Anda di halaman 1dari 10

POLRI DAERAH METRO JAYA

DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURAL


Nomor : SOP/ 05 / II / 2012

Tentang

PENGAJUAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN PENYIDIK

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dengan dilaksanakannya reformasi dibidang Manajemen

Keuangan Negara maka pengelolaan sumber daya anggaran Polri

perlu segera dilakukan upaya pembenahan, penyempurnaan dan

peningkatannya, sehingga mampu mendukung program dan kegiatan

pembangunan, pembinaan kekuatan serta operasional Polri dalam

rangka melaksanakan tugas pokok Polri, khususnya guna mendukung

terwujudnya Supremasi Hukum dan Keamanan Dalam Negeri.

Sejak tahun 2004 pemerintah memberlakukan DIPA RKA/KL

Departemen kelembagaan termasuk Polri yang dipergunakan untuk

Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Kredit eksport,


selanjutnya Kapolri selaku Pengguna Anggaran (PA) didelegasikan

kepada kasatker selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

Maka pengelolaan Keuangan Negara secara kelembagaan

dipertanggung jawabkan oleh Penggunan Anggaran (Kapolri)

selanjutnya didelegasikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

yang dalam hal ini adalah Kasatker dengan konsekuensi membuat

Laporan Tahunan yang dirangkai dalam pembuatan Laporan Realisasi

Anggaran (LRA) dan catatan laporan keuangan dengan mengunakan

standart Akuntansi Pemerintah.

Kepolisian Daerah Metro Jaya merupakan satuan operasional

kewilayahan dimana mempunyai tugas pokok memelihara keamanan

dan ketertiban masyarakat,penegakan hukum dan melindungi,

mengayomi dan melayani masyarakat dengan mengutamakan

tindakan pencegahan serta bertujuan untuk meningkatkan kualitas

hidup masyarakat .Reformasi telah dilakukan dan sedang bergulir di

lingkungan institusi Polri dengan semangat menuju Polisi Sipil yang

profesional dalam tatanan masyarakat yang madani yang

menjunjung tinggi supremasi hukum, bermoral, transparan dan

akuntabel.

Reformasi Polri tersebut harus dijabarkan dalam bentuk konkret

oleh Polda Metro Jaya dengan menindaklanjuti keluhan dan

ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Polri dan menjamin partisipasi

publik dalam rangka transparansi dan akuntabilitas.

2
Tugas pokok penegakan hukum oleh satuan kerja pada

Direktorat Reserse Kriminal Khusus harus melihat perubahan sosial

yang cepat dan berdampak pada timbulnya berbagai masalah sosial

yang kompleks ,memerlukan penyesuaian maupun penataan

kelembagaan Polri, terutama pengelolaan SDM Polri untuk

mewujudkan postur Polri yang profesional ,bermoral, dan modern

dengan pendekatan yang proaktif serta mendapatkan dukungan publik.

Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya

merupakan salah satu satuan kerja yang mempunyai anggaran untuk

mendukung operasional harus mempertanggungjawabkan penggunaan

anggaran tersebut secara benar , transparan dan akuntabel. Dana

yang tertuang dalam DIPA Polda Metro Jaya khususnya untuk satuan

kerja Direktorat Reserse Kriminal Khusus terdapat pada Program

Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana.

2. Dasar

a. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 2002 Nomor 2 ,Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4168).

b. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003

Nomor 47 ,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4287).

3
c. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004

Nomor 5 ,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4355).

d. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2004 tentang

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

Kementerian/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia

tahun 2004 Nomor 75 ,Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4406).

e. Surat Telegram Rahasia Kapolda Metro Jaya No.Pol

STR/2583/XI/2009 tanggal 11 November 2009 tentang rencana

aksi program kerja 100 hari Polda Metro Jaya.

3. Maksud dan Tujuan

Maksud pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP)

tentang Pengajuan dan Pertanggungjawaban Anggaran Penyidikan

adalah untuk memberi gambaran tentang Implementasi manajemen

anggaran dan keuangan polri pada tingkat satuan kerja Direktorat

Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya agar dapat dijadikan

pedoman dalam melaksanakan tugas Penyelidikan dan penyidikan

tindak pidana.

4
Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Pengajuan

dan Pertanggungjawaban Anggaran Penyidikan adalah sebagai

masukan untuk pimpinan tentang pentingnya Implementasi

manajemen anggaran dan keuangan Polri pada tingkat Satker.

Sehingga dapat dicapai keselarasan antara pengajuan, penggunaan

dan pertanggungjawaban anggaran secara benar, transparan dan

akuntabel.

4. Ruang lingkup.

Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Pengajuan dan

Pertanggungjawaban Anggaran Penyidikan ini meliputi kewajiban Kaur

Keu, proses pengajuan anggaran oleh Penyidik, penggunaan

anggaran dan pertanggungjawaban anggaran yang telah digunakan

oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.

5. Tata Urut .

BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : KEWAJIBAN KEPALA URUSAN KEUANGAN (KAUR
KEU)
BAB III : MEKANISME PENGAJUAN ANGGARAN
BAB IV : PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN
ANGGARAN
BAB V : PENUTUP

5
6. Pengertian

a. DIPA dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Kapolri


serta disahkan oleh Dirjen Perbendaharaan atas nama Menkeu
dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran Negara dan pencairan dana atas
bebau APBN serta dokumen pendukung giat akutansi
Pemerintah.

b. Anggaran Penyidikan adalah dana yang tersedia dan


dialokasikan dalam DIPA satker Dit Reskrimsus Polda Metro
Jaya yang dapat digunakan oleh Direktorat Reserse Kriminal
Khusus untuk mendukung kegiatan operasional penyidik di
lapangan.

c. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk


mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai
tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang undang.

d. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal


dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk
mencari serta mengumpulkan bukti guna membuat terang
tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya.

e. Pertanggungjawaban keuangan (Perwabku) Dokumen


keuangan yang dilengkapi dengan bukti-bukti penerimaan dan
pengeluaran uang yang sah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang harus dibuat oleh penyidik.

6
BAB II
KEWAJIBAN KEPALA URUSAN KEUANGAN (KAUR KEU)

1. Kepala Urusan Keuangan (Kaur Keu) Dit Reskrimsus wajib

meyiapkan kebutuhan anggaran penyelidikan dan penyidikan

setelah mendapat persetujuan dari Direktur.

2. Pengajuan tagihan kepada KPPN

3. Kepala Urusan Keuangan (Kaur Keu) Dit Reskrimsus

mendistribusikan dana penyidikan sesuai dengan rencana

kebutuhan anggaran yang diminta oleh Penyidik.

4. Kepala Urusan Keuangan (Kaur Keu) Dit Reskrimsus wajib

mengoreksi pertanggungjawaban penggunaan anggaran dari

Penyidik / Penyidik Pembantu untuk menghidari penyimpangan.

7
BAB III
MEKANISME PENGAJUAN ANGGARAN

Pelaksanaan Pengajuan Anggaran Penyidikan oleh Penyidik / Penyidik

Pembantu kepada Dir Reskrimsus melalui Kaur Keu ada bebarapa

tahap yang harus dilaksanakan yaitu :

1. Penyidik setelah menerima Laporan Polisi dan telah melalui

Tahapan Gelar Perkara yang menyatakan Perkara tersebut

adalah pidana, Penyidik / Penyidik Pembantu harus melengkapi

administrasi penyidikan dan membuat rencana kebutuhan

anggaran penyidikan.

2. Syarat kelengkapan pengajuan anggaran penyidikan antara lain:

- Rencana kebutuhan anggaran ( lampiran 1)

- Laporan Polisi ( lampiran 2 )

- Surat Perintah Penyidikan ( lampiran 3 )

- Surat Perintah Tugas ( lampiran 4 )

- Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan ( Lampiran 5 )

3. Dalam pembuatan rencana kebutuhan anggaran penyidikan

harus berdasarkan indek harga persatuan dari masing masing

item kebutuhan sesuai dengan SBK (Standar Biaya Khusus)

dan SBU (Standar Biaya Umum).

4. Setelah selesai pembuatan rencana kebutuhan anggaran


penyidikan kemudian diajukan kepada Kanit untuk memperoleh
persetujuan serta mengetahui Kasubdit selaku pimpinan untuk
selanjutnya diajukan permohonan kepada Direktur.

8
BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN ANGGARAN

Pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran penyidikan ada


beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu:

1. Kanit masing-masing Subdit setelah menerima anggaran

penyidikan dari Kaur Keu Dit Reskrimsus wajib menyerahkan

anggaran penyidikan secara utuh (tidak ada pemotongan)

kepada Penyidik atau Penyidik Pembantu yang menangani

perkara dengan membuat kwitansi penyerahan.

2. Penyidik atau Penyidik Pembantu yang telah menerima

anggaran penyidikan dan menggunakan anggaran dimaksud

segera membuat pertanggungjawaban keuangan dan

menyerahkan berkasnya kepada Kaur Keu adapun urutan

penyusunannya adalah sebagai berikut :

a. Renbut
b. Dasar mindik (LP, Sprindik, Springas, SPDP)
c. Dokumen Selra
d. Kwitansi yang dikeluarkan oleh Kaur Keu sebagai bukti
pembayaran.
e. Rekap pertanggungjawaban keuangan
f. Bukti kwitansi sebagai berikut :
a. Kwitansi umum
b. Faktur barang
c. Faktur pajak
d. SSP Pengeluaran diatas 1 juta
e. Untuk jaldis dalam/luar kota menggunakan daftar
nominatif.

9
BAB V
PENUTUP

Demikian Standart Operasional Prosedur (SOP) Pengajuan dan

Pertanggungjawaban Anggaran Penyidikan ini dibuat agar dapat dijadikan

sebagai acuan dalam Pembuatan Pertanggungjawaban Keuangan pada

Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya

Paraf :
Ditetapkan di : J a k a r t a
1. Dir Reskrimsus : ……. Pada Tanggal : 01 Februari 2012

2. Kasetum : ……. DIR RESKRIMSUS POLDA METRO JAYA

3. Wakapolda : ..……

DI SAHKAN OLEH Drs. SUFYAN SYARIF, MH


KAPOLDA METRO JAYA KOMISARIS BESAR POLISI NRP. 64070861

Dr. UNTUNG S, RAJAB Drs,SH


INSPEKTUR JENDERAL POLISI

10

Anda mungkin juga menyukai