Anda di halaman 1dari 23

MENYIMAK

Diajukan untuk memenuhi salah satu uas mata kuliah menymak

Dosen Pengampu : H.hendang

NAMA : TIANA SITI NOVIYANTI

NIM : 41032121181033

KELAS : 2 B (SEMESTER II)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

BANDUNG

2019
1. BAHAN SIMAKAN ADALAH SUATU KONSEP YANG BERISI
INFORMASI,GAGASAN,DAN PESAN, BAHAN HARUS DIKAJI DENGAN
BAIK. KRITERIA APA SAJAKAH YANG DAPAT MENENTUKAN BAHWA
BAHAN TERSEBUT LAYAK DISAJIKAN. JELASKAN!

JAWABAN :

 Dijelaskan oleh George R. Terry, Ph. D.bahwa informasi adalah data


yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.

 Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah


menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai
yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang
sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.

 Menurut Joner H. Sugian, informasi adalah sebuah konsep yang


universal dalam jumlah muatan yang besar, meliputi banyak hal, dalam
ruang lingkupnya masing-masing dan terekam dalam sejumlah media.

 Menurut Kenneth C. Laudon, informasi adalah data yang sudah


dibentuk ke dalam sebuah formulir bentuk yang bermanfaat dan dapat
digunakan untuk manusia.

 Menurut Anton M. Moeliono, informasi adalah penerangan, keterangan,


pemberitahuan kabar atau berita. Informasi juga merupakan keterangan
atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau
kesimpulan.

 Menurut Robert G. Murdick, informasi terdiri atas data yang telah


didapatkan, diolah/ diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk
tujuan penjelasan/ penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk
pembuatan ramalan atau sebuah keputusan.

 Menurut Kusrini, informasi adalah data yang sudah diolah menjadi


sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.

 Menurut MC Leot, informasi adalah data yang telah diproses atau data
yang memiliki arti.

 Menurut Firmanzah, informasi adalah data dan angka yang sudah diberi
makna dan nilai.

 Menurut Jeremy Pope, informasi adalah kekuasaan, semakin banyak


orang memiliki informasi, pembagian kekeuasaan akan semakin luas.

 Raymond Mc.leod Informasi ialah data yang telah diolah menjadi


bentuk yang memiliki arti bagi sipenerima serta bermanfaat bagi
pengambilan keputusan saat ini ataupun mendatang .

 Tata Sutabri, S.Kom., MM iyalah data yang telah diklasifikasikan


ataupun diolah serta diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses
pengambilan sebuah keputusan.

 Jogiyanto HM., (1999: 692), “ Informasi didefinisikan iyalah sebagai


hasil dari suatu pengolahan data dalam bentuk yang lebih berguna
serta lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian
– kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan sebuah
keputusan”

 Abdul Kadir (2002: 31); mcfadden dkk (1999) mendefinisikan


informasi iyalah sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan
data tersebut.

 George H. Bodnar, (2000: 1), “Informasi iyalah data yang diolah


sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil sebuah keputusan yang
tepat”

 Lani Sidharta (1995: 28), “Informasi iyalah data yang disajikan dalam
bentuk yang berguna untuk membuat suatu keputusan”

 Anton M. Meliono (1990: 331), “Informasi iyalah data yang telah


diproses untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut iyalah untuk
menghasilkan sebuah keputusan”

 Gordon B. Davis (1991: 28), “Informasi iyalah data yang telah diolah
menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya serta bermanfaat
bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”

 Gagasan (pikiran) adalah sesuatu (hasil pemikiran, usulan, keinginan,


harapan) yang akan disampaikan penulis kepada pembaca atau pendengarnya.
Lebih lanjut, gagasan itu akan dilengkapi dengan fakta, data, informasi dan
pendukung lainnya yang diharapkan dapat memperjelas gagasan dan sekaligus
meyakinkan calon pembacaanya (Suyono, 2004).

Bahan simakan merupakan unsur penting dalam komunikasi lisan, terutama


dalam menyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan atau informasi.
Tarigan 1994: 191 menjelaskan bahwa ada beberapa butir-butir pokok yang ada
kaitannya dengan upaya untuk membuat bahan simakan bisa menarik. Butir-butir
pokok yang dimaksud antara lain tema harus up to date, tema terarah dan
sederhana, tema dapat menambah pengalaman dan pemahaman, tema bersifat
sugestif dan evaluatif, tema bersifat motivatif, bahan simakan harus dapat
menghibur, bahasa sederhana dan mudah dimengerti, harus bersifat dialog bukan
duolog. Pertama, tema harus up to date. Pemilihan bahan-bahan simakan harus
yang terbaru dan mutakhir. Hal itu dilakukan agar bahan simakan yang disajikan
dapat menarik perhatian. Kedua, tema harus terarah dan sederhana. Bahan simakan
hendaknya jangan terlalu luas. Bahan simakan hendaknya topik yang sederhana,
jangan terlalu rumit dan sukar. Hal itu dilakukan agar penyimak tidak merasa
bosan dan tidak bingung. Ketiga, tema dapat menambah pengalaman dan
pemahaman. Topik yang diambil dalam bahan simakan sebaiknya disajikan untuk
memperkaya pengalaman dan mempertajam pemahaman serta penguasaan para
penyimak akan masalah itu. Keempat, tema bersifat sugestif dan evaluatif. Bahan
simakan yang hendak disampaikan harus merangsang penyimak untuk berbuat
dengan tepat serta dapat memberi penilaian yang akan dilaksanakan. Kelima, tema
bersifat motivatif. Tema bahan simakan seyogyanya dapat memberi dorongan
untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Keenam, bahan simakan harus dapat
menghibur. Dalam menyimak, orang bisa melupakan kesusahan atau paling sedikit
buat sementara pada saat menyimak. Ketujuh, bahasa sederhana mudah
dimengerti. Bahan simakan hendaknya menggunakan bahasa yang sederhana tapi
mudah dimengerti. Kedelapan, harus bersifat dialog bukan duolog melulu.
Menyimak merupakan suatu sarana penting dan berguna bagi hubungan-hubungan
antar pribadi yang bermakna. Oleh karena itu, dialog dibutuhkan dalam kegiatan
menyimak. Hal itu disebabkan duolog merupakan kegiatan berbicara tetapi tidak
ada yang menyimak. Sutari 1997: 120-121 menyebutkan beberapa contoh materi
simakan yang dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran hendaknya memiliki
berbagai tujuan, antara lain: 1 materi yang tujuannya mendapat respon dari
penyimak berupa bunyi-bunyian, baik berupa suara, kata, frasa, maupun kalimat, 2
materi yang memerlukan pemusatan perhatian, yakni menemukan gagasan-gagasan
pokok pembicaraan dan gagasan-gagasan penunjangnya, 3 materi yang bertujuan
membandingkan atau mempertentangkan dengan pengalaman atau pengetahuan
penyimak, 4 materi yang tujuannya menuntut penyimak berpikir kritis, yakni
melalui proses analisis, 5 materi yang tujuannya menghibur dan bersifat santai, 6
materi yang tujuannya informatif, dan 7 materi yang tujuannya deskriminatif,
yakni setelah menerima pesan, penyimak dapat memberikan reaksi yang sesuai
dengan keinginan pembicara. Sementara itu, Subyantoro dan Hartono dikutip
Muchlisin 2011:32 mengungkapkan bahwa bahan pembelajaran menyimak harus
menarik minat dan dekat dengan kebutuhan siswa. Hal-hal yang perlu
diperhatikan, yaitu 1 keluasan bahan ajar, 2 keterbatasan waktu, 3 perbedaan
karakteristik pembelajar, 4 perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Pertama, keluasan bahan ajar. Bahan ajar menyimak dapat diambil dari beberapa
sumber. Sumber bahan ajar seharusnya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
Selain itu materi simakan yang digunakan hendaknya sesuai. Hal itu diharapkan
proses belajar mengajar dalam pembelajaran menyimak dapat memuaskan dan
menyenangkan baik bagi siswa maupun guru. Kedua, keterbatasan waktu. Dalam
proses pembelajaran guru harus bisa menyesuaikan waktu yang ada dengan bahan
yang akan diajarkan. Ketiga, perbedaan karakteristik pembelajar. Ada beberapa
faktor yang menemukan perbedaan karakteristik pembelajar, anatara lain minat,
bakat, intelegensi dan sikapnya. Hal itulah yang menjadi pertimbangan khusus bagi
guru untuk memilih bahan simakan yang selaras dengan bakat, minat, dan sikap
pembelajar. Keempat, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Bahan pembelajaran menyimak harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa bahan simakan dalam pembelajaran menyimak harus menarik
perhatian siswa. Hal tersebut menentukan keberhasilan pada tahapan menyimak
selanjutnya. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bahan
menyimak adalah keautentikan. Istilah autentik diartikan asli. Bahan yang asli
ialah bahan yang dapat ditemukan di lingkungan siswa. Apa yang dapat didengar
pembelajar dalam kehidupan sehari-hari, akan lebih baik jika diambil sebagai
bahan ajar menyimak.

KRITERIA YANG MENENTUKAN BAHWA BAHAN LAYAK


DISAJIKAN

1. Tema dapat menambah pengalaman dan pemahaman. Dari pembicaraan


seseorang biasanya kita mengharapkan adanya hal-hal yang dapat menambah
pengetahuan. Topik atau tema yang disajikan dapat memperkaya pengalaman serta
penguasaan para penyimak akan masalah itu.
4. Tema bersifat sugestif dan evaluatif. Pokok pembicaraan harus dapat
menggugah serta merangsang para penyimak untuk berbuat, bertindak, dan berkata
dalam hatinya, “saya pun pasti dapat dan berhasil mengerjakan hal serupa itu”.
5. Tema bersifat motivatif. Topik atau tema pembicaraan seyogianya dapat
mempertinggi motivasi para penyimak untuk bekerja lebih tekun untuk mencapai
hasil yang lebih baik.
6. Pembicaraan harus dapat menghibur. Dengan menyimak sesuatu, maunya orang
bisa melupakan kesusahan atau masalah hidup, paling sedikit untuk sementara,
pada saat menyimak itu. Oleh sebab itu, pembicara harus pandai berkelaar,
membuat humor, yang dapat membuat para penyimak tertawa, kalau perlu
terbahak-bahak.
7. Bahasa sederhana dan mudah dimengerti. Dengan bahasa yang sederhana, tema
atau topik pembicaraan lebih mudah dipahami, lebih cepat dimengerti, komunikasi
berjalan lancar tanpa kendala kebahasaan.
8. Komunikasi dua arah. Jadikanlah forum ini menjadi komunikasi dua arah. Beri
kesempatan kepada para penyimak, saling berganti, agar komunikasi hidup,
bersifat dua arah, merupakan dialog.

2. HAL HAL APA SAJA YANG MENUNJANG KONDISI MENTAL


YANG BAIK BAGI PEMBICARA?

Pembicara

Pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang berupa informasi


yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah
narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima
pesan (penyimak). Sebagai pembicara ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan.

1) Penguasaan materi: pembicara yang baik hendaknya menguasa, memahami


dan mendalami benar-benar materi yang akan disampaikan kepada pendengar.

2) Berbahasa baik dan benar: penggunaan bahasa yang baik, dekat dan sesuai
dengen kemampuan penyimak akan mendorong penyimak untuk pengikuti
pembicaraan dengan seksama dan bergairah.

3) Percaya diri: pembicara yang baik selalu percaya kemampuan dirinya,


menguasai dan dapat menyampaikan materi pembicaraan dengan terampil dan
mantap.

4) Berbicara yang sistematis: bahan yang disampaikan oleh pembicara


hendaknya disusun secara sistematis dan logis sehingga mudah diikuti oleh
penyimak.

5) Gaya yang menarik: pembicara hendaknya tampil dengan gaya menarik dan
simpatik.
6) Kontak dengan penyimak: pembicara hendaknya berusaha menyesuaikan
diri, menghargai, menghormati serta menguasai pendengarnya.

Pembicaraan

Pembicaraan adalah materi, isi, pesan atau informasi yang disampaikan


oleh pembicara kepada penyimak. Pembicaraan yang baik dan menarik akan
memenuhi hal hal sebagai berikut

1) Aktual: pembicaraan hendaknya mengenai masalah yang menarik, baru,


hangat dan diminati pendengar.

2) Berguna: pembicaraan mestilah sesuatu yang berguna, bermanfaat bagi


pendengar.

3) Dalam pusat minat penyimak: tentu saja penyimak akan memusatkan


perhatiannya pada materi yang menarik apalagi materi yang masih baru akan
meningkatkan antusias penyimak.

4) Sistematis: pembicaraan yang teratur, runtut, tidak tumpang tindih akan


memudahkan pendengar untuk mengikuti pembicaraan.

5) Seimbang: taraf materi yang disampaikan hendaknya sama dengan taraf


kemampuan dan pengalaman pendengar. Materi yang mudah atau terlalu sulit akan
menjenuhkan pendengar, yang baik adalah materi yang tepat dengan kemampuan
pendengar.

Situasi

Situasi menyimak diartikan sesuatu yang menyertai keegiatan menyimak di


luar pembicara, pembicaraan dan penyimak. Situasi yang baik akan menentukan
keefektifan menyimak. Beberapa hal yang berkaitan dengan situasi.
1) Ruangan: tempat berlangsungnya menyimak haruslah menunjang persyaratan
akustik, ventilasi, penerangan, pengaturan tempat duduk pendengar, luas ruangan
dan sebagainya.

2) Waktu: berlangsungnya peristiwa menyimak hendaknya diperhatikan dan


diperhitungkan dengan tepat.

3) Suasana: lingkungan terjadinya peristiwa penyimak hendaknya disesuaikan


dengan baik, tenang, jauh dari kebisingan, gadung, pemandangan yang
mengganggu konsentrasi dan sebagainya.

4) Peralatan: peralatan yang digunakan haruslah bermanfaat, fungsional dan


tidak mengganggu.

Penyimak

Penyimak adalah orang yang mendengarkan dan memahami isi bahan


simakan yang disampaikan oleh pembicara dalam suatu peristiwa menyimak
berlangsung. Beberapa hal yang terkait dengan penyimak sebagai berikut.

1) Kondisi: fisik dan mental penyimak dalam keadaan baik dan stabil.
Penyimakan tidak akan efektif jika mental dan fisik terganggu.

2) Konsentrasi: penyimak harus memusatkan perhatiannya kepada bahan


simakan dengan menyingkirkan hal yang dapat mengganggu konsentrasinya.

3) Bertujuan. Penyimak hendaknya mempunyai tujuan yang jelas dalam


kegiatan menyimak. Jika malah sebaliknya maka tidak akan efektif proses
penyimak.

4) Berminat: minat merupakan dasar aktifitas seseorang. Oleh karena itu


penyimak hendaknya mempunyai minat yang kuat terhadap bahan yank simakan.
5) Berkemampun linguistik: kemampuan linguistik dan non-linguistik sangatlah
bermanfaat sebagai sarana memahami dan mengintepretasi serta menilai bahan
simakan.

6) Berpengalaman dan berpengetahuan yang luas: penyimak yang memiliki


keduannya akan mudah dalam mencerna dan memahami serta mereaksi bahan
simakan.

Kegiatan menyimak sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Oleh


karena itu, daya simak perlu ditingkatkan demi keefektifannya. Menurut Khundaru
(2014: 35) ada beberapa teknik untuk meningkatkan kemampuan menyimak
sebagai berikut.

1) Simak ulang ucap: teknik dilakukan dengan siswa didik disuruh mengulang
ucapan dari guru. Teknik ini sering dilakukan kepada peserta didik pada taraf
rendah, pada siswa yang masih berlajar bahasa tahap awal.

2) Indentifkasi kata kunci: siswa mendengarkan kalimat panjang yang


diucapkan guru, kemudian anak disuruh menentukan beberapa kata kunci yang
dapat mewakili pengertian kalimat.

3) Parafrasa: teknik ini dilakukan dengan guru mempersiapkan puisi dan


dibacakan kepada siswa, kemudian siswa disuruh menyatakan kembali dengan
kata-kata sendiri

4) Merangkum: guru memberikan materi kepada siswa dengan lisa, kemudia


siswa disuruh merangkum isi bahan simakan tersebut. Paang rangkuman sesuai
dengan kemampuan siswa.

5) Menjawab pertanyaan: guru menyajikan bahan simakan kepada siswa


selanjutnya siswa disuruh menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan.
Untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam menyimak dengan
mudah, kita perlu meningkatkan Daya Simak, adapun kegiatan yang dapat
meningkatkan daya simak seseorang diantaranya sebagai berikut.

1) Menyimak secara Konservatif

Untuk memperbaiki serta meningkatkan kegiatan menyimak, kegiatan konservatif


dapat kita lakukan yaitu,

a. Menyiagakan, menyuruh anak-anak untuk bersiap-siap keperluan perbaikan


serta peningkatan dengan jalan mendiskusikan tanda-tanda atau ciri-ciri kurangnya
perhatian para penyimak yang telah diperhatikan oleh para siswa pembicara dari
waktu ke waktu.

b. Mengadakan norma atau standar bagi menyimak yang sopan santun yang
pandai dan lincah bercakap atau berbicara dengan menarik terutama dalam diskusi.

c. Membuat rekaman percakapan kelas serta menerapkan norma-norma yang


telah ditetapkan itu.

d. Membuat suatu daftar norma-norma bagi penyimak sopan santun yang


tumbuh secara berangsur-angsur

e. Mengevaluasi percakapan kelas berdasarkan norma menyimak sopan santun

f. Mendorong para siswa untuk mengevaluasi diri sendiri dengan


mempergunakan daftar norma di atas.

g. Kemudian, memberi kesempatan kepada wakil-wakil kelas untuk


mengadakan evaluasi atas kegiatan menyimak berdasarkan norma yang telah
ditetapkan. Dan menerapkan kepada anak-anak agar terlibat dalam menyimak
kritis untuk meningkatkan kebiasaan menyimak mereka.
2) Menyimak Apresiatif

Menyimak apresiatif sangat berkaitan dengan aspek keresponsifan misalnya


membaca nyaring atau membaca bersuara sering yang merupakan latar belakang
bagi menyimak apresiatif dalam menyimak responsive apabila para penyimak:

a. Membuat sketsa tokoh sesuai dengan situasi yang dilukiskan dalam suatu
cerita

b. Memainkan wayang secara spontan sebagai suatu respon terhadap cerita yang
baru disimaknya.

c. Menceritakan atau menulis suatu kesimpulan terhadap suatu cerita

d. Membuat latar belakang suara/bunyian dengan ritme instrument cerita yang


melukiskan berbagai jenis suara atau kecepatan gerak, misalnya pada saat tokoh
sedang berjalan cepat, melompat, atau gerakan lainnya.

Pada saat seorang guru bercerita dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
belajar menyimak secara apresiatif dan kreatif, misalnya pada saat mereka:

a. Menceritakan kisah bersambung sehingga setiap peserta harus


menyambungnya mulai dari awal sampai akhir.

b. Menyaksikan adegan pertama suatu lakon, lalu secara spontan menyusun dan
mempersiapkan adegan berikutnya.

c. nMenyimak petunjuk cerita, yang menimbulkan serta menyarankan cerita-


cerita spontan pada pihak para penyimak.

d. Lalu, siswa memperhatikan dan mencatat ide-ide yang telah di sajikan oleh
guru atau teman sekolah.
3) Menyimak Ekploratif

Kegiatan dalam menyimak eksploratif yaitu sebagai baerikut:

a. Untuk memperluas dan mendalami makna kata, para siswa di haruskan untuk
memahami kata-kata dengan memahami makna dan memperhatikan pemakaian
kata-kata tersebut.

b. Setelah menyimak, para siswa harus mengadakan suatu eksperimen


sederhana yaitu melaksanakan beberapa usaha dalam keahlian atau konstruksi.

c. Setelah menyimak, para siswa menuliskan petunjuk-petunjuk, misalnya bagi


penyelamatan diri di pantai atau bagi permainan sepak bola.

d. Atau, mereka menyimak informasi baru, Mengenai suatu topik yang sebagian
telah di pelajari.

Cara paling baik untuk membantu siswa menyimak informasi adalah melihat
apakah mereka menyimak dengan suatu pertanyaan. Sehingga guru dapat
mengajukan berbagai pertanyaan secara diskusi kelas. Sehingga dari sini guru
dapat memikirkan serta merencanakan berbagai latihan khusus, misalnya.

a. Membuat ujaran yang berisi tentang pernyataan yang bertentangan atau tidak
masuk akal, kemudian menyuruh para siswa untuk menyimak secara khusus
terhadap pernyataan tersebut.

b. Pernyataan yang bertentangan dan tidak masuk akal tersebut seperti: “Ani
pergi ke kebun mmetik mawar yang telah layu dan indah warnanya buat di taruh di
dalam pot bunga yang telah pecah di kamar tamu”.

c. Para siswa harus menyimak suatu penjelasan untuk mempelajari fakta-fakta


dan memperbaiki ide-ide yang keliru.
d. Seluruh siswa dapat menonton serta menyimak suatu film dengan tujuan
untuk memikirkaan masalah-masalah yang dapat membimbing diskusi kelompok.

4) Menyimak Konsentratif

menyimak konsentratif menuntut para siswa untuk memperhatikan ide-ide sebagai


berikut :

a. Permainan sederhana mengikutsertakan anak-anak mengulangi apa yang


telah di katakan dalam pernyataan kumulatif para siswa terdahulu, contoh :

Ani : “Saya membeli jeruk.”

Ana : “Saya membeli jeruk dan pisang.”

Ina : “Saya membeli jeruk, pisang, dan mangga.”

Ida : “Saya membeli jeruk, pisang, mangga, dan durian.”

Permainan ini berlangsung terus selama daftar kumulatif lengkap dan dalam
susunan yang benar.

b. Tulisan kedua yang menarik adalah memantomimkan suatu cerita (yang terdiri
dari atas tiga tau empat adegan) yang telah di sajikan secara lisan.

c. Penceritaan kembali cerita tersebut dalam urutan yang wajar.

d. Membuat gambar-gambar yang sesuai dengan adegan cerita tersebut.


Penyimak yang baik, perlu mengetahui syarat menyimak efektif. Adapun syarat
tersebut ialah: (1) menyimak dengan berkonsentrasi, (2) menelaah materi simakan,
(3) menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan. Berikut ini uraian dari
masing-masing aspek.

1) Menyimak dengan Berkonsentrasi

Menyimak berkonsentrasi ialah memusatkan pikiran perasaan, dan perhatian


terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan
perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik,
penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari
dirinya sendiri ataupun yang berasal dari luar. Faktor dari luar sebagai berikut.

a. Orang yang Datang Terlambat

Pada prinsipnya orang yang datang terlambat ke tempat ceramah akan


mengganggu penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap bahan simakan.

b. Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan Penyimak

Jika terjadi ketidakselarasan antara pembicara dan penyimak, akan terjadi


gangguan pada diri penyimak.

c. Metode Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi Komunikasi

Metode yang tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur komunikasi pembicaradan
penyimak.

d. Pakaian Pembicara

Pembicara yang memakai pakaian yang berlebihan akan mengganggu konsentrasi


penyimak.
e. Pembicara yang tidak menarik

2) Menelaah Materi Simakan

Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan hal-hal berikut ini:
(a) mencari arah dan tujuan pembicaraan, (b) mencoba membuat penggalan-
penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir, (c) menemukan tema sentral
(pokok pembicaraan, (d) mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai
penegas materi simakan. (e) memperhatikan rangkuman (jika pembicara membuat
rangkuman) yang disampaikan pembicara.

3) Menyimak Kritis

Menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat
langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara sehingga mereka
meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis memiliki ciri-ciri:
(a) dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan
pengalamannya, (b) dapat menyusun bahan yang telah disimak dengan baik
(reproduksi), (c) dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan
pembicara. dan (d) dapat melakukan evaluasi terhadap bahan yang telah disimak.

4) Membuat Catatan

Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan
kegiatan mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal.
yang dianggap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah awal dalam
memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui penyimak dalam
mencatat ialah: (a) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat informal.
(b) bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas. (c) catatan yang baik
ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan menimbulkan keraguan, (d)
catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak membaca
ulang, (e) catatan perlu direviu secara periodik.

3. JELASKAN APA PENGERTIAN MENYIMAK KOMPREHENSIF ,


DAN LENGKAPILAH PENJELASAN ANDA DENGAN CIRI CIRI
KOMPREHENSIF

Pengertian Menyimak Komprehensif


Menyimak komprehensif adalah menyimak yang berkaitan dengan
kemampuan penyimak untuk memahami dengan sistematis dan seksama terhadap
isi materi yang disimak dengan tujuan untuk menguasai dengan baik materi-
materi yang diperdengarkan. Salah satu tujuan menyimak adalah menerima
rangsang untuk memahami suatu pesan tertentu. Mendengar untuk tujuan
memahami disebut juga menyimak komprehensif. Seseorang dapat dikatakan
sebagai penyimak komprehensif yang baik apabila ia mampu menerima,
memperhatikan, dan memberikan makna dari pesan yang sedekat mungkin sama
dengan pesan yang disampaikan oleh pembicara.

B. Proses Menyimak Komprehensif


Kegiatan komunikasi banyak dilakukan secara lisan, sehingga kemampuan
menyimak sangat penting dimiliki oleh setiap pemakai bahasa. Dengan
kemampuan menyimak yang baik, pemahaman yang tepat terhadap pesan dapat
tercapai. Pemahaman yang utuh dan tepat hanya dapat terjadi bila penyimak atau
pendengar secara aktif memproses apa yang di dengarnya itu melalui komponen-
komponen tertentu yang bekerja dengan baik dalam dirinya. Adapun komponen
yang termasuk dalam proses menyimak ialah, rangsangan berupa bunyi,
penerimaan pesan, perhatian, penyeleksian, dan pemberian makna dari pesan
yang disampaikan. Berikut aspek-aspek yang terlibat di dalam proses menyimak
akan diuraikan secara rinci.
1. Rangsang Bunyi
Banyak ahli yang memberikan pendapatnya tentang simbol-simbol dari
pembicaraan yang diterima seseorang dalam proses menyimak. Weaver
(1972) memasukkan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya selain
bunyi linguistic, sebagai tipe-tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan
dimaknai oleh penyimak. Bila seseorang meneriakkan "ada kebakaran!",
maka teriakan itu sama maknanya dengan isyarat bunyi sirene mobil
pemadam kebakaran.

2. Penerimaan Oleh Alat Dengar


Menerima pesan dalam menyimak merupakan proses mendengarkan
rangsangan yang berupa bunyi. Gelombang-gelombang suara yang berjalan
melalui udara merangsang telinga penerima yang menyebabkan si penerima
berita mengaktifkan pendengarannya, mula-mula berupa dorongan atau
rangsangan pada syaraf-syaraf. Kerja syaraf-syaraf itu terjadi berkat adanya
kendali otak. Tahap ini disebut tahap fciologis. Berita yang datang ke telinga
penyimak dalam bentuk gelombang itu diolah oleh otak kanan jalan
mencocokkan gejala-gejala itu dengan pengetahuan system bunyi bahasa.
Tahap ini disebut tahap linguistik.
3. Pemberian Makna
Selanjutnya, proses menyimak melalui pemberian makna. Proses ini
mengacu pada interpretasian atau pemahaman terhadap pesan yang didengar
dan diterima. Dalam proses ini tujuan menyimak adalah untuk menghasilkan
makna semirip atau sedekat mungkin dengan pesan yang diberikan
pembicara. Bagaimanapun, karena pemberi pesan dan penyimak memiliki
perbedaan pengalaman, perasaan, dan harapan, tujuan yang diharapkan itu
tidak selalu tercapai.
4. Fungsi Comprehensive Listening
Seperti yang telah diuraiakan pada bagian terdahulu bahwa dalam berbagai
fase kehidupan, manusia menjadikan menyimak sebagai media untuk
memahami sesuatu. Dalam proses pendidikan misalnya, hampir seluruh
kegiatan penyampaian bahan/materi pendidikan mengandalkan pada
comprehensive listening. Oleh sebab itu untuk menjadi pendengar
komprehensif yang baik, kita hanya perlu berkonsentrasi pada pesan-pesan
yang disampaikan, selanjutnya mencari kaitan antara satu pesan dengan
lainnya untuk akhirnya sampai pada pemahaman yang dikehendaki, tidak
perlu membuat penafsiran terlalu kritis pada pesan yang disampaikan oleh si
pembicara.
4. BAGAIMANA CARA MENUMBUHKEMBANGKAN KEMAMPUAN
MENYIMAK PERASAAN, BERIKAN BEBERAPA CONTOH.

Strategi yang dapat dilakukan setiap individu dalam mengembangkan


kemampuan menyimak dapat dilakukan melalui cara-cara seperti terlihat
dibawah ini,antara lain :
1) Mengetahui kelebihan pembicara dalam subjek yang merupakan
sesuatu yangbelum pernah diketahui oleh audiens.
2) Bersikap netral agar dapat mengurangi dampak emosional terdapat
sesuatu yang disampaikan, dan dapat menahan sikap menolak sampai
seluruh pesan di dengar.
3) Mengatasi gangguan dengan menutup pintu atau jendela dan lebih
mendekati pembicara
4) Mendengar konsep dan pokok pikiran, serta mengetahui perbedaan
antara ide, dancontoh, bukti dan argumen.
5) Meninjau ulang pokok pembicaraan.
6) Tetap berpikir terbuka dengan mengajukan pertanyaan yang
mengklarifikasikan pemahaman.
7) Tidak menyela pembicaraan.
8) Memberikan umpan balik (feed back )
9) Mengevaluasi dan mengkritisi isi pembicaraan, bukan pembicaranya.
10) Membuat catatan tentang pokok pembicaraan.Selain yang sudah
disebutkan diatas, untuk meningkatkan kemampuan menyimak
(mendengarkan) secara efektif, tingkat penerimaan informasi
diidentifikasikan dalam empattahapan yang dapat membantu pengukuran
efektivitas menyimak
5. BUATLAH SEBUAH SAJIAN MENYIMAK YANG TUJUANNYA
MENGHIBUR

Menyimak untuk Menghibur

Penyimak menyimak untuk menghibur dirinya. Contohnya: menyimak film, drama


komedi, dan sebagainya.

Menyimak untuk Menilai

Penyimak mendengarkan dan memahami isi simakan kemudian mengkaji,


menguji, dan membandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak.
Contoh: menyimak fakta yang disiarkan di berita TV.

Menyimak Apresiatif

Penyimak memahami, menghayati, mengapresiasi materi simakan. Contoh:


menyimak pembacaan puisi, cerpen, drama, dsb.

5. Menyimak untuk Mengomunikasikan Ide dan Perasaan


Penyimak memahami, merasakan gagasan, ide, dan perasaan pembicara. Contoh:
orang yang sedang mendengarkan curahan hati sahabatnya.

6. Menyimak Deskriminatif

Menyimak untuk membedakan suara atau bunyi. Contoh: perbedaan suara orang
yang sedang bergembira dan orang yang sedang marah.

7. Menyimak Pemecahan Masalah

Penyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analitis yang
disampaikan oleh pembaca. Contoh: seorang psikolog yang mendengarkan keluhan
pasiennya dan berusaha memberikan solusi terhadap masalah pasien tersebut.

Anda mungkin juga menyukai