Anda di halaman 1dari 3

URGENSI MOTIVASI

Sebuah makalah tentang membangun kemauan


Disusun oleh Ayip Miftahuddin*

Berbicara mengenai kemamuan, tidak akan lepas dari pembahasan tentang motivasi. Motivasi dapat
membuat seseorang melalukan sesuatu dengan hasil yang baik ataupun sebaliknya. Tidak hanya
motivasi dalam belajar, hubungan motivasi dan kemauan dapat diterapkan dalam bekerja ataupun
aktivitas lainnya.

Seseorang yang tidak memiliki motivasi bekerja akan malas seharian tanpa ingin berbuat sesuatu di
kantornya. Sebaliknya, orang yang sangat bersemangat dan berusaha menyelesaikan semua
pekerjaan disebabkan karena adanya motivasi dalam bekerja. Inilah yang membuat semakin
pentingnya membahas mengenai motivasi dalam dunia kerja.

Mengutip pengertian motivasi menurut Suhaenah Suparno , motivasi merupakan keadaan internal
seseorang yang mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Djaali mengartikan
motivasi sebagai kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan akivitas tertentu guna mencapai satu tujuan. Oleh sebab itu,
motivasi berkaitan dengan emosi sehingga dapat merupakan kekuatan-kekuatan pendorong (driving
forces) untuk mencapai tujuan tertentu.

Orang yang termotivasi dapat dilihat dari indikator Keke T. Aritonang ketika membahas dimensi
mengenai motivasi belajar. Sekali lagi, pembahasan ini dapat pula diterapkan dalam motivasi bekerja
ataupun yang lainnya. Dalam menilai motivasi diperlukan aspek-aspek yang terukur, diantaranya
sebegai berikut:

A. Ketekunan
Indikator ketekunan meliputi:
1) Kehadiran
Motivasi mendorong seseorang senantiasa hadir dalam aktivitas yang dikerjakannya.
Bahkan tidak hanya sekedar hadir, kuantitas dan kualitas kehadirannya juga akan
diperhatikan. Sebagai contoh pegawai dengan motivasi bekerja yang baik akan hadir dan
pulang tepat waktu. Selain itu selama di kantor ia akan mengisi waktunya dengan hal-hal
yang berhubungan ketuntasan pekerjaannya.
2) Terlibat aktif
Keberadaan orang yang memiliki motivasi akan digunakan untuk turut terlibat dalam setiap
aktivitas. Tidak sekedar menunggu perintah dan pasif menjalankan pekerjaan.

* Penulis adalah Kepala Urusuan (Kaur) Kesiswaan MTs Husnul Khotimah 2 Kuningan. Tulisan ditujukan sebagai penugasan
dalam agenda “Reorientasi Kanit-Kaur sewilayah kerja Yayasan Husnul Khotimah Kuningan Tahun 2018”
3) Melakukan tindakan lanjutan
Dalam sebuah aktivitas seringkali memaksa untuk melakukan tindakan lanjutan.
Seselesainya kegiatan tentu akan banyak evaluasi dan rekomendasi. Orang termotivasi
akan banyak memeberikan evaluasi dan berusaha untuk menindaklanjuti rekomendasi agar
kegiatan berikutntya berjalan lebih baik.

B. Ulet dalam menghadapi kesulitan


Indikator keuletan meliputi:
1) Menyikapi terhadap kesulitan dengan bijak
Sebuah kegiatan tentu tak lepas dari permasalahan. Keberadaan masalah bukan hanya
berarti sebuah kesalahan. Namun yang penting dari permasalahan adalah sikap
menghadapinya. Motivasi yang kuat membuat seseorang dapat berpikir tenang dan fokus
terhadap solusi. Bukan meruntuki masalah, mencari “kambing hitam” dan tidak ada usaha
untuk mencari jalan keluar.
2) Berusaha mengatasi kesulitan
Bagi orang yang termotivasi, kesulitan dan masalah dalam aktivitas diibaratkan sebagai
tantangan yang harus ditaklukan. Sehingga dirinya akan berusaha sekuat tenaga untuk
mencari solusi dan jalan keluar dari kesulitan tersebut.

C. Memiliki perhatian dalam aktivitasnya


Indikator perhatian meliputi:
1) Memiliki kebiasaan yang baik
Aktivitas yang sudah diisi motivasi akan menjadi perhatian utama bagi pemiliknya. Semua
kebiasaan yang ia lakukan akan dikerjakan dengan sebaik-baiknya agar fokus perhatian
terhadap aktivitas tersebut tidak berkurang.
2) Semangat dalam mengikuti aktivitas
Orang yang memiliki motivasi kuat akan terlihat semangat dalam menjalani aktivitasnya.
Rasa semangat tersebut terlihat dari wajah yang segar, badan yang tegap dan langkah yang
pasti. Perasaan itu juga mampu ia tularkan kepada sekelilingnya.

D. Berusaha berprestasi
Indikator berprestasi meliputi:
1) Memiliki keinginan untuk berprestasi
Tidak hanya sekedar menunaikan kewajiban, orang termotivasi akan menginginkan hasil
terbaik dalam setiap aktivitasnya. Jika ada penghargaan atas aktivitasnya, maka ia akan
mengejarnya agar menjadi prestasi kebanggaan bagi dirinya.
2) Dapat mengkualifikasikan hasil
Aktivitas yang sudah dikerjakan bagi orang termotivasi bukan berarti selesai segalanya. Akan
ada kualifikasi hasil yang dapat ia ukur. Jika ada penilaian dari pihak luar, maka ia kejar
sebagai prestasi. Namun jika tidak ada, ia akan tetap perhitungkan hasil pekerjaannya. Dia
dapat mengkategorikan sendiri apakah yang ia kerjakan sudah baik atau masih kurang.

E. Mandiri dalam beraktivitas


Indikator kemandirian meliputi:
1) Penyelesaian tugas dengan sebaik-baiknya
Tugas yang diberikan pada orang termotivasi akan ia kerjakan dengan sebaik-baiknya. Jika
tidak ada yang ia jadikan panduan, maka ia akan mencari penyelesaian tugasnya secara
mandiri.
2) Menggunakan kesempatan di luar waktu yang disediakan
Kadang kala sebuah pekerjaan lebih banyak dibandingkan waktu yang tersedia. Bagi orang
termotivasi akan sangat rela untuk mengorbankan waktu yang seharusnya digunakan
aktivitas lain.

Demikian pembahasan mengenai pentingnya motivasi yang dapat dijadikan gagasan untuk
membangun keinginan dalam sebuah aktivitas pekerjaan. Dengan memiliki motivasi kerja yang baik,
maka diharapkan akan mampu memberikan kinerja yang baik. Performa dalam bekerja dan hasil
yang dicapaipun akan meningkat.

Referensi:
Aritonang, Keke T. (2008). “Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Jurnal
Pendidikan Penabur (Nomor 10 tahun 7). Hlm. 11-21
Jaali, Haji. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Riduwan.(2008). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: ALFABETA
Suparno, A. Suhaenah. (2000). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Dikti Depdiknas

Anda mungkin juga menyukai