Bab 1
Bab 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Secara geografis sebagian besar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berada
pada kawasan rawan bencana alam, dan salah satu bencana alam yang sering terjadi
adalah longsor.
Longsor terjadi karena proses alami dalam perubahan struktur muka bumi, yakni adanya
gangguan kestabilan pada tanah atau batuan penyusun lereng.
Gangguan kestabilan lereng ini dipengaruhi oleh kondisi geomorfologi terutama factor
kemiringan lereng, kondisi batuan ataupun tanah penyusun lereng, dan kondisi hidrologi
atau tata air pada lereng.
Meskipun longsor merupakan gejala fisik alami, namun beberapa hasil aktifitas manusia
yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam juga dapat menjadi factor penyebab
ketidakstabilan lereng yang dapat mengakibatkan terjadinya longsor, yaitu ketika aktifitas
manusia ini beresonansi dengan kerentanan dari kondisi alam yang telah disebutkan diatas.
Faktor-faktor aktifitas manusia ini antara lain pola tanam, pemotongan lereng, pencetakan
kolam, drainase, konstruksi bangunan, kepadatan penduduk dan usaha mitigasi.
Suatu perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat bila didukung dengan data
yang benar dan mutakhir.
Dengan data yang benar dan mutakhir, perencanaan dapat dipercaya tingkat prioritas
pembangunannya.
Tugas-tugas sejenis pengumpulan data bukan merupakan tugas yang menarik, padahal
data dan pendokumentasian data terutama bagi instansi teknis seperti Departemen
Pekerjaan Umum merupakan akses vital yang tidak mungkin diabaikan, karena tanpa data
yang benar, lengkap dan mutakhir, instansi teknis tidak akan mungkin melaksanakan tugas
dengan baik.
Pelatihan Pengendalian Longsor Pada Infrastruktur Jalan ini dirancang untuk memberikan
pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan pengendalian longsor pada
infrastruktur jalan yang mencakup tata cara pendataan lereng,tata cara pemeliharaan
lereng serta monitoring kondisi lereng dan petunjuk teknis perencanaan dan penanganan
longsoran.
Dengan tujuan agar setelah mengikuti pelatihan peserta mampu memahami tentang tata
cara pengendalian longsor pada infrastruktur jalan, maka materi modul disusun sebagai
berikut :
Modul 1, Metode Pendataan Lereng menjelaskan tentang Tata Cata Pelaksanaan Survei
Inventarisasi Kestabilan Lereng (Slope Stability Inventory Survey) dan Pendekatan Empirik
Kestabilan Lereng.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan tentang Metode
Pendataan Lereng
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu :
1. Menjelaskan tentang Survei Inventarisasi Kestabilan Lereng
2. Menjelaskan tentang Metode Pendekatan Empirik Kestabilan Lereng
2. Kompetensi Umum :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu memahami tentang
pengendalian longsor pada infrastruktur jalan secara benar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku .
3. Kompetensi Khusus :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan :
a. Mampu memahami tata cara pendataan lereng
b. Mampu memahami tata cara pemeliharaan lereng
c. Mampu memahami tata cara monitoring kondisi lereng
d. Mampu memahami perencanaan dan penanganan bencana longsor
6. Kualifikasi Peserta :
a. Pendidikan minimal Diploma III Teknik Sipil
b. Assisten satker preservasi/assisten pembangunan / Asisten Teknis P2JJ
c. Kasie Bidang RENWAS Balai
d. Kasie Bidang Pelaksanaan Balai
8. Deskripsi Pelatihan :
Pelatihan ini akan memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap tata
cara pelaksanaan pekerjaan pengendalian longsor pada insfrastruktur jalan
secara efektif, efisien sesuai dengan ketentuan yang berlaku .
ESTIMASI
INDIKATOR SUB POKOK DAFTAR
NO POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU
KEBERHASILAN BAHASAN KEPUSTAKAAN
(menit)
1 Mampu menjelaskan 1. Survei inventarisasi 1. Tujuan Survey Ceramah Trnsprn 4 JP Sistem Manajemen
tentang survei kestabilan lereng 2. Persiapan survey Diskusi OHP Bencana Lereng pada
inventarisasi kestabilan 3. Pelaksanaan survey White Jalan Nasional, Tahun
lereng 4. Kriteria survey board 2008, Departemen
5. Metodologi pengisian LCD Pekerjaan
formulir SSI Multi Umum,Badan
6. Pengenalan dan media Penelitian dan
petunjuk pengisian Pengembangan,
formulir SSI LCD Pusat Penelitian dan
Multi Pengembangan Jalan
media dan Jembatan.
Pengembangan Dep.
Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan saksama dan berilah satu tanda (X)
saja pada huruf a, b, c atau d yang dianggap paling tepat.
3. Yang bukan merupakan jenis jalan sesuai pembagian menurut “ Status “ adalah :
a. Jalan Propinsi
b. Jalan Tol
c. Jalan Nasional
4. Yang tidak termasuk opsi penanggulangan yang digunakan untuk longsoran adalah
a. Bronjong
b. Dinding Penahan Tanah
c. Jembatan Rangka Baja.
Slide 1 Slide 2
(MODUL 3)
TUJUAN : SURVEI SSI BERTUJUAN MELAKUKAN INVENTORI
DATA LERENG TERKINI DI RUAS-RUAS JALAN
NASIONAL DAN STRATEGIS DI INDONESIA
PERSIAPAN SURVEI :
MATA PELAJARAN
1. DIGITASI PETA TEMATIK DAN INPUTTING KE DALAM BASIS DATA
GEOTEKNIK
METODE MONITORING 2. INPUTTING DATA SURVEI SSI (KALAU ADA) KE DALAM BASIS
DATA
KONDISI LERENG 3. STUDI MEJA RUAS JALAN YANG AKAN DISURVEI
4. PEMBUATAN SURAT PENGANTAR (PERIZINAN) KE BALAI-BALAI
BESAR DI DAERAH
Slide 3 Slide 4
Slide 5 Slide 6
Slide 7 Slide 8
Faktor iklim : curah hujan yang tinggi atau hujan dalam waktu lama
akan menyebabkan daya rusak yang luar biasa PENANGANAN KESTABILAN LERENG
Faktor topografi : lereng yang curam menyebabkqan gumpalan tanah / 1. PENUTUPAN RETAKAN DENGAN SESUATU YANG KEDAP AIR
DI ATAS LERENG UNTUK MENCEGAH AIR MASUK SECARA
batuan mudah meluncur longsor
CEPAT KEDALAM TANAH
2. BILA RETAKAN TANAH SEMAKIN CEPAT BERKEMBANG, MISAL
Faktor tata air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, LEBARNYA TELAH MENCAPAI 5 CM DALAM WAKTU 1
erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika akan menjadikan JAM,KOSONGKAN SEGERA LERENG DARI AKTIVITAS
beban tanah lebih besar dari tahanan geser MANUASIA
3. ALIHKAN ALIRAN AIR MENJAUHI LERENG YANG RETAK
4. HINDARI GETARAN-GETARAN PADA LERENG SERTA
PENGGALIAN PADA BAGIAN KAKI LERENG
Slide 9 Slide 10
Slide 11 Slide 12
Slide 13 Slide 14
LERENG YANG TERSUSUN OLEH BATUAN LAPUK, TANAH RESIDUAL,TANAH PENGENALAN SISTEM MANAJEMEN BENCANA LERENG
LEMPUNG YANG TEBAL, SISIPAN LAPISAN BATU LEMPUNG, TUMPUKAN
TANAH LEMPUNG YANG MENUMPANG DIATAS BATUAN KOMPAK DAN KERAS ( SLOPE DISASTER MANAGEMENT SYSTEM )
Slide 15 Slide 16