Anda di halaman 1dari 11

Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Umum

Secara geografis sebagian besar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berada
pada kawasan rawan bencana alam, dan salah satu bencana alam yang sering terjadi
adalah longsor.

Longsor terjadi karena proses alami dalam perubahan struktur muka bumi, yakni adanya
gangguan kestabilan pada tanah atau batuan penyusun lereng.
Gangguan kestabilan lereng ini dipengaruhi oleh kondisi geomorfologi terutama factor
kemiringan lereng, kondisi batuan ataupun tanah penyusun lereng, dan kondisi hidrologi
atau tata air pada lereng.

Meskipun longsor merupakan gejala fisik alami, namun beberapa hasil aktifitas manusia
yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam juga dapat menjadi factor penyebab
ketidakstabilan lereng yang dapat mengakibatkan terjadinya longsor, yaitu ketika aktifitas
manusia ini beresonansi dengan kerentanan dari kondisi alam yang telah disebutkan diatas.
Faktor-faktor aktifitas manusia ini antara lain pola tanam, pemotongan lereng, pencetakan
kolam, drainase, konstruksi bangunan, kepadatan penduduk dan usaha mitigasi.

Suatu perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat bila didukung dengan data
yang benar dan mutakhir.
Dengan data yang benar dan mutakhir, perencanaan dapat dipercaya tingkat prioritas
pembangunannya.

Tugas-tugas sejenis pengumpulan data bukan merupakan tugas yang menarik, padahal
data dan pendokumentasian data terutama bagi instansi teknis seperti Departemen
Pekerjaan Umum merupakan akses vital yang tidak mungkin diabaikan, karena tanpa data
yang benar, lengkap dan mutakhir, instansi teknis tidak akan mungkin melaksanakan tugas
dengan baik.

Pelatihan Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan ini dirancang untuk memberikan
pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan pengendalian longsor pada
infrastruktur jalan yang mencakup tata cara pendataan lereng,tata cara pemeliharaan

Metode Pendataan Lereng 1-1


Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan

lereng serta monitoring kondisi lereng dan petunjuk teknis perencanaan dan penanganan
longsoran.

Dengan tujuan agar setelah mengikuti pelatihan peserta mampu memahami tentang tata
cara pengendalian longsor pada infrastruktur jalan, maka materi modul disusun sebagai
berikut :

Modul 1 : Metode Pendataan Lereng


Modul 2 : Metode Pemeliharaan Lereng
Modul 3 : Metode Monitoring Kondisi Lereng
Modul 4 : Petunjuk Teknis Perencanaan Dan Penanganan Longsor.

1.2. Deskripsi Singkat

Modul 1, Metode Pendataan Lereng menjelaskan tentang Tata Cata Pelaksanaan Survei
Inventarisasi Kestabilan Lereng (Slope Stability Inventory Survey) dan Pendekatan Empirik
Kestabilan Lereng.

1.3. Kompetensi Dasar, Indikator Keberhasilan

 Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan tentang Metode
Pendataan Lereng

 Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu :
1. Menjelaskan tentang Survei Inventarisasi Kestabilan Lereng
2. Menjelaskan tentang Metode Pendekatan Empirik Kestabilan Lereng

1.4. Kurikulum Pelatihan

1. Nama Pelatihan : Pengendalian Longsor pada Infrastruktur Jalan

2. Kompetensi Umum :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu memahami tentang
pengendalian longsor pada infrastruktur jalan secara benar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku .

Metode Pendataan Lereng 1-2


Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan

3. Kompetensi Khusus :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan :
a. Mampu memahami tata cara pendataan lereng
b. Mampu memahami tata cara pemeliharaan lereng
c. Mampu memahami tata cara monitoring kondisi lereng
d. Mampu memahami perencanaan dan penanganan bencana longsor

4. Mata Diklat / Pelatihan ( Pokok )


a. Metode pendataan lereng
b. Metode pemeliharaan lereng
c. Metode monitoring kondisi lereng
d. Petunjuk teknis perencanaan dan penanganan longsoran.

5. Lama Pelatihan : 40 Jam Pelajaran

6. Kualifikasi Peserta :
a. Pendidikan minimal Diploma III Teknik Sipil
b. Assisten satker preservasi/assisten pembangunan / Asisten Teknis P2JJ
c. Kasie Bidang RENWAS Balai
d. Kasie Bidang Pelaksanaan Balai

7. Instruktur/ Pengajar adalah tenaga Widyaiswara / Profesional / Struktural yang


:
a. Berpendidikan S 1 Teknik Sipil
b. Menguasai bidang pekerjaan jalan dan Geoteknik
c. Mempunyai pengalaman dalam bidang jalan dan penanganan masalah
longsoran.

8. Deskripsi Pelatihan :
 Pelatihan ini akan memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap tata
cara pelaksanaan pekerjaan pengendalian longsor pada insfrastruktur jalan
secara efektif, efisien sesuai dengan ketentuan yang berlaku .

Metode Pendataan Lereng 1-3


Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan

1.5. Analisis Kompetensi

Mata Pelajaran : Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan


Kompetensi Umum : Peserta Mampu Memahami Tentang Pengendalian
Longsor Pada Infrastruktur Jalan Secara Benar Sesuai
Dengan Ketentuan Yang Berlaku.

Kemampuan peserta pelatihan untuk memahami tentang ”Pengendalian Longsor


pada Infrastruktur Jalan” secara benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dapat terwujud bilamana peserta dapat memahami metode pendataan lereng,
metode pemeliharaan lereng, metode monitoring kondisi lereng dan memahami
perencanaan dan penanganan bencana longsor, berikut ini diperlihatkan pada
bagan alir di bawah ini.

Mampu memahami Mampu memahami Mampu memahami Mampu memahami


metode pendataan metode pemeliharaan metode monitoring perencanaan dan
lereng lereng kondisi lereng penanganan bencana
longsor

PESERTA MAMPU MEMAHAMI TENTANG


PENGENDALIAN LONGSOR PADA INFRASTRUKTUR JALAN
SECARA BENAR SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG BERLAKU.

1.6. Matrik Kurikuler

1. Nama Diklat : Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan


2. Deskripsi Singkat : Pelatihan Ini Akan Menjelaskan Tentang Pengendalian
Longsor Pada Infrastruktur Jalan Mencakup Metode
Pendataan Lereng, Metode Pemeliharaan Lereng, Metode
Monitoring Kondisi Lereng, Dan Petunjuk Teknis
Perencanaan Dan Penanganan Longsoran
3. Kompetensi Umum : Setelah Mengikuti Pelatihan Ini Peserta Mampu Memahami
Tentang Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan
Secara Benar Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku
4. Waktu Diklat : 40 Jam Pelajaran

Metode Pendataan Lereng 1-4


Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan

NO. KOMPETENSI MATA TOPIK ESENSIAL ESTIMASI


KHUSUS PELAJARAN WAKTU
1. Mampu Metode pendataan 1. Survei inventarisasi kestabilan
memahami lereng lereng ( Slope Satability Inventory
metode Survey) 8 JP
pendataan lereng 2. Pendekatan empirik kestabilan
lereng
2. Mampu Metode 1. Manajemen pemeliharaan lereng
memahami pemeliharaan lereng 2. Bio Engineering 12 J P
metode 3. Teknik-teknik penanggulangan
pemeliharaan preventif non permanen
lereng

3 Mampu Metode monitoring 1. Teknik-teknik pemantauan


memahami kondisi lereng 2. Sistem peringatan dini (Early 6 JP
metode monitoring warning system)
kondisi lereng
4. Mampu Petunjuk teknis 1. Pendekatan manajemen bencana
memahami perencanaan dan longsor
perencanaan dan penanganan 2. Klasifikasi gerakan massa tanah
penanganan longsoran. 3. Penanggulangan darurat bencana 14 J P
bencana longsor longsor
4. Penanggulangan permanent
bencana longsor

1.7. Analisis Pembelajaran

Program Diklat : Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan


Mata Pelajaran : Metode Pendataan Lereng
Kompetensi Dasar : Setelah Mengikuti Pelatihan Ini Peserta Mampu Memahami
Tentang Metode Pendataan Lereng.

Kemampuan peserta pelatihan untuk memahami tentang ” Metode Pendataan Lereng”


secara benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dapat terwujud bilamana peserta
dapat memahami Survei inventarisasi kestabilan lereng ( Slope Satability Inventory
Survey), Pendekatan empirik kestabilan lereng, berikut ini diperlihatkan pada bagan alir di
bawah ini.
Mampu menjelaskan Survei Mampu menjelaskan
inventarisasi kestabilan lereng ( Pendekatan empirik kestabilan
Slope Satability Inventory Survey) lereng

PESERTA MAMPU MEMAHAMI TENTANG


METODE PENDATAAN LERENG

Metode Pendataan Lereng 1-5


Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan

1.8. Rancang Bangun Pembelajaran

1. MATA PELAJARAN 1 : METODE PENDATAAN LERENG


2. DESKRIPSI SINGKAT : MATA PELAJARAN INI MENJELASKAN TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN
SURVEI INVENTARISASI KESTABILAN LERENG (SLOPE STABILITY INVENTORY SURVEY)
DAN PENDEKATAN EMPIRIK KESTABILAN LERENG.
3. KOMPETENSI DASAR : SETELAH MENGIKUTI PELATIHAN INI PESERTA MAMPU MEMAHAMI TENTANG METODE
PENDATAAN LERENG
4. WAKTU : 8 JP

ESTIMASI
INDIKATOR SUB POKOK DAFTAR
NO POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU
KEBERHASILAN BAHASAN KEPUSTAKAAN
(menit)

1 Mampu menjelaskan 1. Survei inventarisasi 1. Tujuan Survey Ceramah Trnsprn 4 JP Sistem Manajemen
tentang survei kestabilan lereng 2. Persiapan survey Diskusi OHP Bencana Lereng pada
inventarisasi kestabilan 3. Pelaksanaan survey White Jalan Nasional, Tahun
lereng 4. Kriteria survey board 2008, Departemen
5. Metodologi pengisian LCD Pekerjaan
formulir SSI Multi Umum,Badan
6. Pengenalan dan media Penelitian dan
petunjuk pengisian Pengembangan,
formulir SSI LCD Pusat Penelitian dan
Multi Pengembangan Jalan
media dan Jembatan.
Pengembangan Dep.

2. 2. Pendekatan empirik 1. Umum Ceramah 4 JP


Mampu menjelaskan kestabilan lereng 2. Pendekatan empiriK Diskusi
tentang metode kestabilan lereng
pendekatan empiriK
kestabilan lereng

Metode Pendataan Lereng 1-6


Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan

1.9. Skenario Pembelajaran

NO LANGKAH URAIAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR KETERANGAN

1. Langkah I Instruktur / Pengajar memperkenalkan diri dan Power point


( 5 menit) mengenal peserta yang hadir.

2. Langkah II Instruktur / Pengajar menjelaskan kompetensi Power point


( 5 menit ) dasar dan indicator keberhasilan dari modul yang
akan diajarkan.

3. Langkah III Instruktur / Pengajar menjelaskan materi Power point


( 8 JP ) pelajaran Bab I tentang Pendataan Lereng

4. Peserta diberi kesempatan untuk bertanya


tentang hal-hal yang belum dipahami dan
mendiskusikannya.

5. Langkah IV Instruktur / Pengajar menjelaskan materi Power point


( 12 J P ) pelajaran Bab II tentang Metode Pemeliharaan
Lereng

6. Peserta diberi kesempatan untuk bertanya


tentang hal-hal yang belum dipahami dan
mendiskusikannya.

7. Langkah V Instruktur / Pengajar menjelaskan materi Power Point


( 6 JP ) pelajaran Bab III tentang Metode Monitoring
Kondisi Lereng

8. Peserta diberi kesempatan untuk bertanya


tentang hal-hal yang belum dipahami dan
mendiskusikannya.

9. Langkah VI Instruktur / Pengajar menjelaskan materi Power Point


( 14 JP ) pelajaran Bab IV tentang Petunjuk Teknis
Perencanaan dan Penanganan Longsoran

10. Peserta diberi kesempatan untuk bertanya


tentang hal-hal yang belum dipahami dan
mendiskusikannya.

11 Langkah VII Instruktur / Pengajar menutup pertemuan


( 5 menit ) pembahasan Modul tentang Pengendalian
Longsor pada Infrastruktur Jalan

Metode Pendataan Lereng 1-7


Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan

1.10. Lembar Kerja/Latihan

Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan saksama dan berilah satu tanda (X)
saja pada huruf a, b, c atau d yang dianggap paling tepat.

1. SSI adalah singkatan dari :


a. Slope Survey Inventory
b. Slope Stability Inventory
c. Sliding Slope Stability.

2. Kriteria survey lereng yang digunakan dalam SSI adalah :


a. Tinggi lereng > 10 m
b. Untuk lereng menerus, segmen lereng dilakukan 25 m
c. Pengamatan pencatatan dan penggambaran sketsa tidak dilakukan

3. Yang bukan merupakan jenis jalan sesuai pembagian menurut “ Status “ adalah :
a. Jalan Propinsi
b. Jalan Tol
c. Jalan Nasional

4. Yang tidak termasuk opsi penanggulangan yang digunakan untuk longsoran adalah
a. Bronjong
b. Dinding Penahan Tanah
c. Jembatan Rangka Baja.

5. Estimasi keefektifan penanggulangan longsoran yang masuk dalam survey SSI


Adalah :
a. Tidak berdampak buruk terhadap lestabilan
b. Dapat menanggulangi longsoran
c. Berhasil keseluiruhan
d. Efektif

Metode Pendataan Lereng 1-8


Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan

1.11. Bahan Tayangan

Slide 1 Slide 2

PENGUMPULAN DATA PRIMER MELALUI SURVEI SSI


PENGENDALIAN LONGSOR PADA INFRASTRUKTUR (SLOPE STABILITY INVENTORY)
JALAN

(MODUL 3)
TUJUAN : SURVEI SSI BERTUJUAN MELAKUKAN INVENTORI
DATA LERENG TERKINI DI RUAS-RUAS JALAN
NASIONAL DAN STRATEGIS DI INDONESIA

PERSIAPAN SURVEI :
MATA PELAJARAN
1. DIGITASI PETA TEMATIK DAN INPUTTING KE DALAM BASIS DATA
GEOTEKNIK
METODE MONITORING 2. INPUTTING DATA SURVEI SSI (KALAU ADA) KE DALAM BASIS
DATA
KONDISI LERENG 3. STUDI MEJA RUAS JALAN YANG AKAN DISURVEI
4. PEMBUATAN SURAT PENGANTAR (PERIZINAN) KE BALAI-BALAI
BESAR DI DAERAH

Slide 3 Slide 4

KRITERIA SURVEI FORMULIR SSI


(SLOPE STABILITY INVENTORY )

1. TINGGI LERENG < 5 M TIDAK DISURVEI,KECUALI SECARA VISUAL


PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SURVEI
MENGALAMI KERUSAKAN SLOPE STABILITY INVENTORY
UNTUK LERENG YANG MENERUS, PEMBAGIAN SEGMEN LERENG
DILAKUKAN PER 25 M UNTUK PENGAMATAN DETAIL DAN
KOORDINAT YANG DICATAT ADALAH KOORDINAT AS LERENG

MELAKUKAN PENGAMATAN DAN PENCATATAN KONDISI LERENG


KE DALAM FORMULIR SSI STANDAR, PENGGAMBARAN SKETSA
LOKASI LERENG SERTA DOKUMENTASI KONDISI LERENG
DAPAT DILIHAT PADA MATERI MODUL 1

Slide 5 Slide 6

PENDEKATAN EMPIRIK KESTABILAN LERENG DAPAT JUGA DILAKUKAN


DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA INSTRUMENTASI, DAN BERBASIS PADA
PENGGUNAAN DATA HASIL PENELITIAN DAPAT DIKETAHUI FAKTOR-FAKTOR
ALAM YANG MENYEBABKAN LERENG MENJADI TIDAK STABIL, DIANTARANYA
PENDEKATAN EMPIRIK KESTABILAN LERENG :
BERBASIS PADA DATA , NAMUN BIASANYA DATA KURANG AKURAT ATAU BAHKAN
DATA TIDAK TERSEDIA, KEKURANGAN INI DAPAT DIMINIMALKAN DENGAN
MELAKUKAN PENGAMATAN VISUAL DILAPANGAN

GEJALA DAN PENYEBAB KETIDAKSTABILAN LERENG :


Faktor geologi : lereng yang tersusun oleh batuan lapuk, tanah
1. MUNCULNYA RETAKAN TANAH YANG MEMANJANG SEJAJAR residual,tanah lempung yang tebal,banyaknya sisipan lapisan batu
SISI LERENG, DAN RETAKAN INI SERING PULA BERBENTUK lempung, tumpukan tanah lempung yang menumpang di atas
TAPAL KUDA batuan kompak dan keras serta besarnya kemiringan lapisan,
2. MUNCULNYA REMBESAN-REMBESAN AIR PADA LERENG susunan tanah seperti ini mudah dipisah oleh air hujan dan rawan
3. TEBING TERLIHAT RAPUH DAN KERIKIL MULAI BERJATUHAN longsor
4. MATA AIR TIBA-TIBA SAJA MENYEMBUL KE PERMUKAAN Faktor geologi lainnya adalah struktur sesar (bidang rekahan yang
telah mengalami pergeseran), kekar (rekahan tanpa pergeseran
5. INDIKASI YANG LAIN ADALAH TIANG LISTRIK, POHON,
pada bidang rekahannya), gempa bumi, stratigrafi (komposisi dan
BENTENG MENJADI MIRING.
umur relatif serta distribusi perlapisan tanah) dan gunung api.

Metode Pendataan Lereng 1-9


Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan

Slide 7 Slide 8

Faktor iklim : curah hujan yang tinggi atau hujan dalam waktu lama
akan menyebabkan daya rusak yang luar biasa PENANGANAN KESTABILAN LERENG

I HASIL PENGAMATAN VISUAL


 MUNCULNYA RETAKAN TANAH :

Faktor topografi : lereng yang curam menyebabkqan gumpalan tanah / 1. PENUTUPAN RETAKAN DENGAN SESUATU YANG KEDAP AIR
DI ATAS LERENG UNTUK MENCEGAH AIR MASUK SECARA
batuan mudah meluncur longsor
CEPAT KEDALAM TANAH
2. BILA RETAKAN TANAH SEMAKIN CEPAT BERKEMBANG, MISAL
Faktor tata air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, LEBARNYA TELAH MENCAPAI 5 CM DALAM WAKTU 1
erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika akan menjadikan JAM,KOSONGKAN SEGERA LERENG DARI AKTIVITAS
beban tanah lebih besar dari tahanan geser MANUASIA
3. ALIHKAN ALIRAN AIR MENJAUHI LERENG YANG RETAK
4. HINDARI GETARAN-GETARAN PADA LERENG SERTA
PENGGALIAN PADA BAGIAN KAKI LERENG

Slide 9 Slide 10

MUNCULNYA REMBESAN-REMBESAN AIR PADA LERENG DAN


MATA AIR TIBA-TIBA SAJA MENYEMBUL KE PERMUKAAN TIANG LISTRIK, POHON, BENTENG MENJADI MIRING

1. MENINGKATKAN , MEMPERBAIKI DAN MEMELIHARA


DRAINASE BAIK AIR PERMUKAAN MAUPUN AIR TANAH 1. PEMBUATAN BANGUNAN PENAHAN, JANGKAR (ANCHOR)
2. HINDARI GETARAN-GETARAN PADA LERENG SERTA DAN PILLING
PENGGALIAN PADA BAGIAN KAKI LERENG 2. HINDARI GETARAN-GETARAN PADA LERENG SERTA
PENGGALIAN PADA BAGIAN KAKI LERENG

TEBING TERLIHAT RAPUH DAN KERIKIL MULAI BERJATUHAN


II HASIL PENGUKURAN DENGAN INSTRUMEN
1. MEMASANG JARING / BRONJONG PADA BAGIAN TEBING
YANG RAPUH
2. PEMBUATAN TANGGUL PENAHAN UNTUK RUNTUHAN CURAH HUJAN YANG TINGGI ATAU HUJAN DALAM WAKTU LAMA
BATUAN ( ROCK FALL )
3. HINDARI GETARAN-GETARAN PADA LERENG SERTA 1. TINGKATKAN KEWASPADAAN SELAMA MUSIM HUJAN
PENGGALIAN PADA BAGIAN KAKI LERENG
2. DALAM BEBERAPA KASUSRELOKASI PENDUDUK DAN
PENUTUPAN JALAN SANGAT DISARANKAN

Slide 11 Slide 12

KONDISI DRAINASE YANG TERSUMBAT, TERJADI AKUMULASI


MASSA AIR, EROSI DALAM, PELARUTAN DAN PENINGKATAN
TEKANAN HIDROSTATIKA

LERENG YANG CURAM

 MENINGKATKAN, MEMPERBAIKI DAN MEMELIHARA


1. MENGURANGI TINGKAT KETERJALAN LERENG DRAINASE BAIK AIR PERMUKAAN MAUPUN AIR TANAH
2. PENGHIJAUAN DENGAN TANAMAN YANG SISTEM
 TANCAPKAN PIPA-PIPA/BAMBU-BAMBU YANG
PERAKARANNYA DALAM
DILUBANGI KEDUA UJUNGNYA MELALUI MUKA
3. MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN PONDASI YANG KUAT
LERENG, UNTUK MENGURAS AIR YANG SUDAH
TERLANJUR TERJEBAK DI DALAM LERENG
 HINDARI GETARAN-GETARAN PADA LERENG SERTA
PENGGALIAN PADA BAGIAN KAKI LERENG

Metode Pendataan Lereng 1 - 10


Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan

Slide 13 Slide 14

LERENG YANG TERSUSUN OLEH BATUAN LAPUK, TANAH RESIDUAL,TANAH PENGENALAN SISTEM MANAJEMEN BENCANA LERENG
LEMPUNG YANG TEBAL, SISIPAN LAPISAN BATU LEMPUNG, TUMPUKAN
TANAH LEMPUNG YANG MENUMPANG DIATAS BATUAN KOMPAK DAN KERAS ( SLOPE DISASTER MANAGEMENT SYSTEM )

1. TIDAK MENEBANG ATAU MERUSAK HUTAN


1. SISTEM MANAJEMEN BENCANA LERENG ADALAH
2. MELAKUKAN PENANAMAN PADA DAERAH-DAERAH YANG METODE PENCEGAHAN KERUNTUHAN LERENG /
GUNDUL
LONGSORAN YANG SISTEMATIS
3. PEMBUATAN TERASERING
4. PEMBUATAN BANGUNAN PENAHAN, JANGKAR (ANCHOR) 2. KONSEP YANG DILAKUKAN PADA PENGEMBANGAN
DAN PILLING SISTEM MANAJEMEN BENCANA LERENG ADALAH
5. HINDARI GETARAN-GETARAN PADA LERENG SERTA PENGKINIAN DATA LERENG MELALUI SURVEI SSI,
PENGGALIAN PADA BAGIAN KAKI LERENG ANALISIS DATA DAN PENGOLAHAN DATA, DAN
6. HINDARKAN PEMBANGUNAN PEMUKIMAN DAN FASILITAS REKOMENDASI PRIORITAS PENANGANAN
UTAMA LAINNYA. KERUNTUHAN LERENG

Slide 15 Slide 16

HASIL PENGEMBANGAN KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN BENCANA


LERENG ADALAH :

BASIS DATA LERENG YANG TERDIRI DARI :




DATA LERENG HASIL SURVEI SSI
TABEL REKOMENDASI GEOMETRI LERENG AMAN
BERDASARKAN HASIL SURVEI SSI
TERIMA KASIH
 TITIK-TITIK RAWAN LONGSORAN BERUPA PETA
POTENSI LONGSORAN
 KONSEP ANALISIS RISIKO LONGSORAN UNTUK
PENETAPAN PRIORITAS PENANGANAN LONGSORAN
 KONSEP MODEL PRODIKSI KERUNTUHAN LERENG
 KONSEP PETA BAHAYA LERENG

Metode Pendataan Lereng 1 - 11

Anda mungkin juga menyukai