Anda di halaman 1dari 16

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada

PERANCANGAN
GEOMETRIK JALAN

MODUL - 01
PEMILIHAN TRASE TERBAIK

Disusun oleh: Tim Ajar Mata Kuliah Perancangan dan Evaluasi Geometrik
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu menginterpretasi dan
menginterpolasi berbagai data dan peta pendukung
untuk merancang alternatif trase jalan serta
mengaplikasikan metode sederhana dalam pemilihan
trase terbaik

Pencapaian Kompetensi
Formulate any problem/constraints that need to be
addressed before being able to start designing

Assessment
 Class discussion
 Specific exam problems
2
PERANCANGAN TRASE JALAN
 Pada dasarnya seorang perencana bila
dihadapkan pada suatu profil lahan (peta
topografi, peta udara dll) sudah harus
berfikir bahwa perancangan geometriknya
berdasarkan situasi dan mengadaptasi
karakteristik pengendara, lalulintas dan
kendaraan untuk mendapatkan desain
yang optimal, agar jalan memenuhi
persyaratan aman, nyaman, dan
ekonomis.
PERANCANGAN TRASE JALAN
 Trase jalan yang direncanakan harus memenuhi
persyaratan teknis, ekonomis, dan lingkungan.
 Persyaratan teknis : mempertimbangkan faktor
topografi, geologi, tata guna lahan/ tata ruang
wilayah, kemudahan pengerjaan, rekayasa
teknologi
 Persyaratan ekonomi : mempertimbangkan
kelayakan aspek ekonomi dan finansial termasuk
pembiayaannya.
 Persyaratan lingkungan : mempertimbangkan
lingkungan fisik, sosial, dan budaya
PERANCANGAN TRASE JALAN

Penetapan dan Pemetaan Trase Jalan memerlukan


tahapan survei sebagai berikut:
1. Survei Awal (Reconnaisance Survey)
Mendapatkan peta dasar dalam batas koridor
rencana jalan sehingga dapat digambarkan
rencana trase jalan.
2. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey)
Jalur trase jalan terpilih, selanjutnya dipetakan
dan diukur kembali secara teliti  mendapatkan
renc penentuan trase jalan yg pasti
3. Survei Lokasi (Location Survey)
PERANCANGAN TRASE JALAN

Metode Pemilihan Trase Terbaik:


Analisis Multikriteria
Suatu analisis sederhana menggunakan kriteria-kriteria
sebagai atribut penilaian, dapat berupa penilaian kualitatif
ataupun kuantitatif. Dapat disertai dengan pembobotan untuk
mendapatkan hasil terbaik. Untuk kasus jalan kriteria yang
dapat dikembangkan antara lain:
Kriteria Teknik, Kriteria Ekonomi, Kriteria Politik, Kriteria
Lingkungan, Kriteria Tata Ruang, Kriteria Transportasi,
Kriteria Kelembagaan, Kriteria SDM
PERANCANGAN TRASE JALAN
Tiap kriteria yang dievaluasi akan dibagi-bagi dalam sub-kriteria yang lebih kecil,
selanjutnya tiap sub-kriteria memiliki indikasi kualitatif dan indikasi kuantitatif,
yang masing-masing indikasi ini dilengkapi atibut nilai.
Untuk menentukan prioritas penilaian sub-kriteria tersebut maka dilakukan dua
cara:
 Untuk sub-kriteria dengan indikasi kuantitatif, interval atribut nilai dibuat
berdasarkan pembagian selisih nilai tertinggi dengan terendah ke dalam 5
(lima) interval.
 Untuk sub-kriteria dengan indikasi kualitatif, interval dibuat berdasarkan
perbandingan keunggulan relatif ke dalam 5 (lima) interval.
Nilai kriteria adalah jumlah nilai sub-kriteria, selanjutnya indeks prioritas kriteria
ditentukan berdasarkan jumlah sub kriteria dalam formula berikut:
dengan :
m IP = indeks prioritas kriteria
IP   b n  N n bn = bobot sub-kriteria - n
Nn = nilai sub-kriteria
n 1 m = jumlah sub-kriteria
Kondisi topografi
1 : kemiringan lereng sangat curam (>45%) Sumber daya manusia
1 : sumber daya manusia sangat susah didapat
2 : kemiringan lereng curam (31% - 45%)
2 : sumber daya manusia susah didapat
3 : kemiringan lereng sedang (21% - 30%) 3 : sumber daya manusia didapat dengan normal
4 : kemiringan lereng landai (11% - 20%) 4 : sumber daya manusia mudah didapat
5 : sumber daya manusia sangat mudah didapat
5 : kemiringan lereng sangat landai (0% - 10%)

Desain trase Tata ruang dan potensi pengembangan


1 : trase sangat panjang melewati variasi kondisi wilayah
medan yang sangat tinggi sehingga 1 : potensi pengembangan wilayah sangat buruk
memerlukan jumlah tikungan yang banyak, dan 2 : potensi pengembangan wilayah buruk
melewati titik-titik rawan bencana 3 : potensi pengembangan wilayah sedang
2 : trase panjang melewati variasi kondisi medan 4 : potensi pengembangan wilayah bagus
yang tinggi, sehingga memerlukan jumlah 5 : potensi pengembangan wilayah sangat bagus
tikungan yang banyak, dan melewati titik-titik
rawan bencana Flora
3 : trase sedang melewati kondisi medan yang 1 :flora yang dilindungi dalam jumlah sangat besar
sedang, sehingga hanya memerlukan jumlah 2 :flora yang dilindungi dalam jumlah besar
tikungan yang sedang, dan sedikit melewati 3 : flora yang dilindungi dalam jumlah sedang
titik-titik rawan bencana 4 : flora yang dilindungi dalam jumlah sedikit
4 : trase pendek melewati kondisi medan yang 5 : flora yang dilindungi dalam jumlah sangat sedikit
rendah, sehingga hanya memerlukan jumlah Fauna
tikungan yang sedikit, dan sangat sedikit 1 : fauna yang dilindungi dalam jumlah sangat besar
melewati titik-titik rawan bencana 2 : fauna yang dilindungi dalam jumlah besar
5 : trase sangat pendek melewati kondisi medan 3 : fauna yang dilindungi dalam jumlah sedang
yang sangat rendah, sehingga tidak 4 : fauna yang dilindungi dalam jumlah sedikit
memerlukan tikungan (optional), dan tidak 5 : fauna yang dilindungi dalam jumlah sangat
melewati titk-titik rawan bencana sedikit
Konflik sosial
Kemudahan pelaksanaan 1 : resiko konflik sosial sangat tinggi
1 : pelaksanaan sangat susah dilakukan 2 : resiko konflik sosial tinggi
2 : pelaksanaan susah dilakukan 3 : resiko konflik sosial sedang
3 : pelaksanaan dilakukan dengan normal 4 : resiko konflik sosial rendah
4 : pelaksanaan mudah dilakukan 5 : resiko konflik sosial sangat rendah
5 : pelaksanaan sangat mudah dilakukan 8
ANALISIS MULTIKRITERIA
NILAI NILAI X BOBOT
KRITERIA BOBOT
Alt. I Alt. II Alt. III Alt. I Alt. II Alt. III
A. TEKNIS
1. Kondisi Geologi dan Topografi 4 2 4 30% 1.2 0.6 1.2
2. Desain Trase 3 2 4 30% 0.9 0.6 1.2
3. Kemudahan Pelaksanaan 4 1 3 30% 1.2 0.3 0.9
4. SDM 2 4 4 30% 0.6 1.2 1.2
B. EKONOMIS
1. Kebutuhan Dana 4 2 3 20% 0.8 0.4 0.6
2. Manfaat Ekonomi 5 5 4 20% 1 1 0.8
3. Finansial 4 4 5 20% 0.8 0.8 1
C. LINGKUNGAN
1. Fisik 3 4 5 30% 0.9 1.2 1.5
2. Cagar Alam - Budaya 5 4 5 30% 1.5 1.2 1.5
3. Konflik Sosial 5 4 4 30% 1.5 1.2 1.2
D. TATA RUANG
1. Kesesuaian RTRW 4 4 5 20% 0.8 0.8 1
2. Potensi Pengembangan Wilayah 5 4 4 20% 1 0.8 0.8
TOTAL 12.2 10.1 12.9
KASUS:
PERANCANGAN TRASE JALAN
TOL PEKANBARU-DUMAI
PERANCANGAN TRASE JALAN TOL
Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan untuk pemilihan trase jalan tol
adalah sebagai berikut ini:
1.Meminimalkan biaya konstruksi dengan cara :
 Memilih trase sependek mungkin,
 Menghindari pekerjaan galian dan timbunan yang terlalu banyak dengan
mempertimbangkan kemiringan memanjang dan panjang landai kritis,
 Menghindari trase yang melalui lahan produktif termasuk daerah industri
maupun pemukiman yang padat,
 Memilih rute yang melalui daerah dengan daya dukung cukup baik ditinjau
dari segi teknik jalan dan geologi,
 Memilih trase yang tidak terlalu banyak melintasi sungai dan rawa maupun
hambatan alam lain,
 Memilih trase dimana akan memberikan kemudahan dalam hal
pembebasan tanah dari segi sosial, politis, ekonomis dan lingkungan.
2.Mendukung pengembangan wilayah pada daerah-daerah yang dilalui
trase jalan tol dengan memperhatikan:
 Pola pengembangan wilayah dan tata guna lahan dan tata ruang kota
yang dilalui,
 Potensi wilayah di sepanjang rute jalan tol,
 Rencana jaringan jalan yang ada dan yang direncanakan.
TUGAS PERANCANGAN TRASE

 Tulis nama dan NIM di lembar belakang soal


 Buat asumsi dan visi dalam perancangan trase
berdasarkan kasus masing-masing
 Rancang minimal 3 trase jalan (rute terpendek
dan 2 rute lainnya bebas-min 2 tikungan)
 Pilih trase terbaik, berilah benchmark berupa
koordinat titik
 Tentukan Sudut Azimuth dan Sudut Beloknya
 Selamat mengerjakan!!
TUGAS PERANCANGAN TRASE
U

Alternatif 2

Alternatif 1

13
TUGAS PERANCANGAN TRASE
U

Alternatif 1

14
TUGAS PERANCANGAN TRASE
U

15
Assessment – SO c-2

1. Class discussion
2. Specific exam problems

16

Anda mungkin juga menyukai