Perhitungan Roda Gigi Cacing PDF
Perhitungan Roda Gigi Cacing PDF
PENDAHULUAN
1
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan ini dilakukan dengan metode studi literatur, yaitu tinjauan
pustaka untuk memperoleh dasar – dasar teori dan perhitungan. Selain itu hasil
perhitungan berpedoman pula dengan literatur.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.3. Nama-Nama Bagian Roda Gigi
Secara umum roda gigi terdiri dari beberapa bagian penting yang diperlihatkan
pada gambar 2.2.
a. Jarak bagi
Jarak bagi merupakan busur lingkaran yang dibatasi dua permukaan dinding
gigi yang bersebelahan dan bernama sama, kanan semua atau kiri semua.
b. Pitch Circle
Pitch Circle atau biasa disebut lingkaran jarak bagi merupakan lingkaran
imajiner, dimana saat lingkaran tersebut berputar maka akan menunjukan putaran
roda gigi secara aktual.
c. Jumlah Gigi
Didefinisikan sebagai keseluruhan jumlah gigiyang terdapat pada keliling
lingkaran jarak bagi dan yang merupakan bilangan bulat. Bagian ini disimbolkan
dengan huruf z.
d. Lebar Gigi
Lebar gigi merupakan jarak antara dua permukaan normal yang tegak lurus
terhadap sumbu dan disimbolkan dalam huruf b.
3R.S. Khurmi dan J.K. Gupta,A Text Book Machine Design, Eurasia Publishing House, New Delhi, 2005,
hlm.1025
4
e. Pitch Point
Merupakan jarak kontak antara dua pitch circle.
f. Adendum
Merupakan jarak radial dari gigi dari lingkaran lapangan ke puncak gigi, atau
sering disebut tinggi kepala.
g. Dedendum
Merupakan jarak radial dari gigi dari lingkaran lapangan ke bagian bawah gigi,
atau sering disebut tinggi kaki.
h. Circular Pitch
Merupakan jarak yang diukur pada keliling lingkaran lapangan dari
titik satu gigi ke titik yang sesuai pada gigi berikutnya. Bagian ini sering disebut
jarak bagi lingkar.
i. Modul
Merupakan besaran yang tergantung pada jarak bagi. Pada modul inilah semua
perhitungan besaran roda gigi ini mengacu. Pasangan roda gigi harus mempunyai
modul yang sama untuk semua giginya dan dilambangkan dengan huruf m.
j. Clearance
Merupaka jarak radial dari atas gigi ke bagian bawah gigi. Sebuah lingkaran
melewati bagian atas gigi dikenal sebagai lingkaran clearance.
k. Total Depth
Merupakan jarak radial antara addendum dan lingkaran dedendum dari
gigi. Hal ini sama dengan jumlah addendum dan dedendum.
l. Working Depth
Merupakan jarak radial dari lingkaran addendum ke lingkaran clearance. ini
sama dengan jumlah addendum dari dua roda gigi.
m. Tooth Thickness
Merupakan adalah lebar gigi diukur sepanjang lingkaran lapangan (pitch
circle).
n. Tooth Space
Merupakan lebar ruang antara dua gigi yang berdekatan diukur sepanjang
lingkaran lapangan.
5
2.4. Jenis-jenis Roda Gigi
Jenis-jenis roda gigi dapat dibedakan pula dari keadaan konstruksi alur bentuk
gigi dan fungsi konstruksinya.
4R.S. Khurmi dan J.K. Gupta,A Text Book Machine Design, Eurasia Publishing House, New Delhi, 2005,
hlm.1026
6
Gambar 2.4. Roda Gigi Dalam5
5 http://www.automationindo.com/article/302/penyempurnaan-gear#.WAj3TzWz7Dc
6 www.industryupdate.com.au
7
berlangsung lebih halus. Sifat ini sangat baik untuk penggunaan pada putaran tinggi
dan beban besar.
7 R.S. Khurmi dan J.K. Gupta,A Text Book Machine Design, Eurasia Publishing House, New Delhi, 2005,
hlm.1069
8 https://www.accu.co.uk/en/627-bevel-gears
8
Gambar 2.8. Roda gigi cacing9
9 http://tehnikmesinindustri.blogspot.co.id/2010/06/worm-gear.html
10 Indra Tedjakmala, Elemen mesin. Universitas Trisakti. 2008 : 470
9
Gambar 2.9. Bagian-bagian pada roda gigi cacing11
11 R.S. Khurmi dan J.K. Gupta,A Text Book Machine Design, Eurasia Publishing House, New Delhi, 2005,
hlm.1104
12 Ign. Adi Warsito. Perhitungan Roda Gigi.ATMI Cikarang. 2010. Hal 178
10
2.5.5. Diameter Tengah Poros Cacing (dm1)
Secara normatif besarnya diameter ini dapat dipilih pada tabel DIN 3976, atau
secara perhitungan besarnya sama dengan 0,4 x jarak poros roda cacing dengan
poros cacing (a).
11
2.7.1. Keuntungan Roda Gigi Cacing
Keuntungan dari perpindahan transmisi menggunakan roda gigi cacing adalah :
a. Perbandingan transmisi besar (u =100).
b. Dapat meneruskan daya besar.
c. Bekerja hampir tanpa bunyi.
d. Dapat mengunci sendiri.
12
BAB III
METODE PERANCANGAN
Mulai
Membuat gambar rakitan roda gigi cacing dan kotak roda gigi.
Selesai
13
3.2. Diagram Alur Perhitungan Roda Gigi Cacing
Mulai
Menghitung nilai jumlah ulir, sudut involute, dan jumlah gigi roda gigi.
Menghitung pasak
Selesai
14
BAB IV
PERANCANGAN RODA GIGI CACING
Dimensi roda gigi cacing yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 4.1.
15
4.2. Perbandingan Putaran Input dan Output
Perbandingan putaran poros input terhadap poros output dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
n1
u= n2
Dimana:
u : Rasio kecepatan
n1 : Putaran input dari poros cacing (rpm)
n2 : Putaran output dari roda gigi cacing (rpm)
Maka,
3000
n2 = = 157,9 𝑟𝑝𝑚
19
Jumlah gigi pada roda gigi cacing dihitung dengan rumus berikut.
𝑧2 = 𝑢 . 𝑧1
Dimana :
z1 : Jumlah gigi poros cacing
z2 : Jumlah roda gigi cacing
u : Rasio kecepatan
a : Jarak poros (mm)
Maka,
1
𝑧1 = . (7 + 2,4. √50)
19
1
= . (23,9) = 1,25 ≈ 2
19
14 Ign. Adi Warsito. Perhitungan Roda Gigi.ATMI Cikarang. 2010. Hal 185
16
4.4. Perhitungan Nilai Modul
Nilai modul dicari dengan rumus berikut ini.15
2𝑎 − 12,7
𝑚=
𝑧2 + 6,28
Dimana:
m : modul
z2 : roda gigi cacing
Maka,
2.50−12,7
Nilai modul (𝑚) = = 1,971 ≈2
38+6,28
17
4.5.2. Jarak Bagi Aksial
Jarak bagi aksial dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.17
𝑝𝑥 = 𝑚 . 𝜋
= 2.𝜋
= 6,28 𝑚𝑚
Dimana :
m : modul
px : jarak bagi aksial (mm)
17 Ign. Adi Warsito. Perhitungan Roda Gigi.ATMI Cikarang. 2010. Hal 179
18 Sularso.Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin .2002. Hal 277
19 Ign. Adi Warsito. Perhitungan Roda Gigi.ATMI Cikarang. 2010. Hal 180
18
4.5.5. Diameter Lingkaran Kaki (𝒅𝒇𝟏 )
Diameter lingkaran kaki (𝑑𝑓1 ) dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut.20
𝑑𝑓1 = 𝑑𝑚1 − (2,5 . 𝑚)
Dimana:
df1 : diameter lingkaran kaki (mm)
maka,
𝑑𝑓1 = 22,4 − (2,5 . 2)
= 17,4 𝑚𝑚 ≈ 17 𝑚𝑚 (Disesuaikan DIN 3976)
Dimana:
b1 : lebar gigi cacing (mm)
m : modul
z2 : jumlah gigi
maka,
𝑏1 ≥ 2 . 2 . √38 + 1
≥ 24,97 mm ≈ 32 𝑚𝑚
Nilai b1 disesuaikan dengan tabel DIN 3976 sebesar 32 mm.
20 Ign. Adi Warsito. Perhitungan Roda Gigi.ATMI Cikarang. 2010. Hal 180
21 Ign. Adi Warsito. Perhitungan Roda Gigi.ATMI Cikarang. 2010. Hal 180
22 Ign. Adi Warsito. Perhitungan Roda Gigi.ATMI Cikarang. 2010. Hal 185
19
d2 = 2a − dm1
Dimana:
d2 : diameter lingkaran jarak bagi (mm)
m : modul
z2 : jumlah gigi pada roda gigi cacing
Maka,
= 2.50 − 22,4
= 77,6 mm
23 Ign. Adi Warsito. Perhitungan Roda Gigi.ATMI Cikarang. 2010. Hal 181
24 Ign. Adi Warsito. Perhitungan Roda Gigi.ATMI Cikarang. 2010. Hal 181
20
4.6.4. Diameter Lingkaran Kaki (𝒅𝒇𝟐 )
Diameter lingkaran kaki (𝑑𝑓2 ) dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut.25
𝑑𝑓2 = 𝑑2 − 2,5 . 𝑚
Maka,
𝑑𝑓2 = 76 − 2,5 . 2
= 71 mm
Maka,
π . 22,4 . 3000
=
cos 10,1o
= 214,43 m/min
Rumus untuk menghitung koefisien gesek (𝜇) adalah:
𝑣
𝑟 28
𝜇 = 0,025 + 18000
Maka,
25 Ign. Adi Warsito. Perhitungan Roda Gigi.ATMI Cikarang. 2010. Hal 181
26 Ign. Adi Warsito. Perhitungan Roda Gigi.ATMI Cikarang. 2010. Hal 181
27 R.S. Khurmi dan J.K. Gupta,A Text Book Machine Design, Eurasia Publishing House, New Delhi, 2005,
hlm.1107
21
214,43
= 0,025 + 18000
= 0,0369
Rumus untuk menghitung sudut gesekan (Φ1) adalah:
Φ1 = 𝑡𝑎𝑛−1 . 𝜇
Maka,
= 𝑡𝑎𝑛−1 . 0,0369
= 2,114°
Rumus untuk menghitung effisiensi roda gigi cacing ( 𝜂) adalah:
𝑡𝑎𝑛𝜆
𝜂 = 𝑡𝑎𝑛(𝜆+Φ 100 %
1)
Dimana:
𝑣𝑟 : Kecepatan gesek (m/min).
𝜇 : Kecepatan gesek.
Φ1: Sudut gesekan (o).
Maka,
𝑡𝑎𝑛10,1°
𝜂 = 𝑡𝑎𝑛(10,1°+2,114°) 100 %
𝜂 = 82,2%
29 R.S. Khurmi dan J.K. Gupta,A Text Book Machine Design, Eurasia Publishing House, New Delhi, 2005,
hlm.1117
30 R.S. Khurmi dan J.K. Gupta,A Text Book Machine Design, Eurasia Publishing House, New Delhi, 2005,
hlm.1111
22
Rumus untuk menghitung Torsi Poros Roda Gigi Cacing (𝑇𝑔𝑒𝑎𝑟 ), dengan
asumsi overload sebesar 25% adalah:
1,25 𝑃 . 60
𝑇𝑔𝑒𝑎𝑟 = 2𝜋 . 𝑛2
Maka,
1,25 .3000. 60
= 2𝜋 . 157,89
Maka,
226,79
= 19 . 0,82
Maka,
2 .14505
= 22,4
= 1295,14 𝑁
Rumus untuk menghitung Gaya Aksial Poros Cacing (𝑊𝐴𝑤𝑜𝑟𝑚 ) adalah:
2 . 𝑇𝑔𝑒𝑎𝑟
𝑊𝐴𝑤𝑜𝑟𝑚 = 𝑑2
Maka,
2 .226,79 .103
= 77,6
= 5845,25 𝑁
Rumus untuk menghitung Gaya Radial Poros Cacing (𝑊𝑅𝑤𝑜𝑟𝑚 ) adalah:
𝑊𝑅𝑤𝑜𝑟𝑚 = 𝑊𝐴𝑤𝑜𝑟𝑚 . tan Φ
Maka,
= 5845,25. tan 20°
= 2127,49 𝑁
Rumus untuk menghitung Momen Bending Terhadap Gaya Radial (𝑀𝑅 ) adalah:
Diasumsikan jarak antara bantalan pada poros cacing (𝑥1 ) = 𝑑2
𝑊𝑅𝑤𝑜𝑟𝑚 . 𝑥1
𝑀𝑅 = 4
Maka,
23
2127,49 . 77,6
= 4
= 41273,46 𝑁𝑚𝑚
Rumus untuk menghitung Momen Bending Terhadap Gaya Aksial (𝑀𝐴 ) adalah:
𝑊𝐴𝑤𝑜𝑟𝑚 .𝑑𝑚1
𝑀𝐴 = 4
Maka,
5845,25 .22,4
= 4
= 32733,41 𝑁𝑚𝑚
Rumus untuk menghitung Total Momen Bending (𝑀1 ) pada garis vertikal adalah:
𝑀1 = 𝑀𝑅 + 𝑀𝐴
Maka,
= 41273,46 + 312733,41
= 74006,87 𝑁𝑚𝑚
Rumus untuk menghitung Momen Bending Terhadap Gaya Tangensial (𝑀2 ) Pada
Garis Horizontal adalah:
𝑊𝑇𝑤𝑜𝑟𝑚 . 𝑑2
𝑀2 = 4
Maka,
1295,14 . (77,6)
= 4
= 25125,81 𝑁𝑚𝑚
Rumus untuk menghitung Resultan Momen Bending Pada Poros Cacing (𝑀𝑊𝑜𝑟𝑚 )
adalah:
𝑀𝑊𝑜𝑟𝑚 = √M12 + M22
Maka,
= √72006,87 2 + 25125,812
= 78155,76 𝑁𝑚𝑚
Rumus untuk menghitung Momen Puntir Equivalent Pada Poros Cacing (𝑇𝑒𝑤 )
adalah:
Maka,
= √14505 2 + 78155,762
24
= 78425,58 𝑁𝑚𝑚
Tegangan maksimal material poros cacing adalah baja AISI 5115 sesuai DIN 3976
didapati kekuatan tensile sebesar 𝜎𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 = 900 N/mm2 (Lampiran 5) dengan
safety factor diasumsikan 2.
Rumus untuk mencari tegangan geser yang diijinkan(τ𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 ):
𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝜎
τ𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 = 𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟
Maka,
900
= = 450 N/ 𝑚𝑚2
2
Maka,
π
78425,58 = 16 . 450 . 𝑑𝑤 3
Maka,
16 . 78425,58
= π . 103
= 404,84 N/mm2
Rumus untuk menghitung Beban Tekan Kompresif (𝜎𝑐 ) adalah:
𝑊𝐴𝑤𝑜𝑟𝑚
𝜎𝑐 = π
. 𝑑𝑤 2
4
Maka,
5558,72
= π
. 102
4
= 74,42 N/mm2
Rumus untuk menghitung Tegangan Tarik Maksimal (𝜏𝑚𝑎𝑥 ) adalah:
1
𝜏𝑚𝑎𝑥 = 2 . √𝜎𝑐 2 + 4. 𝜏𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 2
Maka,
1 2
= 2 . √70,77 + 4. 399,412
= 406,54 N/mm2
Dengan demikian dapat diketahui bahwa τ𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 > 𝜏𝑚𝑎𝑥 , sehingga rancangan
poros cacing aman terhadap batas tegangan tarik.
25
4.9. Perhitungan Poros Roda Gigi Cacing31
Dalam menghitung poros roda gigi perlu diketahui bahwa:
𝑊𝑇𝑤𝑜𝑟𝑚 = 𝑊𝐴𝑔𝑒𝑎𝑟 = 1295,14 𝑁
𝑊𝐴𝑤𝑜𝑟𝑚 = 𝑊𝑇𝑔𝑒𝑎𝑟 = 5845,25 𝑁
𝑊𝑅𝑤𝑜𝑟𝑚 = 𝑊𝑅𝑔𝑒𝑎𝑟 = 2127,49 𝑁
Jarak poros antar bearing roda gigi (𝑥) = 50 mm, (Asumsi)
Rumus untuk menghitung Momen Bending Gaya Radial Pada Poros Roda Gigi
Cacing (𝑀𝑅𝑔𝑒𝑎𝑟 ) adalah:
𝑊𝐴𝑔𝑒𝑎𝑟 . 𝑥
𝑀𝑅𝑔𝑒𝑎𝑟 = 4
Maka,
1295,14 .50
= 4
= 26593,72 𝑁𝑚𝑚
Rumus untuk menghitung Total Momen Bending Pada Plan Vertikal (𝑀3 ) adalah:
𝑀3 = √𝑀2 2 + 𝑀𝑅𝑔𝑒𝑎𝑟 2
Maka,
= √25125,812 + 26593,72 2
= 51719,53 𝑁𝑚𝑚
Rumus untuk menghitung Momen Bending Terhadap Gaya Tangensial Pada Plane
Horizontal (𝑀4 ) adalah
𝑊𝑇𝑔𝑒𝑎𝑟 . 𝑥
𝑀4 = 4
Maka,
5845,25 . 50
= 4
= 73065,66 𝑁𝑚𝑚
Rumus untuk menghitung Resultan Momen Bending Pada Poros Roda Gigi Cacing
(𝑀𝑔𝑒𝑎𝑟 ) adalah
𝑀𝑔𝑒𝑎𝑟 = √𝑀3 2 + 𝑀4 2
Maka,
31R.S. Khurmi dan J.K. Gupta,A Text Book Machine Design, Eurasia Publishing House, New Delhi, 2005,
hlm.1119
26
= √51719,53 2 + 73065,662
= 89518,15 𝑁𝑚𝑚
Rumus untuk menghitung Momen Puntir Equivalent Pada Poros Roda Gigi Cacing
(𝑇𝑒𝑔 ) adalah:
Maka,
= √(226,79 . 103 )2 + 89029,352
= 243823,4 Nmm
Material poros roda gigi adalah baja S50C didapati kekuatan yield sebesar 𝜎𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
= 370 N/mm2 (Lampiran 1) dengan safety factor diasumsikan 2.
Rumus untuk mencari tegangan geser yang diijinkan(τ𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 ):
𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝜎
τ𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 = 𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟
Maka,
370
= 2
= 185 N/ 𝑚𝑚2
Rumus untuk menghitung Diameter Poros Roda Gigi Cacing (𝑑𝑤 ) adalah:
π
𝑇𝑒𝑔 = 16 . τ𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 . 𝑑𝑔 3
Maka,
π
243823,4 = 16 . 185 . 𝑑𝑔 3
Maka,
16 . 242772,3
= 𝜋 . 203
= 155,22 MPa
Rumus untuk menghitung Beban Tekan Kompresif (𝜎𝑐 ) adalah:
𝑊𝐴𝑔𝑒𝑎𝑟
𝜎𝑐 = 𝜋
. 𝑑𝑔 2
4
Maka,
1295,14
= 𝜋
. 202
4
27
= 4,122 MPa
Rumus untuk menghitung Tegangan Tarik Maksimal (𝜏𝑚𝑎𝑥 ) adalah:
1
𝜏𝑚𝑎𝑥 = 2 . √𝜎𝑐 2 + 4. 𝜏𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 2
Maka,
1
= . √4,1222 + 4. 154,55 2
2
= 155,23 MPa
Dengan demikian dapat diketahui bahwa τ𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 > 𝜏𝑚𝑎𝑥 , sehingga rancangan
roda gigi aman terhadap batas tegangan tarik.
32R.S. Khurmi dan J.K. Gupta,A Text Book Machine Design, Eurasia Publishing House, New Delhi, 2005,
hlm.471
28
𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛
𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛 =
√3
100
= = 57,74 Nmm2
√3
Diketahui momen puntir poros cacing (Mp) = 14506 Nmm, gaya yang bekerja pada
pasak dihitung dengan rumus berikut ini.34
2.𝑀𝑝 2× 14506
P1pasak = = = 1450,6 N
𝑑 20
Tegangan geser yang terjadi pada pasak dihitung dengan rumus berikut:35
P1 1450,6 𝑁 𝑁
𝜏1 = = = 13,43 𝑚𝑚2 = 13,43𝑀𝑃𝑎
𝐿 .(𝑤) 18 . (6) 𝑚𝑚
Maka tegangan geser yang digunakan dari 𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛 = 57,74 MPa sebesar 23,3%.
Maka tegangan permukaan yang digunakan dari 𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛 = 57,74 MPa sebesar 49,9%.
29
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Hasil perhitungan dari perancangan roda gigi cacing dengan daya 3
kW,putaran input 3000 rpm dan rasio 19 dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1 Hasil perancangan pasangan roda gigi cacing
30
𝜏1 output 13,43 MPa Tegangan geser yang terjadi pada pasak
Tegangan permukaan yang terjadi pada
𝜏2 output 28,78 MPa
pasak
31
DAFTAR PUSTAKA
32
LAMPIRAN
Lampiran 1
33
Lampiran 2
34
Lampiran 3
35
Lampiran 4
36
LAMPIRAN 5
37
LAMPIRAN 6
38