SK 59 Kep-Bkipm 2016 Juknis Sertifikasi HC Upt - 2 PDF
SK 59 Kep-Bkipm 2016 Juknis Sertifikasi HC Upt - 2 PDF
2
3
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN
MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR 59/KEP-BKIPM/2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS SERTIFIKASI KESEHATAN HASIL PERIKANAN
PETUNJUK TEKNIS
TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT KESEHATAN
1. Pendahuluan
Sistem sertifikasi tumbuh karena adanya perkembangan
tuntutan akan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang
semakin ketat, yang tidak hanya sekedar mutu dan keamanan dari
produk akhir. Jaminan sebuah proses adalah kata kunci tuntutan dan
penerimaan masyarakat dunia akan pangan, termasuk hasil perikanan
yang aman untuk dikonsumsi.
Perkembangan dunia informasi, perdagangan dan
kecenderungan efisiensi di segala lini melahirkan tuntutan akan
pelayanan sertifikasi yang cepat dan efisien (on-time and on-line) untuk
mendorong dan mengembangkan ekspor hasil perikanan Indonesia.
Disamping itu, tuntutan akan transparansi dan ketertelusuran produk
harus diimplementasikan dan terintegrasi dalam sistem sertifikasi hasil
perikanan.
Implementasi jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang
dipersyaratkan oleh negara importir, harus dipenuhi oleh seluruh negara
yang mengekspor produk perikanannya, secara nyata tercermin pada
sertifikat kesehatan yang menyertai setiap produk yang diekspor,
sehingga sertifikat kesehatan merupakan dokumen negara sebagai
jaminan yang otentik.
Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) atau yang disingkat HC
merupakan bukti pengendalian penerapan sistem jaminan mutu dan
keamanan hasil perikanan yang diterbitkan apabila suatu produk/hasil
perikanan telah memenuhi persyaratan atau standar yang berlaku
sehingga aman untuk dikonsumsi manusia. Dengan berkembangnya
sistem manajemen mutu berdasarkan konsepsi Hazard Analysis and
Critical Control Point (HACCP), maka penerbitan HC didasarkan pada
hasil surveilan terhadap konsistensi penerapan HACCP selama proses
produksi di Unit Pengolahan Ikan (UPI) dan hasil pengujian.
1
Untuk ekspor tujuan negara Uni Eropa, proses sertifikasi
menggunakan Trade Control and Expert System (TRACES) yaitu aplikasi
online multilingual untuk pengendalian dan sertifikasi pada perdagangan
hewan hidup, produk asal hewan dan non hewan yang diekspor ke Uni
Eropa. Dengan sistem ini UPI dan Otoritas Kompeten dapat menelusuri
ataupun mendapatkan informasi pergerakan produk sehingga apabila
ada ancaman/bahaya terkait consignment dapat ditanggapi dengan
cepat, tepat dan dengan cara yang terkoordinasi.
2. Ruang Lingkup
Petunjuk teknis ini mengatur tata cara penerbitan HC dalam rangka
pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan mulai dari
permohonan sampai dengan pendistribusian dan pelaporan.
3. Tujuan
Petunjuk teknis ini disusun sebagai pedoman bagi UPT KIPM dalam
rangka menerbitkan HC.
4. Acuan
4. 1. Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2015 Tentang Sistem
Jaminan Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Serta Peningkatan
Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan;
4. 2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 19/MEN/2010
tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan;
4. 3. Peraturan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan selaku Otoritas Kompeten No.
03/BKIPM/2011 Tentang Pedoman Teknis Penerapan Sistem
Jaminan Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan;
5. Definisi
5.1. Otoritas Kompeten yang selanjutnya disingkat OK adalah unit
organisasi dilingkungan Kementerian yang diberi mandat oleh
Menteri untuk melakukan pengendalian sistem jaminan mutu dan
keamanan hasil perikanan;
2
5.2. UPT KIPM adalah UPT Badan KIPM yang ditugaskan oleh Kepala
Badan KIPM sebagai Otoritas Kompeten untuk menerbitkan
Sertifikat Kesehatan Hasil Perikanan yang memenuhi persyaratan;
5.3. Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan untuk menerbitkan
sertifikat oleh UPT KIPM terhadap hasil perikanan sesuai dengan
sistem manajemen yang telah ditetapkan dan disahkan oleh
Otoritas Kompeten;
5.4. Hazard Analysis and Crtitical Control Point (HACCP) adalah
suatu konsepsi manajemen mutu yang diterapkan untuk
memberikan jaminan mutu dari produk yang diolah di UPI;
5.5. Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) adalah sertifikat yang
menyatakan bahwa ikan dan hasil perikanan telah memenuhi
persyaratan mutu dan keamanan untuk konsumsi manusia;
5.6. Surveilan adalah kegiatan penilaian kesesuaian terhadap UPI
yang dilakukan secara sistematis dan berulang dalam kurun
waktu tertentu (sesuai rating) sebagai dasar untuk memelihara
validitas pernyataan kesesuaian dengan sistem jaminan mutu dan
keamanan hasil perikanan;
5.7. Unit Penanganan dan Pengolahan Ikan yang selanjutnya di
singkat UPI adalah tempat yang digunakan untuk menangani dan
atau mengolah ikan, baik yang dimiliki oleh perorangan, kelompok
maupun badan usaha;
5.8. In Process Inspection (IPI) adalah suatu proses inspeksi dengan
melakukan pengamatan sepanjang rantai proses produksi hingga
siap untuk didistribusikan;
5.9. Pengambilan contoh terjadwal adalah pengambilan contoh yang
dilakukan pada saat surveilan untuk konfirmasi bahwa bahaya
dalam penerapan HACCP di suatu UPI berada dalam kendali atau
mengecek bahwa produk memenuhi standar nasional maupun
standar negara tujuan;
5.10. Pengambilan contoh tidak terjadwal adalah pengambilan contoh
yang dilakukan terhadap produk pada suatu tahapan proses
karena kondisi tertentu yang dicurigai; adanya potensi bahaya
kontaminasi; adanya keluhan konsumen; informasi/peringatan
bahaya pada produk; penolakan produk; perusahaan, produk atau
proses baru; atau permintaan UPI;
3
5.11. Status Pelayanan Sertifikasi
Status pelayanan sertifikasi dilihat dari rekomendasi penerbitan
HC terakhir dan riwayat UPI apakah sedang dikenakan suspend
atau kondisi lainnya.
6. Sarana
6.1. Peralatan dan bahan kerja
6.2. Ruang pelayanan
7. Persyaratan Umum
7.1. Setiap produk perikanan yang dipasarkan untuk konsumsi
manusia wajib disertai dengan Sertifikat Kesehatan yang
diterbitkan berdasarkan hasil inspeksi dalam rangka surveilan
dan hasil pengujian selama proses produksi;
7.2. Sertifikat Kesehatan hanya dapat diterbitkan terhadap hasil
perikanan yang berasal dari UPI yang telah mendapatkan
Sertifikat Penerapan HACCP;
7.3. Format Sertifikat Kesehatan harus sesuai dengan format yang
ditetapkan oleh Otoritas Kompeten;
7.4. Sertifikat Kesehatan ditandatangani oleh Pejabat Penandatangan
yang ditetapkan oleh Otoritas Kompeten dan dibubuhi stempel
BKIPM;
7.5. Sertifikat Kesehatan harus memuat data dan informasi yang
sesuai dengan produk yang disertifikasi;
7.6. Sertifikat Kesehatan harus diterbitkan sebelum hasil perikanan
didistribusikan;
7.7. Produk hasil perikanan yang akan didistribusikan perorangan
tidak untuk tujuan komersial atau dalam bentuk “tentengan”
menggunakan Surat Keterangan sesuai form 8, dengan ketentuan
maksimal 25 kg dan atau nilai nominal maksimal sebesar Rp.
1.000.000,-;
7.8. Produk hasil perikanan yang akan didistribusikan lebih dari 1
(satu) ruang lingkup produk dapat menggunakan 1 (satu) HC
dengan ketentuan berat maksimal per ruang lingkup 250 kg
dengan berat total 1.000 Kg dengan melampirkan rincian jenis
dan volume produk;
4
7.9. Apabila diperlukan, Sertifikat Kesehatan dapat dilampiri dengan
Test Result (TR) sesuai form 10.
9. Prosedur
9.1. Permohonan Penerbitan Sertifikat Kesehatan (HC)
UPI mengajukan permohonan penerbitan HC kepada UPT KIPM
sesuai wilayah kerja (Form 01) dengan melampirkan sekurang
kurangnya dokumen spesifikasi produk yang akan didistribusikan
yaitu :
9.1.1 Packing List (PL) Identitas Produk atau batch code yaitu
dokumen muat barang yang berisi keterangan tentang
spesifikasi barang yang dimuat, kode/tanggal produksi,
tujuan, tanggal dan alat pengangkutan.
9.1.2 Invoice yaitu dokumen muat barang yang berisi keterangan
tentang spesifikasi harga barang yang dimuat.
9.1.3 Identitas Sertifikat adalah satu kesatuan data/informasi
yang menerangkan produk yang akan diekspor dari sisi isian
format sertifikat kesehatan yang akan diterbitkan sesuai
negara tujuan.
9.1.4 Surat Rekomendasi dari Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Direktorat Jenderal
Pengelolaan Ruang Laut, khusus untuk ekspor ikan/produk
perikanan yang dilarang, dibatasi dan dilindungi.
5
9.2. Penerimaan Permohonan Penerbitan Sertifikat Kesehatan (HC)
9.2.1 Petugas administrasi mengagendakan surat permohonan serta
melakukan pengecekan terhadap kelengkapan permohonan.
9.2.2 Hasil pengecekan dicatat dalam “Formulir hasil evaluasi
kecukupan dokumen”(Form 02). Apabila dokumen
permohonan dinyatakan belum lengkap, maka Petugas
administrasi menginformasikan hal tersebut kepada UPI yang
bersangkutan dengan menggunakan form “Pengembalian
Permohonan ke UPI” (Form 03).
9.2.3 Permohonan yang sudah lengkap dan sesuai disampaikan
kepada kepala UPT KIPM atau pejabat yang ditunjuk yang
selanjutnya menugaskan verifikator untuk melakukan
evaluasi terhadap permohonan.
9.3. Evaluasi Permohonan
9.3.1 Verifikator melakukan evaluasi terhadap permohonan dengan
melakukan :
a. Pengecekan terhadap kebenaran dan kesesuaian dokumen
permohonan, misalnya : nama dan alamat UPI, kesesuaian
nomor registrasi dan tipe produk dengan negara tujuan
ekspor, kesesuaian tgl permohonan dengan tanggal
keberangkatan, dan dokumen lain yang dipersyaratkan;
b. Sertifikat Penerapan HACCP pada Unit Produksi: jenis
produk, grade, masa berlaku;
c. Evaluasi laporan/rekaman hasil surveilan minimal laporan
terakhir;
d. Evaluasi laporan hasil pengujian contoh dari kegiatan
pengambilan contoh yang terjadwal maupun yang tidak
terjadwal ;
e. Kesesuaian dengan seluruh ketentuan otoritas kompeten;
f. Status Pelayanan Sertifikasi.
9.3.2 Hasil evaluasi direkam dalam “Formulir Hasil Evaluasi
Permohonan” (Form 04) yang memuat rekomendasi hasil
evaluasi.
a. Dapat diterbitkan apabila hasil evaluasi menunjukkan
kesesuaian dengan seluruh persyaratan/ketentuan.
6
b. Tidak dapat diterbitkan apabila hasil evaluasi menunjukkan
adanya ketidaksesuaian dengan persyaratan/ketentuan.
9.4. Tindak lanjut Hasil Evaluasi
9.4.1 Verifikator melaporkan hasil evaluasi permohonan kepada
kepala UPT KIPM atau pejabat yang ditunjuk untuk
selanjutnya disampaikan ke bagian administrasi pelayanan
sesuai rekomendasi verifikator.
9.4.2 Apabila dalam Formulir Hasil Evaluasi Permohonan
menunjukkan hasil evaluasi telah memenuhi persyaratan dan
rekomendasi “Dapat diterbitkan”, maka bagian tata
pelayanan melakukan pencetakan HC.
9.4.3 Apabila dalam Formulir Hasil Evaluasi Permohonan
menunjukkan hasil rekomendasi “Tidak dapat diterbitkan”
maka bagian tata pelayanan menyampaikan hasil evaluasi
tersebut ke UPI.
9.5. Pencetakan Sertifikat Kesehatan (HC)
9.5.1 Pencetakan HC dilakukan sesuai dengan Pedoman Pengisian
Sertifikat Kesehatan untuk masing-masing negara tujuan
ekspor.
9.5.2 Petugas pencetakan bertanggungjawab terhadap kebenaran
dan kejelasan hasil cetakan :
a. Kesesuaian data HC dengan permohonan;
b. Kesesuaian jenis sertifikat berdasarkan negara tujuan,
nomor registrasi negara mitra dan tipe dan jenis produk;
c. Pemberian nomor HC dan form HC yang sesuai dengan
negara tujuan ekspor;
d. Kesesuaian permintaan tanggal cetak HC, apabila
diperlukan.
9.5.3 Petugas pencetakan dapat mencetak draft HC terlebih dahulu
untuk disampaikan kepada UPI agar diperiksa kebenaran dari
data HC tersebut dan di paraf.
7
atau petugas yang kompeten harus melakukan inspeksi pada saat
pemuatan. Pada saat verifikasi lapangan dilakukan pengujian
organoleptik dengan menggunakan score sheet terhadap produk
yang akan dikirim. Hasil verifikasi lapangan dan uji organoleptik
didokumentasikan.
9.7. Tindaklanjut dari Verifikasi Lapangan
9.7.1 Hasil menunjukkan kebenaran dan kesesuaian dengan data
pada draft HC serta hasil uji organoleptik sesuai persyaratan
maka dapat dilakukan pencetakan HC;
9.7.2 Hasil tidak menunjukkan kebenaran dan kesesuaian dengan
data pada draft HC serta hasil uji organoleptik tidak sesuai
persyaratan maka HC tidak dapat diterbitkan.
9.8. Verifikasi dan Penandatanganan HC
9.8.1 Verifikator melakukan verifikasi terhadap HC yang sudah
dicetak;
9.8.2 Verifikasi dilakukan terhadap kebenaran cetakan dan
kesesuaian seperti yang tercantum pada butir 9.5.2 dengan
membubuhkan paraf pada lembar HC untuk arsip UPT KIPM;
9.8.3 Pejabat penandatangan HC menandatangi HC yang sudah
diverifikasi dan dibubuhi stempel BKIPM dengan warna tinta
yang berbeda dari bagian lain sertifikat (warna ungu). Tanda
tangan harus sesuai dengan spesimen yang dikirimkan ke
negara mitra dan menggunakan tinta warna hijau;
9.8.4 Apabila HC atau lampiran HC terdiri dari lebih dari satu
halaman, maka setiap halaman HC harus diberi nomor
halaman dengan format hal... dari.... dan ditandatangani
dengan posisi untuk halaman yang tidak disediakan tempat,
maka ditandatangani disebelah kanan paling bawah dan
halaman akhir dilakukan ditempat yang telah ditentukan.
8
9.9.2 Pengambilan HC dan dokumen diatas hanya bisa dilakukan
oleh petugas resmi yang ditunjuk oleh UPI pemohon atau
seorang yang dikuasakan mengambil dengan surat kuasa;
9.9.3 Petugas pengambil HC harus melakukan pengecekan
kebenaran kesesuian HC dengan permohonannya yang
diajukan;
9.9.4 Pendistribusian lembar HC sesuai dengan Pedoman
Pengisian Sertifikat Kesehatan.
10. Amandemen
10.1. UPT KIPM dapat melakukan amandemen terhadap HC apabila ada
permohonan perubahan secara tertulis dari UPI sesuai form 11;
10.2. Apabila amandemen dilakukan hanya pada sebagian kecil data
(misalnya perubahan alamat UPI) maka amandemen dilakukan
dengan cara mencoret data yang lama dan mencantumkan data
baru serta dibubuhkan paraf dan stempel koreksi;
10.3. Apabila HC yang sudah diterbitkan perlu diganti dengan HC yang
baru, maka diterbitkan HC dengan Nomor Ref HC dan tanggal yang
baru diterbitkan, dokumen lama ditarik dan didokumentasikan;
(HC yang baru harus ada keterangan menggantikan HC yang
lama);
10.4. Amandemen tidak dapat dilakukan :
a) Apabila volume ekspor lebih besar daripada volume yang tertulis
pada HC;
b) Apabila terjadi perubahaan terhadap jenis ikan/produk;
c) Apabila produk sudah sampai dinegara tujuan.
10.5. Khusus untuk produk hidup dan segar, apabila terjadi perubahan
pemberangkatan dalam kurun waktu 1 (satu) hari maka UPT KIPM
harus menerbitkan HC baru sebagai pengganti;
10.6. Jika terjadi pembatalan pengiriman produk yang sudah
diterbitkan HC dalam kurun waktu 3(tiga) hari, maka UPT KIPM
harus menarik HC tersebut.
11. Laporan
UPT KIPM wajib menyampaikan laporan bulanan dalam bentuk soft
copy, paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya ke Pusat Sertifikasi
9
Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan melalui email
akreditasi_monitoring@yahoo.com yang mencakup :
11.1. Rekapitulasi Penerimaan dan Persediaan Blanko HC (form 05);
11.2. Rekapitulasi Penggunaan Blanko HC (form 06) dengan
melampirkan HC yang rusak/batal;
11.3. Rekapitulasi data HC (Form 07).
10
b. Sertifikat Penerapan HACCP pada Unit Produksi;
c. Evaluasi laporan/rekaman hasil surveilan minimal yang
terakhir;
d. Evaluasi laporan hasil pengujian contoh dari kegiatan surveilan
maupun pengambilan contoh khusus;
e. Pengecekan terhadap seluruh ketentuan dari otoritas kompeten;
f. Status pelayanan sertifikasi.
14.4. Administrator UPT KIPM melakukan pencetakan HC sesuai
dengan kebutuhan negara tujuan ekspor.
14.5. Pejabat penandatangan HC menandatangi HC yang sudah
divalidasi dan dibubuhi stempel BKIPM dengan warna tinta yang
berbeda dari bagian lain sertifikat (ungu). Tanda tangan harus
sesuai dengan spesimen yang dikirimkan ke Uni Eropa dan
menggunakan tinta warna hijau.
14.6. Setiap halaman HC harus ditandatangani dengan posisi
tandatangan di bawah bagian kanan dan halaman terakhir
ditandatangan ditempat yang telah ditentukan, kecuali ada
permintaan lain.
14.7. Verifikator melakukan pengecekan ulang terhadap HC yang sudah
ditandatangani dan menyerahkan ke bagian administrasi untuk
menginformasikannya kepada pihak UPI sesuai dengan butir 9.8.
15. Lampiran
15.1. Form 01 Permohonan penerbitan Sertifikat HC;
15.2. Form 02 Hasil evaluasi kecukupan dokumen;
15.3. Form 03 Pengembalian Permohonan ke UPI;
15.4. Form 04 Hasil Evaluasi Permohonan;
15.5. Form 05 Rekapitulasi Penerimaan dan Persediaan Blanko HC;
15.6. Form 06 Rekapitulasi Penggunaan Blanko HC;
15.7. Form 07 Rekapitulasi data HC;
15.8. Form 08 Surat Keterangan untuk Produk dalam bentuk
“Tentengan”;
15.9. Form 09 Surat Keterangan Health Certificate (SKHC);
15.10. Form 10 Test Result (TR)
15.11. Form 11 Surat Permohonan Amandemen HC
11
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN Edisi / Revisi : 1/0
HC Halaman : 1 dari 1
Permohonan penerbitan Sertifikat No. Dokumen : Form 1
HC Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
KOP UPI
............., .................... 201
Kepada Yth.
Nomor : Kepala (UPT KIPM sesuai nama.........)
Lampiran : Di
Perihal : Surat Permohonan Penerbitan HC ...........................
Dengan ini kami mengajukan permohonan penerbitan Health Certificate (HC) dengan rincian data sebagai berikut :
1 Nama Produk
:..............................................................................................
Product Name
2 Nama Species
:...............................................................................................
Species Name
3 Jenis Olahan
:...............................................................................................
Processed types
4 Kemasan / Jumlah Kemasan
:...............................................................................................
Packaging / Total Packaging
5 Jumlah Tonase (kg)
:...............................................................................................
Total Tonnage (kg)
6 Tanggal /kode Produksi
:...............................................................................................
Date of Production
7 Nama & Alamat UPI
:...............................................................................................
Name & Address UPI
8 Nomor HACCP/ Regristrasi/FDA/Approval
:...............................................................................................
Number HACCP/ Regristrasi / FDA / Approval
9 Negara Tujuan Ekspor
:...............................................................................................
Export Destination Countries
10 Number PSPL *)
:................................................................................................
No. PSPL
11 Nama dan Alamat Importir
:................................................................................................
Name and Address of Importer
12 Nama Pelabuhan Muat
:................................................................................................
Major port of loading
13 Nama Pelabuhan Tiba
:................................................................................................
Arriving Port Name
14 Alat Transportasi
:................................................................................................
Means of transport
15 Nomor Container/Seal
:................................................................................................
No. Container / Seal
16 Tanggal keberangkatan
:................................................................................................
Date of Delivery
Ket : * ) Surat Rekomendasi dari UPT Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan untuk ikan yang dilindungi
(UPT KIPM sesuai nama .................). Cap dan Tanda Tangan Perusahaan
Diterima Oleh :
Tanggal :
No. Agenda :
Cap dan Tanda Tangan
12
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN Edisi / Revisi : 1/0
HC Halaman : 1 dari 1
Hasil Evaluasi Kecukupan No. Dokumen : Form 2
Dokumen / Desk Audite Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
Tanggal Permohonan :
No Agenda :
Nama UPI :
Alamat :
Jenis Produk :
Keterangan :
Beri tanda √ pada kolom pilihan
CATATAN :
1. Di Proses lebih lanjut
2. Belum lengkap
& dikembalikan ke UPI
Petugas Penerima :
Permohonan
Tanggal :
Paraf :
13
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN Edisi / Revisi : 1/0
HC Halaman : 1 dari 1
Pengembalian Permohonan No. Dokumen : Form 3
ke UPI Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
Tanggal Permohonan :
No Agenda :
Nama UPI :
Alamat :
Jenis Produk :
Dengan ini dikembalikan Permohonan Penerbitan HC ke UPI dengan alasan ketidaklengkapan
dokumen sebagai berikut :
..............,...........,20
Petugas Perwakilan
Penerima Permohonan Unit Pengolahan Ikan
(.........................) (........................)
14
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN Edisi / Revisi : 1/0
HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 4
Hasil Evaluasi Permohonan
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
Tanggal Permohonan :
No Agenda :
Nama UPI :
Alamat :
Jenis Produk :
Tidak
No. Kesesuaian Dokumen Permohonan Sesuai Keterangan
sesuai
1 Nama UPI
2 Alamat UPI (yang terdaftar di negara mitra)
Petugas Verifikator :
Tanggal :
Paraf :
15
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN Edisi / Revisi : 1/0
HC Halaman : 1 dari 1
Rekapitulasi Penerimaan dan No. Dokumen : Form 5
Persediaan Blanko HC Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
16
Edisi / Revisi : 1/0
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 6
Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Blanko HC
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
REKAPITULASI REALISASI PENGGUNAAN BLANKO HC
UPT KIPM........
Bulan/Tahun :
Persediaan/Stok HC Jumlah Penerbitan/Pemakaian Batal/Rusak *) Jumlah Sisa Stok
(eksemplar) (eksemplar)
Jumlah No. Seri Jenis Kesalahan
Kode HC Jumlah (eksemplar) (eksemplar)
17
Edisi / Revisi : 1/0
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 7
Rekapitulasi Data HC
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
REKAPITULASI DATA HC
UPT KIPM........
Bulan/Tahun : .............................
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1
18
Edisi / Revisi : 1/0
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
Surat Keterangan Untuk Produk No. Dokumen : Form 8
Dalam Bentuk “Tentengan” Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
1. Name / Nama :
2. Address / Alamat :
3. Pasport Number / Nomor Paspor :
4. Occupation / Pekerjaan :
5. Nationality / Kewarganegaraan :
6. Country of Destination / Negara tujuan :
7. Indentification of means of transport / :
Identifikasi jenis transportasi
8. Date of Departure / Tanggal berangkat :
9. Objective of Exportation / :
Tujuan Penggunaan
10. Name and Quantity of the Product / :
Nama dan Jumlah Produk
NO FISH or FISHERIES PRODUCT / Ikan atau Produk Perikanan QUANTITY / Jumlah VALUE / Nilai
I, the undersigned, Certify that the Fish and / or Fisheries Products have been reported and have been
Inspected for Species, Size and number that appropriate and not prohibited, be obtained brought exit from
Indonesia for non-commercial purpose. / Saya, yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa ikan dan /
atau Produk Perikanan telah dilaporkan dan telah diperiksa untuk Jenis, Ukuran dan jumlah yang tepat dan tidak dilarang,
diperbolehkan dibawa keluar dari Indonesia untuk tujuan tidak diperdagangkan.
19
Edisi / Revisi : 1/0
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 9
Surat Keterangan Health Certificate
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
Yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini memberikan Surat Keterangan “Health Certificate”
(SKHC) dengan data sebagai berikut :
6. HS Code :
8. Tujuan Ekspor :
Demikian Surat Keterangan HC ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
..............................., …………………..
2016
Pejabat Penanda tangan HC
( )
20
Edisi / Revisi : 1/0
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 10
Test Result / Hasil Uji
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
TEST RESULT
HASIL UJI
No.
This is to certify that / :
Menyatakan bahwa
1. Name of sample / : 1. ………………………………………………………………………….
Nama sampel 2. ...............................................................................
3. ...............................................................................
2. Customer / : ………………………………………………………………………………..
Pelanggan
3. No Reff HC : ………………………………………………………………………………..
No Referensi HC
(......................................)
21
Edisi / Revisi : 1/0
PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 11
Permohonan Amandemen / Revisi HC
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
Dengan ini kami mengajukan permohonan amandemen Health Certificate (HC) dengan rincian data sebagai
berikut :
Demikian kami sampaikan atas perhatian dan perkenan Bapak kami sampaikan terimakasih.
Lembar Pengesahan
KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,
No. Nama Pejabat Paraf PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN
HASIL PERIKANAN,
1 Sekretaris BKIPM
Sugiman
22
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN
MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR 59/KEP-BKIPM/2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS SERTIFIKASI KESEHATAN HASIL PERIKANAN
PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN SURVEILAN KE UNIT PENGOLAHAN IKAN (UPI)
DALAM RANGKA PENERBITAN SERTIFIKAT KESEHATAN
1. Pendahuluan
Keamanan hasil perikanan merupakan persyaratan utama dan
terpenting dari seluruh parameter mutu pangan mengingat dewasa ini
konsumen semakin menyadari bahwa mutu pangan khususnya
keamanan pangan tidak dapat hanya dijamin dengan hasil uji produk
akhir dari laboratorium. Produk yang aman didapat dari bahan baku
yang ditangani dengan baik, diolah dan didistribusikan dengan baik
sehingga akan menghasilkan produk akhir yang baik.
Langkah untuk mengantisipasi hal tersebut, serta adanya
tuntutan dalam pasar bebas, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah
mengembangkan suatu sistem jaminan mutu berdasarkan konsep
HACCP yang harus diterapkan oleh pelaku usaha perikanan mulai
bahan baku hingga produk akhir.
Untuk memastikan bahwa suatu unit pengolahan ikan
menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan
berdasarkan prinsip-prinsip HACCP sesuai persyaratan yang telah
ditentukan, maka Otoritas Kompeten melakukan pengendalian melalui
kegiatan inspeksi. Inspeksi dilakukan baik dalam rangka persetujuan
oleh Otoritas Kompeten melalui sertifikasi penerapan HACCP maupun
dalam rangka pengecekan efektifitas dan penerbitan sertifikat kesehatan
melalui surveilan.
Surveilan merupakan kegiatan inspeksi yang harus dilakukan
oleh lembaga inspeksi dan sertifikasi untuk memastikan bahwa
penerapan HACCP oleh Unit Penanganan dan pengolahan Ikan (UPI)
berjalan secara konsisten dan efektif. Hasil dari surveilan menjadi dasar
bagi lembaga inspeksi dan sertifikasi dalam menerbitkan Sertifikat
Kesehatan (Health Certificate/HC).
23
2. Ruang Lingkup
Petunjuk teknis ini mengatur tata cara Surveilan ke Unit Pengolahan
Ikan untuk melakukan verifikasi apakah suatu UPI konsisten dalam
menerapkan HACCP. Ruang lingkup petunjuk teknis ini mulai dari
penyusunan program sampai pelaporan hasil surveilan.
3. Tujuan
Petunjuk teknis ini disusun sebagai pedoman bagi inspektur mutu di
Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi dalam melakukan inspeksi dalam
rangka surveilan di UPI.
4. Acuan
4.1. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 19/MEN/2010
tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan;
4. 2. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 052A/KEPMEN-
KP/2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi;
4. 3. Peraturan Kepala Badan KIPM No. 03/BKIPM/2011 Tentang
Pedoman Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu Dan Keamanan
Hasil Perikanan.
5. Definisi
5. 1. Otoritas Kompeten yang selanjutnya disingkat OK adalah unit
organisasi dilingkungan Kementerian yang diberi mandat oleh
Menteri untuk melakukan pengendalian sistem jaminan mutu dan
keamanan hasil perikanan;
5. 2. Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi adalah UPT Badan yang
ditugaskan oleh Kepala Badan untuk menerbitkan sertifikat
kesehatan hasil perikanan yang menyatakan kesesuaian dengan
persyaratan
5. 3. Surveilan adalah kegiatan penilaian kesesuaian terhadap UPI yang
dilakukan secara sistematis dan berulang dalam kurun waktu
tertentu (sesuai rating) sebagai dasar untuk memelihara validitas
pernyataan kesesuaian dengan sistem jaminan mutu dan
keamanan hasil perikanan.
24
5. 4. Inspeksi adalah pemeriksaan terhadap suatu unit
produksi/pengolahan dan manajemennya termasuk sistem
produksi, dokumen, pengujian produk, asal dan tujuan produk,
input dan output dalam rangka melakukan verifikasi.
5. 5. Unit Penanganan dan Pengolahan Ikan yang selanjutnya
disingkat UPI adalah tempat yang digunakan untuk mengolah
ikan, baik yang dimiliki oleh perorangan, kelompok maupun badan
usaha.
5. 6. Inspektur Mutu adalah Pegawai Negeri yang mempunyai
kompetensi melakukan kegiatan inspeksi, verifikasi, surveilan dan
pengambilan contoh dalam rangka pengendalian sistem jaminan
mutu dan kemanan hasil perikanan yang ditunjuk oleh Kepala
BKIPM selaku otoritas kompeten.
6. Sarana
6. 1. Sumber Daya Manusia;
6. 2. Peralatan inspeksi (Laptop, Printer, Kamera, Thermometer, Testkit,
dll);
6. 3. Sarana komunikasi.
7. Program Surveilan
7.1. UPT KIPM wajib membuat program tahunan surveilan paling lambat
tiga bulan sebelum tahun berikutnya.
7.2. Program tersebut direview/dikaji ulang setiap awal tahun oleh
penanggungjawab pengendalian mutu untuk memastikan seluruh
UPI yang mempunyai sertifikat Penerapan HACCP dan melakukan
ekspor termasuk dalam program surveilan.
8. Persyaratan Umum
8.1. Setiap UPI pemegang Sertifikat Penerapan HACCP wajib dilakukan
surveilan oleh inspektur mutu dari Lembaga Inspeksi dan
Sertifikasi HC.
8.2. Frekuensi surveilan dilaksanakan berdasarkan grade Sertifikat
Penerapan HACCP yaitu sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali
untuk grade A, 2 (dua) bulan sekali untuk grade B dan 1 (satu)
bulan sekali untuk grade C.
25
8.3. Jadwal surveilan harus disesuaikan dengan keberadaan proses
produksi pada Unit Pengolahan Ikan.
9. Prosedur
9.1. Informasi kepada Unit Pengolahan Ikan
Kepala UPT KIPM menginformasikan rencana surveilan kepada
Penanggung Jawab UPI minimal 1 minggu sebelum tanggal
pelaksanaan dan memastikan pada saat surveilan UPI melakukan
proses produksi
9.2. Persiapan Surveilan
9.2.1. Kepala UPT KIPM menugaskan inspektur mutu untuk
melakukan inspeksi dalam rangka surveilan sesuai dengan
program surveilan tahunan yang telah dibuat.
9.2.2. Inspektur mutu membuat perencanaan surveilan yang
didisain fleksibel untuk memungkinkan adanya perubahan
selama inspeksi, antara lain melakukan:
a) Identifikasi tujuan dan ruang lingkup
b) Identifikasi pihak yang bertanggung jawab langsung yang
berkaitan dengan tujuan dan ruang lingkup
c) Identifikasi dokumen yang digunakan sebagai acuan
d) Identifikasi tim inspektur mutu
e) Identifikasi bahasa yang akan digunakan
f) Waktu dan tempat pelaksanaan
g) Identifikasi organisasi unit pengolahan ikan yang akan
disurveilan
h) Perkiraan waktu dan lamanya
i) Jadwal pertemuan dengan pihak manajemen
9.2.3. Inspektur mutu menyiapakan dokumen yang mencakup:
a) Juknis surveilan/Inspeksi
b) Dokumen acuan/standar/regulasi
c) Surat penugasan surveilan (Form 1)
d) Form Audit Kecukupan (Form 2)
e) Daftar isian (cheklist) (Form 3)
f) Daftar hadir pertemuan pembukaan dan /penutupan
(Form 4)
g) Laporan temuan ketidaksesuaian (Form 5)
26
h) Laporan Verifikasi tindakan perbaikan temuan
ketidaksesuaian (Form 6)
9.3. Persiapan inspeksi dalam rangka Surveilan
Review dokumen (Desk Audit)
a. Sebelum melakukan surveilan Inspektur mutu melakukan review
terhadap informasi yang berkaitan dengan UPI yang akan
dikunjungi mencakup:
Rekaman 2 (dua) laporan surveilan terakhir dan Panduan
mutu HACCP untuk menentukan apakah sistem yang
terdokumentasi telah memenuhi persyaratan;
Riwayat penerapan HACCP di UPI (misalnya apakah pernah
terkena kasus penolakan produk, turun grade, dll)
Hasil inspeksi dalam rangka validasi dan verifikasi penerapan
HACCP UPI oleh Otoritas Kompeten.
b. Inspektur Mutu harus mencatat hasil review sesuai form 2
terhadap dokumen misalnya ketidaksesuaian panduan mutu
dengan ketentuan, data dan informasi tentang
defisiensi/kekurangan dari hasil surveilan terakhir, temuan yang
belum selesai ditindak lanjuti, dll.
9.4. Pelaksanaan Inspeksi
9.4.1. Pertemuan Pembukaan
Ketua tim surveilan memimpin pertemuan pembukaan antara
tim inspektur mutu dan manajemen UPI dengan tujuan:
a. Memperkenalkan tim inspektur mutu;
b. Pengisian daftar hadir;
c. Konfirmasi tujuan dan ruang lingkup;
d. Identifikasi pihak yang bertanggungjawab langsung yang
terkait dengan tujuan dan ruang lingkup surveilan;
e. Konfirmasi bahasa yang digunakan;
f. Konfirmasi agenda inspeksi yang mencakup pemeriksaan
lapangan, peninjauan dokumen, perumusan temuan
inspeksi (Caucus meeting) dan pertemuan penutupan ;
g. Konfirmasi petugas pendamping dan ruangan khusus
untuk bekerja;
h. Konfirmasi ketersediaan dokumen dan rekaman;
27
i. Konfirmasi bahwa inspektur mutu diwajibkan mengambil
foto sebagai bukti ketidak sesuaian;
j. Konfirmasi kesehatan dan keselamatan Tim Inspeksi;
k. Pernyataan Tim Inspeksi menjamin kerahasiaan auditee;
l. Penjelasan dari pihak UPI mengenai status penerapan
HACCP termasuk adanya perubahan;
m. Konfirmasi aktivitas surveilan (inplant, on desk dan
pengambilan contoh.
9.4.2. Inspeksi Lapangan
a. Ketua tim Inspektur mutu mengatur pelaksanaan inspeksi
lapangan untuk memverifikasi apakah UPI menerapkan
HACCP sesuai dengan peraturan dan dokumen yang sudah
dibuat.
b. Inspeksi mencakup keseluruhan elemen sistem jaminan
mutu dan keamanan hasil perikanan termasuk pengecekan
terhadap penerapan persyaratan dasar (SSOP/GMP) dan
HACCP, termasuk hasil pengujian laboratorium internal
sesuai checklist inspeksi .
c. Inspektur mutu mencatat dan merekam bukti-bukti
objektif yang ditemukan pada saat inspeksi secara benar
dan tepat berdasarkan prinsip PLOR.
d. Inspektur mutu memberitahukan wakil UPI tentang
temuan ketidaksesuaian pada waktu peninjauan lapangan
dan memberikan kesempatan UPI memberikan
argumentasi/sanggahan. Inspektur mutu harus
memastikan bahwa suatu ketidaksesuaian adalah temuan
yang sudah pasti tidak memenuhi persyaratan.
9.4.3. Pembahasan Hasil Temuan (Caucus Meeting) dan pembuatan
laporan ketidak sesuaian
a. Sebelum dilakukan pertemuan akhir dengan manajemen
UPI, tim inspektur mutu mengadakan pertemuan tertutup
untuk mendiskusi temuan dan evaluasi ketidaksesuaian
yang disampaikan oleh setiap anggota inspektur mutu;
b. Tim Inspektur mutu melakukan analisa terhadap sistem
yang diterapkan dan membuat laporan ketidaksesuaian;
28
c. Temuan ketidaksesuaian ditulis dalam form temuan
ketidaksesuaian berdasarkan ”PLOR” (Problem, Location,
Objective Efidience dan Reference) dan dituliskan secara
jelas dan tidak merupakan saran tentang tindakan yang
perlu diambil, tidak membingungkan atau ragu-ragu.
9.4.4. Pertemuan Akhir
a. Ketua tim inspeksi memimpin pertemuan akhir dengan
manajemen UPI dan menyampaikan hal-hal sebagai
berikut :
Terimakasih kepada UPI atas bantuan dan kerjasama
mereka;
Presentasi temuan ketidaksesuaian;
Ringkasan keseluruhan dan kesimpulan dari ketua tim;
Memberikan kesempatan kepada pihak UPI untuk
memberikan tanggapan, mendiskusikan, menyampaikan
komentar pertanyaan, klarifikasi dll;
meminta UPI untuk menyampaikan rencana dan tanggal
pelaksanaan tindakan perbaikan yang akan dilakukan
serta di sepakati oleh tim inspektur mutu;
Menyampaikan prosedur tindakan perbaikan sesuai
ketentuan.
b. Ketua tim inspeksi dan penanggungjawab UPI
menandatangani Daftar Temuan Ketidaksesuaian.
9.5. Verifikasi Tindakan Perbaikan
9.5.1. UPI melakukan tindakan perbaikan dan melaporkannya
kepada kepala UPT sesuai dengan form 6.
9.5.2. Inspektur Mutu melakukan verifikasi terhadap tindakan
perbaikan yang disampaikan oleh UPI dan membuat laporan
hasil verifikasi pada form verifikasi tindakan perbaikan (form
7).
9.5.3. Apabila UPI tidak melakukan tindakan perbaikan sampai
batas waktu yang telah disepakati, maka kepala UPT KIPM
memberikan surat peringatan sesuai form 8.
29
9.6. Pembekuan Sementara Ekspor
9.6.1. Apabila setelah diberikan surat peringatan, UPI tetap tidak
melakukan tindakan perbaikan, maka kepala UPT KIPM
melakukan Pembekuan Sementara sesuai form 9.
9.6.2. Kepala UPT KIPM juga dapat memberikan Pembekuan
Sementara terhadap UPI apabila temuan ketidaksesauain
hasil surveilan tidak sesuai dengan Grade HACCP.
9.6.3. Pembekuan sementara dapat dicabut apabila UPI sudah
melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan form 10.
9.7. Pelaporan dan Rekaman Hasil Inspeksi
9.7.1. Ketua tim inspeksi melaporkan hasil inspeksi kepada kepala
UPT KIPM.
9.7.2. Apabila hasil inspeksi telah memenuhi persyaratan, maka
Kepala UPT menerbitkan Surat Keterangan Hasil Surveilan
sesuai form 11.
9.7.3. Berkas kegiatan hasil surveilan setiap UPI di dokumentasikan
dengan baik untuk digunakan sebagai bahan desk audit pada
kegaiatan surveilan selanjutnya.
9.7.4. Kepala UPT KIPM menyampaikan laporan pelaksanaan
surveilan termasuk hasil pengujian contoh kepada Kepala
Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan setiap
3 bulan melalui email akreditasi_monitoring@yahoo.com
dan pusatskk.bkipm@gmail.com atau dikirim hard copy
sesuai dengan form 12 dan form 13.
30
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN Edisi / Revisi : 1/0
DALAM RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 1
Surat Penugasan Surveilan
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
Nomor :
Lampiran : 1 (Satu) Lembar
Hal : Surveilan dalam rangka Penerbitan Sertifikat Kesehatan
Di ..................
Dalam rangka penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan
yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
per.19/men/2010 tentang ”Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan”, maka kami menugaskan Inspektur Mutu UPT KIPM.......... untuk
melakukan kegiatan inspeksi dalam rangka surveilan sebagai dasar penerbitan
sertifikat kesehatan di PT .......... pada tanggal ..... s/d ...... 20.., dengan nama
sebagai berikut :
NO NAMA KEGIATAN
................... (ketua tim) Inspeksi dalam rangka surveilan
1
UPI dalam rangka penerbitan
................... (anggota) Sertifikat Kesehatan
2
(......................................)
31
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN Edisi / Revisi : 1/0
DALAM RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 2
Audit Kecukupan (Desk Audit)
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
OTORITAS KOMPETEN
BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN
KEAMANAN HASIL PERIKANAN
Nama UPI :
Alamat :
Jenis Produk :
Inspektur Mutu :
No. Reg :
Tanggal :
Tanda Tangan :
32
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM Edisi / Revisi : 1/0
RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 4
No. Dokumen : Form 3
Cheklist
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
1.1 Pasokan air tidak memadai dan tidak aman untuk Kep
digunakan 052.A/MEN/2013
1.2 Memungkinkan terjadinya kontaminasi antara air
potable dan non potable
1.3 Suplai air panas tidak ada, kalau ada tidak Idem
mencukupi* (bila digunakan)
1.4 Es tidak dibuat, ditangani atau digunakan dengan Kep
cara yang higienis 052.A/MEN/2013
4.3 Bak cuci kaki tidak tersedia, tidak sesuai, tidak Idem
menggunakan air bersih dan tidak didesinfeksi***)
33
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM Edisi / Revisi : 1/0
RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 2 dari 4
No. Dokumen : Form 3
Cheklist
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
34
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM Edisi / Revisi : 1/0
RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 3 dari 4
No. Dokumen : Form 3
Cheklist
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
CATATAN :
*) Berdasarkan peluang kontaminasi dan jenis/cara penyajian
**) Untuk unit pengalengan bila tidak memiliki operator yang bersertifikat, penyimpangan kritis
***) Untuk produk kering tidak diwajibkan tersedia bak cuci kaki, tetapi harus ada untuk menjamin
bahwa alas kaki dari luar tidak digunakan di ruang proses
35
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM Edisi / Revisi : 1/0
RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 4 dari 4
No. Dokumen : Form 3
Cheklist
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
Frekuensi Audit
Rating Jumlah Penyimpangan
Frekuensi Audit
Fasilitas Minor Mayor Serius Kritis
Grade A Setiap 3 (tiga) 0–6 0-5 0 0
Bulan
Grade B Setiap 2 (dua) 7 6 - 10 1-2 0
Bulan
Grade C Setiap 1 (satu) NA* 11 3-4 0
Bulan
*NA= Not Applicable
Catatan : Untuk fasilitas yang mempunyai rating level b, tidak boleh ada penyimpangan yang
lebih dari 10 kombinasi “MAJOR” dan “SERIUS”. apabila kombinasi “MAJOR” dan
“SERIUS” penyimpangannya lebih dari “10”, maka fasilitas tersebut akan dirating
menjadi level C.
Simbol *) :
Simbol untuk produk beresiko tinggi
Simbol untuk produk beresiko rendah
36
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM Edisi / Revisi : 1/0
RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
Daftar Hadir Pertemuan No. Dokumen : Form 4
Pembukaan/Penutupan Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
DAFTAR HADIR
PEMBUKAAN/PENUTUPAN*
Nama UPI :
Alamat :
Tanggal :
No. Nama Instansi/Jabatan Email/No. Hp Paraf
37
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM Edisi / Revisi : 1/0
RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 5
Daftar Temuan Ketidaksesuaian UPI
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
Temuan Ketidaksesuaian
Acuan Keterangan
(Problem, Location, Objective, Reference)
A. Pelaksanaan GMP-SSOP
B. Penerapan HACCP
........................... ..............................
38
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM Edisi / Revisi : 1/0
RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 2
Laporan Tindakan Perbaikan Temuan No. Dokumen : Form 6
Ketidaksesuaian Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
KOP UPI
1 Temuan :
Tindakan Perbaikan :
Lampiran :
Tgl Penyelesaian Perbaikan :
Gb. Sebelum Perbaikan Gb. Sesudah Perbaikan
2 Temuan :
Tindakan Perbaikan :
Lampiran :
Tgl Penyelesaian Perbaikan :
Gb. Sebelum Perbaikan Gb. Sesudah Perbaikan
3 Temuan :
Tindakan Perbaikan :
Lampiran :
Tgl Penyelesaian Perbaikan :
Gb. Sebelum Perbaikan Gb. Sesudah Perbaikan
Pimpinan UPI
(………………...…..)
39
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM Edisi / Revisi : 1/0
RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 2 dari 2
Laporan Tindakan Perbaikan Temuan No. Dokumen : Form 6
Ketidaksesuaian Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
40
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM Edisi / Revisi : 1/0
RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
Verifikasi Tindakan Perbaikan Temuan No. Dokumen : Form 7
Ketidaksesuaian Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
KOP
UPT KIPM
Laporan Verifikasi Tindakan Perbaikan Temuan Ketidaksesuaian
Nama UPI :
Alamat :
Produk :
Tanggal Inspeksi :
Jenis Kegiatan :
Nama Inspektur :
Jumlah : Kategori Kritis Kategori Serius Kategori Mayor Kategori Minor
Ketidaksesuaian
- - - -
(……………..)
41
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM Edisi / Revisi : 1/0
RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
Surat Peringatan Tindak Lanjut No. Dokumen : Form 8
Surveilan Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
........................................
42
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM Edisi / Revisi : 1/0
RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
Surat Pembekuan Sementara No. Dokumen : Form 9
(Temporary Suspend) Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
Demikian Surat Pembekuan ini kami sampaikan atas perhatiannya terima kasih.
Keterangan : ........................................
*) Coret yang tidak perlu
Tembusan :
Kepala Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
43
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM Edisi / Revisi : 1/0
RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
Surat Pencabutan Pembekuan No. Dokumen : Form 10
Sementara (Temporary Suspend) Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
........................................
Tembusan :
Kepala Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
44
PETUNJUK TEKNIS SURVEILAN DALAM Edisi / Revisi : 1/0
RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 11
Surat Keterangan Hasil Surveilan
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
(nama UPI)
(Alamat)
(.................................)
45
Edisi / Revisi : 1/0
PETUNJUK SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 12
Rekapitulasi Hasil Surveilan
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
Rekapitulasi Hasil Surveilan
46
Edisi / Revisi : 1/0
PETUNJUK SURVEILAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 13
Rekapitulasi Hasil Uji
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
Rekapitulasi Hasil Uji
Sugiman
47
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN
MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR 59/KEP-BKIPM/2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS SERTIFIKASI KESEHATAN HASIL PERIKANAN
1. Pendahuluan
Dalam kegiatan surveilan, selain melakukan inspeksi terhadap
penerapan GMP/SSOP, dapat sekaligus dilakukan pengambilan contoh
baik secara terjadwal maupun tidak terjadwal.
Pengambilan contoh merupakan proses pemilihan produk/unit
contoh dari suatu lot untuk keperluan inspeksi (pemeriksaan) dan/atau
pengujian. Dari hasil suatu pengambilan contoh dapat diperoleh
keterangan mengenai penafsiran keadaan mutu suatu lot apakah dapat
di terima, ditolak atau perlu ditindaklanjuti (ditangguhkan).
2. Ruang Lingkup
Petunjuk teknis ini mengatur tata cara Pengambilan Contoh yang
meliputi metode pengambilan contoh, prosedur pelaksanaan
pengambilan contoh, waktu pengambilan contoh, jumlah contoh,
pengujian contoh, laporan hasil uji, dan cuplikan contoh.
3. Tujuan
Sebagai pedoman bagi inspektur mutu dalam melaksanakan
pengambilan contoh .
4. Acuan
4.1. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 19/MEN/2010
tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan;
4.2. Peraturan Kepala Badan KIPM No. 03/BKIPM/2011 Tentang
Pedoman Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan;
4.3. SNI No. 2326:2010 tentang Metode Pengambilan Contoh Produk
Perikanan;
48
4.4. Commission Regulation (EC) No. 1881/2006 tanggal 19 Desember
2006 tentang Setting Maximum Level for Certain Contaminants in
Foodstuffs;
4.5. Commission Regulation (EC) No. 2073/2005 tanggal 15 November
2005 tentang On Microbial Criteria for Foodstuffs.
5. Definisi
5.1. Otoritas Kompeten yang selanjutnya disingkat OK adalah unit
organisasi dilingkungan Kementerian yang diberi mandat oleh
Menteri untuk melakukan pengendalian sistem jaminan mutu dan
keamanan hasil perikanan
5.2. Unit Penanganan dan Pengolahan Ikan yang selanjutnya
disingkat UPI adalah adalah tempat yang digunakan untuk
mengolah ikan, baik yang dimiliki oleh perorangan, kelompok
maupun badan usaha.
5.3. Pengambilan Contoh (sampling) adalah suatu pengumpulan satu
atau lebih unit contoh yang dipilih dari lot yang diinspeksi. Contoh
terdiri atas semua unit yang ditarik untuk tujuan penilaian atau
pengujian.
5.4. Pengambilan contoh terjadwal adalah pengambilan contoh yang
dilakukan pada saat surveilan untuk konfirmasi bahwa bahaya
dalam penerapan HACCP di suatu UPI berada dalam kendali atau
mengecek bahwa produk memenuhi standar nasional maupun
standar negara tujuan;
5.5. Pengambilan contoh tidak terjadwal adalah pengambilan contoh
yang dilakukan terhadap produk pada suatu tahapan proses
karena kondisi tertentu yang dicurigai; adanya potensi bahaya
kontaminasi; adanya keluhan konsumen; informasi/peringatan
bahaya pada produk; penolakan produk; perusahaan, produk atau
proses baru; atau permintaan UPI.
5.6. Pengambilan contoh yang ditargetkan (targeted sampling)
adalah pengambilan contoh berdasarkan kondisi yang dicurigai
atau untuk menjawab pertanyaan suatu hipotesa.
5.7. Surveilan adalah kegiatan penilaian kesesuaian terhadap UPI yang
dilakukan secara sistematis dan berulang dalam kurun waktu
tertentu sebagai dasar untuk memelihara validitas pernyataan
49
kesesuaian dengan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil
perikanan.
5.8. Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) adalah sertifikat yang
menyatakan bahwa ikan dan hasil perikanan telah memenuhi
persyaratan jaminan mutu dan keamanan untuk konsumsi
manusia
5.9. Contoh adalah sejumlah unit contoh yang digunakan untuk
pemeriksaan;
5.10. Unit contoh adalah kemasan terkecil sebagian isi kemasan terkecil
atau komposit contoh dari produk yang diperiksa atau diuji sebagai
unit tunggal;
5.11. Rancangan pengambilan contoh (sampling plan) adalah
program pengambilan contoh meliputi : jumlah contoh, tingkat
pemeriksaan, jumlah contoh yang diterima dan atau ditolak
sehingga dapat diputuskan untuk menerima atau menolak lot atau
produksi berdasarkan hasil pemeriksaan atai pengujian contoh;
5.12. Lot atau Lot Inspeksi adalah sekelompok kemasan terkecil atau
unit contoh yang mempunyai ukuran, jenis, cara dan waktu proses
dalam kondisi yang sama.
5.13. Cuplikan contoh (retained sample) adalah contoh arsip yang
disimpan dalam waktu tertentu yang dapat digunakan untuk
pengujian ulang apabila diperlukan.
6. Sarana
6.1. Alat pengambilan contoh (sendok, garpu, bor listrik, pinset dan
pisau);
6.2. Lap steril;
6.3. Pengemas steril (kantong, botol, dll);
6.4. Alat penanda ( label);
6.5. Termometer;
6.6. Alat untuk menjamin suhu selama transportasi ( cool box);
6.7. Pakaian kerja laboratorium (Jas Lab, sarung tangan, masker);
6.8. Cairan aseptis, alkohol;
6.9. Alat swab test;
6.10. Dan lain-lain.
50
7. Frekuensi Pengambilan Contoh
Dalam rangka surveilan frekuensi pengambilan contoh ditetapkan
sebagai berikut :
7.1. Grade A, pengambilan contoh yang diambil minimal 2 kali satu
tahun
7.2. Grade B, pengambilan contoh yang diambil minimal 3 kali satu
tahun
7.3. Grade C, minimal contoh yang diambil 4 kali satu tahun
51
9.6. Jumlah dan jenis contoh juga harus disesuaikan dengan jenis uji
dan persyaratan nasional maupun negara tujuan ekspor, seperti
pada lampiran 4
52
10.6. Contoh yang diambil dimasukan dalam wadah steril dan disimpan
dalam cool box yang berisi es curah dan diberi identitas tanggal,
lokasi pengambilan dan nama UPI.
53
dengan kondisi semula dilengkapi dengan surat permohonan
pengujian.
16. Lampiran
Form 1. Laporan Pengambilan Contoh;
Form 2. Berita Acara Serah Terima Contoh
Form 3. Jumlah sampel uji Organoleptik;
Form 4. Standar Mutu Negara Mitra.
54
PETUNJUK TEKNIS PENGAMBILAN CONTOH Edisi / Revisi : 1/0
DALAM RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 1
Laporan Pengambilan Contoh
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
TANGGAL : ...................................................................................................................
TITIK TUJUAN
KODE KONDISI
NO JENIS PRODUK PENGAMBILAN PARAMETER UJI PENGAMBILAN
CONTOH CONTOH
CONTOH CONTOH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
.................................,.................20
Inspektur Mutu QC
(.............................) (...........................)
55
PETUNJUK TEKNIS PENGAMBILAN CONTOH Edisi / Revisi : 1/0
DALAM RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
No. Dokumen : Form 2
Berita Acara Serah Terima Contoh
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
No.................
No Reg : .....................................................................
Nama : .....................................................................
.............,......,20
(............................) (...............................)
56
PETUNJUK TEKNIS PENGAMBILAN CONTOH Edisi / Revisi : 1/0
DALAM RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 1
Jumlah Sampel Uji Organoleptik dalam No. Dokumen : Form 3
rangka End Product Testing Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
57
PETUNJUK TEKNIS PENGAMBILAN CONTOH Edisi / Revisi : 1/0
DALAM RANGKA PENERBITAN HC Halaman : 1 dari 20
No. Dokumen : Form 4
Standar Pengujian Negara Mitra
Validasi Tanggal : 23 Mei 2016
1. UNI EROPA
58
2) Cadmium (Cd)
a. Eel (Anguilla anguilla), bonito (Sarda sarda), grey mg/kg 0,10
mullet (Mugil labrosus labrosus), horse
mackerel atau scad (Trachurus species), louvar or
louvar (Luvarus imperialis), mackerel (Scomber
species), sardin ( Sardine pilchardus), sardinop
(Sardinops species) common two-banded
seabream (Diplodus vulgaris), tuna (Thunus
species, Euthynnus species dan Katsuwonus
pelamis), wedge sole (Dicologoglossa cuneata)
b. Produk perikanan selain (a) mg/kg 0,05
Bullet tuna (Auxis species) mg/kg 0,20
c. Anchovy (Engraulis species) mg/kg 0,30
Swordfish/Meka (Xiphias gladius)
d. Crustacea tidak termasuk daging coklat dari crab mg/kg 0,50
dan daging kepala serta thorax dari lobster, dan
crustacea besar (Nephropidae dan Palinuridae).
59
c. Minyak ikan (minyak dari daging, hati, dan bagian pg/g lemak 2,0
lain dari produk perikanan untuk konsumsi
manusia)
3) Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH)
- Benzopyrene)*
a Daging ikan dari ikan asap dan produk perikanan µg/kg berat 5,0
yang diasap kecuali bivalve molluscs. Crustaceans basah
asap tidak termasuk daging coklat dari crab dan
daging kepala serta thorax dari lobster dan
crustacea besat (Nephropidae dan Palinuridae)
b Daging ikan selain yang diasap µg/kg berat 2,0
basah
c Crustaceans, cephalopods selain asap. Crustaceans µg/kg berat 5,0
tidak termasuk daging coklat dari crab dan daging basah
kepala serta thorax dari lobster dan crustacea
besat (Nephropidae dan Palinuridae)
d. Bivalve Molluscs µg/kg berat 10,0
basah
C Tin: Timah ( inorganik) mg/kg 200
produk ikan kaleng
60
2. KANADA
61
any unit
exceeds M
Listeria monocytogenes
RTE Fish products in which the growth of L. monocytogenes can Presence/absence in Detected
occur and could exceed 100 CFU/g before the end of the stated 125g
shelf-life. (MFHPB-30 6) on 5
Includes all products that do not fall in either below-mentioned sample units of
product types. 25 g each
(Equivalent to Category 1 foods in the HC Listeria policy)*
RTE Fish products in which the growth of L. monocytogenes can Enumeration in 50 g > 100CFU/g 5
occur but is limited to levels no greater than 100 CFU/g over the (MFLP-74 6) on 5
course of their stated shelf-life. sample units of
RTE products that have a refrigerated shelf-life of 5 days or less 10 g each
fall under this category.
Other products require validation data 4 demonstrating growth
cannot exceed 100 CFU/g 5.
(Equivalent to Category 2A foods in the HC Listeria policy*)
RTE Fish products in which growth of L. monocytogenes can not Enumeration in > 100CFU/g 5
occur over the course of the stated shelf-life. 50 g(MFLP-74 6) on 5
Products with the following characteristics fall under this sample units of
category: 10 g each
62
products that are frozen, or
have a pH < 4.4 regardless of the aw, or
have an aw < 0.92 regardless of the pH, or
have a pH < 5.0 and an aw < 0.94
For products that don't meet the above characteristics, validation
data 4 demonstrating the absence of growth is required.
(Equivalent to Category 2B foods in the HC Listeria policy*)
Notes:
1
The analysis of all fish or fishery products shall be conducted in accordance with approved methods
2
m - number of bacteria per gram separating acceptable from marginally acceptable samples, c -
number of samples that may exceed this number of bacteria per gram, M - no sample can exceed this
number of bacteria per gram
3
For further guidance on the determination of a product category, see Figure 1 Classification Of
Ready-to Eat Foods in the Health Canada document Validation of Ready-to-Eat Foods for Changing
the Classification of a Category 1 into a Category 2A or 2B Food - in relation to Health
Canada's Policy on Listeria monocytogenes in Ready-to-Eat Foods (2011)
4
See HC's guide on "Listeria monocytogenes Challenge Testing of Ready-to-Eat Refrigerated Foods"
for information on challenge testing as part of validation.
5
Counts between 5 and 100 CFU/g can be an indication of a possible loss of control and should
prompt the processor to verify and/or re-evaluate his process controls.
6
Or any other method published in the Health Canada's Compendium of Analytical
Methods for Listeria monocytogenes in which the "application" section is appropriate for the
intended purpose (e.g., MFHPB-methods and MFLP-methods).
7
An interim adjustment to the bacteriological guideline (end-product) for Vp apply to British
Columbia oysters intended for raw consumption. The updated guideline is found in the Notice to
Industry - Enhancement to the management of the risks ofVibrio parahaemolyticus in Raw Oysters.
*
Health Canada's "Policy on Listeria monocytogenes in Ready-to-Eat Foods" will be referred to as
the "HC ListeriaPolicy" validation.
63
Cemaran
Note:
Sampling: Samples to consist of a minimum of 5 units representative of the lot. Analysis may be
carried out on a composite of all sample units.
Criteria for Action: A lot of fish will be considered reject if the sample value exceeds the
action level. Fish or fish products exceeding these guidelines may be permitted for export if
they do not violate regulations of the importing country.
64
Toxin
Keterangan tambahan:
2
Histamine
Samples are collected according to Sampling Plan 1 (AQL 6.5) for initial inspection and Sampling
Plan 2 (AQL 6.5) for reinspection. See the Sampling Policy and Procedures. Any sample
exceeding 50 mg/100 g will result in the lot being rejected with no right to
reinspection. The acceptance number is that corresponding to the number for decomposition.
3
PSP, ASP and DSP (Paralytic Shellfish Poisoning, Amnesic Shellfish Poisoning – Diarrhetic
Shellfish Poisoning)
Procedures for closure of shellfish areas, and possible recall of product due to samples
of shellfish containing toxin levels equal to or greater than the above action levels can
be found in Chapter 11 of the Canadian Shellfish Sanitation program.
The minimum acceptable sample is that which when shucked will produce 100 g of
drained meats from 5 pooled sub-samples. Depending on the size of animals, the total
number of shellfish required varies from 3 (geoduck) to 25 (pink scallops).
65
Additive
Keterangan:
4
The compounds listed in this table are food additives; however some background levels may
occur naturally in some foods. See Division 16 of the Food and Drug Regulations.
5
See Division 21 of the Food and Drug Regulations.
6
When the additive is not permitted, then the action level is the background level or detection
limit; when the additive is permitted, then the action level is the background level or detection
limit plus the permitted amount.
7
Marine mammals, including seals are included in the definition of "fish" as per the Canadian
Food and Drug Regulations. Sodium nitrite is permitted in marine mammal meats at the maximum
level of 200 ppm.
8
Calculated as sulphur dioxide.
9
Calculated as sodium phosphate, dibasic.
66
3. CHINA
67
4. RUSIA
STANDAR MUTU RUSIA UNTUK PRODUK IKAN, NON IKAN DAN PRODUK OLAHANNYA
Pesticida**:
HCCH (α, β, γ - isomers) 0.2
DDT dan metabolitnya 0.2
Polychlorinated biphenyls 2.0
Radionuklida:
Cesium-137, Bq/kg(l) 130
Strontium-90, Bq/kg(l) 100
Parasit
Anisakis Tidak visual
diperbolehkan
68
Cesium-137, Bq/kg(l) 130
Strontium-90, Bq/kg(l) 100
Mikrobiologi
Bakteri aerob mesofilik dan 1х105
fakultatif anaerob, CFU/g
CGB (coliforms), dalam Tidak Termasuk E,coli
0.001g diperbolehkan
S. aureus, dalam 0.01g Tidak
diperbolehkan
Bakteri patogen termasuk Tidak Bakteri pathogen lain sesuaikan
salmonella dan diperbolehkan dengan SNI produk
L.monocytogenes, dalam 25 g
V. parahaemolyticus, CFU/g, 100 ikan laut
sulfite-reducing clostridia Produk dalam kemasan vacuum
dalam 1.0g
Parasit
Scombroidae, octopus, Tidak visual
scallops : Anisakis diperbolehkan
Ikan hasil Antibiotik:
budidaya Grup tetrasiklin <0.01 mg/kg
69
pasteurisasi Harus memenuhi persyaratan sterilisasi komersil untuk produk kaleng Group E sesuai
dalam wadah Annex 1 Bagian 1 Bab II Persyaratan sanitary dan epidemiologi serta hygiene untuk
gelas produk yang dikenakan pengawasan Sanitary dan epidemiologi
70
amnesic poison of mollusks 20 Moluska
(domoic acid) 30 Crab internals
diarrheal poison of mollusks 0.16 moluska
(okadaic acid)
non ikan – clams CGB (coliforms) dalam 0.1g Tidak
(mussels, diperbolehkan
oysters, scallop S. aureus, dalam 0.1g Tidak
dll.): dingin, beku diperbolehkan
Bakteri patogen,termasuk Tidak
salmonella dan diperbolehkan
L.monocytogenes dalam 25g
V. parahaemolyticus, CFU/g, 100 – ikan laut
Bakteri aerob mesofilik dan 2х104
fakultatif anaerob, CFU/g
Telur ikan Bahan beracun
terbang (other lead 1.0
fish caviar ) arsen 1.0
Kadmium 1.0
mercury 0.2
Pesticida**:
HCCH (α, β, γ - isomers) 0.2
DDT dan metabolitnya 2.0
Polychlorinated biphenyls 2.0
Mikrobiologi
Bakteri aerob mesofilik dan 1х105
fakultatif anaerob, CFU/g
CGB (coliforms) in 0.1g Tidak
diperbolehkan
sulfite-reducing clostridia Tidak
dalam 1.0g diperbolehkan
Bakteri patogen,termasuk Tidak
salmonella dalam 25g diperbolehkan
Kapang, CFU/g, 50
Ragi, CFU/g, 300
71
5. KOREA
72
73
74
75
6. VIETNAM
76
77
Lembar Pengesahan
KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,
No. Nama Pejabat Paraf PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN
HASIL PERIKANAN,
1 Sekretaris BKIPM
Sugiman
78