TUGAS AKHIR
Oleh :
JURUSAN HOSPITALITI
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN TATA BOGA
Bandung,..………………2016 Bandung,………………..2016
Pembimbing II Pembimbing I
Menyetujui:
Kepala Bagian Administrasi Akademik
dan Kemahasiswaan
Mengesahkan:
1. Tugas akhir / proyek akhir yang saya buat ini merupakan hasil karya dan hasil
penelitian saya sendiri.
2. Tugas akhir / proyek akhir ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
3. Dalam tugas akhir / proyek akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat yang
telah ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dengan
jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, dan sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku diperguruan tinggi ini serta peraturan-peraturan terkait lainnya.
5. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
VANIA ROSALINE T.
NIM. 201319320
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
BANDUNG”.
Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
ujian Akhir pada Program Diploma III Jurusan Hospitaliti, Program Studi Manajemen
Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis menerima banyak bantuan dari
berbagai pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu, melalui kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terima kasih yang terutama
untuk Orangtua penulis yang telah mendukung baik secara jasmani maupun rohani
sehingga Tugas Akhir ini dapat selesai dengan lancar, juga penulis hendak
1. Bapak Dr. Anang Sutono, MM. Par.,CHE selaku ketua Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung
3. Ibu Ni Gusti Made Kerti Utami, BA., MM. Par. CHE. selaku Ketua Jurusan
5. Bapak Dr. Atang Sabur Safari, M.Sc. selaku Pembimbing I yang telah bersedia
telah bersedia meluangkan waktu dan saran, serta membantu mengoreksi penulis
7. Bapak David selaku Head Chef, Hotel Gandasari Anggrek Hotel yang
8. Seluruh rekan Mahasiswa prodi MTB angkatan 2013 program A atas dukungan,
Akhir kata penulis memohon maaf jika ada kesalahan kata pada penulisan
Tugas Akhir dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca.
Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
Bandung.................................................................................................. 19
Bandung.................................................................................................. 36
Bandung.................................................................................................. 38
A. Kesimpulan ............................................................................................... 42
B. Saran ........................................................................................................ 43
LAMPIRAN .......................................................................................................... 50
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
3. Biodata Penulis......................................................................................... 52
PENDAHULUAN
Setiap orang dapat melakukan perjalanan baik dengan tujuan bisnis, meeting,
membutuhkan penginapan untuk beristirahat. Hotel merupakan salah satu sarana yang
sebagai: “An establishment that provides lodging and usually meals and other service
for travelers and other paying guests” (2000;658). Berdasarkan kutipan tersebut dapat
diartikan bahwa hotel bukan hanya bangunan yang menyediakan tempat untuk
menginap saja, tetapi hotel juga menyediakan tempat makan, dan fasilitas lainnya bagi
Tempat makan atau biasa disebut restoran pada sebuah hotel menjadi daya
pikat tersendiri bagi tamu yang datang dan menginap, karena menawarkan berbagai
pilihan makanan dan minuman dengan kualitas yang baik dan pada umumnya
menampilkan karakteristik hotel tersebut melalui menu yang disajikan. Dalam buku
karangan Mertayasa (2012;02): “Restoran adalah suatu ruangan atau tempat dimana
tamu dapat membeli dan menikmati makanan dan minuman atau merupakan suatu
seksi untuk menyiapkan makan dan minum bagi tamu yang memerlukannya”.
Restoran memiliki 2 bagian penting yaitu: satu bagian dimana tamu memesan
dan menyantap makanan dan bagian lainnya dimana proses pengolahan makanan
berlangsung yakni dapur. Tanpa adanya dapur, restoran tidak akan beroperasi
sebagaimana mestinya yaitu untuk menjual dan membuat makanan dan minuman
kepada tamu.
Dapur adalah salah satu fasilitas penting pada sebuah restoran, untuk itu
diperlukan dapur yang ideal yang mendukung terciptanya sistem operasional yang
terorganisir dengan baik, sehingga proses produksi di dalam dapur baik dan lancar.
Operasional di dapur akan terorganisasi dengan baik jika pemilihan dan penempatan
peralatan dapur direncanakan dengan tepat sesuai fungsi dan luas ruang sebuah dapur.
within the kitchen based on equipment needs, spatial relationships within the kitchen,
and the need to keep traffic flows within the kitchen to a minimum”. Kutipan tersebut
dapat dijelaskan bahwa, perencanaan dapur meliputi penataan area kerja dapur yang
berjalan efisien.
Merancang area dapur yang ideal ditentukan dari pekerjaan apa saja yang akan
dilaksanakan di dapur tersebut, dan perancangan akan lebih efektif jika dibuat
berdasarkan jenis/tipe dapur. Berikut adalah tipe-tipe dapur menurut Pauli (1999;24):
pekerjaan di dalam dapur, dan dilakukan dalam satu ruangan yang sama
sehingga pada tipe dapur ini hanya melakukan finishing saja, biasa disebut
sebagai outlet
finishing.
membuat layout dapur. Pauli (1999;40) menyebutkan bahwa, “The layout of the main
kitchen and adjacent area in blocks should be made according to kitchen type”. Untuk
membuat layout sebuah dapur dan ruangan yang berdekatan harus dirancang sesuai
lay-out is the detailed arrangement of the kitchen floor and counter space: where each
piece of equipment will be located and where each work center will be”. Dari teori
tersebut dapat dijelaskan bahwa, layout adalah penataan lantai dapur dan ruangan
(section) yang mendetail, dimana setiap peralatan besar ditempatkan dan tempat
dimana pusat pekerjaan akan berlangsung. Tanpa merancang layout pada sebuah
dapur, pekerjaan personil dapur maupun staff lain di area dapur tidak akan berjalan
sebagai berikut :
…layout focuses on the way equipment is placed within individual work spaces.
When work areas are logically arranged according to the principles of good
design and the equipment is carefully selected to meet the specific criteria of the
operation, the space will yield a high level of efficiency and employee
productivity.
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa, layout berfokus kepada penempatan peralatan
besar di ruang kerja dapur. Jika ruang kerja tertata sesuai dengan aturan desain yang
baik dan pemilihan peralatan besar sesuai dengan kebutuhan proses produksi, maka
hal tersebut akan menghasilkan ruang/jarak yang sangat efisien dan menciptakan
Pemilihan dan penempatan peralatan dapur yang tepat menjadi hal yang harus
Birchfield (2008;127) :
untuk keterbatasan area dapur, dimana hanya satu orang yang bekerja.
baris, berdampingan satu baris peralatan dengan satu baris lainnya dan saling
dengan satu lorong kerja diantara baris tersebut dimana personil dapur
menciptakan desain layout dapur yang efisien. Penempatan peralatan yang digunakan
mulai dari receiving bahan makanan, storing, preparing, sampai dengan finishing dan
serving harus diatur dan ditata sebaik mungkin sehingga dapat meminimalisir
terjadinya gangguan dalam proses produksi di dalam dapur. Alur proses produksi
finishing di area memasak dan terakhir menyajikan makanan. Jarak antara tiga
Kitchen and Bath Association (2012;4),“The distance between the three primary
work triangle”.
perhitungan jarak (lorong) yang sesuai antara peralatan supaya ruang gerak staff dapat
berjalan secara leluasa. Perhitungan luas lorong kerja atau jarak antara peralatan dapat
Ruang kerja yang dibutuhkan personil dapur untuk melakukan proses produksi
disebut lorong (space aisle). Perhitungan luas lorong kerja sebuah dapur menurut
menemukan beberapa hambatan dalam proses produksi makanan yang diduga berasal
dari penataan peralatan dapur yang kurang tepat, Ruang gerak yang sempit membuat
alur kerja personil dapur tidak leluasa, keterbatasan ruang gerak pada saat membuat
makanan yang dipesan oleh tamu terutama pada saat long weekend, selain itu sering
kali terjadi tabrakan atau bersenggolan antar karyawan dapur. Kondisi ini diduga
disebabkan oleh tata letak peralatan dapur yang belum tepat, Oleh karena itu penulis
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
Bandung?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Formal
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh Ujian Sidang pada program Diploma III Program Studi Manajemen
2. Tujuan Operasional
hotel tersebut.
1. Metode Penelitian
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang ini”. Dari kutipan tersebut dapat
dimana penulis mengamati dan melakukan penelitian pada objek dan kondisi
pustaka.
a. Observasi
sedang berlangsung”.
untuk mengamati dan mengukur luas ruang dapur dan penataan peralatan
b. Wawancara
tentang keleluasaan ruang gerak karyawan dan alur produksi yang terdapat
di hotel tersebut.
c. Studi Kepustakaan
1. Lokasi Penelitian
Penulis mengadakan penelitian di dapur Gandasari Anggrek Hotel Bandung yang
2. Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian kurang lebih selama 5 bulan, yaitu dari bulan
TINJAUAN UMUM
Bapak Boedi Siswanto Basuki selaku Presiden Komisaris PT. Akur Pratama yang
pusat keramaian kota yaitu di Jalan Seram No.3, Bandung 40115, Jawa Barat.Hotel ini
dikelilingi oleh beberapa pusat perbelanjaan (Shopping Mall) seperti Riau Junction
dan Bandung Indah Plaza (BIP).Terdapat juga beberapa factory outlet yang
berdekatan dengan hotel seperti Heritage dan Renariti, Ouval Clothing dan berbagai
tempat lainnya, serta letaknya berdekatan dengan Jln. Ir. H. Djuanda atau biasa
dikenal dengan nama Jalan Dago. Daerah tersebut menjadi daya pikat wisatawan baik
lokal maupun mancanegara akan berbagai factory outlet yang menjamur di sepanjang
jalan tersebut, banyak orang yang menyebutkan jalan tersebut sebagai surganya Distro
Clothing.
Anggrek Hotel pada mulanya merupakan sebuah hotel kecil yang bernama
Anggrek Golden yang terletak di jalan L.L. RE. Martadinata No. 15, Bandung.
Awalnya Anggrek Golden tersebut memiliki fasilitas kamar berjumlah 70 kamar. Pada
bulan Februari 2009 Hotel Anggrek Golden diambil alih oleh PT. Akur Pratama. dan
Kemudian manajemen PT. Akur Pratama mengubah nama Anggrek Golden menjadi
yang menghasilkan konsep hotel minimalis modern. Konsep ini dibuat sebagai
realisasi tekad perusahaan yang kuat dalam upaya meningkatkan apresiasi budaya
Indonesia ditengah nuansa perhotelan yang semakin modern. Perusahaan pemilik
hotel ini, PT. Akur Pratama memilikitekad kuat yang dituangkan dalam sebuah visi
yaitu, “Your Lovely Place To Relax In The Heart OfBandung”. Anggrek Hotel ini
dibangun dengan mengusung tagline “Shopping Hotel” sebagai ciri khas hotel dari
hasil recovery tersebut yang diambil karena hotel tersebut bersebelahan dengan
Hotel, pada tahun 2011 Anggrek hotel melakukan pengembangan sayap dan membuka
Gandasari Anggrek Hotel ini memiliki konsep yang lebih matang dan berkelas
pelayanan bintang 2 terbaik dengan harga terjangkau bagi wisatawan yang ingin
Visi dari Anggrek Hotel, “Your Lovely Place To Relax In The Heart Of
kebersihan hotel dengan pelayanan 24 jam sehari. Tamu yang datang dan menginap
Misi dari hotel ini adalah untuk memberikan Excellent Service dan juga
Personal Service kepada seluruh tamu, memenuhi keinginan tamu sebagai bentuk
Gandasari Anggrek Hotel merupakan salah satu hotel bintang dua yang
memiliki fasilitas berkelas bintang 4 pada umumnya, dan berikut adalah beberapa
lengkap, seperti :
- Air condition
- Koran harian
fasilitas seperti:
tengah malam
- Full AC
- Wifi gratis
- Outdoor Seats
5. Express Laundry
7. Express Checkin
Organisasi adalah suatu sistem yang memiliki struktur dan perencanaan yang
bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang sama. Hal ini sesuai dengan teori
established structure and conscious planning, in which people work and deal with one
goals“. Struktur yang dibuat dalam suatu organisasi berfungsi untuk mengatur
Berikut ini adalah struktur organisasi yang terdapat di Gandasari Anggrek Hotel,
yang mencerminkan keseluruhan operasional hotel dari bagian depan (front office)
sampai dengan bagian belakang hotel (dapur). Struktur tersebut menggambarkan tugas
dan tanggung jawab yang dilakukan setiap divisi yang terdapat di Anggrek Hotel.
GAMBAR 1
STRUKTUR ORGANISASI
General
Manager
Assistent
Manager
Secretary &
FOM FBM Exc. Chef EHK SM
HR
Commis 2 PA
Steward
Pembagian tugas dan tanggung jawab setiap divisi dan posisi di Gandasari
dalam hotel mulai dari bagian depan hotel (front office) sampai ke bagian
2. Assistant Manager
Mengawasi secara langsung semua operasional hotel baik divisi front office,
food and beverage service, kitchen, housekeeping sampai dengan Sales &
Marketing
operasional hotel.
Mengatur dan menyusun jadwal pertemuan yang dilakukan manager
Membuat laporan tentang hasil kerja setiap karyawan kepada manager dan
owner
4. Front Office
Melayani reservasi check in dan checkout tamu yang datang dan menginap
Mendata semua kamar yang telah terisi dan yang sudah kosong setiap hari
6. House Keeper
a. Excecutive Chef
b. Chef de Partie
operasional dapur
c. Demi Chef
(utensils)
d. Commis 1
digunakan
e. Commis 2
• Membersihkan dan menjaga area dapur agar tetap bersih dan rapi
f. Steward/Dishwasher
Bandung
Dapur yang baik dan efisien akan tercipta apabila layout dari dapur tersebut
memiliki susunan peralatan dapur yang sesuai dengan ruang kerja, untuk itu dalam
pembuatan layout, hal pertama yang perlu diketahui adalah jenis/tipe dapur. Setelah
memastikan tipe dapur tersebut selanjutnya menyusun peralatan sesuai dengan tipe
dimana pekerjaan mulai dari preparation sampai dengan finishing dilakukan dalam
satu ruangan. Tipe dapur ini tidak memiliki pembagian section dapur, sama seperti
dapur rumah tangga. Dapur tersebut memiliki luas ruangan 38.11 m2, dengan lebar
3.64 m dan panjang 10.47 m. Dengan luas tersebut dapur Gandasari Anggrek Hotel ini
memiliki layout peralatan dapur sebagaimana dapat dilihat dari gambar 2. Dari gambar
tersebut dapat terlihat bahwa bahan makanan di terima di bagian receiving kemudian
disimpan ke area drystorage untuk bahan kering dan ke chiller untuk bahan
perishable.
sedangkan area finishing terletak di sebelah kanan ruangan yang keduanya dipisahkan
oleh island (susunan peralatan yang terletak memanjang di tengah ruangan). Makanan
yang selesai dibuat kemudian dikirim ke bagian serving area dekat pintu keluar
area tersebut.
GAMBAR 2
PINTU
SINK CHILLER PINTU MENUJU
DRY
40CM STORE
OVEN
60CM
74CM 80CM
SPICES
MW
RAK
OVEN 3
PINTU
63CM COMBINED
TABLE
WORKING
WORKING TABLE
WORKING 63CM
TABLE
GRILLER
AND
BAIN
Receiving area
DISHWASH
MACHINE
MARIE
35CM
80CM
CHINESE WOK
TB
UTENSIL SINK
67CM
65CM
WORKING
80CM TABLE
SERVING
TABLE
ICE
MACHINE
10,47M
75CM DP
PINTU PINTU
CHILLER
DRINK
3,64M
- MW – Microwave,
Microwave
- TB – Trash Bin,
- DP – Disspanser
dengan tambahan island di bagian tengah dan berikut adalah contoh tipe penataan
GAMBAR 3
Sumber : Birchfield,(
,(2008;128)
arrangement ini memiliki lorong dibagian tengah yang memisahkan dua baris
cukup besar untuk meletakkan worktable atau peralatan lainnya satu garis di bagian
melakukan pekerjaan di area face to face ini, usahakan untuk menghindari posisi area
kerja yang berlawanan/membelakangi satu dengan yang lain sehingga tidak terjadi
proses produksi dan tempat penyimpanan bahan makanan dapat disusun membentuk
sudut 90 derajat di sepanjang sudut tembok ruangan. Jika area kerja terbagi seperti
layout ini, work triangle akan berjalan dengan baik karena dapat menjaga alur kerja
yang tidak terlalu sempit antaraarea memasak, area sink dan chiller tempat
Work triangle adalah posisi dan jarak antaratiga area utama untuk melakukan
proses produksi yang saling berhubungan, dan dapat menciptakan alur kerja yang
optimal. Tiga area utama ini adalah: area preparation dan/atau finishing bahan
makanan (worktable, cooktop), area mencuci bahan makanan dan utensil (sink), serta
Total panjang jarak untuk tiga bagian tersebut diukur dari center, panjang jarak
tidak boleh kurang dari 3,5 m atau lebih dari 6,5 m. Jika jarak terlalu pendek maka
peralatan tidak akan mencukupi, dan jika jarak terlalu panjang maka pekerja harus
melangkah atau berjalan terlalu jauh yang membuat proses produksi menjadi lebih
lambat dan melelahkan, hal ini dijelaskan oleh Charlotte (2005;33), sebagai berikut:
The total length of the three sides of this triangle, measured from the centre front
of each appliance, should not be less than 3.5 m or more than 6.5 m long. If the
distance is shorter, then the work surface will be insufficient. If the distance is
longer, then too much walking will be involved, making the whole process slow
and exhausting.
- 1 – Cooking area,
- 2 – Sink,
- 3 – Storage
GAMBAR 4
WORK TRIANGLE
1 2 2 3
3
Sumber : Charlotte (2005;34)
Jika penempatan peralatan di dapur tersebut sesuai dengan aktivitas work triangle
diatas, maka alur kerja dapur akan berjalan dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa
pada aktivitas di area work triangle ini alur perpindahan personil dapur tidak boleh
berdekatan atau memotong aktivitas work triangle ini agar dapat berjalan lebih efisien.
Anggrek Hotel Bandung dapat dlihat pada gambar 5 dan gambar 6 halaman 25 dan 26.
untuk melakukan preparation bahan makanan pada proses produksi. Jarak antara
chiller storage dengan sink adalah 74 cm, jarak antara sink dengan worktable untuk
melakukan preparation adalah 222.1 cm, dan jarak dari worktable ke chiller adalah
203 cm. Jika ketiganya ditotalkan maka jarak yang ditempuh untuk melakukan
pekerjaan adalah 499.1 cm atau 4.99 m. Penataan tersebut sudah sesuai dengan teori
Charlotte, hanya saja terdapat peralatan yang lebih menonjol keluar seperti chiller dan
rak spices yang cukup mempengaruhi proses produksi untuk menjangkau sink yang
berada di sudut ruangan karena karyawan sering menyenggol peralatan tersebut dan
mengakibatkan memar pada tubuh karyawan tersebut. Hal ini kurang baik mengingat
bagian tengah di dapur Gandasai Anggrek Hotel Bandung digunakan untuk finishing
makanan. Jarak work triangle untuk tiga aktivitas utama dengan menggunakan oven
untuk memasak adalah: chiller – sink 255.4 cm dengan kondisi harus melewati
microwave table untuk mencapai sink karena pintu chiller terletak di bagian kanan.
Sink – oven berjarak 195 cm dan oven – chiller berjarak 63 cm. Total jarak tersebut
stove untuk memasak maka jarak yang ditempuh personil dapur adalah: dari chiller –
sink 255.4 cm, sink – stove 420 cm dengan kondisi karyawan dapur harus melewati
island yang berada di tengah untuk berjalan menuju sink, dan stove – chiller 78 cm
GAMBAR 5
BANDUNG
SINK CHILLER
SPICES
MW
RAK
COMBINED
WORKING TABLE
WORKING
TABLE
AND
DISHWASH
MACHINE
Work Triangle
Traffic Flow
Penataan peralatan face to face arrangement pada layout dapur Gandasari
GAMBAR 6
HOTEL BANDUNG
SINK
OVEN
MW
OVEN 3
PINTU
SPICES
RAK
COMBINED
TABLE
WORKING
WORKING
WORKING TABLE
TABLE
GRILLER
AND
BAIN
MARIE
DISHWASH
MACHINE
CHINESE WOK
TB
Work Triangle
Traffic Flow
F. Tinjauan Mengenai Alur Proses Produksi di Dapur Gandasari Anggrek Hotel
Bandung
Operasional dapur akan berjalan dengan lancar apabila didukung dengan alur
kerja yang tersusun dengan baik. Menurut Birchfield (2008;62) layout yang efektif
tergantung dari akses bahan makanan, alur makanan dan personil pada proses
produksi, hubungan dengan departemen lain, akses utensil dan equipment, dan mudah
untuk pembersihan dan sanitasi, yang dikutip dari teori berikut, “Effective layout
depends on the access to raw materials, attention to the flow of food and personnel in
Alur produksi merupakan salah satu peran yang mempengaruhi efektifitas dari
pembuatan layout. Terdapat dua alur dalam proses produksi yaitu alur makanan
dengan alur personil dapur. Teori yang diambil dari Payne-Palacio (2009;350)
menjelaskan konsep diatas bahwa, “The assembly line concept provide for efficient
issuing, preparing, cooking, and serving the food, while minimizing traffic lines,
backtracking, and cross traffic”. Konsep penataan peralatan dalam satu garis lurus
kepada tamu dan disaat yang sama dapat meminimalisir terjadinya kepadatan di satu
Conventional kitchen, dimana alur produksi makanan dilakukan di dalam satu ruangan
Receiving
Prepreparation
Hold under
Preparation / Production
Holding
Storage Service
Reheating
Service
1. Receiving area
Ruangan ini biasanya memerlukan hand trucks, platform scales, dan meja atau
area untuk penerima barang, memeriksa setiap item yang dikirimoleh supplier
2. Storage area
Pada area ini terdapat dry store dan refrigerator yang letaknya harus
3. Prepreparation area
Ruangan ini memerlukan worktable, sink , tempat sampah dan lorong yang
area.
4. Preparation/Production area
steam equipment, mixers with attachments, dan cook’s tables with a sink, rak
penyimpanan pan dan pot, danrak untuk penyimpanan utensil. Grills dan
5. Serving area
Pada service station ini biasanya terdapat steamtable dan refrigerator untuk
menjaga makanan panas tetap panas dan makanan dingin disajikan dingin.
Alur makanan yang terjadi di dapur Gandasari Anggrek Hotel adalah sebagai
berikut:
GAMBAR 8
SINK CHILLER
OVEN
SPICES
MW
RAK
OVEN 3
PINTU
COMBINED
TABLE
WORKING
WORKING TABLE
WORKING
TABLE
GRILLER
AND
BAIN
DISHWASH
MACHINE
MARIE
CHINESE WOK
TB
UTENSIL SINK
WORKING
TABLE
SERVING
TABLE
ICE
Receiving area
MACHINE
DP
PINTU
CHILLER
DRINK
MENUJU SERVING
RESTORAN TABLE
Penjelasan dari gambar 8 adalah :
makanan
Alur produksi dapur yang baik adalah alur yang tidak membuat para pekerja
senggolan antar pekerja pada saat operasional. Alur personil yang baik akan didapat
apabila alur makanan pada dapur tersebut sudah tertata dengan tepat, karena alur
Alur personil dapur yang tertata sesuai dengan alur makanan ini membutuhkan
jalur pergerakkan yang tepat sehingga tidak terjadi benturan atau tabrakan yang
menyebabkan kerugian dalam operasional dapur. Oleh karena itu Mill (1999;196)
- Alur personil dapur sebaiknya dibuat dengan layout straight line karena
karena terlalu banyak orang yang bekerja di ruang tersebut. Hal ini dapat
persilangan/memotong jalur
Alur personil dapur di Gandasari Anggrek Hotel cukup rumit dan dapat dilihat
dari alur makanan pada gambar 8. Untuk melakukan proses prepreparation dibutuhkan
satu orang untuk mengerjakannya dan disaat bersamaan proses preparation dilakukan
pula oleh satu orang. Kedua pekerjaan tersebut dikerjakan dalam satu lorong kerja
yang sama dan karyawan yang bekerja daling membelakangi satu sama lain. Hal
tersebut kurang baik karena lebar lorong yang sempit akan membuat mereka
bersenggolan saat melakukan pekerjaan dan yang lebih fatal jika salah satu pekerja
menyenggol pekerja lain yang sedang membawa barang sehingga jatuh dan tidak
dapat dipakai kembali. Masalah ini dapat berpengaruh pada cost makanan di hotel
tersebut.
permasalahan diantaranya:
Serving area yang terletak cukup jauh membuat personil kesulitan jika
terdapat dua orang yang bekerja di area finishing, satu di dekat oven dan satu
lagi di depan stove. Karena space yang tidak mencukupi untuk dua orang
island yang berada di tengah menuju ke lorong sebelah kiri untuk mencapai
serving area.
Bandung
Peralatan yang telah disusun dengan baik akan menghasilkan ruang untuk
pergerakkan karyawan dalam melakukan pekerjaan. Ruang gerak yang terdapat dalam
dapur disebut lorong kerja (space aisle). Lorong adalah jarak antara satu baris
peralatan dengan baris peralatan lain yang digunakan untuk staff dapur melakukan
pekerjaan dan pergerakkan dalam proses produksi. Perhitungan luas lorong juga
pekerjaannya.
operasional dapur, jika ukuran lorong kerja dapur terlalu sempit maka staff dapur akan
kesulitan untuk melakukan pekerjaannya, dan begitu pula jika lorong kerja terlalu
lebar maka produktivitas staff dapur akan menurun karena kelelahan. Tabel 1 pada
• Satu arah lorong kerja (aisle) dengan peralatan yang terbatas membutuhkan
• Lorong kerja ganda / dua arah dengan peralatan yang terbatas dibutuhkan
• Satu lorong kerja dengan peralatan yang menjorok ke luar / dapat dibuka
• Lorong kerja yang jarang dilewati hanya membutuhkan ruang sepanjang 0.9 m
– 1.2 m,
TABEL 1
PERHITUNGAN LUAS LORONG KERJA
Lebar lorong antara peralatan besar yang baik adalah 1.2 m sampai dengan
1.8 m. Namun jika peralatan tersebut memiliki pintu yang membutuhkan ruang lebih
untuk dibuka, seperti oven atau chiller, maka lorong tersebut membutuhkan jarak yang
lebih lebar. Menurut Payne-Palacio (2009;351) lebar lorong kerja yang baik antara
peralatan yang memiliki pintu seperti oven memerlukan jarak antara 3.5 – 4 feet atau
dilihat dari gambar 2 pada halaman 20, memiliki lebar lorong yang bervariasi antara
35 cm sampai dengan 80 cm untuk melakukan pekerjaan. Jarak yang dimiliki dapur
jika dibandingkan dengan teori diatas karena ruang dapur hotel yang cukup terbatas
dan jumlah personil dapur yang melakukan pekerjaan dalam satu lorong tidak diatur
dengan baik membuat lebar lorong kerja dapur tersebut menjadi tidak efisien.
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
Bandung
Penataan peralatan dapur yang baik merupakan hal penting yang menunjang
efisiensi operasional kerja di dapur. Susunan yang disesuaikan dengan jenis dan
ukuran ruang dapur akan mempermudah dalam pembuatan layout yang baik sehingga
alur proses produksi dan ruang gerak tertata dengan baik pula.
arrangement pada dapur tersebut. Hanya saja terjadi permasalahan pada kedua bentuk
penataan tersebut yang disebabkan oleh penempatan island tambahan dibagian tengah
lorong yang membuat alur dan ruang gerak di dapur tersebut menjadi tidak efisien.
Penambahan island pada bagian tengah lorong kerja dapat diterapkan jika
tersedia ruang kerja yang cukup lebar untuk menunjang proses produksi. Akan tetapi
pada dapur Gandasari Anggrek Hotel luas lorong kerja yang dimiliki setelah
penempatan island di bagian tengah lorong hanya dapat digunakan oleh satu orang
dapur tersebut terdapat minimal tiga orang yang bekerja di ruangan dapur dan sering
kali terjadi senggolan juga tabrakkan yang membuat pekerjaan menjadi tidak efisien.
Island yang terdapat di dapur tersebut meliputi beberapa peralatan yang memanjang
dibagian tengah, diantaranya terdapat combine worktable dan under table chiller,
Hotel beberapa karyawan mengatakan sering terjadi senggolan dan tabrakkan di dalam
dapur yang mengakibatkan beberapa masalah seperti benturan dengan peralatan yang
menonjol, barang yang dibawa jatuh dan tidak dapat dipakai lagi, dan terkena panas
oven saat menghindari senggolan dengan karyawan lain. Hal tersebut tidak baik
melakukan perpindahan dalam bekerja perlu diperhatikan supaya tidak terjadi hal yang
5 pada halaman 25 menunjukkan work triangle yang terjadi pada dapur tersebut.
Susunan peralatan untuk aktivitas melakukan preparation ini sudah sesuai dengan teori
Charlotte pada gambar 4 dihalaman 23, tetapi masih diperlukan penataan ulang untuk
beberapa hal yang harus diperbaiki seperti dalam aktivitas work triangle dengan
sudut dapur. Tetapi untuk total jarak aktivitas tersebut sudah sesuai dengan teori dari
Charlotte. Untuk aktivitas proses memasak menggunakan stove, karyawan dapur harus
melewati island yang ada di tengah untuk menuju ke area sink dan hal tersebut
Penggunaan sink dibagian pojok dapur untuk worktriangle ini kurang efisien, hal ini
dibuktikan dengan kelebihan total jarak yaitu 7.53 m yang seharusnya tidak boleh
Bandung.
berjalannya proses produksi yaitu alur makanan dengan alur personil dapur. Jika
susunan alur makanan tertata dengan tepat maka akan menghasilkan alur personil
dapur yang mengikuti alur makanan dengan baik pula, dan apabila alur produksi di
dalam dapur tertata dengan baik maka layout peralatan besar juga dapat disusun sesuai
dengan alur proses produksi tersebut sehingga mempermudah karyawan dapur untuk
mengolah makanan.
kemudian bahan makanan disimpan di area storingyang terbagi menjadi tiga jenis
perishable di chiller atau freezer.Setelah itu bahan makanan diolah melalui proses
proses ini harus diatur dan ditata sebaik mungkin sehingga dapat meminimalisir
preparation sudah cukup baik hanya saja jika pekerjaan di area storing hingga
preparation ini dilakukan bersamaan dengan orang yang berbeda maka akan terjadi
pengerjaan hingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja, hal ini dikarenakan lorong
kerja yang tidak memadai untuk tiga orang bekerja dalam satu lorong tersebut.
Gandasari Anggrek Hotel Bandung mempunyai alur makanan yang kurang baik
diantaranya:
yang kurang baik. Hal ini mengakibatkan benturan antara personil dapur dan
yang sama.
tersebut harus mundur dan berjalan di lorong sebelah kiri untuk mencapai
stove.
kembali ke area sink dan kembali ke area finishing untuk plating makanan.
harus melewati penataan peralatan island untuk berjalan ke area sink dan
lorong sebelah kiri harus memutari island untuk melakukan proses memasak.
Bandung
Ruang gerak yang dibutuhkan personil dapur untuk melakukan proses produksi
disebut lorong (space aisle). Perhitungan luas lorong kerja sebuah dapur
menurut Birchfield halaman 32 adalah antara 1.2 m sampai denggan 1.8 m. Penulis
membandingkan luas lorong yang terdapat di dapur Gandasari Anggrek Hotel pada
gambar 3 halamam 23 dengan teori tersebut dan menemukan beberapa kesalahan pada
antara worktable sudut kiri dan worktable dibagian tengah hanya memiliki
luas sepanjang 63 cm. Panjang tersebut tidak sesuai dengan teori Birchfield.
sebelah kanan yang memiliki peralatan yang lebih menonjol dari peralatan
lain di baris tersebut hanya memiliki luas lorong selebar 35 cm. Hal ini yang
C. Kesimpulan
Layout peralatan besar dapur yang tepat adalah layout yang dibuat dalam
perencanaan mengenai susunan peralatan yang sesuai dengan alur proses produksi,
baik dari alur makanan juga alur personil dapur untuk memproduksi makanan dan
akhirnya akan menciptakan ruang gerak yang sesuai untuk operasional di dalam dapur.
Berdasarkan penelitian dan hasil analisa yang dilakukan oleh penulis di dapur
Penyusunan peralatan besar ditentukan oleh jenis dapur yang dimiliki dan
pemilihan tipe penataan peralatan sesuai dengan ukuran dapur tersebut. Gandasari
kerja dapur tersebut menjadi dua jalur. Permasalahan yang dimiliki oleh
dengan efisiensi kerja karyawan dapur. Jarak susunan peralatan besar dapur
Anggrek berdasarkan work triangle nya kurang tepat, karyawan dapur terhalang
island yang berada di tengah untuk mencapai peralatan besar dari satu sisi lorong
Dapur Gandasari Anggrek Hotel Bandung memiliki alur makanan yang kurang
baik mulai dari jarak receiving barang ke tempat storing yang cukup jauh,
kemudian jarak dari finishing makanan ke servingarea juga tidak efisien, serta area
tempat sehingga membuat penumpukkan alur pada jalur tersebut. Alur makanan
yang menunmpuk ini membuat alur personil dapur cukup berantakan dan hal
karyawan dapur dengan karyawan lain, karyawan harus bekerja bolak balik dan
juga sering kali terjadi tabrakan dan senggolan antar karyawan dikarenakan
Susunan peralatan dan alur proses produksi yang kurang baik ini membuat
ruang gerak dapur menjadi tidak efisien. Banyaknya penumpukkan karyawan yang
bekerja di satu lorong kerja yang sama dan luas lorong kerja yang tidak
H. Saran
dapur, juga ruang gerak yang tepat adalah hal penting untuk menciptakan layout yang
baik dan efisien. Untuk kondisi layout di dapur Gandasari Anggrek Hotel penulis
island di bagian tengah yang dapat dilihat pada gambar 2 halaman 20, tidak terlalu
panjang sehingga aktivitas work triangle dapat dilakukan dengan lebih baik. Hal
ini dapat dilakukan dengan memidahkan bain marie dan microwave ke bagian
serving area.Utensil sink sebaiknya dibagi menjadi dua fungsi, bukan hanya untuk
mencuci peralatan service seperti piring, gelas, cutleries untuk kepentingan service
saja tetapi juga digunakan untuk operasional dapur karena hanya terdapat dua sink
dalam dapur. Hal tersebut dilakukan agar work triangle untuk proses finishing
Alur produksi makanan pada dapur tersebut perlu penataan ulang seperti
kali pengerjaan, bahan makanan pada saat diterima dari receiving langsung
diproses seperti trimming, cutting, portioning setelah itu baru diletakkan di dalam
chiller/freezer. Jika hal ini dilakukan maka pergerakkan berlebih pada alur
personil dapur dapat diminimalisir menjadi lebih baik, dapat mengurangi cross
Keterbatasan lorong kerja pada dapur Gandasari Anggrek Hotel ini dapat
diminimalisir dengan menata ulang peralatan berat sesuai alur produksi yang
terjadi di dapur. Peralatan yang jarang dipakai juga dapat dipindahkan dari ruang
Dry store
120 cm
SPICES
OVEN
RAK
COMBINED
TABLE
WORKING
123 cm
TB WORKING
TABLE
90 cm
AND
WORKING TABLE
10,47M
77 cm
CHINESE WOK
94 cm
UTENSIL SINK
GRILLER
MW
DISHWASH
80 cm
MACHINE
SERVING
TABLE
Receiving area
PINTU
MENUJU
RESTORAN
DRINK
CHILLER
3,64M PINTU
LOADING
BARANG
Berikut ini adalah penjelasan untuk gambar 9 mengenai saran penulis untuk layout
- Terdapat dua jenis oven pada dapur tersebut, salah satu oven yang jarang
digunakan dapat dikeluarkan dari dapur agar ruang dapur tidak terlalu sesak
servingarea
panah menuju ke area dry store dan panah lain menuju ke arah sink. Panah
hijau ini berakhir di area sink dikarenakan untuk bahan perishable penulis
perishable
makanan yang diambil dari chiller lalu bahan dipersiapkan untuk proses
memasak berikutnya
e) Tanda panah berwarna hitam merupakan proses finishing makanan yang
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Birchfield,John C. (2008). Design and Layout for Foodservice Facilities. 3rd Edition.
Katsigris, Costas and Chris Thomas. (2009). Design and Equipment for Restaurant and
Mill, Robert Christie. (2001). Restaurant Management, 2nd Edition. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
National Kitchen and Bath Association. (2012). Kitchen and Bathroom. Canada: John
The American Heritage College Dictionary, 3rd Edition. (2000). United States of
Pauli, Philip.(1999). Classical Cooking The Modern Way, 3rd Edition. Canada: John
Walker, John R., D.B.A.,FMP. and Donald E. Lundberg, Ph. D. (2001). The
Indonesia.
LAMPIRAN 1
SURAT KETERANGAN
Nomor : SK/2016
Lampiran :-
Dengan ini kami menerangkan bahwa Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
NIM : 201319320
Jurusan : Hospitaliti
Adalah benar telah melakukan penelitian dan pengumpulan data dalam rangka
Penyusunan Tugas Akhir di Gandasari Anggrek Hotel Bandung terhitung mulai dari
Bandung,
ung, 23 Juni 2016
Executive Chef
David Suhardja
LAMPIRAN 2
ANGGREK HOTEL
PERTANYAAN JAWABAN
BIODATA
A. DATA PRIBADI
2. NIM : 201319320
3. Jurusan : Hospitaliti
6. Agama : Kristen
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
C. PENGALAMAN KERJA