Ustek Perencanaan
Ustek Perencanaan
6 Bandung
Jl. Parakan saat, Komp. Pranaya Blok II N0.30 Bandung
Usulan Teknis
BAB I PENDAHULUAN
UMUM
1
LATAR BELAKANG
2
Adapun penetapan klasifikasi bangunan gedung perkantoran menurut
ketentuan yang berlaku adalah:
a. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Kompleksitas, bangunan gedung
perkantoran diklasifikasikan sebagai bangunan tidak sederhana,
yaitu bangunan gedung negara yang memiliki kompleksitas dan atau
teknologi tidak sederhana. Masa penjaminan kegagalan
bangunannya adalah selama 10 (sepuluh) tahun.
b. Bangunan gedung perkantoran dapat dijelaskan sebagai gedung
kantor dengan luas lebih dari 500 m2.
c. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Permanensi, bangunan gedung
perkantoran diklasifikasikan sebagai bangunan permanen.
d. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Risiko Kebakaran, bangunan gedung
perkantoran diklasifikasikan sebagai bangunan gedung tingkat resiko
kebakaran rendah
e. Klasifikasi berdasarkan Ketinggian, bangunan gedung perkantoran
merupakan bangunan gedung bertingkat rendah.
f. Klasifikasi berdasarkan Kepemilikan, bangunan gedung perkantoran
merupakan bangunan gedung milik Negara.
3
Bangunan Gedung Negara yang berdaya guna dalam mendukung fasilitas
Pengadilan Agama Sumbawa Besar. sedangkan adanya Penyedia Jasa
Konsultansi Pekerjaan Perencanaan Konsultan Perencana ini mempunyai
maksud dan tujuan, yaitu:
SASARAN
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Perencanaan Renovasi Gedung
Kantor Tahap II Pengadilan Agama Sumbawa Besar dengan sasaran :
Terwujudnya Bangunan yang represntative dan memenuhi secara optimal
fungsi bangunan dalam mendukung operasional Gedung Pengadilan
Agama Sumbawa Besar.
Terwujudnya Bangunan yang handal dan sebagai teladan bagi
4
lingkungan serta berkontribusi positif bagi perkembangan
perkembangan arsitektur di Indonesia.
Terwujudnya bangunan yang memenuhi kriteria teknis bangunan yang
layak dari segi mutu biaya.
DATA PROYEK
Nama Pekerjaan: Pekerjaan
Perencanaan Renovasi
Gedung Kantor Tahap II
Pengadilan Agama Sumbawa
Besar .
Tahun Anggaran : 2014
Lokasi Kegiatan : Kabupaten Sumbawa
Uraian Singkat Pekerjaan :
SUMBER DANA
5
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan ini dibebankan
pada Sumber Dana APBN Tahun Anggaran 2014 DIPA Pengadilan Agama
Sumbawa Besar Tahun Anggaran 2014.
BAB I PENDAHULUAN
Penjelasan tentang pengantar dari konsultan Perencana, Data
Proyek, dan Sistematika Penyajian Dokumen Usulan Teknis.
7
BAB 2
Pendekatan dan Metodologi
Agar pelaksanaan pencapaian target mutu, waktu dan pembiayaan pembangunan bisa
berjalan dengan baik, sehingga hasil pembangunan yang dihasilkan nanti semakin
berharga serta memiliki kinerja yang baik.
8
d. Tanggapan Terhadap Tugas, Tanggung jawab dan Program Kerja
Konsultan Perencana
Konsultan telah mengetahui sepenuhnya mengenai Tugas, Tanggung jawab dan Program
Kerja Konsultan Perencana dalam Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan
Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) akan melaksanakan seoptimal mungkin.
Konsultan pada intinya akan berupaya melaksanakan seluruh lingkup yang diisyaratkan.
Penjabaran pelaksanaan lingkup kegiatan akan diuraikan lebih rinci dalam pendekatan
Masalah dan Metodologi.
9
g. Tanggapan Terhadap Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Gedung
Sekolah (Labschool Kebayoran) selama 30 hari kalender sejak penandatanganan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) pekerjaan fisik oleh Kuasa Pengguna Anggaran sampai
dengan masa pemeliharaan. Konsultan mengusulkan dokumen perencanaan untuk bias
diselesaikan maksimall 90 (sembilam puluh) hari Kalender sejak dikeluarkannya
Kontrak/Surat Perintah Mulai Kerja sesuai dengan standar jangka waktu perencanaan pada
umumnya agar Konsultan akan membuat rencana kerja yang terkoordinasikan dengan
baik dan akan mengerahkan kemampuan yang dimiliki agar dalam pelaksanaan nantinya
tepat waktu dan tepat sasaran.
1
0
Konsultan telah mengetahui keluaran pada tahap pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan
Pelaksanaan Pembangunan Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) yang harus
dihasilkan sesuai dengan KAK.
1
1
2.2. Uraian Pendekatan, Metodologi, dan Program Kerja
1. UMUM
Metodologi pelaksanaan layanan Jasa Konsultansi Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan
Pembangunan Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran), mengacu pada pemahaman
dan apresiasi konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) untuk paket pekerjaan tersebut di atas. Orientasi
pokok dalam penyusunan metodologi ini adalah tercapainya maksud dan tujuan dari
pelaksanaan pekerjaan perencanaan dalam pengendalian dan Perencanaan teknik
bangunan gedung secara memuaskan.
Metodologi ini disusun berdasarkan beberapa pendekatan yaitu pendekatan umum,
pendekatan teknis dan administrasi serta pendekatan professional. Pendekatan-
pendekatan tersebut akan menjadi kerangka dasar dari penyusunan program kerja
secara terperinci khususnya yang berhubungan dengan teknik pelaksanaan
Perencanaan pekerjaan di lapangan.
1
2
3. PENDEKATAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI
Pendekatan teknis dan administrasi yang dimaksud adalah pendekatan terhadap
semua aspek teknis dan administrasi yang akan dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan di lapangan. Pendekatan ini akan menunjukkan pemahaman konsultan
mengenai aspek teknis dan administrasi yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan di lapangan.
b. Pendekatan Administrasi
Administrasi pelaksanaan pekerjaan Perencanaan merupakan bagian penting yang
tidak boleh diabaikan. Bagian ini merupakan catatan penting mengenai jalannya
pelaksanaan program, mulai dari tahap awal pengendalian dan Perencanaan
pekerjaan, sampai dengan masa pemeliharaan pekerjaan. Administrasi pelaksanaan
program secara umum terdiri dari administrasi teknik, keuangan dan pelaporan.
1
3
Dalam pelaksanaan di lapangan konsultan akan menerapkan prinsip -prinsip
administrasi sebagai berikut :
Menggunakan format - format standar yang sudah ada dan sudah biasa dipakai
di lingkungan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah
Menggunakan format sederhana namun informatif (semua informasi penting
yang dibutuhkan dapat tercatat), sehingga mudah dipahami oleh para pelaksana
di lapangan maupun oleh penerima laporan.
Sistem pelaporan yang jelas dan berjenjang serta tidak “overlapping “
4. PENDEKATAN PROFESSIONAL
Secara umum tugas konsultan Pekerjaan Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan
Gedung Sekolah (Labschool Kebayoran) dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian
yaitu :
1
4
Dalam Pendekatan Profesional perlu kiranya ditekankan mengenai Prinsip dasar yang
harus dipahami dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan, yang meliputi hal - hal
sebagai berikut :
a) Pengendalian Pelaksanaan
Kegiatan
Konsultan akan melakukan kegiatan pengendalian dalam lingkup kerja secara
cepat, tepat, praktis dan efisien. Kegiatan pengendalian ini meliputi sasaran,
target dan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
1
5
Dalam setiap kegiatan proyek perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan
sistem Perencanaan/pengendalian yang teratur, agar hasil akhir yang dicapai dapat
memuaskan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari proyek itu dan
memenuhi sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan. Pada umumnya dan
sudah menjadi suatu keharusan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai antara
pemilik proyek dengan pelaksana pekerjaan perlu dibuat suatu Dokumen Kontrak
Kerja, dokumen kontrak ini merupakan acuan dan pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan di lapangan. Dengan demikian perlu kiranya personil - personil
Perencanaan menguasai hal - hal yang berhubungan dengan manajemen proyek,
yang salah satu diantaranya adalah penguasaan Dokumen Kontrak tersebut. Dokumen
Kontrak Fisik merupakan dokumen yang harus dikuasai oleh personil konsultan
Pengawas. Biasanya dokumen kontrak berisi :
1
6
luas dan dalam cakupan kerja Perencanaan dalam penugasan ini, dan akan
mengkonfirmasikan tingkat pelayanan dan/atau masukan dari staf yang disyaratkan
untuk kepastian cukupnya Perencanaan dan pemeriksaan.
a) Masa Mobilisasi
Pada periode Mobilisasi ini disamping Konsultan akan melakukan mobilisasi
personil - personilnya yang akan terlibat dalam pekerjaan Perencanaan, Konsultan
juga sudah harus mulai mengadakan checking, pengendalian dan Perencanaan
terhadap :
dulu).
Mulai meneliti bahan - bahan yang akan dipakai, menurut spesifikasi yang ada.
Penyiapan blangko - blangko (form) yang akan dipergunakan selama masa
kontrak, termasuk diantaranya blanko pengujian, blangko perhitungan
volume, blangko laporan, serta blangko sertifikat bulanan (MC) atau
sertifikat eskalasi bulanan (Price Escalation Certificate) jika ada.
Dalam masa mobilisasi inilah Konsultan Pengawas benar - benar harus dapat
mengarahkan dan memberi bimbingan kepada kontraktor agar semuanya dapat
selesai dalam jangka waktu mobilisasi tersebut.
1
7
b) Masa Pelaksanaan Pekerjaan Fisik
Pada masa pelaksanaan pekerjaan fisik ada beberapa pokok pengendalian
dan Perencanaan yang dapat dibagi dalam kategori sebagai berikut :
Hal – hal yang perlu dicermati terutama adalah kualitas pada pekerjaan utama.
Agar diperoleh kualitas yang baik, perlu adanya cheking bahan/material, dalam
hal ini kontraktor mengajukan contoh bahan dengan "request sheet" yang
memuat asal bahan, komposisi bahan, hasil test mutu, ukuran type, spesifikasi,
sertifikat dan sifat - sifatnya.
Dari hasil penelitian bahan, konsultan supervisi membuat rekomendasi atas bahan
- bahan yang dipakai harus sesuai contoh yang disetujui, dan bahan yang tidak
sesuai dengan ketentuan akan ditolak oleh Konsultan Pengawas, bahan yang
ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek.
1
8
Inspeksi secara terus menerus merupakan salah satu alat dari pengendalian
kualitas, disamping dokumentasi. Serta memberikan pengarahan pada para
pekerja agar sesuai dengan rencana dan spesifikasi, sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya penyimpangan.
3) Pengendalian Biaya/Anggaran :
Pengendalian Biaya/Anggaran yang ada sangat erat hubungannya dengan
pengendalian kwantitas. Karena pada umumnya kontrak - kontrak sekarang
menggunakan sistem Harga Satuan, maka pengendalian kwantitas juga akan
merupakan pengendalian anggaran.
4) Pengendalian Waktu
Pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilakukan untuk menjamin agar pelaksanaan
pekerjaan dapat selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan. Dengan
demikian pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan harus selalu terkontrol.
SPI adalah perbandingan antara realisasi fisik yang telah dikerjakan dengan
rencana (schedule) yang ada pada periode yang sama. Sedangkan CPI adalah
perbandingan antara dana yang telah dibayarkan dengan dana/biaya yang
tersedia (kontrak).
Secara umum SPI dan CPI dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu :
Sertifikat Pembayaran Bulanan ini atau MC ini harus dilengkapi dengan Back Up
data yang lengkap. Konsultan Pengawas bertanggung jawab atas kebenaran dari
Back Up Data tersebut.
Dalam Back Up Data harus jelas ditulis untuk lokasi dan pekerjaan apa volume -
volume yang dibayarkan pada bulan tersebut.
Perlu diperhatikan betul - betul cara pembuatan dari Price Escalation Certificate
ini biasanya aturannya tercantum dalam Buku 3 Syarat -syarat Umum.
Bagian dari Proses Penyusunan Sertifikat Pembayaran Bulanan Kontraktor ini lebih
jelasnya disajikan seperti pada Gambar di bawah ini Bagan Proses Penyusunan
Sertifikat Bulanan Kontraktor.
2
0
Hasil Opname terhadap Pekerjaan Yang
telah lengkap
2
1
Pemimpin Proyek Menerima Dan
menyetujui, kemudian di proses
Untuk pembayarannya
Supaya pada saat akhir pekerjaan kontraktor tidak terlalu banyak, kontraktor
dapat menyiapkan gambar terlaksana ini sedikit demi sedikit seiring dengan
selesainya item - item pekerjaan di lapangan (item pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan/dipasang).
2
2
Karena setelah sertifikat akhir ini tidak ada lagi pembayaran. Konsultan
Pengawas harus hati - hati dan harus teliti dalam memeriksa dan
menyiapkannya. Semua hitungan, ukuran, lokasi, aturan pembayaran mulai dari
MC 1 (Monthly Certificate – 1) sampai terakhir/ dihitung ulang.
Demikian juga halnya dengan Final Price Escalation Certificate (jika ada)
3) Claim
Selama mulai periode kontrak mungkin terjadi claim atau tuntutan dari pihak
Kontraktor maupun pihak luar, dalam hal ini konsultan pengawas harus selalu
mendasarkan jawabannya berpedoman dan mengacu pada Dokumen Kontrak
yang ada. Semaksimal mungkin Konsultan harus mengamankan Pemilik dari
segala macam claim/tuntutan yang timbul.
2
3
jangka waktu perbaikan (grace period) yang diajukan kontraktor.
Setelah jangka waktu perbaikan berakhir diadakan lagi pemeriksaan kedua yang
merupakan bagian dari proses Professional Hand Over (PHO). Kalau hasil
pemeriksaan memenuhi Spesifikasi dan syarat, baru dikeluarkan Berita Acara
Serah Terima. Untuk serah terima akhir (FHO) yang dilaksanakan setelah Masa
Pemeliharaan habis secara prosedur sama dengan pelaksanaan Professional
Hand Over.
Spesifikasi pekerjaan:
2
4
keluaran yang optimal. Seperti diketahui biaya fisik (pekerjaan struktur) cukup besar
pengaruhnya terhadap biaya konstruksi.
2
5
Untuk menetapkan sistem yang sesuai, perlu inventarisasi permasalahan yang ada,
yang mungkin berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
sistem terpilih. Berdasarkan rencana induk dan site engineering permasalahan yang
dipandang berpengaruh pada penentuan sistem struktur ialah :
Beberapa pekerjaan struktur beton yang perlu diperhatikan dengan seksama adalah
:
Perencanaan saat pencoran beton, agar beton yang dihasilkan tidak berongga
a) Deep foundation
Perlu diadakan survei sederhana di area rencana Pembangunan untuk mendapat
beberapa data antara lain :
2
6
Kedalaman tanah stabil berada di bawah muka tanah
Dengan hasil survey tersebut, diperkirakan fondasi yang cocok mungkin dengan
deep foundation (fondasi dalam). Alternatif pertama untuk fondasi dalam tentunya
adalah driven pile (tiang pancang), karena keuntungan tiang pancang adalah :
ketat
Pada saat driving (pemancangan) dapat ditentukan beban yang mampu dipikul
oleh pile tersebut.
2
7
Gambar 5. Daya dukung tanah menurut Terzaghi
2
8
Dari teori tersebut, apabila persoalan galian tanah ini tidak dipersiapkan secara teliti,
sangat dimungkinkan kejadian-kejadian seperti yang ditunjukkan di dalam Gambar
I.6
(a). Kondisi sebelum penggalian tanah (b). longsor akibat penggalian tanah
Dari Gambar I.6 dapat dilihat terjadinya longsoran tanah oleh penurunan daya
dukung tanah (kehilangan sebagian potensi daya-dukung tanah akibat penggalian
tanah). Akibat longsoran ini akan terjadi gangguan tehadap proses konstruksi.
2
9
kondisi site, penggunaan dinding penahan longsoran yang paling memungkinkan
dengan menggunakan gravity wall (pasangan batu) atau Cantilever wall (beton
bertulang).
Dalam hal ini terkait dengan kemampuan Konsultan Pengawas untuk melihat dan
mengenal potensi kawasan serta karakteristik nilai-nilai arsitektur bangunan yang
membentuk “image” bagi kawasan lokasi Pembangunan tersebut.
Demikian halnya dengan keberadaan sebuah desain arsitektur akan mudah dikenali
ketika mampu menampilkan “image” yang terbentuk oleh melalui perwujudan
bangunan dan ataupun ruang arsitektur yang diciptakan. Pembangunan Gedung ini
sebagai ruang komunal harus mampu menampilkan “citra diri” sebagai wadah space
yang akomodatif terhadap aktivitas yang diwadahinya serta dapat menampilkan
“image” sebagai bangunan
pendidikan. Ini bertujuan agar tercipta ruang dan atau bangunan arsitektur yang
“mengenal” para pelaku yang diwadahinya, sehingga para pelaku kegiatan nantinya
tidak merasa “terasingkan”.
3
0
eksternal yang saling berkaitan diantara keduanya. “Optimal” dalam artian
terciptanya sistem manajemen sirkulasi tansportasi, material dan ataupun human
resourses yang baik tanpa adanya “crouded” yang dapat menyebabkan terganggunya
kelancaran pekerjaan dan ataupun kelancaran sirkulasi eksternal. Berawal dari sinilah
dituntut kemampuan bagi Konsultan Pengawas dalam menguasai existing lapangan
yang tercakup didalamnya pola sirkulasi internal maupun eksternal.
Pola sirkulasi eksternal yang harus dapat dikendalikan adalah pemilihan dan
pengaturan sirkulasi keluar masuknya material maupun tenaga kerja dengan
pemilihan main entrance dan ataupun service entrance yang sedapatmungkin tidak
menimbulkan crouded dengan pola sirkulasi eksternal (sirkulasi transportasi lalu
lintas). Dengan demikian diharapkan tidak akan mengganggu kelancaran arus lalu
lintas transportasi kendaraan dan ataupun aktivitas lainnya.
Zonifikasi dalam Pembangunan Gedung ini sangat terkait dengan jenis dan
karakteristik dari aktivitas yang terjadi pada tiap-tiap ruangan ataupun pola aktivitas
secara menyeluruh dalam suatu wadah bentuk arsitektur.
3
1
pegawai serta pola interaksi antara pegawai ketika melayani keperluan masyarakat,
serta pemahaman konsultan Pengawas terhadap pola sirkulasi yang terbentuk dari
perilaku aktivitas tersebut.
Merupakan zoning untuk kelompok kegiatan yang menjadi tempat interaksi langsung
antara pimpinan dengan pihak intern staff . Zoning ini biasanya diletakkan di area
dekat dan atau berhubungan langsung dengan entrance utama.
Merupakan zoning bagi kegiatan yang lebih memerlukan tingkat keprivasian lebih
ketika terjadi interaksi antara para staf dalam menyelesaikan permasalahan-
permasalahan khusus yang harus diselesaikan dengan pihak intern.
Dalam desain sebuah gedung pencahayaan menjadi sesuatu yang sangat urgen,
3
2
terlebih dengan pemaksimalan pemamfaatan pencahayaan alami agar mampu
mendukung aktivitas yang sedang dilakukan, karena aktivitas ini lebih sering
dilakukan pada siang hari. Dengan demikian Perencanaan terhadap pemberian
perlubangan-perlubangan sebagai area masuknya cahaya matahari perlu
mendapatkan perhatian yang serius agar jumlah sinar matahari yang masuk kedalam
ruangan mampu mencukupi intensitas penerangan yang diperlukan untuk
E. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pendekatan yang dilakukan dalam penyusunan usulan teknik ini pertama kali melalui
pendalaman dan pemahaman terhadap karakteristik bangunan/ruang yang terkait
dengan kebutuhan instalasi mekanikal/elektrikal serta utilitas yang berada di
dalamnya. Sehingga aspek pemenuhan kebutuhan daya listrik, pemenuhan
kebutuhan sanitasi dan kebersihan serta kenyamanan dapat dicapai. Adapun
tanggung jawab sebagai Konsultan Pengawas dalam melakukan kontrol terhadap
pelaksanaan pekerjaan Mekanikal elektrikal adalah dengan melakukan Perencanaan
pada tahapan- tahapan pekerjaan.
- Pembuatan gambar kerja (Shop Drawing) yang dibuat dan diusulkan oleh
kontraktor sebelum pekerjaan yang dimaksud dikerjakan. Shop drawing hanya
dibuat untuk posisi-posisi yang dipandang sulit untuk dikerjakan dan tidak
tergambar secara detil di dalam dokumen perencanaan
- Sebelum ada persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas maka pekerjaan
3
3
tersebut tidak boleh dikerjakan.
- Setiap tahapan pekerjaan harus didahului oleh pembuatan surat ijin memulai
pekerjaan
b. Pencapaian Kualitas Material/Equipment sesuai yang diinginkan Rencana Kerja dan
Syarat.
pengendalian dan Perencanaan/inspeksi secara terus menerus di setiap tahapan pekerjaan.
3
4
3
5
e. Pencapaian Unjuk Kerja
2) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari adanya kejadian
yang tidak diinginkan
3) Menjamin kehandalan system yang dipasang
5) Menjamin life time peralatan, minimum sesuai dengan yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuat
6) Menjamin beroperasinya system sehingga dapat menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
gedung sesuai dengan fungsinya secara optimal.
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan (baik electrical maupun mechanical) harus diuji sehingga
mencapai hasil baik dan bekerja sempurna sesuai dengan standar dan persyaratan yang diacu dalam
pekerjaan ini seperti termaktub pada RKS Mechanical Electrical tentang Standard dan Referensi atau
sesuai dengan standard pabrik. Bilamana diperlukan, bahan-bahan instalasi atau peralatan dapat
diminta oleh Direksi Proyek untuk diuji di laboratorium atas tanggungan biaya kontraktor
Setiap bagian instalasi pengkabelan harus diuji sehingga dicapai baik, sesuai dengan
3
6
PUIL 2000. Untuk bagian-bagian yang akan tertutup instalasinya, harus diuji sebelum
dan sesudah bagian tersebut ditutup.
1) Panel Listrik
Sebelum dilakukan pekerjaan pembuatan panel, maka kontraktor diwajibkan untuk menyampaikan
shop drawing baik ukuran panel, tebal plat, lay out equipment maupun one line diagram lengkap
dengan daftar dan volume equipment yang akan digunakan
Sebelum dilakukan pembuatan panel kontraktor diwajibkan untuk menunjukan kualitas panel
yang pernah dibuat, baik itu di workshop pembuat panel ataupun diprojek lain yang pernah
dikerjakan untuk mendapatkan persetujuan kualitas yang dikehendaki.
Sebelum panel-panel dikirimkan ke lokasi projek, kontraktor wajib melaporkan ke
direksi proyek untuk dilakukan pengecekan akhir (victory visit). Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan, dan jika terjadi kesalahan,
maka perbaikan harus dilakukan di work shop.
Terutama panel induk (LVMDP dan SDP) yang bekerja secara otomatis, harus dilakukan test
unjuk kerja di workshop
Cek peralatan yang digunakan baik Merk dan keasliannya, kemampuan hantar arus,
Lakukan pengukuran tahanan isolasi kabel yang meliputi tahanan penghantar phasa-
netral, tahanan penghantar phasa-ground, tahanan penghantar antar phasa.
Tahanan isolasi minimum adalah seperti berikut :
50 V nominal
(ac); 120(volt)
V (dc) arus searah
250 (volt) (mega Ohm)
0.25
Sampai dengan 500 V 500 0.5
Di atas 500 V 1000 1.0
Walaupun tahanan isolasi tersebut telah memenuhi syarat minimum, namun pada
proyek ini dikehendaki tahanan isolasi di atas harus mencapai tak terhingga,
3
7
atau dapat dianggap besarnya tak terhingga. Dalam satu kelompok rangkaian
instalasi yang menuju ke panel, tahanan isolasinya haruslah seimbang antara
bagian satu dengan lainnya. Jika ada nilai yang perbedaannya cukup mencolok
dibandingkan dengan yang lain, maka instalasi tersebut harus dicek dan diperbaiki
sehingga mendapatkan tahanan isolasi yang seimbang dengan lainnya.
3) Visual test
- Melakukan pengecekan aplikasi warna kabel serta luas penampang kabel pada instalasi yang
dikerjakan.
- Polaritas penyambungan kabel atau hubungan fase, harus benar dan semuanya
4) Grounding test.
Tahanan pembumian
Jenis Instalasi Maksimum (Ohm)
Penyalur Petir 5
Pentanahan Peralatan 2
Listrik
Telekomunikasi/elektroni 0,5
- Lakukan pengetesan langsung dengan menggunakan asap (untuk smoke detector) dan dengan
3
8
menggunakan panas (untuk ROR dan Fix Temperature Detector)
- Lakukan pengetesan terhadap fungsi break glass manual station, telephone, fungsi
flow switch (dari sistem splinkler) dan lain-lain yang terhubung secara
terintegrasi dengan Sistem Peringatan Dini
- Lakukan pengetesan dan pengecekan tahanan isolasi pengkabelannya sesuai dengan persyaratan
minimal yang harus dipenuhi seperti tercantum pada tabel III.1.
- Lakukan pengetesan terhadap semua fitur yang dikehendaki RKS, atau sesuai dengan sistem
yang bersangkutan seperti diterangkan oleh pabrik pembuat unit sistem tersebut
Melihat penjelasan pada uraian di atas dapat disampaikan bahwa pengawas yang mengerti
teknis dan administrasi sangat diperlukan dalam pekerjaan Perencanaan di lapangan. Team
work pengawas harus memahami lingkup dan wewenang pekerjaan yang harus ditangani dan
dikendalikan, untuk hal tersebut maka diperlukan suatu prosedur Perencanaan di lapangan
yang baku integrated dan mudah dipahami oleh personil yang terlibat di lapangan.
Berikut ini adalah bagan skematis mengenai prosedur pelaksanaan manajemen Perencanaan,
3
9
7. Skema surat instruksi Konsultan Pengawas
4
0
2.4. Komposisi Tim dan Penugasan
4
1
2.5. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
4
2
KERANGKA ACUAN KERJA
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
GEDUNG SEKOLAH LABSCHOOL KEBAYORAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN ANGGARAN 2017
DAFTAR ISI :
4
3
1. PENDAHULUAN
A. UMUM
Sebagaimana telah ditetapkan dalam Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
Peraturan Menteri PU Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu
memenuhi secara optimal fungsi bagiannya, andal dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya,
serta berkontribusi positif bagi pelayanan kepada masyarakat perkembangan arsitektur di Indonesia.
2. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik baiknya, sehingga
dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi
bagi bangunan gedung negara.
3. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor
pelaksana harus mendapat pengawasan secara teknis di lapangan, agar rencana teknis yang telah
disiapkan dan dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung operasional
efektif.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang sehingga
memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan
kegiatan.
B. LATAR BELAKANG
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup Unit Peningkatan Perguruan Tinggi
(P2T) Universitas Negeri Jakarta, tahun anggaran 2016.
2. Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebagi lembaga pendidikan tinggi yang mengemban misi luhur untuk
menghasilkan ilmuwan dan praktisi baik di bidang pendidikan maupun non pendidikan, serta dalam
rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, senantiasa terus menerus mengembangkan diri
menuju ke suatu baku mutu yang telah ditetapkan dalam standar kualitas nasional ataupun Internasional.
Gedung Sekolah Labschool Kebayoran direncanakan sebagai gedung Sekolah 4 lantai dengan ruang
kelas sejumlah 10 ruang, ruang audio visual, ruang guru, ruang rapat, ruang kepala sekolah, ruang
piket dan sound system.
4
4
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang memuat masukan
azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan
kedalam pelaksanaan tugas perencanaan. Dengan penguasaan ini diharapkan konsultan perencana
dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai KAK ini.
3. SASARAN
Penyusunan dokumen Laporan Pembangunan Gedung Sekolah Labschool Kebayoran Tahun 2017
yang memenuhi persyaratan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pembangunan gedung
negara melalui proses kajian dan evaluasi yang akan dilakukan oleh Konsultan Perencana. Dokumen
hasil perencanaan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan pedoman secara utuh untuk
pembangunan Fisik.
5. SUMBER PENDANAAN
A. BIAYA PERENCANAAN
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan Perencanaan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp. 421.861.000,- dan
mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/KPTSMK/2007 tanggal 27
Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu:
a. Untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum dihitung dengan billing rate sesuai ketentuan
yang berlaku.
b. Bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan dan biaya langsung yang
dapat diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate yang berlaku.
c. Pengaturan komponen pembiayaan pada butir a) dan b) diatas adalah dipisahkan antara
bangunan standar, serta dan non standar dan harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang
menyebut angka dan huruf,
4
5
d. Besarnya biaya konsultan Perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti.
e. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjan pekerjaan perencanaan yang dibuat
oleh PPK dan Konsultan Perencana.
2. Biaya pekerjaan konsultan Perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah
melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri
atas:
a. honorarium tenaga ahli dan tenaga pendukung,
b. materi dan penggandaan laporan,
c. Pembelian bahan dan ATK
d. sewa kantor, peralatan dan kendaraan
e. pajak.
3. Pembayaran biaya konsultan Perencana didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan perencanaan.
B. SUMBER BIAYA
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada DIPA BLU Universitas
Negeri Jakarta Tahun 2017.
Lokasi Kegiatan :
Jl. K.H Ahmad Dahlan No.14, Kebayoran Baru
Jakarta
Selatan
A. Data Lokasi
1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana mencari informasi yang dibutuhkan selain dari
yang diberikan dalam Kerangka Acuan Kerja ini.
2) Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya, baik yang berasal dari Kepala Satuan Kerja, maupun yang dicari sendiri. Kesalahan
kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab
konsultan Perencana..
3) Dalam hal ini informasi yang diperlukan adalah dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data,
gambar, dokumen, dan informasi yang sudah ada untuk bahan perencanaan lanjutan, diantaranya
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Informasi tentang lahan, meliputi :
i. kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi,
4
6
ii. kondisi tanah (hasil soil test),
iii. keadaan air tanah,
iv. peruntukan tanah,
v. koefisien dasar bangunan,
vi. koefisien lantai bangunan,
vii. perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan
viii. lain-lain.
b. Pengguna bangunan:
i. struktur organisasi,
ii. jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk 5 tahun
mendatang,
iii. kegiatan utama, penunjang, pelengkap,
iv. perlengkapan / peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.
c. Kebutuhan bangunan:
i. program ruang,
ii. keinginan tentang organisasi / pemanfaatan ruang,
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.
f. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti:
i. Air bersih: kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang), sumber air, jaringan dan
kapasitasnya.
ii. Air hujan dan air buangan: melewati sumur resapan dan ke saluran kota, cara pembuangan
keluar tapak.
iii. Air kotor dan sampah: Air Kotor diolah di STP yang letaknya dekat Tempat Pembuangan
Sementara (TPS); sampah di tampung di TPS dan buang keluar dari TPA.
iv. Tata Udara/A.C : beban (Ton of refrigerant), pembagian beban, sistem yang diinginkan.
v. Penanggulangan bahaya kebakaran: APAR.
vi. Pengaman dari bahaya pencurian dan perusakan: alarm (jenis, tipe), sistim yang dipilih,
CCTV
vii. Jaringan listrik: kebutuhan daya, sumber daya dan spesifikasinya, cadangan (kapasitas,
spesifikasi).
viii. Jaringan komunikasi (telepon, faximile, internet, intercom dan data): kebutuhan titik
pembicaraan, sistim yang dipilih.
4
7
7. LINGKUP PEKERJAAN
I. LINGKUP TUGAS
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Perencana adalah berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 yang
dapat meliputi tugas-tugas perencanaan lanjutan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan
fisik bangunan gedung negara yang terdiri atas:
B. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu PPK didalam menyusun dokumen pelelangan
dan membantu POKJA pengadaan menyusun program dan pelaksanaan pengadaan.
C. Membantu POKJA pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan (Aanwijzing), termasuk hadir dalam
menyusun berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran apabila diperlukan, menyusun
kembali dokumen pengadaan dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
D. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan melaksanakan satuan
kerja seperti :
1. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
2. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan
konstruksi.
4
8
3. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan bahan.
4. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.
E. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya termasuk petunjuk
yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen perencanaan untuk siap
dilelangkan maksimal 30 (tiga puluh) hari Kalender atau 1 bulan sejak dikeluarkannya Kontrak/Surat
Perintah Mulai Kerja. Jangka waktu tersebut sekurang-kurang dijabarkan sebagai berikut:
4
9
B. Kualifikasi Tenaga Ahli, Asisten Tenaga Ahli Dan Tenaga Pendukung
Kebutuhan tenaga ahli dan tenaga pendukung Konsultan Perencana dirinci dalam tabel berikut ini:
A TENAGA AHLI
5
0
No. Personil Pengalaman Kerja Kualifikasi Orang
Minimal
C TENAGA PENDUKUNG
Sekretaris
11 3 Thn D3 1
17 Surveyor 3 Thn D3 2
Persyaratan untuk tenaga ahli dan tenaga pendukung tersebut di atas dirinci sebagai berikut:
A. Tenaga Ahli.
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga-
tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Perencana untuk menjalankan kewajibannya
sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh
pemberi tugas. Tenaga Ahli yang dilibatkan adalah tenaga ahli aktif yang berpengalaman
dibidangnya masing-masing, yaitu terdiri atas tenaga ahli sebagai berikut :
1) Ketua Tim
Seorang Ketua Tim dengan persyaratan: (a) memiliki SKA Ahli Utama dan aktif bekerja sebagai
ahli utama Arsitek konstruksi sekurang-kurangnya 4 tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b)
mempunyai pengalaman kerja sebagai Ketua Tim dalam suatu proyek pemerintah dan atau non
pemerintah pekerjaan perencanaan gedung negara bertingkat minimal 4 lantai; (c) sekurang-
5
1
kurangnya pernah bekerja selama 4 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (d)
berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Sipil/ Arsitektur.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
Tenaga Ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
2) Ahli Perencana Struktur/Ahli Teknik Bangunan Gedung
Seorang Ahli Perencana Struktur/Ahli Teknik Bangunan Gedung dengan persyaratan: (a) memiliki
SKA Ahli Muda dan aktif bekerja sebagai ahli muda Perencana Struktur/Ahli Teknik Bangunan
Gedung sekurang-kurangnya 3 tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b) mempunyai pengalaman
kerja sebagai ahli muda Perencana Struktur/Ahli Teknik Bangunan Gedung dalam suatu proyek
perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (c) mempunyai pengalaman dalam mengevaluasi
kekuatan struktur bangunan gedung yang telah berdiri; (d) sekurang-kurangnya mempunyai
pengalaman kerja selama 3 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (e)
berpendidikan minimal Sarjana (S1) Sipil.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
3) Ahli TeknikTenaga Listrik
Seorang Ahli Teknik Tenaga Listrik dengan persyaratan: (a) memiliki SKA Ahli Muda Teknik
Tenaga Listrik dan aktif bekerja sebagai ahli muda Teknik Tenaga Listrik sekurang-kurangnya 3
tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b) mempunyai pengalaman kerja merancang struktur
bangunan dalam suatu proyek perencanaan gedung sekolah dan/atau perkantoran minimal 4
lantai; (c) mempunyai pengalaman merancang struktur bangunan gedung sekurang-kurangnya
mempunyai pengalaman kerja selama 3 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi;
(d) berpendidikan minimal sarjana (S1) Teknik Elektro.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi tenaga
ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
5
2
minimal 4 lantai. (c) sekurang-kurangnya mempunyai pengalaman kerja selama 3 tahun pada proyek
gedung bertingkat sedang atau tinggi; (d) berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Mesin.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
5) Ahli Sistem Tata Udara dan Refrigasi/Ahli Teknik Sistem Tata Udara dan Refigrasi
Seorang ahli muda Sistem Tata Udara dan Refrigasi/Ahli Teknik Sistem Tata Udara dan Refigrasi
dengan persyaratan: (a) memiliki SKA Ahli Muda Sistem Tata Udara dan Refrigasi/Ahli Teknik Sistem
Tata Udara dan Refigrasi dan aktif bekerja sebagai ahli muda sistem plambing sekurang-kurangnya 3
tahun sejak diterbitkannya SKA pertama; (b) mempunyai pengalaman kerja sebagai perencana sistem
plambing dalam suatu proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (c) mempunyai
pengalaman kerja sebagai perencana sistem plumbing sekurang-kurangnya selama 3 tahun pada
proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (d) berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Mesin.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
6) Ahli Teknik Elektronika dan Telekomunikasi/Ahli Teknik Elektronika dan Telekomunikasi dalam
Gedung
Seorang ahli muda Teknik Elektronika dan Telekomunikasi/Ahli Teknik Elektronika dan
Telekomunikasi dalam Gedung dengan persyaratan: (a) memiliki SKA ahli muda Teknik
Elektronika dan Telekomunikasi/Ahli Teknik Elektronika dan Telekomunikasi dalam Gedung dan
aktif bekerja sebagai ahli muda tata udara dan refrigrasi sekurang-kurangnya 3 tahun sejak
diterbitkannya SKA pertama; (b) mempunyai pengalaman kerja sebagai perencana tata udara dan
refrigrasi dalam suatu proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (c) mempunyai
pengalaman kerja sebagai perencana sistem tata udara selama 3 tahun pada proyek gedung
bertingkat sedang atau tinggi; (d) berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Mesin.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
5
3
suatu proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 8 lantai; (c) mempunyai pengalaman kerja
sebagai quantity surveyor dan/atau Manajemen Konstruksi sekurang kurangnya 6 tahun pada proyek
gedung bertingkat sedang atau tinggi; (d) berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Sipil.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika kualifikasi
tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan pertimbangan.
Semua tenaga ahli diatas harus melampirkan Curiculum Vitae (pengalaman dilengkapi dengan
referensi/surat keterangan) serta copy ijazah, NPWP, KTP dan bukti setor SPT tahun terakhir.
5
4
4. Asisten Ahli Manajemen Konstruksi
Seorang Asisten Ahli Manajemen Konstruksi dengan persyaratan: (a) mempunyai pengalaman
kerja dalam suatu proyek perencanaan gedung bertingkat minimal 4 lantai; (b) mempunyai
pengalaman kerja selama 2 tahun pada proyek gedung bertingkat sedang atau tinggi; (c)
berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Elektro.
Persyaratan tersebut di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi, jika
kualifikasi tenaga ahli yang diusulkan melebihi persyaratan minimal maka menjadi bahan
pertimbangan.
Semua asisten tenaga ahli diatas harus melampirkan Curiculum Vitae (pengalaman
dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta copy ijazah, NPWP, KTP dan bukti setor
SPT tahun terakhir.
C. Tenaga Pendukung
Masing masing tenaga pendukung berpendidikan minimal D3 dan berpengalaman lebih dari 3 (tiga)
tahun untuk tenaga: Sekretaris, Site Office Manager (Administrator), surveyor dan operator
komputer.
Semua tenaga pendukung diatas harus dilengkapi dengan Curiculum Vitae (pengalaman
dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah, NPWP, KTP dan bukti setor SPT
tahun terakhir.
10. KELUARAN
A. TAHAPAN PERENCANAAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah
lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:
5
5
7. Gambar Rencana beserta detail pelaksanaan ; arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal,
pertamanan, tata ruang .
8. Rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis (RKS)
9. Rencana Anggaran Biaya (RAB),
10. Rincian Volume pekerjaan/ bill of quatity (BQ),
11. Laporan perencanaan pengadaan (termasuk mendampingi POKJA pada waktu penjelasan
pekerjaan (Aanwijzing).
5
6
5) Laporan Perencanaan;
f. Pengawasan Berkala
1. Laporan Pengawasan Berkala; seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan
rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila
ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa
konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir
pengawasan berkala.
2. Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan perencanaan ada
masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan
gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal
bangunan.
B. K R l T E R l A
I. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada KAK
harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas
bangunan, yaitu:
5
7
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh
kegagalan struktur bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku
struktur.
d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur.
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman dan
nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamya.
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka saat evakuasi pada
keadaan darurat.
c. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk bangunan
fasilitas umum dan sosial.
6) Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda arah Keluar, dan Sistem Peringatan Bahaya :
a. Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di dalam bangunan gedung apabila
terjadi keadaan darurat.
b. Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman, apabila terjadi keadaan
darurat,
7) Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi :
a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya satuan kerjadi dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya akibat petir,
c. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang terselenggaranya
satuan kerjadi dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
5
8
8) Persyaratan Sanitasi Bangunan Gedung dan Lingkungan
a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang pada bangunan
gedung dan lingkungan sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi penghuni
bangunan dan lingkungan.
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik.
9) Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya satuan kerja dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik,
10) Persyaratan Pencahayaan :
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya satuan kerjadalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik,
11) Persyaratan Kebisingan dan Getaran
a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran yang tidak
diinginkan,
b. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau satuan kerja yang menimbulkan dampak
negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau
mencegah perusakan lingkungan.
12) Persyaratan Bangunan Hemat Energi dan Ramah Lingkungan.
5
9
3) Solusi dan batasan - batasan kontekstual , seperti faktor sosial budaya setempat, geografi
klimatologi, dan lain - lain.
C. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria diatas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan Perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut:
a Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.
b Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan material, tetapi
pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama
sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
c Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan
sepanjang umumya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
d Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat dilaksanakan dalam
waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
e Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi acuan tata
bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
D. PROSES PERENCANAAN
a Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, konsultan
perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala minimal seminggu sekali atau sewaktu waktu
bila diperlukan dengan PPK/Tim Teknis.
b Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus dihasilkan
konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
c Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan
pekerjaan adalah mengikat.
E. PROGRAM KERJA
a. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
1. Jadwal kegiatan secara detail di setiap tahapan.
2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh
konsultan perencana harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan Kerja.
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
b. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi kerja, setelah
sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan mendapatkan pendapat teknis dari
Pengelola Teknis Kegiatan.
c. Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan dalam :
6
0
1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 tanggal 1 Desember 2006
tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember
2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
3) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang
terkait.
4) Peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung.
11. PELAPORAN
A. Laporan Pendahuluan.
a) Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi (fixed) sesuai dengan
dokumen kualifikasi dan seleksi, jumlah dan kualifikasi tim perencana (fixed) sesuai dengan
dokumen kualifikasi dan seleksi, metoda pelaksanaan sesuai dengan dokumen penawaran
teknis dan hasil klarifikasi, dan master schedule (rencana waktu pelaksanaan) serta penugasan
personil dalam waktu pelaksanaan perencanaan serta job-description personil sesuai dengan
dokumen penawaran teknis dan hasil klarifikasi teknis.
b) Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi, hubungan tata
ruang dan hal-hal lain yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan perencanaan. Rencana
kelanjutan pengurusan perijinan (IMB dari Pemerintah Daerah setempat)/ keterangan
persyaratan bangunan dan lingkungan.
c) Hasil analisis dan evaluasi Konsultan Perencana tentang informasi/ data/survei lapangan.
Laporan ini paling lambat diserahkan 10 hari setelah kontrak dimulai dalam bentuk hardcopy dan
soft copy dengan rincian 1 (satu) asli dan rekaman 4 (empat) copy.
B. Laporan Antara:
1. Perhitungan Engineer Estimate .
6
1
Analisis Harga Satuan (Analisis Biaya Konstruksi) sesuai dengan SNI atau referensi lainnya yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Daftar referensi Harga Bahan dan Upah di Wilayah DKI Jakarta
2. Dokumen-dokumen untuk pelelangan pelaksanaan konstruksi yang harus diselesaikan pada
hari ke-30 terhitung sejak tanggal kontrak berupa 1 (satu) asli dan 4 (empat) rekaman dengan
Hard copy dan softcopy terdiri atas:
1) Buku 1 : Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Umum
4. Laporan Akhir.
Laporan akhir berisi keluaran dari kegiatan yang dilakukan tahap pengawasan berkala yang terdiri
atas: Gambar Detail dan perubahannya, laporan pengawasan berkala serta pedoman pengoperasian
dan pemeliharaan peralatan yang harus diselesaikan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum PHO.
Laporan akhir berupa 1 (satu) asli dan 4 (empat) rekaman dengan Hard copy dan softcopy.
12. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa semua
bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas
dengan Pemberi kerja.
6
2
DISUSUN OLEH:
TIM TEKNIS
1. Erna Septiandini, ST, MT (Ketua) 1..........................
2. Drs. Sopiyan (Sekretaris)
2..........................
3. Lukman Arhami, S.Pd, MT (Anggota) 3...........................
4. Winoto Hadi, MT (Anggota) 4..........................
5. Andi Irawan Sulistyo, S.Pd (Anggota) 5 ...........................
6. Azhar, S.Ag (Anggota) 6 ...........................
Ditetapkan oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen
Mengetahui :
Pembantu Rektor II
Menyetujui :
Rektor Selaku Kuasa Pengguna Anggaran
6
3
Prof. Dr. Djaali
NIP 19550902 197903 1 001
6
4