MEAN = MEDIAN = MODUS MEAN > MEDIAN > MODUS MEAN < MEDIAN <
MODUS
Keterangan: 𝑀0 = Modus
𝑆 = simpangan baku
𝑋̅ = Rata - rata
b. Koefisien kemiringan kedua dari Pearson
3 ( 𝑋̅−𝑀𝑒 )
Koefisien kemiringan = 𝑆
Keterangan: 𝑀𝑒 = Median
𝑆 = simpangan baku
𝑋̅ = Rata - rata
c. Jika menggunakan nilai kuartil maka rumusnya adalah
𝐾3 −2𝐾2 + 𝐾1
Koefisien kemiringan = 𝐾3 − 𝐾1
Menurut Pearson, dari hasil koefisien kemiringan di atas, ada tiga kriteria untuk
mengetahui model ditribusi dari sekumpulan data (baik data tidak berkelompok maupun data
berkelompok), yaitu:
1. Jika koefisien kemiringan lebih kecil dari 0 (< 0) maka bentuk distribusinya negatif, (ekor
bagian kiri lebih panjang)
2. Jika koefisien kemiringannya sama dengan 0 (=0) maka bentuk distribusinya simetrik.
3. Jika koefisien kemiringan lebih besar dari 0 (>0) maka bentuk distribusinya positif, (ekor
bagian kanan lebih panjang)
Keterangan :
2. DATA BERKELOMPOK
Keterangan :
k = banyaknya kelas
• Jika α3 = 0, maka distribusi datanya simetris.
a) Tentukan nilai sk dan ujilah arah kemencengannya (gunakan kedua rumus tersebut) !
b) Gambarlah kurvanya !
Penyelesaian:
Oleh karena nilai sk-nya negatif (-0,46) maka kurvanya menceng ke kiri
ataumenceng negatif.
b. Gambar kurvanya :
Penyelesaian :
Kelas Q1 = kelas ke -3
Karena skB negatif (=−0,06) maka kurva menceng ke kiri dengan kemencengan yang berarti.
2. Ukuran keruncingan (Kurtosis)
Ukuran keruncingan adalah kepuncakan dari suatu distribusi, biasanya diambil relatif
terhadap distribusi normal.
1
(𝑄3 − 𝑄1 )
𝐾= 2
𝑃90 − 𝑃10
Keterangan: 𝑄1 = kuartil kesatu
𝑄3 = kuartil ketiga
𝑃10 = persentil ke-10
Keterangan :
2. DATA BERKELOMPOK
Keterangan :
k = banyaknya kelas
Dari tabel data tunggal di atas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi seperti dibawah ini!
6950,042
Simpangan baku = √ = 14,09
35
Tb = 61 – 0,5 = 60,5
𝑃 = 10
𝑑1 = 13 − 4 = 7
𝑑2 = 13 − 12 = 1
𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + 𝑃 𝑑
1 𝑑2
7
= 60,5 + 10 7+1
= 60,5 + 8,75
= 69,25
𝑋̅ −𝑀0
Koefisien kemiringan = 𝑆
64,643−69,25
= 14,09
= -0,3269
𝑛 = 35
𝑓𝑘 = 9
𝑖 = 10
𝑓 = 13
1
𝑛−𝑓𝑘
𝑀𝑒 = Tb + [(2 ) 𝑖]
𝑓
1
35−9
= 60,5 + [(2 13 ) 10]
17,5−9
= 60,5 + [( ) 10]
13
= 60,5 + 6,54
= 66,54
3 ( 𝑋̅−𝑀𝑒 )
Koefisien kemiringan = 𝑆
3 ( 64,643−66,54)
= 14,09
3 ( −1,897)
= 14,09
−5,691
= = −0,403
14,09
Jika menggunakan nilai kuartil maka rumusnya adalah
𝐾3 −2𝐾2 + 𝐾1
Koefisien kemiringan = 𝐾3 − 𝐾1
𝐾3 − 2𝐾2 + 𝐾1
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝐾3 − 𝐾1
74,04−2(67,038)+ 59,875
= 74,04− 59,875
74,04−134,476+59,875
= 14,165
−0,561
= 14,165
= −0,0396
1,5
= 40,5 + ( 4 ) 10
50
Letak 𝑃50 = (100 35 = 17,5), yaitu data ke-17,5 dan kelas 𝑃50 = 61 −
70 sehingga dapat diketahui :
Tb = 61 – 0,5 = 60,5
p = 10
𝑓𝑘 = 2
f = 13
n = 35
Jawab :
𝑖
𝑛−𝑓𝑘
𝑃𝑖 = 𝑇𝑏 + (100 𝑓 )𝑝
𝑖
17,5−9
𝑃50 = 60,5 + ( ) 10
13
85
= 60,5 + (12)
90
Letak 𝑃90 = (100 35 = 31,5), yaitu data ke-31,5 dan kelas 𝑃90 = 71 −
80 sehingga dapat diketahui :
Tb = 71 – 0,5 = 70,5
p = 10
𝑓𝑘 = 22
f = 12
n = 35
Jawab :
𝑖
𝑛−𝑓𝑘
𝑃𝑖 = 𝑇𝑏 + (100 𝑓 )𝑝
𝑖
31,5−22
𝑃75 = 70,5 + ( ) 10
12
9,5
= 70,5 + ( 12 ) 10
= −0,3365
Karena koefisien kemiringan lebih kecil dari 0 (< 0) maka bentuk distribusinya negatif, (ekor
bagian kiri lebih panjang)
Koefisien Kurtosius
1
(𝑄3 − 𝑄1 )
𝐾= 2
𝑃90 − 𝑃10
1
(74,04 − 59,875) 7,0825
𝐾= 2 = = 0,207
78,416 − 44,25 34,166
Jika koefisien kurtosis kurang dari 0,263 (<0,263) maka distribusinya adalah platikurtik.
Platikurtis