H=0xC2; lcd.print("MODE PHOTOTERAPY");
//TCNT1L=0xF7; delay (1000);
//detik++; initTimer1();
ISR(TIMER1_OVF_vect){ pinMode(3,INPUT_PULLUP); //pin 4
TCNT1 = 34286; sebagai input
TCCR1B |= (1 << CS12); // 256 pinMode(4,INPUT_PULLUP); //pin 5
prescaler sebagai input
TIMSK1 |= (1 << TOIE1); // enable pinMode(buzzer,OUTPUT);
timer overflow interrupt pinMode(8,OUTPUT);
interrupts(); // enable all interrupts pinMode(2,OUTPUT);
timerOverFlow++; digitalWrite(3,LOW); //pin 4 input pull up
if(timerOverFlow ==2){ digitalWrite(4,LOW); //pin 5 input pull up
timerOverFlow = 0; }
detik++;
} void loop(){
if(detik>=60) { START = digitalRead (3);
detik = 0; STOP = digitalRead (buzzer);
menit++; if(START == HIGH){
if(menit>=60) { lcd.clear();
menit = 0; delay(200);
jam++; mark = 1;}
if(jam>=24) { if(mark == 1){
jam = 0; lcd.clear();
} mulai();}
} delay(500);
} }
} void mulai(){
while (flag == 0) {
lcd.setCursor (0,0);
lcd.print ("MULAI");
void initTimer1() { delay (1000);
TCCR1A = 0; lcd.clear ();
TCCR1B = 0; digitalWrite(8,HIGH);
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

digitalWrite(2,HIGH); V. PENUTUP
detik = 0; Semua rangkaian dan sensor dapat bekerja
flag = 1;} sesuai dengan pengaturan dan fungsinya dengan
while (flag == 1){ membutuhkan tegangan 5 Volt
RESET = digitalRead (9); 1. Alat ini menggunakan lampu Blue
lcd.clear(); light jenis LED dengan panjang
lcd.setCursor(0,0); gelombang 450-460 nm dan untuk
lcd.print("TIMER PHOTOTERAPY"); menjalankannya menggunakan
lcd.setCursor(8,3); driver bluelight dengan transistor dan
lcd.print(jam,DEC); relay yang dapat diprogram melalui
lcd.print(":"); arduino dan ditampilkan pada
lcd.print(menit,DEC); display LCD karakter.
lcd.print(":"); 2. Rangkaian LCD karakter 20 x 4
lcd.print(detik,DEC); bekerja dengan baik dalam
delay(1000); menampilkan hasil pengukuran dan
if (jam ==6){ program timer.
digitalWrite(buzzer,HIGH);} 3. Input driver bluelight dan buzzer
if (jam ==12){ diolah menggunakan komunikasi
digitalWrite(buzzer,HIGH);} serial I2C yang membutuhkan pin
if (jam ==18){ SDA dan SCL pada IC
digitalWrite(buzzer,HIGH);} mikrokontroller ATmega328 sebagai
if (jam ==24){ jalur komunikasi data.
digitalWrite(buzzer,HIGH);} 4. Saat melakukan pengukuran posisi
if(RESET == HIGH){ alat berada pada jarak 45 cm dari
digitalWrite(buzzer,LOW);} matras dan dilakukan pengukuran
} mulai(); menggunkan alat ukur radiometer
serta menggunakan alat ukur lux
// } meter sebagai pembanding untuk
} output intensitas yang dihasilkan dari
//while (flag == 2){ alat ukur.
// 5. Pengambilan data pengukuran output
// dari intensitas LED Bluelight
diambil dari tiga sisi. Yaitu pada
3.1. Analisis Data posisi tengah pengukuran, samping
Hasil pengukuran data intensitas pada 5 kanan pengukuran dan samping kiri
titik pengukuran dengan menggunakan pengukuran dengan hasil
radiometer dan lux meter sebagai pengukuran kurang lebih 500
pembanding intensitas yang pada titik µW/cm2 pada tiap titik pengukuran.
tengah memiliki intensitas tertinggi, hal 6. Terdapat beberapa faktor yang dapat
tersebut bias dipengaruhi oleh beberapa mempengaruhi hasil pengukuran
faktor seperti posisi penyinaran dan yaitu posisi dari penyinaran,
tegangan yang di dapatkan pada tiap lampu pengaruh cahaya dari luar, tegangan
bluelight. Selanjutnya data diolah input yang berpengaruh terhadap
menggunakan ms exel dan didapatkan hasil kuat intensitas penyinaran serta
yaitu: error terbesar 0,034%, STDV faktor dari toleransi alat ukur itu
terbesar 3,34664 , dan ketidakpastian sendiri.
terbesar 1.365976. 7. Dari hasil pengukuran yang telah
. dilakukan di BPFK menyatakan
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

bahwa alat phototerapy bisa ---,---, 2012. "Frequently asked question


digunakan untuk terapi bayi kuning. (FAQ'S) : Phototherapy".
8. Melalui keseluruhan data AIIMS-WHO CC. Vol 1, No. 1,
pengukuran yang dilakukan dengan hal : 1-4.
penetapan nilai bobot dan skala Seno, Abraham. Pengaturan Tataruang
merupakan suatu metode analisis Kelas & Optimalisasi
situasi dan juga kondisi yang bersifat Pencahayaan Alami, 2007:
deskriptif (SWOT) berada pada Park, Jong-Jin. Design of Thermal
Kuadran I yang berarti posisi Interface Material With High
pengembangan dan pertumbuhan. Thermal Conductivity and
Measurement Apparatus, 2006.
Grzybowski, Andrzej; Pietrzak, Krzysztof.
DAFTAR PUSTAKA "From patient to discoverer-
Agristianto, Aldyusandi , 2017. "Rancang Niels Ryberg Finsen (1860-
Bangun Alat Fototerapi Untuk 1904)- the founder of
Penanganan Neonatal Jaundice phototherapy in dermatology",
Berbasis LED Daya Tinggi". e- 2012
Proceeding of Engineering &
Technology Research.Vol. 1,
No. 1, hal:745-751.

Logeshwaran, Sri , 2013. "A Novel Design


of Low Cost LED Photo
Therapy Equipment". BIODATA PENULIS
Nama : Maimunah Novita Sari
International Journal of
NIM : P27838114034
Engineering & Technology TTL :Pasuruan, 07 November 1994
Research.Vol. 1, No. 2, hal:46- Alamat : Pasuruan
51. Pendidikan : SMK Negeri 1 Bangil
Swain, Natabar , 2016. "Comparison of
Effectiveness of Light
Emitting Diode (LED) versus
Compact Flourescent Light
(CFL) Phototherapy in
Neonatal Hyperbilirubinemia.
Vol.4, No.1. Hal :2830-2833

Yilmaz, Aygen , 2015. "Low-Cost Home-


use Light-Emitting-diode
Phototherapy as an alternative
to Conventional Methods ".
Journal of Tropical Pediatrics .
Vol. 1, No.1, hal:113-118.

---,---, 2012. "Phototherapy Units".


AIIMS-WHO CC. Vol 1, No. 1,
hal : 1-5.

Anda mungkin juga menyukai