Anda di halaman 1dari 24

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

KELUARGA SADAR GIZI ( KADARZI )

OLEH

KELOMPOK IV

FITRI ROHMAYANI ( P07120317008 )

I GUSTI BAGUS JENEK DWI A. ( P07120317012 )

NANI ROSITA ( P07120317021 )

( TINGKAT II SEMESTER IV )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MATARAM

2018/2019

BAB I

PENYUSUNAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

KELUARGA SADAR GIZI ( KADARZI )

Topik : Keluarga sadar gizi

Penyuluh : Mahasiswa

Kelompok Sasaran : Masyarakat Desa Bajur

Tanggal/Bln/Th : Sabtu, 23 Februari 2019

Waktu : 60 menit

A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya dalam program perbaikan gizi adalah
meningkatkan mutu konsumsi makanan, sehingga berdampak pada
perbaikan status gizi masyarakat. Sasaran program ini adalah mewujudkan
pola konsumsi makanan yang baik dan benar . Tahun 1998 telah
dicanangkan program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) yang dimotori oleh
Departemen Kesehatan, yang menjadi sasaran utama program Kadarzi
adalah keluarga yang mempunyai kelainan gizi , golongan pra-sejahtera
dan sejahtera I. Perencanaan program Kadarzi bertujuan agar pada tahun
2000 paling tidak setengah keluarga Indonesia telah menjadi Keluarga
Sadar Gizi. Disebut Keluarga Sadar Gizi jika sikap dan perilaku keluarga
dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi sebaik-baiknya yang
tercermin pada pola konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bergizi
seimbang.
Sejalan dengan adanya Inpres nomor 8 tahun 1993, tentang
Gerakan Penanggulangan Masalah Pangan dan Gizi yang berisi empat
strategi utama yaitu pemberdayaan keluarga, pemberdayaan masyarakat,
pemanfaatan kerjasama lintas sektor serta peningkatan mutu dan cakupan
pelayanan kesehatan , di dalam Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional
(RAPGN) 2001-2005, Undang-Undang nomor 25 tahun 2000 tentang
Program Pembangunan Nasional (Propenas) dan Indonesia Sehat 2010
ditetapkan bahwa 80% keluarga menjadi Keluarga Sadar Gizi, karena
keluarga mempunyai nilai yang amat strategis dan menjadi inti dalam
pembangunan seluruh masyarakat, serta menjadi tumpuan dalam
pembangunan manusia seutuhnya .
Tingkat sadar gizi keluarga merupakan ukuran dari keberhasilan
program Kadarzi, diharapkan dengan adanya program Kadarzi dapat
meningkatkan kesadaran gizi keluarga. Tingkat sadar gizi keluarga dapat
diukur dengan menggunakan indikator Kadarzi yaitu makan aneka ragam
makanan, memantau status gizi dengan cara menimbang berat badan,
menggunakan garam beryodium, memberikan ASI Eksklusif kepada bayi
dan biasa sarapan pagi
Pada makalah ini, penulis akan membahas mengenai keluarga
sadar gizi, karena pada umumnya masyarakat belum mengetahui atau
belum mengerti apa itu sebenarnya Kadarzi sehingga perilaku konsumsi
pangan masyarakat, baik individu maupun keluarga belum mengarah pada
keseimbangan gizi sehingga timbul masalah gizi kurang dan gizi lebih,
serta penyakit degeneratif yang banyak tejadi sekarang ini. Hal ini terjadi
karena kurang memasyarakatnya Kadarzi dan masyarakat masih belum
menerapkan indikator dari Kadarzi itu secara keseluruhan.

B. TUJUAN

1) Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran mampu
memahami tentang masalah KADAZI.

2) Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran
dapat :
 Menjelaskan kembali pengertian dari keluarga sadar gizi
(kadarzi)
 Menyebutkan kembali apa pembinaan keluarga sadar gizi
 Menyebutkan kembali tujuan pembinaan keluarga sadar giz
 Menyebutkan kembali sasaran pembinaan keluarga sadar gizi
 Menjelaskan kembali program keluarga sadar gizi
 Menyebutkan kembali indikator keluarga sadar gizi
 Menjelaskan kembali cara menyusun menu seimbang untuk
keluarga
 Menyebutkan kembali seperti apa kegiatan dalam pelaksanaan
program keluarga sadar gizi

C. KEPANITIAAN

1. Ketua Pelaksana :.........................................


2. Sekretaris :.........................................
3. Bendahara :..........................................
4. Seksi Acara :..........................................
5. Seksi Humas :..........................................
6. Seksi Pubdekdok :..........................................
7. Seksi Konsumsi :.........................................

D. MATERI PENYULUHAN
KELUARGA SADAR GIZI ( KADARZI )
E. KEGIATAN
a. Petugas-petugas acara
Moderator : .............................................
Notulen : .............................................
Penyaji : .............................................
Observer : ............................................
Fasilitator : .............................................
b. Pengorganisasian
Pemateri : Menyajikan materi
Moderator : Mengatur jalannya diskusi
Notulis : Mencatat hasil diskusi
Fasilitator : Mendampingi peserta penyuluhan
Observer : Mengobservasi jalannya penuluhan tentang
ketepatan
waktu, ketepatan masing-masing peran.
c. Metode

1. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

2. Langkah-langkah :
a. Pra kegiatan pembelajaran.
 Menyiapkan ruangan dan media
 Menyiapkan waktu

b. Kegiatan membuka pembelajaran


 Memberi salam dan perkenalan
 Kontrak waktu
 Menjelaskan pokok bahasan
 Mengungkapkan tujuan pembelajaran
 Apersepsi
c. Kegiatan inti
 Penyuluh memberikan ceramah sesuai dengan
materi penyuluhan
 Sasaran menyimak penyuluhan
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh
tentang pengertian dari keluarga sadar gizi
(kadarzi)
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh
tentang pembinaan keluarga sadar gizi
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh
tentang tujuan pembinaan keluarga sadar gizi
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh
tentang sasaran pembinaan keluarga sadar gizi
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh
tentang program keluarga sadar gizi
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh
tentang indikator keluarga sadar gizi
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh
tentang cara menyusun menu seimbang untuk
keluarga
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh
tentang kegiatan dalam pelaksanaan program
keluarga sadar gizi
 Sasaran mengemukakan hal-hal yang belum
dipahami
 Sasaran menyimak penjelasan dari penyuluh
tentang hal-hal yang belum dipahami
d. Kegiatan penutup pembelajaran
 Sasaran menjawab pertanyaan penyuluh sebagai
evaluasi
 Penyuluh menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
 Memberi salam.

F. MEDIA
a. Lembar Balik
b. Power point
G. EVALUASI
Prosedur : Post Test
Bentuk : Essay
Jenis : Lisan

Butir pertanyaan :
 Apa pengertian dari keluarga sadar gizi (kadarzi) ?
 Bagaimana pembinaan keluarga sadar gizi ?
 Apa saja tujuan pembinaan keluarga sadar gizi ?
 Siapa saja sasaran pembinaan keluarga sadar gizi ?
 Apa program keluarga sadar gizi ?
 Ada berapa indikator keluarga sadar gizi ?
 Bagaimana cara menyusun menu seimbang untuk keluarga ?
 Seperti apa kegiatan dalam pelaksanaan program keluarga
sadar gizi ?

H. SUMBER PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina
Gizi Masyarakat.

Departemen Kesehatan RI, 2007. Tentang Pedoman Operasional Keluarga


Sadar Gizi di Desa Siaga. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Departemen Kesehatan RI, 2004. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Jakarta.


Available from: http://www.gizi.net/kebijakan-gizi/ [Accesed 25 Januari 2012].

Departemen Kesehatan RI, 2008. Pedoman Pemantauan Status Gizi (PSG)


dan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Jakarta: Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

BAB II

LAMPIRAN MATERI
KELUARGA SADAR GIZI ( KADARZI )

A. Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)


Kadarzi adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu
mengenali dan mengatasi masalah gizi anggota keluarganya. Yang
dimaksud perilaku gizi seimbang adalah pengetahuan, sikap dan praktek
keluarga mengkonsumsi makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat.
Kadarzi merupakan suatu gerakan yang terkait dengan program Kesehatan
Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga (UPGK). Disebut Kadarzi, jika sikap dan perilaku keluarga
dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi yang sebaik-baiknya yang
tercermin dari pada konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bermutu
gizi seimbang. Dalam keluarga sadar gizi sedikitnya ada seorang anggota
keluarga yang dengan sadar bersedia melakukan perubahan ke arah
keluarga yang berperilaku gizi baik dan benar. Bisa seorang ayah, ibu,
anak, atau siapapun yang terhimpun dalam keluarga itu.
Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi
yang baik yang dicirikan minimal dengan ;
1. Menimbang berat badan secara teratur
2. memberikan air susu ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir
sampai umur enam bulan (ASI eksklusif)
3. makan beraneka ragam
4. menggunakan garam beryodium
5. minum suplemen gizi sesuai anjura
Anggota keluarga perlu menimbang berat badan secara teratur
karena berat badan merupakan petunjuk yang baik akan keadaan gizi dan
kesehatan. Perubahan berat badan menunjukkan perubahan konsumsi
makanan dan/atau gangguan kesehatan. Menimbang berat badan tidaklah
sulit, dan bisa dilakukan di mana saja, di pusat pelayanan kesehatan atau di
rumah sendiri.
Makanan beragam sangatlah penting, karena tidak ada satu jenis
bahan makanan pun yang bisa memenuhi semua kebutuhan zat gizi.
Sehingga keanekaragaman bahan makanan menyediakan zat gizi yang
beraneka guna memenuhi kebutuhan zat gizi bagi tubuh. Untuk bisa
menemuhi semua kebutuhan zat gizi, makanan sehari-hari terdiri dari
makanan pokok (sumber karbohidrat), lauk-pauk (sumber protein),
sayuran dan buah (sumber vitamin, mineral, serat), serta cukup
mengonsumsi cairan/air.
Zat yodium diperlukan tubuh setiap harinya, sedangkan bahan
makanan mentah sehari-harinya secara umum miskin akan zat yodium.
Kekurangan zat yodium bisa menimbulkan penurunan kecerdasan dan
tumbuh kembang yang dikenal sebagai Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY).
Bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan hanya diberikan ASI saja,
karena ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, bersih dan
sehat. ASI saja cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6
bulan untuk tumbuh kembang normal. ASI juga praktis dan murah serta
dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi, pun bisa menjalin hubungan
kasih sayang antara ibu dan bayi.
Karena kebutuhan zat gizi pada kelompok bayi, balita, ibu hamil
dan ibu menyusui meningkat dan seringkali tidak bisa dipenuhi dari
makanan sehari-hari, maka perlu mengonsumsi suplemen gizi sesuai
anjuran. Suplemen zat gizi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi.
Kebutuhan suplemen gizi adalah: Kapsul vitamin A untuk bayi dan
balita 2 kali setahun (setiap 6 bulan); apsul vitamin A untuk ibu nifas 1
kali selama masa nifas; ablet Fe (zat besi) untuk ibu hamil – 1 tablet setiap
hari selama 90 hari. Tahap awal untuk mencapai indikator tersebut
lanjutnya, adalah setiap keluarga minimal ada seseorang anggota keluarga
yang sadar dan bersedia melakukan perubahan ke arah keluarga yang
berprilaku gizi yang baik.
Untuk menilai apakah suatu keluarga merupakan keluarga
sadar gizi, dapat kita lihat dengan kriteria dibawah ini :

 Seluruh anggota keluarga berstatus gizi baik.


 Tidak ada lagi bayi berat lahir rendah ( < 2500 gram).
 Keluarga telah menggunakan garam beryodium.
 Semua bayi 0-6 bulan hanya diberi ASI saja.
 Semua balita naik berat badannya.
 Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gizi lebih

Pada tingkat individu, keadaan gizi dipengaruhi oleh asupan gizi


dan penyakit infeksi yang saling terkait. Apabila seseorang tidak mendapat
asupan gizi yang cukup akan mengalami kekurangan gizi dan mudah sakit.
Demikian juga bila seseorang sering sakit akan menyebabkan gangguan
nafsu makan dan selanjutnya akan mengakibatkan gizi kurang. Di tingkat
keluarga dan masyarakat, masalah gizi dipengaruhi oleh :

a. Kemampuan keluarga dalam menyediakan pangan bagi anggotanya


baik jumlah maupun jenis sesuai kebutuhan gizinya.
b. Pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga dalam hal :
 Memilih, mengolah dan membagi makanan antar anggota
keluarga sesuai
 dengan kebutuhan gizinya.
 Memberikan perhatian dan kasih sayang dalam mengasuh anak.
 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dan gizi yang
tersedia,
 terjangkau dan memadai (Posyandu, Pos Kesehatan Desa,
Puskesmas, dll).
c. Tersedianya pelayanan kesehatan dan gizi yang terjangkau dan
berkualitas.
d. Kemampuan dan pengetahuan keluarga dalam hal kebersihan
pribadi dan lingkungan.
Selama ini telah dilakukan upaya perbaikan gizi mencakup
promosi gizi seimbang termasuk penyuluhan gizi di Posyandu, fortifikasi
pangan, pemberian makanan tambahan termasuk MP-ASI, pemberian
suplemen gizi (kapsul Vitamin A dan Tablet Tambah Darah/TTD),
pemantauan dan penanggulangan gizi buruk. Kenyataannya masih banyak
keluarga yang belum berperilaku gizi yang baik sehingga penurunan
masalah gizi berjalan lamban. Masih banyaknya kasus gizi kurang
menunjukkan bahwa asuhan gizi di tingkat keluarga belum memadai.
Masalah lain yang menghambat penerapan perilaku KADARZI adalah
adanya kepercayaan, adat kebiasaan dan mitos negatif pada keluarga.
Sebagai contoh masih banyak keluarga yang mempunyai anggapan negatif
dan pantangan terhadap beberapa jenis makanan yang justru sangat
bermanfaat bagi asupan gizi. Oleh sebab itu diperlukan upaya
pemberdayaan melalui pendampingan. Pendampingan keluarga
KADARZI adalah proses mendorong, menyemangati, membimbing dan
memberikan kemudahan oleh kader pendamping kepada keluarga guna
mengatasi masalah gizi yang dialami.

B. Pembinaan Keluarga Sadar Gizi


Pembinaan keluarga sadar gizi maksudnya adalah melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga agar terwujud
keluarga yang sadar gizi. Upaya meningkatkan kemampuan keluarga itu
dilakukan dengan penyuluhan, demo, diskusi, dan pelatihan.

C. Tujuan Pembinaan Keluarga Sadar Gizi


Tujuan pembinaan keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalah:
1. Menimbang balita ke posyandu secara berkala
2. Mampu mengenali tanda-tanda sederhana keadaan kelainan
gizi (gizi kurang dan gizi lebih)
3. Mampu menerapkan susunan hidangan yang baik dan
benar, sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang
(PUGS)
4. Mampu mencegah dan mengatasi kejadian, atau mencari
rujukan, manakala terjadi kelainan gizi di dalam keluarga
5. Menghasilkan makanan melalui pekarangan.

D. Sasaran pembinaan Keluarga Sadar Gizi


Sasaran pembinaan Kadarzi adalah semua keluarga di wilayah
kerja puskesmas. Namun perhatian utama pembinaan ditujukan pada
keluarga yang memiliki kelainan gizi, keluarga pra-sejahtera dan keluarga
sejahtera tahap I.
Dengan adanya Kadarzi diharapkan agar:
a. Dalam setiap keluarga, setidak-tidaknya terdapat seorang
anggota keluarga yang menjadi kader Kadarzi
b. Semua keluarga menjadi Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
c. Tidak ada lagi masalah gizi utama di kalangan keluarga.

E. Program Keluarga Sadar Gizi


Tahun 1998 telah dicanangkan gerakan keluarga sadar gizi
(Kadarzi) yang dimotori oleh Departemen Kesehatan dengan tujuan agar
pada tahun 2000 paling tidak setengah keluarga Indonesia telah menjadi
keluarga sadar gizi.

F. Kegiatan Dalam Pelaksanaan Program Keluarga Sadar Gizi


a. Konseling Keluarga Sadar Gizi
1. Pengertian Konseling Keluarga Sadar Gizi
Konseling Kadarzi adalah dialog atau konsultasi antara
kader dasawisma, Tenaga Penggerak Masyarakat (TPM) dengan
keluarga untuk membantu memecahkan masalah perilaku gizi
yang belum dapat dilakukan oleh keluarga.
2. Tujuan Konseling Keluarga Sadar Gizi
Memantapkan kemauan dan kemampuan keluarga untuk
melaksanakan perilaku gizi yang baik dan benar dengan
memanfaatkan potensi yang dimiliki keluarga atau yang ada di
lingkungannya.
3. Pelaksana Konseling Keluarga Sadar Gizi
Untuk pertama kali konseling dilakukan oleh Tenaga
Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas bersama Tenaga Penggerak
Masyarakat (TPM) dan kader dasawisma. Untuk selanjutnya
konseling Kadarzi dilakukan oleh kader dasawisma dan TPM.
4. Sasaran Konseling Keluarga Sadar Gizi
Konseling dilakukan pada keluarga yang belum
menerapkan indikator sadar gizi. Konseling ditujukan kepada
anggota keluarga yang sudah dewasa.
b. Pemetaan Keluarga Sadar Gizi
Pemetaan Kadarzi dilakukan untuk mengetahui situasi Kadarzi di
suatu wilayah kerja puskesmas yang dilakukan pertama kali oleh TPG,
kemudian untuk berikutnya dilakukan oleh ketua kelompok posyandu.
Pemetaan dilakukan setiap 6 bulan sekali yaitu pada bulan Februari
dan Agustus.
1. Tujuan Pemetaan Keluarga Sadar Gizi
a. Mendapatkan informasi situasi Kadarzi dalam suatu wilayah
atau dasawisma berdasarkan indikator yang ditentukan
b. Mendapatkan gambaran masalah gizi dan perilaku gizi yang
baik dan benar yang belum dapat dilaksanakan oleh keluarga
c. Sebagai bahan acuan konseling dan intervensi gizi
d. Sebagai bahan acuan pemantauan dan evaluasi situasi Kadarzi
dari waktu ke waktu.
2. Sasaran Pemetaan Keluarga Sadar Gizi
Sasaran pemetaan Kadarzi adalah semua keluarga yang ada
di wilayah kerja puskesmas.

G. Indikator Keluarga Sadar Gizi


Indikator Kadarzi digunakan untuk mengukur tingkat sadar gizi
keluarga. Menurut Dinkes Sumut, 2006 ada 5 indikator Kadarzi yang juga
terdapat dalam 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang yang meliputi:
1. Keluarga Biasa Mengkonsumsi Aneka Ragam Makanan
Selama ini tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung
lengkap semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup
sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang
perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan, kecuali bayi umur 0
sampai 6 bulan yang cukup sehat hanya dengan memperoleh ASI (Air
Susu Ibu) saja.
Makanan yang beranekaragam dijamin dapat memberikan manfaat
yang besar terhadap kesehatan. Sebab zat gizi tertentu, yang tidak
terkandung dalam satu jenis bahan makanan, akan dilengkapi oleh zat
gizi serupa dari bahan makanan yang lain. Demikian juga sebaliknya,
masing-masing bahan makanan dalam susunan aneka ragam menu
seimbang akan saling melengkapi. Kesimpulannya, makan hidangan
yang beranekaragam dapat menjamin terpenuhinya kecukupan sumber
zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan gizi
seseorang.
2. Keluarga Selalu Memantau Kesehatan dan Pertumbuhan
Anggotanya, Khususnya Balita dan Bumil
Pemantauan status gizi balita bisa dilakukan dengan menimbang
balita di rumah atau ditimbang di posyandu atau di tempat lain setiap
bulan atau sekurangnya 2 bulan sekali. Sedangakan pemantauan status
gizi ibu hamil bisa dipantau dengan menimbang di rumah atau di
tempat lain, diukur tinggi dan berat badan, di hitung Indeks Massa
Tubuh (IMT).
3. Keluarga Hanya Menggunakan Garam Beryodium Untuk
Memasak Makanannya
Garam beryodium yang dikonsumsi setiap hari bermanfaat untuk
mencegah timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
GAKY dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan pada
anak-anak, penyakit gondok endemik dan kretin. Garam mengandung
natrium. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu timbulnya
penyakit tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan
pencetus terjadinya stroke, yaitu pecahnya pembuluh darah otak.
Stroke merupakan penyebab kematian pada orang dewasa di atas usia
40 tahun. Sedangkan, penyakit tekanan darah tinggi membawa risiko
timbulnya penyakit jantung pada kelompok usia dewasa. Karena itu
hindari konsumsi garam yang berlebihan. Dianjurkan untuk
mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram atau satu sendok teh
setiap harinya.
4. Keluarga memberi dukungan pada ibu melahirkan untuk
memberikan ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk
tumbuh kembang dan menjadi sehat sampai ia berumur 6 bulan.
Kolostrum, yakni ASI yang keluar pada hari-hari pertama, agar
diberikan kepada bayi. Setelah bayi berumur 6 bulan, ASI saja tidak
mampu lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karenanya, setelah
lewat umur 6 bulan, bayi perlu mendapat Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI diberikan kepada bayi secara bertahap
sesuai dengan pertambahan umur, pertumbuhan badan dan
perkembangan kecerdasannya. Walaupun demikian, pemberian ASI
tetap dilanjutkan sampai anak berumur 24 bulan. Manfaatnya adalah
untuk membantu tumbuh kembang anak, mempertahankan dan
meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit infeksi, serta
mengakrabkan jalinan kasih sayang ibu dan anaknya secara timbal
balik.
5. Keluarga Biasa Sarapan Pagi
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi
orang dewasa, makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik,
mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan
produktivitas kerjanya. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat
memudahkan konsentrasi belajar, menyerap pelajaran, sehingga
prestasi belajarnya pun menjadi lebih baik. Kebiasaan makan pagi juga
membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari.
Jenis hidangan untuk makan pagi dapat dipilih dan disusun sesuai
dengan keadaan, dan akan lebih baik bila terdiri dari makanan sumber
zat tenaga, sumber zat pembangun dan zat pengatur.

H. Menyusun Menu Seimbang Untuk Keluarga


Menu Seimbang adalah menu yang mengandung semua golongan
bahan makanan yang dibutuhkan dengan memperlihatkan keseimbangan
unsur-unsur gizi yang terkandung di dalamnya Dalam penyusunan menu
makanan perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
 Jumlah makanan harus sesuai dengan jumlah
anggota keluarga
 Makanan harus dapat menyediakan zat-zat gizi
 Makanan harus dalam jangkauan keuangan
keluarga
 Hidangan harus dinikmati oleh seluruh keluarga
 Menyusun daftar menu
 Menilai hasil konsumsi.

1. Pemilihan Bahan Makanan


Pemilihan bahan makanan hendaknya disesuaikan dengan
selaras kandungan gizi, ketersediaan bahan pangan di daerah
setempat, dan yang cukup penting adalah upaya
menganekaragamkan jenis bahan makanan yang akan dikonsumsi.
Pemilihan bahan pangan dilakukan secara menyeluruh, baik untuk
sumber tenaga atau karbohidrat, sumber protein atau lauk-pauk,
sumber vitamin maupun mineral (sayur dan buah).
Penganekaragaman jenis bahan makanan dimaksudkan agar
kandungan gizi dalam masing-masing bahan dapat memenuhi
kebutuhan gizi bagi individu maupun keluarga.
2. Perencanaan Menyusun Menu
Untuk menyusun menu, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mengetahui kebutuhan gizi bagi individu atau
keluarga. Dengan memperhatikan ketersediaan bahan makanan,
kita dapat merencanakan menyusun menu. Untuk memudahkan
menyusun menu, pemerintah telah menyusun anjuran makanan
sehari yang berpedoman kepada kebutuhan gizi menurut golongan
umur, jenis kelamin, dan berat badan
STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA SADAR GIZI
Moderator : Assalamualaikum bapak dan ibu
Peserta : Waalaikumussalam
Moderator : Perkenalkan nama saya Anisa, saya mahasiswa poltekkes
mataram tingkat II D IV keperawatan. Disini saya akan
melakukan sebuah penyuluhan terkait dengan keluarga
sadar gizi. Sasaran kami adalah keluarga yang khususnya
memiliki balita yang sedang dalam tahapan makanan
pendamping ASI . Kira-kira waktu yang di butuhkan tidak
terlalu lama, mungkin sekitar 30 menit. Pokok pembahasan
yang akan kami bahas di sini adalah yang pertama
pengertian keluarga sadar gizi (kadarzi), kemudian
pembinaan keluarga sadar gizi itu seperti apa, lalu tujuan
pembinaan keluarga sadar gizi itu seperti apa, sasaran
pembinaan keluarga sadar gizi itu kepada siapa saja,
kemudian bagaimana program keluarga sadar gizi itu.
Kemudian bagaimana kegiatan dalam pelaksanaan program
keluarga sadar gizi, indikator keluarga sadar gizi itu apa
saja lalu yang terakhir bagiamana menyusun menu
seimbang untuk keluarga sekaligus nanti akan menjelaskan
cara membuat membuat makanan yang bergizi untuk balita
itu seperti apa. Untuk mengefisiensikan waktu, langsung
saja saya berikan waktu kepada penyaji untuk memaparkan
materinya selama kurang lebih 20 menit. kepadanya di
persilahkan
Penyaji I : Terimakasih kepada moderator yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menyampaikan materi.
Assalamualikum, selamat pagi bapak dan ibu.
Peserta : Waalaikumussalam, selamat pagi.
Penyaji I : Perkenalkan nama saya Muhammad Muttaqien , saya
mahasiwa poltekkes mataram tingkat II D IV keperawatan
mataram. Baik bapak ibu sebelum saya menyampaikan
materi saya ingin mengajak bapak ibu untuk bersama-sama
meneriakkan yel-yel. Ketika saya mengatakan “GIZI
SEIMBANG” maka bapak ibu mengatakan “NTB
GEMILANG”. Baik kita lanjut ke materi, berikut
ulasannya. Baik terimakasih saya ucapkan kepada bapak
dan ibu, mungkin dari penjelasan saya yang tadi ada dari
bapak dan ibu yang kurang di mengerti nanti bisa di
tanyakan pada saat sesi tanya jawab. Baik saya kembalikan
kepada moderator
Moderator : Terimakasih kepada pemateri yang sudah memaparkan
materinya.
Baik bapak dan ibu apakah masih semangat?
Peserta : Masih
Moderator : Baik kita tes dulu semangatnya. “GIZI SEIMBANG”
Perseta : “ NTB GEMILANG”
Moderator : Baik terimaksih bapak ibu atas semangatnya. Langsung
saja untuk pemateri berikutnya untuk menjelaskan
bagaimana cara menyusun menu seimbang untuk keluarga
sekaligus nanti akan menjelaskan cara membuat makanan
yang bergizi untuk balita . waktu dan tempatnya di
persilahkan
Penyaji II : Terimakasih kepada moderator yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menyampaikan materi.
Assalamualikum, selamat pagi bapak dan ibu.
Peserta : Waalaikumussalam, selamat pagi.
Penyaji II : Perkenalkan nama saya Lalu , saya mahasiwa poltekkes
mataram tingkat II D IV keperawatan mataram. Untuk
mempersingkat waktu saya langsung akan menjelaskan
materi seperti yang sudah di katakana oleh moderator,
berikut penjelasannya.
Baik terimakasih saya ucapkan kepada bapak dan ibu,
mungkin dari penjelasan saya yang tadi ada dari bapak dan
ibu yang kurang di mengerti nanti bisa di tanyakan pada
saat sesi tanya jawab. Baik saya kembalikan kepada
moderator
Moderator : Terimakasih kepada pemateri yang telah menyampaikan
materinya.
Sekarang kita beralih ke sesi tanya jawab, silahkan kepada
bapak dan ibu yang sekiranya dari penjelasan yang telah di
sampaikan ada yang kurang di mengerti, bisa langsung di
tanyakan dengan menyebutkan nama, dan pertanyaan harus
singkat padat dan jelas. Kepada bapak dan ibu di
persilahkan untuk bertanya.
Penanya 1 : perkenalkan nama saya ibu Titin, pertanyaan saya tadi
sudah di jelaskan oleh pemateri pertama tentang pengertian
keluarga sadar gizi itu seperti apa, pertanyaan saya coba
tolong di jelaskan yang lebih spesifik apa pengertian
keluarga sadar gizi itu , supaya mudah di mengerti dan di
ingat
Moderator : baik selanjutnya
Penanya 2 : perkenalkan nama saya Ibu Mery, pertanyaan saya
bagaimana caranya tujuan pembinaan keluarga sadar gizi
itu bisa tercapai ?
Moderator : baik selanjutnya
Penanya 3 : perkenalkan nama saya Ibu Rista, pertanyaan saya coba di
jelaskan kemballi apa saja program keluarga sadar gizi ?
Moderator : baik selanjutnya
Penanya 4 : perkenalkan nama saya Ibu Anggi, pertanyaan saya
pertanyaan saya coba di ulang kembali bagaimana cara
menyusun menu seimbang untuk keluarga ?
Moderator : baik petanyaannya sudah di tamping dan di tulis oleh
notulis. Baik saya persilahkan kepada pemateri untuk
menjawab pertanyaan yang sudah di paparkan
Pemateri : baik saya akan menjawab pertanyaan yang pertama apa
pengertian kadarzi secara lebih spesifik. Kadarzi adalah
keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu
mengenali dan mengatasi masalah gizi anggota
keluarganya. Yang dimaksud perilaku gizi seimbang adalah
pengetahuan, sikap dan praktek keluarga mengkonsumsi
makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat.
Moderator : baik kepada penanya apakah sudah jelas ?
Penanya 1 : jelas
Moderator : baik pertanyaan selanjutnya
Pemateri : saya akan mencoba menjawab pertanyaan kedua. Seperti
yang sudah di jelaskan tujuan pembinaan itu seperti apa.
Tujuan pembinaan keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalah:
1. Menimbang balita ke posyandu secara berkala
2. Mampu mengenali tanda-tanda sederhana keadaan
kelainan gizi (gizi kurang dan gizi lebih)
3. Mampu menerapkan susunan hidangan yang baik dan
benar, sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang
(PUGS)
4. Mampu mencegah dan mengatasi kejadian, atau
mencari rujukan, manakala terjadi kelainan gizi di
dalam keluarga
5. Menghasilkan makanan melalui pekarangan.
Lalo bagaimana cara supaya tujuan itu bisa tercapai?
Jawabannya kita sudah mengaplikasikan tujuan
pembinaan keluarga sadar gizi tersebut, baru bisa
dikatakan tujuan itu bisa tercapai
Moderator : bagaimana penanya apakah sudah jelas ?
Penanya 2 : jelas
Moderator : baik selanjutnya pertanyaan ketiga saya persilahkan
kepada pemateri untuk menjawab pertanyaannya
Pemateri : baik saya akan mencoba jawab pertanyaan yang ketiga.
Tahun 1998 telah dicanangkan gerakan keluarga sadar gizi
(Kadarzi) yang dimotori oleh Departemen Kesehatan
dengan tujuan agar pada tahun 2000 paling tidak setengah
keluarga Indonesia telah menjadi keluarga sadar gizi.
Maksutnya disini pemerintah sudah memprogramkan untuk
setiap keluarga agar mengarah pada keluarga yang sadar
akan gizi di keluarganya, supaya tidak terjadi penyakit
seperti kurang gizi, gizi buruk dan lain-lainnya
Moderator : bagaimana penanya apakah sudah jelas ?
Penanya 3 : jelas
Moderator : kemudian pertanyaan yang terakhir saya persilahkan
pemateri untuk menjawabnya
Pemateri : Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari penanya
yang ke empat .
Dalam penyusunan menu makanan perlu diperhatikan
syarat-syarat sebagai berikut:
 Jumlah makanan harus sesuai dengan jumlah
anggota keluarga
 Makanan harus dapat menyediakan zat-zat gizi
 Makanan harus dalam jangkauan keuangan
keluarga
 Hidangan harus dinikmati oleh seluruh keluarga
 Menyusun daftar menu
 Menilai hasil konsumsi.
Selain itu juga yang perlu di perhatikan adalah :
 Pemilihan Bahan Makanan
 Perencanaan Menyusun Menu
Moderator : bagaimana penanya apakah jelas ?
Penanya 4 : jelas
Moderator : baik karena pertanyaan sudah terjawab semua, sebelum
saya mengakhiri acara pada pagi hari ini, saya ingin
melakukan tahap evaluasi dimana saya akan melontarkan 1
atau 2 pertanyaan yang akan membuktikan apakah bapak
dan ibu sudah paham dengan apa yang sudah di sampaikan,
supaya ada timbal balek antara peserta dengan pihak kami.
Baiklah akan kita mulai, pertanyaannya :
1. Bisakah bapak dan ibu mengulangi bagaimana cara
membuat brokoli sosis untuk balita? Atau cara
membuat bubur bergizi untuk balita ?
Peserta : Menjawab
Moderator : baik karena pertanyaan sudah terjawab, sebelum saya
mengakhiri acara pada pagi hari ini harapan kami adalah
semoga apa yang di sampaikan tadi dapat di aplikasikan
pada kehidupan sehari-hari bapak dan ibu, atas perhatian
dan kesempatannya saya ucapkan terimaksih.
Assalamualiakum, selamat pagi
Peserta : waalaikumussalam, selamat pagi

Anda mungkin juga menyukai